A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
sebagai berikut :
B. KAJIAN TEORI
dan sensitif bagi penglihatan manusia. Cahaya hanyalah sebagian kecil dari
blue) sampai dengan 760 nm (deep red). Mata manusia sangat responsif pada
650 nm3. Cahaya ditentukan oleh flux cahaya, intesitas cahaya, luminasi
sedangkan sumber cahaya berasal dari tiga bentuk, yaitu titik, garis dan
dituliskan
I r cos r I r
R .......................................... (8.2)
I 0 cos i I 0
n cos i cos t 2
RTn ( ) ................................ (8.3)
n cos i cos t
(Ratnawati, 2012).
sebagian dari cahaya datang (Po) diabsorpsi sebanyak (Pa), sebagian dapat
P0 Pa Pt Pr .......................................... (8.4)
material.
material.
1. Hasil
a. Data Pengamatan
b. Analisis Data
I a I 0 (It I p )
= 38,7 22,89
=15,81 lux
Ip
r 100 %
I0
18,43
= 100 %
38,7
= 47,6227 %
3) Menentukan Daya Tembus (Transmisivitas) pada Warna Bahan Biru
It
t 100 %
I0
4,46
100 %
38,7
= 11,5246 %
Ia
a 100 %
I0
15,81
100 %
38,7
= 40,8527 %
1 It
ln
x I 0
1 4,46
ln
0,00091 38,7
= 2374,3846 m-1
Dengan cara yang sama, untuk data selanjutnya dapat dilihat
2. Pembahasan
setelah melalui bahan (It) dengan intensitas sinar laser sebelum mengenai
bahan (Io).
pengamatan dengan menggunakan warna material atau bahan biru, hijau dan
merah. Kami mengukur intensitas awal (Io), intensitas pantul (Ip) dan
masing warna bahan yaitu sebesar 6 volt dan 9 volt. Pengamatan pertama
dilakukan pada warna bahan biru dengan tegangan 6 volt. Intensitas awal
yang digunakan sebesar 38,7 lux dan diperoleh intensitas pantulnya sebesar
18,43 lux, sedangkan intensitas yang diteruskan sebesar 4,46 lux dengan
dengan bahan yang sama, digunakan intensitas awal sebesar 187,8 lux dan
bahan hijau dengan tegangan yang sama pada warna biru yakni 6 volt dan 9
volt. Intensitas awal yang digunakan secara berturut-turut sebesar 38,7 lux
dan 187,8 lux, intensitas pantul yang diperoleh secara berturut-turut sebesar
18,95 lux dan 25,97 lux, sedangkan intensitas yang diteruskan sebesar 5,26
lux dan 8,68 lux dengan ketebalan bahan sebesar 0,00058 m. Selanjutnya,
warna bahan biru dan hijau yakni 6 volt dan 9 volt. Intensitas awal yang
digunakan juga sama yakni sebesar 38,7 lux dan 187,8 lux. Intensitas pantul
yang diperoleh sacara berturut-turut sebesar 6,68 lux dan 12,7 lux,
sedangkan intensitas yang diteruskan sebesar 12,26 lux dan 24,48 lux. Dari
setiap melewati sebuah material. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang
menentukan intensitas cahaya yang diserap, daya pantul, daya tembus, daya
serap dan koefisien penyerapan pada masing-masing material. Untuk warna
biru pada tegangan 6 volt, intensitas cahaya yang diserap sebesar 15,81 lux,
intensitas cahaya yang diserap adalah 149,24 lux, daya pantul sebesar 13,74
%, daya tembus sebesar 6,79 %, daya serap sebesar 79,47 % dan koefisien
tegangan 6 volt, intensitas cahaya yang diserap sebesar 14,49 lux, daya
153,15 lux, daya pantul sebesar 13,83 %, daya tembus sebesar 4,62 %, daya
serap sebesar 81,55 % dan koefisien penyerapan sebesar 3301,61 m-1. Untuk
cahaya yang diserap sebesar 19,76 lux dan 150,62 lux, daya pantul sebesar
17,26 % dan 6,76 %, daya tembus sebesar 31,68 % dan 13,04 %, daya serap
sebesar 51,06 % dan 80,20 % dan koefisien penyerapan sebesar 2089,99 m-1
bahwa daya pantul dan daya tembus dapat dilihat bahwa semakin besar
tegangan dan intensitas cahaya yang diberikan maka semakin kecil daya
pantul dan daya tembus yang dihasilkan. Hal ini sudah sesuai dengan teori
yang mengatakan bahwa intensitas cahaya yang diberikan berbanding
terbalik dengan daya pantul dan daya tembus yang dihasilkan. Dapat dilihat
bahwa semakin besar tegangan dan intensitas yang diberikan maka semakin
besar intensitas cahaya yang diserap. Ini berlaku pada semua material. Hal
ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa intensitas cahaya yang
daya serap, semakin besar tegangan dan intensitas cahaya yang diberikan
maka semakin besar pula daya serapnya. Hal ini sejalan dengan teori yang