Anda di halaman 1dari 7

TABEL LANGKAH KERJA DAN FUNGSI PENGAMATAN

PRAKTIKUM DENSITAS

No. Perlakuan Fungsi Pengamatan


1. Mengukur massa kelereng Dalam ilmu terapan seperti kimia dan
kecil menggunakan neraca fisika, pengukuran merupakan aktivitas
analitik sebanyak 3 kali yang membandingkan kuantitas fisik dari
objek dan kejadian dunia-nyata. Alat
pengukur adalah alat yang digunakan
untuk mengukur benda atau kejadian
tersebut (Melia, 2014). Neraca analitik
merupakan suatu alat yang sering
digunakan dalam laboratorium yang
berfungsi menimbang bahan yang akan
digunakan. Bahan yang ditimbang biasanya
berbentuk padatan, namun tidak menutup
kemungkinan untuk menimbang suatu
bahan yang berbentuk cairan. Neraca
analitik yang digunakan dalam
laboratorium merupakan instrumen yang
akurat yang mempunyai kemampuan
mendeteksi bobot pada kisaran 100 gram
sampai dengan kurang lebih 0,0001 gram
(Day R.A. dan Underwood A.L., 2002).
2. Mengukur massa kelereng Dalam ilmu terapan seperti kimia dan
sedang menggunakan fisika, pengukuran merupakan aktivitas
neraca analitik sebanyak 3 yang membandingkan kuantitas fisik dari
kali objek dan kejadian dunia-nyata. Alat
pengukur adalah alat yang digunakan
untuk mengukur benda atau kejadian
tersebut (Melia, 2014). Neraca analitik
merupakan suatu alat yang sering
digunakan dalam laboratorium yang
berfungsi menimbang bahan yang akan
digunakan. Bahan yang ditimbang biasanya
berbentuk padatan, namun tidak menutup
kemungkinan untuk menimbang suatu
bahan yang berbentuk cairan. Neraca
analitik yang digunakan dalam
laboratorium merupakan instrumen yang
akurat yang mempunyai kemampuan
mendeteksi bobot pada kisaran 100 gram
sampai dengan kurang lebih 0,0001 gram
(Day R.A. dan Underwood A.L., 2002).
3. Mengukur massa kelereng Dalam ilmu terapan seperti kimia
besar menggunakan neraca dan fisika, pengukuran merupakan
analitik sebanyak 3 kali. aktivitas yang membandingkan kuantitas
fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata.
Alat pengukur adalah alat yang digunakan
untuk mengukur benda atau kejadian
tersebut (Melia, 2014). Neraca analitik
merupakan suatu alat yang sering
digunakan dalam laboratorium yang
berfungsi menimbang bahan yang akan
digunakan. Bahan yang ditimbang biasanya
berbentuk padatan, namun tidak menutup
kemungkinan untuk menimbang suatu
bahan yang berbentuk cairan. Neraca
analitik yang digunakan dalam
laboratorium merupakan instrumen yang
akurat yang mempunyai kemampuan
mendeteksi bobot pada kisaran 100 gram
sampai dengan kurang lebih 0,0001 gram
(Day R.A. dan Underwood A.L., 2002).
4. Mengukur diameter Ketika spindle telah menjepit benda yang
kelereng menggunakan akan diukur dan cukup terdengar satu kali
mikrometer sekrup suara krek, maka setelah itu kita kunci
spindle dengan lock clamp agar spindle
tidak bergerak maju mundur dan
pengukuran benda dapat efektif. (Soejoto,
1993 : 21 ). Micrometer tersebut banyak
sekali digunakan dalam kehidupan sehari –
hari karena memiliki manfaat untuk
panjang atau ketebalan atau diameter dari
benda – benda yang cukup kecil seperti
lempeng baja, alumunium, diameter kabel,
diameter kawat, lebar suatu kertas, dan
masih banyak lagi. Penggunaan
micrometer sangat luas, yaitu melakukan
pengukuran besaran panjang lebih presisi.
(Antika, 2012:23)
5. Menimbang massa prinsip metode ini didasarkan atas
piknometer dengan neraca penentuan massa cairan dan penentuan
analitik. ruangan yang ditempati cairan ini. Ruang
piknometer dilakukan dengan menimbang
air, menurut peraturan apotek, harus
digunakan piknometer yang sudah ditera,
dengan isi ruang dalam ml dan suhu
tetentu. Ketelitian metode piknometer akan
bertambah sampai suatu optimum tertentu
dengan bertambahnya volume piknometer.
Optimun ini terletak sekitar isi ruang 30
ml. Ada dua tipe piknometer, yaitu tipe
botol dengan tipe pipet(Roth,Herman
J.1994)
6. Menimbang massa Piknometer digunakan untuk menghitung
piknometer yang berisi Oli massa jenis zat cair yaitu Oli SAE dan
SAE 40 tersedia dalam berbagai ukuran.
Pengukuran massa jenis dilakukan dengan
pertama kali menimbang massa
piknometer kosong. Massa piknometer
dicatat dalam lembar kertas. Kemudian
piknometer diisi dengan zat cair yang akan
diukur massa jenisnya sampai zat cair
memenuhi botol piknometer.
Piknometer umumnya terbuat dari gelas
dengan bentuk badan bulat silinder
(Khamidinal, 2009).

7. Menimbang massa Piknometer digunakan untuk


piknometer yang berisi menghitung massa jenis zat cair yaitu
minyak. minyak dan tersedia dalam berbagai
ukuran. Pengukuran massa jenis dilakukan
dengan pertama kali menimbang massa
piknometer kosong. Massa piknometer
dicatat dalam lembar kertas. Kemudian
piknometer diisi dengan zat cair yang akan
diukur massa jenisnya sampai zat cair
memenuhi botol piknometer.
Piknometer umumnya terbuat dari gelas
dengan bentuk badan bulat silinder
(Khamidinal, 2009).

8. Memasukkan kelereng Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan


kecil ke dalam minyak dan kelereng kecil dan Benda dikatakan
mengalami gerak lurus bergerak lurus beraturan (GLB) jika benda
beraturan dan mencatat tersebut bergerak pada lintasan yang lurus
waktu yang dibutuhkan. dan bergerak dengan kecepatan tetap
 atau tidak ada perubahan kecepatan
terhadap waktu, sehingga percepatannya
nol. Kecepatan didefenisikan sebagai
perubahan posisi setiap saat atau dalam
bentuk matematis dituliskan : (Herman,
2014)
9. Memasukkan kelereng Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan
sedang ke dalam minyak kelereng sedang masuk ke dalam minyak
dan mengalami gerak lurus dan suatu benda dikatakan bergerak lurus
beraturan dan mencatat beraturan (GLB) jika benda tersebut
waktu yang dibutuhkan. bergerak pada lintasan yang lurus dan
bergerak dengan kecepatan tetap
 atau tidak ada perubahan kecepatan
terhadap waktu, sehingga percepatannya
nol. Kecepatan didefenisikan sebagai
perubahan posisi setiap saat atau dalam
bentuk matematis dituliskan : (Herman,
2014)
10. Memasukkan kelereng Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan
besar ke dalam minyak kelereng besar dan jika suatu benda
dan mengalami gerak lurus dikatakan bergerak lurus beraturan (GLB)
beraturan dan mencatat jika benda tersebut bergerak pada lintasan
waktu yang dibutuhkan. yang lurus dan bergerak dengan kecepatan
tetap atau tidak ada perubahan kecepatan
terhadap waktu, sehingga percepatannya
nol. Kecepatan didefenisikan sebagai
perubahan posisi setiap saat atau dalam
bentuk matematis dituliskan : (Herman,
2014)
11. Memasukkan kelereng Jika sebuah benda berbentuk bola
kecil ke dalam oil SAE 40 dijatuhkan ke dalam fluida kental,
dan mengalami gerak lurus misalnya pada sebuah kelereng kecil yang
beraturan dan mencatat dijatuhkan ke dalam Oli SAE 40. Nampak
waktu yang dibutuhkan. mula-mula kelereng bergerak dipercepat.
Tetapi beberapa saat setelah menempuh
jarak cukup jauh, nampak kelereng
bergerak dengan kecepatan konstan
(bergerak lurus beraturan). Ini berarti
bahwa di samping gaya berat dan gaya
apung zat cair masih ada gaya lain yang
bekerja pada kelereng tersebut. Gaya
ketiga ini adalah gaya gesekan yang
disebabkan oleh kekentalan fluida (Sears,
1984)
12. Memasukkan kelereng Jika sebuah benda berbentuk bola
sedang ke dalam oil SE 40 dijatuhkan ke dalam fluida kental,
dan mengalami gerak lurus misalnya pada sebuah kelereng sedang
beraturan dan mencatat yang dijatuhkan ke dalam Oli SAE 40.
waktu yang dibutuhkan. Nampak mula-mula kelereng bergerak
dipercepat. Tetapi beberapa saat setelah
menempuh jarak cukup jauh, nampak
kelereng bergerak dengan kecepatan
konstan (bergerak lurus beraturan). Ini
berarti bahwa di samping gaya berat dan
gaya apung zat cair masih ada gaya lain
yang bekerja pada kelereng tersebut. Gaya
ketiga ini adalah gaya gesekan yang
disebabkan oleh kekentalan fluida (Sears,
1984)
13. Memasukkan kelereng Jika sebuah benda berbentuk bola
besar ke dalam oil SE 40 dijatuhkan ke dalam fluida kental,
dan mengalami gerak lurus misalnya pada sebuah kelereng besar yang
beraturan dan mencatat dijatuhkan ke dalam Oli SAE 40. Nampak
waktu yang dibutuhkan. mula-mula kelereng bergerak dipercepat.
Tetapi beberapa saat setelah menempuh
jarak cukup jauh, nampak kelereng
bergerak dengan kecepatan konstan
(bergerak lurus beraturan). Ini berarti
bahwa di samping gaya berat dan gaya
apung zat cair masih ada gaya lain yang
bekerja pada kelereng tersebut. Gaya
ketiga ini adalah gaya gesekan yang
disebabkan oleh kekentalan fluida (Sears,
1984)

DAFTAR PUSTAKA

1. Anwar, E. (2004). Pemanfaatan Maltodekstrin Pati Terigu Sebagai Eksipien


dalam Formula Sediaan tablet dan Niosom. Majalah Ilmu Kefarmasian, 34-36.
2. Alsono & Matcello. 1994. Dasar – Dasar Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga
3. Roth, Herman J.1988. Analisis farmasi. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada
4. Halliday, Resnick, Walker. 2010.Fisika Dasar Jilid 1.Ciracas: Erlangga
5. Budianto,Anwar.2008. METODE PENENTUAN KOEFISIEN
KEKENTALAN ZAT CAIR DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI
LINEAR HUKUM STOKES. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir

Anda mungkin juga menyukai