PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Politeknik Perkapalan adalah salah satu civitas akademika yang
salah satu program studi yang ada di dalamnya adalah Teknik Keselamatan
dan Kesehatan Kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat diperlukan di
Industri karena dengan hal itulah kecelakaan, penyakit akibat kerja (PAK),
dan kerusakan material maupun alat dapat dicegah, dikurangi, bahkan
dihilangkan. Salah satu industri yang sangat menggunakan jasa ahli
keselamatan dan kesehatan kerja (k3) adalah industri yang menggunakan
mesin diesel dalam proses produksi maupun pengoperasiannya.
Pada semester empat ini, mahasiswa jurusan Teknik Keselamatan
dan Kesehatan Kerja mendapatkan mata kuliah praktikum Motor Bakar yang
dilaksanakan di bengkel Motor Bakar. Pada praktikum ini terdapat tiga
praktikum, yaitu Praktikum Kamar Mesin, Kamar Kontrol, dan Kamar
Kapten. Untuk yang Praktikum yang pertama kali dilakukan adalah Praktikum
Kamar Mesin yang menggunakan Mesin Diesel 2 tak.
Mesin diesesl adalah sejenis mesin pembakaran dalam dan yang
lebih spesifik lagi adalah sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar
dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat benergi
lain seperti busi . (Wikipedia, 2012)
Mesin bisa dijalankan secara manual maupun otomatis.
Menjalankan mesin dengan cara manual memerlukan ketelitian dalam
melakukan setiap langkah pengoperasiannya. Tahapan – tahapan
pengoperasian mesin diesel secara manual meliputi pemeriksaan awal,
pengoperasian mesin secara manual, dan penghentian pengoperasian mesin
harus dilakukan dengan baik dan tepat.
Kegiatan yang dilakukan pada praktikum di kamar mesin adalah
melakukan pengamatan dan menganalisa kenaikan kecepatan putaran mesin
secara bertahap. Sebelum memulai melakukan praktikum di kamar mesin kita
harus melakukan beberapa pemeriksaan awal. Pemeriksaan awal pada kamar
mesin meliputi Pemeriksaan dan pengaturan katup – katup pendingin,
pengecekan udara dan tekanan yang ada di dalam kompresor, Menge-drain
udara yang terkondensasi di dalam kompresor , pemeriksaan minyak pelumas,
pemeriksaan bahan bakar, dan pengecekan air.
1.2 Tujuan
Percobaan pengoperasian mesin secara manual dilakukan dengan tujuan agar
praktikan dapat mengetahui dan mampu menerapkan hal – hal yang telah
diberikan sebelumnya yang berkenaan dengan pengoperasian mesin secara
manual.
BAB II
LANDASAN TEORI
RPM = 821
Mesin = 2 tag
Z =4
4.2 Perhitungan
1. IP (indicated Power) watt
𝑧 ×𝑎× 𝑝𝑖×𝑙 ×𝑛
IP =
𝐶
4×0,0092×5,4×105 ×0,127×821
=
1
= 20,72 . 105 watt
2. Bp (brade power)
𝑧 ×𝑎× 𝑝𝑒×𝑙 ×𝑛
Bp =
𝐶
4×0,0092×4,5×105 ×0,127×821
=
1
= 17,26 watt
3. Fuel consumtion
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑜𝑓 𝑓𝑢𝑒𝑙
Mb =
𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑛𝑒𝑒𝑑𝑒𝑑
100×0,001
=
52,63×1⁄3600
= 6,84 kg/jam
4. SFOC (spesifik fuel oil consumtion)
𝑀𝐵
SFOC =
𝐵𝑃
𝑘𝑔
6,84𝑗𝑎𝑚
=
17,26×105 𝑤𝑎𝑡𝑡
= 0,396 x 105 kg/kw jam
5. Pe (power electrical)
PE = Va . Ia . cos µ
= 220 . 65 . 0,8
= 11440 watt
= 11,44 kw
6. efisiensi mekanik 𝜂
𝐵𝑃
𝜂= × 100%
𝐼𝑃
17,26 ×105
𝜂= × 100%
20,72×105
𝜂 = 83,3 %
7. 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑘𝑛𝑖𝑠
𝐵𝑃
𝜂= × 100%
𝑚𝑏×𝑐𝑝
17,26
𝜂= × 100%
6,84×43250×105
𝜂 = 0,58 %
8. α (air flow rate)
Q = k√∆𝑃
= 30√15
= 116,19
𝑄×𝑃
α=
𝑚𝑏
116,19×1293
α=
6,84
α = 21,96
4.3 kurva/grafik
4.3.1 Grafik Fungsi Hubungan antara IP dan RPM
20 0
20.72
15 15
0
10 10
0
5 5
0
0 1
0
200 400 600 800 821
10 10
0
5 5
0
0 0
200 400 600 800 821
0
200 400 600 800 821
Gambar 4.4 Grafik Fungsi Hubungan antara MB (Konsumsi Bahan Bakar) dan RPM
4.3.5 Grafik Fungsi Hubungan antara Air Flow Rate dan RPM
Gambar 4.5 Grafik Fungsi Hubungan antara Air Flow Rate dan RPM
4.3.6 Grafik Fungsi Hubungan antara Power Effective dan RPM
Gambar 4.6 Grafik Fungsi Hubungan antara Power Effective dan RPM
4.3.7 Grafik Fungsi Hubungan antara Efisiensi Mekanis dan RPM
80
60
40
20
0
200 400 600 800 821
Gambar 4.7 Grafik Fungsi Hubungan antara Efisiensi Mekanis dan RPM
4.3.8 Grafik Fungsi Hubungan antara Efisiensi teknis dan RPM
Gambar 4.8 Grafik Fungsi Hubungan antara Efisiensi teknis dan RPM
4.4 Pembahasan
Dari hasil praktikum didapatkan hasil seperti pada tabel 3.1. dimana
jenis motor yang digunakan pada saat praktikum adalah motor diesel dengan
ukuran atau besar motor pada saat adalah 80%-90% dari MCR (Maximum
Continous Rating). Besarnya suatu motor diesel (rating) diukur dengan
besarnya daya (Power) yang dapat dihasilkan oleh motor tersebut. Dimana
daya yang digunakan adalah daya indikator (indicated Power) dan daya
efektif (Efective brake Power).
Dari hasil efisiensi diatas, tentu akan berpengaruh pada pemakaian
bahan bakar. Dimana semakin tinggi efisiensinya, maka semakin besar pula
konsumsi bahan bakarnya.
BAB V
KESIMPULAN
https://teknikkendaraanringan-otomotif.blogspot.com/2013/11/sistem-bahan-
bakar-diesel.html
http://perkapalan.blog.undip.ac.id