Anda di halaman 1dari 8

PENGGUNAAN TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR

Bakti Tri Pamungkas (2016-11-122)

ABSTRACK

A transistor is an electrical component made from semiconductors that has three junctions, emitter,
collector and bases. Transistors have two, bipolar junction transistors And the transistor field effect.
The transistor in the cut-off condition is a transistor in the condition of not being used. Transistors in
saturation conditions are conditions where the base current value rises following the collector current
and source voltage And the transistor is active when the current at the base increases following the
collector current, but the load voltage decreases.
Keywords : transistor, emitter, collector, bases.
ABSTRAK
Tansistor merupakan sebuah alat komponen listrik aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor yang
memiliki tiga kaki yaitu kaki basis, kaki kolektor, dan kaki emitor. Transistor memiliki dua jenis antara
lain transistor dwi kutub (bipolar junction transistor-BJT) dan transistor efek medan (field effect
transistor-FET). Transistor memiliki tiga macam kondisi yaitu cut-off dimana transistor dalam kondisi
mati atau tidak aktif, saturasi dimana pada transistor ketika tegangan sumber naik maka arus pada
kolektor dan basis akan ikut naik mengikuti tegangan beban, aktif dimana pada transistor ketika arus
kolektor naik maka arus basis pun akan naik namun tegangan beban akan mengalami penurunan.
Kata kunci : transistor, basis, kolektor, emitor
1. PENDAHULUAN
Transistor daya memiliki karakteristik control untuk menyala dan mati. Transistor digunakan
sebagai elemen saklar, dioperasikan dalam wilayah saturasi, menghasilkan dalam drop
tegangan kondisi-ON yang rendah. Kecepatan pensaklaran transistor modern lebih tinggi
daripada thyristor dan transistor tersebut sering dipakai dalam converter DC-DC dan DC-AC,
dengan diode terhubung pararel terbalik untuk menghasilkan aliran arus dua arah. Meskipun
begitu, tingkat tegangan dan arusnya lebih rendah daripada thyristor dan transistor secara
normal digunakan dalam aplikasi daya rendah sampai menengah.

Pada umumnya transistor berfungsi sebagai suatu switching (kontak on-off). Adapun kerja
transistor yang berfungsi sebagai switching ini, selalu berada pada daerah jenuh (saturasi) dan
daerah cut off.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Transistor Daya
Transistor daya adalah perangkat yang terdiri dari tiga lapis N-P-N atau P-N-P seperti
ditunjukkan pada gambar 1-1 dan 1-2. Prinsip kerjanya arus kolektor IC yang
merupakan fungsi dan arus basis IB, perubahan pada arus basis akan mengakibatkan
perubahan yang telah dikuatkan pada arus kolektor pada tegangan kolektor-emitor
yang dikenakan padanya. Perbandingan kedua arus tesebut antara 5 sampai 100.
Symbol yang sesuai dengan gambar 1-1b, karakteristik transistornya ditunjukkan pada
gambar 1-4. Dengan ragam yang sama untuk perangkat lain, tegangan dadal akan
dicapai bila tegangan yang ditambahkan mencapai suatu batas. Tegangan balik
kolektor-emitor yang dapat menyebabkan dadal pada gandingan basis-emitor pada
level rendah misalnya 10 volt, disini transistor tidak dapat bekerja pada mode reverse.
Dapat ditambahkan diode secara seri untuk memperbesar kemampuan menahan
tegangan balik (reverse). Pada gambar 1-2, ditunjukkan transistor P-N-P yang
mempunyai karakteristik yang menyerupai transistor N-P-N, tapi arus dan
tegangannya dalam arah kebalikannya.

Gambar 1-1 : N-P-N Transistor


(a) Struktur
(b) Simbol dan arah arus
Gambar 1-2 : P-N-P Transistor
(a) Struktur
(b) symbol

Dengan memanfaatkan karakteristik transistor emitor Bersama, pada kondisi saturasi


(jenuh) dan keadaan cut-off (mati) maka transistor dapat dijadikan saklar dengan
pemutus dan penyambungnya berupa (tegangan pada basisnya).

Perhatikan rangkaian sebagai berikut :

Gambar 1-3 Rangkaian Pengotrol Beban

Persamaan transistor memberikan :

β = Penguatan transistor
dari persamaan di atas, jika IB = 0 maka IC = 0
(transistor tidak dapat mengantarkan arus Ic, dengan kata lain posisi cut-off atau mati)
Dari rangakaian diatas diperoleh persamaan sebagai berikut :

Disebut persamaan garis beban.

Sedangkan karakteristik keluaran transistor dan garis beban adalah sebagai berikut :

Dari gambar diatas, pada kondisi saturasi (jenuh) menaikkan IS tidak dapat menaikkan
IC. selanjutnya, lihat IB5 ; IB6 menghasilkan IC yang sama dengan IC saturasi.

Pada kondisi ini, diperoleh :

Artinya arus besar, tegangan menuju nol (0).


Dapat dikatakan hambatan pada CE, menuju nol (sebagai saklar ON) jadi untuk
membuat transistor berlaku sebagai saklar yang ON, kita memberikan tegangan VB
yang mengakibatkan transistor saturasi.
Sedangkan jika VB=0 maka IB=0, dan IC=0, lihat pers 1).
Maka pada kondisi ini transistor pada kondisi tidak menghantarkan arus Ic ssama
dengan kondisi saklar terbuka.
Lihat gambar rangkaian berikut :
3. Hasil dan pembahasan
3.1 Karakteristik Kerja Transistor

IB = 40 μA VS = 5 V

VS VCC (Volt) IB (μA) IC (μA) VCE (Volt)

2 40 13.65 0.608

4 40 14.84 2.511

5 6 40 15.21 4.15

8 40 15.94 6.42

10 40 17.64 8.20

Karakteristik Kerja Transistor


20
17.64
18 15.94
14.84 15.21
16
13.65
14
12
10
IC

8
6
4
2
0
0.608 2.511 4.15 6.42 8.2
VCE

Karakteristik Kerja Transistor


3.2 Karakteristik Penguatan Arus DC Transistor

VS VCE (Volt) IB (μA) IC (mA)

10.12 40 17.42

9 60 27.70

5 8.12 80 37.52

7.24 100 45.9

6.45 120 53.3

3.3 Pengukuran VBE

VS IB (μA) VBE (Volt)

2 137.7 0.641

4 330.2 0.673

6 533 0.692

8 720 0.703

10 920 0.712
3.4 Pengukuran VCE jenuh

VS = 6 V

Posisi IB (mA) IC (mA) VBE (Volt) VCE (Volt) Keterangan

1 0.11 33.75 0.72 0.77 Nyala

2 0 0 0 5.10 Mati

3. Kesimpulan dan saran


Pada percobaan ini dapat diambil kesimpulan bahwa transistor terbuat dari bahan
semikonduktor yang memiliki tiga kaki/junction yaitu kaki basis, kaki kolektor, dan kaki
emitor. Pada percobaan karakteristik tegangan arus transistor merupakan kondisi dimana
transistor dalam kondisi saturasi. Pada percobaan karakteristik penguat arus transistor
merupakan kondisi dimana transistor dalam kondisi aktif.

Anda mungkin juga menyukai