“ DASAR PENGUKURAN ”
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara menentukan NST (Nilai Skala Terkecil) dari alat ukur.
2. Untuk mengetahui fungsi dari alat ukur dasar.
3. Mampu menggunakan alat ukur dasar dengan tepat.
4. Memahami hasil pengukuran dari sebuah alat ukur dasar.
5. Mampu menggunakan termometer laboratorium sebagai alat ukur besaran suhu.
6. Mampu menggunakan mistar, jangka sorong, spherometer dan micrometer sekrup sebagai
alat ukur besaran panjang.
7. Mampu menggunakan stopwach sebagai alat ukur besaran waktu.
8. Mampu menggunakan neraca ohauss sebagai alat ukur besaran massa.
9. Mampu menggunakan basic meter sebagai alat ukur besaran listrik.
B. TEORI DASAR
1. Pengukuran
Mengukur adalah membandingkan nilai besaran dengan nilai besaran sejenis yang
digunakan sebagai satuan. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur. Satuan adalah sesuatu yang
berfungsi sebagai pembanding pada suatu besaran. Atau satuan adalah cara menuliskan/menyatakan
nilai suatu besaran.
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya sudah didefinisikan terlebih dahulu. Dalam
Sistem Internasional (SI) terdapat 7 besaran pokok, Yaitu; Besaran panjang (l) satuannya meter (m),
massa (m) satuannya (kg), waktu (t) satuannya (s), Suhu (T) satuannya (K), Intensitas Cahaya
satuannya Candella (c).
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diperoleh dari besaran pokok. Dapat
dilihat dari satuannya. Apabila bukan dari ke-7 besaran pokok maka termasuk besaran turunan.
Misalnya Kecepatan, Usaha, luas, volume, percepatan, dan lain-lain.
Pengukuran dilakukan dengan alat ukur dan Setiap alat ukur memiliki nilai skala terkecil
(NST). Pada umumnya alat-alat ukur memiliki skala. Pada skala terdapat goresan besar dan kecil.
Goresan besar dibubuhi angka sedangkan goresan kecil tidak dibubuhiangka. Jadi tiap alat ukur
memiliki NST yaitu nilai dari jarak antara dua goresan terdekat.
NST dengan nonius = 1/n (NST tampa nonius)
Atau
NST alat = Nilai SU/Jml. Skala Nonius
2. Ketidakpastian pengukuran
Ada tiga sumber utama yang menimbulkan ketidakpastian pengukuran, yaitu:
5
0 1 234 0
4
4
53
0
5
Gambar 2 : MikrometerSekrup
3. Gantungkan sebuah beban pada neraca pegas dan catat berat beban yang ditunjukan oleh
neraca pegas.
4. Geser statif membentuk sudut 100.
5. Bacalah penunjukan besar gaya pada pegas 1 (F1) dan pegas (F2).
6. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk sudut-sudut sesuai dengan table dibawah.
7. Lukis sudut a1 = a2 = untuk sudut 10, 20, 30 dan 40 derajat dengan garis gaya F1 dan F2,
panjang garis sesuai dengan besarnya gaya.
E. HASIL PENGAMATAN
Kegiatan 1 : Menentukan Resultan Vektor Dari Dua Gaya
Tabel 1 : Menentukan Resultan Vektor Dari Dua Gaya
A2 A1 F2(N) F1(N) R Berat Beban
10 10
20 20
30 30
dengan:
s = jarak tempuh (m)
v = kecepatan (m/s)
t = waktu tempuh (s)
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, benda dikatakan mengalami gerak lurus beraturan jika
memiliki kecepatan konstan, apabila kecepatannya sekarang berubah secara teratur, dengan kata laiin
mengalami perubahan kecepatan (atau percepatan konstan) maka gerak semacam ini disebut gerak
lurus berubah beraturan.
Dalam gerak dipercepat mempunyai tiga besaran yaitu perpindaha, kecepatan, dan percepatan
yang dapat bernilai positif atau negatif. Perpindahan negatif berarti bahwa benda mengakhiri
gerakannya dibelakang titik awal gerakan. Kecepatan negatif menunjukkan bahwa gerak benda
berlawanan dengan arah acuan, yang disebut gerak mundur. Percepatan negatif berarti bahwa benda
memperlambat gerakannya.
3. Kesetimbangan Statis
Kesetimbangan pada benda terjadi apabila gaya dan torsi pada benda nol, maka benda tidak
akan mengalami perubahan gerak maupun rotasi. Benda yang bergerak dengan kecepatan konstan
memiliki momentum linear konstan. Artinya tidak ada gaya total yang bekerja pada benda itu atau
total gaya bernilai nol.
Tuas atau pengungkit biasa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh pada saat kita
membuka tutup botol dengan pembuka tutup botol, jungkat-jungkit, linggis, dan lain sebagainya. Tuas
b. Tarik neraca pegas agar posisi beban dan neraca pegas dalam posisi seimbang. Catat gaya
yang diperoleh dari neraca pegas.Ulangi percobaan tersebut dengan jenis katrol yang
berbeda.
E. HASIL PENGAMATAN
Kegiatan 1 : Kesetimbangan statik tanpa katrol
1. Mampu mengetahui hubungan panjang lengan kuasa dengan gaya tuas dengan berat benda
dan lengan beban yang dikonstankan.
W= ….. gr Lengan Beban (LB) = ….. m.
Keuntungan
NO Jenis Katrol Berat (W) Gaya (N)
Mekanis
1.
2.
3.
Suatu benda yang dikenai gaya akan mengalami perubahan bentuk(volume dan ukuran).
Misalnya suatu pegas akan bertambah panjang dari ukuran semula, apabila dikenai gaya sampai batas
tertentu. Pada Hukum Hooke,terlebih dahulu akan dibahas mengenai sifat elastisitas benda. Sifat
elastisitas benda adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke posisi awal. Sebagaimana
dijelaskandalam Hukum Hooke bahawa besarnya pertambahan panjang pegas sebanding dengan gaya
yang diberikan pada pegas. Secara matematis dapat dituliskan :
F = - k .l
Dimana F adalah gaya yang dikerjakan pada pegas (N), k adalah konstanta pegas (N/m),danl adalah
penambahan panjang pegas (m). Periode dan frekuensi sistem beban pegas hanya bergantung pada
massa dan konstanta gaya pegas,sebagaimana rumus :
√
Sebuah bandul sederhana terdiri atas sebuah beban bermassa m yang digantung di ujung tali
ringan yang panjangnya l. Jika beban ditarik ke satu sisi dan dilepaskan, maka beban berayun melalui
titik keseimbangan menuju ke sisi yang lain. Jika amplitudo ayunan kecil, maka bandul melakukan
getaran harmonik.Periode dan frekuensi bandul sederhana tidak bergantung pada massa dan
simpangan bandul, tetapi hanya bergantung pada panjang tali dan percepatan gravitasi setempat,
sebagaimana rumus:
√
C. ALAT DAN KOMPONEN
1. Alat
a. Busur derajat 1 buah
b. Mistar 1 buah
c. Pegas 1 buah
d. Statif + klem 1 set
e. Stopwatch 1buah
Gambar diagram bebas pada balok (a) benda diam tanpa gaya luar dan (b) benda saat diberikan gaya
luar.
Gaya gesekan statik mempunyai nilai yang terletak antara nol sampai nilai maksimum sebesar
µsN,
fs≤ µs.N (1)
1.
2.
3.
Kegiatan 2: Percepatan pada bidang datar
µk =
No. Massa benda (gram) Gaya tarik (N)
1.
2.
3.
= + ...
M=| |
Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis ketimbang bagian tepinya yang
lebih tebal. Lensa cekung biasanya berbentuk lingkaran, walaupun ada juga lensa cekung yang tidak
berupa lingkaran.
Keterangan:
s′ = jarak bayangan
s′ = (+) positif, bayangan nyata
s′ = (-) negatif, bayangan maya
s = jarak benda
f = jarak titik api, bernilai negatif
Perbesaran (m), rumusnya:
Keterangan:
h′ = (–) negatif, bayangan terbalik
h′ = (+) positif, bayangan tegak
m = (+) positif, bayangan tegak
m = (–) negatif, bayangan terbalik
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Meja optik 1 buah
b. Rel presisi 4 buah
c. Kaki rel presisi 2 buah
d. Penyambung rel presisi 2 buah
e. Rumah lampu 1 buah
f. Bola lampu 1 buah
g. Pemegang diafragma 4 buah
h. Catu daya 1 buah
i. Tumpukan penjepit 4 buah
2. Bahan
a. Lensa 2 buah
A. TUJUAN
Tujuan praktikum yaitu menentukan banyak bayangan pada 2 buah cermin datar.
B. TEORI DASAR
Cahaya sebagai gelombang dapat memantul bila mengenai suatu benda. Pemantulan cahaya
oleh permukaan suatu benda bergantung pada keadaaan permukaan benda tersebut. Benda dengan
permukaan yang rata (contoh : cermin), memantulkan cahaya dengan teratur. Sedangkan benda
dengan permukaan yang tidak teratur atau kasar, memantulkan cahaya dengan tidak teratur atau
membaur. Pemantulan cahaya pada permukaan rata diamati pertama kali oleh seorang ilmuwan
Belanda yang bernama Willebrord Snellius. Pemantulan cahaya sesuai dengan hukum pemantulan
yang dikemukakan oleh snellius, yaitu :
1. Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada bidang datar.
2. Sudut datang sama dengan sudut pantul.
Berdasarkan bentuk permukaannya, ada dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin
lengkung. Cermin datar adalah salah satu cermin yang memiliki permukaan datar licin yang dapat
menciptakan pantulan sehingga membentuk bayangan. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh
cermin datar adalah :
1. Jarak bayangan ke cermin (s’) = Jarak benda ke cermin (s).
2. Tinggi bayangan (h’) = Tinggi benda (h).
3. Sama besar dan berlawanan arah ( perbesarannya 1 kali).
4. Bayangan bersifat maya (di belakang cermin).
Dua buah cermin datar yang digabung dengan cara tertentu dapat memperbanyak jumlah
bayangan sebuah benda. Jumlah bayangan yang terjadi bergantung pada besar sudut yang dibentuk
oleh kedua cermin tersebut. Semakin besar sudut yang terbentuk maka jumlah bayangan akan
semakin sedikit dan sebaliknya. Misalnya dengan menggunakan rumus :
N= -1
Dimana:
v = Cepat rambat gelombang (m/s)
F = Gaya tegangan tali (N)
µ = Rapat massa linier tali (massa tali/panjang tali) (kg/m)
C. ALAT DAN KOMPONEN
1. Alat
a. Katrol Meja 1 Buah
b. Tiker Timer 1 Buah
c. Mistar 100 cm 1 Buah
No Warna
1
2
Kegiatan 2 : Penggabungan cahaya
Tabel 2 : Penggabungan cahaya
No. Warna Cahaya Warna Hasil Pencampuran
1 Merah dan Hijau
2 Biru dan Hijau
3 Merah dan Biru
4 Merah, Hijau dan Biru
5 Dan seterusnya
R V
2. Setelah alat dan komponen tersusun seperti di atas, maka amperemeter disusun secara seri
dengan hambatan dan voltmeter disusun secara parallel. Ambil data kuat arus listrik dan
tegangan dengan memutar kepala potensiometer. Catat hasil pengamatan pada table
pengamatan.
3. Ulangi langkah ke-2 sebanyak 5 kali.
E. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan pada percobaan ini adalah:
Resistor = ………. Ω Vs =……… volt
No. Tegangan (Volt) Kuat Arus Listrik (A)
1.
2.
A. TUJUAN
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab timbulnya arus listrik akibat adanya medan magnet.
B. TEORI DASAR
Induksi elektromagnetik adalah gejala timbulnya gaya gerak listrik di dalam suatu kumparan
atau konduktor bila terdapat perubahan fluks magnetik pada konduktor tersebut atau bila konduktor
bergerak relatif melintasi medan magnetik.
Gaya gerak listrik induksi adalah timbulnya gaya gerak listrik di dalam kumparan yang
mencakup sejumlah fluks garis gaya medan magnetik, bilamana banyaknya fluks garis gaya itu
divariasi. Dengan kata lain, akan timbul gaya gerak listrik di dalam kumparan apabila kumparan itu
berada di dalam medan magnetik yang kuat medannya berubah-ubah terhadap waktu.
Kesimpulan dari Faraday dirumuskan :
(1)
Dimana adalah ggl induksi, N adalah jumlah lilitan, dan adalah laju perubahan fluks
magnetik. Tanda negatif pada persamaan tersebut sesuai dengan Hukum Lenz yang menyatakan
bahwa “Ggl induksi selalu membangkitkan arus yang medan magnetiknya berlawanan dengan
sumber perubahan fluks magnetik”.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Galvanometer 1 buah
b. Inti besi I 1 buah
c. Jembatan penghubung 2 buah
d. Kabel penghubung 2 buah
e. Kumparan 2 buah
f. Magnet 1 buah
g. Papan rangkaian 1 buah
2. Bahan
a. Lilitan 500 1 buah
b. Lilitan 1000 1 buah
D. PROSEDUR KERJA
Kegiatan 1: Mengukur besar arus ketika melewati kumparan
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Rangkai alat dan bahan yang akan digunakan.
A. TUJUAN
1. Menentukan karakteristik keluaran transformator.
2. Menjelaskan fungsi dari bagian-bagian transformator.
3. Menghitung harga efisiensi transformator kumparan listrik.
B. TEORI
Transformator adalah alat yang digunakan untuk menaikkan dan juga menurunkan tegangan
AC (Alternating Current) atau arus bolak-balik. Transformator terdiri dari inti besi, kumparan primer,
dan kumparan sekunder.
Prinsip kerja transformator yaitu ketika kumparan primer dihubungkan dengan sumber
tegangan maka pada kumparan akan mengalir arus listrik. Arus listrik ini akan menyebabkan
timbulnya medan magnetik induksi. Arus yang mengalir pada kumparan adalah arus bolak-balik, yang
harganya selalu berubah sehingga medan magnetik yang timbul akan selalu berubah seiring dengan
perubahan arus pada kumparan primer. Medan magnetik selalu diteruskan oleh teras kumparan
sehingga kumparan sekunder akan ditembus oleh medan magnetik yang berubah. Akibatnya, pada
ujung-ujung kumparan sekunder timbul ggl induksi.
Berdasarkan pengubah tegangan, transformator terdiri atas transformator step-up dan
transformator step-down. Transformator step-up digunakan untuk memperbesar tegangan arus bolak-
balik dan karakteristiknya adalah Np < Ns,. Sedangkan transformator step-down digunakan untuk
menurunkan tegangan arus bolak-balik dan karakteristiknya adalah Np > Ns.
Apabila tegangan bolak-balik diberikan pada kumparan primer, perubahan medan magnetik
yang akan dihasilkan akan menginduksi tegangan bolak-balik berfrekuensi sama pada kumparan
sekunder. Tetapi, tegangan yang timbul berbeda sesuai dengan jumlah lilitan pada setiap kumparan.
Berdasarkan Hukum Faraday, bahwa tegangan atau ggl terinduksi pada kumparan sekunder adalah
Dengan Ns menyatakan banyak lilitan pada kumparan sekunder dan adalah laju
Maka:
Keterangan :
P = tekanan ( N.m-2)
F = gaya tekan ( N )
A = luas permukaan ( m3)
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Bambu diameter kecil 1 buah
b. Bambu diameter sedang 1 buah
c. Bambu diameter besar 1 buah
d. Mistar 1 buah
2. Bahan
a. Plastisin secukupnya
b. Beban secukupnya
D. PROSEDUR KERJA
Kegiatan 1 :Hubungan antara gaya dan tekanan
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Bentuk plastisin menyerupai balok.
c. Letakkan sepotong bambu di atas plastisin.
d. Meletakan beban di atas bambu, lalu amati kedalaman bambu yang masuk ke dalam
plastisin dan ukur kedalamannya dengan mistar.
Luas Permukaan
Kedalaman (cm)
(cm2)
...........
...........
...........
...........
apabila fluida terletak pada tempat yang terbuka atau berhubungan dengan udara luar maka fluida
tersebut juga akan mendapatkan tekanan udara / atmosfer ( Po ). Suatu titik di dalam fluida dengan
kedalaman tertentu mempunyai tekanan total / mutlak yang dirumuskan :
A. TUJUAN
1. Mampu mengetahui dan memahami prinsip archimedes serta menerapkannya dalam
menentukan massa jenis zat cair.
2. Mampu menerapkan prinsip Archiedes dalam menentukan massa jenis zat padat.
3. Mampu membandingkan hasil pengukuran massa jenis secara pengukuran dengan teori yang
ada.
B. TEORI DASAR
Prinsip Archimedes
Prinsip Archimedes berlaku sama baiknya untuk benda-benda yang terapung, seperti kayu.
Pada umumnya benda yang dapat terpung pada fluida jika massa jenisnya lebih kecil dari massa jenis
fluida tersebut. Pada kesetimbangan yaitu ketika terapung gaya apung pada benda mempunyai benda
besar yang sama dengan berat benda.
Gaya yang dilakukan oleh zat cair pada suatu permukaan harus selalu mempunyai arah tegak
lurus dengan permukaan. Jika suatu benda berada pada suatu fluida yang diam. Maka setiap bagian
permukaan benda mendapatkan tekanan yang dilakukan oleh fluida dangan volume benda yang
tercelup akan sama dengan volume fluida yang dipindahkan, sesuai dengan prinsip Archimedes yang
berbunyi “sebuah benda yang terendam seluruhnya atau sebagiandi dalam fluida mendapat gaya
apung yang berarah keatas, yang besarnya adalah sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh
benda tersebut.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Bejana ukur
b. Gelas kimia 250 mL
c. Gelas ukur
d. Neraca ohauss 311 gr
e. Neraca pegas
f. Tabung pancuran
2. Bahan
a. Air
b. Kubus aluminium
c. Kubus besi
d. Kubus kuningan
e. Kubus tembaga
E. HASIL PENGAMATAN
Kegiatan 1 : Menentukan besarnya gaya angkat ke atas dan gaya berat air yang dipindahkan
NST Gelas kimia 250 ml : ml
NST Gelas kimia 500 ml : ml
NST Gelas ukur : ml
NST Neraca ohauss 311 gram : gr
NST Neraca pegas : N
Berat Berat Massa
Gaya Massa air
Nama Volume benda di benda di gelas ukur
No apung (Ma)
Benda (ml) udara air + air
(Fa)(N) (gram)
(Wu)(N) (Wu)(N) (gr)
1.
2.
3.
4.
Keterangan :
Q : Debit aliran ( m3 / s )
A : Luas penampang ( m2 )
V : Volume fluida ( m3 )
v : Kecepatan aliran fluida yang keluar dari lubang ( m/s )
Salah seorang ilmuwan fisika bernama Toricelli mengemukakan hukumnnya tentang fluida
dinamis yang kemudian dikenal dengan hukum Toricelli. Hukum ini berbunyi “ kelajuan fluida yang
menyembur keluar dari lubang yang terletak pada jarak h di bawah permukaan atas fluida dalam
tangki sama seperti kelajuan yang diperoleh oleh benda yang jatuh bebas dari ketinggian h “. Teorema
ini hanya berlaku jika ujung wadah terbuka terhadap atmosfer dan luas lubang lebih kecil dari luas
penampang wadah.
Keterangan :
v : Kecepatan semburan ( m/s )
t : Waktu zat cair dari lubang sampai ke lantai (s)
x : Jarak jatuhnya zat cair ke lantai (m)
A. TUJUAN
Untuk menentukan besarnya kalor jenis aluminium.
B. TEORI DASAR
Kalor adalah salah satu bentuk energi. Bila bentuk yang suhunya lebih tinggi disentuhkan
dengan benda yang suhunya lebih rendah maka cepat atau lambat benda yang suhunya lebih tinggi
mengalami perubahan suhu yaitu berupa penurunan suhu, sedangkan benda yang lebih rendah akan
mengalami kenaikan suhu. Ini berarti ada energi yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke
benda yang bersuhu rendah.
Menurut hukum asas black yang berbunyi “kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang
diterima:
Q lepas = Q terima
dimana:
Q = m . c . T
Dengan,
Q = banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)
m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
c = kalor jenis zat (J/Kg°C)
T = perubahan suhu (°C)
Satuan kalor dalam SI yaitu Joule, satuan kalor lainnyaialah kalori. 1 kalori didefinisikan
sebagai banyaknya adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 gram air
sebesar 1 °C.
1 kalori = 4,2 joule dan 1 joule = 0,24 kalori
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diserap atau diperlukan oleh 1 gram zat untuk
menaikkan suhu sebesar 1°C. Masing-masing benda memiliki kalor jenis yang berbeda-beda. Satuan
kalor jenis yaitu J/kg°C.Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan panas/kalor jenis.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Gelas kimia 250 ml
b. Kaki tiga+asbes
c. Kalorimeter
d. Neraca Ohauss 311
e. Pembakar spiritus
f. Termometer
2. Bahan
E. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1 : Kalor jenis aluminium
NST Termometer : °C
NST Neraca Ohauss : gr
Besaran Simbol Satuan Nilai
Massa kalorimeter kosong
Massa kalorimeter + air
Massa air
Suhu air biasa
Suhu air panas
Massa air panas
Suhu campuran
Kalor jenis air