Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KARATERISTIK MATERIAL DAN SIFATNYA

OLEH :

NURFADILLAH S AMIRULLAH
NIM : 60400119013

FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Material sejak dahulu sudah menjadi bagian integral dari kebudayaan dan
peradaban manusia sebagai contoh, kita menamai beberapa periode di masa
lampau sebagai Zaman Batu, Zaman Perunggu, dan Zaman Besi. Teknologi-
teknlogi mutakhir masa kini sangat bergantung pada material canggih semuanya
memanfaatkan perangkat, produk , dan sistem yang terbuat dari material.
Setiap bagian dari kehidupan kita tidak terlepas dari peranan material
seperti transportasi, bangunan, pakaian, komunikasi, hiburan, dan produk
makanan. Berkat penyempurnaan-penyempurnaan material yang dilakukan oleh
para ilmuan dan ahli teknologi selama ini, orang dapat membuat produk yang
lebih baik. Menurut sejarah, kemajuan dan perkembangan dari kehidupan manusia
berkaitan dengan kemampuan untuk membuat dan merekayasa material untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
Manusia pertama yang berada di bumi hanya mengenal sedikit jenis
material, yaitu material yang secara alami berada di alam seperti batu, kayu, kulit
dan sebagainya. Seiring dengan berjalannya waktu, mereka mulai melakukan
beberapa teknik untuk memproduksi suatu material yang memiliki sifat lebih
unggul dibandingkan dengan material yang berada di alam. Material baru ini
meliputi tembikar dan logam. Lebih dari itu, sifat dari suatu material dapat diubah
dengan memberikan perlakuan panas dan dengan memberikan subtansi lain.
Pemanfaatan suatu material disesuaikan dengan sifat-sifat yang ada pada material
tersebut melalui proses seleksi. Sampai saat sekarang ini sudah banyak sekali
material rekayasa yang telah dibuat dan semuanya itu dapat dikategorikan menjadi
logam, plastik, gelas, dan serat.
Kemajuan dalam memahami berbagai jenis material merupakan suatu
pratanda dari kemajuan dalam bidang teknologi. Sebagai contoh adalah
pemanfaatan bahan silicon, material ini menumbuhkan industri bernilai triliunan
dollar. Material ini juga membantu komunikasi di semua bidang, dari alat Bantu
dengan hingga telemetri ruang angkasa. Keseharian kita diubah akibat adanya
hiburan di rumah kita seperti kaset video, dan dengan munculnya komputer yang
kini terjangkau oleh perorangan. Perubahan meliputi berbagai hal , bukan masalah
teknis semata. Sebagai contoh lain, automobile tidak akan terwujud jika tidak
adanya baja atau bahan lainnya. Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu
diketahui jenis-jenis materialserta sifat-sifat yang dimilikinya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan jenis-jenis material yang ada di alam ?
2. Sifat-sifat apa saja yang dimiliki dari logam, seramik, polimer dan
komposit ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis material yang ada di alam.
2. Untuk mengetahui sifat-sifat apa saja yang dimiliki dari logam, seramik,
polimer dan komposit.

1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui jenis-jenis material yang ada di alam.
2. Dapat mengetahui sifat-sifat apa saja yang dimiliki dari logam, seramik,
polimer dan komposit.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Material


Ilmu material (bahan) sebenarnya sangat berperan penting dalam
perkembangan peradaban kita selama ini. Transportasi, perumahan, pakaian,
komunikasi, rekreasi, dan produksi makanan, bahkan setiap sudut dalam
kehidupan sehari-hari kita, tidak pernah lepas dari pemanfaatan material beserta
teknologinya. Material-material mengkonduksi atau menginsulasi panas dan
listrik, menerima pembebanan tanpa mengalami kerusakan, menerima atau
menolak gaya magnet, mentransmisikan atau memantulkan cahaya, dan lain
sebagainya, dalam aplikasi- aplikasi yang spesifik dalam kehidupan kita saat ini.
Material – material baru dengan karakteristiknya yang lebih spesifik terus
dikembangkan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia modern
yang semakin kompleks.
Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan dan kemajuan masyarakat kita
selama ini ditunjukkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan dan
memanipulasi material. Kenyataannya, perkembangan peradaban kita memang
terbagi berdasarkan tingkat perkembangan teknologi material yang dikuasai oleh
manusia dari zaman ke zaman. Kita kemudian mengenal beberapa istilah, seperti
zaman batu dan zaman logam. Zaman logam, lebih spesifik lagi, terbagi ke dalam
zaman perunggu dan zaman besi. Pada zaman batu manusia memiliki kemampuan
mengolah material yang lebih terbatas, dimana hanya tergantung dari ketersedian
material yang ada di permukaan bumi secara alami, misalnya : batu, lempung,
kulit hewan, tulang dan lain sebagainya.
Peningkatan kemampuan manusia dalam menguasai teknik pengolahan
material menjadikan manusia kemudian mampu memproduksi perlengkapan-
perlengkapan berbasis material yang lebih baik. Manusia menemukan bahwa
terdapat material-material dalam perut bumi yang apabila diolah akan punya sifat
yang lebih baik dibandingkan material-material yang ada di permukaan. Melalui
pemikiran ini, manusia kemudian mulai menguasai teknik pembuatan berbagai
peralatan barbasis logam yang kemudian memunculkan era penggunaan logam.
Pada era ini terdapat tujuh jenis logam yang diyakini telah dikembangkan pada
peradaban awal manusia yaitu emas, perak, tembaga, besi, timah putih (tin), timah
hitam (lead), dan Air raksa (mercury). Alasan mengapa tujuh logam ini dikenal
oleh peradaban awal karena secara alami logam-logam tersebut terdapat dalam
bentuk yang lebih “bebas” di alam atau terkandung secara dominan pada
mineralnya sehingga secara sederhana mampu diolah.
Emas, diyakini sebagai logam yang paling pertama kali dikenal, banyak
dimanfaatkan sebagai bahan perhiasan. Tembaga telah dikenal pada masa sekitar
4700 SM dan digunakan secara luas sebagai bahan persenjataan dan berbagai
peralatan sehari-hari oleh bangsa Mesopotamia, Mesir, Yunani, Bolivia, dan
Romawi, serta penduduk China dan India. Perak telah dikenal semenjak sekitar
4000 SM dan digunakan secara luas, bersama-sama dengan emas sebagai alat
tukar perdagangan (uang koin) dunia. Timah hitam mulai digunakan sekitar tahun
3500 SM. Karena kemudahannya dibentuk, kekaisaran Romawi menggunakan
material logam ini sebagai pelaratan makan, minum, pipa, dan akuaduk. Timah
putih ditemukan sekitar tahun 1750 SM oleh bangsa Mesir dan seringkali
dipadukan dengan tembaga untuk tujuan dekoratif dan untuk meingkatkan
kekerasan dan kekuatan tembaga. Bangsa Skandinavia menemukan cara yang
sederhana untuk mengekstraksi besi dari bijih besi. Mereka mengetahui bahwa
pada pembakaran bijih besi terbentuk endapan lelehan besi yang ditemukan pada
dasar lubang pembakaran. Penemuan material besi inlah yang kemudian
mengawali dimulainya era pengunaan material berbasis besi secara besar-besaran
pada awal tahun Masehi. Dalam waktu singkat kemudian manusia memanfaatkan
mineral yang kaya kandungan besi sebagai bahan pembuatan peralatan-peralatan
berbasis besi. Manusia juga mengetahui cara meningkatkan kuatitas besi yang
dihasilkan dengan meningkatkan temperature pemanasan bijih besi melalui
pemanfaatan angin buatan. Dari sini muncullah ilmu metallurgi ekstraksi
konvensional, yang mendasari pemikiran lebih lanjut mengenai proses pemisahan
unsur logam dari mineralnya. Proses pereduksian bijih besi ini diyakini ditemukan
oleh peradaban Cina sekitar tahun 2000 SM. Jenis logam yang unik dimana juga
termasuk ke dalam kelompok logam – logam yang dikembangkan pada awal
sejarah peradaban manusia adalah Air raksa (mercury) yang ditemukan sekitar
tahun 1600 SM dimana kemudian disebut oleh manusia pada masa itu sebagai
quicksilver. Hal tersebut dikarenakan Air raksa merupakan satu – satunya logam
yang dalam keadaan kondisi ruang (atmosfer), selalu stabil dalam bentuk cair.
Dalam perkembangannya, semakin lama, keberadaan logam-logam
dalam kuantitas yang besar semakin langka. Tembaga menjadi sulit ditemukan
dalam kondisi bebas di alam. Bijih besi yang berkadar besi tinggi semakin jarang
ditemukan. Hal ini mengakibatkan biaya pengadaan material semakin tinggi.
Karena semakin terbatasnya ketersediaan material yang ada di alam, kemudian
muncul pemikiran untuk memanfaatkan material secara lebih efektif dan efisien.
Penggunaan bahan secara efektif dan efisien ini menuntut adanya penguasaan
pengetahuan terhadap sifat-sifat material, kemungkinan penggunaan material-
material alternatif, dan variasi proses perlakuan terhadap material yang dapat
digunakan untuk mencapai karakteristik material yang dibutuhkan. Tuntutan
yang tinggi terhadap kreatifitas manusia kemudian meningkatkan kemampuan
manusia dalam pemilihan dan penggunaan bahan guna memproduksi produk-
produk berbasis material dengan sifat- sifat yang sesuai kebutuhan serta dengan
biaya yang lebih minimal baik dari sisi proses maupun pengadaan materialnya.
Lebih jauh lagi, manusia kemudian mengetahui bahwa kemampuan material
dapat ditingkatkan sesuai dengan yang diinginkan melalui serangakaian proses
perlakuan panas, atau pemaduan dengan material lainnya.
Lahirnya revolusi industri berdampak pada peningkatan kebutuhan dan
konsumsi material dimana juga meningkatkan pengembangan teknologi
pengolahan material. Perkembangan pengetahuan dan teknologi material ini
semakin meningkat secara drastis semenjak para ilmuwan mengetahui tentang
adanya hubungan antara struktur, komposisi dan sifat fisis material.
Pengetahuan tersebut baru diperoleh semenjak sekitar seratus tahun lalu, dimana
kemudian memberikan kemampuan kepada manusia terhadap cara baru, dan
tingkatan yang lebih tinggi dalam memanipulasi sifat material. Dari sini
kemudian tercipta berbagai jenis teknologi manipulasi material, yang
memberikan kesempatan pada perkembangan yang lebih jauh lagi dalam
penggunaan material-material alternatif pada aplikasi teknik, yang termasuk di
dalamnya logam, keramik, plastik, dan serat.
Perkembangan sejumlah teknologi yang membuat hidup kita semakin
praktis dan nyaman akan selalu berhubungan dengan kemampuan mengakses
pemanfaatan material tepat guna. Sebuah kemajuan dalam pemahaman terhadap
tipe-tipe material seringkali merupakan suatu awalan atau pioner dalam
terciptanya teknologi-teknologi baru. Sebagai contoh, dunia otomotif tidak akan
mengalami perkembangan seperti sekarang ini tanpa adanya ketersediaan baja
yang murah atau beberapa bahan pengganti alternatif lainnya. Industri
penerbangan akan mengalami kesulitan berkembang tanpa adanya penemuan
pemanfaatan material-material berbasis alumunium yang lebih ringan.
Sedangkan pada era informasi seperti sekarang ini, peralatan komunikasi
elektronik yang canggih tergantung pada komponen-komponen yang terbuat
dari bahan semikonduktor. Hal inilah yang menjadikan penguasaan ilmu dan
teknologi material merupakan hal yang sangat penting dalam upaya terus
meningkatkan kualitas hidup manusia di masa depan.

2.2 Klasifikasi Material dan Sifatnya


2.1.1 Logam

Gambar 1. Berbagai jenis logam

Kata logam berasal dari bahasa Yunani: Metallon yaitu sebuah unsur
kimia yang siap membentuk ion (kation) dan mempunyai sebuah ikatan logam,
dan bisa dikatakan bahwa ia mirip dengan sebuah kation di awan elektron. Metal
ialah salah satu dari tiga kelompok unsur yang dibedakan oleh suatu sifat ionisasi
dan ikatan, bersama dengan sebuah metaloid dan nonlogam. Dalam tabel
periodik, garis diagonal yang digambar dari boron (B) ke polonium (Po) yang
membedakan logam dari nonlogam. Unsur dalam garis ini ialah metaloid, bisa
juga disebut dengan semi-logam; unsur di kiri bawah ialah logam; unsur ke
kanan atas ialah nonlogam.
Nonlogam lebih banyak terdapat di alam daripada logam, tetapi logam
banyak terdapat dalam tabel periodik. Beberapa logam terkenal adalah aluminium,
tembaga, emas, besi, timah, perak, titanium, uranium, dan zink. Alotrop logam
cenderung mengkilap, lembek, dan konduktor yang baik, sementara nonlogam
biasanya rapuh (untuk nonlogam padat), tidak mengkilap, dan insulator. Dalam
bidang astronomi, istilah logam seringkali dipakai untuk menyebut semua unsur
yang lebih berat daripada helium. Terdapat beberapa sifat-sifat logam diantaranya
1. Sifat Mekanis
Kekerasan (hardness) adalah kemampuan bahan untuk tahan
terhadap goresan, penetrasi, pengikisan (abrasi). Sifat ini berkaitan
dengan sifat keausan (wear resistance) dan kekuatan.
Kekuatan (strenght) adalah kemampuan bahan menerima tegangan
tanpa patah. Kekuatan ada beberapa macam, tergantung pada
beban yang bekerja antara lain dapat dilihat dari kekuatan tarik,
kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan puntir, dan kekuatan
bengkok.

Kekenyalan (elasticity) adalah kemampuan bahan menerima


tegangan tanpa terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah
tegangan dihilangkan. Jika bahan mengalami tegangan maka
terjadi perubahan bentuk. Jika tegangan yang bekerja besarnya
tidak melewati suatu batas tertentu maka perubahan bentuk yang
terjadi bersifat sementara, perubahan bentuk ini akan hilang
bersama dengan hilangnya tegangan, akan tetapi jika tegangan yang
bekerja telah melampaui batas tersebut, maka sebagian bentuk itu
tetap ada walaupun tegangan telah dihilangkan. Kekenyalan juga
menyatakan seberapa banyak perubahan bentuk elastis yang dapat
terjadi sebelum perubahan bentuk yang permanen mulai terjadi,
dengan kata lain kekenyalan menyatakan kemampuan bahan untuk
kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah menerima beban
yang menimbulkan deformasi.
Kekakuan (stiffness) adalah kemampuan bahan menerima tegangan
tanpa terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi.
Ketangguhan (toughness) adalah kemampuan bahan untuk
menyerap sejumlah energi tanpa mengakibatkan terjadinya
kerusakan. Juga sebagai ukuran banyaknya energi yang diperlukan
untuk mematahkan suatu benda kerja. Sifat ini dipengaruhi banyak
faktor sehingga sifat ini sulit untuk diukur.
Plastisitas (plasticity) adalah kemampuan bahan untuk mengalami
sejumlah deformasi plastis (yang permanen) tanpa terjadinya
kerusakan. Sifat ini diperlukan bagi bahan yang akan diproses
dengan berbagai proses pembentukan seperti, forging, rolling,
extruding dan sebagainya. Sifat ini juga disebut sebagai keuletan
(ductility). Bahan yang mampu mengalami deformasi plastis yang
cukup tinggi dikatakan sebagai bahan yang mempunyai keuletan
tinggi, dimana bahan tersebut dikatakan ulet (ductile). Sedang
bahan yang tidak menunjukan terjadinya deformasi plastis
dikatakan sebagai bahan yang mempunyai keuletan yang rendah
atau dikatakan getas – rapuh (brittle).

Kelelahan (fatique) adalah kecenderungan dari logam untuk patah


jika menerima tegangan yang berulang-ulang (cyclic stress) yang
besarnya masih jauh di bawah batas kekuatan elastisitasnya.
Sebagian besar kerusakan yang terjadi pada komponen mesin
disebabkan oleh kelelahan. Karenanya kelelahan merupakan sifat
yang sangat penting tetapi sifat ini juga sulit diukur karena sangat
banyak faktor yang mempengaruhinya.
Keretakan – merangkak (creep – crack) adalah sifat suatu logam
untuk mengalami deformasi plastik yang besarnya merupakan
fungsi waktu, dimana pada saat bahan tersebut menerima beban
yang besarnya relatif tetap.
2. Sifat listrik/magnet
Sifat Listrik, yang terpenting adalah ketahanan dari suatu bahan
terhadap aliran listrik dan daya hantarnya , dan tidak semua bahan
mempunyai daya hantar listrik yang sama. Bahan bukan logam, seperti
misalnya keramik, plastik adalah penghantar listrik yang tidak baik, oleh
karena itulah bahan ini dipergunakan sebagai “ISOLATOR”. Semua bahan
logam dapat mengalirkan arus listrik , akan tetapi logam yang paling baik
untuk penghantar listrik adalah aluminium dan tembaga. Oleh karena
itulah dalam teknik listrik bahan tersebut banyak dipergunakan
sebagai Konduktor, Kabel, Panel Penghubung dan alatalat listrik lainnya.
3. Sifat Termal
Sifat termal merupakan respon terhadap penerapan panas. Sebagai
benda padat menyerap energi dalam bentuk panas, yang menyebabkan
kenaikan temperatur dan dimensi. Sifat-sifat termal yang penting :
- Heat capacity
- Thermal expansion

- Therma conductivity
4. Sifat Optis
Sifat optik utama dari material teknik adalah indeks bias,
absorptivity, koefisien penyerapan, pantulan, dan transmissivity. Indeks
bias adalah sifat optic penting dari logam yang didefinisikan sebagai rasio
kecepatan cahaya dalam ruangan hampa udara (vacuum) terhadap
kecepatan material. Indeks bias dapat juga diistilahkan sebagai rasio sin
sudut datang terhadap sin sudut pantul.
5. Sifat Deterioratif
Sifat Deterioratif logam merupakan sifat penurunan kualitas dari
suatu logam
6. Sifat Kimia Logam
Secara kimia, sifat logam dikaitkan dengan keelektronegatifan,
yaitu kecenderungan melepas elektron membentuk ion positif. Jadi, sifat
logam tergantung pada energi ionisasi. Ditinjau dari konfigurasi elektron,
unsur- unsur logam cenderung melepaskan elektron (memiliki energi
ionisasi yang kecil), sedangkan unsur-unsur bukan logam cenderung
menangkap elektron (memiliki keelektronegatifan yang besar). Sesuai
dengan kecenderungan energi ionisasi dan keelektronegatifan, maka sifat
logam-nonlogam dalam periodik unsur adalah:
1. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang,
sedangkan sifat nonlogam bertambah.
2. Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah,
sedangkan sifat nonlogam berkurang.

Jadi, unsur-unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah sistem periodik


unsur, sedangkan unsur-unsur nonlogam terletak pada bagian kanan-atas. Batas
logam dan nonlogam pada sistem periodik sering digambarkan dengan tangga
diagonal bergaris tebal, sehingga unsurunsur di sekitar daerah perbatasan
antara logam dan nonlogam itu mempunyai sifat logam sekaligus sifat
nonlogam. Unsur-unsur itu disebut unsur metaloid. Contohnya adalah boron dan
silikon. Selain itu, sifat logam juga berhubungan dengan kereaktifan suatu unsur.
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur- unsur logam pada sistem periodik unsur
makin ke bawah semakin reaktif (makin mudah bereaksi) karena semakin mudah
melepaskan elektron. Sebaliknya, unsur- unsur bukan logam pada sistem
periodik makin ke bawah makin kurang reaktif (makin sukar bereaksi) karena
semakin sukar menangkap elektron. Jadi, unsur logam yang paling reaktif adalah
golongan IA (logam alkali) dan unsur nonlogam yang paling reaktif adalah
golongan VIIA (halogen) (Martin S. Silberberg, 2000).
2.1.2 Seramik

Gambar 2. Berbagai jenis seramik dan contohnya


Perkataan seramik diambil daripada perkataan bahasa Inggeris ceramic
yang berasal daripada bahasa Yunani, dan secara harfiahnya merujuk kepada
semua bentuk tanah liat. Bagaimanapun, penggunaan istilah moden meluaskan
penggunaannya untuk merangkumi bahan bukan logam bukan organik.
Sehingga tahun 1950-an, bahan yang paling penting ialah tanah liat tradisional,
yang dijadikan barangan tembikar, batu bata, jubin, dan seumpamanya,
bersama-sama dengan simen dan kaca. Kraf tradisional dijelaskan dalam
rencana tembikar.
Secara sejarah, barangan seramik adalah keras, poros, dan mudah pecah.
Kajian mengenai seramik sebahagian besarnya bertujuan untuk mengurangkan
masalah tersebut, dan meningkatkan keratin seramik. Sifat-sifat seramik
diantaranya sebagai berikut :
1. Sifat Mekanik

Seramik merupakan material yang kuat, keras dan juga tahan korosi.
Selain itu Seramik memiliki kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya
yang tinggi. Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni
kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang
sedikit. Di dalam Seramik, karena kombinasi dari ikatan ion dan kovalen,
partikel-partikelnya tidak mudah bergeser. Faktor rapuh terjadi bila
pembentukan dan propagasi keretakan yang cepat. Dalam padatan
kristalin, retakan tumbuh melalui butiran (trans granular) dan sepanjang
bidang cleavage (keretakan) dalam kristalnya. Permukaan tempat putus
yang dihasilkan mungkin memiliki tekstur yang penuh butiran atau kasar.
Material yang amorf tidak memiliki butiran dan bidang kristal yang
teratur, sehingga permukaan putus kemungkinan besar terjadi. Kekuatan
tekan penting untuk seramik yang digunakan untuk struktur seperti
bangunan. Kekuatan tekan seramik biasanya lebih besar dari kekuatan
tariknya. Untuk memperbaiki sifat ini biasanya keramik di-pretekan dalam
keadaan tertekan.
2. Sifat listrik/magnet
Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Seramik dikenal
sangat baik sebagai solator. Beberapa isolator seramik (seperti BaTiO3)
dapat dipolarisasi dan digunakan
ebagai kapasitor. Seramik lain menghantarkan elektron bila energi
ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut semikonduktor. Tahun
1986, seramik jenis baru, yakni superkonduktor temperatur kritis tinggi
ditemukan. Bahan jenis ini di bawah suhu kritisnya memiliki hambatan
=0. Akhirnya, seramik yang disebut sebagai piezoelektrik dapat
menghasilkan respons listrik akibat tekanan mekanik atau sebaliknya.

Elektron valensi dalam keramik tidak berada di pita konduksi,sehingga


sebagian besar keramik adalah isolator. Namun, konduktivitas seramik
dapat ditingkatkan dengan memberikan ketakmurnian. Energi termal juga
akan mempromosikan elektron ke pita konduksi, sehingga dalam seramik,
konduktivitas meningkat (hambatan menurun) dengan kenaikan suhu.
Beberapa seramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat
ini merupakan bagian bahan “canggih” yang sering digunakan sebagai
sensor. Dalambahan piezoelektrik, penerapan gaya atau tekanan
dipermukaannya akan menginduksi polarisasi dan akan terjadi medan
listrik, jadi bahan tersebut mengubah tekanan mekanis menjadi tegangan
listrik. Bahan piezoelektrik digunakan untuk tranduser,yang ditemui pada
mikrofon, dan sebagainya. Dalam bahan seramik, muatan listrik dapat juga
dihantarkan oleh ion-ion. Sifat ini dapat diubah-ubah dengan merubah
komposisi, dan merupakan dasar banyak aplikasi komersial, dari sensor zat
kimia sampai generator daya listrik skala besar. Salah satu teknologi yang
paling prominen adalah sel bahan bakar.
3. Sifat Termal
Sifat termal bahan seramik adalah kapasitas panas, koefisien
ekspansitermal, dan konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah
kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang
diserap disimpan oleh padatan antara lain dalam bentuk vibrasi (getaran)
atom/ion penyusun padatan tersebut.
Seramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang
ringan. Jadi getaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan
karena ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak akan menimbulkan
gangguan yang terlalu banyak padakisi kristalnya. Sebagian besar seramik
memiliki titik leleh yang tinggi, artinya walaupun pada temperatur yang
tinggi material ini dapat bertahan dari deformasi dan dapat bertahan
dibawah tekanan tinggi. Akan tetapi perubahan temperatur yang besar dan
tiba-tiba dapat melemahkan seramik. Kontraksi dan ekspansi pada
perubahan temperatur tersebutlah yang dapat membuat seramik pecah.
4. Sifat Optis

Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan,


diabsorbsi, ataudipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk
mentransmisikan cahaya, danbiasanya dideskripsikan sebagai transparan,
translusen, atau opaque. Material yang transparan, seperti gelas,
mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti gelasterfrosted, disebut
bahan translusen. Batuan yang opaque tidak mentransmisikan cahaya. Dua
mekanisme penting interaksi cahaya dengan partikel dalam padatan adalah
polarisasi elektronik dan transisi elektron antar tingkat energi. Polarisasi
adalahdistorsi awan elektron atom oleh medan listrik dari cahaya. Sebagai
akibat polarisasi,sebagian energi dikonversikan menjadi deformasi elastik
(fonon), dan selanjutnya panas.
5. Sifat Kimia
Salah satu sifat khas dari seramik adalah kestabilan kimia.
Sifat kimia dari permukaan seramik dapat dimanfaatkan secara positif.
Karbon aktif, silika gel, zeolit, dsb, mempunyai luas permukaan besar dan
dipakai sebagai bahan pengabsorb. Kalau oksida logam dipanaskan pada
kira-kira 500 C, permukaannya menjadi bersifat asam atau bersifat basa.
Alumina g , zeolit, lempung asam atau S2O2 – TiO2 demikian juga
berbagai oksida biner dipakai sebagai katalis, yang memanfaatkan aksi
katalitik dari titik bersifat asam dan basa pada permukaan.
6. Sifat Fisik
Sebagian besar seramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen
dengan material lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini
menyebabkan keramik biasanya memiliki densitas yang kecil. Sebagian
seramik yang ringan mungkin dapat sekeras logam yang berat. Seramik
yang keras juga tahan terhadap gesekan. Senyawa seramik yang paling
keras adalah berlian, diikuti boron nitrida pada urutan kedua dalam bentuk
kristal kubusnya. Aluminum oksida dan silikon karbida biasa digunakan
untuk memotong, menggiling, menghaluskan dan menghaluskan material-
material keras lain.

2.1.3 Polimer

Gambar 3. Contoh polimer dalam kehidupan sehari-hari

Polimer berasal dari dua kata yakni poly dan meros namun dalam
penyebutannya yaitu polimer yang merupakan sejumlah molekul besar yang
terdiri dari unit unit yang berulang yang disebut monomer. Polimer merupakan
salah satu senyawa molekul besar berbentuk rantai atau jaringan yang tersusun
dari gabungan ribuan hingga jutaan unit pembangun yang berulang. Plastik
pembungkus, botol plastik, styrofoam, nilon, dan pipa paralon termasuk material
yang disebut polimer.
1. Sifat Mekanik

Jika kita berbicara material untuk aplikasi yang luas, maka kita tidak akan
terlepas dari sifat mekanik yang menentukan kekuatan dan ketahanan
dari material tersebut. Dengan sifat mekanik yang baik, umumnya suatu
material memiliki ketahanan tinggi dan memiliki nilai yang juga tinggi.
Sifat mekanik yang paling umum yaitu strength atau kekuatan dimana
sifat ini menunjukkan kekuatan material polimer dalam mengalami
tekanan sampai terjadinya break atau pecah pada material tersebut.
Sifat ini dapat terbagi lagi menjadi tensile strength yang
merupakan kekuatan tarik dari material, flexural strength yang merupakan
kekuatan tekuk material, impact strength yaitu ketahanan material
terhadap pukulan, dan lain sebagainya. Pada umumnya, jika sifat kekuatan
polimer dihubungkan dengan jenis polimer maka urutan kekuatan
polimer yaitu polimer linier < polimer bercabang < polimer ikat- silang <
polimer network.
2. Sifat Kelenturan
Karena sifatnya lentur, polimer mudah diubah menjadi produk
yang diinginkan. Tapi, polimer alam lebih untuk diubah sesuai keinginan
dikomparasikan polimer sintetis.
3. Sifat Termal
Sifat termal merupakan ketahanan polimer terhadap suhu serta
karakteristik polimer pada suhu tertentu. Pada sebagian besar polimer,
sifat termal yang berhubungan dengan titik leleh dapat ditingkatkan
melalui adanya modifikasi tertentu.
Umumnya, polimer yang memiliki fungsi khusus didesain untuk
memiliki titik leleh dan ketahanan panas yang tinggi sehingga dalam
aplikasinya material tersebut tidak akan rusak. Pada sifat termal
terutama untuk polimer amorf, terdapat istilah suhu glass transition atau
suhu transisi kaca yang merupakan titik dimana pada suhu tersebut suatu
material polimer akan berubah dari bentuk padat menjadi bentuk lunak
atau rubbery state.

4. Sifat Ketahanan Terhadap Mikroorganisme


Sifat keawetan terhadap mikroorganisme ini seringkali dipunyai
oleh polimer sintetis. Sedangkan polimer alam laksana sutra, wol, dan
polimer alam lainnya tidak tahan terhadap mikroorganisme.
5. Sifat Lainnya
Sifat beda yang dimiliki polimer di antaranya, yakni inilah ini :
 Ringan, dalam artian rasio bobot/volume kecil;
 Tahan korosi dan kehancuran terhadap lingkungan yang agresif;
 Dimensinya stabil sebab mempunyai berat molekul besar; dan
lainnya

2.1.3 Komposit

Gambar 4. Material komposit

Komposit adalah material yang tersusun atas campuran dua atau lebih
material dengan sifat kimia dan fisika berbeda, dan menghasilkan sebuah
material baru yang memiliki sifat-sifat berbeda dengan material-material
pengusunnya. Salah satu contoh paling mudah dari material komposit adalah
beton cor yang tersusun atas campuran dari pasir, batu koral, semen, besi, serta
air. Nampak bahwa material- material penyusun tersebut memiliki sifat-sifat
yang berbeda-beda, namun ketika dicampurkan dengan perbandingan serta
teknik tertentu akan menghasilkan beton yang sangat kuat, keras, dan tahan
terhadap berbagai cuaca.
Gambar 5. Struktur Komposit

Material komposit tersusun atas dua tipe material penyusun yakni


matriks dan fiber (reinforcement). Keduanya memiliki fungsi yang berbeda,
fiber berfungsi sebagai material rangka yang menyusun komposit, sedangkan
matriks berfungsi untuk merekatkan fiber dan menjaganya agar tidak berubah
posisi. Campuran keduanya akan menghasilkan material yang keras, kuat,
namun ringan. Beberapa sifat komposit adalah sebagai berikut :
1. Sifat Mekanikal dan Fisikal
Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan
peranan penting dalam menentukan sifat-sifat mekanik dan sifat komposit.
Gabungan matriks dan serat dapat menghasilkan komposit yang
mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih tinggi dari bahan
konvensional. Berikut ini adalah kelebihan material komposit dilihat dari
sifat-sifat mekanikal dan fiskal nya :
a.Bahan komposit mempunyai density yang jauh lebih rendah
berbanding dengan bahan konvensional.
b.Massa jenis rendah (ringan)
c.Lebih kuat dan lebih ringan
d.Perbandingan kekuatan dan berat yang menguntungkan
e.Lebih kuat (stiff), ulet (tough) dan tidak getas.
f. Koefisien pemuaian yang rendah
g.Tahan terhadap cuaca
h.Tahan terhadap korosi
i. Mudah diproses (dibentuk)
j. Lebih mudah disbanding metal
k. Biaya
Faktur biaya juga memainkan peranan yang sangat penting dalam
membantu perkembangan industri komposit. Biaya yang berkaitan
erat dengan penghasilan suatu
produk yang seharusnya memperhitungkan beberapa aspek seperti
biaya bahan mentah, pemrosesan, tenaga manusia, dan sebagainya
2. Sifat Umum
Dalam pembuatan sebuah material komposit, suatu
pengkombinasian optimum dari sifat-sifat bahan penyusunnya untuk
mendapatkan sifat-sifat tunggal sangat diharapkan. Beberapa material
komposit polymer diperkuat serbuk yang memiliki kombinasi sifat-sifat
yang ringan, kaku, kuat dan mempunyai nilai kekerasan yang cukup
tinggi. Disamping itu juga sifat dari material komposit dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu material yang digunakan sebagai bentuk komponen
dalam komposit, bentuk geometri dari unsur-unsur pokok dan akibat
struktur dari sistem komposit, cara dimana bentuk satu mempengaruhi
bentuk lainnya
Menurut Agarwal dan Broutman, yaitu menyatakan bahwa bahan
komposit mmpunyai cirri-ciri yang berbeda dan komposisi untuk
menghasilkan suatu bahan yang mempunyai sifat dan cirri tertentu yang
berbeda dari sifat dan ciri konstituen asalnya. Disamping itu konstituen
asal masi kekal dan dihubungkan melalui suatu antara muka.
Dengan kata lain, bahan komposit adalah bahan yang heterogen
yang terdiri dari fasa yang tersebar dan fasa yang berterusan. Fasa tersebar
selalu terdiri dari serat atau bahan pengukuh, manakalah yang
berterusannya terdiri dari matriks.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Material adalah sebuah masukan dalam produksi. Material seringkali
adalah bahan mentah - yang belum diproses, tetapi kadang kala telah
diproses sebelum digunakan untuk proses produksi lebih lanjut.
Beberapa jenis material yang ada yaitu, logam, seramik, polimer dan
komposit.
2. Secara garis besar material mempunyai sifat-sifat yang mencirikannya,
pada bidang teknik umumnya sifat tersebut dibagi menjadi tiga sifat.
Sifat –sifat itu akan mendasari dalam pemilihan material, sifat tersebut
adalah:
 Sifat mekanik
 Sifat listrik/magnet
 Sifat termal
 Sifat optis
 Sifat deteriorative

3.2 Saran
Menyadari bahwa penyusun masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penyusun akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentu dapat di
pertanggung jawabkan. Demikian makalah ini di susun untuk menambah
referensi yang terkait dengan judul.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/18274892/Sifat_sifat_material

https://artikel-teknologi.com/pengertian-material-komposit

https://docplayer.info/63162599-Makalah-material-teknik.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan

https://fiqrotul.wordpress.com/2011/12/14/karakteristik-struktur-dan-sifat
keramik/
https://www.gurupendidikan.co.id/jaringan-tumbuhan/

https://www.jatikom.com/2018/11/pengertian-sifat-klasifikasi-dan-jenis.html

https://www.jatikom.com/2018/11/pengertian-sifat-klasifikasi-dan-jenis.html

http://kawatlas.jayamanunggal.com/sifat-mekanik-logam/

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-logam/

https://materialengineeringranggaagung.wordpress.com/2018/01/01/material
komposit/
http://priyobaliyono.blogspot.com/2013/08/pengertian-dan-material-
komposit.html

Anda mungkin juga menyukai