Anda di halaman 1dari 20

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, di bidang elektronika, terutama mengenai bagaimana merangkai suatu alat elektronika, semua komponen elektronika tidak digambarkan dalam bentuk fisik yang nyata, tetapi dituangkan dalam bentuk gambar skema, yang disebut skema elektronika. Dalam belajar rangkaian elektronika, selain harus bisa membaca gambar skema rangkaian, juga harus memahami jenis komponen yang akan digunakan dalam rangkaian elektronika yang akan dibuatnya. Selain itu harus diperhatikan juga alat pendukung yang lainnya yaitu alat bantu seperti obeng, tang, solder, gergaji, palu, dan lain-lain. Komponen elektronika yang ada di pasaran, pada umumnya tidak selamanya dalam kondisi baik. Komponen yang akan digunakan sebaiknya diperiksa dulu dengan alat ukur yang disebut AVO meter atau multi meter. Alat ini mutlak diperlukan bagi anda bila mau merangkai sebuah alat elektronik. Karena bila tidak di test dulu dengan alat ukur tersebut, kemungkinan gagal bisa terjadi. Oleh karena itulah penulis membahas mengenai beberapa contoh rangkaian elektronika sederhana, misalnya rangkaian flip flop.

1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain : a. Apa pengertian transistor dan fungsinya? b. Apa pengertian transistor sebagai saklar? c. Bagaimana prinsip kerja transistor sebagai saklar? d. Apa kelemahan dan kelebihan transistor sebagai saklar? e. Apa rangkaian flip flop? f. Apa saja komponen penyusun rangkaian flip flop? g. Bagaimana prinsip kerja flip flop? h. Bagaimana membuat rangkaian flip flop sederhana? i. j. Apa pengertian rangkaian penyearah? Apa tujuan rangkaian penyearah?
1

k. Apakah komponen dan fungsi komponen rangkaian penyearah? l. Bagaimana rangkaian penyearah?

1.3 Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : a. Mengetahui pengertian transistor dan fungsinya. b. Mengetahui pengertian transistor sebagai saklar. c. Memahami prinsip kerja transistor sebagai saklar. d. Mengetahui kelemahan dan kelebihan transistor sebagai saklar. e. Mengetahui rangkaian flip flop f. Mengetahui komponen penyusun rangkaian flip flop. g. Memahami prinsip kerja flip flop. h. Memahami membuat rangkaian flip flop sederhana. i. j. Mengetahui pengertian rangkaian penyearah. Mengetahui tujuan rangkaian penyearah.

k. Mengetahui komponen dan fungsi komponen rangkaian penyearah. l. Memahami rangkaian penyearah.

1.4 Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain : a. Agar mengetahui prinsip kerja transistor sebagai saklar, rangkaian flip flop dan rangkaian penyearah b. Bisa membuat rangkaian flip flop sederhana dan adaptor

BAB II PEMBAHASAN

2.1 TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR 2.1.1 Pengertian Transistor Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter) Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan

sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.

2.1.2 Fungsi Transistor Beberapa fungsi transistor antara lain : a. Perata arus pada adaptor b. Penguat arus c. Penahan sebagian arus d. Pembangkit frekuensi rendah dan tingggi e. Saklar, dll

2.1.3 Pengertian Transistor sebagai Saklar Transistor sebagai saklar adalah apabila berada pada dua daerah kerjanya yaitu daerah jenuh (saturasi) dan daerah mati (cut-off). Cut-Off adalah kondisi transistor dimana arus basis sama dengan nol (IB = 0), arus output pada Collector (IC) sama dengan nol, dan tegangan pada Collector adalah maksimal atau sama dengan

tegangan supply (VCE = VCC). Saturasi adalah kondisi transistor dimana arus basis adalah maksimal (IB=Max), arus Collector adalah maksimal (IC=Max), dan tegangan CollectorEmitor adalah minimal (VCE=0). Transistor akan mengalami perubahan kondisi dari menyumbat ke jenuh dan sebaliknya. Transistor dalam keadaan menyumbat dapat dianalogikan sebagai saklar dalam keadaan terbuka, sedangkan dalam keadaan jenuh seperti saklar yang menutup.

2.1.4 Prinsip Kerja Transistor sebagai Saklar Pada dasarnya prinsip kerja trasistor sebagai saklar adalah memanfaatkan kondisi jenuh dan cut-off suatu transistor, dimana kedua kondisi ini bisa diperoleh dengan pengaturan besarnya arus yang melalui basis transistor. Kondisi jenuh atau saturasi akan diperoleh jika basis transistor diberi arus cukup besar sehingga transistor mengalami jenuh dan berfungsi seperti saklar yang tertutup. Sedangkan kondisi cut-off diperoleh jika arus basis dilalui oleh arus yang sangat kecil atau mendekati nol ampere, sehingga transistor bekerja seperti saklar yang terbuka. Sebenarnya seri dan jenis transistor memiliki spesifikasi yang berbeda-beda mengenai arus yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi jenuh atau cut-off. Tetapi biasanya tidak terlalu jauh berbeda kecuali terbuat dari bahan semikonduktor yang berbeda (silikon atau germanium).

Gambar dibawah ini akan menjelaskan mengenai cara kerja transistor sebagai sebuah saklar terbuka dan tertutup.

Pada rangkaian transistor sederhana di atas, terdapat satu buah lampu yang di ibaratkan sebagai sebuah beban. Satu buah transistor NPN yang nantinya akan menggantikan fungsi kerja suatu saklar. Satu buah potensio meter digunakan agar bisa melakukan analisa pada kondisi arus basis yang berbeda-beda dengan melakukan variasi kondisi dari potensio tersebut. Pada saat potensiometer kita putar pada kondisi dimana arus basis akan menjadi besar, maka kolektor dan emitor transistor tersebut akan bekerja seperti kawat yang terhubung. Sehingga pada kondisi ini lampu akan menyala. Sesuai pengalaman yang pasti pada transistor bahan silikon, tegangan Vbe (tegangan basis emitor) tidak kurang dari 0,7 volt. Tapi salah satu hal penting yang harus di ketahui adalah jangan terlalu besar memberikan arus pada basis, karena akan berakibat kerusakan pada transistor. Gunakan tahanan basis (resistor yang dipasang pada basis) sebagai pencegah arus berlebih pada saat potensio resistasinya nol ohm. Karena jika potensio diputar hingga pada kondisi resistansinya nol ohm sama dengan menghubungkan basis transistor dengan supply 9 volt langsung. Kondisi ini pasti akan mengakibatkan kerusakan pada transistor. Jika potensio meter tersebut di atas kita putar pada kondisi resistansi sangat besar (misal : maks 100 Kohm), maka arus yang akan melalui basis akan sangat kecil atau dengan kata lain tegangan yang akan jatuh pada basis dan emitor akan sangat kecil (dibawah 0,7 volt bahkan mendekati 0 volt), pada kondisi ini transistor akan berada pada kondisi cut-off, kondisi dimana kolektor dan emitor bagai saklar yang terbuka. Jadi pada

kondisi ini beban lampu tidak akan mendapatkan supply listrik sehingga tidak akan menyala. Pada gambar di atas, diberikan contoh dua saklar yang berada sejajar dengan transistor. Saklar SW1(kondisi terbuka) itu sama halnya jika transistor mengalami cut-off. Sedangkan saklar SW2 (tertutup) sama halnya dengan transistor pada kondisi jenuh. Memang secara perhitungan sebenarnya tidak sesederhana itu, karena ada rumus tertentu untuk menghitung arus atau tegangan pada setiap titik transistor (basis, kolektor dan emitor). Namun secara sederhana bisa dituliskan seperti itu. Berikut merupakan perhitungan secara teori untuk menentukan transistor sebagai saklar : Kondisi Jenuh atau Saturasi Vce = vcc Ic.Rc Karena kondisi jenuh vce = 0 Volt (keadaan ideal) Maka Ic = vcc/Rc Menentukan tahanan basis (Rb) untuk memperoleh arus basis pada keadaan jenuh adalah : Ib saturasi > Ic/ Rb = (Vi-Vbe) / Ib saturasi Menentukan mati atau cut off Vce = Vcc Ic.Rc Karena kondisi mati Ic = 0 (kondisi ideal) maka : Vce = Vcc 0.Rc Vce =Vcc Besar arus basis Ib adalah : Ib = Ic/

2.1.5 Kekurangan dan Kelebihan Transistor sebagai Saklar a. Kekurangan : Kecilnya arus beban yang mampu disaklarkan, jadi beban yang cocok harus dipilah-pilah terlebih dahulu. Jika tidak anda akan menghabiskan banyak transistor sebab selalu rusak akibat dispasi daya yang belebihan.

b. Kelebihan : 1. Bisa untuk pensaklaran yang sangat cepat, tidak terjadi bouncing (seperti halnya pada pensaklaran mekanik dengan relay). 2. Karena tidak menggunakan peralatan mekanik seperti saklar-saklar umumnya, maka transistor ini cocok untuk mensaklarkan rangkaian digital yang memerlukan kecepatan, keakuratan serta hanya supply tegangan yang kecil.

2.2 RANGKAIAN FLIP FLOP 2.2.1 Pengertian Rangkaian Flip Flop Rangkaian flip-flop adalah suatu rangkaian bistabil dengan triger yang dapat menghasilkan kondisi logika 0 dan 1 pada keluarannya. Keadaan dapat dipengaruhi oleh satu atau kedua masukannya. Tidak seperti fungsi gerbang logika dasar dan kombinasi, keluaran suatu flip-flop sering tergantung pada keadaan sebelumnya. Kondisi tersebut dapat pula menyebabkan keluaran tidak berubah atau dengan kata lain terjadi kondisi memory. Oleh sebab itu flip-flop dipergunakan sebagai elemen memory.

2.2.2 Fungsi Rangkaian Flip Flop Fungsi dari rangkaian flip flop antara lain : a. Menyimpan bilangan biner b. Mencacah pulsa c. Menyerempakkkan/menyinkronkan rangkaian aritmatika

2.2.3 Komponen Penyusun Rangkaian Flip Flop Sebuah rangkaian flip flop sederhana akan tersusun dari beberapa komponen. Komponen itu antara lain : a. LED Merupakan komponen yang akan menyala, jika dilewati tegangan dan arus yang sesuai. Lampu led ada banyak warna, setiap warna, berbeda antara tegangan dan arus satu sama lain. Infra merah Merah Oranye : 1,6 V : 1,8 V 2,1 V : 2,2 V
7

Kuning Hijau Biru Putih Ultraviolet b. Resistor

: 2,4 V : 2,6 V : 3,0 V 3,5 V : 3,0 3,6 V : 3,5 V

Komponen yang berguna untuk memberi resistensi atau hambatan pada rangkaian. Sesuai dengan hukum Ohm R=V/I. Maka dengan resistor ini kita dapat mengubah kebutuhan tegangan dan kuat arus agar sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan led. c. Transistor Transistor merupakan komponen penting dalam rangkaian flip flop. Transistor memiliki 3 kaki, C ( kolektor ) B ( basis ), E ( emitor ). Transistor disini berfungsi sebagai saklar otomatis.

NPN Transistor

Ada 2 jenis transistor NPN ( Negative Positive Negative ) dan PNP ( Positive Negative Positive ). Dalam konteks ini, saya hanya akan menjelaskan yang NPN. Ketika kaki basis diberi tegangan dan arus yg sesuai, maka transistor dalam keadaan on, akibatnya akan ada arus dari kolektor ke emitor, yang besarnya lebih besar dari tegangan dan arus dari basis. Jika tidak ada arus yang mengalir kedalam basis, atau tegangan yang diberikan ke basis kurang, maka transistor dalam keadaan off. d. Kapasitor Selain transistor, kapasitor juga penting. Kapasitor berfungsi sebagai penyimpan muatan arus listrik. Ketika kapasitor dialiri arus listrik dari kutub ke + milik kapasitor, maka kapasitor akan men-charge. Ketika muatan yang ada dalam kapasitor sudah penuh, secara otomatis kapasitor akan mengeluarkan muatannya dari + ke milik kapasitor.
8

2.2.4 Prinsip Kerja Flip Flop

Keterangan : R1 = hambatan pertama R2 = hambatan kedua D1 = LED pertama D2 = LED kedua Tr1 = Transistor pertama Tr2 = Transistor kedua C1 = Kapasitor pertama C2 = Kapasitor kedua Prinsip kerja Flip Flop : 1. Arus listrik mengalir hingga mengisi 2 kapasitor. 2. Kapasitor yang terisi penuh duluan, dia yang akan mengeluarkan muatannya pertama kali. 3. Kapasitor 1 mengeluarkan muatannya hingga mengenai basis pada transistor 1. Jika muatan yang dikeluarkan kapasitor 1 sesuai yang diperlukan basis dalam mengaktifkan transistor 1. Maka transistor 1 dalam keadaan on, sehingga arus diperbolehkan melewati kolektor ke emitor. 4. Akibatnya led 1 yang berhubungan dengan transistor 1 ini akan menyala. 5. Sedangkan kapasitor 2 dalam keadaan off, karena muatan dalam kapasitor 2 belum bisa dikeluarkan. Sehingga led 2 tidak menyala. Walau ada muatan yang mengalir dari kolektor ke emitor transistor 2, namun masih belum cukup untuk membuat led 2 menyala. 6. Ketika kapasitor 1 kehabisan muatan, secara otomatis kapasitor 2 mengeluarkan muatan, sehingga mengaktifkan transistor 2, dan led 2 menyala. Sedangkan

kapasitor 1 masih mengisi muatan, sehingga transistor 1 off, mengakibatkan led 1 juga off. 7. Seterusnya di ulang lagi.

2.25 Membuat Rangkaian Flip Flop Sederhana Berikut ini merukan salah satu contoh rangkaian flip flop yang sederhana.

Alat dan Bahan yang dibutuhkan : a. Solder b. Timah untuk menyolder c. Kabel d. Gunting e. Papan PCB f. 2 LED g. 4 resistor ( 2 resistor 470 dan 2 resistor 100k ) h. 2 Kapasitor ( 10uF, baca 10 mikrofarad ) i. j. 2 Transistor ( 2N3904 ) 1 Sumber ( 9V )

Langkah Kerja : a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan b. Rangkai bahan seperti yang telah ditunjukkan pada gambar, gunakan kabel jika dibutuhkan c. Hubungkan rangkaian dengan sumber tegangan
10

2.3 RANGKAIAN PENYEARAH 2.3.1 Teori Rangkaian Penyearah Tegangan arus searah biasanya dibutuhkan untuk mengoperasikan peralatan elektronik, misalnya pesawat amplifier, peralatan kontrol elektronik, peralatan komunikasi dan sebagainya. Catu daya arus searah (DC) dapat diperoreh dari batere atau dari sumber daya listrik 220/240 Volt Ac 50 Hz yang dirubah menjadi arus searah melalui rangkaian penyearah (rectifier). Pada sistem rangkaian penyearah ada 4 fungsi dasar yang dibahas, yaitu: 1. Tranformasi tegangan yang diperlukan untuk menurunkan tegangan yang diinginkan. 2. Rangkaian penyearah, rangkaian ini untuk mengubah tingkat tegangan arus bolak balik ke arus searah. 3. Filter, merupakan rangkaian untuk memproses fluktuasi penyearahan yang menghasilkan keluaran tegangan DC yang lebih rata. 4. Regulasi, adalah parameter yang sangat penting pada catu daya dan regulator tegangan dengan bahan bervariasi.

2.3.2 Pengertian Rangkaian Penyearah Rangkaian penyearah merupakan rangkaian yang berfungsi untuk menjadikan gelombang yang mempunyai lebih dari satu arah menjadi gelombang satu arah. Sebagai contoh sinyal yang berbentuk sinusoidal dan mempunyai dua arah gelombang, yaitu arah dari kutub positif ke negative dan arah dari negatf ke positif, kemudian dijadikan gelombang yang mempunyai satu arah saja dengan menggunakan rangkaian penyearah. Untuk menyearahkan gelombang biasanya digunakan dioda. Ada dua metode untuk yang digunakan yaitu metode penyearah setengah gelombang (Half-Wave Rectifier) dan penyearah gelombang penuh (Full-Wave Rectifier).

11

2.3.3 Tujuan Rangkaian Penyearah Rangkaian penyearah bertujuan untuk mengubah sinyal tegangan AC (Alternating Current) menjadi tegangan DC (Direct Current). Komponen utama dalam penyearah gelombang adalah diode yang dikonfiguarsikan secara forward bias. Dalam sebuah power supply tegangan rendah, sebelum tegangan AC tersebut di ubah menjadi tegangan DC maka tegangan AC tersebut perlu di turunkan menggunakan transformator stepdown.

2.3.4 Komponen dan Fungsi Komponen dari Rangkaian Penyearah Komponen Inti dari rangkaian penyearah ada tiga : 1. Transformator, atau Travo 2. Dioda 3. Kapasitor Berikut ini akan dibahas satu persatu mengenai komponen utama dan fungsi masing-masing komponen dari rangkaian penyearah. 1. Transformator / Travo Transformator atau biasa disebut dengan travo, fungsi dari travo ini sebagai penaik tegangan (step up) dan penurun tegangan (step down), pada travo terdapat kumparan-kumparan yang akan menghasilkan tegangan dan kuat arus, kumparan primer dan kumparan skunder. Kumparan Primer adalah kumparan yang dialiri arus listrik (sumber) yang kemudian menginduksi kumparan skunder, sedangkan kumparan skunder adalah kumparan yang menghasilkan tegangan atau yang diinduksi. Jika tegangan yang keluar dari kumparan skunder itu lebih besar dari tegangan yang masuk ke kumparan primer maka travo tersebut dikategorikan dengan travo Step Up, begitu sebaliknya

12

2. Dioda Dioda merupakan komponen semikonduktor, yang berfungsi sebagai penyearah arus, arus yang lewat pada dioda hanya arus searah.

Macam-Macam Dioda Bridge

3. Kapasitor Kapasitor atau biasa juga disebut dengan elco, untuk kapasitor sebenarnya banyak jenis. Pemasangan kapasitor atau elco pada rangkaian penyearah untuk menstabilkan tegangan atau sebagai filter tegangan ac, yang keluar dari dioda tersebut.

2.3.5 Prinsip Kerja Rangkaian Penyearah Pada dasarnya rangkaian penyearah dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian penyearah setengah gelombang dan rangkaian penyearah gelombang penuh a. Rangkaian penyearah Setengah Gelombang
13

Gambar rangkaian penyearah setengah gelombang | Half-wave Rectifier

Rangkaian di atas merupakan rangkaian penyearah yang menggunakan satu buah dioda. Sesuai dengan prinsip dasar dioda, idealnya dioda akan berfungsi seperti seuatas kawat pada saat diberi bias maju dan berfungsi bagaikan saklar terbuka pada saat diberi bias mundur. Maksud dari bias maju adalah apabila pada terminal anodanya (pangkal dari symbol panah) diberi catu positif kemudian terminal katodanya (ujung symbol panah) diberi catu negative. Intinya arus listrik bisa mengalir apabila searah dengan arah panah, sedangkan jika berlawanan dengan arah panah maka arus tidak bisa mengalir. Gelombang masukan adalah gelombang yang berada di bagian bawah, sedangkan gelombang keluaran adalah yang pada bagian atas. Pada saat siklus positif tegangan yang jatuh pada terminal output idealnya adalah sama dengan tegangan supply, atau tegangan supply 0,7 V (Dioda silicon) serta tegangan supply 0,3 V (Dioda germanium). Hal ini terjadi karena dioda diberi bias maju sehingga arus listrik akan melewati dioda bagaikan seutas kawat. Sedangkan pada saat siklus negative, tegangan output hampir sama dengan 0 volt dikarenakan dioda diberi bias mundur (bias reverse) sehingga dioda bekerja bagaikan kawat yang terputus atau saklar yang terbuka. Sesuai dengan hukum pembagi tegangan, maka tegangan yang jatuh pada terminal yang terbuka atau tahanan yang tak

14

terhingga adalah sama dengan tegangan supply. Jika semua tegangan jatuh pada dioda maka tegangan yang jatuh pada terminal output atau beban 10 Kohm adalah 0 volt. b. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh

Gambar rangkaian penyearah gelombang penuh | Full-wave Rectifier

Berbeda dengan rangkaian penyearah setengah gelombang, pada rangkaian penyearah gelombang penuh semua siklus akan dimanfaatkan sebagai gelombang keluaran. Pada rangkaian penyearah setengah gelombang, siklus negative dari tegangan AC input dipotong atau tidak dimanfaatkan sama sekali. Sedangkaan pada penyearah gelombang penuh siklus negative dari sinyal input tetap diloloskan dengan menggunakan dioda yang lain. Biasanya untuk rancangan power supply kebanyakan digunakan penyearah gelombang penuh. Untuk prinsip kerjanya rangkaian ini sama saja dengan rangkaian setengah gelombang, perbedaanya adalah penambahan 3 buah dioda untuk bisa meloloskan arus listrik dari kedua siklus. Coba perhatikan dua buah gelombang pada layar osiloscope, gelombang pada bagian atas adalah tegangan output sedangakan gelombang pada bagian bawah adalah tegangan AC input. Jika kita lihat, pada saat siklus positif tegangan yang jatuh adalah sama dengan input dan juga pada saat siklus negative amplitudo tegangan juga sama dengan tegangan input, hanya saja nilai potensialnya dibalik dari negative menjadi positif.
15

Rangkaian penyearah gelombang penuh dapat diperoleh dengan dua cara. 1. Memerlukan transformator sadapan pusat (Centre Tap-CT) 2. Menggunakan empat dioda disebut penyearah jembatan (rectifier bridge). Berikut akan dibahas satu per satu mengenai cara memperoleh rangkaian penyearah gelombang penuh. 1. Rangkaian Penyearah Centre Tap Penyearah gelombang penuh dengan menggunakan transformator sadapan pusat (Center Tap) diperlihatkan seperti gambar.

D1 A

D2 B
Penyearah dengan Trafo CT

R L

Bila U1 dan U2 mempunyai polaritas, ujung A berpolaritas positif dan ujung B berpolaritas negatif. Pada saat ini D1 menghantar (conduct) sedangkan D2 tidak menghantar (reverse biased). Pada saat A berpolaritas negatif , sedang B berpolaritas positif, pada saat ini D 2 menghantar sedangkan D1 tidak menghantar. Bentuk gelombang input dan output ditunjukkan seperti terlihat pada gambar 1.11

16

Bentuk gelombang Penyearah gelombang penuh

Harga tegangan dapat dihitung: Ueff = 0,707 x Um Udc = 0,636 x Um Harga arus dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

2. Penyearah Gelombang Penuh Sistem Jembatan Rangkaian penyearah ini memerlukan empat buah dioda yang dipasang dengan konfigurasi jembatan seperti terlihat pada gambar. a) A D1 B D3 D4 D2 + RL 120
17

b) +

Bridge

rectifier

Rangkaian penyearah sistem jembatan

Pada saat terminal A positif dan terminal B negatif , dioda-dioda D2 dan D3 berada dalam kondisi menghantar seadangkan D4 dan D1 tidak menghantar. Pada saat terminal A negatif dan B positip , dioda yang menghantar adalah D 4 dan D1, sedang D2 dan D3 tidak menghantar. Dengan demikian setiap setengah perioda tegangan bolak balik ada dua dioda yang menghantar (conduct) secara bersamaan dan dua buah dioda lainnya tidak menghantar sehingga menghasilkan bentuk gelombang penuh. Tegangan rata-rata (Udc) sama dengan sistem penyearah dengan menggunakan trafo CT. Bentuk gelombang keluaran (output) terlihat seperti gambar.

Kelebihan sistem jembatan terhadap sistem trafo CT adalah adanya dioda yang tersambung seri sehingga masing-masing dioda dapat menahan tegangan balik maksimumnya.

18

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan a. Prinsip kerja trasistor sebagai saklar adalah memanfaatkan kondisi jenuh dan cutoff suatu transistor b. Kekurangan transistor sebagai saklar adalah harus memilih-milih beban dan kelebihan transistor sebagai saklar adalah bisa untuk pensaklaran yang sangat cepat. c. Prinsip kerja utama rangkaian flip flop yaitu apabila rangkaiannya diberi tegangan maka salah-satu dr kondisi transistornya menjadi hidup. d. Rangkaian penyearah merupakan rangkaian yang berfungsi untuk menjadikan gelombang yang mempunyai lebih dari satu arah menjadi gelombang satu arah e. Rangkaian penyearah bertujuan untuk mengubah sinyal tegangan AC (Alternating Current) menjadi tegangan DC (Direct Current)

19

DAFTAR PUSTAKA

http://hme-unisma2012.blogspot.com/ diakses tanggal 12 Januari 2013 http://www.linksukses.com/ diakses tanggal 12 januari 2013 http://www.dediakbar.com/ diakses tanggal 13 januari 2013 http://elektronikadasar.info/ diakses tanggal 13 Januari 2013 http://hiingintahu.blogspot.com/ diakses tanggal 13 Januari 2013 http://blog.ddery.com/ diakses tanggal 13 Januari 2013

20

Anda mungkin juga menyukai