Vibriansi Astuti
Lailatul Ahadia
Nova Diarni Sofi M
Dian Kurvayanti I
Yaumi
(12030654004)
(12030654008)
(12030654014)
(12030654018)
(12030654020)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, disekeliling kita secara tidak disadari banyak ditemui
alat-alat listrik. Segala kebutuhan dan aktivitas sehari-hari hampir semua membutuhkan
listrik. Sebagian besar keberadaan alat-alat tersebut berguna untuk memudahkan dan
menyamankan kehidupan kita. Salah satu komponen kelistrikan adalah dioda.
Dioda memegang peranan sangat penting dalam komponen elektronika yaitu
menghasilkan tegangan searah (DC) dari tegangan bolak-balik (AC). Dioda menjadi
sangat penting karena hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus
searah (DC). Dioda hanya dapat meneruskan arus pada satu keadaan medan listrik
tertentu, dan tidak dapat meneruskan arus pada keadaan sebaliknya.Dioda akan
mengalirkan arus maju jika anoda mendapat tegangan positif dan katoda mendapat
tegangan negatif. Sebaliknya jika diberi arus mundur maka dioda akan memiliki
resistansi tinggi.
Oleh karena adanya perbedaan karakteristik arus dan tegangan pada dioda yang
terpanjar maju dan dioda yang terpanjar mundur, maka kami melakukan percobaan
karakteristik arus dan tegangan dioda.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan dioda terpanjar maju dan terpanjar mundur ?
2. Bagaimana karakteristik arustegangan pada dioda terpanjar maju dan terpanjar
3.
mundur ?
Bagaimaan kurva hubungan V-I pada dioda yang terpanjar maju dan terpanjar
mundur ?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan dioda terpanjar maju dan terpanjar mundur
2. Mendeskripsikan karakteristik arus-tegangan pada dioda terpanjar maju dan terpanjar
mundur
3. Mendeskripsikan kurva hubungan V-I pada dioda yang terpanjar maju dan terpanjar
mundur
D. Hipotesis
1. Jika dioda terpanjar maju, maka arus pada rangkaian tersebut dapat mengalir,
sedangkan pada dioda terpanjar mundur arus tidak dapat mengalir.
2. Pada dioda terpanjar maju jika semakin besar tegangan input, maka arus dan tegangan
pada dioda semakin besar, sedangkan pada dioda terpanjar mundur arus yang
mengalir nol dan tegangannya semakin besar.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Dioda
Diode adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat
semikonduktor, yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi panjar
maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur). Diode dapat
disamakan sebagai fungsi katup di dalam bidang elektronika. Diode sebenarnya tidak
menunjukkan
karakteristik
kesearahan
yang
sempurna,
melainkan
mempunyai
karakteristik hubungan arus dan tegangan kompleks yang tidak linier dan seringkali
tergantung pada teknologi atau material yang digunakan serta parameter penggunaan.
Beberapa jenis diode juga mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk penggunaan
penyearahan
Kenyataanya dioda akan konduksi jika diberi tegangan maju yang cukup besar,
yaitu untuk dioda yang terbuat dari silikon memiliki potensial barier 0,7 mV sedangkan
dioda yang terbuat dari germanium memiliki potensial barier 0,3 mV.
Setelah
mencapai tegangan ini (knee voltage), maka setiap kenaikan arusd iikuti oleh kenaikan
tegangan, artinya dioda pada saat konduksi mempunyai resistansi tertentu. Kontruksi dan
simbol dioda seperti pada gambar berikut:
A
K
ANODA KATODA
Gambar 3.2. Simbol Dioda
Ada dua kemungkinan tegangan yang dapat diberikan pada dioda, yaitu:
a. Prategangan maju (Bias Maju).
Pada prategangan ini, dioda akan mengalirkan arus (konduksi) jika diberi bias maju,
yaitu anoda mendapat tegangan positif dan katoda mendapat tengangan negatif,
sebaliknya jika diberi revers bias, maka dioda akan mempunyai resistansi tinggi,
artinya dioda tidak konduksi.
b. Prategangan balik (Bias Mundur).
Pada prategangan ini, bagian positif dari sumber tegangan dihubungkan dengan
katoda sedangkan bagian negatif dihubungkan dengan anoda. Pada prategangan balik
ini, potensial barier menjadi semakin besar karena terjadi tarik menarik antara ion
negatif dari katoda dengan ion positif dari sumber tegangan dan ion positif dari anoda
tarik menarik dengan ion negatif dari sumber tegangan.
Pada saat dioda berfungsi sebagai saklar elektronik, maka saat diberi bias maju
Gambar 3.3. Dioda dengan tegangan
Gambar 3.4. Dioda denga
akan terjadi aliran arusmaju
(saklar tertutup) sedangkan apabila diberi
bias mundur
ntegangan
balik tidak
terjadi aliran arus (saklar terbuka).
Dioda dari bahan silikon lebih banyak dipakai karena memiliki keunggulan yang
tahan terhadap suhu tinggi serta mampu untuk mengalirkan arus yang kuat dibandingkan
dengan dioda yang terbuat dari germanium.
Karakteristik statik dioda dapat diselidiki dengan cara memasang dioda yang
dihubungkan seri dengan sebuah catu daya arus searah dan sebuah resistor. Kurva
karakteristik statik dioda merupakan fungsi dari arus ID ( arus yang melalui dioda )
terhadap tegangan VD ( beda tegang antara titik a dan b ) seperti terlihat pada gambar 3.5.
dan gambar 3.6.
Gambar 3.5.
Gambar 3.6.
Bila anoda berada pada tegangan lebih tinggi dari pada katoda (VD positif)
dioda dikatakan mendapat bias forward, sedangkan bila VD negatip disebut bias
reserve atau bias mundur.
Pada gambar 3.6. VC disebut Cut In - Voltage, IS adalah arus saturasi dan
VPIV adalah Peak - Inverse Voltage. Bila harga VDD diubah, maka arus ID dan VD akan
berubah pula. Dari karakteristik statik dioda, jika harga VDD dan RLdiketahui, maka
harga arus ID dan VD dapat diperoleh dari gambar 3.5.sebagai berikut:
I=
VDD Vab
RL
B. Karakteristik Dioda
Karakteristik dioda adalah sebagai berikut :
Bila dioda diberi tegangan maju, maka dengan tegangan kecil saja (umumnya kirakira 0,6 volt) akan mengalir arus maju atau arus akan mengalir dari anoda ke katoda.
Bila dioda diberi tegangan balik, maka untuk tegangan yang masih di bawahVr (lihat
grafik dioda VD ID) arus tidak akan mengalir dari anoda ke katoda sampai tegangan
yang diberikan di atasVr
Kurva karakteristik diode merupakan hubungan antara arus diode dengan beda
tegangan antara kedua ujung diode. Pada kurva karakteristik di atas, arus diode ID
bernilai nol saat VD bernilai nol. Hal ini dikarenakan saat keadaan tanpa tegangan arus
minoritas dan arus mayoritas mempunyai besar yang sama tetapi dengan arahyang
berlawanan, sehingga arus total bernilai nol. Jika diberi panjar maju, arus I D mula-mula
mempunyai nilai yang mendekati nol, tetapi arus akan naik dengan cepat terhadap
perubahan VD. Tegangan dimana arus mulai melonjak naik disebut tegangan potong,
untuk diode silicon tegangan potongnya bernilai sekitar 0,6 volt dan untuk diode
germanium tegangan potongnya sekitar 0,3 volt. Saat diberi panjar mundur,arus yang
mengalir sangat kecil dan sampai batas tertentu tidak bergantung pada tegangan diode.
Arus ini disebut arus penjenuhan, peristiwa terjadinya arus penjenuhan dikenal dengan
kedadalan (breakdown).
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Komponen
1. Dioda zener
2. Hambatan
3. Catu daya
4. Multimeter
5. Kabel penghubung
6. Power Suplay
B. Rancangan Percobaan
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
5 buah
1 buah
+ V
A
- + bias
Gambar 2. Reverse
C. Variabel
1. Variabel manipulasi : tegangan input
2. Variabel respon : besarnya arus dan tegangan dioda
3. Variabel kontrol : dioda, resistor, catu daya, multimeter, power suplay
DOV Kontrol
D. Langkah Kerja
Forward bias
1. Merangkai diode, resistor, catu daya sesuai dengan gambar 1.
2. Menyalakan catu daya dengan tegangan sumber 3 V.
3. Mengukur besarnya arus dan tegangan pada diode menggunakan multimeter.
4. Menuliskan hasil pengukuran pada tabel pengamatan.
5. Mengulangi langkah yang sama untuk besarnya input yang berbeda pada power
suplay dengan 3V, 6V, 9V dan 12 V.
Reverse bias
1. Merangkai diode, resistor, catu daya sesuai dengan gambar 1.
2. Menyalakan catu daya dengan tegangan sumber 3 V.
3. Mengukur besarnya arus dan tegangan pada diode menggunakan multimeter.
4. Menuliskan hasil pengukuran pada tabel pengamatan.
5. Mengulangi langkah yang sama untuk besarnya input yang berbeda dengan pada
power suplay dengan 3V, 6V, 9V dan 12 V.
BAB IV
DATA, ANALISIS, DISKUSI
A. Data
4.1 Tabel Hasil Percobaan Diode Terpanjar Maju
No.
V (input)
1.
3
2.
6
3.
9
4.
12
Keterangan :
1. Pengukuran kuat arus (I)
a. Batas maksimal : 10 mA
b. Batas ukur
: 2,5 mA (*)
Batas ukur
: 25 mA
I
5,4
1,4
2,0
2,8
V
12
12
13
14
I
0
0
0
0
V
17
35
10
14
rangkaian bias maju dan bias mundur dengan menggunakan 1 dioda. Rangkaian dioda ini
dilakukan dengan memanipulasi tegangan input yang berbeda yaitu meliputi (3V, 6V, 9V,
dan 12V) selain itu pada percobaan ini juga digunakan resistor. Percobaan ini bertujuan
untuk mendeskripsikan diode bias maju (forward bias) dan bias mundur (reverse bias),
mendeskripsikan karakteristik arus dan tegangan pada diode panjar maju (forward bias)
dan panjar mundur (reverse bias), serta menggambarkan kurva hubungan V-I pada diode
yang terpanjar maju dan terpanjar mundur.
Pada percobaan pertama yaitu menggunakan rangkaian dioda dalam keadaan terpanjar
maju (forward bias). Pada rangkaian yang menggunakan tegangan input 3V, dengan
menggunakan multimeter diperoleh arus yang ditunjuk pada skala sebesar 5,4 dan
tegangan yang ditunjuk sebesar 12 dan batas ukur 2,5mA. Pada rangkaian yang
menggunakan tegangan input 6V, dengan menggunakan multimeter diperoleh arus yang
ditunjuk pada skala sebesar 1,4 dan tegangan yang ditunjuk sebesar 12 dan batas ukurnya
yaitu 25mA. Pada rangkaian yang menggunakan tegangan input 9V, dengan
menggunakan multimeter diperoleh arus yang ditunjuk pada skala sebesar 2,0 dan
tegangan yang ditunjuk sebesar 13 dan batas ukurnya yaitu 25mA. Pada rangkaian yang
menggunakan tegangan input 12V, dengan menggunakan multimeter diperoleh arus yang
ditunjuk pada skala sebesar 2,8 dan tegangan yang ditunjuk sebesar 13 dan batas ukurnya
yaitu 25mA.
Berdasarkan data diatas, dengan menggunakan perhitungan skala yang ditunjuk dibagi
skala maksimum kemudian dikalikan batas ukur,diperoleh nilai kuat arus pada terpanjar
maju (I) dan tegangan pada dioda (V) sebagai berikut :
No.
1.
2.
3.
4.
V (input)
Skala yang
Skala yang
ditunjuk (I)
ditunjuk
I (mA)
V (volt)
(V)
3
5,4*
12
1,35
6
1,4
12
3,5
9
2,2
13
5
12
2,8
14
7
Pada percobaan kedua yaitu menggunakan rangkaian dalam
0,6
0,6
0,65
0,65
keadaan terpanjar
mundur (reserve bias). Pada rangkaian yang menggunakan tegangan input 3V, 6V, 9V,
dan 12V dengan menggunakan multimeter diperoleh arus yang ditunjuk pada skala
sebesar 0. Sedangkan tegangannya yaitu pada input 3V, dengan menggunakan multimeter
diperoleh tegangan yang ditunjuk pada skala sebesar 17. Pada rangkaian yang
menggunakan tegangan input 6V, dengan menggunakan multimeter diperoleh tegangan
yang ditunjuk sebesar 35 dan batas ukurnya yaitu 25mA. Pada rangkaian yang
menggunakan tegangan input 9V, dengan menggunakan multimeter diperoleh tegangan
yang ditunjuk pada skala sebesar 10. Pada rangkaian yang menggunakan tegangan input
12V, dengan menggunakan multimeter diperoleh tegangan yang ditunjuk pada skala
sebesar 14 dan batas ukurnya yaitu 50V dan batas maksimal juga 50V.
Berdasarkan data diatas, dengan menggunakan perhitungan skala yang ditunjuk dibagi
skala maksimum kemudian dikalikan batas ukur,diperoleh nilai kuat arus pada terpanjar
maju (I) dan tegangan pada dioda (V) sebagai berikut :
No.
1.
2.
3.
4.
V (input)
3
6
9
12
Skala yang
Skala yang
ditunjuk
ditunjuk
(I)
0
0
0
0
(V)
17
35
10
14
I (mA)
V (volt)
0
0
0
0
3,4
7
10
14
Berdasarkan perolehan data diatas, dapat dibuat grafik hubungan tegangan dengan
arus pada keadaan terpanjar maju dan mundur sebagai berikut:
Terbias Maju
Terbias Mundur
Grafik hubungan I terhadap V pada Rangkaian Dioda Terbias Maju dan Mundur
Dari keempat percobaan dioda panjar mundur diatas dapat diketahui bahwa semakin
besar tegangan input, tegangan pada diode juga semakin besar namun arus yang mengalir
pada rangkaian tetap nol atau dengan kata lain tidak ada arus yang mengalir.. Hal ini
membuktikan bahwa karakteristik dioda pada keadaan terpanjar mundur tidak memiliki
arus dalam rangkaian tetapi nilai tegangan diodanya sangat besar melebihi tegangan
inputnya dan melebihi tegangan panjar maju.
C. Diskusi
Pada percobaan pertama yaitu dengan rangkaian dioda terpanjar maju Vin 3 V, 6 V, 9 V
dan 12 V menghasilkan data I berturut-turut sebagai berikut: 1,35mA; 3,5mA; 5mA, dan
7mA. Sedangkan tegangannya berturut-turut yaitu: 0,6V; 0,6V; 0,65V; dan 0,65V.
Berdasarkan data I dan V tersebut dapat dilihat bahwasannya semakin besar I, maka V
juga semakin besar. Namun pada percobaan pertama dan kedua dengan tegangan input
yang berbeda yaitu 3V dan 6V tegangan pada diode sama yaitu 0,6V; sedangkan pada
percobaan ketiga dan keempat dengan input yang ber tegangan pada diode juga sama
yaitu 0,65V. Hal ini kurang sesuai dengan teori, sebab rangkaian tersebut memiliki
tegangan input dan arus yang berbeda. Seharusnya tegangan pada diode juga berbeda,
dimana semakin besar input, maka arus juga semakin besar dan tegangan pada diode juga
semakin besar. Tetapi data yang kami peroleh dari percobaan tidak demikian. Hal ini
terjadi karena dimungkinkan karena pada percobaan ini menggunakan diode silicon
dimana tegangan maksimalnya 0,7V. Sehingga dengan perbedaan inpu 3V dan 6V
tegangan diodanya sama karena perbedaan arusnya juga kecil yaitu 1,35mA dan 3,5mA.
Demikian pula untk input 9V dan 12 V perbedaan arusnya 5mA dan 7mA.
Berdasarkan karakteristik diode yang dirangkai panajar maju ketika dioda diberi
tegangan positif maka potensial positif yang ada pada plate akan menarik elektron yang
baru saja terlepas dari katoda, oleh karena itu pada situasi ini terdapat arus yang mengalir
dalam rangkaian panjar maju. Seberapa besar arus listrik yang akan mengalir tergantung
daripada besarnya tegangan input yang dikenakan pada dioda. Semakin besar tegangan
input akan semakin besar pula arus listrik yang akan mengalir. Hal ini sudah sesuai
dengan teori. Sehingga diode memiliki sifat sebagai penyearah karena diode hanya dapat
mengalirkan arus listrik pada situasi tegangan tertentu saja.
Pada percobaan kedua yaitu pada rangkaian dioda terpanjar mundur dengan Vin 3 V, 6
V, 9 V, dan 12 V menghasilkan nilai I sebesar 0 A, sedangkan nilai Vdioda sebesar 3,4V, 7V,
10V, dan 14V. Pada percobaan ini arus yang dihasilkan sudah sesuai dengan teori, dimana
apabia dioda diberi tegangan balik atau tegangan mundur, maka arus tidak akan mengalir
dari anoda ke katoda. Hal ini dikarenakan, apabila dioda diberi tegangan negatif maka
potensial negatif yang ada pada plate akan menolak elektron yang sudah membentuk
muatan ruang sehingga electron tersebut tidak akan dapat menjangkau plat, sebaliknya
akan terdorong kembali ke katoda, sehingga tidak akan ada arus yang mengalir, namun
pada Vdioda yang dihasilkan sudah sesuai dengan dasar teori yaitu semakin besar tegangan
input maka nilai tegangan dioda (Vdioda) akan semakin besar, hal ini dikarenakan Vinput
telah melewati Vbreakdown.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pada dioda yang
terpanjar maju yaitu ketika bagian anoda (tipe P) pada dioda dihubungkan dengan kutup
positif dari sumber tegangan dan bagian katoda (tipe N) pada dioda dihubungkan dengan
kutub negatif pada sumber tegangan maka arus listrik dari sumber tegangan V akan
mengalir di dalam dioda dengan arah dari anoda menuju katoda. Pada percobaan pertama
dan kedua dengan tegangan input yang berbeda yaitu 3V dan 6V tegangan pada diode
sama yaitu 0,6V; sedangkan pada percobaan ketiga dan keempat dengan input yang ber
tegangan pada diode juga sama yaitu 0,65V. Hal ini terjadi karena pada percobaan ini
menggunakan diode silicon dimana tegangan maksimalnya 0,7V dan arus yang dihasilkan
semakin besar jika tegangan yang diberikan juga
terpanjar mundur yaitu menghubungkan bagian anoda dengan kutub negatif pada sumber
tegangan dan bagian katoda terhubung dengan kutub positif, Pada kondisi ini dioda tidak
dapat mengalirkan arus, sehingga hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada dioda
yang terpanjar mundur tidak ada arus yang mengalir atau I = 0 A, sedangkan nilai
tegangan dioda (Vdioda) akan semakin besar, hal ini dikarenakan Vinput telah melewati
Vbreakdown.
Berdasarkan grafik 1 yaitu hubungan V terhadap I pada dioda terpanjar maju
(Forward bias) grafik yang dihasilkan pada saat bias maju itu merupakan grafik
eksponensial dimana arusnya akan semakin besar jika tegangannya diperbesar. Pada
grafik 2 yaitu Hubungan V terhadap I pada dioda terpanjar mundur (Reverse bias)
menunjukkan bahwa tidak ada arus yang dihasilkan karena pada kondisi ini dioda tidak
dapat mengalirkan arus.
B. Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti lagi sehingga dapat menghindari kesalahan
paralaks yaitu kesalahan saat membaca skala pada percobaan dan kekeliruan tindakan
yaitu kesalahan dalam menggunakan alat dan bahan agar menghasilkan data yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Evaliany. 2012. Bab III Dioda, Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang.
http://www.mdp.ac.id/materi/2011-2012-1/TK203/022040/TK203-022040-79819.doc, (27 April 2015).
Fahlevi,
Reza Alfath. 2014. Modul 2 Catu Daya. http://elka.fi.itb.ac.id/wpcontent/uploads/2014/10/Modul-2-Catu-Daya.pdf, (27 April 2015).
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Rangkaian Terpanjar Maju
Perhitungan Nilai Arus (I)
I = skala yang ditunjuk / skala maksimal x batas ukur
Batas Ukur
= 2,5 mA
Skala maksimal = 10
Vinput = 3V
Batas ukur = 25 mA
Vinput = 6V
Vinput = 9V
Vinput = 12V
= 2,5 V
Batas maksimal = 50
Vinput = 3V
Vinput = 6V
Vinput = 9V
Vinput = 12V
= 10
Skala maksimal = 50
Vinput = 3V
Vinput = 6V
Batas ukur
= 50 V
Skala maksimal = 50
Vinput = 9V
Vinput = 12V
LAMPIRAN GAMBAR
Hasil pengukuran tegangan (V) pada rangkaian terpanjar maju pada multimeter