Anda di halaman 1dari 30

Pengertian Dioda, Fungsi, dan Cara

Mengukur Dioda
September 6, 2019 agi putra 0 Komentar

Terkenal karena kegunaannya yang sangat praktis

Dioda tidak luput dari berbagai jenis rangkaian elektronika

Dalam rangkaian 2 layer ataupun 3 layer dioda memiliki bentuk yang lebih praktis

Dalam rangkaian elektronika, Dioda ini sering digunakan sebagai penyearah arus dari AC
(Bolak-balik) ke DC (Searah)

Pengertian Dioda
Dioda adalah komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan
mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah (Anoda (+) ke Katoda (-))
tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya (Katoda (-) ke Anoda (+))

Dioda digunakan untuk penyearah arus rangkaian elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai
2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang
berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p
(Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda). Sehingga anoda dapat menghantarkan arus litrik dari
anoda menuju katoda, tetapi menghambat jika sebaliknya dari katoda ke anoda.

Banyak macam dan bentuk diode yang ada di pasaran tetapi yang paling sering kita jumpai
adalah dioda yang berbentuk silinder warna hitam terdapat gelang perak di salah satu sisinya.
Karena cara penggunaan diode ini sangat mudah dan sederhana di bandingkan dengan tipe yang
lain.

Bisa kalian lihat bentuk fisik dioda rectifier di bawah

Simbol Dioda dan Bentuk Fisiknya

Bisa dilihat dari gambal susunan dioda, bisa terlihat dengan jelas dioda terbuat dari 2 tipe bahan
yaitu tipe P (Positif) dan tipe N (Negatif)

Untuk lebih jelasnya, pada simbol dioda tipe P disebut dengan Anoda dan tipe N disebut Katoda.
Penamaan ini digunakan dalam tiap kaki dioda dalam sebuah rangkain

Bisa terlihat juga, Arah arus yang mengalir dari Anoda ke Katoda, Hal ini disebut dengan bias
Forward

Lalu bagaimana jika terbalik ?? Tentu saja arus tidak dapat mengalir

Maka hal ini disebut dengan Bias Reverse

Untuk lebih jelasnya anda bisa baca mengenai prinsip kerja dioda

Prinsip Kerja Dioda


Prinsip kerja dioda ini berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat
mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda). Sehingga anoda dapat
menghantarkan arus litrik dari anoda menuju katoda, tetapi menghambat jika sebaliknya dari
katoda ke anoda.

Untuk lebih jelasnya antara menghantarkan dan menghambat arus listrik, bisa dilihat
pemasangan dioda pada gambar dibawah

Mungkin ada prinsip kerja dioda dengan versi yang lebih detail, akan tetapi tidak dijelaskan
disini.

Dalam hal ini, jika pemasangan dioda dilakukan seperti bias Forward maka arus akan mengalir
dan menghidupkan lampu

Jika pemasangan dilakukan seperti biasa Reverse maka arus tidak akan mengalir dan lampu tidak
menyala

Sering kali karena prinsip kerjanya, beberapa pemakaian dioda digunakan sebagai saklar dalam
rangkaian.

Fungsi Berbagai macam Dioda


Dioda memiliki berbagai macam jenis, semua itu termasuk dalam kategori dioda

Fungsinya juga berbeda, akan tetapi memiliki prinsip kerja yang hampir sama

Diantaranya adalah :

1. Dioda Rectifier (Penyearah) (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai
penyearah arus AC ke arus DC.
2. Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil
tegangan.
3. Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan
4. Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya

Memang ada beberapa jenis dioda lainnya dan memiliki karakteristik yang berbeda pula

Tapi beberapa jenis dioda diatas adalah yang sering dijumpai pada rangkaian elektronika

Cara Mengukur Dioda Menggunakan Multimeter


Mengetahui kondisi dioda sangat diperlukan, bahkan hal ini sangat penting mengingat fungsinya
yang sangat diperlukan dalam rangkaian

Hal ini dibutuhkan AVO meter/Multimeter analog maupun digital

Cara mengukur menggunakan Multimeter Analog

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100
2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
5. Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan (tidak boleh penuh).
**jika penuh bisa diperkirakan jika dioda tersebut sudah short

6. Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda
gelang).

7. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter

8. Jarum harus tidak bergerak.


**Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak.

Bisa anda lihat gambar dibawah untuk lebih jelasnya

Cara mengukur menggunakan Multimeter Digital

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi Dioda


2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.47 V)
6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
8. Tidak terdapat nilai tegangan pada Display Multimeter.
**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak.
Pada umumnya Multimeter Digital menyediakan pengukuran untuk Fungsi Dioda, Jika tidak ada,
maka kita juga dapat mengukur Dioda dengan Fungsi Ohm pada Multimeter Digital.

Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan Multimeter Digital(Fungsi Ohm /


Ohmmeter)

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω)


2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.67 MOhm)
6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
8. Nilai Resistansinya adalah Infinity (tak terhingga) atau Open Circuit.
**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak.
Catatan Penting :

Hal yang perlu diperhatikan disini adalah Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan
Multimeter Analog dan Multimeter Digital adalah TERBALIK. Perhatikan Posisi Probe
Merah (+) dan Probe Hitamnya (-).

Cara-cara pengukuran tersebut diatas juga dapat digunakan untuk menentukan Terminal mana
yang Katoda dan mana yang Terminal Anoda jika tanda gelang yang tercetak di Dioda tidak
dapat dilihat lagi atau terhapus (hilang).

Pada intinya saat dibolak – balik probe hanya 1 kondisi saja yang bergerak, jika dalam 2 kondisi
yang berbeda dioda jarum multimeter bergerak maka dapat dipastikan jika dioda tersebut
rusak/short.

Grafik arus dioda

Tegangan dan arus dapat digambarkan dalam grafik berikut.


Untuk tegangan positif, arus akan mengalir pada tegangan pemicu berapapun nilai arus yang
dihantarkan. Sebaliknya untuk tegangan negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus namun ada
batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown, dimana dioda
tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi.

Kemudian pada level tegangan diantara tegangan breakdown dan tegangan forward terdapat area
tegangan reverse dan tegangan cut off.

Area tegangan cut off adalah area diatas nol namun dibawah batas tegangan maju, misal untuk
dioda silikon sebesar 0.7V dan untuk germanium sebesar 0.3V.

Sinyal gelombang Dioda pada Arus

Apabila dioda silicon dialiri arus AC, maka yang mangalir hanya satu arah saja sehingga arus
output dioda berupa arus DC. Dari kondisi tersebut maka dioda hanya digunakan pada beberapa
pemakaian saja antara lain sebagai Penyearah setengah gelombang (Half Wave Rectifier).

Gambar dibawah merupakan gambar sinyal DC setelah diberi 1 dioda pada sinyal AC.

• Sinyal Setengah Gelombang (menggunakan 1 dioda)


Gambar Rangkaian 1
Dioda

Maka jika dilihat dari sinyal outputnya akan terlihat setengah gelombang DC

Bisa dilihat pada gambar diberikut

Gambar Sinyal
Setengah Gelombang

Setelah melewati 1 buah dioda, maka sinyal memotong siklus negatif

Hanya saja, siklus positif tidak terjadi dengan gelombang penuh

Namun hal ini, bukan berarti menggunakan 1 dioda tidak bisa dilakukan

Dapat dilakukan, hanya saja mendapat setengah gelombang saja


Maka hal ini biasanya sering digunakan pada mainboard TV

• Sinyal Gelombang Penuh (Menggunakan 2 dioda atau 4 dioda)

Kemudian gambar dibawah merupakan sinyal penyearah gelombang penuh (Full Wave
Rectifier), sedikit berbeda dengan bentuk sinyal yang sebelumnya yang tidak penuh atau bisa
dikatakan setengah gelombang.

Gambar berikut menggunakan 2 dioda atau 4 dioda dimana hal tersebut menghasilkan
gelombang DC yang penuh.

Gambar Rangkaian 2
dioda atau 4 dioda

Jika dirancang menggunakan 2 ataupun 4 dioda, maka akan didapatkan sinyal gelombang yang
penuh
Gambar Sinyal Gelombang Penuh

Bisa dilihat, Siklus negatif terpotong dan Sinyal Positif terisi penuh
Cara mengecek dioda dual schottky
Agustus 27, 2018 Dellany Kahfi

Dioda Schottky, merupakan dioda penyearah dengan recovery tinggi (on/off dengan sangat
cepat) dan mempunyai tegangan drop sangat kecil di 0.2 – 0.3 volt. Oleh karena itu dioda ini
banyak digunakan pada power supply jenis SMPS.

Dioda schottky ditempatkan pada output lilitan sekunder dari trafo inti ferit agar disearahkan
kemudian di filter menggunakan kapasitor dan induktor agar tegangan yang keluar stabil dan
bebas noise.

Dioda schottky pada power supply SMPS biasanya berbentuk seperti IC 3 kaki, dioda schottky
dengan bentuk seperti itu disebut dual schottky, karna didalamnya terdapat 2 buah dioda yang di
jadikan 1, untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini :
Jenis yang banyak dipakai di power supply SMPS berjenis common cathode, dimana kaki katoda
dijadikan 1 di kaki tengah dual schottky. Pengecekan dioda dual schottky tipe common cathode
berfokus pada kaki tengah (kaki nomor 2) seperti gambar dibawah ini.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat video seperti dibawah ini :
Cara Mengukur Dioda Dengan
Menggunakan Avo Digital
Otoqita.com – Cara mengukur dioda memakai avo digital serta cara mengetahui apakah dioda
tersebut masih baik atau tidak, apakah dioda putus atau konslet atau bagaimana cara tahu dioda
rusak atau tidak karena terdapat dua kemungkinan kerusakan pada dioda yaitu dioda short
(konslet) dan dioda putus.

Kenapa saya menulis tentang elektronika dasar terutama dasar-dasar pengukuran? Karena dunia
otomotif tidak bisa terlepas dengan elektronika.

Banyak komponen didalam mobil yang merupakan peralatan elektronika, seperti ECU, Modul
Central Lock, Modul Alarm atau remote pintu, Modul Power Window, Sensor-sensor mesin, Ac
amplifier, Modul EPS, Pengatur kecepatan kipas radiator dan masih banyak lagi.

Yang semuanya memerlukan dasar-dasar pengetahuan dan pengukuran komponen elektronika


termasuk pengukuran dioda yang merupakan salah satu komponen elektronika.

Cara Mengukur Dioda Dengan Menggunakan Avo Digital


1. Pasang jarum avo digital warna merah dan hitam pada Avo digital, untuk jarum avo warna
merah tempatkan pada lubang pengukuran yang terdapat simbol Omega, Volt dan Ampere.
Sedangkan jarum hitam tempatkan pada common.
2. Ubah skala pengukuran ke gambar Dioda, karena umumnya avo digital dilengkapi alat untuk
ukur dioda. Simbol Dioda pada avo digital ada yang menjadi satu dengan skala ukur Ohm 2K
dan ada yang menjadi satu dengan fungsi buzzer. Silakan lihat Macam-macam Avo Digital.

3. Perhatikan pada fisik dioda, dioda secara umum memiliki gelang warna putih pada salah satu
kakinya, kaki tersebut di namai Katoda. Silakan lihat Fungsi dioda.

4. Taruh jarum ukur Merah pada Anoda dan Hitam pada Katoda, kemudian lihat pada layar
avo meter berapa nilai angka yang ditunjukan, catatan pengukuran dioda jika dioda diparalel
dengan komponen lain seperti gulungan relay yang terbaca adalah nilai gulungan relay bukan
nilai dioda.
Hasil pengukuran :
a. Jika menunjukan 3 digit angka diatas 300 sampai 700 berarti Dioda bagus

b. Jika menunjukan angka 000 berarti dioda konslet

c. Jika menunjukan 1 digit angka dengan angka 1 didepan berarti dioda putus.

5. Kebalikan dari langkah nomor empat, balik jarum pengukur, letakan jarum ukur avo warna
hitam pada anoda dan jarum merah pada katoda, kemudian baca hasil pengukuran, lihat
gambar dibawah.
Hasil Pengukuran:
a. Jika menunjukan 1 digit angka 1 berarti ada dua kemungkinan yaitu dioda dalam kondisi
baik dan bisa dalam kondisi putus, untuk memastikan dioda masih bagus harus lihat langkah
no 4a, harus dipastikan saat ukur pada point 4a terdapat angka antara 300 sampai 700

b. Jika menunjukan angka 000 berarti dioda konslet atau short

Semoga berguna cara mengukur dioda dengan avo digital diatas.


Cara Mengukur Dioda Zener dengan
Multimeter
Dickson Kho Pengujian Komponen

Cara Mengukur Dioda Zener dengan Multimeter – Dioda Zener adalah jenis dioda yang
dirancang khusus untuk dapat beroperasi di rangkaian Bias Balik (Reverse Bias). Dioda Zener
akan memiliki karakteristik dan Fungsi yang sama persis dengan Dioda Normal apabila
diberikan tegangan bias maju (Forward bias), namun apabila Dioda Zener diberikan tegangan
yang melampai batas “Breakdown Voltage” atau “Tegangan Tembus Dioda Zener”, maka Dioda
Zener tersebut akan mengalirkan arus listrik ke arah yang berlawanan.
Baca juga : Pengertian dan Fungsi Dioda Zener.

Dioda Zener yang memiliki sifat unik ini umumnya digunakan pada rangkaian-rangkaian
Pengatur Tegangan (Voltage Regulator) dan Rangkaian Perlindungan terhadap kelebihan
Tegangan (Over Voltage Protection). Pada saat rangkaian-rangkaian tersebut mengalami
gangguan, mungkin kita perlu melakukan troubleshooting komponen-komponen elektronika
mana yang menjadi penyebab gangguan tersebut dan tentunya salah satu komponen yang perlu
kita periksa adalah Dioda Zener ini.

Cara Mengukur Dioda Zener


Pada umumnya, terdapat dua cara sederhana untuk mengetahui apakah Dioda Zener masih dapat
berfungsi dengan baik atau sudah mengalami kerusakan. Kedua cara mengukur Dioda Zener ini
akan kita bahas di artikel ini.

Cara Mengukur Dioda Zener dengan Ohmmeter pada Multimeter

Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan menggunakan fungsi Ohmmeter pada
Multimeter. Pengujian atau pengukuran Dioda Zener dengan Ohmmeter pada Multimeter ini
dapat mengetahui apakah Dioda Zener yang bersangkutan mengalami “Open (Putus/terbuka)”
atau “Short (Korsleting/hubungan pendek) atau mungkin juga masih dalam kondisi baik.
1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω)
2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.45Mohm atau 450KOhm) yang
menandakan Dioda Zener masih dalam Kondisi Baik. Namun apabila tidak menunjukan
nilai tertentu, maka dapat dipastikan bahwa Dioda tersebut telah rusak.
6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda (tanda gelang)
7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
8. Nilai Resistansinya yang Infinity (tak terhingga) atau Open Circuit (OL) menandakan
Dioda Zener tersebut dalam kondisi baik. Namun apabila menunjukan nilai resistansi
tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak.

Cara Mengukur Dioda Zener dengan Voltmeter pada Multimeter

Cara kedua adalah dengan menggunakan fungsi Voltmeter pada Multimeter untuk memeriksa
apakah Dioda Zener masih dalam kondisi baik atau rusak. Untuk melakukan pengujian ini, kita
perlu membuat sebuah rangkaian sederhana yaitu dengan merangkaikan sebuah resistor secara
seri dengan Dioda Zener dan memberikan tegangan bias terbalik (reverse bias) pada Dioda
Zener yang akan kita uji atau ukur nilainya.

Tegangan yang kita berikan harus lebih tinggi dari dari tegangan Zener (Breakdown Voltage)
yang ditentukan. Dalam contoh rangkaian dibawah ini kita memberikan tegangan setinggi 9 Volt
dari sebuah Baterai 9V. Tegangan Zener atau Breakdown Voltage pada Dioda Zener yang kita
gunakan adalah 5,1V. Kita juga memerlukan sebuah resistor sebagai pembatas. Resistor yang
kita gunakan adalah 1KΩ.
1. Rangkailah Dioda Zener seperti pada gambar diatas ini.
2. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi VOLT (V)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
4. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter, pastikan nilai yang ditampilkan adalah
nilai yang mendekati Tegangan Zener (Breakdown Voltage). Jika nilai tegangan yang
ditunjukan adalah mendekati Tegangan Zener, dapat dipastikan bahwa Dioda Zener
tersebut dalam kondisi baik (Dalam contoh ini adalah sekitar 5,1V). Namun apabila nilai
tegangannya sangat tinggi atau jauh lebih rendah dari nilai Tegangan Zener, berarti Dioda
Zener tersebut telah rusak.
Fungsi Dioda dan Cara Mengukurnya
Dickson Kho Komponen Elektronika

Fungsi Dioda dan Cara mengukurnya – Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif
yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik
ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering
dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya
mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja
yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi
tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah
sebaliknya.

Fungsi Dioda and Jenis-jenisnya


Berdasarkan Fungsi Dioda, Dioda dapat dibagi menjadi beberapa Jenis, diantaranya adalah :

• Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah
arus AC ke arus DC.
• Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil
tegangan.
• Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan
• Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya
• Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali

Baca juga : Pengertian Dioda Bridge dan Prinsip Kerjanya.


Simbol Dioda
Gambar dibawah ini menunjukan bahwa Dioda merupakan komponen Elektronika aktif yang
terdiri dari 2 tipe bahan yaitu bahan tipe-p dan tipe-n :

Prinsip Kerja Dioda


Untuk dapat memperjelas prinsip kerja Dioda dalam menghantarkan dan menghambat aliran arus
listrik, dibawah ini adalah rangkaian dasar contoh pemasangan dan penggunaan Dioda dalam
sebuah rangkaian Elektronika.

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter


Untuk mengetahui apakah sebuah Dioda dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya,
maka diperlukan pengukuran terhadap Dioda tersebut dengan menggunakan Multimeter (AVO
Meter).

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog


1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100
2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
5. Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
6. Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda
gelang).
7. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
8. Jarum harus tidak bergerak.
**Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak.

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital

Pada umumnya Multimeter Digital menyediakan pengukuran untuk Fungsi Dioda, Jika tidak ada,
maka kita juga dapat mengukur Dioda dengan Fungsi Ohm pada Multimeter Digital.

Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan Multimeter Digital


(Fungsi Ohm / Ohmmeter)

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω)


2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.64MOhm)
6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
8. Nilai Resistansinya adalah Infinity (tak terhingga) atau Open Circuit.
**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak.

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital


(Menggunakan Fungsi Dioda)

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi Dioda


2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.42 V)
6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
8. Tidak terdapat nilai tegangan pada Display Multimeter.
**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak.
Catatan Penting :

Hal yang perlu diperhatikan disini adalah Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan
Multimeter Analog dan Multimeter Digital adalah terbalik. Perhatikan Posisi Probe Merah (+)
dan Probe Hitamnya (-).

