DISUSUN OLEH :
PARIDA ( 2084203002 )
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUSLIM MAROS
2021
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dzat
yang Maha Sempurna, pencipta dan penguasa segalanya. Karena hanya
dengan ridho-Nya penulisdapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan apa
yang diharapkan yaitu tentang“transistor ”. Dengan harapan semoga tugas
ini bisa berguna dan ada manfaatnya bagi kita semua.
Tak lupa pula penyusun sampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yangturut berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas ini, karena
penulis sadar sebagai makhluk sosial penulis tidak bisa berbuat banyak tanpa
ada interaksi dengan orang laindan tanpa adanya bimbingan, serta rahmat dan
karunia dari –Nya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Transistor
2.2 Fungsi Transistor
2.3 Jenis-jenis Transistor
2.4 Cara kerja Transistor
2.5. Karakteristik Transistor
BAB III PENUTUP
3.1. kesimpulan
3.2. Daftar Pustaka
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam perancangan sebuah sistem elektronika, ada beberapa alat yang harus
diperlukan agar alat tersebut bisa berjalan sesuai yangn diinginkan. Salah satu bentuk
alat tersebut adalah transistor.
Transistor adalah komponen elektronika multitermal, biasanya memiliki 3
terminal. Secara harfiah, kata ‘Transistor’ berarti ‘Transfer resistor’, yaitu suatu
komponen yang nilai resistansi antara terminalnya dapat diatur. Alat ini merupakan alat
semikonduktor yang dipakai sebagai peguat atau pemilih, dan mempunyai tiga
terminal. Dimana tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus
yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya.
Dalam pembahasan makalah ini, akan dibahas mengenai penjelasan transistor,
macam-macam atau jenis-jenis serta fungsi transistor. Selain itu akan dibahas pula
tentang bagaimana cara transistor itu bekerja.
1.3 Tujuan
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
i
BAB II
PEMBAHASAN
Transistor seperti gambar diatas dapat disebut juga transistor bipolar atau
transistor BJT (Bipolar Junction Transistor). Transistor bipolar adalah inovasi yang
menggantikan transistor tabung (vacum tube). Selain dimensi transistor bipolar yang
relatif lebih kecil, disipasi dayanya juga lebih kecil sehingga dapat bekerja pada suhu
yang lebih dingin. Dalam beberapa aplikasi, transistor tabung masih digunakan
terutama pada aplikasi audio, untuk mendapatkan kualitas suara yang baik, namun
konsumsi dayanya sangat besar. Sebab untuk dapat melepaskan elektron, teknik yang
digunakan adalah pemanasan filamen seperti pada lampu pijar.
Transistor bipolar memiliki 2 junction yang dapat disamakan dengan
penggabungan 2 buah dioda. Emiter-Base adalah satu junction dan Base-Kolektor
junction lainnya itulah kenapa disebut (Bipolar Junction Transistor). Seperti pada
dioda, arus hanya akan mengalir hanya jika diberi bias positif, yaitu hanya jika tegangan
pada material P lebih positif daripada material N (forward bias). Pada gambar ilustrasi
transistor NPN berikut ini, junction base-emiter diberi bias positif sedangkan
basecolector mendapat bias negatif (reverse bias).
i
Gambar 2. Rangkaian bias transistor dan arus Elektron
Karena base-emiter mendapat bias positif maka seperti pada dioda, electron
mengalir dari emiter menuju base. Kolektor pada rangkaian ini lebih positif, sebab
mendapat tegangan positif. Karena kolektor ini lebih positif, aliran elektron bergerak
menuju kutup ini. Misalnya tidak ada kolektor, aliran elektron seluruhnya akan menuju
base seperti pada dioda. Tetapi karena lebar base yang sangat tipis, hanya sebagian
elektron yang dapat bergabung dengan hole yang ada pada base. Sebagian besar akan
menembus lapisan base menuju kolektor. Inilah alasannya mengapa jika dua diode
digabungkan tidak dapat menjadi sebuah transistor, karena persyaratannya adalah lebar
base harus sangat tipis sehingga dapat diterjang oleh elektron.
Jika misalnya tegangan base-emitor dibalik (reverse bias), maka tidak akan
terjadi aliran elektron dari emitor menuju kolektor. Jika pelan-pelan 'keran' base diberi
i
bias maju (forward bias), elektron mengalir menuju kolektor dan besarnya sebanding
dengan besar arus bias base yang diberikan. Dengan kata lain, arus base mengatur
banyaknya electron yang mengalir dari emiter menuju kolektor. Ini yang dinamakan
efek penguatan transistor, karena arus base yang kecil menghasilkan arus emiter-
colector yang lebih besar. Istilah amplifier (penguatan) sebenarnya bukanlah penguatan
dalam arti sebenarnya, karena dengan penjelasan di atas sebenarnya yang terjadi bukan
penguatan, melainkan arus yang lebih kecil mengontrol aliran arus yang lebih besar.
Juga dapat dijelaskan bahwa base mengatur membuka dan menutup aliran arus emiter-
kolektor (switch on/off).
Pada transistor PNP, fenomena yang sama dapat dijelaskan dengan memberikan
bias seperti pada gambar berikut. Dalam hal ini yang disebut perpindahan arus adalah
arus hole.
Perlu diingat, walaupun tidak ada perbedaan pada doping bahan pembuat emitor
dan kolektor, namun pada prakteknya emitor dan kolektor tidak dapat dibalik.
Dari satu bahan silikon (monolitic), emitor dibuat terlebih dahulu, kemudian
base dengan doping yang berbeda dan terakhir adalah kolektor. Terkadang dibuat juga
efek dioda pada terminal-terminalnya sehingga arus hanya akan terjadi pada arah yang
dikehendaki.
i
Untuk memudahkan pembahasan prinsip bias transistor lebih lanjut, berikut
adalah terminologi parameter transistor. Dalam hal ini arah arus adalah dari potensial
yang lebih besar ke potensial yang lebih kecil.
Pada tabel data transistor (databook) beberapa hal perlu diperhatikan antara lain
spesifikasi αdc (alpha dc) yang tidak lain adalah:
αdc = IC/IE
Defenisinya adalah perbandingan arus kolektor terhadap arus emitor. Karena
besar arus kolektor umumnya hampir sama dengan besar arus emiter maka idealnya
besar αdc adalah = 1 (satu). Namun umumnya transistor yang ada memiliki αdc kurang
lebih antara 0.95 sampai 0.99.
i
Pada tabel data transistor (databook) juga dapat dijumpai spesifikasi βdc (beta
dc) atau hfe didefenisikan sebagai besar perbandingan antara arus kolektor dengan arus
base.
βdc = IC/IB
Dengan kata lain, βdc adalah parameter yang menunjukkan kemampuan
penguatan arus (current gain) dari suatu transistor. Parameter ini ada tertera di databook
transistor dan sangat membantu para perancang rangkaian elektronika dalam
merencanakan rangkaiannya. Sebelumnya ada beberapa spesifikasi transistor yang
perlu diperhatikan, seperti tegangan VCEmax dan PD max. Sering juga dicantumkan
di datasheet keterangan lain tentang arus ICmax VCBmax dan VEBmax. Ada juga
PDmax pada TA = 25𝑜 dan PD max pada TC = 25𝑜 .
Sekarang ini fungsi transistor banyak yang sudah terkontaminasi dan di satukan
dari beberapa jenis transistor menjadi satu buah komponen yang lebih kompleks yang
dalam dunia elektronika biasa di sebut dengan Integrated Circuit (IC). IC mempunyai
cara kerja dan kemampuan yang lebih sederhana, tetapi mempunyai bentuk fisik yang
ringkas sehingga tidak banyak memakan tempat.
Transistor Bipolar atau nama lainnya adalah transistor dwi kutub adalah jenis
transistor paling umum di gunakan dalam dunia elektronik. Di dalam transistor ini
terdapat 3 lapisan material semikonduktor yang terdiri dari dua lapisan inti, yaitu
lapisan P-N-P dan lapisan N-P-N. Transistor bipolar juga memiliki 3 kaki yang masing
masing di beri nama Basis (B), Kolektor (K) dan Emiter (E). Perbedaan antara fungsi
dan jenis-jenis transisor ini terlihat pada polaritas pemberian tegangan bias dan arah
arus listrik yang berlawanan.
Cara kerja transistor bipolar dapat di lihat dari dua dioda yang terminal positif
dan negatif selalu berdempet, itu sebabnya pada saat ini terdapat 3 kaki terminal.
Perubahan arus listrik dari jumlah kecil dapat menimbulkan efek perubahan arus listrik
Transistor Efek Medan atau biasa di singkat FET adalah transistor yang juga
memiliki 3 kaki terminal yang masing masing di beri nama Drain (D), Source (S) dan
Gate (G). Sistem kerja FET adalah dengan cara mengendalikan aliran elektron dari
terminal Source ke Drain melalui tegangan yang di berikan pada terminal Gate.
Pada saat ini jenis-jenis transistor FET di bagi menjadi dua tipe, yaitu
enhancement mode dan depletion mode. Kedua mode ini menandakan polaritas
tegangan gate di bandingkan dengan source pada saat FET menghantarkan listrik.
Sebagai contoh dalam depletion mode, di sini gate adalah negatif di bandingkan dengan
source, sedangkan dalam enhancement mode, gate adalah positif. Jika tegangan pada
gate di rubah menjadi positif, maka aliran arus kedua mode di antara source dan drain
akan meningkat.
3.1 Kesimpulan
Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai
prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu
daerah emitter, daerah basis dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu
NPN dan PNP. Transistor memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan
yang lain antara kolektor dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda
yang saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter
dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor.