Anda di halaman 1dari 7

Tugas Akhir Mata Kuliah Praktikum Dasar Sistem Kontrol Aplikasi Kontrol On-Off Pada Motor DC Dengan Menggunakan

Sensor Cahaya (Photodioda) Pada Ruangan Pengering Pakaian M. Antisto Akbar L2F009038 M.Edisuryana L2F009067 Okky Rusty WibowoL2F009089 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, Indonesia
Abstrak Motor DC adalah listrik yang bekerja berdasarkan arus listrik searah sedangkan motor AC menggunakan arus bolak balik. Kedua motor tersebut banyak digunakan dalam proses produksi suatu industri. Dengan menggunakan kontrol on off kita dapat mengatur hidup dan matinya motor dc tersebut. Berkenaan dengan hal tersebut pada makalah ini dijelaskna mengenai aplikasi kontrol on off pada motor dc dengan menggunakan sensor cahaya pada kipas angin. Dengan menggunakan sensor cahaya yang berupa photodioda, transistor NPN serta relay. Hasil pengujian alat ini dapat memperlihatkan berputar atau tidak berputarnya motor dc tersebut. Kata kunci: Sensor cahaya, Saklar, Motor DC

I. 1.1

Pendahuluan Latar Belakang Kontrol on off pada dasarnya merupakan sistem kontrol loop tertutup. Dalam sistem kontrol dua posisi, elemen penggerak hanya mempunyai dua posisi tetap, yang dalam beberapa hal, benarbenar merupakan posisi on dan off. Kontrol dua posisi atau on-off controller relatif sederhana dan murah, oleh karenanya banyak digunakan dalam sistem kontrol industri maupun rumahrumah. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, digunakanlah kontrol on off yang di aplikasikan pada motor dc kipas pengering baju dengan menggunakan sensor cahaya (photodioda) dan juga transistor NPN sebagai pembangkit tegangan, serta relay sebagai saklar. Sehingga pada malam hari pun pakaian tetap kering sehingga tidak lembab dan berbau. 1.2 Maksud dan Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah : 1. Untuk memenuhi tugas akhir praktikum Dasar Sistem Kontrol tahun 2011 sebagai salah satu syarat untuk dapat lulus dari praktikum Dasar Sistem Kontrol tahun 2011.

2. Agar mahasiswa dapat memahami mekanisme kontrol on off pada motor DC yang digunakan pada kipas angin. Pembatasan Masalah Dalam pembuatan makalah ini, kami memberikan pembatasan masalah sebagai berikut. 1. Photodioda 2. Transistor NPN 3. . Relay Metode Penulisan Dalam proses penulisan makalah ini, penulis mengambil bahan referensi dari internet, terutama yang berkaitan dengan penggunaan Photodioda, Transistor NPN dan penggunaan relay untuk membantu dalam system saklar motor DC. 1.5 Sistematika Penulisan I . Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Pembatasan Masalah 1.4 Metode Penulisan 1.5 Sistematika Penulisan II. Dasar Teori 2.1 Photodioda 2.2 Transistor NPN 2.3 Relay 1.4 1.3

2.4 Kontrol On-Off III. Perancangan Perangkat Keras 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.2 Flowchart Sistem IV. Analisa dan Pembahasan V. Pengujian Alat dan Analisis 5.1 Pengujian Alat 5.2 Analisis VI. Penutup 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran Daftar Pustaka Biografi Penulis II. Dasar Teori 2.1 Photodioda Jenis sensor yang digunakan adalah photodioda. Photo dioda digunakan sebagai komponen pendeteksi ada tidaknya cahaya maupun dapat digunakan untuk membentuk sebuah alat ukur akurat yang dapat mendeteksi intensitas cahaya dibawah 1pW/cm2 sampai intensitas diatas 10mW/cm2. Photo dioda mempunyai resistansi yang rendah pada kondisi forward bias, kita dapat memanfaatkan photo dioda ini pada kondisi reverse bias dimana resistansi dari photo dioda akan turun seiring dengan intensitas cahaya yang masuk. Dioda peka cahaya adalah jenis dioda yang berfungsi mendektesi cahaya. Berbeda dengandioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah menjadi arus listrik. Cahaya yang dapatdideteksi oleh dioda peka cahaya ini mulai dari cahaya inframerah, cahaya tampak, ultra ungusampai dengan sinar-X. Aplikasi dioda peka cahaya mulai dari penghitung kendaraan di jalanumum secara otomatis, pengukur cahaya pada kamera serta beberapa peralatan dibidang medis.

