Anda di halaman 1dari 13

SEKOLAH TINGGI TEKNIK MALANG

PROGAM STRATA 1 (S1)


PROGAM STUDI MULTIMEDIA BROADCASTING

MAKALAH

TRANSISTOR SEMIKONDUKTOR
PERIODE SEMESTER VI 2018 / 2019

Disusun Oleh:

NAMA : MUCHAMMAD NUR CHOLIS

NIM : 416239

KELAS : BROADCASTING 2

APRIL
2019
KATA PENGANTAR

Asslamu’alaikum, Wr.Wb.

Segala puji atas kebesaran Sang Khalik yang telah menciptakan alam
semesta dalam suatu keteraturan hingga dari lisan terpetik berjuta rasa
syukur kehadirat ALLAH SWT. Karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-
Nyalah sehingga kami diberikan kesempatan dan kesehatan untuk
dapatmenyelesaikan makalah “TRANSISTOR SEMIKONDUKTOR” yang
terlaksana dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada
baginda Nabi Muhammad SAW, yang diutus ke permukaan bumi ini menuntun
manusia dari lembah kebiadaban menuju ke puncak peradaban seperti sekarang
ini.
Kami menyadari sepenuhnya,dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari
tantangan dan hambatan. Namun berkat kerja keras dan motivasi dari pihak-pihak
langsung maupun tidak langsung yang memperlancar jalannya penyusunan
makalahini. Olehnya itu, secara mendalam kami ucapkan banyak terimah kasih
atas bantuan dan motivasi yang diberikan sehingga Penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini.Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami
menyadari bahwa hanya kepada AlLAH SWT jualah kita menyerahkan
segalanya. Semoga kita semua mendapat curahan Rahmat dan Ridho-Nya,
Aamiin.

Wassalamu’alaikum, Wr.Wb

Malang, 16 April 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..............................................................................................1


Kata Pengantar .............................................................................................2
Daftar Isi ........................................................................................................3

Pengertian Transistor.....................................................................................4
Fungsi Transistor............................................................................................4
Macam Transistor...........................................................................................5
Field Effect Transistor.....................................................................................5
Bipolar Junction Transistor.............................................................................8
Penggunaan Transistor Pada Sepeda Motor.................................................10
Pengaplikasian Transistor Pada Sepeda Motor.............................................11

Daftar Pustaka................................................................................................13

3
Pengertian Transistor
Transistor adalah kompnen yang mengubah wajah dunia,memungkinkan ukuran
peralatan elektronika semakin kecil dan kompak dan daya konsumsinya rendah,juga
mengawali era elektronika digital.

Walter H. Brattain dan John Bardeen pada akhir Desember 1947 di Bell Telephone
Laboratories berhasil menciptakan suatu komponen yang mempunyai sifat menguatkan
yaitu yang disebut dengan Transistor.Keuntungan komponen transistor ini dibanding dengan
pendahulunya,yakni tabung hampa,adalah ukuran fisiknya yang sangat kecil dan
ringan.Bahkan dengan teknologi sekarang ini ratusan ribu transistor dapat dibuat dalam satu
keping silikon.Disamping itu komponen semikonduktor ini membutuhkan sumber daya yang
kecil serta serta efesiensi yang tinggi

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,sebagai sirkuit


pemutusdan penyambung (switching),stabilisasi tegangan , modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainnya.Transistor dapat berfungsi kran listrik,dimana berdasrkan arus inputnya (BJT)
atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari
sirkuit sumber listriknya. Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter)
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu
terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor
adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian
analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi
pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian
digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga
dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan
komponen-komponen lainnya.

Fungsi Transistor

Fungsi transistor antara lain sebagai berikut:

a. Perata arus pada adaptor


b. Penguat arus (amplifier)
c. Penahan sebagian arus
d. Pebangkit frekuensi rendah dan tinggi (osilator)
e. Saklar elektronik (switching)
f. dll

4
Macam Transistor
Pada bagian ini kita akan mempelajari tiga karakteristik transisttror yaitu karakteristik
masukan, karakteristik keluaran, dan karakteristik transfer. Dari karakteristik masukan kita
dapat menghitung hambatan masukan dan dari karakteristik keluaran kita dapat
menghitung hambatan keluaran, sedangkan dari karakteristik transfer kita dapat
menghitung penguatan arus.

a. Karakteristik Masukan
Karakteristik masukan suatu transistor dinyatakan dalam grafik yang menyatakan
hubungan antara tegangan basis-emitor dan arus basis untuk tegangan kolektor-
emitor yang nilainya konstan.

b. Karakteristik keluaran
Karakteristik keluaran suatu transistor dinyatakan dalam grafik yang menyatakan
hubungan antara tegangan kolektor-emitor dan arus kolektor untuk beberapa
nilai arus basis yang konstan.

c. Karakteristik Transfer
Karakteristik transfer suatu transfer dinyatakan dalam grafik yang menyatakan
hubungan antara arus basis dan arus kolektor untuk tegangan kolektor-emitor yang
bernilai konstan.

