Anda di halaman 1dari 11

JURNAL LENGKAP

PRAKTIKUM INSTRUMENTASI

JUDUL PERCOBAAN :PENGUKURAN INSTRUMENTASI DAYA LISTRIK

HARI/TANGGAL PERC. :RABU, 08 DESEMBER 2021

NAMA : NURFADILLAH S AMIRULLAH


NIM : 60400119013
JURUSAN : Fisika
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : NURUL AMALIA

LABORATORIUM ELEKTRONIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR

2021

PENGUKURAN INSTRUMEN DAYA LISTRIK


Nurfadillah S Amirullah1, Harifuddin2, Ida Masiani3, Lisdayanti4, Mhammad
As’ad Saifuddin5

Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
Email : dillaji42@gmail.com

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan dengan judul “Pengukuran Instrumentasi Daya
Listrik” percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara menentukan daya listrik dengan
metode voltmeter – amperemeter DC dan untuk mengetahui cara menentukan daya listrik
dengan metode 3 voltmeter – 3 amperemeter AC. Pada percobaan ini dilakukan empat
kali pengambilan data yaitu untuk pengukuran daya listrik dengan metode voltmeter–
amperemeter DC menghasilkan nilai daya lampu sebesar 0,17 watt, 0,36 watt, 0,59 watt,
0,74 watt, dan 1,16 watt. Untuk pengukuran daya listrik dengan metode voltmeter –
amperemeter DC menghasilkan nila daya lampu sebesar 0,13 watt, 0,36 watt, 0,52 watt,
0,74 watt dan 1,17 watt. Untuk pengukuran daya listrik dengan metode 3 voltmeter
menghasilkan nilai daya listrik sebesar 0,02 watt, 0,07 watt, 0,11 watt, 0,18 watt, 0,29
watt, dan 0,33 watt. Untuk pengukuran daya listrik dengan metode 3 amperemeter
menghasilkan nilai daya lampu sebesar 0,19 watt, 0,54 watt, 0,49 watt, 0,80 watt, 1,53
watt dan 1,2 watt. Berdasarkan hasil dari percobaan dapat disimpulkan bahwa semakin
besar sumber tegangan dan kuat arus yang diberikan maka daya lampu yang dihasilkan
semakin besar atau dapat dikatakan bahwa sumber tegangan dan kuat arus berbanding
lurus dengan daya lampu.

Kata kunci : Amperemeter, Hambatan, Tegangan, Voltmeter

PENDAHULUAN
Alat ukur listrik adalah alat yang dibutuhkan mendeteksi secara akurat dan
menampilkan kuantitas elektrik dalam bentuk yang bisa dibaca oleh manusia.
Seorang teknis elektronik biasanya memiliki alat ukur wajib yang digunakan
untuk keperluan teknis yaitu avometer yang merupakan gabungan dari fungsi-
fungsi alat ukur amperemeter untuk mengukur amperemeter (kuat arus listrik).
Voltmeter untuk mengukur volt (tegangan listrik) dan ohmmeter untuk mengukur
ohm (hambatan listrik).
Dalam kehidupan sehari hari, yang berhubungan dengan listrik sangat
banyak, seperti menonton televisi kita memerlukan listrik, lampu yang menyala
karena adanya listrik seperti arus, tegangan daya, dan yang lainnya tidak dapat
secara langsung kita tanggapi dengan panca indra kita. Untuk memungkinkan
pengukuran, maka besaran listrik ini ditransformasikan melalui suatu fenomena
fisis ke dalam besaran yang memungkinkan untuk diamati oleh panca indra.
Dengan demikian kegiatan yang dilakukan untuk mengubah besaran listrik
kedalam suatu fenomena fisis dikenal sebagai pengukuran beban listrik.
Berdasarkan uraian diatas yang melatar belakangi dilakukannya percobaan
ini adalah untuk mengetahui cara menentukan daya listrik dengan metode
voltmeter – amperemeter DC dan untuk mengetahui cara menentukan daya listrik
dengan metode 3 voltmeter – 3 amperemeter AC.

TINJAUAN PUSTAKA
Arus ( current ) adalah sebarang gerak muatan dari satu daerah ke daerah
lainnya. Sebagian besar pemakaian teknologi muatan yang bergerak. Sebagian
besar pemakaian teknologi muatan yang bergerak melibatkan arus semacam ini.
Dalam situasi elektrostatis medan listrik itu adalah nol dimanapun di dalam
konduktor diam. Dalam logam biasa seperti tembaga atau aluminium, sejumlah
electron bebas bergerak di dalam material konduksi itu. Elektron-elekron bebas ini
bergerak secara acak dalam semua arah, agak menyerupai molekul-molekul yang
berupa gas tetapi dengan laju yang jauh lebih besar yang ordenya sebesar 10 6 m/s
(Krane, 1992 ).
Kerapatn arus j dalam sebuah konduktor bergantung pada medan lisrik E
dan pada sifat-sifat material itu. Umumnya, ketergantungan ini dapat agak rumit.
Tetapi untuk beberapa material, khususnya logam, pada sebuah suhu yang
diberikan, j hampir berbanding langsung dengan E, dan rasio besarnya E dan
besarnya j adalah konstan. Hubungan ini di namakan hukum ohm yang ditemukan
pada tahun 1826 oleh fisikawan Jerman, Georgi Simon ohm, ( 1787-1854).
Perkataan “hukum” seharusnya dalam tanda kutip, karena hukum ohm, seperti
persamaan gas ideal dan hukum Hooke, adalah sebuah model yang di idealkan
yang menjelaskan perilaku dari beberapa material cukup baik tetapi bukan
merupakan deskripsi umum dari semua materi (Sugiri, 2004).

Alat ukur listrik adalah alat yang dibuat untuk mendeteksi secara akurat
dan menampilkan kuantitas elektrik dalam bentuk yang bisa dibaca oleh manusia.
Biasanya yang bisa dibaca dalam bentuk skala analog maupun digital. Seorang
teknisi biasanya memiliki alat ukur wajib yang mereka gunakan untuk berbagai
keperluan teknisi yaitu voltmeter untuk mengukur volt (besar tegangan listrik),
amperemeter untuk mengukur kuat arus listrik, avometer yang merupakan
gabungan dari fungsi alat ukur amperemeter, voltmeter dan ohmmeter (untuk
mengukur hambatan listrik).
a. Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat
arus listrik. Amperemeter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter
dan shunt yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang
kecil sedangkan untuk arus yang besar ditambah dengan hambatan
hambatan shunt. Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya Lorentz gaya
magnetis. Arus yang mengalir pada kumparan yang selimuti medan
magnet akan menimbulkan gaya Lorentz yang dapat menggerakan jarum
amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula
simpangannya.
b. Voltmeter
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur
tegangan listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat
meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali
lipat.Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antara medan magnet dan
kuat arus. Gaya magnetik tersebut akan mampu membuat jarum alat
pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin besar arus
listrik yang mengalir maka semakin besar simpangan jarum yang terjadi.
c. Multimeter
Multimeter dibagi menjadi dua jenis yaitu multimeter analog dan
multimeter digital. Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk
kegunaan sehari-hari. Kelebihan multimeter analog adalah mudah dalam
pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan
kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang
memerluka ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaannya lebih
banyak dibandingkan dengan multimeter analog, yaitu memiliki tambah-
tambahan satuan yang lebih teliti,dan juga opsi pengukuran yang lebih
banyak lagi, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Tetapi
multimeter digital memiliki kekurangan yaitu susah untuk memonitor
tegangan yang tidak stabil. (Mishino, 1994)
Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didisain untuk
menahan arus listrik dengan menggunakan tegangan listrik diantara kedua
kutubnya.pengukuran hambatan dengan menggunakan amperemeter dan
voltmeter. Rangkaian seri terdiri dari hambatan yang akan diukur sebuah
amperemeter yang digunakan sebuah batrai, arusnya diukur oleh hambatan
rendah. Beda potensial diukur dengan dihubungkan terminal-terminal (tegangan
jepit, voltase) dari sebuah batrai atau generator ketika menghasilkan arus I
berkaitan dengan gaya listriknya E dan hambatan dalam r sebagai berikut:
1. Ketika mengalirkan arus
Tegangan termal = ggl – ( penurunan tegangan pada hambatan dalam)
V =E . Ir
2. Ketika menerima arus
Tegangan terminal = (ggl) + (penurunan tegangan pada hambatan dalam)
3. Ketika tidak ada arus
Tegangan terminal = ggl batrai atau generator hambatan jenis = hambatan
R dari sebuah kawat dengan panjang L dan luas penampan A adalah

L
R=p dimana p adalah konstanta yang disebut hambatan jenis
A
(resistivitas). (soedoja.1999).
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui
penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan
menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut
menghalangi udara untuk ber hubungan dengannya sehingga filamen tidak akan
langsung rusak akibat teroksidasi.
Gambar 1 : Lampu pijar/ Bohlam

Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia


untuk tegangan kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 Volt hingga 300 Volt. Energi
listrik yang diperlukan pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar
dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu pendar dan
diode cahaya, maka secara bertahap pada beberapa Negara lampu pijar mulai
dibatasi. (Mismail, 1981)

METODE PRAKTIKUM
Waktu danTempat
Percobaan ini dilakukan pada tanggal 01 Desember 2021, pukul 13.00
WITA. di Laboratorium Elektronika, Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Alat dan Bahan


Alat dan komponen yang digunakan pada percobaan ini adalah
amperemeter, voltmeter, bohlam, power supply, potensiometer dan konektor.

Prosedur Kerja
1) Pengukuran daya listrik dengam metode voltmeter – amperemeter DC
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah rangkailah alat dan bahan yang
ada seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar 1: Rangkaian daya listrik voltmeter amperemeter
Hubungkan dengan sumber tegangan sambil memperhatikan nyala
lampu (bohlam), mulailah dengan nyala lampu yang redup hingga
maksimal terangnya, membaca penunjukan voltmeter dan amperemeter
kemudian catat dalam tabel, dan kemudian analisis hasil yang anda peroleh
dan kemudian beri kesimpulan.
2) Pengukuran daya listrik dengan metode 3 voltmeter–3 amperemeter AC
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah rangkailah alat dan bahan
yang ada seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 2: Rangkaian daya listrik 3 voltmeter dan 3 amperemeter

Hubungkan dengan sumber tegangan sambil memperhatikan nyala


lampu, mulailah dengan nyala lampu yang redup hingga maksimal
terangnya, bacalah penunjukan alat ukur kemusian catat dalam format
tabel, lanjutkan kegiatan untuk rangkaian (b) dan isi kemudian isi tabel
pengamatan dan analisis hasil yang diperoleh dan kemudian beri
kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengamatan
Tabel 1.1: Pengukuran daya listrik dengan metode voltmeter – amperemeter DC
No. VS (V) Nyala Lampu Tegangan (V) Arus (A) P (W)
1 3 Redup 3,42 0,05 0,17
2 6 Terang 5,99 0,06 0,36
3 7,5 Sangat terang 7,45 0,08 0,59
4 9 Sangat terang 9,25 0,08 0,74
5 12 Terang sekali 11,65 0,10 1,16
Daya lampu
P=V×I
= 3,42 V × 0,05 A
= 0,17 W
Untuk memperoleh nilai data P2 sampai P5 digunakan cara yang sama.
Tabel 1.2: Pengukuran daya listrik dengan metode voltmeter – amperemeter DC
No. VS (V) Nyala Lampu Tegangan (V) Arus (A) P (W)
1 3 Redup 3,38 0,04 0,13
2 6 Redup 5,97 0,06 0,36
3 7,5 Terang 7,44 0,07 0,52
4 9 Sangat terang 9,25 0,08 0,74
5 12 Terang sekali 11,67 0,10 1,17
Daya lampu
P=V×I
= 3,38 V × 0,04 A
= 0,11 W
Untuk memperoleh nilai data P2 sampai P5 digunakan cara yang sama.

Tabel 1.3: Pengukuran daya listrik dengan metode 3 voltmeter


No VS (V) Nyala lampu V1 (V) V2 (V) V3 (V) R (Ω) P (W)
.
1 3 Mati 3,28 0,97 2,46 0,02
2 6 Redup 5,76 2,20 3,81 0,07
3 7,5 Redup 7,17 2,97 4,51 0,11
4 9 Redup 8,92 3,97 5,33 100 0,18
5 12 Terang 11,24 5,36 6,34 0,29
6 13,6 Terang 12,16 5,93 6,74 0,33
Daya lampu
1
P= (V 2 – V22 – V32)
2R 1
1
P= (3,282 - 0,972 - 2,462)
2.100
1
P= (10,76 – 0,94 – 6,05)
200
3,77
P=
200
P = 0,02
Untuk memperoleh nilai data P2 sampai P5 digunakan cara yang sama.
Tabel 1.4 Pengukuran daya listrik dengan metode 3 amperemeter
No. VS (V) Nyala lampu I1 (V) I2 (V) I3 (V) R (Ω) P (W)
1 3 Redup 0,08 0,04 0,03 0,19
2 6 Redup 0,13 0,06 0,05 0,54
3 7,5 Terang 0,14 0,07 0,07 0,49
4 9 Terang 0,17 0,08 0,08 100 0,80
5 12 Sangat terang 0,20 0,09 0,11 1,53
6 13,8 Terang sekali 0,22 0,10 0,12 1,2
Daya lampu
R 2
P= (I – I22 – I32)
2 1
100
P= (0,082 - 0,042 - 0,032)
2
P = 50 (0,0064 – 0,0016 – 0,0009)
P = 50 (0,0039 A)
P = 0,19
Pembahasan
Alat ukur listrik adalah alat yang dibutuhkan mendeteksi secara akurat dan
menampilkan kuantitas elektrik dalam bentuk yang bisa dibaca oleh manusia.
Seorang teknis elektronik biasanya memiliki alat ukur wajib yang digunakan
untuk keperluan teknis yaitu avometer yang merupakan gabungan dari fungsi-
fungsi alat ukur amperemeter untuk mengukur amperemeter (kuat arus listrik).
Voltmeter untuk mengukur volt (tegangan listrik) dan ohmmeter untuk mengukur
ohm (hambatan listrik).
Pada percobaan ini dilakukan empat kali pengambilan data yaitu untuk
pengukuran daya listrik dengan metode voltmeter–amperemeter DC menghasilkan
nilai daya lampu sebesar 0,17 watt, 0,36 watt, 0,59 watt, 0,74 watt, dan 1,16 watt.
Untuk pengukuran daya listrik dengan metode voltmeter –amperemeter DC
menghasilkan nila daya lampu sebesar 0,13 watt, 0,36 watt, 0,52 watt, 0,74 watt
dan 1,17 watt. Untuk pengukuran daya listrik dengan metode 3 voltmeter
menghasilkan nilai daya listrik sebesar 0,02 watt, 0,07 watt, 0,11 watt, 0,18 watt,
0,29 watt, dan 0,33 watt. Untuk pengukuran daya listrik dengan metode 3
amperemeter menghasilkan nilai daya lampu sebesar 0,19 watt, 0,54 watt, 0,49
watt, 0,80 watt, 1,53 watt dan 1,2 watt.
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan kami dapat ditarik kesimpulan
bahwa pada ammeter dipasang seri karena ammeter berfungsi untuk mengukur
arus listrik. Yang merupakan sebagai pembagi tegangan sumber dengan besar kuat
arus pada tiap-tiap resistor bernilai sama. Pada rangkaian seri, semakin besar nilai
hambatan pada resistor dalam rangkaian, maka semakin besar tegangan pada
resistor tersebut. Pada voltmeter dipasang paralel karena voltmeter berfungsi
untuk mengukur tegangan listrik yang merupakan rangkaian yang berfungsi
membagi arus listrik dari tegangan sumber dan besar tegangan pada tiap-tiap
resistor nilai sama. Pada rangkaian paralel, semakin besar nilai hambatan pada
resistor dalam rangkaian, maka semakin kecil kuat arus pada resistor tersebut.
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini yaitu diketahui bahwa Alat ukur listrik
adalah alat yang dibutuhkan mendeteksi secara akurat dan menampilkan kuantitas
elektrik dalam bentuk yang bisa dibaca oleh manusia. Seorang teknis elektronik
biasanya memiliki alat ukur wajib yang digunakan untuk keperluan teknis yaitu
avometer yang merupakan gabungan dari fungsi-fungsi alat ukur amperemeter
untuk mengukur amperemeter (kuat arus listrik). Voltmeter untuk mengukur volt
(tegangan listrik) dan ohmmeter untuk mengukur ohm (hambatan listrik). Untuk
menentukan daya listrik pada rangkaian yaitu digunakan persamaan umum daya
berbanding lurus dengan tegangan dan arus artinya semakin besar tegangan dan
arus yang diketahui maka semakin besar pula daya listrik yang dihasilkan.

Saran
Sebaiknya sebelum melakukan percobaan instrument daya listrik, pratikan
harus mempelajari terlabih dahulu gambar rangkaian yang akan digunakan agar
pada saat praktikum praktikan akan lebih mudah merangkai rangkaian.

DAFTAR PUSTAKA
Dr. Soedjara, Sapcie. Dr Osamu, Mishino. 1994. Pengukuran dan Alat-alat Ukur
Lisrtik. PT. Pradinya Paramita : Jakarta.
Krane, K. 1992. Fisika Teknik. Erlangga : Jakarta.
Mismail, Bidiono. 1981. Rangkaian listrik. Universitas Brawijaya : Malang.
Stephan, Brasnik, M. D. 1996. Intisari Fisika. Tripokretes : Jakarta.
Sugiri. 2004. Elektronika Dasar dan Peripheral Komuter. Andi Ofset :
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai