DIBUAT OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas ijinnya lah kami dapat
menyelesaikan laporan akhir ini. Laporan akhir ini dibuat sebagai syarat Ujian Akhir Semester
(UAS) matakuliah Aplikasi Komputer dalam Sistem Tenaga Listrik. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada Dr.Eng. Suharyanto, ST, M.Eng. yang telah membimbing kami selama kuliah
berlangsung, selain itu pula kami ucapkan terimakasih kepada mas Danang dan yang lainnya
yang telah membantu dalam proses pengerjaan tugas ini.
Tugas ini berjudul “Proteksi Under Voltage Motor Induksi 1 Fase”. Sesuai dengan judulnya, kami
membuat suatu alat untuk memproteksi motor induksi fase dari tegangan sumber yang di
bawah tegangan rated motornya. Karena jika tegangan sumber di bawah rated tegangan
motornya, akan mengakibatkan arus yang mengalir ke motor menjadi naik. Hal inilah yang tidak
kami inginkan.
Kami telah mengerjakan tugas ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Tetapi
dalam pengerjaan tugas ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itulah kami meminta kritik
dan saran yang sifatnya membangun. Agar kedepannya, kami dapat lebih baik lagi dalam
mengerjakan segala macam tugas yang diberikan oleh dosen. Semoga apa yang telah kami
kerjakan ini dapat bermanfaat bagi yang lainnya.
Penulis
1. Pendahuluan
Baik industri berskala besar maupun kecil, di dalam menunjang kegiatan operasi biasanya
menggunakan motor-motor listrik. Motor tersebut berfungsi sebagai penggerak mula peralatan
seperti :
kipas (fan)
kompresor
konveyor
eskalator
pompa
pengaduk (mixer)
dan lain-lain
Dipilihnya motor-motor listrik sebagai penggerak peralatan tersebut di atas karena mempunyai
banyak kemudahan-kemudahan jika dibandingkan dengan mesin penggerak lainnya. Jenis
motor listrik yang paling banyak digunakan adalah motor induksi.
Dua komponen penting pada motor induksi adalah stator dan rotor. Rotor terdiri dari susunan
lempengan-lempengan baja tipis, penghantar rotor sangkar (squirel cage), cincin ujung dan
kipas pendingin yang dipasang pada poros rotor.
Stator juga dibuat dari lempengan-lempengan baja tipis yang dipasang pada rangka mesin, di
mana bagian dalam diameter stator dibuat alur-alur yang berfungsi untuk menempatkan
kumparan. Kumparan-kumparan tersebut dipasang sedemikian rupa, sehingga apabila suatu
tegangan suplai arus bolak-balik diterapkan pada terminal motor, maka stator akan
menimbulkan medan magnit putar.
Medan magnit putar ini akan memotong penghantar rotor, selanjutnya pada penghantar rotor
akan terinduksikan tegangan yang akan menimbulkan medan magnit rotor. Medan magnit
Motor-motor yang sedang dioperasikan dapat mengalami gangguan, akibat gangguan dapat
menyebabkan kerusakan pada motor. Dengan adanya gangguan tersebut umur motor akan
berkurang, yang lebih fatal lagi adalah kerugian yang diakibatkan oleh terhentinya kegiatan
produksi.
Untuk mengetahui gejala terjadinya gangguan motor, maka dipasang peralatan penditeksi yang
mampu merasakan keadaan tersebut, sebelum gejala tersebut berkembang menjadi gangguan
yang membahayakan operasi produksi atau motor itu sendiri. Peralatan penditeksi tersebut
memberikan isyarat pada peralatan pengaman, baik secara langsung maupun tidak langsung
untuk memberikan tanda peringatan atau untuk melepaskan motor terhadap sumbernya.
Besaran-besaran yang diditeksi oleh alat ini ada yang merupakan besaran fisika seperti panas
dan besaran listrik seperti tegangan, arus dan frekuensi atau gabungan dari tegangan dan arus.
Salah satu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi dan mengamankan gangguan yang
terjadi adalah overvoltage relay (rele tegangan kurang yang menditeksi tegangan kurang). Jika
tegangan sumber yang masuk ke motor berkurang maka akan menyebabkan arus yang mengalir
ke motor menjadi semakin besar. Karena karakteristik motor induksi akan mencoba selalu
menggapai daya yang sama. Karena itu, jika tegangannya turun maka arusnya akan semakin
naik. Sesuai dengan rumus :
P VI cos
Dengan daya yang sama dan faktor daya yang sama, jika tegangan turun maka arusnya akan
naik.
2. Tujuan
1. Mencegah kerusakan pada motor induksi 1 fase yang diakibatkan buruknya tegangan
sumber (tegangan sumber dibawah rated tegangan motor).
3. Prinsip Kerja
Proteksi Undervoltage motor induksi 1 fase akan memonitor tegangan sumber. Jika tegangan
sumber turun, maka otomatis arus yang mengalir ke motor akan menjadi naik. Pada saat
dideteksi tegangan sumber berkurang, maka LabView akan memerintahkan rangkaian
pengendali relay untuk ON. Sehingga motor akan terpisah dari tegangan sumber.
Secara umum ada tiga bagian utama pada alat ini, yaitu :
Rangkaian
Rangkaian Interface
Pengendali
Instrumen Labview
Relay
1. Rangkaian Instrument,
2. Interface LabView, dan
3. Rangkaian Pengendali relay.
Pada rangkaian instrumen, digunakan trafo tegangan untuk menurunkan tegangan yang akan
dimonitor. Kemudian keluaran dari trafo dikecilkan kembali dengan menggunakan pembagi
tegangan. Karena tengan keluaran trafo masih cukup besar, sedangkan tegangan yang
diperbolehkan masuk ke soundcard adalah dalam orde milivolt (mV). Setelah tegangan menjadi
lebih kecil, kemudian dapat diinputkan ke dalam soundcard.
3.1. Skematik :
Tegangan Sumber Rangkaian
Pengendali Relay
(PLN) Motor Induksi 1 Fase
R2 Input mic
4. Pembahasan
Spesifikasi :
Motor: induksi/1 fasa
V A RPM Status
1. Info status keadaan tegangan input motor dan info status relay,
2. Besar nilai tegangan RMS pada input motor berupa gauge dan angka secara realtime,
3. Bentuk gelombang tegangan input dan spectrumnya pada kawasan frekuensi.
Penjelasan panel :
Pada gambar diatas, menunjukkan bahwa keadaan normal pada tegangan input motor.
Tegangan input sebesar 231.53 Volt, program akan membuat status info tegangan menjadi
“NORMAL”.
Sedangkan jika tegangan input turun menjadi kurang dari setting awal, maka status info akan
berubah menjadi “DANGER”.
Pada pengujian kali ini input tegangan input motor dibuat untuk berada dibawah setting
program yaitu sebesar 154.33 Volt, sehingga program labview membuat status berupa
“DANGER” dan kemudian program memerintahkan untuk menghasilkan bunyi beep, sebagai
trigger pada rangkaian controlling yang akhirnya membuat relay bekerja membuka rangkaian,
motor pun mati tidak mendapat sumber tegangan.
Cara Kerja :
Jika sinyal yang sudah diukur pada amplitude and level measurement box ≥ 170 Volt maka
logika “NORMAL” akan berjalan.
Sedangkan jika sinyal yang sudah diukur pada amplitude and level measurement box < 170 Volt
maka logika “DANGER” akan berjalan.
Pada saat pengujian, signal sinus dihasilkan dari program, karena pada saat komunikasi antara
hardware dengan soundcard tidak bisa. Relay yang bekerja menutup atau pun membuka
rangkaian dianimasikan pada program. Kedua hal ini sangat disayangkan tidak bisa dilakukan
karena beberapa cara untuk mengkomunikasikan antara hardware dengan soundcard laptop
sudah dilakukan tetapi tidak menemukan hasil yang memuaskan.
10 | A p l i k a s i K o m p u t e r d a l a m S T L
4.6. Foto Hardware
5. Kesimpulan
1. Program Labview 8.2 dapat mensimulasikan keadaan beban secara realtime.
2. Pada saat hardware dicoba tanpa digabungkan dengan software, hardware dapat
bekerja.
3. Begitupun dengan software pada saat dicoba tanpa digabungkan dengan hardware,
software dapat bekerja.
4. Tetapi pada saat software dan hardware digabungkan, hardware tidak terdeteksi di
software.
5. Dengan menggunakan simulasi software (tanpa hardware), pada saat tegangan sumber
dibawah tegangan yang telah diatur (170 V), relay ON.
6. Interface software yang dibuat, dapat mengetahui status tegangan sumber (Normal dan
Danger).
11 | A p l i k a s i K o m p u t e r d a l a m S T L