Anda di halaman 1dari 11

1. Buatlah salah satu rangkaian transistor sebagai saklar,Jelaskan cara kerja rangkaian tersebut !

Salah satu cara termudah untuk memahami cara kerja transistor adalah dengan menganggapnya sebagai sebuah saklar. Untuk menghasilkan kondisi on/off seperti pada saklar, transistor dioperasikan pada salah satu titik kerjanya, titik saturasi dan cut off. Transistor akan aktif apabila diberikan arus pada basis transistor sebesar :

Saat kondisi saturasi, transistor seperti sebuah saklar yg tertutup (on) sehingga arus dapat mengalir dari kolektor menuju emitor. Sedangkan saat kondisi cutoff, transistor seperti sebuah saklar yg terbuka (off) sehingga tidak ada arus yg mengalir dari kolektor ke emitor.

Agar transistor dapat bekerja sebagai saklar, ada beberapa hal yg harus diperhatikan diantaranya : 1. Menentukan Ic Ic adalah arus beban yg akan mengalir dari kaki kolektor ke emitor. Besarnya arus beban ini tidak boleh lebih besar dari Ic maksimum yang dpt dilewatkan
1

Ujian Akhir Semester | Elektronika Dasar 2

oleh transistor. Arus beban ini dapat dicari dengan persamaan berikut :

2. Menentukan hfe transistor Setelah arus beban yg akan dilewatkan pada transistor diketahui maka selanjutnya adalah menentukan transistor yang akan dipakai dengan syarat seperti berikut:

3. Menentukan Rb Setelah transistor yg akan dipakai sebagai saklar telah ditentukan maka selanjutnya adalah menentukan hambatan pada basis (Rb). Besarnya Rb ini dapat dicari dengan persamaan berikut :

Sebagai contoh Saklar elektronik Gambar transistor ini dapat dianalisa sebagai saklar berikut;
2

Ujian Akhir Semester | Elektronika Dasar 2

+ B C E

dari gambar analogi saklar tersebut, bila basis diberi sinyal maka saklar akan terdorong sehingga akan menutup, dengan demikian arus akanmengalir dar C ke E bila dalam rangkaian digambarkan sebagai berikut;
K+ R2 VR
B

R1
C

B
E

R1

Lampu O-

Keterangan VR= resistor variable

= Lampu pijar tegangan positif akan masuk ke transistor yaotu ke kolektor melalui R1 dan ke basis melalui R2 dan VR (resistor variable) R3 berfungsi sebagai umpan negatif agar arus mesuk ke basis. Bila VBE telah tercapai, maka transistor akan di on sebagai saklar, sehingga arus akan mengalir dari kolektor ke emiter dan lampu akan menyala.

Berikut ini adalah contoh pemakaian transistor untuk menswitch relay 12V. Relay ini kemudian digunakan untuk mengaktifkan motor DC 12V.

Ujian Akhir Semester | Elektronika Dasar 2

Vcc = 12V Vbb = 5V RL = hambatan koil pada relay = 400 ohm Maka : Sesuai dengan syarat pemilihan transistor diatas, dipakai transistor 2n3904 yang mempunyai Icmax=200mA dan hfe=60~100. Dari sini, kita dapat menentukan IB untuk kondisi saturasi, kemudian kita cari Rb. Ada baiknya pula kita menambahkan dioda (1N4001) seperti pada gambar rangkaian diatas. Dioda ini berfungsi sebagai proteksi transistor untuk menghubung singkat tegangan induksi yg mgkn terjadi saat peralihan kondisi dari on ke off.

2. Jelaskan Prinsip kerja relay dan contoh pemakaiannya ! Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat

mengimplementasikan logika switching. Sebelum tahun 70an, relay merupakan otak dari rangkaian pengendali. Baru setelah itu muncul PLC yang mulai menggantikan posisi relay.Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut : Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar. Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik. Di bawah ini contoh relay yang beredar di pasaran

Ujian Akhir Semester | Elektronika Dasar 2

Gambar 1 Relay yang tersedia di pasaran Secara umum, relay digunakan untuk memenuhi fungsi fungsi berikut : Remote control : dapat menyalakan atau mematikan alat dari jarak jauh Penguatan daya : menguatkan arus atau tegangan Contoh : starting relay pada mesin mobil Pengatur logika kontrol suatu sistem Prinsip Kerja dan Simbol Relay terdiri dari coil dan contact. Perhatikan gambar 2, coil adalah gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedang contact adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil. Contact ada 2 jenis : Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open), dan Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close). Secara sederhana berikut ini prinsip kerja dari relay : ketika Coil mendapat energi listrik (energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas, dan contact akan menutup.

Ujian Akhir Semester | Elektronika Dasar 2

Gambar 2 Skema relay elektromekanik Selain berfungsi sebagai komponen elektronik, relay juga mempunyai fungsi sebagai pengendali sistem. Sehingga relay mempunyai 2 macam simbol yang digunakan pada : o Rangkaian listrik (hardware) o Program (software) Berikut ini simbol yang digunakan :

Gambar 3 Rangkaian dan simbol logika relay Simbol selalu mewakili kondisi relay tidak dienergized. Dalam data sheet, penjelasan untuk coil dan contact terpisah. Hal ini menyebabkan masing masing mempunyai spesifikasi yang berbeda beda juga.
6

Ujian Akhir Semester | Elektronika Dasar 2

Relay sebagai pengendali Salah satu kegunaan utama relay dalam dunia industri ialah untuk implementasi logika kontrol dalam suatu sistem. Sebagai bahasa pemrograman digunakan konfigurasi yang disebut ladder diagram atau relay ladder logic. Berikut ini beberapa petunjuk tentang relay ladder logic (ladder diagram): Diagram wiring yang khusus digunakan sebagai bahasa pemrograman untuk rangkaian kontrol relay dan switching. LD Tidak menunjukkan rangkaian hardware, tapi alur berpikir. LD Bekerja berdasar aliran logika, bukan aliran tegangan/arus. Relay Ladder Logic terbagi menjadi 3 komponen : 1. Input pemberi informasi 2. Logic pengambil keputusan 3. Output usaha yang dilakukan Diagram sederhana dari sistem kontrol berbasis relay yang menggambarkan penjelasan di atas dapat dilihat pada gambar 8. Dari gambar di atas nampak bahwa sistem kendali dengan relay ini mempunyai input device (misalnya: berbagai macam sensor, switch) dan output device (misalnya : motor, pompa, lampu). Dalam rangkaian logikanya, masing-masing input, output, dan semua komponen yang dipakai mengikuti standard khusus yang unik dan telah ditetapkan secarainternasional.

Input device

Relay

(Logic) Output Device

Gambar 8 Aplikasi relay Sebagai awal, pada gambar di bawah dapat dilihat aplikasi relay untuk membentuk
Ujian Akhir Semester | Elektronika Dasar 2

gerbang gerbang logika sederhana (AND, OR, NOT, dan latching).

Gambar 9 Relay untuk membentuk gerbang logika Sebagai pengendali, relay dapat mengatur komponen komponen lain yang membentuk suatu sistem kendali di industri, di antaranya : switch, timer, counter, sequencer, dan lain lain. Semuanya adalah komponen komponen dalam bentuk hardware. Perhatikan gambar gambar berikut.

Ujian Akhir Semester | Elektronika Dasar 2

Gambar 10 Pneumatic Timer

Gambar 11 Thermal & solid state timer

Gambar 12 Counter elektromekanik

Ujian Akhir Semester | Elektronika Dasar 2

Contoh rangkaian light switch with relay

Alat-alat yang digunakan R1 = 10K R2 = 470K R3 = 470K R4 = 10K R5 = 1K D1 = 1N4001 C1 = 220F Q1 = ECG128 V = 12Volt LDR

Pinsip kerjanya yaitu saklar cahaya yang akan aktif pada saat sensor tidak menerima cahaya, apabila ingin membalik kondisi tersebut (saklar aktif pada saat sensor menerima cahaya) maka dapat dilakukan dengan membalik posisi antara LDR dan R1. D1 berfungsi untuk menghindari efek EMF atau sparking dan coil relay. Rangkaian ini sangat mudah dibuat.

10

Ujian Akhir Semester | Elektronika Dasar 2

3. Skema rangkaian transistor sebagai penguat arus dan prinsip kerjanya

Gambar Rangkaian Transistor Sebagai Penguat / Amplifier Alat-alat yang digunakan 1. V = 9Volt 2. R1 = 10K 3. Lampu Transistor amplifier disebut juga sebagai transistor penguat. Pada rangkaian amplifier transistor bekerja pada wilayah antara titik jenuh dan kondisi terbuka (cut off), tetapi tidak pada kondisi keduanya. Transistor akan mengalami jenuh apabila arus yang melalui basis terlalu besar sehingga antara kolektor dan emitor bagaikan kawat terhubung dengan begitu tegangan antara kolektor dan emitor Vce adalah 0 Volt. Kemudian transistor akan mengalami Cutoff apabila arus yang melalaui basis sangat kecil sekali sehinga kolektor dan emitor akan seperti kawat yang terbuka dan tegangan antara kolektor emitor akan sama dengan tegangan supply, hal ini karena resistansi keduanya sangat besar sekali medekati tak terhingga sehingga sesuai hukum pembagi tegangan pada rangkaian seri maka tegangan yang jatuh akan lebih besar pada resistansi yang lebih besar. Dari rangkaian diatas bisa kita simpulkan bahwa kondisi transistor amplifier sangat tergantung pada besarnya arus yang mengalir pada terminal basis-nya. Sebagai penguat arus kolektor akan berbanding lurus dengan arus basis. Lampu pada rangkaian akan semakin terang jika kita ubah nilai VR1 semakin kecil dan begitu juga sebaliknya.
11

4. Q1 5. VR1 45%

Ujian Akhir Semester | Elektronika Dasar 2

Anda mungkin juga menyukai