Page 1
dibubuhiangka. Jadi tiap alat ukur memiliki NST yaitu nilai dari jarak antara dua
goresan terdekat.
NST dengan nonius = 1/n (NST tampa nonius)
Atau
NST alat = Nilai SU/Jml. Skala Nonius
2. Ketidak pastian pengukuran
Ada tiga sumber utama yang menimbulkan ketidakpastian pengukuran, yaitu:
a. Ketidakpastian Sistematik
Ketidakpastian sistematik bersumber dari alat ukur yang digunakan atau
kondisi yang menyertai saat pengukuran. Bila sumber ketidakpastian adalah alat
ukur, maka setiap alat ukur tersebut digunakan akan memproduksi ketidakpastian
yang sama. Yang termasuk ketidakpastian sistematik antara lain:
Ketidakpastian Alat
Ketidakpastian ini muncul akibat kalibrasi skala penunjukkan angka pada alat
tidak tepat, sehingga pembacaan skala menjadi tidak sesuai dengan yang
sebenarnya. Misalnya, kuat arus listrik yang melewati suatu beban sebenarnya 1,0
A, tetapi bila diukur menggunakan suatu Ampermeter tertentu selalu terbaca 1,2
A. Untuk mengatasi ketidakpastian alat, harus dilakukan kalibrasi setiap alat
tersebut dipergunakan.
Page 2
pengukuran
ini
muncul
akibat
dari
waktu
pengukuran
(pengambilan data) tidak bersamaan dengan saat munculnya data yang seharusnya
diukur, sehingga data yang diperoleh bukan data yang sebenarnya. Misalnya, kita
ingin mengukur periode getar suatu beban yang digantungkan pada pegas dengan
menggunakan stopwatch. Selang waktu yang kita ukur sering tidak tepat karena
terlalu cepat atau terlambat menekan tombol stopwatch saat kejadian berlangsung.
b. Ketidakpastian Random
Ketidakpastian random umumnya bersumber dari gejala yang tidak mungkin
dikendalikan secara pasti atau tidak dapat diatasi secara tuntas. Gejala tersebut
umumnya merupakan perubahan yang sangat cepat dan acak hingga pengaturan atau
pengontrolannya di luar kemampuan kita. Misalnya:
Page 3
Getaran landasan. Alat yang sangat peka (misalnya seismograf) akan melahirkan
ketidakpastian karena gangguan getaran landasannya,
Radiasi latar belakang. Radiasi kosmos dari angkasa dapat mempengaruhi hasil
pengukuran alat pencacah, sehingga melahirkan ketidakpastian random.
Gerak acak molekul udara. Molekul udara selalu bergerak secara acak (gerak
Brown), sehingga berpeluang mengganggu alat ukur yang halus, misalnya mikrogalvanometer dan melahirkan ketidakpastian pengukuran.
c. Ketidakpastian Pengamatan
Ketidakpastian pengamatan merupakan ketidakpastian pengukuran yang
bersumber dari kekurangterampilan manusia saat melakukan kegiatan pengukuran.
Misalnya: metode pembacaan skala tidak tegak lurus (paralaks), salah dalam
membaca skala, dan pengaturan atau pengesetan alat ukur yang kurang tepat.
3. Alat ukur dasar
a. Jangka sorong
Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang memilki bentuk seperti
gambar dibawah ini, yang dapat digunakan untuk menentukan dimensi dalam,
luar dan kedalaman benda uji. Jangka sorong dapat meningkatkan akurasi
pengukuran hingga 1/20 mm karena memilikiskala 1 mm = 20 skala nonius.
Page 4
Gambar. 1Jangkasorong
Ada tiga fungsi pengukuran panjang yang memiliki jangka sorong, yaitu :
1. Pengukuranpanjangbagianluarbenda.
2. Pengukuranpanjangbagianronggadalambenda.
3. Pengukurankedalamanlubangdalambenda
b. Mikrometerskrup.
