PENULIS :
Nama : ERWIN RIDWAN
NPM : 2021511054
TEKNIK INFORMATIKA
ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS AL-ASYARIAH MANDAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Transistor bipolar merupakan salah satu komponen elektronika yang paling penting
dan banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika. Transistor bipolar memiliki
tiga terminal, yaitu kolektor, basis, dan emitor. Terminal basis digunakan untuk
mengendalikan aliran arus pada kolektor-emitor.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
pembaca, khususnya mahasiswa dan praktisi elektronika.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Pembahasan Transistor..........................................................................4
1.2 Tujuan Pembahasan Transistor.......................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah...........................................................................................................4
1.4 Batasan Masalah..............................................................................................................4
BAB II DASAR TEORI............................................................................................................5
2.1 Sejarah Penemuan Transistor..........................................................................................5
2.2 Pengertian Transistor......................................................................................................5
2.3 Fungsi Transistor.............................................................................................................5
BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................................6
2.1 Konstruksi Transistor Bipolar.........................................................................................6
2.2 Aliran Arus Listrik pada Transistor PNP dan NPN........................................................7
2.3 Prinsip Kerja dari Transistor...........................................................................................7
A. Cara kerja Transistor....................................................................................................7
B. Azaz Kerja Transistor.................................................................................................11
BAB IV PENUTUP................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................17
3.2 Saran.............................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
Transistor Bipolar
Aliran Arus Listrik pada Transistor PNP dan NPN
Prinsip Kerja Transistor PNP dan NPN
Transistor Sebagai Saklar Elektronik
Tipe-tipe transistor
Transistor uniplar secara terperinci
Fungsi transistor secara terperinci
BAB II
DASAR TEORI
Walter H. Brattain dan John Bardeen pada akhir Desember 1947 di Bell Telephone
Laboratories berhasil menciptakan suatu komponen yang mempunyai sifat menguatkan yaitu
yang disebut dengan Transistor.Keuntungan komponen transistor ini dibanding dengan
pendahulunya,yakni tabung hampa,adalah ukuran fisiknya yang sangat kecil dan
ringan.Bahkan dengan teknologi sekarang ini ratusan ribu transistor dapat dibuat dalam satu
keping silikon.Disamping itu komponen semikonduktor ini membutuhkan sumber daya yang
kecil serta serta efesiensi yang tinggi.
Transistor PNP: Arus listrik yang besar akan mengalir dari emitter ke
collector.Apabila ada arus kecil yang mengalir dari emitter ke base.
Transistor NPN: Arus listrik yang besar akan mengalir dari collector ke
emitter,apabila ada arus kecil yang mengalir dari base ke emitter.Dalam hal ini transistor
mirip dengan amplifier,ang mengontrol jumlah arus dari collector ke emitter oleh arus yang
mengalir dari base.Transistor juga mirip dengan fungsi sakelar.Transistor akan bekerja pada
posisi ON,yaitu arus akan mengalir dari collector ke emitter apabila arus kecil mengalir dari
base.Sedangkan transistor akan berada pada posisi OFF,apabila tidak ada arus yang mengalir
dari base.
Gambar 3.2 Penjelasan kerja berikut ini didasarkan pada transistor jenis PNP (bila NPN
maka semua polaritasnya adalah sebaliknya).
Pada diagram potensial terlihat bahwa terdapat perbedaan potensial antara kaki
emitor dan basis sebesar Vo, juga antara kaki basis dan kolektor. Oleh karena potensial ini
berlawanan dengan muatan pembawa pada masing-masing bahan tipe P dan N, maka arus
rekombinasi hole-elektron tidak akan mengalir. Sehingga pada saat transistor tidak diberi
tegangan bias, maka arus tidak akan mengalir. Selanjutnya apabila antara terminal emitor
dan basis diberi tegangan bias maju (emitor positip dan basis negatip) serta antara terminal
basis dan kolektor diberi bias mundur (basis positip dan kolektor negatip), maka transistor
disebut mendapat bias aktif (lihat gambar).
