Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Besaran listrik membahas mengenai gejala-gejala kelistrikan melalui
pengukuran besaran listrik seperti kuat arus listrik, beda potensial, hambatan,
induktansi, kapasitansi, daya, medan magnet, medan listrik, dan frekuensi.
Pengukuran besaran listrik tidak selalu akurat, namun akan selalu mendapati
berbagai kesalahan. Melakukan pengukuran harus dilakukan hal yang
memungkinkan kesalahan menjadi lebih kecil. Seiring dengan berkembangnya
penemuan awal untuk alat pengukuran, maka muncul alat-alat ukur lain seperti
penggaris, timbangan, neraca, stopwatch, amperemeter, voltmeter, multitester dan
masih banyak lagi sehingga semakin mudah saja untuk menentukan suatu besaran.
Salah satu contoh dari pembahasan mengenai besaran listrik yaitu
pengukuran tegangan (V). Dimana dalam mengukur sebuah rangkaian listrik yang
didalamnya terdapat tegangan drop yang disebabkan oleh adanya tahanan dalam
meter, dimana kasus seperti ini biasa disebut efek pembebanan. Lalu efek
pembebanan ammeter untuk pengukuran yang akurat adalah tegangan drop dalam
rangkaian listrik yang disebabkan tahanan dalam meter. Sebab arus yang mengalir
pada rangkaian trtbagi oleh nilai tahanan pada alat ukur tersebut sehingga energy
dan arusnya digunakan untuk mengoprasikan hasil pengukuran yang tepat beserta
teoritisnya.
Efek pembebanan suatu ammeter ideal akan mengukur arus listrik tanpa
penghantar setiap tegangan drop yang dapat dipertimbangkan. Dalam pemasangan
alat ukur secara bersamaan secara parallel sangat berpengaruh terhadap arus yang
mengalir, karena terjadinya percabangan. Dengan adanya pemasangan atau
pembebanan ammeter, maka hasil pengukuran arus akat mempengaruhi hal ini
disebabkan adanya tahanan ammeter akan diseri dengan tahanan atau impedansi
yang akan diukur arusnya. Efek pembebanan perlu untuk dipelajarai karena sering
dimanfaatkan pada alat elektronik sehingga untuk pengenalan dan pembelajaran lebih
lanjut tentang efek pembebanan maka dilakukan Praktikum effek pembebanan
(loading effect).

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mampu menjelaskan penyebab dan akibat pembebanan sebuah voltmeter
pada pengukuran tegangan.

2. Mampu menghitung kesalahan dari pengukuran tegangan akibat efek


pembebanan sebuah voltmeter.

C. MANFAAT PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat menjelaskan penyebab dan akibat pembebanan sebuah
voltmeter pada pengukuran tegangan.
2. Mahasiswa dapat menghitung kesalahan dari pengukuran tegangan akibat
efek pembebanan sebuah voltmeter.
BAB II
LANDASAN TEORI

Rangkaian seri atau rangkaian seri dengan dua resistor dipakai sebagai
sumber tegangan untuk bagian rangkaian lain. Kalau rangkaian ini dipakai sebagai
sumber tegangan maka akan ada arus yang mengalir keluar dari rangkaian ini
sehingga bias dikatakan bahwa rangkaian diberi beban sebesar arus Iout yang
mengalir keluar dari rangkaian ini. Dalam situasi ini arus dalam R1 akan
bertambah besar dan arus dalam R2 akan berkurang sehingga mengakibatkan
voltasi V1 (V1 = R1 . I1) akan bertambah dan voltase V2 (V2 = R2 . I2) akan
berkurang. Berarti voltase output (Vout = V2) akan lebih kecil daripada situasi
ketika Iout = 0. Kita akan menghitung perubahan voltase output ∆Vout ketika arus
output berubah sebesar ∆Iout (Blocher, 2004).
Resistansi listrik dapat dibandingkan dengan gesekan pipa dalam analogi
hidrolik dan juga dengan gesekan dalam sebuah system mekanis. Resistansi atau
gesekan secara langsung akan melawan arus, aliran air, atau gerak, dan tenaga
yang didisipasikan untuk mengatasi perlawanan ini akan muncul sebagai kalor.
Karena sebuah muatan listrik menyerahkan tenaga bila lewat melalui sebuah
resistansi, maka tegangan v dalam persamaan adalah sebuah penurunan tegangan
dalam arah arus. Secara alternative, maka v adalah sebuah kenaikan tegangan
dalam arah yang berlawanan dengan arah arus. Representatasi diagram
konvensional dari sebuah resistansi, bersama-sama dengan penentuan arah arus
dan polaritas tegangan. Tanda tambah (plus) dan tanda kurang (minus)
menyatakan pengurangan potensial, yang berarti penurunan tegangan, dari kiri ke
kanan (atau dari tambah ke kurang) (Fitzgerald, 1981).
Dalam persamaan terdapat definisi untuk resistivitas: resistivitas R adalah
perbandingan antara voltase dan arus.
V
V= R . I → R =
I
Persamaan tersebut disebut “hukum Ohm”. Satuan dari resistivitas adalah
Ohm, disingkat dengan huruf Yunani omega besar, bentuknya: Ω. 1 Ohm = 1Ω
adalah resistivitas yang terdapat kalau voltase sebesar 1V menghasilkan arus
sebesar 1A. Berarti untuk satuan dari resistivitas terdapat persamaan satuan:
V
[R] = Ω =
A
Resistivitas juga disebut sebagai tahanan dan besar resistivitas
menunjukkan berapa kuat suatu komponen (misalnya resistor) menahan arus.
Kalau resistivitas besar, berarti daya untuk menahan arus juga besar sehingga arus
menjadi kecil atau voltase harus besar untuk mendapatkan arus
tertentu (Blocher, 2004).
Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan
dalam rangkaian elektronika. Hampir setiap peralatan elektronika
menggunakannya. Pada dasarnya resistor adalah komponen elektronika pasif yang
memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi
dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor adalah
komponen dasar elektronika yang sering dipakai orang. Resistor digunakan untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor bersifat
resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum ohm diketahui
hambatan berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya.
Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm. Tipe resistor yang umum adalah
berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kedua kakinya (Sofiana, 2018).
Kalau ada sumber voltase yang ideal, maka jika output dari sumber voltase
itu dihubungkan dengan sebuah resistor dengan resistivitas R, arus yang mengalir
akan ditentukan oleh hokum Ohm. Ketika resistivitas R mendekati nol, arus akan
mendekati tak berhingga dan daya yang akan dikeluarkan dari sumber voltase
tersebut akan menjadi tak berhingga juga. Tetapi arus dan daya tidak mungkin
menjadi tak berhingga. Pada sumber tegangan, voltase akan turun kalau sumber
dibebani dengan arus (Blocher 2004).
Sensitivitas voltmeter arus searah merupakan factor penting dalam
pemilihan sebuah alat ukur untuk pengukuran tegangan tertentu. Sebuah voltmeter
sensitivitas rendah dapat memberikan pembacaan yang tepat sewaktu mengukur
tegangan dalam rangkaian-rangkaian tahanan rendah; tetapi jelas menghasilkan
pembacaan yang tidak dapat dipercay adalam rangkaian-rangkaian tahanan tinggi.
Bila sebuah voltmeter dihubungkan antara dua titik di dalam sebuah rangkaian
tahanan tinggi, dia bertindak sebagai shunt bagi bagian rangkaian sehingga
memperkecil tahanan ekivalen dalam bagian rangkaian tersebut. Berarti voltmeter
akan menghasilkan penunjukan tegangan yang lebih rendah dari yang sebenarnya
sebelum dihubungkan. Efek ini disebut efek pembebanan intrumen yang terutama
disebabkan oleh instrumen-instrumen sensitivitas rendah (low
sensitivity) (Cooper, 1984).
Biasanya efek pembebanan pada motor sangat mempengaruhi parameter-
parameter khususnya pada motor induksi dan motor DC. Karena motor DC adalah
mesin dc sedangkan motor induksi adalah mesin bolak balik (Alternating
Current). Untuk mengetahui nilai parameter seperti GGL balik dan efisiensi pada
motor DC dan motor induksi dapat dipahami melalui rangkaian ekivalen masing –
masing motor induksi dan motor DC (Tumanggor, 2013).
Menurut Purnomo (2017), Benda fisis yang mempunyai resistansi besar
(resistif) disebut Resistor, sedangkan benda fisis yang mempunyai konduktansi
besar (konduktif) disebut konduktor. Besarnya resistansi (tahanan) dipengaruhi
oleh adanya perubahan suhu, suhu semakin naik maka tahanannya akan
bertambah besar. Besarnya resistansi suatu bahan dengan panjang (L) dan luas
penampang (A) yang diperlihatkan pada gambar 1, dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut ;
L
R= ρ A
ρ : Tahanan jenis (resistivitas) satuan (Ω.m)
L : Panjang bahan batangan (m)
A : Luas penampang bahan batangan (m2)

Gambar 1. Bahan Batangan


DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Richard. 2004. Dasar Elektronika. Yogyakarta: ANDI.


Cooper, WD. 1984. Instrument Elektronik Dan Teknik Pengukuran Edisi 2.
Jakarta: Erlangga.
Fitzgerald, dkk. 1981. Dasar-Dasar Elektronik Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Purnomo, Hery. 2017. Rangkaian Elektrik I. Malang: Universitas Brawijaya.

Sofiana, dkk. 2018. Identifikasi Nilai Hambat Jenis Arang Tempurung Kelapa dan
Arang Kayu Mangrove sebagai Bahan Alternatif Pengganti Resistor Film
Karbon. Unnes Physics Journal 6.

Tumanggor dan Riswan. 2013. Analisis Perbandingan Efek Pembebanan terhadap


GGL Balik dan Efisiensi pada Motor DC Penguatan Kompon Panjang dan
Motor Induksi. Jurnal SINGUDA ENSIKOM VOL. 4 NO. 2.

Anda mungkin juga menyukai