Anda di halaman 1dari 24

REVISI I

PANDUAN PRAKTIKUM
Pemisahan Kimia

Disusun Oleh:
Gustria Ernis, S.Pd., M. Si
Deni Agus Triawan, M. Sc

PROGRAM STUDI D3 LABORATORIUM SAINS FAKULTAS MATEMATIKA


DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena revisi I petunjuk
praktikum pemisahan kimia ini telah selesai disusun dan dapat digunakan untuk
membantu mahasiswa dalam melakukan praktikum pemisahan kimia di Program Studi
D3 Laboratorium Sains FMIPA Universitas Bengkulu. Harapan kami dengan adanya
penuntun ini maka praktikum dapat berlangsung dengan lebih terarah, tertib dan
mendekati tujuan praktikum itu sendiri.
Buku penuntun ini dirancang sesuai dengan materi perkuliahan, dimana teori
dasar yang ada memang sederhana, dengan harapan mahasiswa lebih banyak membaca
buku-buku yang disarankan.
Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga tersusunnya buku penuntun ini. Kami menyadari sepenuhnya
bahwa penuntun ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
adanya masukan dan kritikan yang membangun demi perbaikan pada masa-masa
mendatang.

Bengkulu, Juni 2021

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
PERTEMUAN 1: ASISTENSI.............................................................................................. 1
PERTEMUAN 2: Pemisahan Campuran Padat-padat: Pengayakan...................................... 3
PERTEMUAN 3: Pemisahan Campuran Padat-Cair: Filtrasi/ Pengayakan.......................... 5
PERTEMUAN 4: Pemisahan Alkohol dan Air (Destilasi).................................................... 7
PERTEMUAN 5: Pemisahan melalui Ekstraksi Cair-cair: Corong Pisah............................. 11
PERTEMUAN 6: Pemisahan Senyawa dengan Kromatografi Kertas................................... 15
PERTEMUAN 7: Pemisahan Senyawa dengan Kromatografi Lapis Tipis........................... 18
PERTEMUAN 8: RESPONSI............................................................................................... 21

3
PERTEMUAN 1
ASISTENSI

Tata Tertib Pelaksanaan Praktikum


1. Setiap praktikan wajib mengikuti asistensi dan mengikuti tata tertib yang ada.
2. Setiap praktikan wajib memiliki buku panduan praktikum.
3. Perkenalan, pengelompokan, koordinasi, dll
4. Penjelasan tata tertib, penilaian, format log book, dan format laporan akhir praktikum:
a. Tata tertib di Laboratorium Sains FMIPA Universitas Bengkulu
 Semua praktikan wajib datang 5 menit sebelum perkuliahan dimualai
 Semua prektikan wajib menggunakan jas lab sebelum praktikum dimulai
 Bagi yang wanita wajib menggunakan harnet yang tidak menggunakan jilbab
 Sebelum memulai praktikum dijelaskan tata tertib dan keselamatan di
laboratorium
 Mengetahui tempat dan cara penggunaan kran air utama dan tombol listrik utama
 Tidak menyimpan bahan kimia di meja dan di lantai
 Selama bekerja tidak menyentuh wajah, mata, dan mulut
 Tidak merokok, makan dan minum
 Membuka jas laboratorium sebelum keluar ruangan
 Melaporkan kejadian di laboratorium kepada Kepala Labor dan Laboran
a. Satu mahasiswa peserta praktikum mempunyai 1 log book
 Bentuk : buku tulis, warna sampul log book biru
 Pada sampul ditulis identitas mahasiswa yakni nama, NIM, dan kelompok
praktikum.
 Sebelum praktikum: log book berisi : Judul Acara, Tujuan, Alat dan Bahan, dan
Skema Kerja
 Setelah praktikum : log book berisi Hasil Praktik
b. Laporan akhir
 Bentuk : ditulis pada buku double folio (sampul warna hijau)
 Halaman pertama berisi : Halaman Judul

1
 Halaman berikutnya berisi : Tujuan Percobaan, Landasan Teori, Alat dan bahan,
Prosedur Kerja, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan, Daftar pustaka, dan
Lampiran 
 Diserahkan ke asisten praktikum seminggu setelah praktikum dilakukan

Inhall

Inhall merupakan kegiatan praktikum pengganti karena ketidakhadiran seorang praktikan dalam
suatu praktikum. Mahasiswa yang meninggalkan praktikum dengan alasan apapun akan
dikenakan inhall. Inhall akan dilaksanakan dalam seminggu sebelum responsi sesuai jadwal
yang akan disusun. Kegiatan inhall akan di koordinasi oleh Laboran.

Peraturan Inhall:

1. Inhall berlaku untuk semua materi Praktikum;


2. Setiap mata praktikum, diperbolehkan inhall maksimal 2 materi;
3. Praktikan yang mengikuti inhall wajib mengumpulkan laporan;
4. Praktikan wajib mendaftarkan diri untuk melaksanakan inhall kepada Laboran;
5. Mahasiswa yang inhall selain karena alasan berikut:
a. sakit opname,
b. orang tua meninggal,
c. haji/umroh

akan dikenakan biaya inhall per materi sebesar Rp 50.000,-.

Sangsi Inhall:
1. Praktikan yang tidak melaksanakan inhall maka tidak diizinkan untuk mengikuti
responsi;
2. Praktikan yang menghadiri praktikum ≤ 5, tidak diizinkan mengikuti inhall dan responsi.

2
PERTEMUAN 2
PEMISAHAN CAMPURAN PADAT-PADAT: PENGAYAKAN

I. TUJUAN
1. Mengetahui peralatan pengayakan
2. Mengetahui cara pemisahan campuran padat-padat melalui pengayakan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Metode pemisahan campuran padat-padat. Alat yang digunakan berupa ayakan (sieving).
Pengayakan dilakukan untuk mendapatkan material dengan ukuran tertentu dan seragam.
Proses pengayakan dilakukan dengan menjatuhkan atau menempatkan zat padat pada
permukaan ayakan. Material yang lebih kecil dari ukuran lubang ayakan akan lolos dan
yang berukuran lebih besar dari ukuran lubang ayakan akan tertahan.
Satuan ukuran ayakan berupa mesh. Mesh adalah ukuran dari jumlah lubang suatu jaring
atau kasa pada luasan 1 inch persegi jaring / kasa yang bisa dilalui oleh material padat.
Mesh 20 memiliki arti terdapat 20 lubang pada bidang jaring / kasa seluas 1 inch,
demikian seterusnya.

3
III. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan
Adapun peralatan pada percobaan ini adalah
- Blender
- Nampan
- Timbangan analitik
- Ayakan 100 mesh dan 50 mesh
- Penampung bahan yang terayak
Sedangkan bahan pada penelitian ini adalah bahan padatan yang memiliki ukuran
partikel yang berbeda, dapat berupa simplisia tanaman yang telah dihaluskan.
2. Prosedur Kerja
- Haluskan bagian tanaman (daun) yang sudah kering dengan blender
- Timbang sebanyak 100 gram simplisia kering
- Ayak menggunakan ayakan 100 mesh
- Kemudian timbang hasil ayakan yang diperoleh dari ayakan 100 mesh
- Ambil bagian simplisia yang tidak terayak pada ayakan 100 mesh lalu letakkan
pada ayakan 50 mesh, ayak simplisia tersebut
- Timbang hasil ayakan yang terayak pada ayakan 50 mesh lalu catat
- Rekap dan hitung presentase ukuran simplisia dari 2 jenis ayakan tersebut.

IV. HASIL PERCOBAAN


V. PEMBAHASAN

4
PERTEMUAN 3
PEMISAHAN CAMPURAN PADAT-CAIR: PENYARINGAN

I. TUJUAN
1. Mengetahui peralatan penyaringan
2. Mengetahui cara pemisahan campuran padat-cair melalui penyaringan
3. Mengetahui kadar TSS air sungai dengan metode penyaringan (gravimetri)

II. TINJAUAN PUSTAKA


Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat
dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Konsep “fluida mengalir
melalui media penyaring karena perbedaan tekanan yang melalui media tersebut”
Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan penyaring buchner.

Gambar 2. 1. Prinsip penyaringan (filtrasi)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan penyaringan:


• Koefisien permeabilitas  kemampuan fluida mengalir pada media berpori, dipengaruhi
oleh ukuran partikel
• Luas media filter
• Perubahan tekanan
• Kekentalan slurry/filtrat
• Ketebalan cake
III. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan
Adapun peralatan yang digunakan adalah

5
- Timbangan analitik
- Gelas ukur 100 mL
- Batang pengaduk
- Corong
- Erlenmeyer 250 mL
- Kertas saring biasa
- Kertas saring whatman 42
Sedangkan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air sungai atau air danau
2. Prosedur Percobaan
- Timbang kertas saring (kertas saring biasa dan kertas saring whatman 42) dengan
timbangan analitik dan catat berat kertas saring
- Siapkan alat penyaringan yang berupa erlenmeyer corong dan batang pengaduk
- Lipat kertas saring membentuk limas
- Letakkan kertas saring pada corong pisah
- Ukur air sungai sebanyak 100 mL
- Lakukan penyaringan pada kertas saring biasa dan kertas saring whatman 42
- Catat lama waktu penyaringan dengan kedua penyaringan tersebut
- Amati warna filtrat hasil penyaringan lalu catat
- Keringkan kertas saring beserta residu pada suhu kamar
- Setelah kering, timbang kertas saring beserta residu sebagai berat akhir
- Catat hasilnya
3. Perhitungan kadar TSS air sungai
Kadar TSS air sungai dihitung dengan persamaan
Kadar TSS (mg/L) = berat partikel (residu)/volume sampel
berat kertas saring akhir−berak kertas saring awal
=
volume sampel
Catatan : karena menggunakan volume sampel 100 mL, maka volume sampel = 0,1 L

IV. HASIL PERCOBAAN

V. PEMBAHASAN

6
PERTEMUAN 4
PEMISAHAN ALKOHOL DAN AIR

I. Tujuan

Mengetahui prinsip destilasi sederhana untuk pemisahan etanol dan air

II. Tinjauan Pustaka

Pemisahan secara distilasi pada prinsipnya adalah metode pemisahan yang didasarkan karena
adanya perbedaan titik didih antara komponen–komponen yang akan dipisahkan. Secara
teoritis pula, bila perbedaan titik didih antar komponen makin besar maka pemisahan secara
distilasi akan berlangsung makin baik yaitu hasil yang di peroleh makin murni. Distilasi
digunakan untuk menarik senyawa organic yang titik didihnya dibawah 250⁰C. Pendestilasian
senyawa dengan titik didih terlalu tinggi dikhawatirkan akan merusak senyawa yang akan
didistilasi diakibatkan terjadinya oksidasi dan dekomposisi (peruraian). Pada distilasi senyawa
yang akan diambil komponen yang diinginkan didihkan dan uapnya dilewatkan melalui suatu
pendingin sehingga mencair kembali. Proses pendidihan erat hubungannya dengan kehadiran
udara dipermukaan. Bila suatu cairan dipanaskan, maka pendidihan akan terjadi pada suhu
dimana tekanan uap dari cairan yang akan didistilasi sama dengan tekanan uap dipermukaan.
Tekanan udara dipermukaan terjadi oleh adanya udara diatmosfir. Bila pendidihan terjadi pada
760 mmHg maka pendidihan ini disebut pendidihan normal dan titik didihnya disebut titik
didih normal (Ibrahim, 2013).

Destilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang
akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus. Hypathia
dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari
Alexandrialah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada
sekitar abad ke4 Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli - ahli kimia Islam
pada masa Kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh AlRazi pada pemisahan alkohol menjadi
senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi
yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud.
Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan
tentang uap anggur yang dapat terbakar, ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses
kimia yang bahkan masih banyak dipakai sampai 5 saat kini. Destilasi atau penyulingan
adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang

7
berdasarkan perbedaan titik didih.Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga
menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk
unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa
pada suatu larutan, masing – masingkomponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal
distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton (Sarifudin, 2010).

Pengaruh variabel suhu terhadap rendemen yang dihasilkan yaitu bahwa suhu yang
menghasilkan rendeman minyak paling banyak adalah pada suhu 120 °C. Hal ini dikarenakan
semakin tinggi suhu maka volume minyak yang dihasilkan pada permulaan penyulingan juga
semakin banyak dan hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa suhu yang tinggi
dan pergerakan air yang disebabkan oleh kenaikan suhu dalam ketel penyuling, mempercepat
proses difusi. Sehingga dalam keadaan seperti itu seluruh minyak atsiri yang terdapat dalam
jaringan tanaman akan terekstrak dalam jumlah yang lebih besar lagi (Setya, 2012).

Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua
atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh.Suatu campuran dapat
dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murni. Senyawa yang
terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai titik didih masing-masing (Walangare,
2013).

Alkohol mempunyai persamaan geometris dengan air, sudut ikatan R O H mendekati nilai
tetrahedral dan atom oksigen terhibridisasi sp3. Gugus OH merupakan gugus yang polar,
dimana atom hidrogen berikatan dengan atom oksigen yang elektronegatif.Alkohol dapat
membentuk ikatan yang intramolekulersehingga mempunyai titik didih lebih besar dari eter
yang bersesuaian. Faktor lain yang menentukan besar kecilnya titik didih suatu hidrokarbon
adalah berat molekul dan bentuk molekulnya (lurus atau bercabang). Dengan naiknya jumlah
atom karbon pada alcohol, maka naik pula titik didihnya sebaliknya titik didih akan menurun
dengan adanya rantai cabang. Alkohol mempunyai titik didih yang lebih tinggi dibandingkan
dengan senyawa lain yang memiliki berat molekul lebih besar dari pada alkohol. Hal ini
karena alkohol sama seperti air yang mempunyai ikatan hydrogen. Meskipun aldehid dan
eter mempunyai oksigen, namun hirogennya hanya berikatan dengan atom karbon. Ini
mengakibatkan atom hydrogen relatif tidak bermuatan positif dan tidak dapat mengikat
oksigen (Riswayanto, 2009).

8
III. Prosedur Percobaan

 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam percobaan destilasi sederhana adalah sebagai berikut:
- Labu alas bulat bertangkai 1 buah
- Kondensor 1 buah
- Erlenmeyer 1 buah
- Termometer 1 buah
- Gelas piala 250 mL 1 buah
- Pemanas (elektromantel) 1 buah
- Botol semprot 1 buah
- Labu takar 100 mL 1 buah
- Batu didih 1 buah
Bahan yang digunakan dalam percobaan destilasi sederhana adalah sebagai berikut:
- etanol 70%
- Aquadest
- Perbandingan etanol dan air 50: 50

 Prosedur Percobaan
- Rangkai alat destilasi
- Alirkan air pendingin (atur aliran airnya sehingga mengalir dengan lancar)
- Masukkan ethanol kedalam labu alas bulat
- Panaskan dengan elektromantel (mantel pemanas)
- Amati perubahan suhunya
- Tampung destilat pada saat suhu konstan dan amati suhu saat destilat mulai muncul
- Ukur volume destilat yang dihasilkan
- Hitung rendemen yang dihasilkan dengan rumus :

vol akhir destilat x 100%


Rendemen = vol awal campuran

9
IV. Hasil Percobaan
V. Pembahasan
VI. Pembuatan laporan:
1. Laporan dibuat individu, ditulis tangan untuk masing-masing topik
2. Isi laporan:
a. Halaman Judul
b. Tujuan
c. Tinjauan Pustaka
d. Metode (dibuat dalam diagram alir)
e. Hasil Percobaan
f. Pembahasan
g. Daftar Pustaka

10
PERTEMUAN 5
PEMISAHAN MELALUI EKSTRAKSI CAIR-CAIR: CORONG PISAH

I. TUJUAN
1. Memahami prinsip pemisahan melalui ekstraksi cair-cair dengan menggunakan alat
sederhana (corong pisah)
2. Dapat melakukan fraksinasi ekstrak tumbuhan dengan ekstraksi cair-cair

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ekstrasksi merupakan pemisahan satu atau beberapa dari suatu padatan atau
cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses satu atau lebih
komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai
separating agen pemisahan atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-
komponen dalam campuran. Ekstraksi pelarut atau sering disebut ekstraksi air
merupakan metode pemisahan atau pengambilan zat terlarut dalam larutan (biasanya
dalam air) dengan menggunakn pelarut lain (biasanya organik) (Sudjadi,1988).
Prinsip yang digunakan dalam proses ekstraksi cair-cair adalah pada perbedaan
koefisien distribusi zat terlarut dalma dua larutan yang berbeda fase dan tidak saling
bercampur. Bila suatu zat terlarut terdistribusi antara dua larutan yang saling bercampur,
berlaku hukum mengenai konsen zat terlarut dalam kedua fase pada kesetimbangan.
Peristiwa ekstraksi cair-cair atau disebut ekstraksi saja adalah pemisahan komponen
suatu campuran cair dengan mengontakkan pada cairan lain. Sehingga disebut juga
ekstraksi cair atau ekstraksi pelarut (solvent extract). Prinsip kerjanya adalah pemisahan
berdasarkan perbedaan kelarutan (Yazid, 2005).
Fraksinasi merupakan proses pemisahan antara zat cair denga zat cair.
Fraksinasidilakukan secara bertingkat berdasarkan tingkat kepolaran, yaitu daru non
polar, semi polar dan polar. Senyawa yang memiliki sifat non polar akan larut dalam
pelarut non polar, yang semi polar akan larut dalam pelarut semi polar dan yang bersifat
polar akanlarut dalam pelarut polar “Like Disolved Like” (Harborne, 1987). Corong
pisah merupakan peralatan laboratorium yang digunakan untuk memisahkan komponen-
komponen dalam camuran antara dua fase pelarut yang memiliki massa jenis berbdayang
tidak bercampur (Haznawati, 2012).

11
Gambar 4.1. Proses ekstraksi cair-cair

Gambar 4. 2. Urutan tingkat kepolaran pelarut organik

12
III. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan
Adapun peralatan yang digunakan adalah
- Corong Pisah
- Gelas ukur 100 mL
- Corong kaca
- Erlenmeyer 250 mL
- Kertas saring biasa
- Wadah maserasi
Sedangkan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah
- Etanol
- N-Heksana
- Simplisia tanaman (1 tanaman/ kelompok)

2. Prosedur Percobaan

- Simplisia Kering dari dihaluskan menggunakan blender (hingga menjadi serbuk)


- Setelah halus timbang simplisia (catat beratnya)
- Bahan dimasukkan ke dalam wadah maserasi, ditambahakan pelarut ethanol
(sebagai wakil pelarut polar) sampai terendam
- Biarkan semalam sambal sesekali di aduk
- Saring ekstrak cair dengan kertas saring dan corong kaca
- Ukur ekstrak cair etanol tanaman dengan gelas ukur dan masukkan ke corong
pisah
- Tambahkan N-heksana 1:1 dengan ekstrak cair etanol tanaman
- Tutup corong pisah dan kocok hingga homogen
- Diamkan corong pisah pada klem hingga terbentuk 2 lapisan, dokumentasikan
- Pisahkan larutan 1 dan 2 ke dalam erlenmeyer berbeda dengan membuka keran
corong pisah
- Tentukan mana yang fraksi etanol dan mana yang fraksi N-heksana dan jelaskan
di pembahasan
- Bandingkan warna pelarut sebelum dicampur (baik etanol, ekstrak cair maupun n-
heksana) dengan setelah dicampur.

13
VI. Hasil Percobaan
VII. Pembahasan
VIII. Pembuatan laporan:
1. Laporan dibuat individu, ditulis tangan untuk masing-masing topik
2. Isi laporan:
h. Halaman Judul
i. Tujuan
j. Tinjauan Pustaka
k. Metode (dibuat dalam diagram alir)
l. Hasil Percobaan
m. Pembahasan
n. Daftar Pustaka

IX. Daftar Pustaka


Sudjadi, 1988, Metode Pemisahan, hal 167-177, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah
Mada.
Yazid, Estien, 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis.  Andi: Yogyakarta.
Harborne, J. B., 1996, Metode Fitokimia, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan
Iwan Soediro, Edisi II, hal 14; 21-22; 69;72, ITB Press, Bandung.
Haznawati. 2012. Fraksinasi Fitokimia. Pustaka Belajar: Yogyakarta.

14
PERTEMUAN 6
PEMISAHAN SENYAWA DENGAN KROMATOGRAFI KERTAS
I. Tujuan

1. Mengetahui prinsip dan cara kerja kromatografi kertas


2. Mengetahui pemisahan klorofil dari daun menggunakan kromatografi kertas

II. Tinjauan Pustaka


Teknik kromatografi merupakan teknik pemisahan suatu campuran yang berdasarkan
kepada kesetimbangan fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam merupakan lapisan cairan
pelarut (pengembang) yang teradsorpsi pada permukaan kertas, sedangkan fase gerak merupakan
bagian pelarut (pengembang, eluen) yang berfungsi menggerakkan komponen (Arief Pambudi,
et.al., 2014).
Kromatografi kertas adalah metode pemisahan dengan kerja dua fase yaitu fase diam dan
fase gerak yang hasil kerja kedua fase ini berupa rambatan warna yang dapat terlihat pada kertas
kromatografi dan bercak yang ada untuk membandingkan antara totolan dari sampel dan totolan
dari baku (Erna Susilowati., et al.). Kertas dalam pemisahan campuran mempunyai pengaruh
pada kecepatan aliran pelarut. Sedangkan fungsi kertas sendiri sangat kompleks. Efek-efek
serapan disebabkan oleh sifat polar dari gugus hidroksil di mana ini kemungkinan sangat penting
dan sejumlah kecil dari gugus karboksil dalam selulosa dapat menaikkan terhadap efek-efek
pertukaran ion”. Kromatografi kertas merupakan bentuk kromatografi yang paling sederhana,
mudah, dan murah. Fasa diam kromatografi berupa air yang terikat pada selulosa kertas
sedangkan fasa geraknya berupa pelarut organik non polar (Siti Aniyah, 2012).

15
III. Prosedur Percobaan

Alat : kertas saring whatman; chamber/ gelas beaker 250 mL (5


buah/kelompok); kaca arloji 5 buah/ kelompok; stopwatch; Pensil;
Penggaris; isolasi, lidi ukuran diameter gelas beaker, Gelas ukur; Pipa
kapiler.

Bahan : Etanol, aquadest, Tinta warna hitam, dan warna (printer/ 3 tinta spidol)

Cara Kerja:

1. Potong kertas whatman dengan ukuran 3x8 cm sebanyak 5 lembar


2. Buat garis batas bawah 2 cm & batas atas 1 cm dengan menggunakan pensil
3. Totolkan sampel tepat di batas bawah menggunakan pipa kapiler
4. Siapkan eluen (Fase gerak) berikut di gelas beaker/ chamber:
- Etanol: akuades 10ml: 0 ml
- Etanol: akuades= 7 mL: 3 mL
- Etanol: akuades= 5 mL: 5 mL
- Etanol: akuades= 3 mL: 7 mL
- Etanol: akuades= 0 mL: 10 mL
5. Masukan kertas (fase diam) yang telah ditotol tinta ke dalam gelas beaker hingga
kertas menyentuh fase gerak
6. Hitung waktu yang diperlukan fase gerak hingga terleusi sempurna hingga batas
atas
7. Hitung nilai Rf
IV. Hasil Percobaan

Perhitungan:

Beberapa senyawa dalam campuran bergerak sejauh dengan jarak yang ditempuh pelarut,
beberapa lainnya tetap lebih dekat pada garis dasar. Jarak tempuh relatif pada pelarut adalah
konstan untuk senyawa tertentu sepanjang kita menjaga segala sesuatunya tetap sama, misalnya
jenis kertas dan komposisi pelarut yang tepat. Jarak relatif pada pelarut disebut sebagai nilai Rf.
Untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut:

16
Jarak Noda Jarak
Waktu
No Warna Totolan Eluen yang Noda Nilai Rf Gambar
Pemisahan
(cm) terpisah (Cm)
A Etanol: Air 10mL: 0 mL
1 Hitam 5 cm

2 Biru 5 cm

3 Merah/ lainnya 5 cm

B Etanol: Air 7mL: 3 mL


dst

V. Pembahasan
1. Hitung nilai Rf masing-masing noda untuk setiap perlakuan
2. Bandingkan pengaruh konsentrasi terhadap waktu dan hasil kromatogram

VI. Kesimpulan
VII. Daftar Pustaka

17
PERTEMUAN 7
PEMISAHAN SENYAWA DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
I. Tujuan

1. Mengetahui prinsip dan cara kerja kromatografi lapis tipis


2. Mengetahui cara pemisahan dan identifikasi senyawa Flavonoid menggunakan
kromatografi lapis tipis

II. Tinjauan Pustaka


Teknik kromatografi merupakan teknik pemisahan suatu campuran yang berdasarkan
kepada kesetimbangan fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam merupakan lapisan cairan
pelarut (pengembang) yang teradsorpsi pada permukaan kertas, sedangkan fase gerak merupakan
bagian pelarut (pengembang, eluen) yang berfungsi menggerakkan komponen (Arief Pambudi,
et.al., 2014).
Kromatografi lapisan tipis (KLT) atau thin-layer chromatography (TLC), seperti halnya
kromatografi kertas, murah dan mudah dilakukan. Kromatografi ini mempunyai satu keunggulan
dari segi kecepatan dari kromatografi kertas. Proses kromatografi lapisan tipis membutuhkan
hanya setengah jam saja, sedangkan kromatografi cair (merupakan pemisahan yang umum) pada
kertas membutuhkan waktu beberapa jam. KLT sangat terkenal dan rutin digunakan di berbagai
laboratorium. Selain itu, dengan KLT akan sangat dimungkinkan kembali analisa lebih lanjut
dari senyawa yang telah dipisahkan. Media pemisahannya adalah lapisan dengan ketebalan
sekitar 0,1 sampai 0,3 mm zat padat adsorben yang terembankan pada lempeng kaca, plastik,
atau aluminium. Dan zat padat yang umum digunakan adalah alumina, gel silika, dan selulosa.
Gel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis
seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendar/flouresensi dalam sinar ultra
violet. Fasa gerak atau larutan pengembang biasanya digunakan pelarut campuran organik atau
bisa juga campuran pelarut organik - anorganik.

18
Gambar Kromatografi Lapis Tipis

III. Prosedur Percobaan

Alat : Plat KLT silica gel GF 254; Plat KLT Selulosa; Kertas whatman;
Chamber; Pensil; Penggaris; Gelas ukur; Pipa kapiler; Beaker glass

Bahan : Ekstrak kasar tanaman obat; N-butanol; Aquades; Asam asetat; Standar
Quercetin

Cara Kerja:

1. Siapkan plat KLT dengan ukuran 2x10cm sebanyak 2 lembar


2. buat garis batas bawah 2cm & batas atas 1 cm dengan menggunakan pensil
3. totolkan sampel tepat di batas bawah menggunakan pipa kapiler
4. satu plat KLT digunakan untuk menotolkan standar Quercetin, satu plat KLT
lainya digunakan untuk menotolkan sampel
5. Siapkan Fase Gerak Butanol - Asam Asetat - Air dengan perbandingan 4 :1 :5,
masukan fase gerak tersebut kedalam chamber, dan lakukan penjenuhan dengan
menggunakan kertas whatman
6. Setelah jenuh, masukan plat KLT kedalam Chamber untuk proses elusi, proses
elusi dihentikan ketika sudah mencapai batas atas / terelusi sempurna
7. Kering anginkan plat KLT
8. Amati bercak dibawah sinar UV dengan panjang gelombang 254 dan 366
9. Hitung Rf sampel dan Rf Standar

19
IV. Hasil Percobaan

Perhitungan:

Beberapa senyawa dalam campuran bergerak sejauh dengan jarak yang ditempuh pelarut,
beberapa lainnya tetap lebih dekat pada garis dasar. Jarak tempuh relatif pada pelarut adalah
konstan untuk senyawa tertentu sepanjang kita menjaga segala sesuatunya tetap sama, misalnya
jenis kertas dan komposisi pelarut yang tepat. Jarak relatif pada pelarut disebut sebagai nilai Rf .
Untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut :

V. Pembahasan

Jelaskan hasil pengamatan dan jelaskan prinsip dasar dari kromatografi lapis tipis.

VI. Kesimpulan

VII. Daftar Pustaka

VIII. Lampiran
Dokumentasi Praktikum

Pertanyaan:
Jelaskan kelebihan dan kekurangan metode-metode pemisahan yang dilakukan!

20
PERTEMUAN 8

RESPONSI

Responsi merupakan ujian akhir dari kegiatan praktikum dan termasuk komponen dari
nilai akhir. Setiap Praktikan wajib mengikuti Responsi. Kegiatan responsi akan
dilaksanakan setelah semua materi praktikum selesai.

Syarat Responsi:
1. Telah mengumpulkan semua laporan praktikum (6 laporan);
2. Bebas inhall.

Sangsi Responsi:

Bagi Praktikan yang tidak mengikuti responsi, maka dosen berhak untuk tidak
memberikan nilai praktikum.

21

Anda mungkin juga menyukai