Gambar 2.2 Photodioda 2.2Transistor NPN Pada rangkaian elektronik, sinyal inputnya adalah 1 atau 0 ini bisa dipakai pada basis transistor, yang mana kolektor dan emitor sebagai penghubung untuk pemutus (short) atau sebagai pembuka rangkaian.

Gambar 2.3 Simbol Transistor NPN

Gambar 2.4 Strukturdasar NPN Pada transistor NPN, memberikan tegangan positif dari basis ke emitor, menyebabkan hubungan kolektor ke emitter terhubung singkat, yang menyebabkan transistor aktif (on). Memberikan tegangan negatif atau 0 V

Gambar 2.1 Simbol Photodioda

dari basis ke emitor menyebabkan hubungan kolektor dan emitor terbuka, yang disebut transistor mati (off). 2.3 Relay

sistem kontrol industri maupun rumahrumah. Sinyal kesalahan penggerak, yang merupakan selisih antara sinyal masukan dan sinyal umpan balik diumpankan ke kontroller. Keluaran kontroller diumpankan ke plant untuk memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran sistem mendekati harga yang diinginkan. Sistem kontrol umpan balik bisa digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.5 Relay Relay terdiri dari coil dan contact. Coil mendapat energi listrik (energized). Kemudian timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas. Kemudian contact akan menutup. Gambar 2.7 Diagram blok close loop

III. Perancangan Perangkat Keras 3.1 Perancangan Perangkat Keras Rangkaian perangkat keras yang mendukung sistem ini antara lain Catu daya 9 volt, LED, Photodioda, Transistor NPN, Relay, dan Motor DC. Gambaran sederhana perancangan sistem ini dapat dilihat pada gambar 3.1 Sensor Transistor NPN

Gambar 2.6 simbol relay 2.4 Kontrol on-off On-off controller pada dasarnya merupakan sistem kontrol loop tertutup. Dalam sistem kontrol dua posisi, elemen penggerak hanya mempunyai dua posisi tetap, yang dalam beberapa hal, benarbenar merupakan posisi on dan off. Kontrol dua posisi atau on-off controller relatif sederhana dan murah, oleh karenanya banyak digunakan dalam Motor DC Relay

Catu Daya

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Pengering Pakaian

Peralatan yang hendak direalisasikan memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Alat bekerja menggunakan tegangan 9V. 2. Mengggerakan motor DC sesuai masukan dari sensor Berdasarkan spesifikasi alat diatas, maka peralatan kendali dibuat menggunakan dengan PCB berlubang karena PCB ini dapat mempermudah dalam merangkai rangkaian yang diinginkan. 3.2 Flowchart Sistem Mulai

tersebut dapat otomatis menyala apabila cahaya ruangan atau wilayah tersebut mulai berkurang. Batas cahaya atau kepekaan photodioda yang digunakan untuk mengaktifkan saklar elektronik pada rangkaian Motor Switch With Relay dapat diatur dengan menggunakan resistor variabel. Rangkaian Motor Switch With Relay ini menggunakan photodioda sebagai sensor cahaya dan sebuah Transistor NPN sebagai penghasil tegangan pemicu relay sebagai saklar elektronik. Rangkaian lengkap Motor Switch With Relay adalah sebagai berikut.

Cahaya

Deteksi Sensor

Tidak

Warna Hitam

Ya

Rerlay Terbuka

Relay Tertutup

Gambar 4.1 Rangkaian tanpa motor Pada cahaya penuhatauterang hambatan dari fotosel (photodioda) relative besar dan pada cahaya kurang atau gelap hambatan pada LDR itu akan menurun menjadi beberapa ohmsaja. Jika photodioda berada pada keadaan kurang cahaya maka tegangan yang keluar dari photodioda menjadi besar, sehingga arus yang masuk ke dalam Basis Transistor cukup besar dan mengaktifkan jalur dari Colector ke Emitor (Colector dan Emitor menjadi hubung singkat), sedangkan jika photodioda berada pada keadaan terang adalah kebalikannya yaitu arus yang mengalir pada Basis Transistor tidak cukup kuat untuk mengaktifkan jalur Colector menuju Emitor (Colector ke Emitor terhubung buka)

Motor Mati

Motor Hidup

Gambar 3.2 Flowchart Sistem IV Analisa dan Pembahasan Motor Switch With Relay merupakan rangkaian saklar elektronik yang dikendalikan berdasarkan cahaya yang diterima rangkaian. Rangkaian Motor Switch With Relay ini dapat digunakan untuk mengontrol motor DC secara otomatis, sehingga motor DC

Ada atau tidaknya arus yang mengalir dari collector menuju emitor akan mempengaruhi relay. Relay akan aktif (bergeser) jika collector menuju emitor terhubung singkat dengan kata lain photodioda dalam kondisi kurang cahaya (gelap).

5.1 Pengujian Alat Pada proses pengujian kendali motor secara otomatis ini dilakukan dengan cara membandingkan inputan yaitu cahaya dengan output yang berupa pergerakan motor DC. Tabel 5.1 Perbandingan antara cahaya dengan pergerakan motor DC. No 1 2 3 Cahaya Terang Agak Gelap Gelap Motor DC Diam Pelan Cepat

Gambar 4.2 Rangkaian dengan motor Terjadi dua kondisi, yaitu: 1. Saat photodioda terkena cahaya matahari. Resistansi photodioda (r) meningkat sehingga tidak ada tegangan yang masuk ke basis transistor NPN. Hal ini mengakibatkan tidak adanya arus yang mengalir dari Colector ke Emitor, mengakibatkan relay tidak aktif sehingga motor tidak menyala. 2. Saat photodioda tidak terkena cahaya matahari. Resistansi photodioda (r) menurun sehingga ada arus yang mengalir ke basis transistor NPN. Hal ini mengakibatkan ada arus yang mengalir dari Colector ke Emitor ,mengakibatkan relay aktif sehingga motor menyala. V. Pengujian Alat dan Analisis

Gambar 5.1 Rangkaian keseluruhan alat

Gambar 5.2 Saat keadaan cahaya terang

Gambar 5.3 Saat keadaan cahaya agak gelap

5.2 Analisa Dari hasil pengujian alat yang dilakukan dengan membandingkan antara inputan berupa cahaya dengan output yang berupa pergerakan motor DC kita dapatkan : 1. Apabila cahaya terang, maka motor DC tidak bergerak. 2. Apabila cahaya agak gelap, maka motor DC bergerak pelan. 3. Apabila cahaya gelap, maka motor DC bergerak dengan cepat. VI. Penutup 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diberikan dari perancangan system ini adalah sebagai berikut: 1. Inputterletak pada tegangan yang diberikan setelah perubahan resistansi pada photodioda. 2. Resistansi photodioda yang digunakan akan bertambah besar ketika sedikitnya cahaya yang diterima photodioda. 3. Photodioda mempunyai sensitivitas yang sangat tinggi dibandingkan dengan LDR dan Fototransistor dalam pendeteksian cahaya. 4. Bila transistor mengeluarkan output, maka output tersebut akan mengerakkan relay. 5. Relay akan aktif pada saat transistor mengeluarkan keluaran berlogika 1 6.2 Saran 1. Lebih diperlengkap fasilitas percobaan. 2. Ganti komponen elektronika yang digunakan dalam praktikum bila telah rusak (tidak normal). 3. Aplikasikan kegiatan praktikum untuk membuat alat yang benarbenar dapat digunakan.

Daftar Pustaka http://id.wikipedia.org/wiki/Penguat_oper asional http://id.wikipedia.org/wiki/Relay

Gambar 5.4 Saat keadaan cahaya gelap

Suis Dhesta M. M. Fathul Faris

Biografi Penulis M. Antisto Akbar M. Antisto Akbar. Lahir di B. Aceh23 Oktober 1991.Telah menempuh SDN 61 B.Aceh selama 6 tahun, dan SMPN 2 B.Aceh selama 1,5 tahun. SMPN 2 Babalan selama 1 tahun, kemudian melanjutkan SMA Negeri 5 di Kota B. Aceh selama 3 tahun dan melanjutkan kuliah di Universitas Diponegoro Jurusan Teknik Elektro. M. Edisuryana Semarang, 22 Juli 1991 terlahir dengan nama M. Edisuryana. Menempuh SD 05 06, SMP 21 Semarang, SMA 4 Semarang dan melanjutkan di Universitas Diponegoro jurusan T.Elektro Okky Rusty Wibowo Okky Rusty Wibowo lahir di Semarang, 27 Januari 1991. Dan mengenyam pendidikan di SD Antonius 02 Semarang, SMPN 5 Semarang, SMAN 4 Semarang, dan saat ini sedang menempuh pendidikan di Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang.

NIM. L2F607052

NIM. L2F007052

Koordinator

Asisten Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai