Anda di halaman 1dari 50

11.1.

FUEL OIL SYSTEM FUNCTION


- Auxiliary machineries -

Sumarcatur R Budi
DEVELOPMENT DEPT.

Effective date : 12 juli 2010


Syarat & keadaan bahan bakar

• Bahan bakar tersebut harus bersih, tidak tercampur


dengan bahan bahan yang tidak berguna bahkan
berbahaya.
• Bahan bakar tersebut harus memiliki kekentalan /
viskositas yang sesuai dengan kebutuhan /
karakteristik mesinnya.
• Bahan bakar harus bisa dikabutkan dengan
sempurna (atomized = terpecah sebagai atom
atom).
• Bahan bakar tersebut harus dapat dikabutkan
(injected) ke dalam silinder dalam waktu dan
jumlah yang tepat.
Jenis Bahan Bakar

Jenis Bahan Bakar yang Umum Digunakan:


• Bahan Bakar Ringan (Distillate Fuels)
• Bahan Bakar Berat (Residual Fuels)

11. auxiliary machineries


Persyaratan Bahan Bakar Ringan (Distillate Fuels)
ISO 8217
[bag.1]
Persyaratan Bahan Bakar Ringan (Distillate Fuels)
ISO 8217
[bag.2]
Persyaratan untuk Bahan Bakar Berat (Residual Fuels)
ISO 8217
Pengecekan Viskositas dari Penerimaan Bunker
Barge

• Prosedur bunker dan Bunker Delivery Note.


• Dengan dasar “Bunker Delivery Note” (BDN), akan
diketahui :
- Viskositas : 50°celsius
- Density : 15°celsius
- Jumlah bahan bakar satuan massa
- Volume (m3) ukuran tangki -- volume
- Viskositas dan density yang harus diketahui
untuk menentukan CCAI
(CCAI = Calculated Carbon Aromatic Index)
Caution!
Perlu dilakukan pengecekan ulang dengan uji sampel
laboratorium untuk memastikan kebenaran data BDN
Diagram / Kurva Viskositas.
Diagram / Kurva Densitas

Density = f(Temperature °C)

1000

975

950
Density kg/m³

925

900

875

850

825
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Temperature °C
Keadaan Bahan Bakar yang Diinginkan di Dalam Double
Bottom Tank

Berapa viskositas tertinggi bahan bakar yang bisa dipompa dari


double bottom tank?
Berapa suhu terendah yang bisa diterapkan pada bahan bakar
dalam double bottom tank, apa hubungannya dengan pour
point dan cloud point bahan bakar, dan apa efeknya?
 Keadaan / spec bahan bakar mempengaruhi berapa
derajat suhu yang dibutuhkan dalam tangki
penyimpanan/storage.
 Cloud point.
 Additive yang digunakan.
 Perlu diperhatikan pour point dan pump ability dari
tingkat viskositasnya.
Lanjutan …

• Flash point.
Uap bahan bakar mulai terbentuk yang bisa menyala bila
tersentuh pemicu, bisa menjadi ledakan.
• Self ignition point.
Uap bahan bakar semakin banyak dan bisa menyala tanpa
ada pemicu dari luar.
• Cloud point.
Mulai terlihat keruh karena paraffin mulai terbentuk, 3 – 4
deg C di atas pour point.
• Pour point.
Batas dimana minyak tidak bisa dipompa lagi dengan
banyaknya paraffin yang terbentuk. Paraffine yang yang
terbentuk tidak bisa larut kembali meskipun minyak tersebut
dipanaskan.(IF 180/380 – 30oC).
Kebijakan Perusahaan
untuk Bahan Bakar

“Bahan bakar bunkering tidak boleh digunakan


sebelum hasil uji laboratorium dikeluarkan”

Hal ini harus dilakukan untuk:


• Mengetahui kondisi bahan bakar
! !
yang sebenarnya. I
N
• Memberikan penanganan I SI
D
(treatment) yang tepat pada bahan K
C
bakar sebelum diinjeksikan ke LI
C
dalam ruang pembakaran mesin
diesel.
Fuel Oil System
Fuel Oil System
(gambaran umum & sederhana)
Parts of Fuel Oil System
-Treatment-

• Storage tank – Double bottom tank.


• Coil heater.
• Transfer pump.
• Settling tank.
• Filter.
• Heater.
• Separator – Purifier.
• Service tank – day tank.
Part of complete system
-ME System-
• Service tank – day tank.
• Heater coil.
• Filter.
• Supply pump.
• Mixing tank.
• Circulating pump.
• Pre heater (final).
• Injection pump.
• Injection valve – Injector.
Storage tank – Double bottom tank

• Sebagai tempat penyimpanan bahan bakar di


kapal.
• Pada umumnya terdapat di dasar berganda.
• Harus memiliki heater atau sistem pemanas
yang digunakan untuk treatment bahan
bakar.
• Dilengkapi dengan sounding pipe yang
berfungsi untuk memantau tinggi permukaan
minyak yang tersimpan di dalamnya
sekaligus untuk memasukkan alat monitor
suhu.
Storage tank – Double bottom tank

• Dalam penggunaannya tanki dasar berganda


dilengkapi dengan tabel atau diagram untuk
menentukan isi/volume minyak yang
dikoreksi dengan trim kapal.

• Sehingga isi tangki bisa diukur dalam kondisi


trim yang berbeda beda.
Coil heater
• Coil heater merupakan alat pemindah panas dari
media pembawa panas baik berupa uap/steam
ataupun minyak pemanas/thermal oil ke bahan
bakar minyak.

• Fungsi pemasangan coil heater di dalam storage


tank adalah untuk mempertahankan suhu bahan
bakar agar tetap berada di atas pour point-nya
dan untuk menjaga kekentalan bahan bakar agar
tidak kehilangan sifat pumpability-nya.

• Pumpability = dapat dipompa (viscosity < 700 cSt)


Daya pemanasan coil heater
“Dalam proses pemanasan, yang perlu diperhatikan di
dalam sistem adalah kapasitas/daya pemanasan yang
diserap atau diberikan antara fluida pemanas dengan
fluida penyerap panas.”

Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas pemanasan


oleh coil heater terhadap minyak di storage tank a.l.:
– Selisih suhu yang diinginkan antara suhu awal sebelum
pemanasan dengan suhu yang diinginkan.
– Massa fluida pemanas yang dialirkan.
– Panas jenis dari fluida pemanas yang dialirkan.
– Waktu pemanasan yang dari suhu awal ke suhu yang
diinginkan.
Daya pemanasan coil heater

“Bagaimana cara untuk mengetahui berapa besar


daya yang dibutuhkan oleh pemanas untuk
pemanasan bahan bakar pada bunker bahan
bakar?”

INGAT !!!

“Panas jenis menentukan berapa banyak steam


atau energi listrik yang digunakan untuk
memanaskan minyak ke suhu yang dikehendaki”
Daya pemanasan coil heater
“Minyak ringan memiliki panas jenis yang rendah,
sedangkan minyak yang lebih berat memiliki panas
jenis yang lebih tinggi”

Sehingga, untuk mengetahui kapasitas pemanasan bahan


bahan bakar di dalam bunker dapat mengacu pada formula di
bawah ini:

Daya (kW) = c (kJ/kgºK) . m (kg) . ∆T (ºK) / waktu (sekon)

Dengan, m (kg) = Volume tanki x densitas bahan bakar

Dimana: c= kalor jenis bahan bakar (kJ/kgºC)


m= massa bahan bakar (kg)
∆T = selisih temperatur yang diinginkan (ºC)
t= waktu pemanasan yang diperlukan (s)
Coil heater

• Proses pemindahan panas bisa dimonitor dari


suhu atau tekanan uap masuk dan uap keluar
heater.

• Perpindahan panas yang terjadi diukur dari selisih


panas (suhu) antara uap/minyak masuk dan
keluar.

• Permukaan coil heater yang bersentuhan dengan


minyak yang dipanaskan tidak boleh terhalang
(biasanya oleh endapan carbon).
Contoh gambar coil heater
Transfer pump

• Digunakan untuk memindahkan bahan


bakar minyak dari storage tank ke settling
tank.
• Transfer pump berupa pompa roda
gigi/gear pump sehingga pemindahan
minyak bahan bakar dari tangki yang
posisinya lebih rendah ke tangki settling
yang posisinya lebih tinggi bisa efektif.

11. auxiliary machineries


Gambar contoh gear pump
Settling tank – Tangki endap
• Digunakan untuk menampung bahan bakar minyak
membuatnya tenang dan memanasinya sehingga
bahan-bahan ikutan yang berat, termasuk air akan
mengendap di dasar tangki.
• Pada tangki ini ada pipa pengisian dan pipa aliran
dari service tank apabila tangki service terlalu
penuh.
• Tangki ini dilengkapi dengan petunjuk permukaan
isi, kran untuk membuang/drain endapan, pipa
vent/peranginan dan coil pemanas.
• Dilengkapi dengan coil heater baik yang
menggunakan steam maupun elektrik.
11. auxiliary machineries
Filter

• Fungsi filter adalah untuk:


- limitasi.
Memberi batas seberapa besar ukuran bahan
ikutan yang bisa ditahan oleh filter.
• Umumnya filter di pasangkan double, sehingga
pada saat satu kotor dan mampat, bisa
digunakan filter lain sementara filter yang kotor
dibersihkan.
• Perbedaan tekanan sebelum dan sesudah filter
bisa menjadi indikasi kotornya atau
tersumbatnya filter.
Filter
Contoh ukuran filter

11. auxiliary machineries


Heater
• Heater di sini berfungsi untuk memanaskan
bahan bakar yang akan diproses di separator.
• Heater ini harus mampu menaikkan suhu
menjadi yang sesuai dengan suhu sempurna
bahan bakar untuk di purifier (98°C) dari suhu
awalnya di settling tank.
• Heater ini bisa berupa steam heater, thermal oil
heater atupun electric heater.
• Kapasitas heater tidak boleh lebih dari 1,1
watt/cm2 untuk tidak merusak minyak yang
dipanasi karena pemanasan setempat.
Contoh spec electric heater
Separator – Purifier,Akan dibahas lebih dalam pada materi
yang lain.

• Fungsi purifier adalah untuk memisahkan


kontaminan yang ada dalam bahan bakar minyak
dengan gaya sentrifugal yang terbentuk karena
putaran tinggi dari bowl-bowl di dalam purifier.

• Purifier akan berfungsi maksimal bila jumlah


minyak yang diproses kecil (20% - 30% kapasitas)
dan suhu minyak cukup tinggi (98°C) sehingga
mencapai tingkat ke encer an maksimal tetapi tidak
sampai menguapkan air di dalam proses (sealing
water).
• Pemilihan atau penentuan ukuran gravity
disc, suhu dan feed rate (jumlah masukan)
menjadi sangat penting dalam
mengoperasikan purifier ini.

---- materi ini akan dibahas lebih lanjut


pada materi purification system----
Contoh gambar purifier.
Service tank – Day tank

• Digunakan untuk menampung bahan bakar minyak


yang sudah bersih dan siap untuk digunakan, hanya
viscositas nya yang belum sesuai sehingga masih
perlu dipanaskan lagi untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan mesin.
• Pemanasan menggunakan coil heater dengan
media steam atau elektrik.
• Pada tangki ini ada pipa pengisian
• Tangki ini dilengkapi dengan petunjuk permukaan
isi, kran untuk membuang/drain endapan, pipa
vent/peranginan dan coil pemanas.
Fine Filter

• Sama hal nya dengan filter sebelum transfer


pump, filter disini juga membatasi kontaminan
yang ada dalam bahan bakar, namun ukuran
filternya lebih halus untuk mengamankan mesin
sebelum bahan bakar digunakan.

• Ukuran Mesh yang dipakai ≤ 35 micron


(KM. Magnolia filter mesh 35 µm).
Supply pump

• Memindahkan bahan bakar dari tanki


harian menuju ke mixing tank.

• Jenis pompa : screw pump atau gear


pump

• Tekanan pompa mengacu pada engine


maker sampai dengan 4 bar.
Mixing Tank
• Memisahkan uap dan minyak akibat penurunan
tekanan bahan bakar dari injektor (10 bar ke 4 bar).
• Memberikan penambahan suhu dengan mencampur
bahan bakar dari supply system dengan bahan
bakar return line dari pompa bahan bakar.
• Kapasitas mixing tank harus mampu menampung
dan memenuhi kapasitas bahan bakar untuk mesin
dan kapasitas bahan bakar dari return line.
• Detail desain mengacu pada engine maker
• Letak: dipasang pada main engine
• Uap menuju ke service tank  Minyak menuju ke
sisi hisap pompa circulating
Circulating pump

• Digunakan untuk menghantarkan bahan bakar dari


supply pump atau dari mixing tank ke pompa bahan
bakar dan untuk mensirkulasikan kembali bahan
bakar dari return line pompa bahan bakar menuju ke
pompa bahan bakar lagi setelah melalui mixing tank.
• Menaikkan tekanan aliran bahan bakar dari supply
system ke pompa bahan bakar sampai dengan 10
bar.
• Menggunakan pompa roda gigi atau gear pump.
• Kapasitas dan kecepatan aliran pemompaan
mengacu pada engine maker.
Pre-heater (final)
• Pemanas akhir bahan bakar sebelum pompa bahan bakar.
• Media pemanas dapat menggunakan steam dari boiler atau thermal oil
dari thermal oil boiler.
• Pengaturan kapasitas pemanasan ditujukan untuk mendapatkan nilai
viskositas bahan bakar sesuai dengan kebutuhan engine (sesuai dengan
rekomendasi engine maker)
• Tinggi rendahnya nilai viskositas bahan bakar dari pemanasan
berpengaruh terhadap jumlah massa bahan bakar yang diinjeksikan ke
dalam ruang bakar.

T↑=υ↓=δ↓
Keterangan simbol:
T = Temperatur bahan bakar
υ = viskositas
δ = densitas
Pre-heater (final)
Injection pump

• Bagian utama : Plunger & Barrel


Return line

Inlet

Closing Open
position position
Rack handle
Injection pump

• Mekanisme pompa diatur oleh camshaft.


• Pengaturan camshaft untuk mekanisme pompa
mempengaruhi timing injection (waktu injeksi)
bahan bakar ke dalam ruang bakar.

Camshaft
Injection valve - Injector

• Berfungsi untuk mengabutkan bakar bakar


menjadi butiran-butiran kecil (atomized).
• Semakin bagus pengkabutan akan semakin
efektif pula butiran-butiran bahan bakar tersebut
bercampur dengan massa udara yang
dikompresikan ke dalam ruang bakar.
• Kebutuhan untuk atomisasi bahan bakar dengan
mengatur viskositas (suhu) dan tekanan
spring/pegas injection valve.
• Tekanan injektor mencapai >300 bar.
Injection valve - Injector

Return line

Inlet

Closing Open
position position
Rack handle
Injection valve - Injector

D −d 2 2
pc = 2
⋅p 0
D
p0 = tekanan untuk membuka valve
pc = tekanan spring valve

Typical wear on Injection Valve

Anda mungkin juga menyukai