Anda di halaman 1dari 10

JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA

p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774


http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft

KARAKTERISTIK TRANSISTOR
Dewi Magfira Sari1, Agung Putra2, Ayu Kartika3, Nurfitri Aningsi4,
Serli Yuniar5

Mahasiswa Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri
12345

Alauddin Makassar
email: dewimagfirasari2053@gmail.com

Kata Kunci: Elektronika, ABSTRAK


Komponen Elektronika, Transistor
Telah dilakukan percobaan “Karakteristik
Transistor” yang bertujuan untuk mengetahui prinsip kerja
dari transistor yang berfungsi sebagai penguat arus, untuk
mengetahui karakteristik dari transistor sebagai penguat
arus, untuk mengetahui prinsip kerja dari transistor yang
berfungsi sebagai penguat tegangan dan untuk mengetahui
karakteristik dari transistor sebagai penguat tegangan.
Transistor adalah komponen yang dianggap sebagai kran
listrik, dimana berdasarkan arus atau tegangan inputnya
memungkinkan pengaliran sinyal listrik yang sangat akurat
dari rangkaian sumber listriknya atau adanya efek arus
terobosan pada transistor. Adapun alat dan bahan yang
digunakan dalam percobaan ini diantaran. Data yang
diperoleh pada hasil pengamatan dalam pengukuran
transistor sebagai penguat arus yaitu nilai IB (A) diperoleh
0,05 A, 0,07 A, 0,11 A, 0,18 A, 0,20 A, dan 0,26, dan untuk
nilai IC (A) diperoleh 1,22 A, 1,34 A, 1,43 A, 1,54 A, 1,67
A, dan 1,79 A. Selanjutnya pada hasil pengukuran
transistor sebagai penguat tegangan yaitu nilai VCE (V)
diperoleh 0,01 V, 0,03 V, 0,04 V, 0,05 V, 0,06 V, dan 0,07
V, dan untuk nilai IC (mA) diperoleh 2,21 mA, 3,10 mA,
3,41 mA, 3,58 mA, 3,71 mA, dan 3,84 mA. Berdasarkan
hasil data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa
semakin lama transistor diberi muatan maka arus basis (IB)
dan arus kolektor (IC) akan mengalami kenaikan nilai
grafik sedangkan untuk data transistor sebagai penguat
tegangan yaitu semakin lama transistor diberi muatan maka
arus kolektor (IC) dan tegangan kolektor emitor (VCE)
akan mengalami penurunan nilai grafik.

1. PENDAHULUAN

JFT | 1
Elektronika merupakan ilmu yang mempelajari tentang sifat dan pemakaiannya
pada azas kerjanya berdasarkan aliran elektron di dalam ruang hampa atau gas dan aliran
elektron serta lubang di dalam semi konduktor. Elektronika memiliki beberapa komponen
dasar yang meliputi resistor, kapasitor, dioda, transistor, transformator dan lain sebagainya
(Prasetyo, dkk., 2022).
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan alat yang mengadopsi
elektronika sebagai basis teknologinya. Contohnya adalah televisi, radio, komputer, telepon
dan masih banyak lagi. Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini disebut
sebagai peralatan elektronik (electronic devices). Elektronika sangat dibutuhkan sebagai
dasar teknologi masa kini. Contohnya di pabrik kita memakai alat deteksi, mengoperasikan
robot perakit, penggunaan lampu lalu lintas, lampu penerangan jalan yang secara otomatis,
papan reklame yang menyala, dan masih banyak yang lainnya (Sujatmiko, dkk., 2018).
Elektronika adalah cabang ilmu sains yang berhubungan dengan studi aliran dan
pengendalian elektron (listrik), studi tentang perilaku dan efeknya pada vakum, gas dan
semikonduktor serta perangkat lainnya yang menggunakan elektron tersebut. Pengendalian
elektron ini dilakukan oleh perangkat elektronika dengan cara menghambat, membawa,
memilih, mengarahkan, mengalihkan, menyimpan, memanipulasi dan mengeksploitasi
elektron (Yunianto dan Saryanto, 2018).
Komponen elektronika adalah komponen-komponen yang dipasangkan atau yang
digunakan dalam keperluan membangun sebuah rangkaian baik itu rangkaian sederhana
sampai rangkaian kompleks dengan kondisi dan syarat tertentu agar rangkaian tersebut
bisa digunakan sesuai dengan tujuan. Komponen elektronika bisa juga diartikan sebagai
komponen-komponen yang hampir ada di setiap keperluan untuk merangkai alat
elektronika (Ramadhan, dkk., 2021).
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, pemotong,
stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau fungsi lainnya. Transistor dapat
berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya atau tegangan imputnya,

JFT | 8
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft

memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber


listriknya (Wahyudi, 2008).
Rangkaian transistor adalah rangkaian komponen elektronika yang terbuat serta
tersusun oleh bahan semikonduktor yang mempunyai tiga kaki yang biasa disimbolkan
basis (B), emitor (E), dan kolektor (K). Transistor sendiri dibagi menjadi dua jenis tipe
yaitu transistor PNP dan juga transistor NPN, yang membedakan kedua transistor tersebut
yaitu dapat dilihat tanda panah pada area emitor (E), jika anak panah kebagian dalam, maka
transistor tersebut adalah transistor PNP, sementara jika anak panah mengarah kearah luar
maka transistor NPN (Zemansky, 1962).
Transistor pada umumnya digunakan pada rangkaian penguat dan menjadi blok
data dari integrated circuits (IC). Untuk dapat menghasilkan tegangan dan arus keluaran
tertentu yang terjaga dengan baik, transistor perlu menggunakan sumber tegangan
searah (DC) yang kemudian dirangkai dengan tatanan rangkaian resistor tertentu, yang
lazimnya disebut rangkaian pembiasan DC. Transistor dapat beroperasi melalui tiga
macam konfigurasinya, yaitu common base (CB), common collector (CC), dan common
emitter (CE) (Sriwidodo, 2012).
Nama transistor diambil dari kata transfer dan resistor. Bahan semikonduktor ini
berasal dari bahan atom Germanium, Indium dan Arsenikum atau Silikon.
Atom-atom ini sendiri termasuk bahan yang tidak mengalirkan arus listrik, jadi termasuk
jenis bahan isolator atau resistor. Setelah mengalami proses peleburan, maka terbentuklah
hasil campuran yang dinamai P-N junction. Bahan campuran ini mempunyai sifat setengah
menghantarkan arus listrik atau semikonduktor. Jadi semikonduktor atau transistor ini hasil
pencampuran lagi dari jenis P-N junction dan N-P junction (Sriwidodo, 2012).

JFT | 3
Menurut Sriwidodo, (2012) bila dua jenis atom P dan N junction digabungkan,
maka terbentuklah bahan baru yang dinamai transistor. Jadi transistor terbentuk dari bahan-
bahan:
1. PN + NP menjadi PNP
2. Np + PN menjadi NPN

Gambar 1. Tiga daerah transistor NPN dan PNP


(Sumber: Sriwidodo, 2012)
Transistor diatas mempunyai sambungan (junction), satu diantara emitor dan basis
dan lainnya diantara basis dan kolektor. Karena inilah, sebuah transistor seperti dua buah
dioda disebut dioda yang terletak disebelah kiri sebagai dioda emitor basis atau dioda
kolektor sedangkan dioda yang terletak disebalah kanan adalah dioda kolektor basis atau
dioda kolektor (Zemasky, 1962).
Pada proses pembuatan rangkaian elektronika diperlukan peralatan
(seperti obeng, tang, bor dan sebagainya) dan juga papan sirkuit yang digunakan untuk
tempat menempelnya komponen elektronika (seperti PCB, Wishboard dan sebagainya).
Pada dasarnya komponen penunjang berfungsi sebagai perkakas, isolator dan konduktor.
Namun, pada pengenalan komponen dasar elektronika yang digunakan yaitu
baterai, bohlam, sekring dan saklar. Komponen penunjang adalah komponen
yang melengkapi suatu rangkaian elektronika yang biasanya tidak mesti harus ada
didalamnya (Pranata, dkk., 2020).

2. METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian


Percobaan ini dilakukan pada hari Selasa, 25 Oktober 2022 pukul 08:00-09:30 Wita
bertempat di Laboratorium Fisika Elektronika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

JFT | 8
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft

Islam Negeri Alauddin Makassar.


Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah power supply, papan
rangkaian, kaki rangkaian dan kabel penghubung. Adapun komponen yang digunakan yaitu
transistor NPN BC 108 dan potensiometer 50.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
Transistor sebagai penguat arus yaitu pertama menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan lalu menyusun rangkaian sesuai yang ada di buku penuntun. Menyalakan
power supply dan menggunakan tegangan dengan nilai 9 volt. Mengatur potensiometer dan
mengamati arus IB dan IC. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan. Mengulangi
kembali langkah dengan mengatur potensiometer dan mencatat hasil pengamatan.
Transistor sebagai penguat tegangan yaitu pertama menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan. Menyusun rangkaian sesuai dengan yang ada di buku penuntun.
Menyalakan power supply dan menggunakan masing-masing sumber tegangan dengan nilai
12 volt. Mengatur potensiometer dan mengamati arus I B dan VCE. Mencatat hasil
pengamatan pada tabel pengamatan. Mengulangi kembali langkah di atas sebanyak 7 kali.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan
1. Tabel Transistor sebagai Penguat Arus
Tabel 1: Hasil Pengamatan Transistor sebagai Penguat Arus
Vs = 9V
No IB (A) IC (A)
1 0,05 1,22
2 0,07 1,34
3 0,11 1,43
4 0,18 1,54
5 0,20 1,67
6 0,26 1,79

JFT | 5
Analisis Data
Untuk: IC1 = 1,22A
IB = 0,05A
Ic 1
kI1 =
Ib 1
1,22 A
=
0,05 A
= 24,4
∆Ic
Kr =
∆Ib
Ic1+Ic2+Ic3+Ic4+Ic5+Ic6
=
Ib1+Ib2+Ib3+Ib4+Ib5+Ib6
1,22+1,34+1,43+1,54+1,67+1,79
=
0,05+0,07+0,11+0,18+0,20+0,26
8,99
=
0,87
= 10,33
2. Transistor sebagai Penguat Tegangan
Tabel 1: Hasil Pengamatan Transistor sebagai Penguat Arus
Vs = 12V
No VCE (V) IC (mA)
1 0,01 2,21
2 0,03 3,10
3 0,04 3,41
4 0,05 3,58
5 0,06 3,71
6 0,07 3,84

Analisis Data
Untuk: IC1 = 2,21 mA = 0,00221 A
VCE1 = 0,01 V

JFT | 8
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft

IB = 0,05A

Ic 1
kV1 =
VCE1
0,00221
=
0,01
= 24,4
∆Ic
kV =
∆CE1
2,21+3,10+3,41+3,58+3,71+3,84
=
0,01+0,03+0,04+0,05+0,06+0,07
19,85 A
=
0,26 V
= 76,35
Grafik
Adapun grafik yang diperoleh pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:

Transistor Sebagai Penguat Arus


0.3 0.26
0.18 0.2
0.2
IB (mA)

0.11
0.1 0.05 0.07

0
1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9
IC (mA)

Grafik 1. Transistor sebagai Penguat Arus

JFT | 7
Transistor Sebagai Penguat Tegangan
5
3.58 3.71 3.84
4 3.1 3.41
2.21
IC (mA)
3
2
1
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08
VCE (Volt)

Grafik 2. Transistor sebagai Penguat Tegangan


Pembahasan

Nama transistor diambil dari kata transfer dan resistor. Bahan semikonduktor ini
berasal dari bahan atom Germanium, Indium dan Arsenikum atau Silikon. Atom-atom ini
sendiri termasuk bahan yang tidak mengalirkan arus listrik, jadi termasuk jenis bahan
isolator atau resistor. Setelah mengalami proses peleburan, maka terbentuklah hasil
campuran yang dinamai P-N junction. Bahan campuran ini mempunyai sifat setengah
menghantarkan arus listrik atau semikonduktor. Itulah sebabnya hasil campuran ini sering
dinamai semikonduktor. Jadi semikonduktor atau transistor ini hasil pencampuran lagi dari
jenis P-N junction dan N-P junction (Sunardi, 2019).
Data yang diperoleh pada hasil pengamatn dalam pengukuran transistor sebagai
penguat arus yaitu nilai IB (A) diperoleh 0,05 A, 0,07 A, 0,11 A, 0,18 A, 0,20 A, dan 0,26
A, dan untuk nilai IC (A) diperoleh 1,22 A, 1,34 A, 1,43 A, 1,54 A, 1,67 A, dan 1,79 A.
Selanjutnya pada hasil pengukuran transistor sebagai penguat tegangan yaitu nilai VCE (V)
diperoleh 0,01 V, 0,03 V, 0,04 V, 0,05 V, 0,06 V, dan 0,07 V, dan untuk nilai I C (mA)
diperoleh 2,21 mA, 3,10 mA, 3,41 mA, 3,58 mA, 3,71 mA, dan 3,84 mA. Adapun nilai
variabel yang dihitung pada transistor sebagai penguat arus yaitu KI dan diperoleh nilai
24,4; 19,14; 13; 8,56; 8,35; dan 6,89 dengan ∆Kr sebesar 10,33. Dan pada transistor
sebagai penguat tegangan yaitu KV diperoleh nilai 0,221; 1,033; 0,085; 0,0895; 0,0716, dan
0,055 dengan ∆KV sebesar 76,35.

JFT | 8
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft

Berdasarkan hasil data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa semakin
lama transistor diberi muatan maka arus basis (IB) dan arus kolektor (IC) akan mengalami
kenaikan nilai grafik sedangkan untuk data transistor sebagai penguat tegangan yaitu
semakin lama transistor diberi muatan maka arus kolektor (IC) dan tegangan kolektor emitor
(VCE) akan mengalami penurunan nilai grafik.

4. SIMPULAN

Kesimpulan pada percobaan ini adalah prinsip kerja dari transistor yang berfungsi
sebagai penguat arus yaitu arus yang mengalir pada rangkaian mengalami panjar maju
sehingga arus pada kolektor mengalami penguatan seiring dengan besarnya arus pada basis.
Karakteristik dari transistor sebagai penguat arus yaitu arus pada basis (I B)
berbanding lurus dengan arus kolektor (IC), dimana arus pada basis meningkat maka arus
pada kolektor akan meningkat juga.
Prinsip kerja dari transistor yang berfungsi sebagai penguat tegangan yaitu arus
pada rangkaian mengalami panjar mundur yang membuat tegangan pada kolektor dan
emitor (VCE) berbanding terbalik dengan arus kolektor (IC).
Karakteristik dari transistor sebagai penguat tegangan yaitu arus pada kolektor (I C),
berbanding terbalik dengan tegangan pada kolektor emitor (VCE), dimana semakin besar
arus pada kolektor (IC) maka tegangan pada kolektor emitor (VCE) akan semakin kecil.

5. DAFTAR PUSTAKA
Naim, Muhammad. (2022). Teori Dasar Listrik dan Elektronika. Penerbit NEM, Semarang.
Pranata, dkk. (2020). Peningkatan Kualitas SDM Bagi Calon Guru Fisika Melalui Media
Praktikum Komponen Elektronika Pasif dan Aktif. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Khatulistiwa 3, no. 2 : 46-60.
Prasetyo, dkk. (2022). Media Pembelajaran Komponen Elektronika Menggunakan
Teknologi Augmented Reality untuk Mata Kuliah Elektronika Dasar. Jurnal
Informatika dan Rekaya Perangkat Lunak 3, no.1 : 31-42.
Ramadhan dkk. (2021). Ugmented Reality sebagai Media Pembelajaran pada pengenalan
Komponen Dasar Elektronika berbaris Aindroid. Jurnal Ilmiah Teknologi Sistem
Informasi 2, no.4 : 134-240.

JFT | 9
Sujatmiko, dkk. (2018). Trainer Alat Pemilah Barang Oyomatis Berdasarkan Tinggi Benda
Berbasis Arduino Uno sebagai Media Pembelajaran Mahasiswa Politeknik Harapan
Bersama. Jurnal Power Elektronik 7, no.2 : 31-34.
Wahyudi, Udik. (2018). Mahir dan Terampil Belajar Elektronika untuk Pemula. CV Budi
Utama, Yogyakarta.
Yunianto dan Saryanto. (2018). Teknologi Dasar Otomotif. PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta.
Sriwidodo. (2012). Elektronika Dasar. Jakarta : Salemba Teknika.
Zemansky, Sears. (1962). Fisika Untuk Universitas I. Bandung : Trimitra Mandiri.

JFT | 8

Anda mungkin juga menyukai