Gambar3.3 Transistor dengan tegangan bias aktif
Setelah transistor diberi tegangan bias aktif, maka daerah pengosongan pada
persambungan emitor-basis menjadi semakin sempit karena mendapatkan bias maju.
Sedangkan daerah pengosongan pada persambungan basis-kolektor menjadi semakin
melebar karena mendapat bias mundur.
Pemberian tegangan bias seperti ini menjadikan kerja transistor berbeda sama sekali
bila dibanding dengan dua dioda yang disusun berbalikan, meskipun sebenarnya struktur
transistor adalah mirip seperti dua dioda yang disusun berbalikan, yakni dioda emitor-basis
(P-N) dan dioda basis-kolektor (N-P).
Bila mengikuti prinsip kerja dua dioda yang berbalikan, maka dioda emitorbasis
yang mendapat bias maju akan mengalirkan arus dari emitor ke basis dengan cukup besar.
Sedangkan dioda basis-kolektor yang mendapat bias mundur praktis tidak mengalirkan arus.
Dengan demikian terminal emitor dan basis akan mengalir arus yang besar dan terminal
kolektor tidak mengalirkan arus.Namun yang terjadi pada transistor tidaklah demikian. Hal
ini disebabkan karena dua hal, yaitu: ukuran fisik basis yang sangat sempit (kecil) dan
tingkat doping basis yang sangat rendah. Oleh karena itu konduktivitas basis sangat rendah
atau dengan kata lain jumlah pembawa mayoritasnya (dalam hal ini adalah elektron)
sangatlah sedikit dibanding dengan pembawa mayoritas emitor (dalam hal ini adalah hole).
Sehingga jumlah hole yang berdifusi ke basis sangat sedikit dan sebagian besar tertarik ke
kolektor dimana pada kaki kolektor ini terdapat tegangan negatip yang relatif besar.
Gambar 3.4 Diagram potensial pada transistor dengan bias aktif
Tegangan bias maju yang diberikan pada dioda emitor-basis (VEB) akan
mengurangi potensial penghalang Vo, sehingga pembawa muatan mayoritas pada emitor
akan mudah untuk berekombinasi ke basis. Namun karena konduktivitas basis yang rendah
dan tipisnya basis, maka sebagian besar pembawa muatan akan tertarik ke kolektor.
Disamping itu juga dikuatkan oleh adanya beda potensial pada basiskolektor yang semakin
tinggi sebagai akibat penerapan bias mundur VCB.
Dengan demikian arus dari emitor (IE) sebagian kecil dilewatkan ke basis (IB) dan
sebagian besar lainnya diteruskan kolektor (IC). Sesuai dengan hukum Kirchhoff maka
diperoleh persamaan yang sangat penting yaitu:
IE = IC + IB
Karena besarnya arus IC kira-kira 0,90 sampai 0,998 dari arus IE, maka dalam
praktek umumnya dibuat IE ≅ IC. Disamping ketiga macam arus tersebut yang pada
dasarnya adalah disebabkan karena aliran pembawa mayoritas, di dalam transistor
sebenarnya masih terdapat aliran arus lagi yang relatif sangat kecil yakni yang disebabkan
oleh pembawa minor-itas. Arus ini sering disebut dengan arus bocor atau ICBO (arus
kolektor-basis dengan emitor terbuka).
Namun dalam berbagai analisa praktis arus ini sering diabaikan. Seperti halnya pada
dioda, bahwa dalam persambungan PN yang diberi bias mundur mengalir arus bocor Is
karena pembawa minoritas. Demikian juga dalam trannsistor dimana persambungan
kolektor-basis yang diberi bias mundur VCB akan mengalir arus bocor (ICBO). Arus bocor
ini sangat peka terhadap temperatur, yakni akan naik dua kali untuk setiap kenaikan
temperatur 10 OC.
