Anda di halaman 1dari 15

JURNAL LENGKAP

PRAKTIKUM INSTRUMEN

JUDUL PERCOBAAN :ANALISIS STATISTIK KESALAHAN PENGUKURAN

INSTRUMEN

HARI / TANGGAL PERC.: JUM’AT, 24 DESEMBER 2021

NAMA : NURFADILLAH S AMIRULLAH

NIM : 60400119013

JURUSAN : FISIKA

KELOMPOK : III (TIGA)

ASISTEN : NURUL AMALIA

LABORATORIUM INTRUMENTASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR

2021
ANALISIS STATISTIK KESALAHAN

PENGUKURAN INSTRUMEN

Nurfadillah S Amirullah1, HArifuddin2, Ida Masiani3, Lisdayanti4,


Muhammad As’ad Saifuddun5
1234
Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar

Email : dillaji42@gmail.com

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan dengan judul “Analisis Statistik Kesalahan
Pengukuran Intrumen”. Percobaan ini bertujuan untuk memahami analisis statistic
terhadap data pengukuran instrument, menghitung kesalahan pada pengukuran alat ukur,
dan memahami prinsip percobaan pengukuran langsung dan tidak langsung pada besaran
arus dan tegangan. Proses pengukuran dalam sisten tenaga listrik merupakan salah
satu prosedur standar yang harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan
melalui besaran-besaran yang diperlukan. Pengukuran adalah perbandingan suatu
besaran dengan satuan yang dijadikan sebagai patokan. Pada praktikum ini
dilakukan sebanyak 2 kali pengambilan data, yaitu pengukuran hambatan secara langsung
dan pengukuran hambatan secara tidak langsung. Pada masing-masing pengukuran
digunakan dua jenis resistor yaitu resistor batu dan resistor cincin. Hasil yang diperoleh
dari kedua pengukuran tersebut menunjukkan persen kesalahan yang relatif kecil, halini
dapat dilihat bahwa perbandingan antara nilai harga pustaka hambatan yang diperoleh
pada pengukuran, dimana nilai dari keduanya tidak jauh berbeda.Berdasarkan grafik
hubungan antara hambatan arus dengan tegangan yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa percobaan ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa hambatan berbanding
terbalik dengan arus dan berbanding lurus dengan tegangan. Dimana semakin besar nilai
hambatan yang digunakan maka tegangannya juga semakin besar tetapi arusnya semakin
kecil, begitupun sebaliknya.

Kata Kunci : Pengukuran, Pengukuran Langsung, Pengukuran tidak Langsung.


PENDAHULUAN
Pengukuran merupakan penentuan besaran, dimensi atau kapasitas,
biasanyaterhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya
terbatas pada kuantitas fisik , tetapi juga dapat diperluasuntuk mengukur hamper
semua benda bisa dibayangkan, seperti tingkat kepastian. dalam mengukur
panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian alat ukurnya, juga
memperhatikan jenis dan macam benda yang akan di ukur. Begitu banyak alat
ukur yang bisa digunakan untuk mengukur benda. untuk mengukur massa sebuah
benda kita dapat menggunakanneraca atau timbangan. Alat ukur waktu bias
berupa stopwatch, jam. Untuk pengukuran hambatan listrik biasa digunakan
ohmmeter. Penggaris atau mistar adalah salah satu alat ukur panjang yang paling
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Kesalahan pengukuran menunjuk pada sejauh mana inkonsistensi hasil
pengukuran terjadi apabila pengukuran dilakukan ulang pada kelompok subjek
yang sama. Semakin kecil harga kesalahan pengukuran maka pengukuran semakin
cermat dan semakin dapat dipercaya. Ada dua macam kesalahan dalam
pengukuran yaitu kesalahan sistematis dan kesalahan acak. Kesalahan yang
bersifat sistematis disebabkan oleh orang yang mengukur atau alat
ukur/instrumennya. Kesalahan pengukuran yang sistematik adalah kesalahan yang
secara konsisten mempengaruhi hasil pengukuran.
Berdasarkan uraian diatas maka yang melatarbealakangi dilakukannya
percobaan ini yaitu untuk memahami analisis statistic terhadap data pengukuran
instrument, menghitung kesalahan pada pengukuran alat ukur, dan memahami
prinsip percobaan pengukuran langsung dan tidak langsung pada besaran arus dan
tengan.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran mempunyai peranan penting dalam bidang pendidikan,
terutama dalam proses pembelajaran. Pengukuran dalam pembelajaran merupakan
kegiatan melakukan kuantifikasi gejala atau objek. “Kuantifikasi dalam pengertian
tersebut dapat diartikan suatu kegiatan menerjemahkan data yang diperoleh
melalui pengukuran pada objek atau gejala tertentu dengan sebuah angka” . Gejala
atau objek tersebut bisa berupa motivasi prestasi, percaya diri atau prestasi yang
semuanya dinyatakan dalam bentuk angka. Angka-angka yang telah didapatkan
melalui pengukuran, memberikan informasi kepada guru tentang ketercapaian dari
proses belajar yang telah belangsung. Tentunya informasi yang didapatkan
melalui pengukuran merupakan hasil dari proses analisis data dengan teknik
tertentu. Selanjutnya guru melakukan penilaian secara intensif untuk melihat
keberhasilan dari proses pembelajaran, apakah angka-angka yang didapatkan
melalui pengukuran sudah memenuhi standar keberhasilan (Naga, 1992).
Kesalahan pengukuran menunjuk pada sejauh mana inkonsistensi hasil
pengukuran terjadi apabila pengukuran dilakukan ulang pada kelompok subjek
yang sama. Semakin kecil harga kesalahan pengukuran maka pengukuran semakin
cermat dan semakin dapat dipercaya. Ada dua macam kesalahan dalam
pengukuran yaitu kesalahan sistematis dan kesalahan acak. Kesalahan yang
bersifat sistematis disebabkan oleh orang yang mengukur atau alat
ukur/instrumennya. Kesalahan pengukuran yang sistematik adalah kesalahan yang
secara konsisten mempengaruhi hasil pengukuran. Kesalahan pengukuran
sistematik ini disebabkan karena soal tes yang terlalu mudah atau terlalu sukar,
selain itu ada guru yang pemurah dan ada yang mahal dalam memberi skor.
Kesalahan sistematik tidak bisa diestimasi besarnya. Sedangkan kesalahan yang
bersifat acak tidak memiliki pola secara sistematis. Kesalahan acak disebabkan
antara lain karena kesalahan dalam menentukan sampel isi tes, dan adanya variasi
emosi seseorang yang bersifat acak. Besarnya kesalahan pengukuran acak ini yang
dapat diestimasi (Azwar, 2007).
Ketepatan adalah derajat kesesuaian antara nilai terukur dengan nilai
sebenarnya. Ketepatan mencerminkan kedekatan hasil pengukuran dengan nilai
sebenarnya. Sedangkan ketelitian adalah derajat kesesuaian antara beberapa
pengukuran ulangan yang dilakukan dengan jumlah dan cara yang sama.
Kesalahan dalam pengukuran dapat digolongkan menjadi kesalahan umum,
kesalahan sistematis, dan kesalahan acak. Berikut akan dibahas macam-macam
kesalahan tersebut.
a. Kesalahan Umum
Kesalahan yang dilakukan oleh seseorang ketika mengukur termasuk dalam
kesalahan umum. Kesalahan umum yaitu kesalahan yang disebabkan oleh
pengamat. Kesalahan ini dapat disebabkan karena pengamat kurang terampil
dalam menggunakan instrumen, posisi mata saat membaca skala yang tidak
benar, dan kekeliruan dalam membaca skala.
b. Kesalahan Sistematis
Kesalahan sistematis dapat terjadi karena:
1. Kesalahan titik nol yang telah bergeser dari titik yang sebenarnya.
2. Kesalahan kalibrasi yaitu kesalahan yang terjadi akibat adanya
penyesuaian pembubuhan nilai pada garis skala saat pembuatan alat.
Tujuan kalibrasi yaitu mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil
pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih
tinggi/teliti (standar primer nasional dan / internasional), melalui
rangkaian perbandingan yang tak terputus.
3. Kesalahan alat lainnya. Misalnya, melemahnya pegas yang digunakan
pada neraca pegas sehingga dapat memengaruhi gerak jarum penunjuk.
c. Kesalahan Acak
Selain kesalahan pengamat dan alat ukur, kondisi lingkungan yang tidak
menentu bisa menyebabkan kesalahan pengukuran. Kesalahan pengukuran
yang disebabkan oleh kondisi lingkungan disebut kesalahan acak. Misalnya,
fluktuasi-fluktuasi kecil pada saat pengukuran e/m (perbandingan muatan dan
massa elektron). Fluktuasi (naik turun) kecil ini bisa disebabkan oleh adanya
gerak Brown molekul udara, fluktuasi tegangan baterai, dan kebisingan
(noise) elektronik yang besifat acak dan sukar dikendalikan (Bird, 1993)
Alat ukur listrik adalah alat yang dibuat untuk mendeteksi secara akurat
dan menampilkan kuantitas elektrik dalam bentuk yang bisa dibaca oleh manusia.
Biasanya yang bisa dibaca dalam bentuk skala analog maupun digital. Seorang
teknisi biasanya memiliki alat ukur wajib yang mereka gunakan untuk berbagai
keperluan teknisi yaitu voltmeter untuk mengukur volt (besar tegangan listrik),
amperemeter untuk mengukur kuat arus listrik, avometer yang merupakan
gabungan dari fungsi alat ukur amperemeter, voltmeter dan ohmmeter (untuk
mengukur hambatan listrik).
a. Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat
arus listrik. Amperemeter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter
dan shunt yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang
kecil sedangkan untuk arus yang besar ditambah dengan hambatan
hambatan shunt. Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya Lorentz gaya
magnetis. Arus yang mengalir pada kumparan yang selimuti medan
magnet akan menimbulkan gaya Lorentz yang dapat menggerakan jarum
amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula
simpangannya.
b. Voltmeter
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur
tegangan listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat
meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali
lipat.Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antara medan magnet dan
kuat arus. Gaya magnetik tersebut akan mampu membuat jarum alat
pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin besar arus
listrik yang mengalir maka semakin besar simpangan jarum yang terjadi.
c. Multimeter
Multimeter dibagi menjadi dua jenis yaitu multimeter analog dan
multimeter digital. Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk
kegunaan sehari-hari. Kelebihan multimeter analog adalah mudah dalam
pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan
kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang
memerluka ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaannya lebih
banyak dibandingkan dengan multimeter analog, yaitu memiliki tambah-
tambahan satuan yang lebih teliti,dan juga opsi pengukuran yang lebih
banyak lagi, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Tetapi
multimeter digital memiliki kekurangan yaitu susah untuk memonitor
tegangan yang tidak stabil. (Mishino, 1994)
Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didisain untuk
menahan arus listrik dengan menggunakan tegangan listrik diantara kedua
kutubnya.pengukuran hambatan dengan menggunakan amperemeter dan
voltmeter. Rangkaian seri terdiri dari hambatan yang akan diukur sebuah
amperemeter yang digunakan sebuah batrai, arusnya diukur oleh hambatan
rendah. Beda potensial diukur dengan dihubungkan terminal-terminal (tegangan
jepit, voltase) dari sebuah batrai atau generator ketika menghasilkan arus I
berkaitan dengan gaya listriknya E dan hambatan dalam r sebagai berikut:
1. Ketika mengalirkan arus
Tegangan termal = ggl – ( penurunan tegangan pada hambatan dalam)
V =E . Ir
2. Ketika menerima arus
Tegangan terminal = (ggl) + (penurunan tegangan pada hambatan dalam)
3. Ketika tidak ada arus
Tegangan terminal = ggl batrai atau generator hambatan jenis = hambatan
R dari sebuah kawat dengan panjang L dan luas penampan A adalah

L
R=p dimana p adalah konstanta yang disebut hambatan jenis
A
(resistivitas). (soedoja.1999).

METODE PRAKTIKUM

Waktu danTempat

Percobaan ini dilakukan pada tanggal 24 Desember 2021, pukul 13.00

WITA. di Laboratorium Elektronika, Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan


Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Alat dan Bahan

Alat dan komponen yang digunakan pada percobaan ini adalah

multimeter digital, hambatan yang bervariasi, sumber arus, dan kabel

penghubung.

Prosedur Kerja

a. Kesalahan pengukuran hambatan secara langsung

Mengambil sebuah hambatan yang diketahui nilainya (harga pustaka),

kemudian ukur dengan menggunakan ohmmeter, dan bandingkan nilai hambatan

actual dengan hambatan ukur. Mengambil jenis hambatan warna warni(resistor


cincin) lalu tuliskan nilainya berdasarkan warna yang tertera pada bahan

hambatan, selanjutnya ukur nilainya dengan ohmmeter, dan bandingkan nilai

hambatan actual dengan hambatan ukur. Mengulangi kegiatan tersebut sebanyak

dua kali dengan hambatan yang bervariasi.

b. Kesalahan pengukuran hambatan secara tidak langsung

Menyusun rangkaian seperti pada gambar berikut :

Gambar 1 : Rangkaian pengukuran tidak langsung

Mulailah dengan tegangan yang paling rendah kemudian ukur tegangan (v) dan

arus (I) yang mengalir. Mengubah nilai tegangan menjadi 3 V, 4.5 V, 6 V, dst

perhatikan nilai arus dan amperemeter dan voltmeter dan catat nilainya. Ulangi

kegiatan tersebut dengan nilai hambatan yang lain. Selanjutnya, menghitung nilai

hambatan dari masing-masing data yang diperoleh dengan menggunakan rumus

berikut :
V
R= (1)
I
Menghitung kesalahan mutlah (∆ R ¿, kesalahan relative (KR), derajat

kepercayaan (DK). Kemudian membandingkan nilai yang diperoleh dari grafik

dengan nilai yang ada pada hambatan dan hitung % perbedaan antara R grafik

dengan Rhitung .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
a. Kesalahan Pengukuran Hambatan Secara Langsung
1) Pengukuran hambatan resistor batu
Tabel 1. Pengukuran hambatan dengan resistor batu
No Nilai Harga Pustaka Nilai Yang Terukur % Kesalahan
Hambatan (Ω)
1 20 18,1 0,095
2 68 66,7 0,019
3 120 115,0 0,041
4 150 135,9 0,094
5 220 182,2 0,171

Menghitung % Kesalahan
% Kesalahan = ¿ ×100 %
20−18,1
= |20 |×100 %
= 0,095 ×100 %
= 0,095 %
2) Pengukuran hambatan resistor cincin
Tabel 2. Pengukuran hambatan pada resistor cincin
No Nilai Harga Pustaka Hambatan Nilai Yang Terukur % Kesalahan
1 Warna 1 = Coklat : 1
Warna 2 = Hijau : 5
Warna 3 = Coklat : 10’ 146 0,026
R = 150
2 Warna 1 = Hijau : 5
Warna 2 = Biru : 6
Warna 3 = Hitam : 0 53 0,053
R = 56
3 Warna 1 = Biru : 6
Warna 2 = Abu – abu : 8
Warna 3 = Hitam : 0 56 0,176
R = 68
4 Warna 1 = Abu – abu : 8
Warna 2 = Merah : 2
Warna 3 = Hitam :0 79 0,036
R = 82
5 Warna 1 = Coklat : 1
Warna 2 = Hitam : 0
Warna 3 = Hitam : 0 9,3 0,07
R = 10

Menghitung % kesalahan
% Kesalahan = ¿ ×100 %

= |150−146
150 |
×100 %

= 0,026 ×100 %
= 0,026 %
b. Kesalahan Pengukuran Hambatan Secara Tidak Langsung
1) Pengukuran hambatan resistor batu
Tabel 3. Pengukuran hambatan pada resistor batu
No Vs V (Volt) I (arus) R pustaka Rhitung % Kesalahan
1 2,54 0,115 20 22,08 0,14
2 3,26 0,06 68 54,33 0,2
3
3 3,32 0,03 120 110,6 0,08
4 3,28 0,021 150 156,19 0,04
5 3,36 0,03 220 112 0,49

Menghitung hambatan (R)


V
R=
I
2,54
¿
0,115
= 22,08
Menghitung % kesalahan
% Kesalahan = ¿ ×100 %

= |20−22,8
20 |
×100 %

= 0,14 ×100 %
= 0,14 %
2) Pengukuran hambatan resistor cincin
Tabel 4. Pengukuran hambatan pada resistor cincin
No Vs V (Volt) I (arus) R pustaka Rhitung % Kesalahan
1 3,01 0,02 150 150,5 0,003
2 2,70 0,05 56 54 0,03
3 2,59 0,04 68 64,75 0,04
4 3 3,20 0,04 82 75,5 0,079
5 2,40 0,2 10 12 0,2

Menghitung hambatan (R)


V
R=
I
3,01
¿
0,02
= 54,5
Menghitung % kesalahan
% Kesalahan = ¿ ×100 %

= |150−150,5
150 | ×100 %
= 0,003

Grafik
Grafik 1: Hubungan Antara Tegangan dan Hambatan Pada Resistor Batu

hubungan antara tegangan dan hambatan


250
182.2; 220
200
Hambatan

150 135.9; 150


115; 120
100
66.7; 68
50
18.1; 20
0
18.1 66.7 115 135.9 182.2
Tegangan

Grafik 2: Hubungan Antara Arus dan Hambatan Pada Resistor Batu


Hubungan Arus dan Hambatan
160
150
140
120
100
Hambatan

80 82
68
60 56
40
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Arus

Grafik 3: Hubungan Antara Tegangan dan Hambatan Pada Resistor Cincin

Hubungan antara Tegangan dan Hambatan


250
3.36; 220
200

150 3.28; 150


Hambatan

3.32; 120
100
3.26; 68
50
2.54; 20
0
2.54 3.26 3.32 3.28 3.36
Tegangan

Grafik 4: Hubungan Antara Arus dan Hambatan Pada Resistor Cincin


Hubungan antara Arus dan Hambatan
160
0.02; 150
140
120
100
Hambatan

80 0.04; 82
0.04; 68
60 0.05; 56
40
20
0.2; 10
0
0.02 0.05 0.04 0.04 0.2
Tegangan

Pembahasan
Pengukuran merupakan penentuan besaran, dimensi atau kapasitas,
biasanyaterhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya
terbatas pada kuantitas fisik , tetapi juga dapat diperluasuntuk mengukur hamper
semua benda bisa dibayangkan, seperti tingkat kepastian. dalam mengukur
panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian alat ukurnya, juga
memperhatikan jenis dan macam benda yang akan di ukur.
Pada praktikum ini dilakukan sebanyak 2 kali pengambilan data, yaitu
pengukuran hambatan secara langsung dan pengukuran hambatan secara tidak
langsung. Pada masing-masing pengukuran digunakan dua jenis resistor yaitu
resistor batu dan resistor cincin. Hasil yang diperoleh dari kedua pengukuran
tersebut menunjukkan persen kesalahan yang relatif kecil, halini dapat dilihat
bahwa perbandingan antara nilai harga pustaka hambatan yang diperoleh pada
pengukuran, dimana nilai dari keduanya tidak jauh berbeda.

Berdasarkan grafik hubungan antara hambatan arus dengan tegangan yang

diperoleh dapat disimpulkan bahwa percobaan ini sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa hambatan berbanding terbalik dengan arus dan berbanding

lurus dengan tegangan. Dimana semakin besar nilai hambatan yang digunakan
maka tegangannya juga semakin besar tetapi arusnya semakin kecil, begitupun

sebaliknya.

PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini yaitu:
Anaslisis statistic terhadap data terhadap pengukuran adalah pekerjaan
yang bisa sebab ini memungkinkan penentuan ketidakpastian hasil pengujian
akhir secara analisis. Hasil dari suatu pengukuran dengan metode tertentu dapat
diramalkan berdasarkan data contoh (sampel data) tanpa memiliki informasi
(keterangan) yang lengkap mengenai semua factor-faktor gangguan. Agar cara-
cara statistic dan keterangan yang diberikannya (interpretasi bermanfaat),
biasanya diperlukan sejumlah pengukuran yang banyak. Juga dalam hal ini,
kesalahan-keslahan sistematis sangat kecil disbanding terhadap kesalahan-
kesalahan acak, sebab pengerjaan data secara statistic tidak dapat menghilangkan
suatu prasangka tertentu yang selalu terdapat dalam semua pengukuran.

Untuk mengukur kesalahan dalam pengukuran hambatan digunakan

persamaan sebagai berikut:

% Kesalahan = ¿ ×100 % (2)

Pada pengukuran kesalahan hambatan secara langsung digunakan resistor

dengan nilai hambatan pustaka yang diketahui kemudian mengukur hambatannya

dengan meggunkan ohmmeter atau multimeter untuk menentukan hambatan

terukurnya.

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2007. Reliabilitas dan Validitas Edisi 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bird, Tony, 1993, Kimia Fisik Untuk Universitas, Jakarta: PT Gramedia,
Dr. Soedjara, Sapcie. Dr Osamu, Mishino. 1994. Pengukuran dan Alat-alat Ukur
Lisrtik. PT. Pradinya Paramita : Jakarta.
Mismail, Bidiono. 1981. Rangkaian listrik. Universitas Brawijaya : Malang.
Naga, D. 1992. Measurement and Statistic for Teacher. New York: Rothledge
Taylor dan Prancis.

Anda mungkin juga menyukai