Anda di halaman 1dari 8

Fungsi Dioda dan Cara mengukurnya – Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang

terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke
satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering
dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya
mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang
berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p
(Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.

Fungsi Dioda and Jenis-jenisnya


Berdasarkan Fungsi Dioda, Dioda dapat dibagi menjadi beberapa Jenis, diantaranya adalah :

 Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke
arus DC.
 Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.
 Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan
 Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya
 Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali

Baca juga : Pengertian Dioda Bridge dan Prinsip Kerjanya.

Simbol Dioda
Gambar dibawah ini menunjukan bahwa Dioda merupakan komponen Elektronika aktif yang
terdiri dari 2 tipe bahan yaitu bahan tipe-p dan tipe-n :

Prinsip Kerja Dioda


Untuk dapat memperjelas prinsip kerja Dioda dalam menghantarkan dan menghambat aliran
arus listrik, dibawah ini adalah rangkaian dasar contoh pemasangan dan penggunaan Dioda
dalam sebuah rangkaian Elektronika.
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter
Untuk mengetahui apakah sebuah Dioda dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya,
maka diperlukan pengukuran terhadap Dioda tersebut dengan menggunakan Multimeter (AVO
Meter).

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog


1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100
2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
5. Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
6. Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang).
7. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
8. Jarum harus tidak bergerak.
**Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak.
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital
Pada umumnya Multimeter Digital menyediakan pengukuran untuk Fungsi Dioda, Jika tidak ada,
maka kita juga dapat mengukur Dioda dengan Fungsi Ohm pada Multimeter Digital.

Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan Multimeter Digital


(Fungsi Ohm / Ohmmeter)

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω)


2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.64MOhm)
6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
8. Nilai Resistansinya adalah Infinity (tak terhingga) atau Open Circuit.
**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak.
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital
(Menggunakan Fungsi Dioda)

Salah satu fungsi dioda adalah sebagai penyearah arus. Hal ini sesuai dengan karakteristik
dasar dioda yang hanya melewatkan arus listrik satu arah saja. Fungsi dioda sebagai penyearah
ini banyak diaplikasikan pada rangkaian power supply. Dan pada tulisan kali ini akan dibahas
lebih detail tentang prinsip kerja dioda sebagai penyearah. Yang dimaksud penyearah disini
adalah dioda digunakan untuk menyearahkan arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC).

Prinsip ini dipakai pada saat kita membutuhkan tegangan DC dari sumber tegangan AC seperti
pada listrik rumah tangga. Sumber listrik dirumah yang diperoleh dari PLN merupakan tegangan
AC sebesar 220V. Untuk bisa dipakai pada perangkat elektronika seperti misalnya televisi, radio,
dvd player, charger hp dan sebagainya, tegangan AC tersebut harus diturunkan dan disearahkan
lebih dahulu. Nah, untuk keperluan penyearahan inilah dioda dibutuhkan.

Jenis-jenis rangkaian dioda penyearah


Ada beberapa jenis rangkaian dioda penyearah berdasarkan konfigurasi rangkaian dan bentuk
sinyal yang dihasilkan. Masing-masing konfigurasi memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-
sendiri. Pemilihan konfigurasi didasarkan pada kebutuhan dengan memperhatikan aspek
kestabilan, kehalusan dan tentunya biaya komponen.

Berikut ini beberapa jenis konfigurasi rangkaian dioda penyearah yang umum dipakai yaitu :
1. Penyearah setengah gelombang (half wave rectifier circuit)
Adalah penyearah yang hanya mengeluarkan setengah siklus gelombang sinus dengan
menggunakan satu blok dioda penyearah saja. Penyearah setengah gelombang mempunyai
kelebihan yaitu simpel dan sederhana serta hemat biaya karena hanya menggunakan satu dioda
dan satu fasa sinyal sinus.

Kelemahan dari penyearah setengah gelombang adalah keluarannya memiliki riak (ripple) yang
sangat besar sehingga tidak halus dan membutuhkan kapasitor besar pada aplikasi frekuensi
rendah seperti listrik PLN 50Hz. Kelemahan ini tidak berlaku pada aplikasi power supply
frekuensi tinggi seperti pada rangkaian SMPS.

Kelemahan penyearah setengah gelombang lainnnya adalah kurang efisien karena hanya
mengambil satu siklus sinyal saja. Artinya siklus yang lain tidak diambil alias dibuang. Ini
mengakibatkan keluaran dari penyearah setengah gelombang memiliki daya yang lebih kecil.

2. Penyearah gelombang penuh (full wave rectifier circuit)


Adalah penyearah yang mengeluarkan semua siklus gelombang sinus dari sinyal AC. Peinsip
kerja dari rangkaian penyearah gelombang penuh adalah membuat penyearah ganda dengan
lebih dahulu membalik siklus negatif dari masukan. Artinya penyearah gelombang penuh
membutuhkan dua fasa input, satu fasa mengikuti masukan sinyal sinus dan satu fasa yang lain
berbalikan dengan sinyal input.

Kelebihan penyearah gelombang penuh adalah lebih efisien karena mengambil semua bagian
dari siklus sinyal AC yang disearahkan. Hal ini membuat keluaran dari penyearah gelombang
penuh memiliki riak (ripple) yang kecil dan lebih halus. Daya yang terserap juga lebih efisien
karena tidak ada siklus yang dibuang.

