TRANSSISTOR
Dosen Mata Kuliah: R.A NURUL MOULITA,S.ST., M.Tr.T
Disususn oleh:
RAMANDA NPM:2202240022
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah swt karena dengan rahmat,karunianya serta taufik
dan hidayahnyalah saya dapat menyelesaikan makalah transtistor ini sebatas kemampuan dan
pengetahuan yang saya miliki dan juga saya berterima kasih pada ibu R.A NURUL
MOULITA,M.Tr.T selaku dosen teknik industri yang telah memberikan tugas ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai transtistor,untuk itu saya berharap adanya kritikan dan
usulan di massa yang akan datang,mengingat tidak ada sesuatu yang berguna tanpa adanya saran
yang membangun
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa saja yang memahaminya dan dimengerti oleh
teman-teman dan membantu memahami materi transtistor,sebelumnya saya ramanda sebagai
penulis makalah ini mengucapkan mohon maaf jika terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di massa yang akan
datang
penulis
Daftar isi
Judul halaman kata pengantar
daftar isi
bab 1 pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan pembahasan
1.3 Manfaat makalah
1.4 Rumusan masalah
1.5 Batasan masalah
bab 2 pembahasan
2.2.1 sejarah penemuan transtistor
2.2.2 fungsi transtistor
2.2.3 karakteristik transtistor
2.2.4 bentuk transtistor
2.2.5 jenis transtistor
2.2.6 cara kerja transtistor
bab 3 penutup
3.1 kesimpulan
3.2 saran
BAB I
PENDAHULUAN
Makalah yang berkaitan tentang “ Transistor “ ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
yang diberikan dosen kepada kami selaku mahasiswa pendidikan teknik industri di Universitas
Tridinanti Palembang pada bidang mata kuliah elektronika industri. Demi tercapainya proses
pembelajaran yang berlaku di Universitas Tridinanti terkait dengan mata kuliah Elektronika
Industri 2023. Serta untuk mewujudkan pemahaman dan pengetahuan terkait di mata kuliah ini.
Sebagai sedikit pengetahuan yang kami tahu, selaku tim penulis bahwa,
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya.
Walter H. Brattain dan John Bardeen pada akhir Desember 1947 di Bell Telephone
Laboratories berhasil menciptakan suatu komponen yang mempunyai sifat menguatkan yaitu
yang disebut dengan Transistor. Keuntungan komponen transistor ini dibanding dengan
pendahulunya, yakni tabung hampa, adalah ukuran fisiknya yang sangat kecil dan ringan.
Bahkan dengan teknologi sekarang ini ratusan ribu transistor dapat dibuat dalam satu keping
silikon. Disamping itu komponen semikonduktor ini membutuhkan sumber daya yang kecil serta
serta efesiensi yang tinggi.
1
1.2. Tujuan Pembahasan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Transistor adalah komponen yang mengubah wajah dunia, memungkinkan ukuran peralatan
elektronika semakin kecil dan kompak dan daya konsumsinya rendah, juga mengawali era
elektronika digital.
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutusdan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi
lainnya. Transistor dapat berfungsi kran listrik,dimana berdasrkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya.
2.2. Pembahasan
Walter H. Brattain dan John Bardeen pada akhir Desember 1947 di Bell Telephone
Laboratories berhasil menciptakan suatu komponen yang mempunyai sifat menguatkan yaitu
yang disebut dengan Transistor. Keuntungan komponen transistor ini dibanding dengan
pendahulunya, yakni tabung hampa, adalah ukuran fisiknya yang sangat kecil dan ringan.
Bahkan dengan teknologi sekarang ini ratusan ribu transistor dapat dibuat dalam satu keping
silikon. Disamping itu komponen semikonduktor ini membutuhkan sumber daya yang kecil serta
serta efesiensi yang tinggi.
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutusdan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
3
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi kran listrik,dimana
berdasrkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik
yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Transistor through-hole (dibandingkan dengan
pita ukur sentimeter) Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang
dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya.
Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam
rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi
pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian
digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat
dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-
komponen lainnya.
Pada bagian ini kita akan mempelajari tiga karakteristik transisttror yaitu karakteristik
masukan, karakteristik keluaran, dan karakteristik transfer. Dari karakteristik masukan kita dapat
menghitung hambatan masukan dan dari karakteristik keluaran kita dapat menghitung hambatan
keluaran, sedangkan dari karakteristik transfer kita dapat menghitung penguatan arus.
4
1. Karakteristik Masukan
Karakteristik masukan suatu transistor dinyatakan dalam grafik yang menyatakan
hubungan antara tegangan basis-emitor dan arus basis untuk tegangan kolektor-emitor
yang nilainya konstan.
2. Karakteristik keluaran
Karakteristik keluaran suatu transistor dinyatakan dalam grafik yang menyatakan
hubungan antara tegangan kolektor-emitor dan arus kolektor untuk beberapa nilai arus
basis yang konstan.
3. Karakteristik Transfer
Karakteristik transfer suatu transfer dinyatakan dalam grafik yang menyatakan hubungan
antara arus basis dan arus kolektor untuk tegangan kolektor-emitor yang bernilai konstan.
Gambar 1.1.
Konstruksi transistor terdiri dari suatu lapisan tipis semikonduktor jenis-p atau jenis-n
yang diapit oleh dua bahan semikonduktor jenis lain. Berdasarkan susunan semikonduktornya,
transistor dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu transistor NPN dan transistor PNP.
5
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor
(C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan
tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus
output Kolektor.
1. Transistor Bipolar
Transistor yang dimaksud dengan Transistor Bipolar adalah transistor yang
memiliki dua buah persambungan antara kutub-kutubnya.
Transistor bipolar adalah komponen elktronika yang terdiri dari tiga buah kaki, yaitu
emitor (E), basis (B), dan kolektor (C). Tansistor terdiri dari dua jenis yaitu transistor tipe
NPN dan transistor tipe PNP. Tanda petunjuk arah pada masing-masing tipe yang
ditunjuk anak panah adalah merupakan terminal emitor.
6
• TRANSISTOR NPN
Gambar 1.2.
Gambar 1.3.
Gambar 1.4.
7
MENGUJI TRANSISTOR PNP
a. Pastikan kaki kolektor, basis dan emitornya (anda harus mengetahui secara pasti)
Probe negatif (hitam) ditempelkan pada E (Emitor), jika jarum bergerak maka pindahkan
probe negatif pada kolektor. Jika pengukuran pertama dan kedua, jarum bergerak berarti
transistor baik. Jika salah satu pengukuran, jarum tidak bergerak berarti transistor rusak
Gambar 1.5.
a. Pastikan kaki-kaki transistor, yang terdiri dari kolektor, emitor dan basis.
c. Tempelkan probe negatif (hitam) pada basis. Probe positif pada kolektor.Jika bergerak
berarti antara kolektor dan basis baik.
8
d. Pindahkan probe negaif pada kaki emitor. Jika bergerak maka emitor dan basis baik.
Jika salah satu pengukuran (atau keduanya) jarum tidak bergerak berarti transistor putus.
Transistor memiliki dua jenis yaitu: Transistor Bipolar dan Transistor Unipolar.
Transistor Bipolar adalah transistor yang memiliki dua persambungan kutub.
Transistor Unipolar adalah transistor yang hanya memiliki satu buah persambungan kutub.
Transistor Bipolar adalah komponen elektronika yang terdiri dari tiga buah kaki, yaitu emitor
(E), basis (B), dan kolektor (C). Transistor sendiri terdiri dari dua jenis yaitu transistor tipe NPN
dan transistor tipe PNP. Tanda petunjuk arah arus pada masing-masing tipe yang ditunjuk anak
panah adalah merupakan terminal emitor. Komponen dan Simbol transistor, ditunjukkan seperti
gambar dibawah ini :
9
2. Transistor Unipolar
Transistor Unipolar adalah transistor yang hanya memiliki satu buah persambungan
kutub. Transistor unipolar adalah FET (Field Effect Transistor) yang terdiri dari JFET kanal N,
JFET kanal P, MOSFET kanal N, dan MOSFET kanal P.
Gambar 1.7.
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor,
bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang
masing-masing bekerja secara berbeda.
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan
(elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus
10
listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua
sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik
utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang
diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat artikel untuk masing-
masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut.
Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang serupa; keduanya
mengatur jumlah aliran arus listrik.
Untuk mengerti cara kerja semikonduktor, misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika
sepasang konduktor dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat dibawah tegangan
elektrolisis (sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen), tidak akan ada arus mengalir
karena air tidak memiliki pembawa muatan (charge carriers). Sehingga, air murni dianggap
sebagai isolator. Jika sedikit garam dapur dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai
mengalir, karena sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers, ion) terbentuk. Menaikan
konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, namun tidak banyak. Garam dapur sendiri
adalah non-konduktor (isolator), karena pembawa muatanya tidak bebas.
Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit pencemar ditambahkan,
seperti Arsenik, dengan sebuah proses yang dinamakan doping, dalam jumlah yang cukup kecil
sehingga tidak mengacaukan tata letak kristal silikon, Arsenik akan memberikan elektron bebas
dan hasilnya memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Ini karena Arsenik memiliki 5 atom
di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4. Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas
telah ditambahkan (oleh kelebihan elektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon tipe-n
(n untuk negatif, karena pembawa muatannya adalah elektron yang bermuatan negatif) telah
terbentuk.
Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat semikonduktor tipe-p.
Karena Boron hanya memiliki 3 elektron di orbit paling
11
luarnya, pembawa muatan yang baru, dinamakan "lubang" (hole, pembawa muatan
positif), akan terbentuk di dalam tata letak kristal silikon.
Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh emisi
thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena itu, tabung hampa
tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole).