FET (Field Effect Transistor)


Field Effect Transistor atau disingkat dengan FET adalah komponen Elektronika aktif
yang menggunakan Medan Listrik untuk mengendalikan Konduktifitasnya. Field Effect
Transistor (FET) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Transistor Efek Medan. Dikatakan
Field Effect atau Efek Medan karena pengoperasian Transistor jenis ini tergantung pada
tegangan (medan listrik) yang terdapat pada Input Gerbangnya. FET merupakan Komponen
Elektronika yang tergolong dalam keluarga Transistor yang memilki Tiga Terminal Kaki yaitu
Gate (G), Drain (D) dan Source (S).

Field Effect Transistor atau FET memiliki fungsi yang hampir sama dengan Transistor
bipolar pada umumnya. Perbedaannya adalah pada pengendalian arus Outputnya. Arus
Output (IC) pada Transistor Bipolar dikendalikan oleh arus Input (IB) sedangkan Arus Output
(ID) pada FET dikendalikan oleh Tegangan Input (VG) FET. Jadi perlu diperhatikan bahwa
perbedaan yang paling utama antara Transistor Bipolar (NPN & PNP) dengan Field Effect
Transistor (FET) adalah terletak pada pengendalinya (Bipolar menggunakan Arus
sedangkan FET menggunakan Tegangan).

5
Field Effect Transistor ini sering disebut juga dengan Unipolar Transistor atau
Transistor Eka Kutup, hal ini dikarena FET adalah Transistor yang bekerja bergantung dari
satu pembawa muatan saja, apakah itu Elektron maupun Hole. Sedangkan pada Transistor
Bipolar (NPN & PNP) pada umumnya, terdapat dua pembawa muatan yaitu Elektron yang
membawa muatan Negatif dan Hole sebagai pembawa muatan Positif.

Field Effect Transistor (FET) atau Transistor Efek Medan ini diciptakan dan
dipatenkan oleh Julius Edgar Lilienfeld pada tahun 1926 dan juga oleh Oscar Hell di tahun
1934.

Jenis-jenis FET

Pada dasarnya terdapat dua jenis klasifikasi utama pada Field Effect Transistor atau
FET ini, kedua jenis tersebut diantaranya adalah JFET (Junction Field Effect Transistor) dan
MOSFET (Metal Oxide Semiconduction Field Effect Transistor).

Junction FET (JFET)

Cara Kerja JFET pada prinsipnya seperti kran air yang mengatur aliran air pada pipa.
Elektron atau Hole akan mengalir dari Terminal Source (S) ke Terminal Drain (D). Arus pada
Outputnya yaitu Arus Drain (ID) akan sama dengan Arus Inputnya yaitu Arus Source (I S).
Prinsip kerja tersebut sama dengan prinsip kerja sebuah pipa air di rumah kita dengan
asumsi tidak ada kebocoran pada pipa air kita.

Besarnya arus listrik tergantung pada tinggi rendahnya Tegangan yang diberikan
pada Terminal Gerbangnya (GATE (G)). Fluktuasi Tegangan pada Terminal Gate (V G) akan
menyebabkan perubahan pada arus listrik yang melalui saluran IS atau ID. Fluktuasi yang
kecil dapat menyebabkan variasi yang cukup besar pada arus aliran pembawa muatan yang
melalui JFET tersebut. Dengan demikian terjadi penguatan Tegangan pada sebuah
rangkaian Elektronika.

Junction FET atau sering disingkat dengan JFET memiliki 2 tipe berdasarkan tipe
bahan semikonduktor yang digunakan pada saluran atau kanalnya. JFET tipe N-Channel
(Kanal N) terbuat dari bahan Semikonduktor tipe N dan P-Channel (Kanal P) yang terbuat
dari Semikonduktor tipe P.

JFET Kanal-N

6
Berikut dibawah ini adalah gambar struktur dasar JFET jenis Kanal-N.

Saluran atau Kanal pada jenis ini terbentuk dari bahan semikonduktor tipe N dengan
satu ujungnya adalah Source (S) dan satunya lagi adalah Drain (D). Mayoritas pembawa
muatan atau Carriers pada JFET jenis Kanal-N ini adalah Elektron.

Gate atau Gerbang pada JFET jenis Kanal-N ini terdiri dari bahan semikonduktor tipe
P. Bagian lain yang terbuat dari Semikonduktor tipe P pada JFET Kanal-N ini adalah bagian
yang disebut dengan Subtrateyaitu bagian yang membentuk batas di sisi saluran
berlawanan Gerbang (G).

Tegangan pada Terminal Gerbang (G) menghasilkan medan listrik yang


mempengaruhi aliran pada pembawa muatan yang melalui saluran tersebut. Semakin
Negatifnya VG, semakin sempit pula salurannya yang akhirnya mengakibatkan semakin
kecil arus pada outputnya (ID).

JFET Kanal-P

Berikut dibawah ini adalah gambar struktur dasar JFET jenis Kanal-P.

7
Saluran pada JFET jenis Kanal-P terbuat dari Semikonduktor tipe P. Mayoritas
pembawa muatannya adalah Hole. Bagian Gate atau Gerbang (G) dan Subtrate-nya terbuat
dari bahan Semikonduktor tipe N.

Di JFET Kanal-P, semakin Positifnya VG, semakin sempit pula salurannya yang
akhirnya mengakibatkan semakin kecilnya arus pada Output JFET (ID).

Dari Simbolnya, kita dapat mengetahui mana yang JFET Kanal-N dan JFET Kanal-P.
Anak Panah pada simbol JFET Kanal-N adalah menghadap ke dalam sedangkan anak
panah pada simbol JFET Kanal-P menghadap keluar.

Kelebihan dan Kelemahan FET

Jika dibandingkan dengan Transistor Bipolar, FET memiliki beberapa kelebihan dan
kelemahan. Salah satu kelebihan FET adalah dapat bekerja dengan baik di rangkaian
elektronika yang bersinyal rendah seperti pada perangkat komunikasi dan alat-alat penerima
(receiver). FET juga sering digunakan pada rangkaian-rangkaian elektronika yang
memerlukan Impedansi yang tinggi. Namun pada umumnya, FET tidak dapat digunakan
pada perangkat atau rangkaian Elektronika yang bekerja untuk penguatan daya tinggi
seperti pada perangkat Komunikasi berdaya tinggi dan alat-alat Pemancar (Transmitter).

BJT (Bipolar Junction Transistor)

Bipolar junction transistor (BJT) atau yang biasa dikenal dengan transistor bipolar
merupakan komponen elektronika yang terdiri dari tiga lapis bahan semikonduktor, baik
untuk yang bertipe PNP ataupun NPN. Pada setiap lapisan yang membentuk transistor
tersebut memiliki nama-nama tersendiri (kolektor, basis, dan emitor). Dan pada tiap lapisan
tersebut terdapat kontak kawat untuk koneksi ke rangkaian. Simbol skematik transistor tipe
PNP dan NPN ditunjukan pada gambar dibawah ini (gambar a untuk PNP dan gambar c
untuk NPN).

8
Transistor bipolar: (a) simbol skematik PNP, (b) phisik PNP, (c) simbol skematik NPN, (d) fisik NPN

Perbedaan fungsi antara transistor PNP dan transistor NPN terdapat pada mode bias
(polaritas) dari persimpangan ketika transistor beroperasi. Untuk setiap keadaan operasi
tertentu, arah arus dan polaritas tegangan untuk setiap jenis transistor yang persis akan
berlawanan satu sama lain.
Transistor bipolar bekerja sebagai regulator arus yang dikontrol oleh arus. Dengan
kata lain, transistor membatasi jumlah arus yang mengalir. Pada transistor bipolar arus
utama yang dikendalikan mengalir dari kolektor ke emitor atau dari emitor ke kolektor
tergantung dari masing-masing jenis transistor tersebut (PNP atau NPN). Arus kecil yang
mengontrol arus utama mengalir dari basis ke emitor atau dari emitor ke basis, sekali lagi
tergantung dari jenis masing-masing transistor tersebut (PNP atau NPN). Menurut standar
simbologi semikonduktor, arah panah selalu menunjukkan arah yang berlawanan dengan
arah aliran elektron. Perhatikan gambar dibawah ini.

Aliran elektron arus basis(arus pengendali) ditunjukkan panah kecil, dan aliran arus kolektor(arus yang
dikendalikan) ditunjukkan pada panah yang tebal

Transistor bipolar disebut bipolar karena aliran utama elektron yang mengalir
melewati transistor berlangsung dalam dua tipe bahan semikonduktor, yaitu P dan N,
sebagai arus utama yang mengalir dari emitor ke kolektor (atau sebaliknya). Dengan kata
lain ada dua jenis polaritas pembawa muatan arus listrik, yaitu pembawa muatan elektron
dan pembawa muatan positif atau lubang (hole).

9
Seperti yang anda lihat, arus yang mengontrol dan arus yang dikontrol akan selalu
melewati kawat emitor dan aliran elektron mereka selalu mengalir melawan arah panah
transistor. Semua arus harus mengalir dalam arah yang tepat sehingga device dapat bekerja
sebagai pengatur atau regulator arus. Pada transistor bipolar, arus kecil pengendali itu
biasanya disebut arus basis, karena arus tersebut adalah satu-satunya arus yang masuk
atau mengalir melewati basis transistor. Sebaliknya, arus utama atau arus yang dikontrol
atau dikendalikan itu disebut sebagai arus kolektor, karena arus utama merupakan satu-
satunya arus yang melewati kawat kolektor dari transistor. Sedangkan arus emitor adalah
jumlah arus basis dan arus kolektor, sesuai dengan hukum arus kirchhoff (Kirchhoff’s
Current Law).
Jika tidak ada arus pada basis transistor, maka transistor akan seperti saklar terbuka
yang akan mencegah arus utama mengalir melalui kolektor. Jadi, arus pada basis inilah
yang juga akan mengubah transistor menjadi seperti saklar tertutup dan memungkinkan
jumlah arus yang proporsional melalui kolektor. Artikel berikutnya akan membahas secara
lebih rinci penggunaan transistor bipolar sebagai device switching atau pensaklaran.

Penggunaan Transistor Pada Sepeda Motor

Transistor merupakan kependekan dari Transfer Resistor, atau suatu komponen


elektronika yang dapat mengalirkan atau memutuskan aliran arus yang besar dengan
pengendalian arus listrik yang relatif sangat kecil, dengan mengubah resistansi lintasannya.
Kemampuannya tersebut hampir sama dengan relay, namun transistor memiliki kelebihan
antara lain yaitu :

a. Arus pengendali pada transistor jauh lebih kecil sehingga lebih mudah
mengendalikannya.
b. Transistor tidak menggunakan kontak mekanis, sehingga tidak menimbulkan
percikan api dan lebih tahan lama.
c. Ukuran transistor relatif lebih kecil dan kompak dibanding relay.
d. Dapat bekerja pada tegangan kerja yang bervariasi.

Namun demikian, disamping mempunyai kelebihan, transistor juga mempunyai


beberapa kelemahan antara lain:

a. Kesalahan penghubungan kaki transistor akan berakibat kerusakan permanen.


b. Panas yang dihasilkan pada transistor lebih besar sehingga bila tidak diberi
pendinginan yang cukup, akan memperpendek usia transistor.

Terdapat dua jenis transistor, yaitu:


10
a. Tipe NPN
b. Tipe PNP

Gambar 1. Transistor dan simbolnya (E = emitor, B = basis/gate, C = kolektor)

Untuk menentukan apakah suatu transistor adalah NPN atau PNP tidak dapat secara
fisik. Kita dapat melihat dari kode dan mencocokkannya dengan Transistor handbook. Pada
transistor terdapat dua aliran arus lsitrik, yaitu arus dari kaki Basis ke Emitor (atau
sebaliknya) yaitu IB-E dan arus yang mengalir dari Kolektor ke Emitor (atau sebaliknya) yaitu
IC-E.

Aplikasi/penerapan transistor dalam sistem kelistrikan banyak digunakan sebagai


saklar elektronik. Adapun cara kerja transistor secara ringkas adalah : jika ada arus pemicu
(arus kecil) yang mengalir dari Basis ke Emitor maka arus yang besar akan mengalir dari
Kolektor ke Emitor (untuk jenis NPN) atau jika ada arus pemicu (arus kecil) dari Emitor ke
Basis, maka arus yang besar akan mengalir dari Emitor ke Kolektor (untuk jenis PNP).

Contoh Aplikasi Transistor pada Sepeda Motor

Aplikasi/penggunaan transistor pada sistem kelistrikan sepeda motor bisa ditemukan


dalam rangkaian sistem pengapian semi transistor maupun full transistor, sistem tanda
belok yang menggunakan flasher tipe transistor, sistem pengisian yang menggunakan
pengaturan tegangan secara elektronik, dan sebagainya. Gambar 2 di bawah ini
memperlihatkan aplikasi transistor pada sistem pengapian full transistor sepeda motor: jika
terminal basis TR2 mendapat sinyal dari pick up coil, maka arus yang mengalir lewat R akan
cenderung ke massa lewat terminal C ke terminal E TR2. Akibatnya basis TR1 tidak ada
arus sehingga TR1 akan OFF, sehingga arus pada kumparan primer ignition coil (koil
pengapian) akan terputus dan akan terjadi induksi pada kedua kumparan koil pengapian
tersebut. Terjadinya induksi tersebut menghasilkan percikan bunga api pada busi.

11
Gambar 2. Contoh aplikasi penggunaan transistor pada sepeda motor

DAFTAR PUSTAKA

http://totalotomotif.com/transistor-pada-sepeda-motor/

12
http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2013/11/Pengenalan-Transistor-Bipolar.html

https://teknikelektronika.com/pengertian-field-effect-transistor-fet-dan-jenis-jenisnya/

https://docplayer.info/73045290-Makalah-transistor-disusun-o-l-e-h-kelompok-iv.html

13

Anda mungkin juga menyukai