Mikrometer skrup dipergunakan untuk mengukur panjang benda yang memiliki
ukuran maksimum sekitar 2,50 cm, dan bentuk mikrometerskrup di tunjukkan
pada gambar
Page 5
Gambar. 2 MikrometerSekrup
Benda yang diukur panjangnya dijepitan tara bagia A dan B. Untuk menggerakkan
bagian B, anda harus memutar skrup bagian C.
c. Spherometer
Seperti halnya dengan mikrometer, maka spherometer juga mempunyai dua
bagian skala yaitu skala vertikal (SV) sebagai skala utama dan skala horizontal
(SH) sebagai skala noniusnya. Cara menentukan NST-nya sama dengan
mikrometer dan mistar geser. Pada umumnya NST skala vertikal = 1 mm dan
jumlah skala horizontalnya = 100 skala.
1
100
(1 mm) = 0,01 mm
Page 6
Ohauss 310 gram, 311 gram, dan 2610 gram. Cara menentukan hasil pengukuran
dari neraca ohauss 311 dan 2610 gram sama saja yaitu dengan menjumlahkan
penunjukan
masing-masing
lengannya.
Oleh
karena
itu
sebelum
Page 7
Page 8
Setelah dilakukan pengukuran dalam percobaan alat ukur dasar diperoleh data
sebagai berikut :
1) Hasil Pengamatan
a. Pengukuran Besaran suhu
Tabel 1.1 : Pengukuran Besaran Suhu dengan Termometer (Pengukuran Tunggal)
NST Termometer =...........(oC)
Penunjuka
Alat Ukur
Termometer
n skala
Hasil pengukuran
temperatur
air
dingin
............ oC
.........skala
Penunjuka
n skala
.........skala
Hasil pengukuran
temperatur
air
panas
............ oC
Termometer
Penunjuka
n skala
Hasil pengukuran
temperatur air
Penunjukan
Hasil pengukuran
skala
temperatur air
.........skala
dingin
1. ............. oC
.........skala
panas
1. ....... oC
.........skala
2. ............. oC
.........skala
2. ....... oC
.........skala
3. ............. oC
.........skala
3. ....... oC
Penunjukan
Skala
SU = .......skala
diameter tabung
kedalaman tabung
.................mm
.................mm
SN = ........kala
pengukuran
Alat Ukur
Hasil pengukuran
Penunjukan skala
1.
SU
diameter tabung
= .................mm
Hasil pengukuran
kedalaman tabung
.................mm
......skala
SN = ..... skala .................mm
2.
Jangka Sorong
SU
.................mm
......skala
.................mm
.................mm
SN = ......skala
3.
SU
......skala
SN = .....skala
Tabel 1.5 : Pengukuran Besaran Panjang Dengan Spherometer (Pengukuran Tunggal)
NST Spherometer =...........mm.
Alat Ukur
Spherometer
Penunjukan skala
SU = .......... skala
SN = .......... skala
Penunjukan skala
1.
SU
.........skala
SN = .........skala
2.
Spherometer
SU
.........skala
.................mm
SN = .........skala
3.
SU
.................mm
.........skala
SN = .........skala
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 10
Penunjukan skala
SM = ....... skala
SP = ........ skala
Penunjukan skala
1. SM = ..... skala
SP = ..... skala
Mikrometer sekrup
2.
SM = ..... skala
.................mm
SP = ..... skala
3.
SM = ..... skala
.................mm
SP = ..... skala
c. Pengukuran Besaran Massa
Tabel 1.9 : Penentuan Nilai Skala Terkecil dan Kesalahan Titik Nol (KTN)
Alat Ukur
Neraca Ohauss 311 gr
Hasil pengukuran
massa anak timbangan
.................gram
Hasil pengukuran
massa anak timbangan
................. gram
................. gram
................. gram
=........detik.
Penunjukan
Hasil pengukuran
Periode ayun
Stopwatch
skala
............ skala
(T=t/n)
............detik
=.......detik.