Dapat dilihat bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan saling tolak menolak,
sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-pembawa muatan ini akan terdistribusi secara
merata di dalam materi semikonduktor. Namun di dalam sebuah transistor bipolar (atau diode
junction) dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor tipe-n dibuat dalam
satu keping silikon, pembawa-pembawa muatan ini cenderung berpindah ke arah sambungan P-
N tersebut (perbatasan antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang
berlawanan dari seberangnya.
Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan konduktivitas dari
materi semikonduktor, asalkan tata-letak kristal silikon tetap dipertahankan. Dalam sebuah
transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki jumlah doping yang lebih besar dibandingkan
dengan terminal basis. Rasio perbandingan antara doping emiter dan basis adalah satu dari
banyak faktor yang menentukan sifat penguatan arus (current gain) dari transistor tersebut.
Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat kecil, dalam ukuran
satu berbanding seratus juta, dan ini menjadi kunci dalam keberhasilan semikonduktor. Dalam
sebuah metal, populasi pembawa muatan adalah sangat tinggi; satu pembawa muatan untuk
setiap atom. Dalam metal, untuk mengubah metal menjadi isolator, pembawa muatan harus
disapu dengan memasang suatu beda tegangan. Dalam metal, tegangan ini sangat tinggi, jauh
lebih tinggi dari yang mampu menghancurkannya. Namun, dalam sebuah semikonduktor hanya
ada satu pembawa muatan dalam beberapa juta atom. Jumlah tegangan yang diperlukan untuk
menyapu pembawa muatan dalam sejumlah besar semikonduktor dapat dicapai dengan mudah.
Dengan kata lain, listrik di dalam metal adalah inkompresible (tidak bisa dimampatkan), seperti
fluida. Sedangkan dalam semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang bisa dimampatkan.
Semikonduktor dengan doping dapat diubah menjadi isolator, sedangkan metal tidak.
12
Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa muatan, yaitu
elektron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar adalah aksi kegiatan dari pembawa
muatan tersebut untuk menyebrangi daerah depletion zone. Depletion zone ini terbentuk karena
transistor tersebut diberikan tegangan bias terbalik, oleh tegangan yang diberikan di antara basis
dan emiter. Walau transistor terlihat seperti dibentuk oleh dua diode yang disambungkan, sebuah
transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan menyambungkan dua diode. Untuk membuat
transistor, bagian-bagiannya harus dibuat dari sepotong kristal silikon, dengan sebuah daerah
basis yang sangat tipis.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Transistor memiliki dua jenis yaitu: Transistor Bipolar dan Transistor Unipolar.
Transistor Bipolar adalah transistor yang memiliki dua persambungan kutub. Transistor
Unipolar adalah transistor yang hanya memiliki satu buah persambungankutub.
1. Transistor Bipolar
Transistor bipolar adalah komponen elktronika yang terdiri dari tiga buah kaki, yaitu
emitor (E), basis (B), dan kolektor (C). Tansistor terdiri dari dua jenis yaitu transistor tipe NPN
dan transistor tipe PNP. Tanda petunjuk arah pada masing-masing tipe yang ditunjuk anak panah
adalah merupakan terminal emitor.
2. Transistor Unipolar
Transistor unipolar adalah FET (Field Effect Transistor) yang terdiri dari JFET kanal N,
JFET kanal P, MOSFET kanal N, dan MOSFET kanal P.
14
3.2. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan para
mahasiswa Universitas Tridinanti Palembang.Apabila ada saran dan kritik yang ingin di
sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apapun kritik dan saran yang kalian haturkan sangatlah penting dan berarti bagi kami
dalam hal untuk mengevaluasi apa yang telah kami buat.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena
kami hanyalah manusia yang merupakan sumber kesalahan. Yang sempurna hanyalah milik
ALLAH SWT semata. Terimakasih.
15
Daftar Pustaka
http://dien-elcom.blogspot.com/2012/08/pengertian-dan-jenis-transistor.html
http://kit-electronic.blogspot.com/2012/11/fungsi-transistor-dan-cara-kerjanya.html
http://www.guntursanjaya.com/2011/11/prinsip-kerja-transistor-transistor.html
http://about-unitomo.blogspot.com/2013/02/membedakan-transistor-npn-dan-pnp.html
http://www.linksukses.com/2012/03/transistor-sebagai-penguat.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18990/3/Chapter%20II.pdf
http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/penguat-1-satu-transistor/
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&uact
=8&ved=0CDEQFjAF&url=http%3A%2F%2Felkaasik.com%2Ftransistor-sebagai-
saklar-
switch%2F&ei=oEJoVLHlO4igugT8ioLYBQ&usg=AFQjCNF2A7qXesNWwh9WeA8x
d30bSO2IMQ&sig2=kqJkYevWmAr_gMN_LJSUMQ
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&uact
=8&ved=0CDEQFjAF&url=http%3A%2F%2Felkaasik.com%2Ftransistor-sebagai-
saklar-
switch%2F&ei=oEJoVLHlO4igugT8ioLYBQ&usg=AFQjCNF2A7qXesNWwh9WeA8x
d30bSO2IMQ&sig2=kqJkYevWmAr_gMN_LJSUMQ
16