Anda di halaman 1dari 38

PETUNJUK PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

NAMA :
NIM :
GRUP :

LABORATORIUM KIMIA FISIKA DASAR

Universitas Internasional Semen Indonesia


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas
segala rahmat dan karunia yang telah kita terima
sehingga pelaksanaan kegiatan praktikum Fisika Dasar
dapat segera dilaksanakan.
Praktikum Fisika Dasar yang meliputi mekanika,
fluida, getaran dan fisika semen yang telah mencakup
pengetahuan dasar guna menunjang perkuliahan dan
penelitian dasar di UISI. Fisika sebagai ilmu dasar
keteknikan yang diaplikasikan melalui beberapa
percobaan dan eksperimen di kegiatan ini, diharapkan
mampu melahirkan eksperimen lanjutan yang lebih
inovatif dan berkembang sesuai dengan displin ilmu yang
digeluti di prodi masing - masing.
Agar dalam pelaksanaan praktikum ini dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka kepada
praktikan, asisten, dosen pengampu diwajibkan
melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan
tanggung jawab masing-masing.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Gresik, Agustus 2019
Penyusun

Fandi Angga Prasetya, S.Si., M.Si.


NIP. 9116229

DAFTAR ISI

1
KATA PENGANTAR..................................................................................1
TATA TERTIB LABORATORIUM................................................................3
PERCOBAAN 1........................................................................................6
MASSA JENIS ZAT PADAT BENTUK TERATUR..........................................6
PERCOBAAN 2......................................................................................11
Uji Kehalusan Semen dengan Alat Blaine..............................................11
PERCOBAAN 3......................................................................................16
KOEFISIEN GESEKAN.............................................................................16
PERCOBAAN 4......................................................................................20
PENGUJIAN KUAT TEKAN......................................................................20
PERCOBAAN 5......................................................................................27
BANDUL MATEMATIS............................................................................27
PERCOBAAN 6......................................................................................30
VISKOSITAS...........................................................................................30
PERCOBAAN 7......................................................................................34
Pengujian False Set...............................................................................34
PERCOBAAN 8......................................................................................38
Pengujian Setting Time.........................................................................38

TATA TERTIB LABORATORIUM


Sebelum memulai kegiatan praktikum, bacalah tata
tertib laboratorium dengan sebaik-baiknya untuk
menjaga keselamatan, kelancaran pelaksanaan
praktikum di Lab. Kimia Fisika Dasar. Pelanggaran dan
kelalaian saat melaksanakan praktikum dapat berakibat
2
membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Oleh
karena itu, setiap pelanggaran di laboratorium dapat
dikenakan sanksi mulai dari tidak lulus kegiatan
praktikum atau tidak diperbolehkannya melanjutkan
kegiatan praktikum.

PERALATAN LABORATORIUM
1. Meja dan peralatan praktikum harus selalu
bersih. Tidak diperkenankan meninggalkan
peralatan dalam keadaan kotor di meja praktikum.
2. Jangan meminjam alat dari meja praktikum lain
tanpa ijin asisten / pengawas praktikum. Jika
memerlukan peralatan tambahan, harap meminjam
pada laboran yang bertugas dan mencatatnya pada
buku peminjaman.
3. Peralatan - peralatan besar untuk pemakaian
bersama terletak diluar meja praktikum, di dalam
ruang laboratorium.
4. Jika ada peralatan yang rusak atau pecah, harus segera
dilaporkan untuk diketahui dan mendapat gantinya.
Kelalaian melaporkan akan dikenai sanksi.

ATURAN BEKERJA DI LABORATORIUM


1. Dilarang bekerja sendirian di laboratorium
minimal ada asisten/petugas yang mengawasi.
2. Tas diletakkan pada lemari yang disediakan di luar
laboratorium.

3
3. Dilarang bermain-main dengan peralatan dan
bahan di laboratorium.
4. Jagalah kebersihan laboratorium, peralatan dan
meja praktikum.
5. Rencanakan percobaan yang akan dilakuakan
sebelum memulai praktikum.
6. Persiapkanlah hal-hal yang perlu sebelum masuk
laboratorium seperti buku kerja, jenis percobaan,
jenis bahan, jenis peralatan, jas laboratorium
untuk melindungi pakaian dan cara membuang
limbah sisa percobaan.
7. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau
sepatu berhak tinggi.
8. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
9. Jangan membuat keteledoran antar sesama teman.
10.Pencatatan data selengkap-lengkapnya harus
segera dilakukan setelah percobaan selesai
dilakukan.
11.Berdiskusi tentang materi praktikum adalah hal
yang baik dilakukan untuk memahami lebih
lanjut percobaan yang dilakukan.
12.Setiap alat yang digunakan diperoleh dari petugas
laboratorium dengan mengisi daftar isian
peminjaman alat. Setelah selesai, alat – alat
dikembalikan dalam keadaan bersih dan baik.
13. Keselamatan alat – alat yang dipinjam merupakan
tanggung jawab kelompok peminjam. Jika terjadi
kerusakan, kelompok peminjam wajib
memperbaiki atau menggantinya.
14.Tidak diperkenankan mengganggu dan
mencampuri kegiatan kelompok lain.

4
15.Keluar masuk ruangan saat kegiatan praktikum
harus seizin pembimbing.
16. Hal – hal lain yang belum tercantum akan
ditetapkan kemudian.

KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM


1. Dilarang keras merokok di dalam laboratorium
2. Gunakan peralatan kerja seperti kacamata pengaman
untuk melindungi mata, jas laboratorium untuk
melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk
melindungi kaki.
3. Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air
bersih terutama selesai praktikum.
4. Bila kulit terkena bahan kimia, janganlah digaruk
agar tidak tersebar. Segera cuci dengan air sebanyak-
banyaknya.
5. Bila terjadi kecelakaan yang berkaitan yang
berkaitan dengan bahan kimia, laporkan segera
pada asisten atau petugas laboratorium. Segera
pergi ke dokter untuk mendapatkan pertolongan
secepatnya.
6. Mengetahui letak tabung pemadam kebakaran dan
kotak P3K.
PERCOBAAN 1
MASSA JENIS ZAT PADAT BENTUK TERATUR

Tujuan :
1. Menentukan massa jenis zat padat berbagai bentuk
2. Membandingkan hasil pengukuran massa jenis zat
padat dari dua metode yang berbeda

5
1.1 Dasar Teori
Massa jenis (ρ) atau kerapatan zat merupakan karakteristik
mendasar yang dimiliki zat. Kerapatan suatu zat merupakan
perbandingan massa dan volume zat, sehingga nilai kerapatan
dapat diukur melalui pengukuran massa dan volumenya.
Massa jenis didapatkan melaui persamaan berikut :

ρ = m/V …………………. (1)


dengan :
ρ = massa jenis (kg/m3)
m = massa (kg)
V = Volume (m3)
Secara fisis, massa jenis menunjukkan ukuran massa suatu
benda dalam wadah yang memiliki volume tertentu. Karena
massa jenis tidak dipengaruhi oleh gravitasi, maka massa jenis
benda di manapun selalu tetap, meski di ruang angkasa
sekalipun. Dengan mengetahui massa jenis, dapat ditaksir
berapa massanya jika ditempatkan wadah bervolume
tertentu. Atau sebaliknya, dapat ditentukan volume benda jika
diketahui massanya. Massa dapat diketahui dengan cara
menimbang zat tersebut dengan timbangan atau neraca
analitis. Sedangkan pengukuran volume dapat dilakukan
dengan dua metode, yaitu mengukur dimensinya untuk
kemudian diukur volumenya melalui rumus bangun yang
sesuai. Atau dengan ditenggeleamkan dalam zat cair, untuk
keumudia diukur selisih antara volume zat cair dengan jumlah
volume zat cair dan benda tersebut.

1.2 Alat dan Bahan


6
Jangka Sorong
Mikrometer sekrup
Gelas ukur 50 ml
Balok
Silinder
Kelereng
Batu Kerikil
Neraca Ohauss

1.3 Prosedur Kerja


1. Massa zat padat ditimbang dengan neraca.
2. Volume zat padat tersebut diukur dengan dimasukkan
ke dalam gelas ukur yang telah berisi air sehingga
tenggelam seluruhnya.
3. Ulangi langkah (1-2) sebanyak 3 kali
4. Hitung massa jenis dari data (1) dan (2)
5. Volume zat padat diukur dengan metode berbeda.
Yaitu dengan mengukur dimensinya dengan
menggunakan jangka sorong atau mikrometer sekrup.
Ulangi pengukuran tersebut sebanyak 3 kali.
6. Hitung massa jenis dari data (1) dan (4).

1.4 Data dan Analisis


a. Metode Pertama

Benda Pengkuran m V1 V2 V3
ke-
Balok 1

7
2
3

Silinde 1
r
2
3
….
Bola 1
2
3
V1 = Volume cairan
V2 = Volume cairan + benda
V3 = Selisih Volume (V2 dan V3)
m = massa
B. Metode Kedua

Benda Pengukuran p l t
ke

Balok 1
2

8
d t
Silinder 1
2

d
Bola 1

2

P = panjang t = tinggi
l = lebar d = diameter

1.5 Tugas Pendahuluan


1. Carilah massa jenis air dan es batu!
2. Mengapa massa jenis air lebih besar daripada es
batu ? Jelaskan !
3. Pelajari cara pengunaan mikrometer sekrup dan
jangka sorong !

9
PERCOBAAN 2
Uji Kehalusan Semen dengan Alat Blaine
Tujuan : Metode ini digunakan untuk menentukan
kehalusan semen Portland yang dinyatakan dengan luas
permukaan spesifik semen Portland, dan dihitung sebagai
jumlah luas permukaan total cm2/gram atau m2/gr.

2.1 Peralatan
2.1 Alat Blaine terdiri dari :
 Sel permeabilitas.
 Piringan (disk).
 Torak (terbuat dari logam).
 Kertas saring medium.
 Manometer.
 Cairan manometer.
2.2 Peralatan lainnya :
 Corong kecil yang sesuai.
 Kuas kecil halus.
 Cawan timbang.
 Alat pencatat waktu.
uji
oh

pa

ny
Pe
co
nt

en

pa

ny
Pe
ia

se

sa
m

ita
pi

ua

ne
n

la

ia

ea

pe

Pe
bil

nt
n

n
s

permeabil
(detik)

Waktu

Timbang Sel
itas

contoh uji, permeabilitas


(grm)

2.3 Prosedur Percobaan


2.3.1 Kalibrasi Alat
4.1.1 Contoh semen standar Kehalusan
semen
10 (m²/kg)
 Gunakan semen standar dari NIST (SRM No.
114).
 Contoh semen harus disesuaikan dengan suhu
ruang.

4.1.2 Penentuan lapisan semen (bed)


1. Letakkan dua lembar kertas saring kedalam sel
permeabilitas, tekan dengan batang yang
diameternya sedikit lebih kecil dari sel
2. Tuangkan air raksa kedalam sel, ratakan
permukaannya dengan plat kaca hingga sama
dengan tepi sel
3. Keluarkan air raksa, timbang dan catat beratnya,
Wa
4. Keluarkan salah satu kertas saring dan isikan
semen kira-kira 2.80 gram kedalam sel
5. Letakkan kembali kertas saring yang dikeluarkan
tadi diatas semen
6. Tekan lapisan semen dengan torak hingga leher
torak kontak dengan permukaan sel
7. Tuangkan air raksa kedalam ruang sel yang
kosong, dan ratakan dengan plat kaca
8. Keluarkan air raksa dan timbang beratnya, Wb
9. Hitung volume alas semen Portland dengan
rumus :
( Wa – Wb )
V =
D

Keterangan :

V = volume lapisan semen portlad (cm3)


Wa= berat air raksa tanpa lapisan semen (gr)

11
Wb = berat air raksa dengan alas semen(gr)
D = berat jenis air raksa pada suhu ruangan pengujian
4.1.3 Penyiapan contoh
1. Masukkan contoh semen standar dari ampul
kedalam botol yang volumenya kira-kira 120 cm3
2. Kocok kuat-kuat selama 2 menit
3. Biarkan botol dalam keadaan berdiri dan tertutup
selama 2 menit
4. Buka tutupnya dan aduk pelan-pelan

4.1.4 Penentuan berat contoh semen standar


1. Berat contoh semen standar untuk kalibrasi harus
diambil sedemikian rupa hingga diperoleh suatu
lapisan semen standar yang mempunyai porositas
sebesar 0.500  0.005.
2. Hitung berat contoh semen standar dengan rumus :
W = ρ. V ( 1 – ε )

Keterangan :
W = berat contoh semen standar yang diperlukan, gram
Ρ = berat jenis contoh uji semen Portland, 3.15 gram/cm3
V = volume lapisan semen standar ditentukan denegn cara
diuraikan dalam butir 4.2.
Ε = porositas lapisan semen standar yang dikehendaki (0.500
± 0.005).

4.1.5 Penyiapan lapisan semen


1. Letakkan piringan logam pada dasar sel.
2. Letakkan selembar kertas saring diatas piringan
logam.
3. Timbang sejumlah contoh semen yang beratnya telah
ditentukan.
4. Masukkan contoh semen ke dalam sel dan pukul
perlahan-lahan dinding sel bagian luar.

12
5. Letakkan selembar kertas saring diatas lapisan
semen.
6. Masukkan torak dan tekan hingga leher torak kontak
dengan permukaan sel.
7. Tarik torak sedikit keatas dan putar 90 derajat dan
tekan kembali.
4.1.6 Penentuan permeabilitas lapisan semen
1. Oleskan sedkit pelumas pada kran penghubung
manometer.
2. Hubungkan sel pada tabung manometer
sedemikian rupa, hingga hubungan kedap udara.
3. Perlahan-lahan keluarkan udara di dalam salah
satu tabung manometer (tekan bulp karet).
4. Buka kran dan bulp karet perlahan-lahan,
kemudian tutup kembali setelah cairan manometer
sampai pada batas atas.
5. Jalankan alat pencatat waktu bila bagian bawah
miniskus cairan mencapai tanda garis ke dua.
6. Matikan alat pencatat waktu bila bagian bawah
miniskus cairan mencapai tanda garis ke tiga.
7. Catat rentang waktu yang diamati (detik = T), dan
suhu pengujian (0C).
4.2. Pengujian contoh semen
4.2.1 Timbang contoh semen, seperti yang diuraikan pada
butir 4.1.4.
 suhu contoh semen yang diuji harus sama dengan suhu
ruang pada saat pengujian.
4.2.2 Persiapan lapisan semen
 Lakukan persiapan lapisan semen seperti yang diurai
kan pada butir 4.1.5
4.2.3 Penentuan permeabilitas lapisan semen
 Lakukan penentuan permeabilitas lapisan semen seperti
yang diuraikan pada butir 4.1.6
4.2.4 Perhitungan
13
• Luas muka spesifik dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Ss . √T

S = atau S = K. √T
√Ts

Keterangan :
S = luas permukaan spesifik contoh semen yang diuji,
cm²/gram
Ss = luas permukaan spesifik contoh semen standar yang
dipakai untuk kalibarsi, cm²/gram
T = rentang waktu dari penurunan tekanan dalam manometer
untuk contoh semen Portland yang diuji, detik
Ts = rentang waktu dari penurunan tekanan dalam
manometer untuk contoh semen standar yang dipakai untuk
kalibrasi, detik
K = hasil kalibrasi alat ( Ss / √ Ts)

PERCOBAAN 3
KOEFISIEN GESEKAN

14
Tujuan :
1. Mempelajari dinamika benda di bidang miring
2. Menentukan koefisien gesekan kinetik balok pada
bidang miring

3.1 Dasar Teori


Dalam keadaan normal, sebuah benda yang
diam di atas bidang mendatar memiliki dua
komponen gaya, yaitu gaya berat dan gaya normal.
Gaya berat (W) merupakan gaya akibat massa suatu
benda yang dipengaruhi oleh gravitasi. Sedangkan
gaya normal (N) adalah rekasi dari gaya berat yang
arahnya selalu tegak lurus dengan bidang.

Gambar 1. Gaya – gaya yang Bekerja pada Balok

Jika ditinjau suatu balok diletakkan di atas bidang


datar yang kemudian pada balok itu dikerjakan gaya
mendatar sebesar F dan gaya – gaya yang bekerja
pada balok itu seimbang (balok tidak bergerak) maka
gaya – gaya yang bekerja pada balok itu ditunjukkan

15
pada Gambar 1. Dengan F adalah gaya yang diberikan
dan fs adalaha gaya gesek statis. Tepat pada saat
balok akan bergerak gaya gesekan statis maksimum
dan berlaku hubungan:
fs maksimum = µs.N ……………………….(1)
dengan µs adalah koefisien gesekan statis.
Jika gaya yang bekerja pada balok diperbesar
sehingga balok bergerak maka berlaku hubungan:
fk = µk. N …………………………………… (2)
dengan µk = koefisien gesekan kinetis dan fk = gaya
gesekan kinetis. Jika ditinjau balok saat bergerak
akibat bekerjanya dengan gaya F maka berlaku
hubungan
F - fk = ma …………………………………… (3)
Dengan m adalah massa (kg) dan a adalah
percepatan (m/s2).
Jika terdapat balok yang berada di atas bidang miring
tanpa diberi gaya awal dengan bidang balok tidak
licin, maka komponen gaya yang berlaku ditunjukkan
pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Sistem Balok pada Bidang Miring


16
Pada sistem tersebut, koefisien gesekan kinetiknya adalah
sebagai berikut

µk = tanθ - (a/g.cosθ)
…………………………..(4)
3.2 Alat dan Bahan
1. Papan
2. Balok pejal (3 variasi massa)
3. Stopwatch
4. Meteran

3.3 Prosedur Percobaan


1. Massa balok pejal ditimbang
2. Rangkai alat seperti pada Gambar 2
3. Luncurkan balok mulai dari ujung hingga dasar bidang.
4. Hitung waktu yang ditempuh balok pada langkah (3)
untuk mendapatkan percepatan
5. Ulangi langkah (1-4) sebanyak tiga kali
6. Ulangi langkah (1-5) dengan massa balok pejal yang
berbeda

Data & Pembahasan


Hitunglah koefisien gesek kinetik berdasarkan hasil
perhitungan!

3.4 Tugas Pendahuluan


1. Jelaskan mengapa µs > µk!
2. Turunkan persamaan (4)!

17
PERCOBAAN 4
PENGUJIAN KUAT TEKAN

Tujuan : Metode uji ini digunakan untuk penentuan


kuat tekan mortar semen hidrolis dan hasilnya dapat
digunakan untuk mengetahui apakah semen
memenuhi spesifikasi.

Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya
adalah timbangan kapasitas 3000  1 gram, cetakan
berbentuk kubus berukuran 50 x 50 x 50 mm, mesin
Pengaduk (Mixer), tamper (alat perojok), pencatat waktu,
gelas ukur, kaos tangan karet, mesin kuat tekan, cetok segi
tiga, bahan pembantu (pasir standar) atau pasir silika dari
Ottawa dengan gradasi sebagai berikut :

Ayakan % Tinggal

1180 mikron ( no. 16 ) 100

600 mikron ( no. 30 ) 96 - 100

425 mikron ( no. 40 ) 65 - 75

300 mikron ( no. 50 ) 20 - 30

150 mikron ( no. 100 ) 0-4

Alur kerja Pengujian Kuat Tekan PC


18
en
sem
ar
mort
n
iapa
Peny

uatan
Pemb
conto
conto

Penyi
apan

h uji
h uji

Pem
ana
beb
pan
yim
Pen
an

n
tekan
Penimbangan Pencetaka Moist

Beba
Pengaduk

n
an n cabinet

Kuat
Tekan

Alur Kerja pengujian Kuat Tekan PPC

LANGKA KERJA
4.1 Penyiapan Cetakan Benda Uji
1. Oleskan tipis-tipis minyak pelumas dengan menggunakan
kain pada bagian dalam cetakan dan dasar plat cetakan
2. Seka kelebihan minyak pelumas dengan kain seperlunya
3. Oleskan minyak pelumas pada bagian permukaan yang
akan disambung atau disatukan

19
4. Sambungkan atau satukan kedua cetakan kuat-kuat dan
pasangkan pada dasar plat cetakan
5. Seka dengan kain kering kelebihan minyak pelumas dari
cetakan
6. Buatlah kedap air pada bidang kontak bagian luar antara
cetakan dan dasar plat cetakan dengan menggunakan
paraffin yang telah dicairkan
4.2 Komposisi mortar
 Perbandingan bahan kering adalah 1 bagian berat
semen dengan 2,75 bagian berat pasir standar.
 Faktor air semen adalah 0,485 untuk semua jenis
semen portland, sedangkan untuk semen portland
pozzoland ditentukan dengan pengujian meja alir
hingga diperoleh aliran / mortar 110  5% atau 208 –
218 mm.
 Jumlah bahan-bahan yang dicampur dalam satu kali
pengerjaan atau adukan untuk membuat 6 dan 9
benda uji adalah sebagai berikut :
A. Semen Portland
Banyaknya benda uji
Bahan-bahan
6 Buah 9 Buah

Semen , gram 500 740

Pasir , gram 1375 2035

Air , ml 242 359

B. Semen Portland Pozzoland

20
Banyaknya benda uji
Bahan-bahan
6 Buah 9 Buah
Semen , gram 500 740

Pasir , gram 1375 2035

Ditentukan oleh pengujian meja alir


Air , ml
sehingga diperoleh aliran mortar :110  %

4.3 Penyiapan adukan mortar untuk pengujian semen


portland

1. Timbang contoh bahan yang ditentukan sebelumnya.


2. Siapkan air adukan sebanyak 359 ml untuk 9 buah
benda uji, atau 242 ml untuk 6 buah benda uji.
3. Siapkan mesin pengaduk dan coba lebih dulu.
4. Tuangkan air adukan ke dalam mangkok mesin
pengaduk.
5. Masukkan contoh semen ke dalam mangkok mesin
pengaduk.
6. Jalankan mesin pengaduk pada kecepatan rendah
(140  5rpm) selama 30 detik.
7. Setelah 30 detik mesin pengaduk tetap berjalan,
masukkan pasir perlahan-lahan dalam waktu 30
detik.
8. Matikan mesin pengaduk dan pindahkan pada
kecepatan sedang (285  10 rpm), kemudian jalankan
selama 30 detik.
9. Hentikan mesin pengaduk dan diamkan selama 90
detik.
10. Segera pada 15 detik pertama turunkan mortar yang
menempel pada dinding mangkok dengan skraper
plastik , segera tutup mangkok.

21
11. Setelah 90 detik buka tutup mangkok dan jalankan
alat pengaduk pada kecepatan sedang (285  10rpm)
selama 60 detik.

4.4 Penyiapan adukan mortar untuk pengujian semen


portland pozoland
1. Timbang contoh bahan yang ditentukan sebelumnya.
2. Siapkan air adukan sebanyak 359 s/d 400 ml.
3. Siapkan mesin pengaduk dan coba lebih dulu.
4. Tuangkan air adukan ke dalam mangkok mesin
pengaduk.
5. Masukkan contoh semen ke dalam mangkok mesin
pengaduk.
6. Jalankan mesin pengaduk pada kecepatan rendah
(140  5rpm) selama 30 detik.
7. Setelah 30 detik mesin pengaduk tetap berjalan,
masukkan pasir perlahan-lahan dalam waktu 30
detik.
8. Matikan mesin pengaduk dan pindahkan pada
kecepatan sedang (285  10 rpm), kemudian jalankan
selama 30 detik.
9. Hentikan mesin pengaduk dan diamkan selama 90
detik.
10. Segera pada 15 detik pertama turunkan mortar yang
menempel pada dinding mangkok dengan skraper
plastik , segera tutup mangkok.
11. Setelah 90 detik buka tutup mangkok dan jalankan
alat pengaduk pada kecepatan sedang (285  10rpm)
selama 60 detik.
12. Ambil mortar dan masukkan ke dalam cetakan alir
kira-kira separuh cetakan dan rojok dengan alat
perojok sebanyak 20 kali, isi kembali sampai penuh
dan rojok sebanyak 20 kali.
13. Potong kelebihan mortar dan ratakan permukaannya
dengan mistar atau cetok, dan bersihkan meja alir.
22
14. Angkat cetakan alir dan segera “ON” kan meja alir
(lakukan 25 kali ketukan atau jatuhan dengan
ketinggian meja alir 13 mm).
15. Ukur dengan mistar diameter mortar dari empat
diagonal dan rata-ratanya sebagai hasil pengujian
aliran mortar.
16. Segera kembalikan mortar ke dalam mangkok dan
aduk kembali selama 15 detik.

4.5Pencetakan benda uji


1. Siapkan cetakan yang telah dilapisi parafin atau
minyak.
2. Tuangkan adukan ke dalam cetakan, pada tahap
pertama kira-kira separuh cetakan.
3. Rojok sebanyak 32 kali dalam waktu kira-kira 10 detik,
dengan urutan rojokan seperti gambar.
4. Tuangkan kembali sisa adukan mortar ke dalam
cetakan hingga penuh dan rojok kembali seperti pada
tahap pertama.
5. Ratakan mortar sampai permukaannya rata dengan
permukaan cetakan.

4.6 Penyimpanan benda uji


1. Simpan benda uji didalam ruang lembab selama 20 – 24
jam.
2. Keluarkan benda uji dari ruang lembab, kemudian
lepaskan benda uji dari cetakan.
3. Rendam benda uji dalam bak rendaman yang tidak
berkarat.

4.7Penentuan kuat tekan


1. Tentukan kuat tekan pada masing-masing benda uji
dengan ketentuan waktu sebagai berikut :

23
Toleransi yang
Umur Pengujian
diperbolehkan
24 hari  0.5 jam
3 hari  1 jam
7 hari  3 jam
28 hari  12 jam

2. Keluarkan benda uji dari bak rendaman.


3. Bersihkan benda uji dengan kain basah (untuk
menghilangkan kelebihan air dan kotoran yang
melekat).
4. Tekan benda uji hingga hancur, dan catatlah beban
maksimum yang ditunjukkan pada layar display.
4.8Perhitungan
P
Kuat tekan = ………… psi atau MPa
F

Keterangan :
P = Beban maksimum (lbf / N)
F = Luas penampang (in2 atau mm2)

PERCOBAAN 5
BANDUL MATEMATIS

Tujuan :

24
1. Mempelajari dinamika osilasi pada bandul
matematis
2. Menentukan besar gravitasi

5.1 Dasar Teori


Getaran adalah gerakan bolak balik pada titik yang sama.
Sedangkan gelombang ialah getaran yang merambat.
Persamaan simpangan gelombang dirumuskan sebagai
berikut:

y = A.sin (wt) …………………. (1)

dengan:
y = simpangan gelombang (m)
A = Amplitudo (m)
w = kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (sekon)

Bandul sederhana merupakan salah satu aplikasi dari prinsip


gelombnag. Bandul sederhana dibedakan menjadi dua yaitu
bandul fisis dan bandul matematis. Bandul fisis adalah sistem
bandul dengan menggunakan benda tegar massanya tidak
diabaikan dan dapat berayun. Sedangkan bandul matematis
adalah sistem dengan menggunakan benda yang massanya
dapat diabaikan ketika menggantung, sebagai contoh adalah
tali.

Gambar 1. menunjukkan sistem pada bandul


matematis. Jika sistem setimbang saat bola berada di B,
diayunkan sebesar θ0, maka bola akan mencapai titik
maksimum di poisisi C, dan ketika menempuh ke A hingga
kembali lagi ke B, maka bandul dapat dikatakan mengalami
25
satu kali ayunan. Waktu yang diperlukan untuk satu kali
berayun (bergetar) disebut periode, yang dinyatakan dalam
persamaan berikut:

………………………………………………….(2)
dengan
T = Periode getaran (s)
l = panjang tali (m)

5.3 Prosedur Kerja


1. Susun sistem bandul dengan panjang tali awal 100
cm. Pastikan bandul dalam kedaan setimbang pada
keadaan awal.
2. Ayunkan bandul dengan sudut ≤ 5 0. Catat waktu yang
diperlukan selama 10 ayunan.
3. Lakukan langkah (2) sebanyak 10 kali untuk panjang
tali berturut – turut lebih pendek 5cm dari panjang
tali semula.
4. Ulangi langkah (2) dan (3) untuk sudut 300.

26
Gambar 1. Sistem pada Bandul Matematis

Pembahasan
1. Hitunglah percepatan gravitasi (g) dari percobaan
dengan metode matematis.
2.Hitung pula dengan metode kuadrat terkecil
3.Analisis dan bandingkan nilai g antara kedua metode
serta nilai g sebenarnya

Tugas Pendahuluan
Turunkan persamaan (2) dengan mengkombinasikan
Hukum II Newton dan persamaan (1).

27
PERCOBAAN 6
VISKOSITAS

Tujuan :
1. Mempelajari dinamika benda dalam fluida
2. Menentukan koefisien viskositas fluida berdasarkan
Hukum Stokes
3. Menentukan kecepatan terminal pada fluida

6.1 Dasar Teori


Viskositas merupakan ukuran kekentalan dari suatu
fluida. Layaknya gaya gesek yang terjadi pada zat padat,
viskositas dapat menghambat gerakan benda yang mengalir
dalam suatu fluida. Viskositas dinyatakan dalam η dengan
persamaan berikut:

Fs = -6πηrv …………………………. (1)

dengan:
Fs = gaya gesek (N)
η =koefisien viskositas (Nsm-2)
r = jari jari bola (m)
v = kecepatan terminal (m/s).

Komponen gaya benda dalam fluida dengan kasus


tenggelam ditampilkan pada Gambar 1. Terdapat gaya apung
(Fa), gaya gesek (Fs) dan gaya berat (W). Sehingga komponen
gaya nya sebagai berikut.

Σ F = Fa + Fs - W …………………….. (2)

Jika benda yang bergerak dalam fluida telah mencapai


gerakan lurus beraturan atau kecepatan konstan, maka
28
percepatannya menjadi nol sehingga jumlah komponen gaya
nya menajadi nol. Ketika telah mencapai kecepatan konstan
tersebut dapat disebut kecepatan terminal dengan persamaan
sebagai berikut:

……………………………………… (3)

dengan:
g = percepatan gravitasi (m/s2)
ρ = massa jenis bola (kg/m3)
ρ0 = massa jenis fluida (kg/m3)

6.2 Alat dan Bahan


. 1. Neraca Ohauss
2. Picnometer
3. Stopwatch
4. Mikrometer sekrup
5. Satu set tabung panjang
6. Fluida (Gliserin, minyak, Oli SAE 40)
7. Kelereng (variasi diameter)
8. Gelas ukur
9. termometer

6.3 Prosedur Kerja


1. Ukur diameter dan massa kelereng
2. Timbang massa picnometer kosong
3. Fluida dimasukkan ke picnometer dan massa
keduanya diukur
4. Suhu fluida diukur
5. Masukkan bola hingga bola mengalami gerak lurus
beraturan

29
6. Catat waktu (t) yang dibutuhkan dari batas
pertama hingga batas kedua
7. Ulangi langkah 5-6 sebanyak sepuluh kali
8. Variasikan batas kedua, dengan jarak antara batas
pertama dengan batas kedua (y) minimal 20 cm.

Gambar 1. Komponen gaya pada kelereng


dalam fluida

30
6.4 Pembahasan

1. Dari data pada langkah 1-3, hitung massa jenis fluida dan
kelereng
2. Buat grafik dengan persamaan garis linier dari data
waktu yang diukur dan jarak yang divariasikan t(y),
berdasarkan persamaa (3)
3. Hitung nilai viskositas berdasarkan persamaan garis
tersebut
4. Bandingkan harga viskositas dari hasil percobaan dengan
literatur, kemudian analisislah antara hasil keduanya
5. Hitung kecepatan terminalnya

6.5 Tugas Pendahuluan


1. Buktikan persamaan (3) berdasarkan persamaan (1)
dan (2)
2. Cari nilai viskositas dari fluida yang digunakan dalam
percobaan berdasarkan literatur

PERCOBAAN 7
Pengujian False Set
1. Tujuan
31
Metode uji ini untuk menentukan tingkat perkembangan cepat
kaku dari pasta semen atau untuk menetapkan semen
tersebut memenuhi batas spesifikasi cepat

2. PERALATAN

Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain


adalah timbangan kapasitas 3000 gram, gelas ukur kapasitas
200 ml, alat Vicat, mesin Pengaduk (Mixer), pencatat waktu,
gelas ukur 250 ml, kaos tangan karet, cetok segi tiga

3. DIAGRAM ALIR
3.1 Alur Kerja Pengujian False set
buat
Pem
past
sem
co
nt

er

ra
at
uj

et
si

si
en

an
h

d
n

b
n

u
b

n
o

e
P

e
P
ia

Aw
Penimbangan Penga Pencet
dukan akan al

Gagal
32 ± 4

Tercapa
i
Ak
hi
r

4. Langkah Kerja
4.1 Penyiapan pasta semen.
1. Timbang contoh semen sebanyak 500 gram. False set
False set
2. Letakkan pengaduk dan mangkok pada mesin
pengaduk.

32
3. Masukkan air yang telah diukur isinya kedalam
mangkok.
4. Masukkan semen dan tunggulah selama 30 detik.
5. Jalankan mesin pengaduk pada kecepatan rendah (140
 5rpm) selama 30 detik.
6. Hentikan mesin pengaduk, pindah pada kecepatan
sedang (285  10rpm), turunkan pasta yang menempel
pada dinding mangkok (waktu yang diperlukan kira-
kira 15 detik).

7. Jalankan mesin pengaduk selama 2,5 menit.


8. Hentikan mesin pengaduk dan lepas alat pengaduknya
(paddle).

4.2 Pencetakan benda uji


1. Segera setelah pengadukan selesai, ambil adukan
semen dan bentuk menjadi bola dengan menggunakan
tangan yang memakai kaos tangan karet
2. Masukkan pasta semen ke dalam cincin Vicat pada
lubang yang besar dengan sedikit tekanan
3. Ambillah kelebihan pasta pada lubang yang besar
dengan sekali gerakan telapak tangan
4. Letakkan cincin pada plat kaca

5. Potonglah kelebihan pasta pada lubang cincin vicat


yang kecil dengan sekali gerakan tepi pisau segi tiga
atau mistar yang dipegang sedikit miring terhadap
permukaan atas cicin ebonite, kemudian ratakan
permukaannya.
4.3 Penentuan Penetrasi Awal
1. Tempelkan benda uji dibawah batang peluncur.
2. Tempelkan batang peluncur pada permukaan cincin
vicat dan kencangkan sekrup.
33
3. Tempatkan indikator pada tanda nol dari skala.
4. Tempatkan batang peluncur kira-kira 1/3 diameter
dari tepi cetakan.
5. Lepaskan batang peluncur tepat 20 detik setelah
selesai pengadukan.
 Konsistensi tercapai apabila batang peluncur
menembus sedalam 32  4 mm dibawah
permukaan pasta dalam waktu 30 detik setelah
pelepasan.
 Buat percobaan pasta dengan variasi penggunaan
air sampai konsistensi tercapai
 Konsistensi ini adalah penetrasi awal

4.4 Penentuan Penetrasi Akhir

1. Setelah selesai pembacaan awal, angkat peluncur dari


pasta dan bersihkan.
2. Atur kembali benda uji pada posisi yang baru
3. Tempelkan batang peluncur pada permukaan pasta
dan kencangkan sekrup.
4. Tempatkan indicator pada tanda nol dari skala.
5. Lepaskan batang peluncur untuk kedua kalinya pada 5
menit setelah selesai pengadukan.
6. Catat penetrasi akhir pada 30 detik setelah batang
peluncur dilepaskan.

4.5 Penentuan penetrasi pengadukan ulang

1. Setelah pengukuran 5 menit, segera kembalikan pasta


kedalam mangkok
2. Naikkan mangkok, dan jalankan mesin pengaduk pada
kecepatan sedang (285 ± 10 rpm) slama 1 menit
3. Lakukan penetrasi seperti butir 4.4 dan 4.5

34
4.6 Perhitungan
 Persen penetrasi akhir didasarkan pada
perbandingan penetrasi akhir terhadap penetrasi
awal.

Penetrasi akhir = x 100


Penetrasi akhir

PERCOBAAN 8
Pengujian Setting Time

1. Tujuan : Metode uji ini untuk menentukan waktu


pengikatan dari semen hirolis.

35
2. PERALATAN

1. Alat Vicat, terdiri dari :


Batang torak B, dengan berat : 300  0,50 gram
Ujung batang torak C, dengan diameter : 10  0,05 mm
Ujung jarum D, dengan diameter : 1  0,05 mm
Cincin bag. bawah G, diameter dalam : 70  3 mm
Cincin bag. atas G, diameter dalam : 60  3 mm
dengan tinggi : 40  1 mm
2. Almari Lembab ( Moist Cabinet )

3. LANGKAH KERJA

1. Suhu dan Kelembaban

1. Suhu Ruang Pengujian


Jaga suhu ruang, bahan-bahan kering dan air pencampur
pada temperature 20 s/d 27.5 °C, dan kelembaban ruang
tidak kurang dari 50 %

2. Ruang lembab / moist cabinet

Jaga ruang lembab dengan suhu ruang 23  2.0 °C, dengan


kelembaban tidak kurang dari 95 %

2. Penyiapan pasta semen.

1. Lakukan penyiapan contoh sampai pencetakan benda uji.


2. Contoh dari hasil Pengujian Konsistensi Normal
dilanjutkan untuk Pengujian Waktu Pengikatan.

36
3. Penentuan waktu pengikatan

1. Letakkan benda uji di dalam ruang lembab (moist


cabinet) selama 30 menit setelah pencetakan.
2. Lakukan penetrasi dengan jarum diameter 1 mm pada
menit tersebut dengan jarak penetrasi minimal 9,5 mm
dari tepi cetakan dan jarak antara titik penetrasi minimal
6,4 mm.
3. Lakukan penetrasi pada 15 menit berikutnya (untuk
semen tipe III setiap 10 menit) sampai mencapai 25 mm
dengan cara sbb :
 Turunkan jarum D tepat menempel pada permukaan
pasta semen.
 Kencangkan sekrup E dan atur indikator F pada ujung
skala, tepat pada posisi nol.
 Bebaskan batang torak dengan membuka sekrup E
secara cepat dan biarkan jarum turun menembus pasta
selama 30 detik (bila pasta kelihatan encer, batang B
dapat diperlambat untuk mencegah bengkoknya
jarum).
 Baca dan catat skala penunjukan untuk menentukan
waktu pengikatan awal (dengan interpolasi tentukan
waktu dimana penetrasi diperoleh 25 mm dan ini
adalah waktu pengikatan awal).
 Waktu pengikatan akhir adalah apabila jarum tidak
nampak terbenam pada permukaan pasta semen.

37

Anda mungkin juga menyukai