Stopwatch
Penunjukan
Hasil
skala
1. ........... skala
(T=t/n)
...........detik
2. ........... skala
...........detik
...........detik
3. ........... skala
...........detik
...........detik
= ........... V
Alat Ukur
Voltmeter
Tegangan
Penunjukan skala
Skala atas Skala
Baterai
1 baterai
2 baterai
.... skala
.... skala
bawah
.... skala
.... skala
.... V
.... V
= ..............V
Alat Ukur
Tegangan
Baterai
Penunjukan skala
Skala atas Skala
bawah
1 baterai
Voltmeter
1 baterai
1 baterai
.... skala
.... skala
.... V
.... V
.... skala
.... skala
.... V
.... V
.... skala
.... skala
.... skala
.... skala
.... V
.... V
.... V
.... V
.... skala
.... skala
.... V
.... V
.... skala
.... skala
.... skala
.... skala
.... V
.... V
.... V
.... V
.... skala
.... skala
.... V
.... V
.... skala
.... skala
.... V
.... V
= ..............A
= ........... V
= ........... V
Alat Ukur
Amperemeter
Tegangan
Penunjukan skala
baterai
Skala
Skala
1 baterai
2 baterai
atas
.... skala
.... skala
bawah
.... skala
.... skala
Hasil
pengukuran
tegangan
Skala atas
Skala
.... V
.... V
bawah
.... V
.... V
Alat Ukur
Tegangan
Penunjukan skala
Hasil
pengukuran
tegangan
Skala atas
Skala
Baterai
Skala
Skala
1 baterai
atas
.... skala
bawah
.... skala
.... V
bawah
.... V
.... skala
.... skala
.... V
.... V
.... skala
.... skala
.... skala
.... skala
.... V
.... V
.... V
.... V
Amperemeter
1 baterai
1 baterai
.... skala
.... skala
.... V
.... V
.... skala
.... skala
.... skala
.... skala
.... V
.... V
.... V
.... V
.... skala
.... skala
.... V
.... V
.... skala
.... skala
.... V
.... V
TUGAS PENDAHULUAN
1) Jelaskan pengertian pengukuran tunggal dan pengukuran berganda!
2) Jelaskan mengapa suatu pengukuran selalu dihinggapi ketidakpastian!
3) Jelaskan pengertian istilah berikut ini:
a. Ketidakpastian sistematik
d. Skala Nonius
b. Ketidakpastian acak/rambang
e. Precision
f. Sentivitas
d. Skala Utama
g. Accuracy
GAYA GESEKAN
A. Tujuan Percobaan
Menginterpretasikan hukum-hukum Newton dan penerapannya pada gerak benda.
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 19
Gaya gesekan memegang peranan yang cukup besar dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, minyak pelumas pada mesin dapat mengurangi gesekan antara bagian-bagian
yang dapat bergerak sehingga menyebabkan mesin tidak aus. Gaya gesekan dibagi
menjadi dua yaitu:
1. Gaya gesekan statis.
Gaya gesekan statis gaya gesekan yang timbul antara dua permukaan benda
yang diam atau tidak ada gerak relatif satu terhadap yang lain. Gaya gesekan statis (F s)
maksimal sebanding dengan gaya normal. Nilai perbandingannya disebut koefisien
gesekan statis dengan simbol s. Jadi gaya gesek statis memiliki harga nol sampai
maksimal yang diberikan oleh s.N
Jika fs menyatakan besar gaya gesekan statik maksimum, maka :
fs
N
(1)
s
Dengan
fk
N
(2)
1 buah.
2. Katrol meja
1 buah.
3. Balok kasar
1 buah.
4. Balok licin
1 buah.
5. Beban @ 50 gram
3 buah
6. Tali / benang
secukupnya.
7. Papan landasan.
D. PROSEDUR KERJA
1. Gaya tarik terhadap keadaan benda.
Sediakan alat-alat dan rangkailah seperti gambar berikut :
Neraca pegas
Balok
Tali
Meja
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 22
Katrol
Tarik pegas pelan-pelan dengan gaya kecil. Perhatikan penunjukan neraca pegas, apa
yang terjadi pada balok ?. Perbesar gaya tarik sambil memperhatikan keadaan balok.
Lakukan hal ini hingga balok tepat akan bergerak. Pada keadaan ini perhatikan
penunjukan neraca pegas. Tarik terus sampai balok bergerak lurus beraturan,
perhatikan penunjukan neraca pegas. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
2 : Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan
Tambahkan beban di atas balok, lakukan seperti kegiatan 1.
Amati penunjukan neraca pegas pada saat balok tepat akan bergerak dan pada saat
balok bergerak lurus beraturan. Lakukan beberapa kali dengan mengubah-ubah
penambahan beban diatas balok. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
E. TABEL PENGAMATAN
1 : Gaya tarik terhadap keadaan benda.
Tabel 2.1 : Hubungan antara gaya tarik terhadap keadaan benda
NST Alat
: ....... N
Gaya normal
:........ N
No
1
2
3
Keadaan benda
Diam
Tepat akan bergerak
Bergerak
: ....... N
No
..........
..........
..........
..........
Keadaan benda
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
: ....... N
Gaya normal
: ........ N
Permukaan benda
I
II
Keadaan balok
..........
..........
..........
..........
Diam
Tepat akan bergerak
GLB
Diam
III
IV
VI
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
F. TUGAS PENDAHULUAN
1.
2.
3.
4.
5.
GERAK HARMONIK
A. Tujuan Percobaan
Yang menjadi tujuan percobaan dalam percobaan alat ukur dasar adalah sebagai berikut :
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 25
1. Mengamati gerak harmonik pada getaran pegas dan Ayunan bandul sederhana
2. Menentukan kaitan konsep gaya pegas dengan sifat elastisitas bahan
3. Mempelajari hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas.
4. Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi gerak ayunan bandul
5. mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi besarnya periode ayunan.
6. mempelajari pengaruh panjang tali (l), massa (m) dan simpangan terhadap ayunan
suatu ayunan sederhana.
7. menentukan besarnya percepatan gravitasi bumi dan konstanta pegas
B. Kajian Teori
Sebuah bandul
adalah
sebuah
benda
yang
yang
menyebabkan
bekerja
bandul
pada
bandul
mengayun
itu
ke
akan
asalnya
(kedudukan setimbangnya).
Besarnya gaya pemulihan F (yang menyebabkan
bandul mengayun ke kedudukan seimbangnya)
adalah F = -w sin atau F = m.g.sin .
Gambar 1: Ayunan bandul
Secara matematis dapat dibuktikan bahwa periode bandul sederhana itu adalah :
T 2
l
g
.(pers. 4.1)
Jika suatu bahan dapat meregang atau menyusut karena pengaruh gaya dari luar
dan dapat kembali ke keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya dihilangkan,maka
keadaan tersebut dikatakan mempunyai sifat elastis (misalnya pegas).
F = - k. x, dimana
gaya
penyebabnya.Pada
saat
pegas
1 buah.
1 buah
100 cm
4. Statif + Klem
1 set
5. Beberapa beban
10 buah
6. Kertas grafik
secukup
5 buah.
8. Pengait bandul
1 buah
9. Benang / tali
secukupnya
ukuran150 cm
11. Stopwatch
1 buah
1 buah.
1 buah.
D. Prosedur kerja
1. Analisis periode Getaran (T)
a. Pilih salah satu pegas yang telah disediakan, timbang massa pegas yang akan
dicari harga konstantanya (M), perhatikan posisi skala nol neraca sebelum
penimbangan dilakukan, usahakan tidak terjadi kesalahan paralaks.
b. Gantungkan beban bersama pegas pada statif usahakan pegas tidak bersinggungan
dengan penggaris.
2. Elastisitas
a. Pilih salah satu pegas yang telah disediakan, timbang massa pegas yang akan dicari
harga konstantanya (M), perhatikan posisi skala nol neraca sebelum penimbangan
dilakukan, usahakan tidak terjadi kesalahan paralaks .
b. Gantungkan penggaris bersama pegas pada statif usahakan pegas tidak
bersinggungan dengan penggaris.
c. Ukur dan catat panjang awalnya ketika belum dibebani, usahakan hindari kesalahan
paralaks.
d. Bebani pegas dengan beban gantung yang telah diketahui massanya, kemudian ukur
dan catat massa beban gantung dan panjang pegas pada keadaan itu.
e. Ulangi langkah d). sebanyak 6 kali dengan penambahan beban gantung (usahakan
penambahan beban gantung dengan massa beban gantung yang terkecil
5 gr, 10
dengan menekan stopwatch, hitung 10 kali ayunan (n) dan tepat pada hitungan ke
10 matikan stopwatch . Catat waktu 10 ayunan tersebut (t) sehingga diperoleh
periode
i. Ulangi langkah 4 diatas dengan simpangan
10 cm dan simpangan
15 cm.
j. Lakukan langkah 4) sampai 5) di atas sebanyak 10 kali ayunan (n) dengan massa
yang berbeda-beda, panjang tali tali tetap, dan simpangan tetap
k. Lakukan langkah 4) sampai 6) di atas sebanyak 10 kali ayunan dengan panjang tali
tali berbeda-beda, massa tetap dan simpangan tetap.
E. Tabel Pengamatan
1. Tabel 1 : Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
Panjang mula (Lo) =..........cm;
g = ..........cm/s2
Massa beban
Lakhir
L (cm)
F=m.g
(gram)
...........
(cm)
...........
...........
(gr.cm/s)
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
NO
Amplitudo
(A dalam cm)
...........
Waktu
(t dalam s)
...........
Periode
T= t/n (s)
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
Percobaan ke
Massa
(m dalam gram)
...........
Waktu
(t dalam s)
...........
Periode
T= t/n (s)
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
Percobaan ke
4
...........
...........
...........
4. Hubungan panjang tali dengan periode
Tabel 4 : Pengukuran Periode dengan Panjang Tali Yang Berbeda-beda
A = ..........cm;
m = ......gram;
n = ......kali
g = .........cm/s2
Periode dalam
Percobaan ke
Waktu
(t dalam s)
Periode dalam
T= t/n (s)
l
g
T=
(s)
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
...........
F. TUGAS PENDAHULUAN
1) Jelaskan yang dimaksud dengan gaya harmonik!
l
2) Buktikan persamaan T =2 g
3) Jelaskan yang dimaksud dengan elastisitas dan berikan contohnya!
4) Konsep/hukum apakah yang mendasari percobaan elastisitas? Tuliskan bunyi
konsep/hukum tersebut?
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 30
PRINSIP ARCHIMEDES
A. Tujuan Percobaan
A. Mampu memahami hukum Archimedes dan menerapkannya dalam menghitung
kerapatan zat cair
B. menentukan massa jenis zat cair dengan menggunakan piknometer.
C. menentukan massa jenis zat cair dengan menggunakan prinsip Archimedes
D. Menyelidikki hubungan gaya ke atas dengan berat zat cair yang dipindahkan
E. Merumuskan bunyi hukum Archimedes
B. Kajian Teori
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 31
Gaya yang dilakukan oleh zat cair pada suatu permukaan harus selalu
mempunyai arah tegak lurus permukaan, maka dalam membahas gaya dalam fluida
dipergunakan besaran fisis skalar yang disebut tekanan yang didefinisikan sebagai besar
gaya normal per satuan luas. Satuan tekanan adalah N/m2, dyne/cm2, atau Pascal (Pa)
Massa jenis
seperti temperature fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida tersebut. Massa jenis
suatu fluida didefinisikan sebagai massa fluida persatuan volume
m
V
Dengan m adalah massa fluida dan V adalah volumenya. Satuan SI massa jenis
adalah Kg/m3. Kadang-kadang massa jenis dinyatakan dalam satuan gr/cm 3, Untuk
mengukur massa jenis zat cair dapat dilakukan dengan cara seperti berikut ini :
1. Piknometer.
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair
adalah dengan menggunakan piknometer. Apal ini terdiri dari botol gelas yang kecil
dengan sumbat gelas bersaluran kecil. Apabila botol gelas diisi dengan zat cair hingga
penuh kemudian sumbatnya dipasang, maka zat cair tersebut naik melalui saluran kecil
hingga ada zat cair yang menetes keluar.
Untuk menentukan massa jenis zat cair maka diperlukan zat cair sebagai
pembandingnya, misalnya adalah air. Adapun caranya adalah sebagai berikut :
a.
b.
Piknometer diisi air hingga penuh dan disumbat dengan sumbatnya hingga
ada air yang menetes.
c.
Piknometer yang berisi air ini ditimbang kembali dan misalkan massanya
adalah M1. jika masssa jenis zat air adalah 1 gr/cm3, maka volume air dalam
piknometer adalah :
Va = (M1 M0) cm3
d.
(6.2)
Selanjutnya jika piknometer tersebut, diisi dengan zat cair lain dan ditimbang
seperti uraian di atas, maka dengan mudah dapat ditentukan massa jenis zat cair
tersebut yaitu :
(M 2 M 0 )
(M 1 M 0 )
(6.3)
F f gV
(6.4)
Hasil ini pertama kali dikemukakan oleh Archimedes, dan disebut Prinsip
Archimedes yang berbunyi sebagai berikut : Setiap benda yang terendam seluruhnya
ataupun sebagian di dalam fluida mendapat gaya apung yang berarah ke atas, yang
besarnya adalah sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.
Misalkan sebuah benda yang tidak teratur bentuknya, bila ditimbang di udara
beratnya adalah Wb akan tetapi bila ditimbang dalam fluida beratnya seakan-akan
menjadi Wf , maka besarnya rapat massa fluda dapat adalah:
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 33
Wb W f
gVb
Konsep tentang kepadatan (berat per volume unit) dari sesuatu benda sebagai
lawan berat keseluruhan sesuatu obyek tampaknya sudah diketahui sebelum Archimedes
dan mahkota (cerita tentang dia melompat dari tempat mandinya dan berlari-lari
sepanjang jalan sambil teriak "Eureka"), apa yang ditemukan Archimedes bukanlah
barang baru melainkan sekedar pemakaian terang-terangan dari konsep yang sudah
dikenal terhadap sesuatu masalah spesifik
Hukum Archimedes : "Jika suatu benda dicelupkan ke dalam sesuatu zat cair,
maka benda itu akan mendapat tekanan keatas yang sama besarnya dengan beratnya zat
cair yang terdesak oleh benda tersebut".
FA = g V
Keterangan:
FA = gaya archimedes (N)
sebagainya.
Mister biasa
Silinder ukur
Gelas kimia
Tabung pancuran
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
secukupnya
secukupnya
secukupnya.
secukupnya
secukupnya
secukupnya
D. Prosedur Kerja
Untuk menentukan massa jenis zat cair, cara yang dapat ditempuh yaitu :
a. Dengan menggunakan Piknometer.
Adapun langkah-langkah kerjanya adalah sebagai berikut :
a. Bersihkan piknometer dari zat cair yang melekat baik pada botol maupun
penutupnya.
b. Kemudian timbanglah piknometer kosong beserta penutupnya (M0).
c. Isilah piknometer kosong dengan air (aquades) hingga penuh dan tutup dengan
penutupnya dan bersihkan tetesan air di piknometer.
d. Timbanglah piknometer yang berisi air tersebut kembali dengan neraca Ohauss (M 1).
Catat hasil pengukurannya.
e. Bersihkan kembali piknometer seperti kegiatan a, lalu isilah dengan zat cair lain
(spritus), kemudian timbang (M2) dan catat hasil pengukurannya.
f. Ulangi percobaan e untuk zat cair lain (gliserin)
2. Dengan menggunakan prinsip Archimedes.
Adapun langkah-langkah kerjanya adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Ulangi kegiatan ini untuk zat cair lain (spritus dan gliserin).
E. Tabel Pengamatan
1. Percobaan Piknometer
a. Sebagai Zat Pembanding (air).
-
= ...... gram
= ...... gram
= ..... gram.
= ..... gram.
= ....... gram
= ....... gram
= ....... gram
= ....... gram
= ........ gram
= ....... gram
= ....... gram
= ....... gram.
= ....... gram
= ....... gram
1.
F. TUGAS PENDAHULUAN
Jelaskan hukum Archimedes serta berikan contoh-contoh pemakaiannya
2. Bagaiman berat benda di udara jika dibandingkan dengan berat benda saat di air
dan di fluida lainnya ?
3. Buktikan persamaan
Wb W f
f
gVb
A. Tujuan
a. Memahami bahwa setiap fluida memiliki sifat kekentalan
b. Mengamati kekentalan suatu fluida
c. Mengamati adanya gaya gesekan akibat adanya kekentalan fluida
d. Menentukan koefesien kekentalan suatu fluida dengan menggunakan Hukum
Stokes.
B. Kajian Teori
Setiap fluida mempunyai kekentalan yang menimbulkan gesekan pada benda yang
bergerak di dalamnya. Untuk benda berbentuk bola dngan kecepatan v dalam fluida yang
kekentalannya , Stokes sudah meenentukan besarnya gaya gesek, dengan syarat :
a.
2 R g ( 0)
9 t
v=
[1eks
]
2
9
2 R
Untuk waktu t sesudah berlangsung lama, yakni setelah terjadi kesetimbangan diantara
gaya-gaya yang bekerja, maka faktor eksponinsial dalam persamaan (7.2) di atas dapat
diabaikan. Jadi kecepatan turun bola dalam fluida akan tetap besarnya yakni :
v=
2 R2 g ( 0)
9
D. PROSEDUR KERJA
1 : Hubungan Antara Jarak Tempuh Bola Pejal Dengan Waktu Tempuh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
Ukur massa dan jari-jari masing-masing bola (masingmasing cukup satu kali pengukuran).
3.
4.
E. HASIL PENGAMATAN
1 : Hubungan antara jarak tempuh dengan waktu tempuh
Massa jenis gliserin
=..gr/cm3
=..gram
=..cm
NO
1
30
40
50
60
70
80
90
0
Massa jenis gliserin (
Jarak tempuh
=..gr/cm3
=..cm
Jejari Bola
Pejal (cm)
..
Massa bola
pejal (gram)
..
Volume
(gram/cm3)
..
..
..
..
(gram/cm )
..
Waktu
(s)
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
NO
bola pejal
Catatan : Massa jenis bola pejal dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
m
V
F. PERTANYAAN/TUGAS
1. Tuliskan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar persamaan Stokes dapat berlaku
2. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan:
a. Aliran fluida laminar
b. Aliran fluida turbulen
3. Jelaskan gaya-gaya yang bekerja pada sebuah bola kecil yang jatuh pada fluida
KALOR LEBUR ES
A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan kalor lebur es
2. Menentukan tetapan nilai konstanta lebur dari es
3. Membandingkan data hasil percobaan kalor lebur es dengan teori
yang ada
B. Kajian Teori
Air dapat mengalami perubahan fase dalam tiga bentuk, yaitu;
padat, cair dan gas. Untuk setiap jenis fase ini respon hubungan kalor
dan temperaturnya berbeda-beda.
Dapat kita tafsirkan dari mulai titik w sampai x es menerima kalor
dengan kenaikan temperatur yaitu yang dikenal dengan proses
pemanasan sensible. Pada daerah ini jumlah kalor sebanding dengan
kenaikan temperatur (sensible kedua). Pada saat y (100 0C), air mulai
mendidik dan temperatur pendidihan tetap konstan (kalor laten
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 47
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
secukupnya
secukupnya
D. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum seperti yang terlihat dalam
gambar
Simbol
Mb
Mk+a
ma = mk+a = mk
Mk+a+e
mes = mk+a+e mk+a
to
t1
t2
C
F. TUGAS PENDAHULUAN
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 49
Satuan
G
G
G
G
G
0
c
0
c
0
c
0
c
Nilai
d. Kalor Laten
b. Kalor Jenis
c. Kalor Uap/Didih