Anda di halaman 1dari 3

JURNAL OSILOSKOP 1

AbstrakTelah dilakukan percobaan mengenai Osiloskop.


Percobaan ini bertujuan untuk v (tegangan) dan frekuensi
dari suatu rangkaian dengan menggunakan osiloskop.
Peralatan yang digunakan osiloskop, kapasitor, resistor,
power supply, project board, dan kabel buaya. Rangkaian
kapasitor disusun seri dengan resistor. Kemudian dilakukan
pengaturan terhadap osiloskop, yaitu 2 volt/div, dan 10
ms/div. Rangkaian dihubungkan ke power supply dan
osiloskop. Diukur titik-titik A-B, A-C, dan B-C. Maka
didapatkan data berupa gelombang yang tertera pada layar
osiloskop dan data gelombang. Dari percobaan ini didapatkan
frekuensi pada sumber sebesar 49.5 Hz, pada AB sebesar
48.08 Hz, pada AC sebesar 48.08 Hz, pada BC sebesar 48.08
Hz untuk gelombang sinusoidal. Sementara itu untuk
gelombang kotak pada Sumber, AB, AC, dan BC berturut-
turut sebesar 48.54 Hz, 48.54 Hz, 48.54 Hz, dan 42.9 Hz. Serta
V
rms
nya sebesar 3.5 volt, 1.01 volt, 0.96 volt, dan 0.26 volt
untuk gelombang sinus dan 2.2 volt, 0.56 volt, 0.68 volt, dan
0.169 volt untuk gelombang kotak.
Kata Kunci Daya, Frekuensi, Osiloskop
I. PENDAHULUAN
Kehidupan kita tidak dapat dipisahkan dari listrik.
Lampu, peralatan rumah tangga, alat telekomunikasi,
hingga peralatan kesehatan semuanya bergantung pada
ketersediaan listrik. Pada lampu seringkali kita jumpai
angka-angka yang menunjukkan daya dari lampu tersebut.
Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi
listrik dalam rangkaian listrik per satuan waktu. Satuan SI
daya listrik adalah watt[1].
Osiloskop adalah ukur besaran listrik yang dapat
memetakan sinyal listrik. Secara umum osiloskop
berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang
berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar,
untuk melihat bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan
Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi,
periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan
kita juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan
dan sinyal keluaran. Beberapa fungsi osiloskop lainnya
adalah mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya
terhadap waktu, mengukur frekuensi, membedakan arus AC
dan arus DC. Ada beberapa jenis gelombang yang dapat
ditampilkan pada layar osiloskop, yaitu gelombang
sinusoida, gelombang blok, gelombang gigi gergaji, dan
gelombang segitiga[2].
Osiloskop menggunakan prinsip kerja tabung sinar
katoda. Pada tabung sinar katoda terdapat dua elektroda,
yaitu katoda dan anoda. Katoda adalah suatu logam yang
dihubungkan pada kutub negatif sehingga mengalami
reduksi. Sementara anoda didefinisikan sebagai logam yang
dihubungkan dengan kutub positif sehingga mengalami
oksidasi. Ketika elektroda dihubungkan dengan sumber
tagangan, maka elektron yang terdapat pada katoda akan
tereksitasi dan megalir menuju anoda. Hal ini menyebabkan
terjadinya perpindahan elektron dari kulit atom satu ke kulit
atom lainnya (elektron tereksitasi) secara diskrit sehingga
terdapat sinar kolom-kolom (bentuknya)[3].

II. METODE
Tahap awal yang dilakukan adalah mempersiapkan alat.
Peralatan yang digunakan antara lain osiloskop, kapasitor,
resistor, power supply, project board, dan kabel buaya.
Pertama resistor dan kapasitor dirangkai seri pada project
board. Kemudian osiloskop diatur pada channel 1 dan
tertera 2 volt/div dan 10ms/div. rangkaian dihubungkan
dengan osiloskop dan power supply. Pada power supply
dilakukan pengaturan sehingga frekuensi pada osiloskop
menjadi 50 Hz. Power supply juga dapat mengatur bentuk
gelombang yang akan ditampilkan pada layar. Percobaan
ini mengukur tiga titik, yaitu titik A-B, A-C, dan B-C.
berdasarkan metode diatas dapat dihitung v
rms
dengan
menggunakan rumus :

v
rms
=

(1)



Gambar 1 Rangkaian alat
III. HASIL DAN PEMBAHASAN






Gambar 2 Gelombang sinus sumber

OSILOSKOP
Alfian Putra Sambanyu, Adis Prasetyo
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: alfian.sambanyu@gmail.com
JURNAL OSILOSKOP 2








Gambar 3 Gelombang kotak sumber







Gambar 4 Gelombang sinus AB







Gambar 5 Gelombang kotak AB







Gambar 6 Gelombang sinus AC








Gambar 7 Gelombang kotak AC







Gambar 8 Gelombang sinus BC






Gambar 9 Gelombang kotak BC
Pada percobaan ini, digunakan beberapa alat, yaitu
osiloskop yang berfungsi mengukur besar tegangan listrik
yang berubah terhadap waktu, power supply yang berfungsi
memberikan tegangan pada rangkaian, project board
berfungsi sebagai wadah untuk merangkai resistor dan
konduktor. Mula-mula osiloskop diatur sehingga
didapatkan 2 volt/div dan 10 ms/div serta diatur frekuensi
melalui power supply sehingga didapatkan nilai 50 Hz.
Rangkaian dihubungkan dengan power supply dan
osiloskop di channel 1.
Div pada osiloskop menunjukkan nilai 1 kotak pada layar
osiloskop. Untuk tegangan (sumbu y), maka untuk tiap
kotak yang terdiri dari 5 skala menunjukkan amplitudo
JURNAL OSILOSKOP 3

sebesar 2 volt. Sedangkan waktu (sumbu x) menunjukkan
waktu 10 ms untuk tiap kotak dengan 5 skala.
Berdasarkan gambar 2 dan 3 dapat dilihat bahwa
tegangan pada sumber tidak memiliki hambatan sehingga
amplitudonya maksimal, yaitu sebesar 5 volt. Amplitudo
pada titik AB lebih besar daripada titik AC, sedangkan
amplitudo pada titik AC lebih besar daripada titik BC. Hal
ini dikarenakan impedansi di titik BC besar sehingga
amplitudonya kecil.
Pada layar tertera beberapa data yang menunjukkan
besarnya amplitudo, P-P, frekuensi, dan periode. Sehingga
didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 1 Data pada Sumber

Gelombang Sinus
Gelombang
Kotak
P-P (V) 9.92 6.24
Max (V) 4.96 3.12
Min (V) -4.96 -3.12
Freq (Hz) 49.5 48.54
Periode (ms) 20.2 20.6

Tabel 2 Data pada AB

Gelombang Sinus
Gelombang
Kotak
P-P (V) 2.88 1.68
Max (V) 1.44 0.8
Min (V) -1.44 -0.88
Freq (Hz) 48.08 48.54
Periode (ms) 20.8 20.6

Tabel 3 Data pada AC

Gelombang Sinus
Gelombang
Kotak
P-P (V) 2.8 2
Max (V) 1.36 0.96
Min (V) -1.44 -1.04
Freq (Hz) 48.08 48.54
Periode (ms) 20.8 20.6

Tabel 4 Data pada BC

Gelombang Sinus
Gelombang
Kotak
P-P (V) 0.64 0.56
Max (V) 0.32 0.24
Min (V) -0.32 -0.32
Freq (Hz) 48.08 42.9
Periode (ms) 20.8 7

Berdasarkan data diatas, dapat dihitung V
rms
dengan
menggunakan rumus (1), sehingga didapatkan data sebagai
berikut:
v
rms
=

= V
max sbr
/ = 4.96/ = 3.507249 volt
Tabel 5 Data V
rms
V
rms
(volt) Sumber A-B A-C B-C
Sinusoidal 3.507249 1.018233 0.961665 0.261629
Kotak 2.206172 0.565685 0.678822 0.169706

Berdasarkan table perhitungan V
rms
diatas, maka dapat
dilihat bahwa sumber memiliki V
rms
yang lebih besar
dibandingkan titik lainnya karena memiliki hambatan yang
paling kecil dibandingkan tiitk lainnya.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa frekuensi pada sumber sebesar 49.5 Hz,
pada AB sebesar 48.08 Hz, pada AC sebesar 48.08 Hz,
pada BC sebesar 48.08 Hz untuk gelombang sinusoidal.
Sementara itu untuk gelombang kotak pada Sumber, AB,
AC, dan BC berturut-turut sebesar 48.54 Hz, 48.54 Hz,
48.54 Hz, dan 42.9 Hz. Serta V
rms
nya sebesar 3.5 volt, 1.01
volt, 0.96 volt, dan 0.26 volt untuk gelombang sinus dan 2.2
volt, 0.56 volt, 0.68 volt, dan 0.169 volt untuk gelombang
kotak.
UCAPAN TERIMAKASIH
Praktikan mengucapkan terima kasih kepada asisten
laboratorium Adis Prasetyo yang telah membimbing dalam
praktikum Osiloskop. Tidak lupa kepada temen-teman satu
kelompok atas kerjasamanya selama dalam melakukan
praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Halliday, Resnick. 1997. Fisika Jilid 2. Erlangga:
Jakarta.
[2] Boylestad. 2000. Introductory Circuit Analysis.
Prentice Hall: New Jersey.
[3] Giancoli, Douglas. 2001.Fisika Jilid 2. Erlangga :
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai