Anda di halaman 1dari 11

SENSITIVITAS ARUS DAN TEGANGAN

Anita Purnamasari1, Umrah2, Musdalifah Jum3


Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi
Email : anitapsari26@gmail.com

Abstrak

Telah dilakukan praktikum sensitivitas arus dan tegangan, pengambilan data


sebanyak dua kali dengan rangkaian yang berbeda yaitu pengukuran sensitivitas arus
dan pengukuran sensitivitas tegangan. Alat yang utama yang digunakan pada
praktikum ini adalah multimeter yang berfungsi untuk mengukur arus listrik,
tegangan dan hambatan listrik. Mengukur sensitivitas arus listrik di dalam suatu rangkaian
dapat digunakan amperemeter yang dipasang secara seri terhadap hambatan. Sedangkan
untuk mengukur sensitivitas tegangan dalam suatu rangkaian dapat digunakan voltmeter yang
dipasang secara paralel. Sensitivitas adalah perbandingan antara sinyal keluaran atau respon
instrumen terhadap perubahan masukan atau variabel yang diukur. Pengukuran-pengukuran
arus searah sebelumnya menggunakan galvanometer sistem gantungan, yang
merupakan pelopor instrumen kumparan putar yang merupakan dasar instrumen
penunjuk arus searah sekarang ini. Dan yang digunakan pada praktikum ini adalah
voltmeter dan amperemeter untuk mengetahui penunjukan jumlah skala yang terjadi
ketika sumber tegangan dinaikkan. Pada praktikum ini digunakan tegangan sumber
3V, 5V, 7,5V, 9V, 12V, dan 13,8V dengan resistor sebanyak 3 buah dengan nilai
masing-masing 100Ω, 68Ω dan 20Ω sehingga diperoleh hasil untuk sensitivitas arus
di mana semakin rendah batas ukur dan hambatannya maka semakin tinggi
penunjukan skalanya. Sedangkan untuk sensitivitas tegangan di mana semakin
rendah batas ukur semakin tinggi penunjukan skalanya dan semakin rendah
hambatannya maka semakin rendah pula penunjukan skalanya. Hukum yang berlaku
pada praktikum sensitivitas arus dan tegangan adalah Hukum Ohm.
Kata Kunci : Amperemeter, hukum Ohm, sensitivitas, voltmeter

Pendahuluan
Listrik adalah rangkaian fenomena fisika yang berhubungan dengan kehadiran
dan aliran muatan listrik. Listrik menimbulkan berbagai macam efek seperti petir,
listrik statis, induksi elektromagnetik dan arus listrik. Arus listrik adalah banyaknya
muatan listrik yang disebabakan dari pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui
suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Perkembangan yang sangat cepat
pada teknologi listrik mengubah industri dan masyarakat. Fleksibilitas listrik yang
sangat beragam menjadikan penggunaannya yang hampir tak terbatas seperti
transportasi, pemanasan, penerangan, telekomunikasi dan komputasi. Tenaga listrik
saat ini adalah tulang punggung masyarakat industri modern.
Fungsi dari multimeter ialah mengukur resistansi, kapasitansi, arus listrik,
tegangan AC maupun DC, mengetahui sambungan rangkaian dan sebagainya. Hasil
dari pengukuran ini akan ditunjukkan oleh jarum penunjuk multimeter. Voltmeter
adalah suatu alat untuk mengukur tegangan listrik yang dipasang secara paralel pada
variabel yang akan diukur. Sedangkan rangkaian amperemeter adalah rangkaian yang
berfungsi untuk mengukur besarnya arus listrik sebuah rangkaian listrik pada arus
searah. Resistor merupakan komponen elektronik yang memilliki dua pin dan
didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik dengan nilai resistansi
(tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik diantara kedua pin di
mana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang
mengalir.
Penerapan listrik dalam kehidupan sehari-hari yaitu dalam penggunaan
perabot rumah tangga seperti televisi, kipas angin, mesin cuci, pembersih ruangan,
setrika dan sebagainya. Tanpa listrik maka aktivitas manusia akan dilakukan secara
manual seperti mencuci, namun dengan adanya listrik maka semuanya dapat
diselesaikan dengan cepat. Sehingga listrik sangat memberikan kemudahan bagi
manusia dalam menjalani aktivitas.
Dengan akan dilakukannya praktikum sensitivitas arus dan tegangan maka
praktikan ingin memahami konsep sensitivitas pada instrumen arus searah serta
memahami pengukuran sensitivitas arus dan tegangan. Praktikum sensitivitas arus
dan tegangan ini mengharapkan praktikan mampu memahami sensitivitas pada
instrumen arus searah dan pengukuran sensitivitas arus dan tegangan.
Adapun manfaat dari praktikum sensitivitas arus dan tegangan adalah praktikan
mampu menggunakan instrumen arus searah, prinsip kerja pengukuran arus dan
tegangan dan mengetahui hubungan antara arus, hambatan dan tegangan listrik.
Tinjauan Pustaka

Hukum Ohm
Menurut Cahaya dkk (2019 : 1 ), hukum Ohm merupakan salah satu hasil
percobaan laboratorium yang dilakukan oleh George Simon Ohm tentang hubungan
arus dan tegangan yang kemudian dikenal dengan hukum Ohm. Hukum Ohm
merupakan hasil analisis matematis dari rangkaian galvanic yang didasarkan pada
analogi antara aliran listrik dengan aliran panas. Konduktor mempunyai luas
penampang A yang merata, maka persamaan arus itu menjadi :

I= dengan R = (1)

Keterangan :
V = beda potensial
l = panjang konduktor
A = luas penampangnya
= karakteristik material yang disebut resistivitas
R = resistor konduktor. Selanjutnya persamaan itu dapat ditulis sebagai
(2)

Arus Listrik
Menurut Asran (2014 : 2 ), arus berasal dari bahasa perancis yaitu intensite
atau dengan kata lain arus adalah muatan yang bergerak. Sehingga arus adalah
perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan yang mengalir dalam
satuan waktu dengan simbol i (arus). Muatan akan bergerak ketika ada energi luar
yang mempengaruhinya sehingga dengan pergerakan muatan tersbt akan
menimbulkan arus tetapi ketika arus tersebut diam maka arus pun akan hilang.
Muatan adalah satuan terkecil dari atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam
teori atom modern menyatakan atom terdiri dari partikel inti (proton bermuatan + dan
neutron bersifat netral) yang dikelilingi oleh muatan elektron (-) normalnya atom
bermuatan netral.
Berdasarkan Firman Allah SWT juga di jelaskan tentang listrik yang
berbunyi:

Artinya: “atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai
gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya,
karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-
orang yang kafir”(QS. Al-Baqarah : 19)

Tegangan
Menurut Chusni ( 2014 : 22), tegangan adalah sebuah besaran dengan satuan
Volt (V) untuk perbedaan potensial, atau perbedaan energi listrik di antara dua titik.
Misalnya perbedaan energi potensial untuk menggerakkan elektron dan mengalirkan
arus listrik. Voltmeter memiliki nilai skala terkecil sebesar 1 volt. Tegangan dan arus
mempunyai karakteristik yang berbeda untuk rangkaian seri dan pararel di mana
rangkaian seri tegangan merupakan penjumlahan dari tegangan komponen-komponen
yang terdapat pada rangkaian sedangkan nilai arus konstan sepanjangan rangkaian.
Pada rangkaian pararel/bercabang nilai tegangan akan sama pada masing-masing
cabang sedangkan nilai arus merupakan penjumlahan dari nilai arus masing-masing
cabang.

Resistor Rangkaian Paralel


Menurut Bueche (2006 : 194), ketika arus hanya dapat mengalir mengikuti
satu jalur saat arus tersebut mengalir melalui dua atau lebih resistor yang
dihubungkan satu sama lain, dikatakan resistor tersebut terangkai secara seri. Dengan
kata lain, jika satu dan hanya satu terminal resistor dihubungkan secara langsung ke
satu dan hanya satu terminal resistor yang lain, keduanya terangkai secara seri dan
arus yang mengalir melewati keduanya. Sebuah simpul adalah satu titik dimana tiga
atau lebih cabang atau kawat yang membawa arus bertemu. Dalam rangkaian seri,
tidak ada simpul antara elemen-elemen rangkaian (seperti kapasitor, resistor dan
baterai). Untuk beberapa resistor yang terangkai seri, hambatan ekivalennya
ditentukan oleh :
Rek = R1 + R2 + R3+... (3)
di mana R1 + R2 + R3+... adalah hambatan dari beberapa resistor.

Resistor Rangkaian Paralel


Menurut Bueche (2006 : 194), beberapa resistor dihubungkan secara paralel
antara dua simpul jika satu ujung dari masing-masing resistor dihubungkan ke salah
satu simpul dan ujung yang laindari setiap resistor dihubungkan dengan simpul yang
lain. Hambatan ekivalennya ditentukan oleh :
(4)

Galvanometer Suspensi ( Suspension Galvanometer )


Menurut Limbong (2008 : 9), pengukuran-pengukuran arus searah
sebelumnya menggunakan galvanometer sistem gantungan, yang merupakan pelopor
instrumen kumparan putar, sebagai dasar pada umumnya instrumen penunjuk arus
searah yang dipakai secara luas saat ini. Untuk menyatakan sensitivitas sebuah
galvanometer, umumnya digunakan tiga buah defenisi, yaitu :
1. Sensitivitas Arus
Perbandingan defleksi galvanometer terhadap arus yang menghasilkan
defleksi tersebut. Untuk galvanometer yang skalanya tidak dikalibrasi dalam
milimeter ( mm ), defleksi dapat dinyatakan dalam bagian skala, maka sensitivitas
arus :

(5)

dimana :
d = defleksi galvanometer dalam bagian skala (mm)

I = arus galvanometer dalam mikroamper ( μA )

2. Sensitivitas Tegangan
Perbandingan defleksi galvanometer terhadap tegangan yang
menghasilkannya, jadi :

(6)

dimana :

d = defleksi galvanometer dalam bagian skala (mm)

V = Tegangan galvanometer dalam mikroamper ( μA )

3. Sensitivitas Mega-ohm
Tahanan ( dalam mega-ohm ) yang dihubungkan seri dengan galvanometer ,
agar menghasilkan defleksi sebesar satu bagian skala bilamana tegangan sebesar 1 V
diberikan ke rangkaian tersebut. Karena tahanan ekivalen dari galvanometer yang
diparalelkan diabaikan terhadap tahanan ( dalam mega-ohm ) yang seri dengannya,
maka arus masuk praktis sama dengan 1 / R ( μA ) dan menghasilkan defleksi satu
bagian. Secara numerik, sensitivitas mega-ohm sama dengan sensitivitas arus ;

(7)

dimana :

d = defleksi galvanometer dalam bagian skala (mm)

I = arus galvanometer dalam mikroamper ( μA )


4. Sensitivitas Balistik
Sensitivitas ini ditemukan pada galvanometer balistik dan didefinisikan
sebagai perbandingan defleksi maksimal galvanometer ( dm ) terhadap jumlah muatan
listrik ( Q ), jadi :

(8)

dimana :

dm = defleksi maksimal galvanometer dalam bagian skala (mm)

Q = muatan listrik dalam mikrocoulomb ( μC )

Metode Praktikum

Praktikum sensitivitas arus dan tegangan dilaksanakan pada tanggal 13


November 2019, pukul 16.00-17.30 WITA di Laboratorium Elektronika dan
instrumentasi dengan menggunakan alat dan bahan yaitu Amperemeter, voltmeter,
resistor, power supply, dan kabel penghubung. Pada praktikum ini, dilakukan enam
kali pengambilan data di mana untuk arus dirangkai seri dan tegangan dirangkai
paralel. Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat ukur serta komponen-komponennya.
2. Untuk sensitivitas arus, digunakan alat ukur amperemeter. Merangkai
percobaan secara seri mulai dari sumber arus, tahanan dan alat ukur arus.
3. Mencatat semua nilai tahanan yang digunakan, batas ukur alat ukur arus,
dan jumlah skla
4. Menyalakan sumber arus, kemudian perhatikan penunjukan jarum pada alat
ukur. Mencatat penyimpangan yang terjadi.
5. Melakukan untuk semua batas ukur yang ada.
6. Melakukan untuk tahanan yang bervariasi dan sumber arus yang bervariasi.
7. Untuk sensitivitas tegangan menggunakan alat ukur voltmeter dengan
rangkaian yang sama dengan sensitivitas arus, yang berbeda adalah
dipasang paralel alat ukur voltmeter pada tahanan (melepas alat ukur
amperemeter).
8. Melakukan hal yang sama mulai poin 3 sampai 6.

