Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PPKN

DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI

Disusun oleh :
 NAMA : REHAN ANDRE SAPUTRA
 KELAS : XI MIPA 5

SMA NEGERI 1 MANTUP


TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “NEGARA DAN KONSTITUSI”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran PKN.
Makalah ini berisi tentang negara dan konstitusi, dengan bahasa yang singkat, padat,
dan mudah dimengerti. Makalah ini kami lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka
yang menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan makalah. Pembahasan yang
menjelaskan Negara dan Konstitusi, Penutup yang berisi tentang kesimpulan yang
menjelaskan isi dari makalah kami. Makalah ini juga kami lengkapi dengan daftar pustaka
yang menjelaskan sumber dan referensi bahan dalam penyusunan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan kami terima, Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.

Lamongan, 22 januari 2019

Rehan Andre S
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................. i


Daftar Isi ..................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2  Pengertian Judul .................................................................................. 2
1.3  Rumusan Maslah ................................................................................. 3
Bab II Pembahasan Materi
2.1 Dasar Negara ..................................................................................... 7
2.2 Konstitusi .......................................................................................... 12
2.3 Keterkaitan Dasar Negara dengan Konstitusi ................................... 16
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 18
3.2 Saran .................................................................................................. 18
Daftar Pustaka ......................................................................................... 19
BAB I
Pendahuluan

1.1            Latar Belakang Masalah

Dewasa ini banyak masyarakat Indonesia yang mengabaikan arti dari pancasila
sebagai dasar negara dan UUD 1945 sebagai konstitusi. Bahkan bukan hanya mengabaikan,
namun banyak juga yang tidak mengetahui makna dari dasar negara dan konstitusi tersebut.
Golongan masyarakat yang demikian sepertinya kurang pemahaman pendidikan tentang
dasar negara kita itu. Sesungguhnya bila seluruh warga negara Republik Indonesia mampu
memahami, menganalisis dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat
bangsanya secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional
seperti yang digariskan di dalam Pembukaaan UUD 1945, maka mereka sudah tentu dapat
menghayati filsafat dan ideologi Pancasila sehingga menjiwai tingkah lakunya selaku warga
negara R.I dalam melaksanakan segala kegiatannya sebagai cerminan dari nilai-nilai
pancasila dan UUD 1945. Terlebih di era globalisasi ini masyarakat dituntut untuk mampu
memilah-milah pengaruh positif dan negatif dari globalisasi tersebut. Dengan pendidikan
tentang dasar negara dan konstitusi diharapkan masyarakat Indonesia mampu mempelajari,
memahami dan melaksanakan segala kegiatan kenegaraan berlandasakan dasar negara dan
konstitusi, namun tidak kehilangan jati dirinya, apalagi tercabut dari akar budaya bangsa dan
keimanannya.
Dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan konstitusi. Dasar Negara menempati
kedudukan sebagai norma hukum tertinggi suatu Negara. Sebagai norma tertinggi, dasar
Negara menjadi sumber bagi pembentukan norma-norma hukum dibawahnya. Konstitusi
adalah salah satu norma hukum dibawah dasar Negara. Dalam arti yang luas : konstitusi
adalah hukum tata negara, yaitu keseluruhan aturan dan ketentuan (hukum) yang
menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu negara. Dalam arti tengah : konstitusi adalah
hukum dasar, yaitu keseluruhan aturan dasar, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
Dalam arti sempit : konstitusi adalah Undang-Undang Dasar, yaitu satu atau beberapa
dokumen yang memuat aturan-aturan yang bersifat pokok. Dengan demikian, konstitusi
bersumber dari dasar Negara.norma hukum dibawah dasar Negara isinya tidak boleh
bertentangan dengan norma dasar. Isi norma tersebut bertujuan mencapai cita-cita yang
terkandung dalam dasar Negara. Dasar Negara merupakan cita hukum dar Negara. Terdapat
hubungan-hubungan yang sangat terkait antara keduanya yang perlu kita ketahui..
Pernyataan-pernyataan tersebutlah yang membuat penulis mengangkat permasalan
tersebut ke dalam tema makalah ini yang berjudul ‘Dasar Negara dan Konsitusi Negara’.
.          1.2     Pengertian Judul

1.       Dasar Negara

Dalam Ensiklopedia Indonesia, kata “dasar” (filsafat) berarti asal yang pertama.
Istilah ini juga sering dipakai dalam arti: pengertian yang menjadi pokok (induk) dari pikiran-
pikiran lain (substrat). Kata “dasar” bila dihubungkan dengan negara (dasar negara), memiliki
pengertian merupakan pedoman dalam mengatur kehidupan penyelenggaraan ketatanegaraan
negara yang mencakup berbagai bidang kehidupan.

2.       Konstitusi

Kata konstitusi secara etimologis berasal dari bahasa latin


yaitu “constutio”, “constitution” (Inggris),“constituer” (Prancis), “constitutie” (Belanda),
dan “konstitution” (Jerman). Dalam pengertian ketatanegaraan istilah konstitusi mengandung
arti undang-undang dasar hukum dasar atau susunan badan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pengertian judul yang telah diuraikan, dapat
dirumuskan masalah-masalah yang akan dibahas pada penulisan kali ini. Adapun yang akan
dibahas dan menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1.      Apa yang dimaksud dengan Dasar Negara?


2.      Bagaimana kedudukan dan nilai-nilai yang terkandung dalam Dasar Negara di Indonesia
(Pancasila)?
3.      Apa yang dimaksud dengan Konstitusi?
4.      Bagaimana kedudukan dan nilai-nilai yang terkandung dalam Konstitusi di Indonesia (UUD
1945)?
5.      Bagaimana hubungan antara Dasar Negara dan Konstitusi?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Dasar Negara

2.11 Pengertian Dasar Negara

Dalam Ensiklopedi Indonesia, kata “dasar” (filsafat) berarti asal yang pertama. Bila
dihubungkan dengan negara (dasar negara), kata “dasar” berarti pedoman dalam mengatur
kehidupan penyelenggaraan ketatanegaraan negara yang mencakup berbagai bidang
kehidupan.

Ajaran ini sering disebut dengan idiologi. Idiologi adalah nilai-nilai dasar (hasil
konsensus) yang ingin diwujudkan di dalam negara tersebut.
Idiologi selalu berupa gagasan-gagasan yang memiliki sifat-sifat pokok :
a)    Gagasan-gagasan dalam idiologi bersifat sistematis
b)   Gagasan-gagasan itu berfungsi atau dipergunakan oleh penganutnya sebagai pedoman
dalam kehidupan bernegara.
c)    Gagasan-gagasan yang ada dalam sebuah idiologi masih berupa gagasan dasar atau
umum, sehingga memerlukan penjabaran agar bisa dilaksanakan.
Setiap Negara yang merdeka dan berdaulat memiliki dasar Negara yang berbeda.
Perbedaan dasar Negara itu sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai social,budaya,patriotisme dan
nasionalisme yang telah terkristalisasi dalam perjuangan untuk mewujudkan cita-cita dan
tujuan Negara yang hendak dicapainya.
Sebagai dasar Negara pancasila tercantum dalam alinea pembukaan 4 pembukaan UUD
1945 yang merupakan landasan yuridis konstitusional dan dapat disebut sebagai ideologi 
Negara. Sebagai dasar Negara pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum
sehingga semua  peraturan hukum  ketatanegaraan yang bertentangan dengan pancasila harus
dicabut. Perwujudan nilai-nilai pancasila sebagai dasar Negara dalam bentuk  peraturan 
perundang-undangan bersifat imperaktif (mengikat)bagi :
1)        Penyelenggara Negara
2)        Lembaga kenegaraan
3)        Lembaga kemasyarakatan
4)        Warga Negara Indonesia dimanapun berada
5)        Penduduk diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bagi bangsa Indonesia, dasar negara yang dianut adalah Pancasila. Dalam tinjauan
yuridis konstitusional, Pancasila sebagai dasar negara berkedudukan sebagai norma obyektif
dan norma tertinggi dalam negara, serta sebagai sumber segala sumber hukum sebagaimana
tertuang di dalam TAP.MPRS No. XX/MPRS/1966, jo.TAP. MPR No.V/MPR/1973, jo.TAP.
MPR No. IX/MPR/1978. Penegasan kembali Pancasila sebagai dasar Negara tercantum
dalam TAP. MPR No. XVIII/MPR/1998.
Adapun rumusan Sistematika Pancasila yang benar dan syah sebagai Dasar Negara
seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah berdasarkan Instruksi Presiden
RI No. 12 Tahun 1968 Tanggal 13 April 1968.
Tata urutan/sistematika dan Rumusan Pancasila tersebut adalah :
Satu            :     Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
Kedua        :     Kemanusiaan yang adil dan beradab
Ketiga       :     Persatuan Indonesia
Keempat   :     Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan Dalam
permusyawaratan/perwakilan
Kelima        :     Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2.12 Sejarah Rumusan dan Sistematika Dasar Negara Republik Indonesia

Dalam sidang BPUPKI tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 terdapat beberapa usulan rumusan
tentang dasar Negara Indonesia merdeka. Usulan tersebut disampaikan oleh Mr. Muh.
Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.
a)      Rumusan menurut Mr. Yamin secara lisan tanggal 29 Mei 1945, usulan 5 asas dasar
Indonesia Merdeka.
1.    Peri Kebangsaan
2.    Peri Kemanusiaan
3.    Peri KeTuhanan
4.    Peri Kerakyatan
5.    Peri Kesejahteraan Sosial
b)      Rumusan Mr. Yamin secara tertulis 29 Mei 1945 Rancangan UUD RI yang didalamnya
terdapat 5 rumusan dasar negara
1.      Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2.      Kebangsaan Persatuan Indonesia
3.      Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
4.      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5.      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
c)      Rumusan Mr. Soepomo Tanggal 31 Mei 1945 pokok-pokok pikiran dasar negara :
1.         Paham Negara Kesatuan
2.         Perhubungan Negara dan Agama
3.         Sistem badan Permusyawaratan
4.         Sosilisme Negara
5.         Hubungan atar bangsa yang bersifat Asia Timur Raya

d)     Rusan Ir. Soekarno dalam pidato 1 Juni 1945 mengemukakan 5 dasar negara yang diberi
nama Pancasila.
1.         Kebangsaan Indonesia
2.         Internasionalisme – atau Peri Kemanusiaan
3.         Mufakat – atau Demokrasi
4.         Kesejahteraan Nasional
5.         Ke-Tuhanan yang berkebudayaan

e)      Rumusan Panitia 9 (Piagam Jakarta 22 Juni 1945)


1.         Ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2.         Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.         Persatua Indonesia
4.         Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5.         Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

f)       Rumusan PPKI yang dicantumkan dalam Pembukaan UUD 1945 tanggal 18 Agusrus
1945
1.         Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2.         Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.         Persatuan Indonesia
4.         Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaraatan/perwakilan
5.         Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2.13 Substansi Dasar Negara

Substansi dasar Negara antara lain dapat dilihat sebagai berikut:


a)        Sosialisme
ü Ajaran moral Sosialisme adalah bahwa manusia pada dasarnya adalah mahluk kreatif dan
dapat memperoleh kebahagiaan serta kepuasan melalui kerjasama.
ü Ajaran ekonomi sosialisme adalah Penghapusan atau pembatasan hak milik pribadi atas
alat-alat produksi, pengambilalihan alat-alat produksi oleh negara. Perlindungan bagi kaum
buruh terhadap penghisapan, kemiskinan. Pengawasan negara terhadap perusahaan-
perusahaan monopoli, pengembangan perusahaan-perusahaan milik negara.
ü Ajaran politik sosialisme adalah bahwa demokrasi dengan sistem satu partai masih berlaku
karena ajaran ini memang menerima kemungkinan terwujudnya masyarakat tanpa kelas.
ü Ada 2 aliran sosialime yaitu sosialisme yang dipengaruhi Marxisme dan sosialisme non
Marxis (sosialisme demokratis)

b)        Marxisme
Nilai-nilai yang terkandung dalam komunisme adalah :
ü Monisme, yaitu pandangan yang menolak adanya golongan-golongan atau keanekaragaman
dalam masyarakat.
ü Kekerasan merupakan alat yang sah untuk mencapai tujuannegara, yaitu terwujudnya
masyarakat tanpa kelas.
ü Negara merupakan alat untuk mencapai komunisme sehinggasemua alat negara
dipergunakan untuk mewujudkan komunisme.
ü Prinsip moral utama komunisme adalah bahwa segala jalan dianggap
halal, asal membantu mencapai tujuan.
ü Setiap bentuk asli komunisme pasti atheis, karena komunisme berdasarkan materialisme,
yang menyangkal adanya jiwa rohani dan Tuhan.
c)        Liberalisme
ü Kebebasan manusia adalah nilai utama dalam ajaranLiberalisme.
Ajaran moral Liberalisme adalah pengakuan atas hak-hak asasi manusia seperti kebebasan,
hak kemuliaan, dan hak hidup manusia.
ü Ajaran politik Liberalisme adalah pengakuan atas hak-hakasasi politik, seperti hak
berserikat, berkumpul, hakmengeluarkan pendapat secara lisan maupun tertulis, hak
partisipasi.
ü Ajaran ekonomi Liberalisme adalah kebebasan semaksimal mungkinbagi perjuangan
kepentingan masing-masing individu.
ü 3. Pancasila
ü Pada hakikatnya manusia sebagai mahlukindividu maupun mahluk sosial. Yang artinya
kebebasan individu tidak merusak semangatkerjasama antarwarga, namun kerjasama
antarwarga juga tidak boleh mematikan kebebasan individu.
ü Sistem demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan.
ü Sistem ekonomi kerakyatan, dimana kesejahteraanrakyat menjadi tujuan utama.

2.14 Fungsi Dasar Negara

Bagi bangsa Indonesia Pancasila mempunyai fungsi pokok sebagai berikut :


1)      Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, artinya Pancasila sebagai pegangan
hidup, pedoman hidup dan petunjuk arah semua kegiatan hidup dan penghidupan bangsa
Indonesia di berbagai aspek kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini berarti
semua sikap dan perilaku setiap manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran
pengamalan sili-sila Pancasila. Pancasila sebagai dasar Negara. Pancasila sebagai dasar
negara bersifat tetap, kuat dan tidak dapat diubah oleh siapa saja. Pengertian Pancasila
sebagai dasar Negara merupakan kaidah Negara yang menjadi sumber dalam
penyelenggaraan ketatanegaraan indonesia. Hal ini membawa konsekuensi bahwa segala
yang ada dalam Negara harus taat asas dengan nilai-nilai Pancasila. Demikian pula hukum
atau peraturan yang berlaku dalam mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus
bersumber dari Pancasila. Sehingga sebagai dasar Negara, Pancasila menjadi sumber dari
segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia.

2)      Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa indonesia. Hal ini berarti bahwa Pancasila
merupakan gambaran tertulis dari sikap dan perilaku atau gambaran tentang pola amal
perbuatan bangsa Indonesia yang khas yang mampu membedakannya dengan bangsa-bangsa
yang lain.
3)      Pancasila sebagai alat permersatu bangsa, sebagai tujuan yang hendak dicapai dan sebagai
idiologi terbuka.

2.2       Konstitusi

2.21  Pengertian Konstitusi

Kata konstitusi berasal dari bahasa Latin Constitutio, bahasa Perancis : Constutuere,


bahasa Inggris : Constitution dan bahasa Belanda : Constitutie yang artinya membentuk. Hal
ini berarti pembentukan atau menyusun dan menyatakan suatu Negara. Maksudnya hukum
dasar yang memuat aturan-aturan pokok yang menggambarkaan tentang sistem
ketatanegaraan suatu negara.
Menurut para ahli, bahwa konstitusi ada yang mempersamakan dengan Undang Undang
Dasar dan ada yang berpendapat bahwa konstitusi itu lebih luas daripada Undang Undang
Dasar. Artinya Undang Undang Dasar adalah bagian dari konstitusi. Konstitusi adalah
keseluruhan dari peraturan-peraturan, baik tertulis maupun yang tidak tertulis, yang mengatur
secara mengikat cara-cara dalam mengatur pemerintahan. Berikut beberapa pengertian
konstitusi, antara lain :
1)   Menurut Herman Heller dalam bukunya verjassunglehre (ajaran tentang konstitusi),
konstitusi mempunyai artii yang lebih luas daripada Undang Undang Dasar. Konsitusi
sebenarnya tidak hanya bersifat yuridis semata-mata tetapi juga sosiologis dan politis.
2)   F. Lasalledalam “Uber Verfassungwesen” menyatakan :
ü Menurut pengertian sosiologis, konstitusi yang sesungguhnya menggambarkan hubungan
antara kekuasaan yang terdapat di dalam masyarakat seperti golongan yang mempunyai
kedudukan nyata dalam masyarakat misalnya, Kepala Negara, angkatan perang, partai politik,
buruh tani, pegawai dan sebagainya. Oleh karna agar yang penting itu ditulis dalam konstitusi
(In Einer Urkunde Auf Blatt Papier alle Institution und Regierings Prinzipein des Landes).
ü Menurut pengertian yudiris, menyamakan antara konstitusi dengan Undang Undang Dasar.
3)   Syruycken berpendapat konstitusi adalah Undang Undang Dasar yang memuat garis-garis
besar dan asas tentang organisasi daripada Negara.
4)   K. C. Wheare, menyatakan konstitusi sebagai keseluruhan sistem ketatanegaraan dari
suatu Negara berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah dalam
pemerintahan suatu Negara.

Keterkaitan antara dasar negara dengan konstitusi nampak pada gagasan dasar, cita-cita,
dan tujuan negara yang tertuang dalam Mukadimah atau Pembukaan Undang-Undang Dasar
suatu negara. Dari dasar negara inilah kehidupan negara yang dituangkan dalam bentuk
peraturan perundang-undangan diatur dan diwujudkan. Salah satu perwujudan dalam
mengatur dan menyelenggarakan kehidupan ketatanegaraan suatu negara adalah dalam
bentuk Konstitusi atau Undang-Undang Dasar.
Dalam arti yang luas: konstitusi adalah hukum tata negara, yaitu keseluruhan aturan dan
ketentuan (hukum) yang menggambarkan sistem ketatanegaraan negara. Dalam arti tengah:
konstitusi adalah hukum dasar, yaitu keseluruhan aturan dasar, baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis. Dalam arti sempit: konstitusi adalah Undang-Undang Dasar, yaitu satu
atau beberapa dokumen yang memuat aturan-aturan yang bersifat pokok.
Cara pembbentukan konstitusi :
1)   Cara pemberian, di mana raja memberikan warganya suatu UUD dan ia berjanji akan
memperjuangkan kekuasaannya itu berdasarkan asas-asas tertentu dan kekuasaan itu akan
dijelankan oleh suatu badan tertentu menurut cara tertentu. UUD ini biasanya timbul karena
raja merasa tertekan hebat dari sekitarnya dan takut akan timbulnya revolusi. Dengan adanya
UUD ini maka kekuasaan raja dibatasi.
2)   Cara sengaja dibentuk, dalam hal ini pembuaatan suatu UUD dilakukan setelahNegara itu
didirikan. Jadi setelah suatu Negara didirikan maka sengaja dibentuklah UUD.
3)   Cara revolusi; pemerintahan baru yang terbentuk sebagai hasil daripada revolusi ini,
kadang-kadang membuat suatu UUD yang mungkin mendapat persetujuan rakyatnya atau
pemerintah tersebut dapat pula mengambil cara lain yaitu dengan mengambil suatu
permusyawaratan yang akan menetapkan UUD itu.
4)   Cara evolusi, perubahan-perubahan secara berangsur-angsur dapar menimbulkan suatu
UUD dan secara otomatis UUD yang lama tidak berlaku lagi.
Cara mengubah konstitusi :
1.    Oleh Badan Legislatif; dilakukan oleh badan legislatif, dengan syarat yang lebih berat
daripada jika badan legislatif ini membuat Undang-Undang biasa (bukan undang undang
dasar)
2.    Referendum, melalui pemungutan suara oleh rakyat yang memiliki hak suara (misalnya di
Indonesia melalui UU No. 5 Tahun 1985)
3.    Oleh badan khusus; harus diadakan badan khusus yang bertugas untuk mengubah Undang
Undang Dasar
4.    Khusus di negara federasi; perubahan Undang Undang Dasar baru dapat terjadi jika
mayoritaas negara-negara bagian menyetujuinya.

Adapun isi pokok konstitusi menurut Prof. Mirriam Budiasrdjo, meliputi :


1.    Organisasi Negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif, dan
yudikatif.
2.    Hak-hak asasi manusia
3.    Prosedur mengubah Undang Undang Dasar
4.    Larangan sifat-sifat tertentu dari Undang Undang Dasar

2.22 Kedudukan Konstitusi
Ø   Konstitusi berkedudukan sebagai hukum dasar dan sekaligus hukum tertinggi dalam suatu
negara.
Ø   Konstitusi menjadi dasar dan sumber bagi peraturan perundangan lain yang ada dalam
suatu negara.
Ø   Konstitusi berkedudukan paling tinggi dalam tata urutan peraturan perundangan satu
negara.

2.23  Sifat Konstitusi


Sifat pokok konstitusi negara adalah flexible (luwes), atau juga rigid (kaku).
Konstitusi dikatakan flexible apabila konstitusi itu memungkinkan adanya perubahan swaktu-
waktu sesuai perkembangan masyarakat. Sedangkan konstitusi dikatakan rigid apabila
konstitusi itu sulit diubah kapan pun.

2.24 Fungsi Konstitusi
Fungsi pokok konstitusi atau Undang-Undang Dasar adalah membatasi kekuasaan
pemerintah sedemekian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-
wenang. Dengan demikian diharapkan hak-hak warga negara akan terlindungi. Gagasan ini
dinamakan Konstitusionalisme
Menurut Carl J. Friedrich, konstitusionalisme merupakan gagasan yang melihat
pemerintah sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama
rakyat, tetapi yang dikenakan beberapa pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwa
kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintah itu tidak disalahgunakan oleh mereka yang
mendapat tugas untuk memerintah. Pembatasan-pembatasan ii tercermin dalam Undang-
Undang Dasar.
Negara-negara komunis umumnya menolak gagasan konstitusionalisme karena negara
berfungsi ganda: pertama, mencerminkan kemenangan-kemenangan yang telah dicapai dalam
perjuangan ke arah tercapainya masayarakat komunis dan merupakan pencatatan formil dan
legal dari kemajuan yang telah dicapai; kedua, Undang-Undang Dasar membirakan rangka
dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang dicita-citakan dalam tahap
perkembangan berikutnya.

2.25  Substansi konstitusi


Pada umumnya kontitusi atau UUD berisi:
1.    Pernyataan tentang ideologi dasar negara atau gagasan-gagasan moral kenegaraan
2.    Ketentuan tentang struktur organisasi Negara.
3.    Ketentuan tentang perlindungan hak-hak asasi manusia
4.    Ketentuan tentang prosedur mengubah undang-undang dasar
5.    Larangan mengubah sifat tertentu dari undang-undang dasar

2.3      Keterkaitan Dasar Negara dan Konstitusi


Dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan konstitusi, karenanya dasar Negara
menempati kedudukan sebagai norma dasar tertinggi Negara. Sebagai norma dasar tertinggi,
dasar Negara menjadi sumber pembentukan norma-norma Negara di bawahnya. Konstitusi
adalah salah satu norma dasar tertinggi. Isi konstitusi haruslah bertujuan mencapai cita-cita
yang terkandung dalam dasar Negara. Sebagai norma dasar tertinggi, dasar Negara
merupakan cita dasar dari Negara yang mempunya fungsi regulative dan fungsi konstitutif.
Fungsi regulative adalah sebagai tolok ukur untuk menguji apakah norma Negara yang
berlaku di bawahnya bertentangan atau tidak dan bersifat adil atau tidak. Sedang fungsi
konstitutif artinya sebagai pembentuk dasar bahwa tanpa adanya dasar Negara tersebut maka
norma Negara di bawahnya akan kehilangan maknanya sebagai Peraturan Perundangan.
Hubungan antara dasar Negara Pancasila dan UUD 1945 dapar dilihat dalampenjelasan
UUD 1945 (sebelum di amandemen) yaitu pada penjelasan Umum angka II sebagai berikut :
“Undang undang dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
pembukaan di dalam pasal-pasalnya. Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-citaNegara
(rechtsidee) yang menguasai dasar Negara baik dasar yang tertulis (undang undang dasar)
maupun yang tidak tertulis .Undang undang dasar menciptakan pokok-pokok pikiran ini
dalam pasal-pasalnya”. Dalam penjelasan tersebut jelaslah bahwa pancasila adalah cita-cita
dasar (rechtsidee) yang menguasai dasar Negara baik tertulis maupun tidak tertulis.

Untuk mewujudkan jiwa dasar Negara, maka konstitusi mewajibkan terwujudnya Negara


hukum dan untuk itu :
1.    TAP MPR No. III/MPR/2000 menetapkan Pancasila sebagai sumber hukum dasar
nasional
2.    Presiden bersama DPR menetapkan UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan untuk berbagai persyaratan yang berkaitan dengan sistem,
asas, tata cara penyiapan dan pembahasan, teknik penyusunan maupun pemberlakuannya.
Dalam hal ini menempatkan Pancasila sebagai dasar dan idiologi Negara serta sekaligus
dasar filosofis bangsa dan Negara sehingga setiap materi muatan Peraturan Perundangan
tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalan Pancasila.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 ini pada dasarnya dimaksudkan untuk :


1.    Membentuk ketentuan yang baku mengenai tata cara Pembentukan Peraturan perundang-
undangan
2.    Memenuhi perintah pasal 22 A UUD 1945
3.    Memenuhi pasal 6 TAP MPR No. III/MPR/2000
Berdasarkan UU ini jenis dan hierarki peraturan Perundang-undangan RI meliputi :
1.    UUD Republik Indonesia Tahun 1945
2.    Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
3.    Peraturan Pemerintah
4.    Peraturan Presiden
5.    Peraturan Daerah
Adapun Perundang-undangan yang diatur lebih lanjut dalam undang-undang ini meliputi
UU dan Peraturan Perundangan dibawahnya dengan berlandaskan asas Pembentukan
Peraturan Perundangan yang meliputi; asas :
1.      Kejelasan tujuan
2.      Kelembagaan atau organ yang tepat
3.      Kesesuaian antara jenis dan materi muatan
4.      Dapat dilaksanakan
5.      Kejelasan rumusan
6.      Keterbukaan
Bab III
Penutup

3.1     Kesimpulan

Pancasila sebagai dasar negara adalah Pancasila yang tercantum dalam alinea keempat
Pembukaan UUD 1945. Rumusan sila-sila Pancasila sebagai dasar negara dan Undang-
Undang dasar 1945 dilakukan melalui sidang-sidang BPUPKI yang disampaikan oleh Mr.
Moh. Yamin, Ir. Soekarno, Panitia Sembilan (Piagam Jakarta) dan terakhir dalam Pembukaan
UUD 1945 18 Agustus 1945 oleh PPKI. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa
Indonesia memproklamirkan kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945 di jalan Pegangsaan
Timur 56 Jakarta. Pancasila mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah
oleh siapapun termasuk MPR hasil Pemilu, sebab perubahan terhadap UUD 1945 berarti
pembubaran negara RI proklamasi. Kedudukan Pancasila di dalam pembukaan UUD 1945
memberikan faktor-faktor mutlak bagi tertib hukum Indonesia. Substansi konstitusi negara
Indonesia adalah kerangka naskah yang berisi tugas-tugas pokok dari badan-badan
pemerintahan berdasarkan Pancasila. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai
pokok kaidah negara yang fundamental. Unsur-unsur mutlak kedudukan Pembukaan UUD
1945 sebagai pokok kaidah negara dapat analisis berdasarkan segi terjadinya, segi isinya,
sejarah terjadinya, ilmu hukum, dan kaitan pasal-pasalnya.

3.2     Saran

Setelah menyimpulkan hasil pembahasan dari makalah ini berdasarkan teori-teori


yang ada, maka penulis mencoba untuk memberikan masukan atau saran sebagai berikut:
1.      Bagi pemerintah, penulis menyarankan agar berhati-hati dalam melakukan perubahan
ataupun melaksanakan Undang-Undang agar tetap terjalin keselarasan antara Dasar Negara
dan Konstitusi.
2.      Bagi pembaca, penulis menyarankan agar dapat mengambil hal-hal positif dari makalah ini
untuk pembelajaran dan lebih banyak membaca buku yang berkaitan dengan Dasar Negara
dan Konstitusi agar lebih memahami makna dari kedua hal tersebut.
3.      Bagi penulis yang ingin mengetahui dasar negara dan konstitusi, penulis sarankan agar
lebih memperbanyak referensi yang terkait dengan dasar negara dan konstitusi.
Demikianlah makalah akhir semester yang berjudul ‘Dasar Negara dan Konstitusi
Negara Indonesia’ ini saya tulis dengan harapan dapat menjadi manfaat bagi setiap pembaca
khususnya penulis. Bila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini saya memohon maaf,
karena kebenaran datangnya dari Allah sedangkan kesalahan datangnya dari saya pribadi
selaku penulis. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Suradi dkk. Kewarganegaraan Menuju Masyarakat Madani Kelas 1 SMA. Jakarta:


Yudhistira, 2004. cet. Ke-1
Priyo Sukonto, Bambang. dkk. Panduan Belajar Pendidikan Kewarganegaraan 12 SMA IPS.
Yogyakarta: Lembaga Pendidikan Primagama, 2010.
Aziz Asymuni, Ahmad. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi IAIN Syarif
Hidayatullah. Jakarta: PT. Hikmat Syahid Indah, 1992. cet. Ke-2
http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia diakses pada hari Minggu, 11 Desember 2011 pukul
13.02 WIB
http://prince-mienu.blogspot.com/2010/01 diakses pada hari Senin, 12 Desember 2011, pukul
19.00 WIB
http://www.scribd.com/doc/42807545/Hakikat-Dari-Suatu-Konstitusi-Ialah-Mengatur-
Pembatasan-Kekuasaan-Dalam-Negara diakses pada hari Jumat, 16 Desember 2011 pukul
09.15 WIB

Anda mungkin juga menyukai