KOMPUTER
PRAKTIKUM 1
KENDALI PID PADA KECEPATAN MOTOR DC
Dosen Pengampu
Bambang Supriyo, BSEE, MEngSc,PhD
Disusun oleh :
Feby Adianta
NIM 3.32.18.8.08
NIM : 33218008/08
Kelas : EK-3A
3.1 Motor DC
Motor adalah suatu mesin listrik yang menghasilkan gerak mekanis dengan
prinsip elektromagnetis. Motor ditinjau dari catu-nya dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu motor arus searah (Motor DC) dan motor arus bolak-balik (Motor
AC).
Motor DC tersusun dari dua bagian yaitu bagian diam (stator) dan bagian
bergerak (rotor). Stator motor arus searah adalah badan motor atau kutub magnet
(sikat-sikat), sedangkan yang termasuk rotor adalah jangkar lilitanya. Pada motor,
kawat penghantar listrik yang bergerak tersebut pada dasarnya merupakan lilitan
yang berbentuk persegi panjang yang disebut kumparan.
Kumparan ABCD terletak dalam medan magnet serba sama dengan kedudukan
sisi aktif AD dan CB yang terletak tepat lurus arah fluks magnet. Sedangkan sisi
AB dan DC ditahan pada bagian tengahnya, sehingga apabila sisi AD dan CB
berputar karena adanya gaya lorentz, maka kumparan ABCD akan berputar.
Hasil perkalian gaya dengan jarak pada suatu titik tertentu disebut momen, sisi
aktif AD dan CB akan berputar pada porosnya karena pengaruh momen putar (T).
Setiap sisi kumparan aktif AD dan CB pada gambar diatas akan mengalami
momen putar sebesar :
Dimana :
Pada daerah dibawah kutub-kutub magnet besarnya momen putar tetap karena
besarnya gaya lorentz. Hal ini berarti bahwa kedudukan garis netral sisi-sisi
kumparan akan berhenti berputar. Supaya motor dapat berputar terus dengan baik,
maka perlu ditambah jumlah kumparan yang digunakan. Kumparan-kumparan
harus diletakkan sedemikian rupa sehingga momen putar yang dialami setiap sisi
kumparan akan saling membantu dan menghasilkan putaran yang baik. Dengan
pertimbangan teknis, maka kumparan-kumparan yang berputar tersebut dililitkan
pada suatu alat yang disebut jangkar, sehingga lilitan kumparan itupun disebut
lilitan jangkar.
Dimana :
3.2 Generator
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber
energi mekanikal, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses
ini dikenal sebagai pembangkit listrik. Walau generator dan motor punya banyak
kesamaan, tapi motor adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Generator mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah
sirkuit listrik eksternal, tapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada di
dalam kabel lilitannya. Hal ini bisa dianalogikan dengan sebuah pompa air, yang
menciptakan aliran air tapi tidak menciptakan air di dalamnya. Sumber enegi
mekanik bisa berupa resiprokat maupun turbin mesin uap, air yang jatuh melakui
sebuah turbin maupun kincir air, mesin pembakaran dalam, turbin angin, engkol
tangan, energi surya atau matahari, udara yang dimampatkan, atau apapun sumber
energi mekanik yang lain.
3.3 Arduino Uno
3.5.2 Kontrol I
Pengaruh pada sistem :
Perubahan sinyal kontrol sebanding dengan perubahan error. Semakin besar error,
semakin cepat sinyal kontrol bertambah/berubah.
3.5.3 Kontrol D
Besarnya sinyal kontrol sebanding dengan perubahan error (e)Semakin cepat error
berubah, semakin besar aksi kontrol yang ditimbulkan.
Gambar Grafik 1.
6.2. Gambar Grafik 2. Kendali PD dengan parameter masing-masing Kp = 0.1,
Kd = 0.01
Gambar Grafik 2.
6.3. Gambar Grafik 3. Kendali PID parameter masing-masing Kp = 0.1, Kd =
0.01, dan Ki = 0.036
Gambar Grafik 3.
7. Pembahasan
Berdasarkan hasil data percobaan didapatkan parameter PID masing-masing yaitu
nilai Kp = 0.1, Kd = 0.01, dan 0.036. Pada gambar grafik 1. nilai Kp diatur
dengan nilai sama dengan 0.1, grafik menunjukkan over shoot pada RPM 2033.41
lalu menuju stabil pada rata - rata RPM 2049.51 hingga batas waktu ± 10 detik.
Penambahan parameter Kd sebesar 0.01 bertujuan untuk menurunkan over shoot,
sehingga akan didapatkan system yang lebih stabil namun masih ada keadaan
steady state eror karena system tidak sama dengan set point yang ditentukan.
Parameter Ki akan membuat system mendekati set point, karena parameter ini
akan mengakumulasi eror sehingga didapatkan eror sama dengan 0. Pada gambar
grafik 3. Dengan penambahan parameter Ki sama dengan 0.036 membuat system
lebih stabil, serta dapat terlihat system hamper sama dengan set point.
8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan 3 tentang kendali PID pada kecepatan motor DC,
didapatkan kesimpulan :
1. Kendali PID dapat mengatur sebuah system untuk mendapatkan nilai
kendali yang mendekati set point atau sebuah system kendali yang kita
inginkan.
2. Pada gambar grafik 1. dengan nilai parameter Kp = 0.1 didapatkan hasil
system yang tidak stabil, yang mana terdapat over shoot dan masih ada
osilasi.
3. Pada gambar grafik 2. Penambahan parameter Kd = 0.01 akan mengurangi
over shoot, serta membuat system lebih stabil tanpa adanya osilasi atau
mempercepat settling time system.
4. Pada gambar grafik 3. Penambahan parameter Ki = 0.036 membuat system
sama dengan Set Point, dengan cara mengakumulasi error pada setiap
sampling hingga menunjukkan error sama dengan 0.
LAPORAN LABORATORIUM SISTEM KENDALI
DISKRIT
PRAKTIKUM 2
KENDALI PID PEMANAS UDARA
Dosen Pengampu
Bambang Supriyo, BSEE, MEngSc,PhD
Disusun oleh :
Feby Adianta
NIM 3.32.18.8.08
NIM : 33218008/08
Kelas : EK-3A
Gambar Grafik 1.
Gambar Grafik 2.
Gambar Grafik 3.
7. Pembahasan
Berdasarkan hasil data percobaan didapatkan hasil bahwa, kendali P dengan
parameter Kp = 13 menunjukkan system yang tidak stabil. Adanya overshoot
yang melewati setpoint serta osilasi pada saat menuju settling time membuat
system yang kurang baik dapat terlihat pada gambar grafik 1. Kondisi steady state
eror masih ada hingga penambahan kendali I pada system.
Penambahan kendali D menjadi system memiliki kendali PD. Pada gambar grafik
2. overshoot lebih landai di bawah nilai setpoint yang ditentukan dan membuat
system lebih stabil dengan menambahkan nilai Kd = 13. Namun penambahan
kendali D membuat rise time system menjadi lebih lama.
Parameter Ki pada gambar grafik 3. Nilai Ki = 0.047 membuat system memiliki
kondisi steady state eror ± sama dengan 0. Penambahan Ki = 0.47 membuat
system memiliki kondisi steady state eror hampir sama dengan 0. Maka system
dapat bekerja pada suhu yang ditentukan dan stabil serta presisi.
8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan 2 tentang kendali PID pemanas udara, didapatkan
kesimpulan :
1. Kendali PID pemanas udara dapat mengontrol sebuah system pemanas
udara sesuai dengan setpoint yang kita tentukan dengan bantuan sensor
suhu LM35.
2. Pada gambar grafik 1. Pada kendali P system menunjukkan overshoot dan
osilasi hingga menuju settling time
3. Pada gambar grafik 2. Pada kendali PD system telah stabil, namun masih
ada kondisi steady state eror.
4. Pada gambar grafik 3. Pada kendali PID system sesuai dengan setpoint
yang berarti steady state eror sama dengan 0.