Diagram aliran arus IE, IB, IC dan ICBO dalam transistor dapat dilihat pada gambar
3.5. Dari gambar tersebut terlihat bahwa arus kolektor merupakan penjumlahan dari arus
pembawa mayoritas dan arus pembawa minoritas, yaitu IC = ICmayoritas+ ICBOminoritas.
Gambar 3.5. Diagram aliran arus dalam transistor
1) Parameter Transistor
Parameter transistor tidaklah sama meskipun dalam dalam tipe yang sama sekalipun
1. Tapi dalam prakteknya, parameter dianggap sama (konstan)
2. Konduktansi (daya hantar) ma/V ( miliampere per volt)
Dimana:
Ie : Arus sinyal ac antar kolektor – emiter
Vbe : tegangan sinyal ac antara basis – emitter
3. Dalam rangkaian penguat untuk sinyal kecil, berlaku penguatan tegangan sebagai
berikut;
A = Gm x RL
Dimana RL = Rc / RBb
Parameter lainnya
Impedansi masukan (impedansi input)
Dengan arus IB yang kecil dapat menghasilkan arus kolektor IC yang besar. Jika
arus basis IB kita anggap sebagai input dan arus kolektor IC sebagai output, maka transistor
dapat kita anggap sebagai penguat arus atau sering kita sebut penguat arus (current
amplimeter) HFe.
Karena arus IC lebih besar dari arus keluaran IB jadi penguatan arus / HFE dapat
didefenisikan sebagai perbandingan antara arus keluaran IC dan arus masukan IB
Rumus = karena
1. Saklar elektronik
dari gambar analogi saklar tersebut, bila basis diberi sinyal maka saklar akan
terdorong sehingga akan menutup, dengan demikian arus akan mengalir dari C ke E bila
dalam rangkaian digambarkan sebagai berikut:
Keterangan VR = resistor variable
.. = Lampu pijar
tegangan positif akan masuk ke transistor yaotu ke kolektor melalui R1 dan ke basis melalui
R2 dan VR (resistor variable) R3 berfungsi sebagai umpan negatif agar arus mesuk ke basis.
Bila VBE telah tercapai, maka transistor akan di ‘on” sebagai saklar, sehingga arus akan
mengalir dari kolektor ke emiter dan lampu akan menyala.
2. Penguat Sinyal
Penguatan sinyal pada transistor “bila kaki kolektor dan emiter diberi tegangan dan basis
diberi sinyal input maka transistro akan ‘on’ sehingga arus mengalir dari C ke E. sinyal basis
akan diperkuat oleh arus tersebut yang dapat dideteksi melalui output pada C dan E.
ICB0 : arus bocor pada transistor yang mengalir dari kolektro kemudian
ke basis, lalu ke netral
Keadaan jenuh : Suatu keadaan dimana apabila sinyal input diperbesar maka sinyal
output tidak akan naik lagi.
Transistor merupakan alat dengan tiga terminal seperti yang diperlihatkan oleh
simbol sirkuit pada gambar. Setelah bahan semikonduktor diolah, terbentuklah bahan
semikonduktor jenis p dan n
Gambar karakteristik keluaran yang menghubungkan arus IC dengan tegangan Vce untuk
harga arus IB tertentu.
Ketika pada rangkaian penguat belum diberi sinyal masukan AC,maka rangkaian penguat
disebut berada dalam keadaan diam.Supaya bekerja maka transistor harus dipanjar dengan
tegangan DC.
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas,secara jelas kita dapat mengetahui bahwa transistor adalah
komponen yang sangat diperlukan dari sebuah perangkat elektronika sedangkan elektronika
sendiri tidak dapat dipisahkan dri kehidupan sehari-hari.
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,sebagai, sirkuit, pemutus,
penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal.
3.2 Saran
Sebagai sebagai calon mahasiswa teknik,khususnya teknik komputer,kita harus menguasai
dan mengetahui penggunaan transistor serta berbagai prinsip kerjanya,agar kita bisa
menerapkannya dalam