Kelemahan dari penyearah gelombang penuh adalah kebutuhan akan satu siklus pembalik yang
berarti harus menambah satu gulungan lilitan lagi pada transformator serta penggunaan dua
buah dioda untuk penyearahan. Ini berakibat pada penambahan biaya yang harus ditanggung
oleh rangkaian.

3. Penyearah sistem jembatan (bridge rectifier circuit)


Adalah penyearah dengan memanfaatkan topologi dioda yang disusun dengan sistem jembatan.
Sistem ini mengambil semua siklus gelombang sinus masukan namun dengan input fasa
tunggal. Sistem lebih efisien pada sistem power supply dengan input fasa tunggal karena
menghemat penggunaan lilitan.

Penyearah sistem jembatan memanfaatkan kerja forward secara bergantian pada masing-
masing dioda yang dimanfaatkan pada masing-masing siklus. Pada siklus positif, dioda pertama
dan kedua bekerja secara forward lalu pada siklus negatif, dioda ketiga dan keempat yang ganti
bekerja secara forward. Sistem ini dianggap paling baik dan populer untuk aplikasi penyearah
tegangan tunggal pada sinyal sinus dengan frekuensi rendah seperti pada listrik rumah tangga.

Itulah penjelasan tentang prinsip kerja dioda sebgai penyearah beserta beberapa jenis
konfigurasi rangkaiannya. Untuk pembahasan lebih detail masing-masing rangkaian penyearah
insyaAllah akan ditulis pada artikel selanjutnya

Aplikasi Diode pada Sepeda Motor

Sebuah diode didefinisikan sebagai paduan dua elektroda, satu menjadi positif (anoda) dan yang lain
adalah negatif (katoda) dan hanya mengijinkan arus mengalir dalam satu arah.

Gambar 1. Dioda dan simbolnya

Dioda merupakan komponen semikonduktor yang berfungsi untuk mengijinkan arus mengalir di
dalam sebuah rangkaian hanya dalarn satu arah (forward bias), yaitu dari anoda ke katoda dan
memblokirnya saat mengalir dalam arah yang berlawanan (reverse bias), hal ini dimungkinkan oleh
karena karakteristik dari silicon, atau wafer di dalam diode.

Saat sebuah penghantar/konduktor tegangan positif di hubungkan ke anoda dan penghantar


tegangan negatif dihubungkan ke katoda, arus mengalir melalui diode. Jika penyambungan ini dibalik,
arus tidak akan dapat mengalir sebab pemblokiran dari karakteristik silicon wafer, oleh karena itu
diode beraksi sebagai katup satu arah (check valve) dan mengijinkan arus mengalir hanya satu arah.

Gambar 2. Contoh aplikasi penggunaan dioda


Contoh Aplikasi Diode pada Sepeda Motor
Aplikasi/penggunaan dioda pada sistem kelistrikan sepeda motor bisa ditemukan dalam rangkaian
sistem penerangan maupun sistem pengisian yang menggunakan generator AC (alternator), seperti
terlihat pada gambar di bawah ini:

GAmbar 3. Contoh aplikasi penggunaan diode pada sepeda motor

Berdasarkan gambar 3 di atas, diode (rectifier) bekerja untuk merubah arus AC (bolak-balik) yang
dihasilkan alternator menjadi arus Dc (searah). Arus DC ini kemudian disalurkan ke baterai dan
beban (load) seperti lampu tanda belok/sein.
Zener diode

Zener diode merupakan suatu jenis diode yang memiliki sifat dioda hanya bila tegangan kerjanya
(beda potensial diantara kedua kakinya) belum melampaui tegangan tembusnya (breakdown
voltage).

Gambar 4. Zener diode dan simbolnya

Bila tegangan kerjanya melampaui tegangan tembusnya, dioda ini akan kehilangan sifat ke-dioda-
annya. Zener diode banyak digunakan pada rangkaian regulator tegangan pada alternator.
Contoh Aplikasi Zener Diode pada Sepeda Motor

Aplikasi/penggunaan zener dioda pada sistem kelistrikan sepeda motor bisa ditemukan dalam
rangkaian sistem pengisian yang menggunakan generator AC (alternator) dengan pengatur tegangan
(voltage regulator) secara elektronik, seperti terlihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 5. Contoh aplikasi penggunaan zener diode pada sepeda motor

Berdasarkan gambar 5 di atas, zener diode bekerja untuk mengaktifkan basis transistor T2 ketika
tegangan yang berada diantara R4 dan R5 telah mencapai tegangan tembus zener diode tersebut.
Dengan bekerjanya zener diode tersebut, menyebabkan arus yang mengalir pada R1 akan
cenderung mengalir ke massa lewat T2 dan suplai arus listrik ke basis T1 terhenti. Dengan demikian
rotor saat ini tidak mendapat suplai arus listrik karena T1 tidak hidup (OFF). Rotor alternator akan
kehilangan kemagnetan, dan proses pengisian baterai akan terhenti.

Aplikasi diode pada sepeda motor baik diode rectifier maupun zener diode digunakan pada bagian
rectifier sistem pengisian sepeda motor.

Anda mungkin juga menyukai