Hasil dan Pembahasan


Analisis Data
Dari praktikum sensitivitas arus dan tegangan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1 : Sensitivitas Arus
R1= 100 Ω R2= 68 Ω R3= 20 Ω
Vs
JS
(Volt) BU (A) JS (skala) BU (A) JS (skala) BU (A)
(skala)
0,6 2 0,6 3 0,6 8,7
3,70
3 0,2 3 1 3 1,5
0,6 3,1 0,6 5 0,6 15
6,43
3 1 3 1,1 3 3
0,6 4 0,6 6 0,6 18,5
7,94
3 1,4 3 1,2 3 4
0,6 5 0,6 7 0,6 22,5
9,85
3 2,1 3 1,5 3 5
0,6 6 0,6 9 0,6 28
12,44
3 2,4 3 2 3 6
0,6 6,9 0,6 10 0,6 29,5
13,45
3 3,1 3 2,1 3 6,5
Tabel 2 : Sensitivitas Tegangan
R1= 100 Ω R2= 68 Ω R3= 20 Ω
Vs
JS
(Volt) BU (A) JS (skala) BU (A) JS (skala) BU (A)
(skala)
15 7,5 15 7 15 6,9
3,70
50 2,9 50 4 50 3,5
15 12 15 12 15 12
6,43
50 5,5 50 6 50 6
15 14,5 15 14,5 15 14,5
7,94
50 7 50 7,5 50 7
15 18,5 15 18,5 15 18
9,85
50 8,5 50 9 50 9
15 23,5 15 23 15 23
12,44
50 11 50 12 50 12
15 25,5 15 25 15 25
13,45
50 12 50 13 50 12,9
Sensitivitas adalah perbandingan antara sinyal keluaran atau respon instrumen
terhadap perubahan masukan atau variabel yang diukur. Sensitivitas voltmeter arus
searah merupakan vaktor faktor penting dalam pemilihan sebuah alat ukur untuk
pengukuran tegangan atau beda potensial tertentu. Sebuah voltmeter sensitivitas
rendah dapat memberikan pembacaan yang tepat sewaktu mengukur tegangan dalam
rangkaian-rangkaian tahanan rendah jelas menghasilkan pembacaan yang tidak dapat
dipercaya dalam rangkaian-rangkaian tahanan tinggi.
Pada percobaan ini dilakukan pengukuran sensitivitas arus dan tegangan
dengan menggunakan tiga resistor yang berbeda-beda nilai hambatannya. Untuk R1
100 Ω, R2 68 Ω, dan R3 20 Ω. Pada pengukuran sensitivitas arus diperoleh hasil
pengukuran untuk R1 100 Ω, dengan BU 3 A, VS 3,70 V, untuk nilai sensitivitas (S)
sebesar 5 A, tahanan (RS) -81,5 Ω dan persen error (% error) 5,40 %. Untuk hasil
Pengukuran sensitivitas arus pada R2 dan R3 dapat dilihat pada lampiran data. Hasil
pengukuran sensitivitas tengangan pada R1 100 Ω, dengan BU 50 V dan VS 3,70 V.
Diperoleh sensitivitas tegangan (S) sebesar 0,68 V, tahanan (Rs) -97,48 Ω dan nilai
persen error (% error) sebesar 39,68 % dan untuk hasil pengukuran sensitivitas
tegangan untuk R2 dan R3 dapat dilihat pada lampiran data.
Pengukuran sensitivitas arus dan tegangan pada beberapa data diperoleh
persen kesalahan pengukuran yang lumayan tinggi. Hal ini disebabkan karena alat
yang digunakan tingkat kepekaan membaca kurang teliti, atau alatnya dalam keadaan
kurang baik. Namun kesalahan pengukuran ini juga bisa jadi kesalahan praktikan
dalam pembacaan penunjukan skla pada amperemeter dan voltmeter.

Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
sensitivitas didefinisikan sebagai perbandingan pemyimpangan (defleksi) yang
menghasilkan defleksi tersebut. Untuk menyatakan sensitivitas sebuah alat umumnya
terbagi menjadi tiga yaitu sensitivitas arus, sensitivitas tegangan dan sensitivitas
mega-ohm. Sedangkan untuk pengukuran sensitivitas arus dan tegangan dapat
digunakan rumus

(9)

dimana : d = defleksi galvanometer dalam bagian skala (mm)


I = arus galvanometer (μA)

(10)

dimana : d = defleksi galvanometer dalam bagian skala (mm)


V = arus galvanometer (mV)
Saran
Saran pada praktikum selanjutnya yaitu sebaiknya menambah batas ukur dan
resistor pada saat pengambilan data agar dapat membandingkan data yang satu
dengan yang lainnya.
Daftar Pustaka

Asran. 2014. Rangkaian Listrik. Aceh : Universitas Malikussaleh

Bueche, frederick J dan Eugene Hecth. 2006. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga

Cahaya, dkk. 2019. Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff. Surabaya : ITS

Chusni, muhammad minan. 2019. Pengenalan Alat Ukur. Bandung: UIN Sunan

Gunung Djati

Limbong. 2008. Pengukuran Besaran Listrik. Jakarta : Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai