FISIKA DASAR
NIM/GRUP :2022010032/III
Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya
gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair
tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya
kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang
menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan
bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan
geser berbanding lurus dengan viskositas. Viskositas adalah gesekan internal.
Gaya viskos melawan gerakan sebagai fluida relatif terhadap yang lain.
Viskositas adalah alasan diperlukannya usaha untuk mendayung perahu
melalui air yang tenang, tetapi juga merupakan suatu alasan mengapa dayung
bisa bekerja.
Efek viskos merupakan hasil yang penting dalam pipa aliran darah.
Pelumasan bagian dalam mesin fluida viskos cenderung melekat pada
permukaan zat yang bersentuhan dengannya. Diantara salah satu sifat zat cair
adalah kental (viskos) dimana zat cair memiliki kekentalan yang berbeda-beda
materinya, misalnya kekentalan minyak goreng dengan kekentalan oli. Dengan
sifat ini zat cair banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu sebagai pelumas
mesin. Telah diketahui bahwa pelumas yang dibutuhkan tiap-tiap mesin
membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda. Viskositas juga memiliki
pengaruh besar dalam dunia manufaktur, sebagai contohnya pengaruh putaran
spindel, viskositas, dan variasi cairan pendingin terhadap umur pahat HSS pada
proses bubut konvensional. Pada dasarnya dimensi keausan menentukan
batasan umur pahat.
Fluida adalah suatu zat yang bila diberikan gaya kepadanya, zat
tersebut akan berubah bentuk secara kontinu karena tidak mampu menahan
gaya, sekecil apapun gaya tersebut bekerja. Fluida merupakan suatu zat yang
dapat mengalir (atau umumnya kemampuannya untuk mengambil bentuk yang
sesuai dengan wadah mereka), yang dapat berupa zat cair maupun zat gas. Sifat
ini biasanya dikarenakan sebuah fungsi dari ketidakmampuan mereka
mengadaakan tegangan geser atau tidak mampu
mempertahankan/mengembalikan bentuknya. Dapat disimpulkan bahwa fluida
adakah zat yang terdeformasi secara berkesinambungan apabila diberi tegangan
geser walau sekecil apapun tegangan geser itu. Dalam fisika, fluida diartikan
sebagai zat yang dapat mengalir. Semua zat cair dapat kita kelompokkan ke
dlaam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat
yang lain. Selain zat cair zat gas juga termasuk fluida. Fluida merupakan aspek
penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Setiap hari kita menghirupnya,
meminumnya dan bahkan terapung atau tenggelam didalamnya. Air yang kita
minum dan udara yang kita hirup juga bersirkulasi didalam tubuh kita setiap
saat, kadang kadang tidak kita sadari. Pada dasarnya, fluida selalu memberikan
tekanan pada setiap bidang yang bersentuhan dengannya. Besarnya tekanan
bergantung pada besarnya gaya dan luas bidang tempat gaya bekerja. Secara
matematis, persamaan tekanan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Berat jenis
Berat jenis didefinisikan sebagai berat fluida per satuan volume. Berat
jenis ini berbeda dengan massa jenis. Perbedaannya adalah berat jenis
dipengaruhi oleh percepatan gravitasi, sehingga nilainya bisa berubah-
ubah sesuai percepatan gravitasi di tempat tersebut. Secara matematis,
dirumuskan sebagai berikut.
Tegangan permukaan
Tegangan permukaan adalah kemampuan suatu permukaan zat cair untuk
menegang. Contoh tegangan permukaan ini bisa Quipperian lihat saat ada
serangga yang bisa berdiri di permukaan air. Secara matematis, tegangan
permukaan dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
𝛾 = tegangan permukaan (N/m);
F = gaya (N); dan
L = panjang permukaan (m).
6. PENGERTIAN VISKOSITAS
Viskositas alias kekentalan hanya ada pada fluida riil (rill = nyata). Fluida
riil/nyata itu fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air,
sirup, oli, asap knalpot, dan lain-lain. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal.
Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal
hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran
fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan fluida dinamis).
Mirip seperti kita menganggap benda sebagai benda tegar, padahal dalam
kehidupan sehari-hari sebenarnya tidak ada benda yang benar-benar
tegar/kaku. (Rian, 2013). Viskositas fluida yang berbeda dapat dinyatakan
secara kuantitatif oleh koefisien viskositas. Alat ukur viskositas manual yang
sering digunakan adalah dengan menggunakan viskometer bola jatuh
(Hopper). Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola yang terbuat dari
besi melalui tabung gelas yang berisi zat cair.
Dengan,
ʋ : Kecepatan aliran (m/s)
Dimana,
Suatu massa fluida yang engalir selalu dapat dibagi bagi menjadi
tabung aliran, bila aliran tersebut adalah lunak, waktu tabung tabung tetap
tidak dapat berubah bentuknya dan fluida yang padaa suatu saat berada di
dalam tabung akan tetap berada pada tabung seterusnya. Kecepatan aliran di
dalam tabung aliran adalah sejajar dengan tabung dan mempunyai besar
berbanding terbalik dengan luas penampangnya(Pantar,s,1997). Cairan
dengan rapat massa yang akan lebih mudah mengalir dalam keadaaan
laminer. Dalam aliran fluida perlu ditentukan besarannya atau arah vektor
kecepatan aliran pada suatu titik ke titik lain. Pengukuran aliran adalah untuk
mengukur kapasitas aliran, massa laju aliran, volume aliran. Pemilihan alat
ukur aliran tergantung pada ketelitian, kemampuan pengukuran, harga,
kemudahan pembacaannya, kesederhanaan dan keawetan alat ukur tersebut.
Dalam pengukuran fluida termasuk menentukan tekanan, kecepatan, debit,
gradien kecepatan, turbulensi, dan viskositas.
Apabila sebuah bola kecil bergerak dalam suatu fluida yang viskositasnya
nol, maka garis – garis arusnya akan membentuk pola yang simetris. Tekanan
di sembarang titik pada permukaan bola yang searah dengan arah gerak bola
sama dengan tekanan di sembarang titik berlawanan arah gerak bola sehingga
resultan gaya pada bola nol. Kemudian bagaimanakah jika fluidanya kental?
Jika bola kecil dijatuhkan pada fluida kental, maka akan timbul hambatan
pada gerak bola tersebut. Besaran- besaran yang mempengaruhi gaya
viskositas ini diantaranya jari jari bola (r). Kecepatan bola relatif terhadap
fluida (v) dan koefisien viskositas fluida (η). Dengan demikian resultan gaya
stokes dapat dirumuskan sebagai berikut,
F=( η. A . v )/l=k η v
A
Dengan k = yang menyatakan bentuk geometri benda. Untuk bola
l
k =6 π r . Dengan demikian persamaan diatas menjadi F=6 π η r v
Keterangan :
F = gaya gesek (N)
v = kecepatan bola (m/s2)
η = viskositas (N.s/m2)
r = jari jari bola (m)
Persamaan ini pertama kali dikemukakan oleh Sir George Stokes pada
tahun 1845 dan sampai sekarang dikenal sebagai Hukum Stokes.Hukum
Stokes dapat digunakan untuk menentukan kecepatan benda yang jatuh
bebas dalam fluida kental. Penentuan η dengan memakai hukum Stokes
bis dilakukan dengan percobaan kelereng jatuh. Sewaktu kelereng
dijatuhkan dalam bejana kaca yang berisi cairan yang hendak ditentukan
koefisien viskositasnya, kecepatan kelereng semakin lama akan semakin
cepat. Sesuai pada hukum Stokes, makin cepat gerakannya, maka makin
besar gaya geseknya. Hal ini yang menyebabkan gaya berat kelereng tepat
setimbang dengan gaya gesek dan kelereng jatuh dengan kecepatan tetap
sebesar v
Hukum Stokes – Berbunyi : ”Jika sebuah bola bergerak dalam suatu
fluida yang diam maka bola itu akan bekerja dalam bentuk gaya
gesekan dan arahnya berlawanan dengan arah gerak bola itu sendiri”