Transistor
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa ,dimana atas
berkat dan karunianya kami masih diberi kesempatan sehingga kami dapat
menyusun tugas makalah yang berjudul Transistor Kepada Ibu Dr, Rosnelli M.pd
sebagai dosen pengampu kami ucapkan terima kasih juga karena memberi kami
kesempatan untuk menyusun tugas makalah ini
Demikian yang dapat kami sampaikan Terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan
terima kasih
DAFTAR PUSAKA
Bab I Pedahuluan
Tujuan Dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan informasi mengenai
karakterisktik dan penerapan transistor sebagai saklar
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai
untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input (Masukan)
Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output (keluaran) dari Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik
modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator)
dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi
rangkaian-rangkaian lainnya.
2.2 Karakteristik Komponen Transistor
Penggunaan fungsi dari sebuah transistor dapat dengan memanfaatkan karakteristik
dari masing-masing daerah kerja sebuah transistor. Selain itu, dengan karakteristik
transistor juga bisa digunakan untuk menganalisa arus dan tegangan transistor.
2. Daerah Saturasi
Pada daerah ini Dioda Emiter diberi prategangan maju yang menyebabkan atis
Kolektor, IC akan meraih harga maksium, dengan tidak bergantung pada arus
Basis, IB, dan βdc. Hal tersebut membuat Transistor menjadi komponen yang tidak
bisa dikontrol. Maka dari itu, untuk menjauhkan daerah ini, Dioda Kolektor wajib
diberi prategangan mundur dengan tegangan yang melebihi VC(sat), atau yang bisa
disebut tegangan yang mengakibatkan Dioda Kolektor saturasi.
3. Daerah Aktif
Pada daerah ini Dioda Emiter diberi prategangan maju sementara Dioda Kolektor
diberi prategangan mundur yang akan mengakibatkan sifat-sifat sebagai berikut.
2.3 Jenis – Jenis Transistor
Transistor NPN
Arus listrik yang dimiliki transistor NPN tergolong kecil. Tegangan positif pada
terminal dasar digunakan sebagai pengendali tegangan dan arus listrik yang
bersumber dari kolektor menuju emitor justru lebih besar.
Transistor PNP
Transistor PNP memakai arus listrik yang kecil. Tegangan negatif di terminal dasar
digunakan untuk mengontrol tegangan, dan aliran listrik dari emitor menuju
kolektor lebih besar
Komponen yang satu ini juga disebut sebagai Transistor Efek Medan (Field-Effect
Transistor/FET) atau Unipolar. Transistor unipolar ada dua tipe yaitu channel n
dan Channel p. Transistor jenis ini menggunakan aliran listrik untuk mengontrol
tingkat konduktifitas. Dalam hal ini, medan listrik yang dimaksud adalah tegangan
listrik di terminal G, yang berperan sebagai pengontrol tegangan dan aliran listrik
dari terminal D menuju terminal S.
3. Single Electron Transistor
Insulated Gate Bipolar Transistor Ini memiliki karakter yang flexibel untuk
digunakan di berbagai aplikasi. IGBT juga mempunyai perangkat tiga terminal
yakni gerbang, kolektor dan emitor.
Giant transistor atau GTR adalah transistor sambungan bipolar (BJT) khusus untuk
tegangan tinggi dan arus tinggi. Perangkat ini seringkali disebut dengan BJT daya.
Transistor ini memiliki karakteristik switching yang baik, daya penggerak yang
tinggi, tetapi sirkuit penggeraknya rumit.
.
2.4 Fungsi Transistor
Sebagai saklar
Transistor memerlukan sebuah pemicu agar dapat mengalirkan arus dan pemicu
tersebut adalah arus pada basis. Ketika basis dialiri arus minimal (sesuai datasheet)
maka kaki Emitor-Kolektor akan berfungsi sebagai saklar tertutup dan mengalirkan
arus sehingga lampu dapat menyala.
Salah satu prinsip kerja dari transistor BJT adalah arus kecil pada basis akan
berubah menjadi besar pada kolektor. Hal tersebut dikarenakan pada transistor
terdapat indikator Hfe/penguatan di mana setiap transistor mempunyai nilai Hfe
yang berbeda – beda.
Misalkan pada suatu transistor mempunyai Hfe 100 maka ketika arus yang
mengalir pada basis adalah 0,6 ampere maka arus yang mengalir pada kolector
menjadi 6 ampere.
Cut-off. Transistor bekerja sebagai open circuit, sehingga tidak terdapat arus
yang mengalir ke emitor ke kolektor.
Saturasi. Transistor bertindak sebagai short circuit, yang membuat arus dari
kolektor ke emitor mengalir bebas.
Active. Arus yang berbanding lurus dengan arus yang mengalir ke basis
merupakan arus dari kolektor ke emitor.
Reverse active. Berbanding terbalik dengan mode sebelumnya, arus
mengalir terbalik dari emitor ke kolektor.
.
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan
Transistor Bipolar
Transistor Unipolar
https://pintarelektro.com/pengertian-transistor/
https://www.kreditpintar.com/education/cara-kerja-transistor