Anda di halaman 1dari 50

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

ALAT UKUR DASAR


A. Tujuan Percobaan
Yang menjadi tujuan percobaan dalam percobaan alat ukur dasar adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara menentukan NST (Nilai Skala Terkecil) dari alat ukur ?
2. Untuk mengetahui fungsi, penggunaan, dan penetuan hasil pengukuran dari alat ukur
dasar.
3. Mampu Menggunakan termometer laboratorium sebagai alat ukur besaran suhu.
4. Mampu Menggunakan Mistar, Jangka sorong, Spherometer dan Micrometer sekrup
sebagai alat ukur besaran panjang
5. Mampu Menggunakan Stopwach sebagai alat ukur besaran waktu.
6. Mampu Menggunakan Neraca Ohauss sebagai alat ukur besaran Massa.
7. Mampu Menggunakan Basic meter sebagai alat ukur besaran listrik.
B. Kajian Teori
1. Pengukuran
Mengukur adalah membandingkan nilai besaran dengan nilai besaran sejenis
yang digunakan sebagai satuan. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur. Satuan
adalah sesuatu yang berfungsi sebagai pembanding pada suatu besaran. Atau satuan
adalah cara menuliskan/menyatakan nilai suatu besaran.
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya sudah didefinisikan terlebih
dahulu. Dalam Sistem Internasional (SI) terdapat 7 besaran pokok, Yaitu; Besaran
panjang (l) satuannya meter (m), massa (m) satuannya (kg), waktu (t) satuannya (s),
Suhu (T) satuannya (K), Intensitas Cahaya satuannya Candella (c).
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diperoleh dari besaran pokok.
Dapat dilihat dari satuannya. Apabila bukan dari ke-7 besaran pokok maka termasuk
besaran turunan. Misalnya Kecepatan, Usaha, luas, volume, percepatan, dan lain-lain.
Pengukuran dilakukan dengan alat ukur dan Setiap alat ukur memiliki nilai skala
terkecil (NST). Pada umumnya alat-alat ukur memiliki skala. Pada skala terdapat
goresan besar dan kecil. Goresan besar dibubuhi angka sedangkan goresan kecil tidak

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013

Page 1

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

dibubuhiangka. Jadi tiap alat ukur memiliki NST yaitu nilai dari jarak antara dua
goresan terdekat.
NST dengan nonius = 1/n (NST tampa nonius)
Atau
NST alat = Nilai SU/Jml. Skala Nonius
2. Ketidak pastian pengukuran
Ada tiga sumber utama yang menimbulkan ketidakpastian pengukuran, yaitu:
a. Ketidakpastian Sistematik
Ketidakpastian sistematik bersumber dari alat ukur yang digunakan atau
kondisi yang menyertai saat pengukuran. Bila sumber ketidakpastian adalah alat
ukur, maka setiap alat ukur tersebut digunakan akan memproduksi ketidakpastian
yang sama. Yang termasuk ketidakpastian sistematik antara lain:

Ketidakpastian Alat
Ketidakpastian ini muncul akibat kalibrasi skala penunjukkan angka pada alat
tidak tepat, sehingga pembacaan skala menjadi tidak sesuai dengan yang
sebenarnya. Misalnya, kuat arus listrik yang melewati suatu beban sebenarnya 1,0
A, tetapi bila diukur menggunakan suatu Ampermeter tertentu selalu terbaca 1,2
A. Untuk mengatasi ketidakpastian alat, harus dilakukan kalibrasi setiap alat
tersebut dipergunakan.

Kesalahan Titik Nol


Ketidaktepatan penunjukkan alat pada skala nol juga melahirkan ketidakpastian
sistematik. Hal ini sering terjadi, tetapi juga sering terabaikan. Pada sebagian

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013

Page 2

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

besar alat umumnya sudah dilengkapi dengan skrup pengatur/pengenol. Bila


sudah diatur maksimal tetap tidak tepat pada skala nol, maka untuk mengatasinya
harus diperhitungkan selisih kesalahan tersebut setiap kali melakukan pembacaan
skala.

Waktu Respon Yang Tidak Tepat


Ketidakpastian

pengukuran

ini

muncul

akibat

dari

waktu

pengukuran

(pengambilan data) tidak bersamaan dengan saat munculnya data yang seharusnya
diukur, sehingga data yang diperoleh bukan data yang sebenarnya. Misalnya, kita
ingin mengukur periode getar suatu beban yang digantungkan pada pegas dengan
menggunakan stopwatch. Selang waktu yang kita ukur sering tidak tepat karena
terlalu cepat atau terlambat menekan tombol stopwatch saat kejadian berlangsung.

Kondisi Yang Tidak Sesuai


Ketidakpastian pengukuran ini muncul karena kondisi alat ukur dipengaruhi oleh
kejadian yang hendak diukur. Misal, mengukur nilai transistor saat dilakukan
penyolderan, atau mengukur panjang sesuatu pada suhu tinggi menggunakan
mistar logam. Hasil yang diperoleh tentu bukan nilai yang sebenarnya karena
panas mempengaruhi sesuatu yang diukur maupun alat pengukurnya.

b. Ketidakpastian Random
Ketidakpastian random umumnya bersumber dari gejala yang tidak mungkin
dikendalikan secara pasti atau tidak dapat diatasi secara tuntas. Gejala tersebut
umumnya merupakan perubahan yang sangat cepat dan acak hingga pengaturan atau
pengontrolannya di luar kemampuan kita. Misalnya:

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013

Page 3

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Fluktuasi pada besaran listrik. Tegangan listrik selalu mengalami fluktuasi


(perubahan terus menerus secara cepat dan acak). Akibatnya kalau kita ukur,
nilainya juga berfluktuasi. Demikian pula saat kita mengukur kuat arus listrik,

Getaran landasan. Alat yang sangat peka (misalnya seismograf) akan melahirkan
ketidakpastian karena gangguan getaran landasannya,

Radiasi latar belakang. Radiasi kosmos dari angkasa dapat mempengaruhi hasil
pengukuran alat pencacah, sehingga melahirkan ketidakpastian random.

Gerak acak molekul udara. Molekul udara selalu bergerak secara acak (gerak
Brown), sehingga berpeluang mengganggu alat ukur yang halus, misalnya mikrogalvanometer dan melahirkan ketidakpastian pengukuran.

c. Ketidakpastian Pengamatan
Ketidakpastian pengamatan merupakan ketidakpastian pengukuran yang
bersumber dari kekurangterampilan manusia saat melakukan kegiatan pengukuran.
Misalnya: metode pembacaan skala tidak tegak lurus (paralaks), salah dalam
membaca skala, dan pengaturan atau pengesetan alat ukur yang kurang tepat.
3. Alat ukur dasar
a. Jangka sorong
Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang memilki bentuk seperti
gambar dibawah ini, yang dapat digunakan untuk menentukan dimensi dalam,
luar dan kedalaman benda uji. Jangka sorong dapat meningkatkan akurasi
pengukuran hingga 1/20 mm karena memilikiskala 1 mm = 20 skala nonius.

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013

Page 4

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Gambar. 1Jangkasorong

Ada tiga fungsi pengukuran panjang yang memiliki jangka sorong, yaitu :
1. Pengukuranpanjangbagianluarbenda.
2. Pengukuranpanjangbagianronggadalambenda.
3. Pengukurankedalamanlubangdalambenda
b. Mikrometerskrup.
Mikrometer skrup dipergunakan untuk mengukur panjang benda yang memiliki
ukuran maksimum sekitar 2,50 cm, dan bentuk mikrometerskrup di tunjukkan
pada gambar

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013

Page 5

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Gambar. 2 MikrometerSekrup
Benda yang diukur panjangnya dijepitan tara bagia A dan B. Untuk menggerakkan
bagian B, anda harus memutar skrup bagian C.
c. Spherometer
Seperti halnya dengan mikrometer, maka spherometer juga mempunyai dua
bagian skala yaitu skala vertikal (SV) sebagai skala utama dan skala horizontal
(SH) sebagai skala noniusnya. Cara menentukan NST-nya sama dengan
mikrometer dan mistar geser. Pada umumnya NST skala vertikal = 1 mm dan
jumlah skala horizontalnya = 100 skala.

Jadi NST alat =

1
100

(1 mm) = 0,01 mm

Hasil pengukuran dapat ditentukan dengan membaca penunjukan skala horizontal


terhadap skala vertikal dan penunjukan skala vertikal terhadap skala horizontal.
c. Neraca Ohauss
Setiap benda tersusun dari materi. Jumlah materi yang terkandung dalam
masing-masing benda disebut massa benda. Massa diukur dengan neraca ohauss,
dan berat diukur dengan neraca pegas. Neraca ohauss dan neraca pegas termasuk
jenis neraca mekanik. Neraca ohauss terdiri dari 3 jenis yaitu masing-masing
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013

Page 6

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Ohauss 310 gram, 311 gram, dan 2610 gram. Cara menentukan hasil pengukuran
dari neraca ohauss 311 dan 2610 gram sama saja yaitu dengan menjumlahkan
penunjukan

masing-masing

lengannya.

Oleh

karena

itu

sebelum

menggunakannya, terlebih dahulu ditentukan NST masing-masing lengannya.


Neraca Ohauss 310 gram adalah neraca yang berlengan dua dan dilengkapi
dengan skala berputar sebagai skala nonius. Oleh karena itu neraca ini jauh lebih
teliti dari neraca 2610 dan 311 gram. Cara menentukan hasil pengukurannya
adalah dengan menjumlahkan pengukuran masing-masing lengan, skala berputar
dan penunjukan nonius. Cara menentukan NST-nya sama dengan mistar geser dan
mikrometer.
d. Stopwatch
Alat ini terdiri dari dua bagian skala yaitu skala detik (pada lingkaran luar)
dan skala menit pada lingkaran dalam. Cara menggunakan alat ini yaitu dengan
menekan tombol. Penekanan pertama jalan, penekanan kedua berhenti dan
penekanan ketiga kembaliketitik nol. Cara menentukan hasil pengukurannya ialah
dengan membaca penunjukan jarum menit dan jarum detiknya kemudian
dijumlahkan sebelum menggunakannya hitunglah NST skala menit dan detiknya.
e. Basic meter
Basic meter dapat digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial
(tegangan). Untuk mengukur kuat arus maka pada basic meter harus dipasang
shunt dan jika digunakan untuk mengukur tegangan maka pada basic meter harus
dipasangi multiplier. Sebelum menggunakan alat ini maka pertama-tama usahakan
agar jarumnya tepat menunjuk angka nol, dengan memutar sekrup pada bagian
atas alat, dengan demikian alat tidak mempunyai kesalahan titik nol, kemudian
NST-nya ditentukan dengan cara membagi batas ukur tertinggi dari multiplier dan
shunt yang digunakan dengan banyaknya skala kecil pada basic meter
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013

Page 7

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yangh digunakan dalam percobaan alat ukur dasar adalah sebagai
berikut :
a. Alat
1) Termometer
1 buah
7) Neraca Ohauss
1 buah
2) Mister biasa
1 buah
8) Basic meter
1 buah
3) Jangka sorong
1 buah
9) Gelas Ukur
1 buah
4) Micrometer sekrup
1 buah
10) Kasa
1 buah
5) Spherometer
1 buah
11) Power suplay
1 buah
6) Stopwach
1 buah
b. Bahan
1) Uang logam
6) Kabel
2) Air Dingin
7) Resistor
3) Beban
8) Pulpen
4) Tabung
9) Balok
5) Tali
D. Prosedur kerja
1. Pengukuran besaran suhu, panjang dan massa
a. Mengambil alat ukur yang digunakan kemudian menentukan nilai skala terkecil
(NST) dan Kesalahan titik Nol (KTN).
b. Melakukan pengukuran dengan teliti
c. Dalam melakukan pengukuran dengan thermometer menggunakan air dingin, dan
air panas.
d. Dalam pengukuran besaran panjang : jangka sorong digunakan untuk mengukur
diamemeter dan kedalaman tabung, micrometer sekrup untuk mengukur ketebalan,
Spherometer untuk mengukur ketebalan logam, dan mistar mengukur panjang
balok.
e. Untuk pengukuran besaran massa menggunakan bebanyang diukur menggunakan
Neraca Ohauss.
2. Pengukuran besaran waktu dan listrik
a. menentukan nilai skala terkecil (NST) dan Kesalahan titik Nol (KTN).
b. Melakukan pengukuran dengan teliti
c. Dalam melakukan pengukuran besaran waktu digunakan bandul.
d. Untuk pengukuran besaran listrik digunakan power suplay yang dirangkai dengan
sebuah resistor, sehingga diperoleh nilai tegangan dan arus listrik dalam rangkaian
tersebut.
E. Hasil dan Pembahasan
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013

Page 8

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Setelah dilakukan pengukuran dalam percobaan alat ukur dasar diperoleh data
sebagai berikut :
1) Hasil Pengamatan
a. Pengukuran Besaran suhu
Tabel 1.1 : Pengukuran Besaran Suhu dengan Termometer (Pengukuran Tunggal)
NST Termometer =...........(oC)
Penunjuka

Alat Ukur
Termometer

n skala

Hasil pengukuran
temperatur

air

dingin
............ oC

.........skala

Penunjuka
n skala
.........skala

Hasil pengukuran
temperatur

air

panas
............ oC

Tabel 1.2 : Pengukuran Besaran Suhu dengan Termometer (Pengukuran Berulang)


NST Termometer =...........(oC).
Alat Ukur

Termometer

Penunjuka
n skala

Hasil pengukuran
temperatur air

Penunjukan

Hasil pengukuran

skala

temperatur air

.........skala

dingin
1. ............. oC

.........skala

panas
1. ....... oC

.........skala

2. ............. oC

.........skala

2. ....... oC

.........skala

3. ............. oC

.........skala

3. ....... oC

b. Pengukuran Besaran Panjang


Tabel 1.3 : Pengukuran Besaran Panjang dengan Jangka Sorong (Pengukuran Tunggal)
NST Jangka sorong =...........mm.
Alat Ukur
Jangka Sorong

KTN Jangka sorong =...........mm

Penunjukan

Hasil pengukuran Hasil

Skala
SU = .......skala

diameter tabung

kedalaman tabung

.................mm

.................mm

SN = ........kala

pengukuran

Tabel 1.4 : Pengukuran Besaran Panjang dengan Jangka Sorong (Pengukuran


Berulang)
NST Jangka sorong =...........mm.
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013

KTN Jangka sorong =...........mm


Page 9

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Alat Ukur

Hasil pengukuran

Penunjukan skala
1.

SU

diameter tabung
= .................mm

Hasil pengukuran
kedalaman tabung
.................mm

......skala
SN = ..... skala .................mm
2.
Jangka Sorong

SU

.................mm

......skala

.................mm

.................mm

SN = ......skala
3.

SU

......skala
SN = .....skala
Tabel 1.5 : Pengukuran Besaran Panjang Dengan Spherometer (Pengukuran Tunggal)
NST Spherometer =...........mm.
Alat Ukur
Spherometer

KTN Spherometer =...........mm

Penunjukan skala
SU = .......... skala

Hasil pengukuran ketebalan uang logam


.................mm

SN = .......... skala

Tabel 1.6 : Pengukuran Besaran Panjang Dengan Spherometer (Pengukuran


Berulang)
NST Spherometer =...........mm.
Alat Ukur

Penunjukan skala
1.
SU

KTN Spherometer =...........mm


=

Hasil pengukuran ketebalan uang logam


.................mm

.........skala
SN = .........skala
2.
Spherometer

SU

.........skala

.................mm

SN = .........skala
3.

SU

.................mm

.........skala
SN = .........skala
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 10

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Tabel 1.7 : Pengukuran Besaran Panjang dengan Mikrometer Sekrup (Pengukuran


Tunggal)
NST Mikrometer sekrup =...........mm.
C Alat Ukur
Mikrometer sekrup

KTN Mikrometer sekrup =...........mm

Penunjukan skala
SM = ....... skala
SP = ........ skala

Hasil pengukuran tebal plat


.................mm

Tabel 1.8 : Pengukuran Besaran Panjang Dengan Mikrometer Sekrup (Pengukuran


Berulang)
NST Mikrometer sekrup =...........mm.
Alat Ukur

KTN Mikrometer sekrup =...........mm

Penunjukan skala
1. SM = ..... skala

Hasil pengukuran tebal plat


.................mm

SP = ..... skala
Mikrometer sekrup

2.

SM = ..... skala

.................mm

SP = ..... skala
3.

SM = ..... skala

.................mm

SP = ..... skala
c. Pengukuran Besaran Massa
Tabel 1.9 : Penentuan Nilai Skala Terkecil dan Kesalahan Titik Nol (KTN)
Alat Ukur
Neraca Ohauss 311 gr

Nilai Skala Terkecil


(NST)
.................gram

Kesalahan Titik Nol


.................gram

Tabel 1.10 : Pengukuran Besaran Massa dgn Neraca (Pengukuran Tunggal)


Alat Ukur
Neraca Ohauss 311 gram

Penunjukan skala tiap


lengan
Lengan 1 =...... Skala

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 11

Hasil pengukuran
massa anak timbangan
.................gram

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Lengan 2 =...... Skala


Lengan 3 =...... Skala
Lengan 4 =...... Skala

Tabel 1.11 : Pengukuran Besaran Massa Dengan Neraca (Pengukuran Berulang)


Alat Ukur

Penunjukan skala tiap


lengan
1. Lengan 1 =...... skala
Lengan 2 =...... skala
Lengan 3 =...... skala

Hasil pengukuran
massa anak timbangan

................. gram

Lengan 4 =...... skala


2. Lengan 1 =...... skala
Lengan 2 =...... skala
Neraca Ohauss 311 gram

Lengan 3 =...... skala


Lengan 4 =...... skala

................. gram

3. Lengan 1 =...... skala


Lengan 2 =...... skala

................. gram

Lengan 3 =...... skala


Lengan 4 =...... skala
d. Pengukuran Besaran Waktu
Tabel 1.12 : Pengukuran besaran waktu dengan stopwatch (pengukuran tunggal)
NST stopwatch

=........detik.

NST stopclock =...........detik.

Panjang tali bandul = ..... cm;


Alat Ukur

Penunjukan

Hasil pengukuran

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 12

Periode ayun

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Stopwatch

skala
............ skala

waktu 10 kali ayun (t)


............detik

(T=t/n)
............detik

Tabel 1.13 : Pengukuran besaran waktu dengan stopwatch (pengukuran berulang)


NST stopwatch

=.......detik.

NST stopclock =...........detik

Panjang tali bandul = ......cm;


Alat Ukur

Stopwatch

Penunjukan

Hasil

pengukuran Periode ayun

skala
1. ........... skala

waktu 5 kali ayun


...........detik

(T=t/n)
...........detik

2. ........... skala

...........detik

...........detik

3. ........... skala

...........detik

...........detik

e. Pengukuran Besaran Listrik


Tabel 1.14 : Pengukuran besaran listrik dengan voltmeter (pengukuran tunggal)
NST Voltmeter skala atas

= ........... V

NST Voltmeter skala bawah = ........... V

Alat Ukur
Voltmeter

Tegangan

Penunjukan skala
Skala atas Skala

Baterai
1 baterai
2 baterai

.... skala
.... skala

bawah
.... skala
.... skala

Hasil pengukuran tegangan


Skala atas
Skala bawah
.... V
.... V

.... V
.... V

Tabel 1.15 : Pengukuran besaran listrik dengan voltmeter (pengukuran ganda)


Batas ukur yang dipakai

= ..............V

NST Voltmeter skala atas

= ........... V NST Voltmeter skala bawah = ........... V

Alat Ukur

Tegangan
Baterai

Penunjukan skala
Skala atas Skala
bawah

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 13

Hasil pengukuran tegangan


Skala atas
Skala bawah

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

1 baterai

Voltmeter

1 baterai

1 baterai

.... skala

.... skala

.... V

.... V

.... skala

.... skala

.... V

.... V

.... skala
.... skala

.... skala
.... skala

.... V
.... V

.... V
.... V

.... skala

.... skala

.... V

.... V

.... skala
.... skala

.... skala
.... skala

.... V
.... V

.... V
.... V

.... skala

.... skala

.... V

.... V

.... skala

.... skala

.... V

.... V

Tabel 1.16 : Pengukuran besaran listrik dengan amperemeter (pengukuran tunggal)


Batas ukur yang dipakai

= ..............A

NST Amperemeter skala atas

= ........... V

NST Amperemeter skala bawah

= ........... V

Alat Ukur

Amperemeter

Tegangan

Penunjukan skala

baterai

Skala

Skala

1 baterai
2 baterai

atas
.... skala
.... skala

bawah
.... skala
.... skala

Hasil

pengukuran

tegangan
Skala atas

Skala

.... V
.... V

bawah
.... V
.... V

Tabel 1.17 : Pengukuran besaran listrik dengan voltmeter (pengukuran ganda)


Batas ukur yang dipakai = ..............V

NST Voltmeter skala atas = ........... V

NST Voltmeter skala bawah = ........... V

Alat Ukur

Tegangan

Penunjukan skala

Hasil

pengukuran

tegangan
Skala atas

Skala

Baterai

Skala

Skala

1 baterai

atas
.... skala

bawah
.... skala

.... V

bawah
.... V

.... skala

.... skala

.... V

.... V

.... skala
.... skala

.... skala
.... skala

.... V
.... V

.... V
.... V

Amperemeter
1 baterai

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 14

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

1 baterai

.... skala

.... skala

.... V

.... V

.... skala
.... skala

.... skala
.... skala

.... V
.... V

.... V
.... V

.... skala

.... skala

.... V

.... V

.... skala

.... skala

.... V

.... V

TUGAS PENDAHULUAN
1) Jelaskan pengertian pengukuran tunggal dan pengukuran berganda!
2) Jelaskan mengapa suatu pengukuran selalu dihinggapi ketidakpastian!
3) Jelaskan pengertian istilah berikut ini:
a. Ketidakpastian sistematik

d. Skala Nonius

b. Ketidakpastian acak/rambang

e. Precision

c. Nilai Skala Terkecil (NST)

f. Sentivitas

d. Skala Utama

g. Accuracy

4) Jelaskan jenis-jenis kesalahan sistematik yang terjadi ada pengukuran!


5) Sebutkan kesalahan yang termasuk dalam ketidakpastian rambang/acak!
6) Klasifikasikan alat-alat ukur besaran fisika beserta fungsinya masing!

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 15

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 16

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 17

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 18

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

GAYA GESEKAN
A. Tujuan Percobaan
Menginterpretasikan hukum-hukum Newton dan penerapannya pada gerak benda.
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 19

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Membedakan koefisien gesekan statis dan gesekan kinetis


3. Mampu menjelaskan gaya berat dan gaya gesekan, serta aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya gaya gesekan
B. Kajian Teori
Setiap kali dua benda berinteraksi akibat kontak langsung (sentuhan) dari
permukaan-permukaan mereka, maka gaya-gaya interaksinya disebut sebagai gaya
kontak. Gaya normal dan gaya gesek kedua-duanya merupakan gaya kontak. Bila sebuah
benda massanya m, kita lepaskan dengan kecepatan awal Vo pada sebuah bidang
horizontal, maka benda itu akhirnya akan berhenti. Ini berarti di dalam gerakan benda
mengalami perlambatan, atau ada gaya yang menahan benda, gaya ini disebut gaya
gesekan. Besarnya gaya gesekan ditentukan oleh koefesien gesekan antar kedua
permukaan benda dan gaya normal. Besarnya koefesien gesekan ditentukan oleh
kekasaran permukaan bidang dan benda
Bila kita gambarkan dalam bentuk diagram bebasnya, diperlihat pada gambar 2.
Terlihat bahwa gaya gesek bekerja secara tangensial terhadap permukaan sentuh. Setiap
kali kita berikan tarikan (gaya)tetapi balok masih tetap dalam setimbang pada saat itu
pula besarnya tarikan sama dengan besarnya gesekan. Akan tetapi ada suatu nilai kritis di
mana balok tepat akan memulai bergerak yaitu yang disebut nilai batas gaya gesekan FL,
limiting friction force. FL, tak akan pernah melebihi FA dan jika bisa melebihi berarti
sudah bukan setimbang lagi.

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 20

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Gaya gesekan memegang peranan yang cukup besar dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, minyak pelumas pada mesin dapat mengurangi gesekan antara bagian-bagian
yang dapat bergerak sehingga menyebabkan mesin tidak aus. Gaya gesekan dibagi
menjadi dua yaitu:
1. Gaya gesekan statis.
Gaya gesekan statis gaya gesekan yang timbul antara dua permukaan benda
yang diam atau tidak ada gerak relatif satu terhadap yang lain. Gaya gesekan statis (F s)
maksimal sebanding dengan gaya normal. Nilai perbandingannya disebut koefisien
gesekan statis dengan simbol s. Jadi gaya gesek statis memiliki harga nol sampai
maksimal yang diberikan oleh s.N
Jika fs menyatakan besar gaya gesekan statik maksimum, maka :

fs
N

(1)

s
Dengan

adalah koefesien gesekan statik dan N adalah besar gaya normal.

2. Gaya gesekan kinetis


Gaya gesekan kinetis adalah Gaya gesekan yang timbul ketika benda sedang
bergerak, dan diberi simbol Fk. Makin besar gaya normal suatu benda maka makin
besar pula gaya gesekan kinetisnya. Jika fk menyatakan besar gaya gesekan kinetik,
maka :

fk
N

Untuk suatu harga F yang diberikan

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 21

(2)

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

1. Jika F < fs maka balok dalam keadaan diam.


2. Jika F = fs maka balok tepat saat akan bergerak.
3. Apabila Fase diperbesar lagi sehingga F > fs maka benda bergerak dan gaya
gesekan statis fs akan berubah menjadi gaya gesekan kinetis fk.
C. ALAT-ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Neraca pegas 0-5 N

1 buah.

2. Katrol meja

1 buah.

3. Balok kasar

1 buah.

4. Balok licin

1 buah.

5. Beban @ 50 gram

3 buah

6. Tali / benang

secukupnya.

7. Papan landasan.

D. PROSEDUR KERJA
1. Gaya tarik terhadap keadaan benda.
Sediakan alat-alat dan rangkailah seperti gambar berikut :

Neraca pegas
Balok

Tali

Meja
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 22

Katrol

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Gambar 2.2 Gaya gesekan dengan satu


beban

Tarik pegas pelan-pelan dengan gaya kecil. Perhatikan penunjukan neraca pegas, apa
yang terjadi pada balok ?. Perbesar gaya tarik sambil memperhatikan keadaan balok.
Lakukan hal ini hingga balok tepat akan bergerak. Pada keadaan ini perhatikan
penunjukan neraca pegas. Tarik terus sampai balok bergerak lurus beraturan,
perhatikan penunjukan neraca pegas. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
2 : Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan
Tambahkan beban di atas balok, lakukan seperti kegiatan 1.
Amati penunjukan neraca pegas pada saat balok tepat akan bergerak dan pada saat
balok bergerak lurus beraturan. Lakukan beberapa kali dengan mengubah-ubah
penambahan beban diatas balok. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

3 : Hubungan antara keadaan permukaan dengan gaya gesekan


Lakukan seperti kegiatan 1. Ganti permukaan meja atau balok yang lebih kasar/halus.
Amati penunjukan pegas. Pada saat balok tepat akan bergerak dan pada saat balok
bergerak lurus beraturan. Lakukan kegiatan ini beberapa kali dengan mengganti
permukaan meja atau balok yang lebih kasar/halus. Catat hasil pengamatan pada
tabel pengamatan.

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 23

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

E. TABEL PENGAMATAN
1 : Gaya tarik terhadap keadaan benda.
Tabel 2.1 : Hubungan antara gaya tarik terhadap keadaan benda
NST Alat

: ....... N

Gaya normal

:........ N

No
1
2
3

Gaya tarik (N)


........
........
........

Keadaan benda
Diam
Tepat akan bergerak
Bergerak

2 : Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan


Tabel 2.2 : Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesek
NST Alat

: ....... N

No

Gaya Normal (N)

..........

..........

..........

..........

Gaya gesek (N)

Keadaan benda

..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........

Tepat akan bergerak


GLB
Tepat akan bergerak
GLB
Tepat akan bergerak
GLB
Tepat akan bergerak
GLB

3 : Hubungan antara keadaan permukaan dengan gaya gesekan


Tabel 2.3 : Hubungan antara gaya gesek dengan gaya normal
NST Alat

: ....... N

Gaya normal

: ........ N

Permukaan benda
I
II

Gaya gesekan (N)

Keadaan balok

..........
..........
..........
..........

Diam
Tepat akan bergerak
GLB
Diam

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 24

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

III

IV

VI

..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........

Tepat akan bergerak


GLB
Diam
Tepat akan bergerak
GLB
Diam
Tepat akan bergerak
GLB
Diam
Tepat akan bergerak
GLB
Diam
Tepat akan bergerak
GLB

F. TUGAS PENDAHULUAN
1.

Apa yang dimaksud dengan gaya gesekan?

2.

Apakah besar gaya gesekan dari balok yang ditarik pada


permukaan bidang kasar dan licin sama?

3.

Pada permukaan yang bagaimanakah terjadi gesekan terkecil?

4.

Gambarkan gaya gaya yang bekerja pada keadaan balok


diam, tepat akan bergerak dan balok bergerak lurus beraturan ?

5.

Sebutkan beberapa manfaat dan kerugian dari gaya gesekan!

GERAK HARMONIK
A. Tujuan Percobaan
Yang menjadi tujuan percobaan dalam percobaan alat ukur dasar adalah sebagai berikut :
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 25

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

1. Mengamati gerak harmonik pada getaran pegas dan Ayunan bandul sederhana
2. Menentukan kaitan konsep gaya pegas dengan sifat elastisitas bahan
3. Mempelajari hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas.
4. Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi gerak ayunan bandul
5. mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi besarnya periode ayunan.
6. mempelajari pengaruh panjang tali (l), massa (m) dan simpangan terhadap ayunan
suatu ayunan sederhana.
7. menentukan besarnya percepatan gravitasi bumi dan konstanta pegas
B. Kajian Teori
Sebuah bandul

adalah

sebuah

benda

yang

digantungkan dengan sebuah tali seperti pada


gambar 1. Jika bandul itu ditarik ke samping
(perhatikan gambar di bawah), lalu dilepaskan, gaya
berat

yang

menyebabkan

bekerja
bandul

pada

bandul

mengayun

itu
ke

akan
asalnya

(kedudukan setimbangnya).
Besarnya gaya pemulihan F (yang menyebabkan
bandul mengayun ke kedudukan seimbangnya)
adalah F = -w sin atau F = m.g.sin .
Gambar 1: Ayunan bandul

Secara matematis dapat dibuktikan bahwa periode bandul sederhana itu adalah :
T 2

l
g
.(pers. 4.1)

Jika suatu bahan dapat meregang atau menyusut karena pengaruh gaya dari luar
dan dapat kembali ke keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya dihilangkan,maka
keadaan tersebut dikatakan mempunyai sifat elastis (misalnya pegas).

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 26

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Selama batas elastisitasnya belum terlampaui maka perpanjangan pegas


sebanding dengan gaya yang digunakan untuk memperpanjangkannnya, yang menurut
Hukum Hooke sebagai berikut :
F = k. x.
Dimana : k = konstanta gaya pegas
Sedangkan suatu pegas akan memberikan gaya
perlawanan atau reaksi sebesar :

F = - k. x, dimana

tanda (-) menunjukkan arah gaya yang berlawanan


dengan

gaya

penyebabnya.Pada

saat

pegas

diregangkan, maka dia juga akan mempunyai energi


potensial, yang disebut energi potensial pegas.
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yangh digunakan dalam percobaan alat ukur dasar adalah sebagai
berikut :
1. Pegas spiral

1 buah.

2. Neraca ohauss 311 gram

1 buah

3. Mistar plastik biasa

100 cm

4. Statif + Klem

1 set

5. Beberapa beban

10 buah

6. Kertas grafik

secukup

7. Beban bandul sederhana

5 buah.

8. Pengait bandul

1 buah

9. Benang / tali

secukupnya

10. Tiang berskala

ukuran150 cm

11. Stopwatch

1 buah

12. Penggaris (100 cm)

1 buah.

13. Neraca Ohauss 311 gram

1 buah.

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 27

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

D. Prosedur kerja
1. Analisis periode Getaran (T)
a. Pilih salah satu pegas yang telah disediakan, timbang massa pegas yang akan
dicari harga konstantanya (M), perhatikan posisi skala nol neraca sebelum
penimbangan dilakukan, usahakan tidak terjadi kesalahan paralaks.
b. Gantungkan beban bersama pegas pada statif usahakan pegas tidak bersinggungan
dengan penggaris.
2. Elastisitas
a. Pilih salah satu pegas yang telah disediakan, timbang massa pegas yang akan dicari
harga konstantanya (M), perhatikan posisi skala nol neraca sebelum penimbangan
dilakukan, usahakan tidak terjadi kesalahan paralaks .
b. Gantungkan penggaris bersama pegas pada statif usahakan pegas tidak
bersinggungan dengan penggaris.
c. Ukur dan catat panjang awalnya ketika belum dibebani, usahakan hindari kesalahan
paralaks.
d. Bebani pegas dengan beban gantung yang telah diketahui massanya, kemudian ukur
dan catat massa beban gantung dan panjang pegas pada keadaan itu.
e. Ulangi langkah d). sebanyak 6 kali dengan penambahan beban gantung (usahakan
penambahan beban gantung dengan massa beban gantung yang terkecil

5 gr, 10

gr, dan seterusnya)


3. Gerak bandul matematis
Adapun langkah-langkah kerjanya dari perrcobaan Bandul Sederhana adalah
sebagai berikut :
e. Susun bandul sederhana dengan salah satu ujung tali pada ketinggian 150 cm
diikatkan diatas lantai kemudian ujung yang lain digantungkan dengan beban 50 gr.
f. Bagi tali menjadi tiga bagian dan tandai ketiga bagian tersebut dengan spidol.
g. Ukur panjang tali pada saat itu dan catat pada tabel pengamatan.

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 28

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

h. Berikan simpangan beban sebesar x =

5 cm kemudian lepaskan beban bersamaan

dengan menekan stopwatch, hitung 10 kali ayunan (n) dan tepat pada hitungan ke
10 matikan stopwatch . Catat waktu 10 ayunan tersebut (t) sehingga diperoleh
periode
i. Ulangi langkah 4 diatas dengan simpangan

10 cm dan simpangan

15 cm.

j. Lakukan langkah 4) sampai 5) di atas sebanyak 10 kali ayunan (n) dengan massa
yang berbeda-beda, panjang tali tali tetap, dan simpangan tetap
k. Lakukan langkah 4) sampai 6) di atas sebanyak 10 kali ayunan dengan panjang tali
tali berbeda-beda, massa tetap dan simpangan tetap.
E. Tabel Pengamatan
1. Tabel 1 : Hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
Panjang mula (Lo) =..........cm;
g = ..........cm/s2
Massa beban

Lakhir

L (cm)

F=m.g

(gram)
...........

(cm)
...........

...........

(gr.cm/s)
...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

NO

2. Hubungan amplitudo dengan periode


Tabel 2 : Pengukuran Periode dengan Amplitudo Yang Berbeda-beda
L = .......cm;
m = ......gram;
n = .......kali

Amplitudo
(A dalam cm)
...........

Waktu
(t dalam s)
...........

Periode
T= t/n (s)
...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

Percobaan ke

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 29

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

3. Hubungan massa dengan periode


Tabel 3 : Pengukuran Periode dengan Massa Yang Berbeda-beda
L = .......cm;
A = ......cm;
n = .......kali

Massa
(m dalam gram)
...........

Waktu
(t dalam s)
...........

Periode
T= t/n (s)
...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

Percobaan ke

4
...........
...........
...........
4. Hubungan panjang tali dengan periode
Tabel 4 : Pengukuran Periode dengan Panjang Tali Yang Berbeda-beda
A = ..........cm;
m = ......gram;
n = ......kali
g = .........cm/s2
Periode dalam
Percobaan ke

Waktu
(t dalam s)

Panjang tali (cm)

Periode dalam
T= t/n (s)

l
g

T=

(s)

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

...........

F. TUGAS PENDAHULUAN
1) Jelaskan yang dimaksud dengan gaya harmonik!

l
2) Buktikan persamaan T =2 g
3) Jelaskan yang dimaksud dengan elastisitas dan berikan contohnya!
4) Konsep/hukum apakah yang mendasari percobaan elastisitas? Tuliskan bunyi
konsep/hukum tersebut?
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 30

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

5) Jelaskan pengertian regangan, mampatan, dan geseran!

PRINSIP ARCHIMEDES
A. Tujuan Percobaan
A. Mampu memahami hukum Archimedes dan menerapkannya dalam menghitung
kerapatan zat cair
B. menentukan massa jenis zat cair dengan menggunakan piknometer.
C. menentukan massa jenis zat cair dengan menggunakan prinsip Archimedes
D. Menyelidikki hubungan gaya ke atas dengan berat zat cair yang dipindahkan
E. Merumuskan bunyi hukum Archimedes
B. Kajian Teori
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 31

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Gaya yang dilakukan oleh zat cair pada suatu permukaan harus selalu
mempunyai arah tegak lurus permukaan, maka dalam membahas gaya dalam fluida
dipergunakan besaran fisis skalar yang disebut tekanan yang didefinisikan sebagai besar
gaya normal per satuan luas. Satuan tekanan adalah N/m2, dyne/cm2, atau Pascal (Pa)

Massa jenis

dari suatu fluida homogen dapat bergantung pada banyak faktor,

seperti temperature fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida tersebut. Massa jenis
suatu fluida didefinisikan sebagai massa fluida persatuan volume

m
V

Dengan m adalah massa fluida dan V adalah volumenya. Satuan SI massa jenis
adalah Kg/m3. Kadang-kadang massa jenis dinyatakan dalam satuan gr/cm 3, Untuk
mengukur massa jenis zat cair dapat dilakukan dengan cara seperti berikut ini :
1. Piknometer.
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair
adalah dengan menggunakan piknometer. Apal ini terdiri dari botol gelas yang kecil
dengan sumbat gelas bersaluran kecil. Apabila botol gelas diisi dengan zat cair hingga
penuh kemudian sumbatnya dipasang, maka zat cair tersebut naik melalui saluran kecil
hingga ada zat cair yang menetes keluar.
Untuk menentukan massa jenis zat cair maka diperlukan zat cair sebagai
pembandingnya, misalnya adalah air. Adapun caranya adalah sebagai berikut :
a.

Piknometer ditimbang dalam keadaan kosong beserta sumbatnya dan


misalkan massanya adalah Mo.

b.

Piknometer diisi air hingga penuh dan disumbat dengan sumbatnya hingga
ada air yang menetes.

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 32

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

c.

Piknometer yang berisi air ini ditimbang kembali dan misalkan massanya
adalah M1. jika masssa jenis zat air adalah 1 gr/cm3, maka volume air dalam
piknometer adalah :
Va = (M1 M0) cm3

d.

(6.2)

Selanjutnya jika piknometer tersebut, diisi dengan zat cair lain dan ditimbang
seperti uraian di atas, maka dengan mudah dapat ditentukan massa jenis zat cair
tersebut yaitu :

(M 2 M 0 )
(M 1 M 0 )
(6.3)

dimana M2 adalah massa zat cair + piknometer.


2. Prinsip Archimedes
Jika suatu benda berada pada suatu fluida yang diam, maka setiap bagian
permukaan benda mendapatkan tekanan yang dilakukan oleh fluida dan volume benda
yang tercelup akan sama dengan volume fluida yang dipindahkan. Gaya resultan yang
bekerja pada benda mempunyai arah ke atas, dan disebut gaya apung. Besarnya gaya
apung sebagai berikut :

F f gV
(6.4)
Hasil ini pertama kali dikemukakan oleh Archimedes, dan disebut Prinsip
Archimedes yang berbunyi sebagai berikut : Setiap benda yang terendam seluruhnya
ataupun sebagian di dalam fluida mendapat gaya apung yang berarah ke atas, yang
besarnya adalah sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.
Misalkan sebuah benda yang tidak teratur bentuknya, bila ditimbang di udara
beratnya adalah Wb akan tetapi bila ditimbang dalam fluida beratnya seakan-akan
menjadi Wf , maka besarnya rapat massa fluda dapat adalah:
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 33

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Wb W f
gVb

Konsep tentang kepadatan (berat per volume unit) dari sesuatu benda sebagai
lawan berat keseluruhan sesuatu obyek tampaknya sudah diketahui sebelum Archimedes
dan mahkota (cerita tentang dia melompat dari tempat mandinya dan berlari-lari
sepanjang jalan sambil teriak "Eureka"), apa yang ditemukan Archimedes bukanlah
barang baru melainkan sekedar pemakaian terang-terangan dari konsep yang sudah
dikenal terhadap sesuatu masalah spesifik
Hukum Archimedes : "Jika suatu benda dicelupkan ke dalam sesuatu zat cair,
maka benda itu akan mendapat tekanan keatas yang sama besarnya dengan beratnya zat
cair yang terdesak oleh benda tersebut".
FA = g V
Keterangan:
FA = gaya archimedes (N)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

Vf = volume benda yang tercelup (m3)

= massa jenis cair (kg/m3)

C. Alat dan Bahan


1. Piknometer + sumbat
1 buah
2. Neraca ohauss 311 gram
1 buah
3. Gelas ukur
2 buah
4. Beberapa benda padat homogen dan beraturan seperti kubus logam, silinder dan
5.
6.
7.
8.

sebagainya.
Mister biasa
Silinder ukur
Gelas kimia
Tabung pancuran

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 34

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

9. Neraca pegas 1,5 N


10. Tali / benang
11. Spritus
12. Air
13. Aquades
14. Beban
15. Gliserin

1 buah
secukupnya
secukupnya
secukupnya.
secukupnya
secukupnya
secukupnya

D. Prosedur Kerja
Untuk menentukan massa jenis zat cair, cara yang dapat ditempuh yaitu :
a. Dengan menggunakan Piknometer.
Adapun langkah-langkah kerjanya adalah sebagai berikut :
a. Bersihkan piknometer dari zat cair yang melekat baik pada botol maupun
penutupnya.
b. Kemudian timbanglah piknometer kosong beserta penutupnya (M0).
c. Isilah piknometer kosong dengan air (aquades) hingga penuh dan tutup dengan
penutupnya dan bersihkan tetesan air di piknometer.
d. Timbanglah piknometer yang berisi air tersebut kembali dengan neraca Ohauss (M 1).
Catat hasil pengukurannya.
e. Bersihkan kembali piknometer seperti kegiatan a, lalu isilah dengan zat cair lain
(spritus), kemudian timbang (M2) dan catat hasil pengukurannya.
f. Ulangi percobaan e untuk zat cair lain (gliserin)
2. Dengan menggunakan prinsip Archimedes.
Adapun langkah-langkah kerjanya adalah sebagai berikut :
a.

Timbanglah kubus logam dengan menggunakan neraca Ohauss (M)


dengan cara mengikat kubus dengan seutas benang dan ujung lain diikatkan pada
neraca ohauss.

b.

Masukkan air ke dalam gelas ukur kira-kira setengahnya dari tinggi


gelas ukur, catat penunjukannya.

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 35

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

c.

Masukkan kubus yang menggantung di neraca ke dalam gelas ukur,


catat penambahan volume air (Vc) dan penunjukan pada neraca Ohauss (M1).

d.

Ulangi kegiatan ini untuk zat cair lain (spritus dan gliserin).

E. Tabel Pengamatan
1. Percobaan Piknometer
a. Sebagai Zat Pembanding (air).
-

Massa Piknometer kosong + sumbat (Mo)

= ...... gram

Massa Piknometer kosong + air + sumbat (Mo)

= ...... gram

b. Massa piknometer + Spritus + Sumbat (M2)

= ..... gram.

c. Massa piknometer + Gliserin + Sumbat (M2)

= ..... gram.

2 : Percobaan prinsip Archimedes


a. Massa kubus logam di udara (M)

= ....... gram

b. Massa kubus logam di air (M1)

= ....... gram

Penunjukan Volume air :


- Sebelum dimasukkan kubus logam

= ....... gram

- Sesudah dimasukkan kubus logam

= ....... gram

c. Massa kubus logam di spritus (M1)

= ........ gram

Penunjukan Volume Spritus :


- Sebelum dimasukkan kubus logam

= ....... gram

- Sesudah dimasukkan kubus logam

= ....... gram

d. Massa kubus logam di gliserin

= ....... gram.

Penunjukan Volume Gliserin:


- Sebelum dimasukkan kubus logam

= ....... gram

- Sesudah dimasukkan kubus logam

= ....... gram

(jika melakukan pengukuran data berganda sebaiknya dilakukan perhiungan


analisis koefisen variabel)

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 36

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

1.

F. TUGAS PENDAHULUAN
Jelaskan hukum Archimedes serta berikan contoh-contoh pemakaiannya
2. Bagaiman berat benda di udara jika dibandingkan dengan berat benda saat di air
dan di fluida lainnya ?
3. Buktikan persamaan
Wb W f
f
gVb

KEKENTALAN ZAT CAIR (VISKOSITAS)

A. Tujuan
a. Memahami bahwa setiap fluida memiliki sifat kekentalan
b. Mengamati kekentalan suatu fluida
c. Mengamati adanya gaya gesekan akibat adanya kekentalan fluida
d. Menentukan koefesien kekentalan suatu fluida dengan menggunakan Hukum
Stokes.
B. Kajian Teori
Setiap fluida mempunyai kekentalan yang menimbulkan gesekan pada benda yang
bergerak di dalamnya. Untuk benda berbentuk bola dngan kecepatan v dalam fluida yang
kekentalannya , Stokes sudah meenentukan besarnya gaya gesek, dengan syarat :

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 37

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

a.

Kecepatan bola dalam flida kecil agar tidak terjadi turbulensi


b. Jari-jari tabung tempat fluida cukup kecil jika dibandingkan dengan jari-jari bola
agar fluida tidak terperaskan
Dengan terpenuhinya syarat tersebut, maka besarnya gaya gesek adalah :
F=6 rv
Dimana adalah kekentalan zat cair dan r menyatakan jari-jari bola.
Selanjutnya dengan menggunakan persamaan 1, andaikan suatu bola dengan massa jenis
dan jari-jari r dijatuhkan dalam keadaan bebas ke dalam fluida yang massa jenisnya

dan kekentalan , maka laju bola dalam fluida adalah :


2

2 R g ( 0)
9 t
v=
[1eks
]
2
9
2 R

Untuk waktu t sesudah berlangsung lama, yakni setelah terjadi kesetimbangan diantara
gaya-gaya yang bekerja, maka faktor eksponinsial dalam persamaan (7.2) di atas dapat
diabaikan. Jadi kecepatan turun bola dalam fluida akan tetap besarnya yakni :
v=

2 R2 g ( 0)
9

C. ALAT-ALAT DAN BAHAN


Beberapa alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Tabung stokes (tinggi 60 cm, diameter 4 cm, penyaring, 2 gelang pembatas) 1 buah.
b. Mistar gulung 100 cm 1 buah.
c. Mikrometer sekrup (0 25 mm; 0,01 mm) 1 buah.
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 38

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

d. Neraca Ohauss (Triple Beam, 311 gram, 0,01 gram) 1 buah.


e. Pinset 1 buah.
f. Stopwatch (interupsi type 0,1 detik) 1 buah.
g. Termometer batang (0 50) 0C.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Zat cair gliserin.
b. Lap / Tissue
c. Bola pejal (bahan yang sama dengan jari berbeda-beda) 5 buah.

D. PROSEDUR KERJA
1 : Hubungan Antara Jarak Tempuh Bola Pejal Dengan Waktu Tempuh
1.

Ukur diameter bola dengan menggunakan micrometer, kemudian


timbang dengan alat neraca ohasuss 311 gram.

2.

Siapkan tabung gelas dan tempatkan sendok saringan pada tabung,


kemudian isi tabung fulida (gliserin/olie) hingga hampir penuh.

3.

Lilitkan karet gelang pertama sekitar 10 cm dibawah permukaan


gliserin/olie. Kemudian karet kedua yang dapat diatur-atur di atas dasar tabung.

4.

Atur karet kedua sehingga jaraknya dengan karet kedua adalah 20


cm.

5.

Tempatkan bola tepat di atas permukaan gliserin/olie (gunakan


pinset), kemudian lepaskan. Selanjutnya ukur waktu yang ditempuh bola pejal dari
gelang pertama ke gelang kedua.

6.

Catat hasil pengamatan Anda pada tabel pengamatan yang telah


tersedia. Kemudian ulangi kegiatan 1 sampai 6 untuk jarak kedua karet gelang 30
cm, 40 cm, 50 cm, 60 cm,......, 90 cm.

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 39

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

2 : Hubungan antara massa jenis bola pejal dengan waktu tempuh


1.

Pilih 10 buah bola pejal dengan massa jenis yang sama


(terbuat dari bahan yang sama) dan jari-jari yang berbeda (ambil bola yang tidak
terlalu besar).

2.

Ukur massa dan jari-jari masing-masing bola (masingmasing cukup satu kali pengukuran).

3.

Tentukan dan ukur jarak antara dua gelang pembatas


pada tabung Stokes.

4.

Kemudian ukur waktu yang diperlukan masing-masing


bola pejal untuk menempuh jarak antara kedua gelang pembatas yang sudah
ditentukan itu.

E. HASIL PENGAMATAN
1 : Hubungan antara jarak tempuh dengan waktu tempuh
Massa jenis gliserin

=..gr/cm3

Massa bola pejal

=..gram

Jejari bola pejal

=..cm

NO
1

Jarak Tempuh Bola Pejal (cm)


20

Waktu tempuh (s)

30

40

50

60

70

80

90

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 40

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

2 : Hubungan antara massa jenis bola pejal dengan waktu tempuh

0
Massa jenis gliserin (

Jarak tempuh

=..gr/cm3
=..cm

Jejari Bola
Pejal (cm)
..

Massa bola
pejal (gram)
..

Volume
(gram/cm3)
..

..

..

..

(gram/cm )
..

Waktu
(s)
..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

NO

bola pejal

Catatan : Massa jenis bola pejal dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan

m
V

F. PERTANYAAN/TUGAS
1. Tuliskan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar persamaan Stokes dapat berlaku
2. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan:
a. Aliran fluida laminar
b. Aliran fluida turbulen
3. Jelaskan gaya-gaya yang bekerja pada sebuah bola kecil yang jatuh pada fluida

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 41

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 42

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 43

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 44

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 45

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 46

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

KALOR LEBUR ES
A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan kalor lebur es
2. Menentukan tetapan nilai konstanta lebur dari es
3. Membandingkan data hasil percobaan kalor lebur es dengan teori
yang ada
B. Kajian Teori
Air dapat mengalami perubahan fase dalam tiga bentuk, yaitu;
padat, cair dan gas. Untuk setiap jenis fase ini respon hubungan kalor
dan temperaturnya berbeda-beda.
Dapat kita tafsirkan dari mulai titik w sampai x es menerima kalor
dengan kenaikan temperatur yaitu yang dikenal dengan proses
pemanasan sensible. Pada daerah ini jumlah kalor sebanding dengan
kenaikan temperatur (sensible kedua). Pada saat y (100 0C), air mulai
mendidik dan temperatur pendidihan tetap konstan (kalor laten
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 47

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

pendidihan) dan menaikkan energi kinetik molekul hingga molekul


lepas.
Pada percobaan ini, anda diminta untuk mencoba menyelidiki kalor
lebur es. Jika hanya es yang menerima kalor dari kalorometer dan air,
maka kalor yang dilepaskan oleh kalorimeter dan air Qk sama dengan
kalor yang diteri es Qes.
Qk = Qes
ma.c.(t1 t2) - mes.c.( t2 t0) + mes.L
Dari persamaan di atas didapatkan Qes
ma . c .( t 1 t 2)mes .c .(t 2 t 0 )
L=
mes
L adalah kalor lebur es, c adalah kalor jenis air (4,19 k J/kg.K), t 0 adalah
temperatur awal es (t0 = 00C), t, adalah temperatur awal kalorimeter
dan air, t2 suhu campuran akhir, ma adalah massa air, dan mes adalah
massa es.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
Kalorimeter
Neraca 311 g
Termometer
Gelas Ukur
2. Bahan
Air
Es batu

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

secukupnya
secukupnya

D. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum seperti yang terlihat dalam
gambar

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 48

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

2. Menimbang kalorimeter kosong, massanya mk. catat pada Tabel 1.


3. Mengisi kalorimeter dengan air hingga bagian, kemudian timbang
massanya mk+a. catat hasil pengukuran pada Tabel 1.
4. Mengukur suhu kalorimeter + air, (t1). Catat hasil pengukuran pada
tabel 1.
5. Masukkan sepotong es yang telah dikeringkan dengan menggunakan
kertas saring ke dalam kalorimeter. Kemudian aduk hingga es
mencair seluruhnya. Tepat setelah es mencair catat suhunya (t 2)
pada Tabel 1.
6. Membandingkan data hasil pengukuran kalor lebur es dengan
tetapan kelor lebur es.
E. Tabel Pengamatan
Besaran
Massa kalorimeter kosong
Massa kalorimeter+air
Massa air
Massa kalorimeter+air+es
Massa sepotong es
Suhu es
Suhu kalorimeter+air
Suhu campur akhir
Kalor Jenis air

Simbol
Mb
Mk+a
ma = mk+a = mk
Mk+a+e
mes = mk+a+e mk+a
to
t1
t2
C

F. TUGAS PENDAHULUAN
Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 49

Satuan
G
G
G
G
G
0
c
0
c
0
c
0
c

Nilai

PENUNTUN FISIKA DASAR 2013


LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM)

1) Jelaskan pengertian istilah berikut ini:


a. Kalor lebur

d. Kalor Laten

b. Kalor Jenis

c. Kalor Uap/Didih

2) Apa yang dimaksud dengan keadaan kesetimbangan?


3) Jelaskan cara perpindahan kalor dan berikan contoh masing-masing!
4) Tuliskan hukum kekekalan energy kalor!

Laboratorium Pendidikan Fisika 2013 Page 50

Anda mungkin juga menyukai