cil
0,9 1,94 2,17 2,17 2,22 2,125
Sedang 0,3 1,04 0,92 0,8 0,45 0,8025
0,6 1,6 1,48 1,6 1,09 1,4425 4,2475
0,9 2 2,1 2,01 1,9 2,0025
0,3 1,35 0,88 0,82 0,79 0,96
Besar
C. Koefisien Viskositas
Tabel 11. Koefisien fiskositas
Fluida Vk.Besar Vk.sedang Vk.kecil
Minyak 450,0886 221,5694 285,32546
Oli SAE 40 456,4857 227,54243 291,54584
D. Kecepatan Terminal
Fluida Vk.Besar Vk.sedang Vk.kecil
0,061318344 0,070629782 0,069484655
Minyak 0,122636689 0,141259564 0,138969311
0,183955033 0,211889347 0,208453966
0,044676098 0,050933786 0,042857143
Oli SAE 40 0,089352197 0,101867572 0,085714286
0,134028295 0,152801358 0,128571429
F. Pembahasan
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat
cair dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair
dapat kita lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Apa sebenarnya yang
membedakan cairan itu kental atau tidak. Kekentalan atau viskositas dapat
dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang
lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser
satu bagian fluida terhadap yang lain. Di dalam aliran kental kita dapat
memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda
padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai sifat
kekentalan karena partikel di dalamnya saling menumbuk. Bagaimana kita
menyatakan sifat kekentalan tersebut secara kuantitatif atau dengan angka,
sebelum membahas hal itu kita perlu mengetahui bagaimana cara
membedakan zat yang kental dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah
satu alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah
viskosimeter ( Lutfy, 2007).
Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol
sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai
kecepatan yang sama dengan dinding. Bagian yang menempel pada dinding
luar dalam keadaan diam dan yang menempel pada dinding dalam akan
bergerak bersama dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding
bergerak dengan kecepatan yang berubah secara linier sampai V. Aliran ini
disebut aliran laminer. Aliran zat cair akan bersifat laminer apabila zat
cairnya kental dan alirannya tidak terlalu cepat (Sudarjo, 2008).Pengertian
viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang
bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan
ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar
viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair
tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar
partikel zat cair (Martoharsono, 2006). Viskositas menentukan kemudahan
suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar lapisan material.
Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk
mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat.
Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya
tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat
cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang
berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi
(gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas,
viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat
dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara
molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang
mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas
yang tinggi (Sarojo, 2009).
1. Pengukuran Diameter
DAFTAR PUSTAKA
Lachman, Leon. 1994.Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jilid III.Edisi III.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia