BAB I PENDAHULUAN
Transistor merupakan komponen dasar untuk sistem penguat. Untuk bekerja sebagai
penguat, transistor harus berada dalam keadaan aktif. Kondisi aktif dengan memberi bias pada
resistor, ada tiga macam konfigurasi dari rangkaian penguat transistor yaitu Common
Emitter (CE), Common Base (CB), dan Common Colector (CC).Pada umumnya, transistor
memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus
yang lebih besar melalui 2 terminal lainnya. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan
dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil,
dan penguat sinyal radio. Penguat operasional merupakan penguat masuk diferensial
berpolehan tinggi gandeng langsung.istilah penguat operasional pertama kali digunakan untuk
penguta dc (arus searah) yang membentuk operasi matematika seperti penjumlahan,
pengurangan, intergrasi dan diferensiasi dalam komputer analog. Di samping itu, OP-AMP
digunakan dalam pengatur tegangan, filter aktif,pengubah analog ke digital dan digital ke
analog . Alasan pengunaan yang luas dari OP AMP adalah digunakan umpan balik negatif,
penampilan penguat dengan elemen umpan balik terutama dikendalikan dan ditentukan oleh
elemen umpan balik dan tidak tergantung pada karateristik transistor, tahanan dan kapasitor
yang membentuk penguat operasional, karena elemen umpan balik umumnya pasif, operasi
rangkaian dapat dibuat sangat stabil dan penampilannya dapat diperkirakan.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengamati bagaimana tegangan keluaran dari penguat transistor dan Op-Amp.
2. Untuk mengetahui besar tegangan basis (VB), tegangan kolektor (VC) dan tegangan
Transistor merupakan alat dengan tiga terminal seperti pada gambar. Setelah bahan semi
konduktor dasar diolah, terbentuklah bahan semikonduktor jenis p dan n. Walaupun proses
pembuatannya banyak, pada dasarnya transistor merupakan tiga lapis gabungan kedua jenis
bahan tadi, yaitu npm atau pnp.
Simbol sikrit kedua jenis transistor itu hampir sama. Perbedaannya terletak pada arah
panah di ujung emitter. Seperti yang telah diketahui, arah panah ini menunjukkan arah aliran
arus konvensional yang berlawanan arah dalam kedua jenis tadi tetapi selalu dari bahan jenis
p ke jenis n dalam sikrit emitter dasar. Untuk menghindarkan kesalahan, transistor yang
dibicarakan di sini selalu n p n, kecuali bahwa polaritas tegangan suplai pada sikrit yang
memakai transistor jenin p n p terbalik dan arus mengalir dalam arah yang berlawanan dengan
sikrit yang memakai transistor n p n.
Kolektor dan emitter merupakan bahan n pelapis di antara mereka merupakan jenis p.
Pada mulanya diperkirakan bahwa transistor seharusnya bekerja dalam salah satu arah, ialah
dengan saling menghubungkan ujung-ujung kolektor dan emitter karena mereka terbuat dari
jenis bahan yang sama. Namun, hal ini tidaklah mungkin karena mereka tidak berukuran
sama. Kolektor berukuran lebih besar dan kebanyakan dihubungkan secara langsung ke
kotaknya untuk penyerapan panas. Ketika transistor digunakan hampir semua panas yang
terbentuk berada pada sambungan basis-kolektor yang harus mampu menghilangkan panas
ini. Pada sambungan basis emitter hanya mampu menahan tegangan yang rendah. Pada
operasi dalam arah balik dapat dijalankan tetapi tidak efisien, sehingga tidak sesuai dengan
PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRIK DAN ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
metode hubungan praktis karena sangat sering merusak alat. Pada umumnya transistor
dianggap seebagai suatu hal yang beroperasi karena adanya arus. Kalau arus yang mengalir ke
dalam basis dan melewati sambungan basis emitter, maka suatu suplai positif pada kolektor
akan menyebabkan arus mengalir di antara kolektor dan emitter. Dua hal yang harus
diperhatikan pada arus kolektor ini ialah:
1. Untuk arus basis 0, arus kolektor turun sampai pada tingkat arus kebocoran yaitu
kurang dari 1 mikroamper dalam kondisi normal (untuk transistor silikon)
2. Untuk arus basis tertentu, arus kolektor yang mengalir akan jauh lebih besar daripada
arus basis itu. Arus yang dicapai disebut hFE, dengan
HFE .
