Anda di halaman 1dari 6

Mengenal fungsi AVR pada Generator AC 3

Phase
Beberapa Fungsi AVR pada generator 3 phase

Mengenal fungsi AVR pada Alternator atau Generator AC 3


Phase
Listrik yang banyak kita gunakan untuk keperluan sehari hari adalah listrik dengan jenis
Arus bolak balik atau AC (Alternating Current).

Energi listrik arus bolak balik atau listrik AC (Alternating Current) berasal dari suatu
pembangkit listrik atau Generator listrik AC 3 Phase.

Pembangkit listrik AC 3 Phase atau yang biasa disebut dengan Generator Listrik AC adalah
suatu alat yang digerakkan oleh suatu sumber tenaga gerak dan mengubah tenaga gerak
tersebut menjadi energi listrik dengan Prinsip induksi magnetik atau Gaya gerak listrik
(GGL).
Baca juga: Apa itu Gaya Gerak Listrik (GGL)

Generator listrik arus bolak balik atau AC (Alternating Current) disebut juga dengan
Alternator (Alternating Current Generator).

Seperti yang kita ketahui listrik arus bolak balik (AC) dihasilkan dari suatu penghantar yang
bergerak memotong medan magnet.

Seperti halnya prinsip kerja suatu pembangkit listrik atau Generator listrik arus bolak balik
dapat menghasilkan listrik dengan cara kerja yang sama dengan prinsip GGL.

Namun, Pada dasarnya sebuah Generator menghasilkan listrik dengan besar tegangan listrik
yang tidak tetap (berubah-ubah).

Tegangan listrik yang tidak tetap atau naik turun, dapat menyebabkan gangguan dan
kerusakan pada berbagai peralatan listrik dan generator itu sendiri.
Penyebab tegangan genset naik-turun dan perbaikannya

"Oleh karena itu pada sebuah Pembangkit listrik atau Generator listrik arus bolak
balik dilengkapi dengan suatu alat yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan listrik
keluaran (Output Voltage) dari Sebuah generator tersebut"

Alat yang berfungsi untuk mengatur tegangan listrik keluaran generator tersebut kita kenal
dengan nama AVR.
AVR (Automatic Voltage Regulator) pada sebuah Generator, memiliki berbagai fungsi, tidak
hanya untuk menstabilkan Tegangan keluaran dari generator listrik, namun juga memiliki
berbagai fungsi lainnya.

Fungsi AVR
Mengenal berbagai fungsi AVR pada Alternator atau Generator listrik AC 3 Phase

Sebagai alat untuk mengatur tegangan keluaran (Output Voltage) Alternator atau
generator listrik.

Sebagai stability dan pengatur Droop Voltage (Tegangan jatuh) untuk Generator yang
dijalankan secara Paralel (Synchronous Generator).

Sebagai sistem pengaman Tegangan lebih (Over Voltage) dan Beban atau Arus lebih
(Over Current) yang terjadi pada Generator.

# 1. AVR Sebagai alat untuk mengatur tegangan keluaran


(Output Voltage) suatu generator listrik AC 3 Phase agar tetap
Stabil.
Bagaimana Prinsip kerja AVR dalam mengatur tegangan keluaran (Output Voltage)
pada sebuah Generator ?

Berikut beberapa contoh Wiring diagram pemasangan AVR pada Alternator

Diagram AVR AVK MA-330


Diagram AVR R-450

Prinsip kerja AVR pada Alternator atau Generator listrik AC 3 Phase ada dua jenis, sesuai
dengan sistem Excitation pada generator tersebut.

Dua jenis sistem excitation (Exciter) pada generator AC 3 Phase, yaitu :

1. Self - Excited Generator

2. PMG Excited Generator

Diagram AVR

Perbedaan dari kedua sistem ini terletak pada penambahan magnet permanen (PMG =
Permanent Magnet Generator).

Pada sistem PMG Excited Generators dilengkapi dengan PMG (Permanent Magnet
Generator) sedangkan pada sistem Self Excited Generator tidak dilengkapi dengan PMG
(Permanent Magnet Generator).

Sistem excitation (Exciter) dengan PMG memiliki kelebihan dalam memberikan supplai
tegangan yang lebih stabil ke gulungan Exciter.

Prinsip kerja AVR pada generator dengan sistem Self-Excited Generators

1. AVR menerima tegangan keluaran dari gulungan utama generator, dan digunakan
sebagai supplai untuk dikirimkan ke gulungan Exciter. Selain itu Tegangan yang
diterima AVR dari gulungan utama digunakan sebagai Sensing atau Sensor seberapa
besar tegangan yang dihasilkan oleh generator tersebut.
2. Besarnya tegangan yang dikirimkan AVR ke gulungan Exciter disesuaikan dengan
Tegangan keluaran Generator yang diterima (Sensing) AVR dari Gulungan utama
Generator (Output Voltage).
3. Jika tegangan keluaran yang dihasilkan Generator kurang dari tegangan yang
diinginkan, maka AVR akan mengirimkan tegangan yang lebih ke gulungan Exciter,
lalu AVR akan mengurangi supplai tegangan ke gulungan Exciter jika tegangan yang
disensornya dari gulungan utama Generator sudah mencapai nilai tegangan yang
diinginkan.

Semakin tinggi tegangan yang dikirimkan ke gulungan Exciter, akan semakin besar
tegangan keluaran (Output Voltage) dari Generator tersebut.

Prinsip kerja AVR pada generator dengan sistem PMG-Excited Generators

Prinsip kerja AVR pada generator dengan sistem PMG-Excited Generator hampir sama
dengan Prinsip kerja AVR pada Generator dengan sistem Self-Excited Generator,
perbedaannya hanya :

1. PMG (Permanent Magnet Generator) terdiri dari dua bagian yaitu PMG rotor dan
PMG stator. PMG menghasilkan tegangan yang dikirmkan ke AVR untuk dikirimkan
kembali ke gulungan Exciter. Tegangan yang dihasilkan PMG bersifat tetap, atau
sesuai dengan kecepatan putaran penggerak Generator tersebut.
2. Jika pada Self-Excited Generator Gulungan Exciter menghasilkan listrik sendiri untuk
supplai ke gulungan rotor, sedangkan pada sistem PMG-Excited Generators,
Gulungan Exciter mendapatkan bantuan supplai tegangan dari PMG.

# 2. AVR Sebagai stability dan pengatur Droop Voltage


(Tegangan jatuh) untuk Generator yang dijalankan secara
Paralel (Synchronous Generator).
Contoh Wiring diagram AVR dilengkapi Droop Kit
Diagram AVR

Selain sebagai pengatur tegangan keluaran (Output Voltage) pada Generator listrik AC 3
Phase, AVR juga berfungsi sebagai pengatur tegangan jatuh (Droop Voltage) pada Generator
yang dioperasikan secara paralel.

Generator yang dioperasikan secara paralel harus memiliki besar tegangan yang sama antara
masing-masing Generator yang diparalelkan tersebut.

Namun ada kalanya saat beban yang diterima mengalami lonjakan, atau terjadi beban / Arus
yang tiba tiba naik secara mendadak, akan menyebabkan tegangan dari generator akan jatuh
(Droop Voltage).

Jika tegangan jatuh (Droop Voltage) yang terjadi dialami oleh salah satu Generator, akan
menyebabkan perbedaan nilai tegangan antara kedua genset yang diparalel, dan hal ini akan
menyebabkan salah satu Generator akan menanggung beban daya lebih besar dari generator
yang lainnya.

Ketidak seimbangan beban akan menyebabkan Generator yang menanggung beban arus lebih
tinggi akan mengalami Over load (Kelebihan beban) dan trip.

AVR akan mendeteksi terjadinya tegangan jatuh (Droop Voltage) dan tetap menjaga kondisi
tegangan masing masing Generator tetap stabil, meski mengalami lonjakan arus atau beban
yang mendadak.

Dalam mendeteksi Droop Voltage, AVR dilengkapi dengan sistem atau alat yang disebut
dengan Droop kit (Droop CT). Droop kit terpasang pada kabel keluaran dari gulungan
utama generator, untuk sensor beban atau Ampere yang melewati kabel gulungan utama
tersebut.

# 3. Sebagai sistem pengaman Tegangan lebih (Over Voltage)


dan Beban atau Arus lebih (Over Current) yang terjadi pada
Generator.
AVR juga dilengkapi dengan pengaman terhadap berbagai gangguan yang mungkin terjadi
pada sistem Generator.

AVR dilengkapi dengan pengaman OVER CURRENT EXCITER, Jika generator diberikan
beban daya melebihi kemampuan generator tersebut, secara otomatis AVR akan berusaha
mengirimkan tegangan yang besar juga ke gulungan EXCITER.

Jika Arus yang dikirimkan ke EXCITER melebih batasan yang sudah diatur pada AVR,
rangkaian listrik dari AVR ke gulungan Exciter akan terputus, dan juga menyebabkan
Gulungan utama Generator tidak akan mengeluarkan tegangan lagi.

Demikianlah sedikit penjelasan mengenai pengenalan AVR dan berbagai fungsinya pada
Generator atau Alternator listrik AC 3 phase.

Anda mungkin juga menyukai