Cara-cara pengukuran tersebut diatas juga dapat digunakan untuk menentukan Terminal mana
yang Katoda dan mana yang Terminal Anoda jika tanda gelang yang tercetak di Dioda tidak
dapat dilihat lagi atau terhapus (hilang).
Pengertian Dioda Zener, Fungsi, dan Prinsip
Kerjanya
September 1, 2019 agi putra 0 Komentar

Dioda zener adalah Komponen Elektronika yang terbuat dari Semikonduktor dan merupakan
jenis Dioda yang dirancang khusus untuk dapat beroperasi di rangkaian Reverse Bias (Bias
Balik).

Diode Zener merupakan semikonduktor paling banyak di gunakan karena mudah dan sederhana
di bandingkan dengan yang lain. Selain sederhana dan mudah dioda Zener juga banyak di
gunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Simbol dan Bentuk Dioda Zener


Fungsi Dioda Zener

Pada umumnya komponen ini di gunakan untuk kestabilan arus listrik, karena arus litrik akan
lebih baik dalam keadaan stabil.

Jika dioda lainnya di gunakan sebagai penyearah arus, Dioda Zener memiliki fungsi yang sedikit
berbeda yaitu sebagai penstabil tegangan.

Dioda zener tidak mempengaruhi arus yang lewat pada rangkaian, jadi hanya menstabilkan
tegangannya saja

Cara pemasangannya pun masih sama seperti pemasangan dioda pada umumnya

Lihat gambar rangkaian di bawah


Rangkaian diatas merupakan power supply penstabil tegangan menggunakan dioda zener 5,1 V

Maka output tegangan yang keluar memiliki kisaran 5 V

Ada juga rangkaian penstabil tegangan yang menggunakan IC Regulator

Anda bisa baca Artikel “Pengertian IC Regulator, Fungsi, dan contoh rangkaiannya”

Dengan catatan tegangan supply lebih besar dari 5 V

Jika tegangan supply dibawah 5 V, maka percuma saja jika dipasang dioda zener

Maka dari itu syaratnya adalah tegangan supply lebih besar dari voltage Dioda zener tersebut

Ada beberapa macam dioda zener dengan penstabil tegangan yang berbeda

Antara lain seperti 5V, 12V, 24V dan lain –lain

Prinsip Kerja Dioda Zener

Pada dasarnya, Dioda Zener akan menyalurkan arus listrik yang mengalir ke arah yang
berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas “Breakdown Voltage” atau Tegangan
Tembus Dioda Zenernya. Karakteristik ini berbeda dengan Dioda biasa yang hanya dapat
menyalurkan arus listrik ke satu arah. Tegangan Tembus (Breakdown Voltage) ini disebut juga
dengan Tegangan Zener.
Dalam Rangkaian diatas, Dioda Zener dipasang dengan prinsip Bias Balik (Reverse Bias),
Rangkaian tersebut merupakan cara umum dalam pemasangan Dioda Zener yang dipasang
secara seri.

Dalam Rangkaian tersebut, tegangan Input (masuk) yang diberikan adalah 12V tetapi Multimeter
menunjukan tegangan yang melewati Dioda Zener adalah 5V. Ini artinya tegangan akan turun
saat melewati Dioda Zener yang dipasang secara Bias Balik (Reverse Bias). Sedangkan resistor
tersebut digunakan sebagai pembatas arus listrik

Arus yang mengalir tidaklah berubah karena dioda zener hanya menstabilkan tegangan bukan
arus, nilai arus akan berubah jika tegangan supply lebih besar/kecil (diganti) ataupun resistor
diganti dengan nilai lain

Dioda Zener akan memberikan tegangan tetap dan sesuai dengan Tegangan Zenernya terhadap
Tegangan Input yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai