DISUSUN OLEH :
NAMA
: ZAKY MUBARAK
NIM
: H21114308
KELOMPOK
: V (LIMA)
ASISTEN
BAB I
PEDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dalam elektronika, Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan
arus/tegangan dalam satu arah saja. Kata dioda berasal dari pendekatan kata yaitu
dua elektroda yang mana (di berarti dua) mempunyai dua buah elektroda yaitu
anoda dan katoda. Dioda mempunyai dua elektroda aktif dimana isyarat listrik
dapat mengalir. Karena itu, dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah arus
listrik, yaitu piranti elektronik yang mengubah arus atau tegangan bolak-balik
(AC) menjadi arus atau tegangan searah (DC) (Adi, 2010).
Kehidupan manusia tidak akan jauh dari kelistrikan.oleh karena itu, sangatlah
penting bagi mahasiswa jurusan fisika agar mampu mengetahui dan memahami
teknologi elektronika, sehingga penguasaan elektronika dasar tentang berbagai
komponen dan alat ukur listrik amat diperlukan sebagai dasar untuk pembelajaran
lebih lanjut. Dimana salah satu komponen elektronika adalah dioda , yang telah
kita ketahui bahwa dioda itu mempunyai fungsi yang sangat di perlukan dalam
suatu rangkaian elktronika dan dapat dikatakan bahwa hampir semua rangkaian
elektronika memerlukan dioda pada rangkaiannya.
Selain itu, diode memiliki ciri atau karakteristik static. Karakteristik diode
sebagaimana diketahui ada tiga, yakni forward bias atau bias maju dimana energy
listrik yang masuk melebihi kapasitas dan terpaksa diteruskan. Yang kedua ialah
reverse bias alias bias mundur, yakni keadaan dimana energy listrik yang akan
masuk tidak dapat menembus sehingga berbalik arah. Yang terakhir ialah
breakdown dimana aliran listrik yang masuk tidak dapat ditahan sehingga
menyebabkan diado menjadi rusak. Adapun karakteristik isyarat keluaran
rangkaian diada terbagi atas clipper (pemotong), clamper (mengiris), dan slicer.
Dari ketiga jenis karakteristik isyarat keluaran tersebut dapat diperoleh bentukan
gelombang dari masing-masing rangkaian. Hal
dilakukannya percobaan ini.
inilah
yang mendasari
karakteristik
statik
dioda
dan
dioda
zener
serta
dapat
menggunakannya.
2. Dapat menggunakan dioda untuk clipping. Slicing, dan clamping, serta dapat
mengaplikasikannya dalam berbagai rangkaian elektronika.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Dioda
Dioda merupakan komponen semikonduktor yang paling sederhana. Kata dioda
berasal dari pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua)
mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan katoda (Adi, 2010).
Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan
dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis vacuum tube yang memiliki
dua buah elektroda (terminal). Karena itu, dioda dapat dimanfaatkan sebagai
penyearah arus listrik, yaitu piranti elektronik yang mengubah arus atau tegangan
bolak-balik (AC) menjadi arus atau tegangan searah (DC). Dioda jenis vacuum
tube pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dari Inggris yang bernama Sir
J.A. Fleming (1849-1945) pada tahun 1904 (Malvino, 1992).
Dioda terbentuk dari bahan semikonduktor tipe P dan N yang digabungkan.
Dengan demikian dioda sering disebut PN junction. Dioda adalah gabungan bahan
semikonduktor tipe N yang merupakan bahan dengan kelebihan elektron dan tipe
P adalah kekurangan satu elektron sehingga membentuk Hole. Hole dalam hal ini
berfungsi sebagai pembawa muatan. Apabila kutub P pada dioda (anoda)
dihubungkan dengan kutub positif sumber maka akan terjadi pengaliran arus
listrik dimana elektron bebas pada sisi N (katoda) akan berpindah mengisi hole
sehingga terjadi pengaliran arus. Sebaliknya apabila sisi P dihubungkan dengan
negatif baterai/sumber, maka elektron akan berpindah ke arah terminal positif
sumber. Didalam dioda tidak akan terjadi perpindahan electron (Malvino, 1992).
VD
Dimana :
ID
Is
= bilangan natural,n=2.72828
VD
VT
Harga Is suatu dioda dipengaruhi oleh temperatur, tingkat doping dan geometri
dioda. Dan konstanta n tergantung pada sifat konstruksi dan parameter fisik
dioda. Sedangkan harga VT ditentukan dengan persamaan (Malvino, 1992):
VT=
kT
(2.2)
q
Dimana :
k
1.602 x 10
= 0.02569 J/C = 26 mV
T1
V (T1)
V (T0)
= -2.5 mV/C
= 2.5 mV/C
pada titik kerja dengan arus yang mengalir pada dioda disebut dengan Resistansi
DC atau Resistansi Statis (Malvino, 1992).
R D=
VD
(2.5)
ID
Resistansi dc pada daerah bias maju akan lebih kecil dibanding dengan resistansi
pada daerah bias mundur.
II.3 Dioda Kristal (Semikonduktor)
Sebagian besar diode saat ini berdasarkan pada teknologi pertemuan p-n
semikonduktor. Pada diode p-n, arus mengalir dari sisi tipe-p (anode) menuju sisi
tipe-n (katode), tetapi tidak mengalir dalam arah sebaliknya.Tipe lain dari diode
semikonduktor adalah diode Schottky. yang dibentuk dari pertemuan antara logam
dan semikonduktor (sawar Schottky) sebagai ganti pertemuan p-n konvensional.
Dioda Schottky adalah sebuah penghalang potensial yang terbentuk pada
pertemuan logam-semikonduktor yang
mempunyai
karakteristik penyearahan,
gambar II.7 (a) arus bisa mengalir dan (b) arus tidak bisa mengalir
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prinsip kerja dioda merupakan salah
satu alat yang sangat unik karena mampu memanipulasi muatan hingga menjadi
muatan yang searah atau DC. Sambungan antara muatan anoda (P) dengan muatan
katoda (N) dinamakan sebagai depletion layer (lapisan deplesi) dimana terjadi
keseimbangan muatan elektron dan hole. Biasanya pada sisi P banyak terbentuk
hole-hole yang siap menerima muatan elektron, sedangkan pada sisi N banyak
elektron yang siap untuk membebaskan diri, dengan kata lain jika sisi P diberi
muatan potensial yang lebih, maka elektron dari sisi N akan langsung mengisi
setiap hole-hole yang ada di sisi P (Millman, 1997).
Sedangkan pembawa minoritas yang berupa electron (bahan tipe p) dan hole
(bahan tipe n) akan berkombinasi sehingga mengalir arus jenuh mundur (revers
saturaction current) dan Is. Arus ini dikatakan jenuh karena dengan cepat
mencapai harga maksimal tanpa dipengaruhi besarnya tegangan baterai. Besarnya
arus ini dipengaruhi oleh temperature. Makin tinggi temperature, makin besar
harga Is. Pada suhuruang, besarnya Is ini dalam skala mikro-amper untuk diode
germanium, dan dalm skala nano amper untuk diode silicon (Millman, 1997).
(forward bias). Dengan demikian Va-k adalalh positif atau Vak > 0 (Millman,
1997).
Sedangkan pembawa minoritas dari bahan tipe p (elektron) dan dari bahan tipe n
(hole) akan berkombinasi dan mengalirkan Is jauh lebih kecil dari pada ID, maka
secara praktis besarnya arus yang mengalir pada diode ditentukan oleh ID
(Millman, 1997).
Dioda Zener (Zener Diode) adalah komponen elektronika yang terbuat dari
semikonduktor dan merupakan jenis dioda yang dirancang khusus untuk dapat
beroperasi di rangkaian Reverse Bias (Bias Balik). Pada saat dipasangkan pada
rangkaian Forward Bias (Bias Maju), Dioda Zener akan memiliki karakteristik
dan fungsi sebagaimana dioda normal pada umumnya. Efek dioda jenis ini
ditemukan oleh seorang fisikawan Amerika yang bernama Clarence Melvin Zener
pada tahun 1934 sehingga nama Diodanya juga diambil dari nama penemunya
yaitu Dioda Zener. Berikut adalah bentuk dan simbol pada diode Zener (Adi,
2010).
=I
(122,8)
460
= 19,6 mA
Jika menggunakan tegangan yang lebih tinggi, contohnya 24V. Maka arus listrik
yang mengalir dalam rangkaian tersebut akan semakin besar :
(242,8)
460
= 45 Ma
Akan tetapi, tegangan yang melewati dioda Zener akan sama yaitu 2,8V. Oleh
karena itu, Dioda Zener merupakan komponen elektronika yang cocok untuk
digunakan sebagai Voltage Regulator (Pengatur Tegangan), Dioda Zener akan
memberikan tegangan tetap dan sesuai dengan tegangan Zenernya terhadap
tegangan input yang diberikan (Adi, 2010).
Pada umumnya tegangan dioda Zener yang tersedia di pasaran berkisar di antara
2V sampai 70V dengan daya (power) dari 500mW sampai dengan 5W. Untuk
menghitung disipasi daya Dioda Zener, kita dapat menggunakan rumus (Adi,
2010):
P = Vzener x I
(2.6)
Contoh :
P = 2,8V x 19,6A
P = 54,9 mW
Dioda Zener biasanya diaplikasikan pada Voltage Regulator (Pengatur Tegangan)
dan Over Voltage Protection (Perlindungan terhadap kelebihan tegangan). Fungsi
dioda Zener dalam rangkaian-rangkaian tersebut adalah untuk menstabilkan arus
dan tegangan (Adi, 2010).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Waktu dan Tempat
Percobaan Dioda Semikonduktor dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11
November 2015, pukul 13.30 s/d 16.00 WITA. Percobaan ini berlangsung di
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
III.2 Alat dan Bahan
III.2 .1 Alat beserta fungsinya
1. Catu Daya AC
3. Multimeter Digital
Rangkaian
5. Kabel Jumper
2. Kapasitor
(a)
(b)
4. Dioda Zener
VD
R= 1 k
R= 1 k
Menyiapkan bahan dan alat yang digunakan, antara lain dioda silikon,
(b)
(c)
Gambar III.21 Rangkaian pelipat tegangan (a) Doubler (b) Tripler (c) Quadraplet
3 Menyambungkan rangkaian dengan catu daya yang telah ditentukan besar
tegangan masukannya (VIN) dimana untuk rangkaian doubler 5 V, tripler 4 V,
4
5
dan quadraplet 3 V.
Menghitung besar tegangan masukan menggunakan multimeter.
Menghitung tegangan yang lewat pada rangkaian menggunakan multimeter
(VD).
Mencatat semua nilai data yang didapatkan kedalam tabel yang telah
ditentukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
VI.1 Hasil
VI.1.1 Tabel Data
VI.1.1.1 Karakteristik dioda biasa untuk R yang berubah
No.
R ()
1
1K
2
10 K
3
100 K
Keterangan : VDD = 10,09 V
VR (V)
9,41
9,53
9,63
VD (V)
0,65
0,54
0,44
ISAT (mA)
9,54
0,96
0,096
VR (V)
9,400
4,320
0,011
0
VD (V)
0,64
0,59
0,34
0
ISAT (mA)
9,550
4,370
0,012
0
VR (V)
-0,059
-0,200
-0,160
VD (V)
-6,44
-4,86
-3,78
ISAT (mA)
0
0
0
VIN (V)
5
4
2,9
VD (V)
12,95
16,01
14,73
Pengolahan Data
V DD V D
R
I saturasi=
10,090,65
=9,44 103 A=9,44 mA
1000
I saturasi=
10,090,54
=0,955 103 A=0,955 mA 0,96 mA
10.000
I saturasi=
10,090,44
=0,0965 103 A=0,0965mA 0,096 mA
100.000
V DD V D
R
I saturasi=
10,080,64
=9,44 103 A=9,44 mA
1000
I saturasi=
4,930,59
=4,34 103 A=4,34 mA
1000
I saturasi=
2,010,34
=1,67 103 A=1,67 mA
1000
V DD V D
R
I saturasi=
(10,07)(6,44 )
=6,48 106 A=0,00648 mA 0 mA
560.000
I saturasi=
(10,07)(4,86)
=5,21 106 A=0,00521 mA 0 mA
1.000.000
I saturasi=
(10,07)(3,78)
=4,19 106 A=0,00419mA 0 mA
1.500 .000
Arus (I)
beban1
beban2
beban3
2
0
0
10
12
Tegangan (V)
Gambar IV.2 Rangkaian Karakteristik Dioda biasa untuk tegangan yang berubah
Karakteristi dioda biasa untuk tegangan yang berubah
20
10
Arus (I) (mA) 0
Arus (I)
beban1
10
020
beban2
beban3
Tegangan (V)
Grafik IV.2 Rangkaian Karakteristik Dioda biasa untuk tegangan yang berubah
(a)
(b)
Gambar IV.8 (a) Signal masukan (b) Signal keluaran rangkaian clipping seri
(a)
(b)
Gambar IV.10 (a) Signal masukan (b) Signal keluaran rangkaian clipping
sejajar positif
c) Rangkaian Clipping Positif Negatif Dioda Silikon
(a)
(b)
Gambar VI.12 (a) Signal masukan (b) Signal keluaran rangkaian clipping positif
negatif dioda silikon
d) Rangkaian Clipping Positif Negatif Dioda Zenner
(a)
(b)
Gambar VI.14 (a) Signal masukan (b) Signal keluaran rangkaian clipping dioda
zenner
2. Rangkaian Slicing
(a)
(b)
Gambar IV.16 (a) Signal masukan (b) Signal keluaran rangkaian Slincing positif
dioda silikon
Gambar IV.18 (a) Signal masukan (b) Signal Keluaran rangkaian Slicing negatif
dioda silikon
3. Rangkaian Clamping
(a)
(b)
Gambar IV.20 (a) Signal masukan (b) Signal keluaran rangkaian Clamping positif
Gambar VI.22 (a) Signal masukan (b) Signal keluaran rangkaian Clamping negatif
VI.2 Pembahasan
Karakteristik static diode biasa maupun diode zener dapat diselidiki dengan cara
memasang diode seri dengan sebuah catu daya DC dan sebuah resistor
sebagaimana yang telah dipraktikumkan. Pada praktikum ini, dilakukan dua jenis
pengukuran untuk diode biasa yang seri, yakni pertama dengan nilai resistor R
yang berubah-ubah mulai dari 1 K, 10 K, dan 100 K untuk VDD tetap senilai 10,09
V. yang kedua dengan nilai tegangan yang berubah-ubah dimulai dari 10,08 V,
3,93 V, 2,01 V, sampai 0 V untuk nilai resistor tetap 1 K. karakteristik static
diode dapat diperoleh dengan menggukur tegangan diode VD dan arus yang
melewati diode Isat.
Berdasarkan praktikum , besar Isat untuk ketiga nilai resistor yang berbeda-beda
didapatkan nilai yang berbeda pula. Dapat dilihat bahwa hubungan antara I sat dan
R berbanding terbalik, yaitu semakin besar nilai resistor R maka semakin kecil
nilai arus Isat. hal ini juga berlaku untuk hubungan R dan VD. Pada rangkaian diode
seri untuk tegangan yang berubah, terlihat jelas perbedaannya dengan rangkaian
sebelumnya. Dimana nilai VDD yang berubah-ubah berbanding lurus dengan nilai
tegangan resistor VR, tegangan diode VD, dan Isat, yaitu semakin kecil nilai VDD
maka semakin kecil pula nilai tegangan resistor VR, tegangan diode VD, dan Isat
begitupun sebaliknya.
Untuk rangkaian diode zener, dimana nilai R berubah-ubah dari 560 K, 1000 K,
dan 1500 K, pada tegangan VDD tetap, nilai arus Isat semuanya bernilai nol. Hal ini
dikarenakan VR dan VD bernilai negatif. Hubungan antara R dan VD sendiri
berbanding lurus dimana semakin besar nilai resistornya maka semakin besar pula
nilai tegangan diode VD.
Pada rangkaian clipper, clamper, dan slicer untuk proses pembentukan keluaran
gelombang. Berdasarkan gambar keluaran bentukan gelombang yang diperoleh,
untuk rangkaian clipper diode seri terbagi atas positif dan negatif. Untuk clipper
seri negatif menghasilkan keluaran gelombang positif karena negatifnya dipotong,
sedangkan pada clipper seri positif menghasilkan keluaran yang sebaliknya.
Untuk clipper positif dan negatif diode biasa.
Pada pengali dua tegangan sesuai teori akan didapatkan nilai tegangan keluaran
yang dua kali lebih besar dibandingkan tegangan masukan. Dimana pada
praktikum kali ini tegangan masukan yang digunakan sebesar 5 V maka
seharusnya tegangan keluaran dari rangkaian adalah 10 V , tetapi dapat dilihat
pada tabel data bahwa tegangan keluaran yang terukur adalah sebesar 12, 95 V.
Nilai ini bernilai lebih besar dari yang seharusnya. Sehingga dapat dikatakan pada
rangkaian tegangan keluaran yang dihasilkan dapat bernilai
10 V 3 V .
pada tabel data bahwa tegangan keluaran yang terukur adalah sebesar 16,01 V.
Nilai ini bernilai lebih besar dari yang seharusnya. Sehingga dapat dikatakan pada
12V 4 V .
dilihat pada tabel data bahwa tegangan keluaran yang terukur adalah sebesar
14,73 V. Nilai ini bernilai lebih besar dari yang seharusnya. Sehingga dapat
dikatakan pada rangkaian tegangan keluaran yang dihasilkan dapat bernilai
11,6 V 3,13 V . Maksudnya batas toleransi rangkaian adalah sekitar 3,13 V.
Batas toleransi ini sangatlah besar hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi
dioda yang kurang baik dan hambatan internal yang dihasilkan oleh rangkaian
secara keseluruhan.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari percobaan dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
DAFTAR PUSTAKA