Perhatikan bahwa hFE diperoleh dari nilai-nilai statis yang terkait sedangkan h fe
diperoleh,dengan mengukur kemiringan grafik. Kita perlu memperhatikan bahwa gain arus
(hfe) berubah-ubah menurut arus kolektor. Untuk sebagian besar transistor sinyal kecil, h fe
adalah maksimum pada kisaran arus kolektor 1 mA hingga 10 mA.
Untuk mengeksploitasi transistor secara penuh tanpa mengalami panas lebih selama
switching, dapat dipergunakan karakteristik daerah kerja yang aman. Ketika switching
diantara kedua keadaan, adalah merupakan hal yang esensial bahwa tegangan sesaat dan nilai
arus untuk semua saat selama periode switching ada di dalam daerah segi empat. Hanya
waktu switching yang amat singkat saja yang hampir/nyaris segi empat, kerugian daya sesaat
yang tinggi yang dapat ditolerir menjadi dibatasi secara progresif untuk waktu switching yang
lebih lama. Karakteristik operasi tiap transistor yang menyatakan spesifiknya tidak boleh
PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRIK DAN ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
dilampaui. Gain arus juga jatuh hingga mencapai nilai yang sangat kecil untuk transistor daya
ketika bekerja pada arus kolektor yang sangat besar. Oleh karenanya, menjadi penting untuk
merancang rangkaian dengan berdasarkan pada nilai hfe minimum untuuk dapat beroperasi
dengan transistor yang berbeda. Diode berfungsi untuk melindungi sambungan emitter basis
dari tegangan arah terbalik selama setengah siklus negatif dari sinyal yang diberikan.
Berbagai jenis transistor digunakan dalam lapangan elektronika industry dan hamper
semuanya dapat dibuat dari transistor. Pada tahapan ini akan diteliti sebuah amplifier
tegangan a.c. sederhana. Di dalam amplifier itus sinyal kecil a.c. diberikan ke sepasang
terminal input. Amplifier ini diperlukan untuk memproduksi bentuk sinyal yang diberikan,
yang diperkuat secara linear, pada sepasang terminal output. Selain itu, amplifier ini harus
mampu mengerjakan fungsinya pada suatu frekuesnsi sinyal input: rentanf ukuran ini
dinamkan lebar gelombang amplifier. Pengaturan sirkuit di sini berhuibungan dengan
konfigurasi emitter umum yang emiternya bersifat umum terhadap sirkuitinput ataupun
output. Input yang diberikan dia antara lebar gelombang amplifier. Sebelum memberikan
sinyal a.c. ke sirkuit basis emitter, V CE harus disetel ulang dengan pembiasaan yang sesuai,
sehingga diperoleh output yang tidak terdiitorsi. Untuk itulah V CE disetel ke suatu nilai yang
mendekati pertengahan antara nol dan VCC sekarang naik dan turunnya I C (disebabkan oleh
sinyal yang menyebabkan perubahan IB) dapat menyebabkan naik turunnya Vout tanpa
distorsi dalam ukuran yang sama. (Woollard Barry: 2003)
Sebuah transistor memeilik tiga daerah doped. Daerah yang tengah disebut dengan
emitter, daerah tengah disebut daerah basis, dan daerah yang paling atas adalah disebut
kolektor. Transistor pada gambar di bawah adalah alat npn karena terdapat daerah p diantara
n. Pembawa mayoritas dalah electron bebas pada bahan tipe n dan lubang pada tipe bahan p.
terjadi difusi. Electron bebas pada daerah n akan berdifusi melalui sambungan dan bergabung
pada lubang daerah p.
Sebuah transistor tidak terbias adalah seperti dua diode yang saling bertolak belakang.
Masing-masing diode memiliki potensi pembawa mendekati 0,7 V. jika anda menghubungkan
sumber tegangan luar ke transistor, maka akan diperoleh arusyang memelalui bagian-bagian
yang berbeda pada transistor. Gambar menujukkan sebuah transistor. Tanda minus mewakili
electron bebas. Emitter yang dikotori sekali memliki tugas sebagai berikut : untuk
mengeluarkan atau menginjeksikan electron bebasnya ke basis. Basis yang sedikit dikotori
juga memiliki tujuan yang sudah ditentukan dengan baik: untuk melewatkan electron yang
diinjeksikan oleh emitter ke kolektor. Kolektor dinamakan begitu karena ia mengumpulkan
kebanyakan electron dari basis.
Pada saat bias maju diterapkan pada dida emitter, electron dalam emitter belum
memasuki daerah basis. Jiak sebuah tegangan lebih besar daripada potensial penghalang
emitter-basis, maka electron emitterakan memasuki daerah basis. Secara teori, electron bebas
dapat mengalir ke salah satu arah. Pertama, akan mengalir ke kiri dan keluar dari basis,
melalui resistor menuju terminal positif pada sumber tegangan. Kedua, electron bebas dapat
mengalir menuju kolektor. Hampir semua electron bebas pergi menuju kolektor. Setelah
berada pada kolektor maka akan merasakan tarikan dari salah satu sumber tegangan. Karena
itu lah, electron bebas mengalir melalui kolektor dan melalui resistor menuju terminal positif
dari tegangan penyedia kolektor. Ingat lah hokum Kirchhoff. Hukum itu mengatakan bahwa
jumlah semua arus yang masuk ke suatu titik atau sambungan sama dengan jumlah semua
arus yang keluar dari titik atau sambungan itu. Jika diterapkan pada transistor, hokum
transistor memberikan hubungan yang penting:
IE = I C + I B
Persamaan tersebut mengatakan bahwa arus emitter adalah jumlah dari arus kolektor dan arus
basis. Karena arus basis sangat kecil, arus kolektor kira-kira sam dengan arus emitter :
IC = I E
Dan besar arus basis jauh lebih kecil daripada arus kolektor:
PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRIK DAN ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
IB << ICβ
Alpha dc (disimbolkan αdc )didefinisikan sebagai arus kolektor DC dibagi arus emitter DC :
α dc = IC / IE
Karena arus kolektor hamper sam dengan arus emitter, aplpha dc sedikit lebih kecil daripada
1. Sebagai contoh, pada sebuah transistor daya rendah, alpha dc biasanya lebih besar daripada
0,99. Bahkan pada sebuah transistor dya tinggi, alpha dc biasanya lebih besar daripada 0,95.
Β dc = IC / IB
Beta juga dikenal sebagai gain arus karena arus basis yang kecil dapat menghasilkan
arus kolektor yang jauh lebih besar. Penguatan arus adalah keuntungan utama dari sebuah
transistor dan lebih dipakai pada banyak aplikasi. Untuk transistor daya rendah (dibawah 1W)
biasanya memiliki gain arus 20-100. (Malvino,Albert Paul. 2003)
kurang dari satu kalau ditungkatkan. Perolehan arus dari tingkat penguat emitter-umum jauh
lebih besar dari satu. Karena itu ada kemungkinan untuk menaikkan perolahan tegangan
dengan meningkatkan sejumlah besar tingkat CE. Jadi, dalam suatu deskade, transistor
antara harus disambungkan seperti penguat CE. Pemilihan tingkat masukan dan tingkat
keluaran dari deskade umumnya dilakukan atas dasar impdeansi yang diperlukan agar dapat
bekerja. Dalam banyak hal, tingkat masukan merupakan penguat CC atau penguat CB dan
keluarannya merupakan tegangan CC. Kalau tingkat-tingkat antaranya serupa (identik)
,resistansi beban efektifnya samadengan resistansi masuk efektif .
Dalam suatu kaskade penguat-penguat, tegangan sinyal keluaran dari tingakat yang
satu dirangkaikan ke masukan dari tingkat berikutnya dengan sautu rangkaian, yang
dinamakan rangkaian penggandeng (kopling). Rangkaian ini menggandengkan sinyal ac dari
keluaran tingkat pertama ke masukan dari tingkat berikutnya dan tidak menggandengkan
tegangan dc dari tingkat pertama dengan masukan pada tingkat berikutnya. Untuk penguatan
tegangan frekuensi audio, gandengan antar tingkat ini dilaksanakan oleh suatu rangkaian R-C
atau dengan suatu transformator. Pengguanaan rangkaian R-C sebagaio pengganti trafo
memungkinkan penyusustan ukuran dan biaya dan memberikan karakteristik tanggapan
frekuensi yang lebih baik. Penguat operasional atau op-amp adalah rangkaian elektronik yang
dirancang dan dikemas secara khusus sehingga dengan menambahkan komponen luar sedikit
saja dapat dipakai untuk berbagal keperluan. Hingga kini, op-amp yang dibuat dan komponen
komponen diskrit dan dikemas dalam rangkaian tersebut masih dirasakan begitu mahal oleh
para insinyur atau teknisi yang pernah menggunakannya. Namun, kini dengan teknologi
rangkaian terpadu (IC) yang telah ditingkatkan, op-amp dalam bentuk kemasan IC menjadi
jauh lebih murah dan amat luas pemakaiannya.
landasan dalam modul ini. Setiap orang yang terlibat dalam elektronika mau tak mau harus
memahami kegunaan op-amp, mengetahui karakteristiknya, mampu mengenali konfigurasi
dasar rangkaian op-amp dan mampu bekerjasama dengannya. Pengertian AC: Apa yang
dimaksud dengan AC. AC merupakan akronim dari Alternating Current. Yaitu arus listrik
yang arah dan besarnya berlangsung bolak-balik dan berubah-ubah. Biasanya berwujud
gelombang yang disebut Sinusoida.Tetapi pada beberapa jenis aplikasi yang lain, wujud
gelombangnya bisa berwujud segi empat dan segi tiga. Dilihat dari pemakaian phase, jenis
tegangannya terbagi antara satu dan tiga. Tegangan AC satu phase terdiri dari Phase, Neutral,
dan Ground. Untuk yang tiga phase terdiri dari Phase R, S, T, Neutral, dan Ground.
Pengertian DC : Jenis arus inilah yang pertama kali digunakan ketika listrik dimanfaatkan
untuk kebutuhan masyarakat. DC tidak punya phase karena pada dasarnya cuma terdiri dari
satu jenis aliran listrik dari polaritas yang tinggi ke rendah. Alirannya terjadi dalam sebuah
konduktor atau penghantar yang kemudian tersambung pada perangkat yang membutuhkan
daya listrik untuk bergerak atau bekerja. ( Grub, Bernar, 1984)
Sebuah penguat (amplifier) adalah sebuah alat yang memperbesar sinyal. Inti dari
sebuah penguat sumber yang dikontrol oleh sebuah sinyal input. Terminal referensi input dan
output sering dihubungkan bersama dan membentuk sebuah simpul referensi bersama. Ketika
terminal outputnya terbuka maka punya V2=kv1, dengan k adalah factor pengali, disebut
sebagai keuntungan (gain) rangkaian terbuka. Secara berurutan, resistor Ri dan R0 adalah
hambatan input dan output dari penguat. Untuk operasi yang lebih baik, diharapkan Ri
bernilai tinggi dan R0 bernilai rendah. Transistor daya memiliki karakteristik control untuk
menyala atau mati. Transistor digunakan sebagai elemen saklar, dioperasikan dalam wilayah 1
rasi, menghasilkan dalam drop tegangan kondisi (on) yang rendah kecepatan pensaklaran
transistor modern lebih tingi daripada tyristor dan transistor tersebut sering dipakai dalam
converter dc-dc dan dc-ac, dengan diode terhubung parallel terbalik untuk menghasilkan
aliran arus dua arah (bidirectional). Meskipun begitu,tingkat ketegangan dan arusnya lebih
rendah daripada thristor dan transistor secara normal digunakan dalam aplikasi daya rendah
sampai menengah. BJT atau MOSFET SIT IGBT dapat diasumsikan sebagai saklar ideal
untuk m jau menjelaskan Teknik konversidaya . sebuah saklar transistor jauh lebih sederhana
disbanding sebuah saklar thyristor komutasi paksa, tetapi memilihan antara BJT DAN
MOSFET dalam rangkain converter tidak membingungkan kedanya dapat menggantikan
PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRIK DAN ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
batasan yang berarti dan dibatasi untuk beberapa aplikasi karakteristik dan tingkat tiap tipe
harus dipelajari untuk menentukan kecocokan dengan aplikasi tertentu. Sebuah transistor
bipolar dibentuk dengan menambahkan sebuah p kedua wilayah n ke diode sambungan pn.
Dengan dua wilayah dan satu wilayah p dua sambungan terbentuk dan ini dikenal dengan
transistor PN ditunjukan tiga terminal disebut sebagai collector emitter sebuah transistor
bipolar memiliki 2 sambungan sambungan collector base (CBJ) dan sambungan base emiiter
(BEJ) transistor NPN dengan beberapa ukuran. Meskipun ada tiga konfigurasi yang mungkin
xommon collector common base dan common MITTER konfigurasi common emitter yang
ditunjukkan untuk sebuah transistor NPN. Secara umum digunakan untuk aplikasi
pensaklaran. Karakteristik masukan umum arus base, melawan tegangan base emitter
ditunjukan menunjukkan karakteristik keluaran umum arus collector melawan tegangan
collector emitter untuk transistor PNP polaritas semua arus dan tegangan dibalik. Ada tiga
wilayah operasi dari transistor cutoff aktif saurasi diwilayah cutoff transistor mati atau arus
base tidak mencukupi untuk menyalahkan dan kedua sambungan memiliki bias mundur dalam
wilayah aktif transistor berlaku seperti penguat dimana arus kolektordikuatkan dengan sebuah
gain dan tegangan kolektor emitter menurun terhadap arus basis CBJ bias mundur dan bej
bias maju. Diwilayah saturasi arus basis tinggi sehingga tegangan kolektor emitter rendah dan
transistor berlaku sebagai saklar kedua sambungan (CBJ DAN BEJ) dalam keadaan bias
maju. Karakteristik transfer dan memplot terhadap yang ditunjukkan. Model sebuah transistor
NPN ditunjukkan dibawah kondisi operasi sinyal besar dc Persamaan yang berhubungan
dengan arus : Ie = Ic +Ib
Arus basus secara efektif adalah arus masukkandan aru kolektor adalah arus keluaran
rasionya disebut sebagai bati arus. Arus kolektor memiliki 2 komponen : satu karena arus
basis dan lainnya karena arus bocor CBJ. Persaman 8.1 mengindikasikan bahwa selama Vce >
Vbe CBJ akan bias munduru dan transistor akan berada di wilayah aktif arus kolektor
maksimum di wilayah aktif akan dapat dicapai dengan mengatur Vcb=0 dan Vbe=Vcb. Dan
nilai yang berhubungan dengan arus basis, jika arus basis ditingkatkan diatas Ibm, Vbe
meninkat dan Vce akan jatuh dibawah Vbe Hal ini akan berlanjut sabai CBJ bias maju dengan
VBc kira kira 04 sampai 0,5 v transistor kemudian akan saturasi. Saturasi transistor
didefnisikan sebagai titik diatas dimana setiap peningkatan arus basis tidak meningkatkan arus
basis tidak menungkatkan arus kolektor dengan cukup berarti.
PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRIK DAN ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
A. PERALATAN
1. PSA Adjust
2. Multimeter Digital
3. Osiloskop
4. Signal Generator
B. KOMPONEN
Transistor BJ 108
1. Penguat Transistor
b. carilah tegangan pada VB, VC, VE dengan multimeter kemudian catat hasilnya dan
2. Penguat op-amp
1. Rangkai pada protoboard rangkaian inverting seperti pada gambar di bawah ini.
PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRIK DAN ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
2. Dihubungkan kaki ke-7 dengan kutub (+) pada PSA adjust dan kaki ke-4 dengan
kutub (-) pada PSA adjust
3. Dihubungkan kaki ke-2 ke kutub (+) PSA simetris dan prob (+) multimeter Vin
4. Dihubungkan kaki ke-3 ke kutub (-) PSA simetris dan prob (-) multimeter Vout
dan prob (-) multimeter Vin
O 1 PS RB1 RC Cc
OF
N 2 1k Ω
A 1K Ω 0,1 µF
F+ -
CB
0,1 µF
Pengukuran emitor transistor
MULTIMETER
DIGITAL
DIGITAL
OF 50 20 Va
Vd 50
F 0 c
c2 2000 0 20
020
RB2 RE 20 0 µ
00 M
20 00
2M
µ
0M 0
20M
0
1K Ω 1K Ω 20K
0020K
O
0 2K
0 20 20
hF
E
5A
00 0
MULTIMETER
DIGITAL
DIGITAL
OF 50 20 Va
Vd 50 F 0 c
c2 2000 0 20
020
µ
20 M
0 µ
20
00 00
2M
0M 0
20M
0
20K 5A
0020K hF
O
0 2K
0 20 20
00 0
E
7,
36 9
5
PLN
Vin R1 = 1 KΩ Vcc-
+ Vout
PLN
ON PSA -
OFF Vcc +
+ - ON PSA
OFF
PSA + -
Simetris
PSA Adjust
PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRIK DAN ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
Vin Input Vb Vc Ve
= 2,5 V
Ve = Vb –Vbe
=2,5 V - 0,71 V
=1.79 V
Vc = Vcc – Ve
= 5 V – 1,79 V
=3,21 V
2. Menghitung % Ralat
PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRIK DAN ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
3. Karakteristik OP-Amp
Gain tegangan tidak berhingga
Impedansi keluaran adalah nol
Impedansi masukan tidak terhingga
Lebar pita (band with ) tidak terhingga
Common mode rejection (CMMR) tidak terhingga
Tegangan offset nol(keluaran akan nol jika masukan nol)
PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRIK DAN ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
1. Tegangan keluaran Transistor dan OP-Amp dalam percobaan ini adalah:
Penguat Dasar Transistor
Vin Input Vb Vc Ve
Buffer
Penguat Integrator (Integrator Amplifier)
5.2 Saran
1.Sebaiknya praktikum selanjutnya, dapat memahami prosedur yang ingin dipraktikan
2. Dalam melaksakan praktikum sebaiknya lebih teliti dan berhati- hati supaya percobaan
yang ingin dilakukan agar tidak mengalami kesulitan.
3. Sebaiknya praktikum mengetahui fungsi alat yang ingin digunakan dalam percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Halaman: 609-615
Halaman 42-45
Halaman 171-173.
Halaman :71-78
(Hartono Simanjuntak)