PANDUAN PRAKTIKUM
Pemisahan Kimia
Disusun Oleh:
Gustria Ernis, S.Pd., M. Si
Deni Agus Triawan, M. Sc
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena revisi I petunjuk
praktikum pemisahan kimia ini telah selesai disusun dan dapat digunakan untuk
membantu mahasiswa dalam melakukan praktikum pemisahan kimia di Program Studi
D3 Laboratorium Sains FMIPA Universitas Bengkulu. Harapan kami dengan adanya
penuntun ini maka praktikum dapat berlangsung dengan lebih terarah, tertib dan
mendekati tujuan praktikum itu sendiri.
Buku penuntun ini dirancang sesuai dengan materi perkuliahan, dimana teori
dasar yang ada memang sederhana, dengan harapan mahasiswa lebih banyak membaca
buku-buku yang disarankan.
Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga tersusunnya buku penuntun ini. Kami menyadari sepenuhnya
bahwa penuntun ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
adanya masukan dan kritikan yang membangun demi perbaikan pada masa-masa
mendatang.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
PERTEMUAN 1
ASISTENSI
1
Halaman berikutnya berisi : Tujuan Percobaan, Landasan Teori, Alat dan bahan,
Prosedur Kerja, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan, Daftar pustaka, dan
Lampiran
Diserahkan ke asisten praktikum seminggu setelah praktikum dilakukan
Inhall
Inhall merupakan kegiatan praktikum pengganti karena ketidakhadiran seorang praktikan dalam
suatu praktikum. Mahasiswa yang meninggalkan praktikum dengan alasan apapun akan
dikenakan inhall. Inhall akan dilaksanakan dalam seminggu sebelum responsi sesuai jadwal
yang akan disusun. Kegiatan inhall akan di koordinasi oleh Laboran.
Peraturan Inhall:
Sangsi Inhall:
1. Praktikan yang tidak melaksanakan inhall maka tidak diizinkan untuk mengikuti
responsi;
2. Praktikan yang menghadiri praktikum ≤ 5, tidak diizinkan mengikuti inhall dan responsi.
2
PERTEMUAN 2
PEMISAHAN CAMPURAN PADAT-PADAT: PENGAYAKAN
I. TUJUAN
1. Mengetahui peralatan pengayakan
2. Mengetahui cara pemisahan campuran padat-padat melalui pengayakan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Metode pemisahan campuran padat-padat. Alat yang digunakan berupa ayakan (sieving).
Pengayakan dilakukan untuk mendapatkan material dengan ukuran tertentu dan seragam.
Proses pengayakan dilakukan dengan menjatuhkan atau menempatkan zat padat pada
permukaan ayakan. Material yang lebih kecil dari ukuran lubang ayakan akan lolos dan
yang berukuran lebih besar dari ukuran lubang ayakan akan tertahan.
Satuan ukuran ayakan berupa mesh. Mesh adalah ukuran dari jumlah lubang suatu jaring
atau kasa pada luasan 1 inch persegi jaring / kasa yang bisa dilalui oleh material padat.
Mesh 20 memiliki arti terdapat 20 lubang pada bidang jaring / kasa seluas 1 inch,
demikian seterusnya.
3
III. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan
Adapun peralatan pada percobaan ini adalah
- Blender
- Nampan
- Timbangan analitik
- Ayakan 100 mesh dan 50 mesh
- Penampung bahan yang terayak
Sedangkan bahan pada penelitian ini adalah bahan padatan yang memiliki ukuran
partikel yang berbeda, dapat berupa simplisia tanaman yang telah dihaluskan.
2. Prosedur Kerja
- Haluskan bagian tanaman (daun) yang sudah kering dengan blender
- Timbang sebanyak 100 gram simplisia kering
- Ayak menggunakan ayakan 100 mesh
- Kemudian timbang hasil ayakan yang diperoleh dari ayakan 100 mesh
- Ambil bagian simplisia yang tidak terayak pada ayakan 100 mesh lalu letakkan
pada ayakan 50 mesh, ayak simplisia tersebut
- Timbang hasil ayakan yang terayak pada ayakan 50 mesh lalu catat
- Rekap dan hitung presentase ukuran simplisia dari 2 jenis ayakan tersebut.
4
PERTEMUAN 3
PEMISAHAN CAMPURAN PADAT-CAIR: PENYARINGAN
I. TUJUAN
1. Mengetahui peralatan penyaringan
2. Mengetahui cara pemisahan campuran padat-cair melalui penyaringan
3. Mengetahui kadar TSS air sungai dengan metode penyaringan (gravimetri)
5
- Timbangan analitik
- Gelas ukur 100 mL
- Batang pengaduk
- Corong
- Erlenmeyer 250 mL
- Kertas saring biasa
- Kertas saring whatman 42
Sedangkan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air sungai atau air danau
2. Prosedur Percobaan
- Timbang kertas saring (kertas saring biasa dan kertas saring whatman 42) dengan
timbangan analitik dan catat berat kertas saring
- Siapkan alat penyaringan yang berupa erlenmeyer corong dan batang pengaduk
- Lipat kertas saring membentuk limas
- Letakkan kertas saring pada corong pisah
- Ukur air sungai sebanyak 100 mL
- Lakukan penyaringan pada kertas saring biasa dan kertas saring whatman 42
- Catat lama waktu penyaringan dengan kedua penyaringan tersebut
- Amati warna filtrat hasil penyaringan lalu catat
- Keringkan kertas saring beserta residu pada suhu kamar
- Setelah kering, timbang kertas saring beserta residu sebagai berat akhir
- Catat hasilnya
3. Perhitungan kadar TSS air sungai
Kadar TSS air sungai dihitung dengan persamaan
Kadar TSS (mg/L) = berat partikel (residu)/volume sampel
berat kertas saring akhir−berak kertas saring awal
=
volume sampel
Catatan : karena menggunakan volume sampel 100 mL, maka volume sampel = 0,1 L
V. PEMBAHASAN
6
PERTEMUAN 4
PEMISAHAN ALKOHOL DAN AIR
I. Tujuan
Pemisahan secara distilasi pada prinsipnya adalah metode pemisahan yang didasarkan karena
adanya perbedaan titik didih antara komponen–komponen yang akan dipisahkan. Secara
teoritis pula, bila perbedaan titik didih antar komponen makin besar maka pemisahan secara
distilasi akan berlangsung makin baik yaitu hasil yang di peroleh makin murni. Distilasi
digunakan untuk menarik senyawa organic yang titik didihnya dibawah 250⁰C. Pendestilasian
senyawa dengan titik didih terlalu tinggi dikhawatirkan akan merusak senyawa yang akan
didistilasi diakibatkan terjadinya oksidasi dan dekomposisi (peruraian). Pada distilasi senyawa
yang akan diambil komponen yang diinginkan didihkan dan uapnya dilewatkan melalui suatu
pendingin sehingga mencair kembali. Proses pendidihan erat hubungannya dengan kehadiran
udara dipermukaan. Bila suatu cairan dipanaskan, maka pendidihan akan terjadi pada suhu
dimana tekanan uap dari cairan yang akan didistilasi sama dengan tekanan uap dipermukaan.
Tekanan udara dipermukaan terjadi oleh adanya udara diatmosfir. Bila pendidihan terjadi pada
760 mmHg maka pendidihan ini disebut pendidihan normal dan titik didihnya disebut titik
didih normal (Ibrahim, 2013).
Destilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang
akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus. Hypathia
dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari
Alexandrialah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada
sekitar abad ke4 Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli - ahli kimia Islam
pada masa Kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh AlRazi pada pemisahan alkohol menjadi
senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi
yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud.
Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan
tentang uap anggur yang dapat terbakar, ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses
kimia yang bahkan masih banyak dipakai sampai 5 saat kini. Destilasi atau penyulingan
adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang
7
berdasarkan perbedaan titik didih.Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga
menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk
unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa
pada suatu larutan, masing – masingkomponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal
distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton (Sarifudin, 2010).
Pengaruh variabel suhu terhadap rendemen yang dihasilkan yaitu bahwa suhu yang
menghasilkan rendeman minyak paling banyak adalah pada suhu 120 °C. Hal ini dikarenakan
semakin tinggi suhu maka volume minyak yang dihasilkan pada permulaan penyulingan juga
semakin banyak dan hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa suhu yang tinggi
dan pergerakan air yang disebabkan oleh kenaikan suhu dalam ketel penyuling, mempercepat
proses difusi. Sehingga dalam keadaan seperti itu seluruh minyak atsiri yang terdapat dalam
jaringan tanaman akan terekstrak dalam jumlah yang lebih besar lagi (Setya, 2012).
Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua
atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh.Suatu campuran dapat
dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murni. Senyawa yang
terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai titik didih masing-masing (Walangare,
2013).
Alkohol mempunyai persamaan geometris dengan air, sudut ikatan R O H mendekati nilai
tetrahedral dan atom oksigen terhibridisasi sp3. Gugus OH merupakan gugus yang polar,
dimana atom hidrogen berikatan dengan atom oksigen yang elektronegatif.Alkohol dapat
membentuk ikatan yang intramolekulersehingga mempunyai titik didih lebih besar dari eter
yang bersesuaian. Faktor lain yang menentukan besar kecilnya titik didih suatu hidrokarbon
adalah berat molekul dan bentuk molekulnya (lurus atau bercabang). Dengan naiknya jumlah
atom karbon pada alcohol, maka naik pula titik didihnya sebaliknya titik didih akan menurun
dengan adanya rantai cabang. Alkohol mempunyai titik didih yang lebih tinggi dibandingkan
dengan senyawa lain yang memiliki berat molekul lebih besar dari pada alkohol. Hal ini
karena alkohol sama seperti air yang mempunyai ikatan hydrogen. Meskipun aldehid dan
eter mempunyai oksigen, namun hirogennya hanya berikatan dengan atom karbon. Ini
mengakibatkan atom hydrogen relatif tidak bermuatan positif dan tidak dapat mengikat
oksigen (Riswayanto, 2009).
8
III. Prosedur Percobaan
Prosedur Percobaan
- Rangkai alat destilasi
- Alirkan air pendingin (atur aliran airnya sehingga mengalir dengan lancar)
- Masukkan ethanol kedalam labu alas bulat
- Panaskan dengan elektromantel (mantel pemanas)
- Amati perubahan suhunya
- Tampung destilat pada saat suhu konstan dan amati suhu saat destilat mulai muncul
- Ukur volume destilat yang dihasilkan
- Hitung rendemen yang dihasilkan dengan rumus :
9
IV. Hasil Percobaan
V. Pembahasan
VI. Pembuatan laporan:
1. Laporan dibuat individu, ditulis tangan untuk masing-masing topik
2. Isi laporan:
a. Halaman Judul
b. Tujuan
c. Tinjauan Pustaka
d. Metode (dibuat dalam diagram alir)
e. Hasil Percobaan
f. Pembahasan
g. Daftar Pustaka
10
PERTEMUAN 5
PEMISAHAN MELALUI EKSTRAKSI CAIR-CAIR: CORONG PISAH
I. TUJUAN
1. Memahami prinsip pemisahan melalui ekstraksi cair-cair dengan menggunakan alat
sederhana (corong pisah)
2. Dapat melakukan fraksinasi ekstrak tumbuhan dengan ekstraksi cair-cair
Ekstrasksi merupakan pemisahan satu atau beberapa dari suatu padatan atau
cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses satu atau lebih
komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai
separating agen pemisahan atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-
komponen dalam campuran. Ekstraksi pelarut atau sering disebut ekstraksi air
merupakan metode pemisahan atau pengambilan zat terlarut dalam larutan (biasanya
dalam air) dengan menggunakn pelarut lain (biasanya organik) (Sudjadi,1988).
Prinsip yang digunakan dalam proses ekstraksi cair-cair adalah pada perbedaan
koefisien distribusi zat terlarut dalma dua larutan yang berbeda fase dan tidak saling
bercampur. Bila suatu zat terlarut terdistribusi antara dua larutan yang saling bercampur,
berlaku hukum mengenai konsen zat terlarut dalam kedua fase pada kesetimbangan.
Peristiwa ekstraksi cair-cair atau disebut ekstraksi saja adalah pemisahan komponen
suatu campuran cair dengan mengontakkan pada cairan lain. Sehingga disebut juga
ekstraksi cair atau ekstraksi pelarut (solvent extract). Prinsip kerjanya adalah pemisahan
berdasarkan perbedaan kelarutan (Yazid, 2005).
Fraksinasi merupakan proses pemisahan antara zat cair denga zat cair.
Fraksinasidilakukan secara bertingkat berdasarkan tingkat kepolaran, yaitu daru non
polar, semi polar dan polar. Senyawa yang memiliki sifat non polar akan larut dalam
pelarut non polar, yang semi polar akan larut dalam pelarut semi polar dan yang bersifat
polar akanlarut dalam pelarut polar “Like Disolved Like” (Harborne, 1987). Corong
pisah merupakan peralatan laboratorium yang digunakan untuk memisahkan komponen-
komponen dalam camuran antara dua fase pelarut yang memiliki massa jenis berbdayang
tidak bercampur (Haznawati, 2012).
11
Gambar 4.1. Proses ekstraksi cair-cair
12
III. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan
Adapun peralatan yang digunakan adalah
- Corong Pisah
- Gelas ukur 100 mL
- Corong kaca
- Erlenmeyer 250 mL
- Kertas saring biasa
- Wadah maserasi
Sedangkan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah
- Etanol
- N-Heksana
- Simplisia tanaman (1 tanaman/ kelompok)
2. Prosedur Percobaan
13
VI. Hasil Percobaan
VII. Pembahasan
VIII. Pembuatan laporan:
1. Laporan dibuat individu, ditulis tangan untuk masing-masing topik
2. Isi laporan:
h. Halaman Judul
i. Tujuan
j. Tinjauan Pustaka
k. Metode (dibuat dalam diagram alir)
l. Hasil Percobaan
m. Pembahasan
n. Daftar Pustaka
14
PERTEMUAN 6
PEMISAHAN SENYAWA DENGAN KROMATOGRAFI KERTAS
I. Tujuan
15
III. Prosedur Percobaan
Bahan : Etanol, aquadest, Tinta warna hitam, dan warna (printer/ 3 tinta spidol)
Cara Kerja:
Perhitungan:
Beberapa senyawa dalam campuran bergerak sejauh dengan jarak yang ditempuh pelarut,
beberapa lainnya tetap lebih dekat pada garis dasar. Jarak tempuh relatif pada pelarut adalah
konstan untuk senyawa tertentu sepanjang kita menjaga segala sesuatunya tetap sama, misalnya
jenis kertas dan komposisi pelarut yang tepat. Jarak relatif pada pelarut disebut sebagai nilai Rf.
Untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut:
16
Jarak Noda Jarak
Waktu
No Warna Totolan Eluen yang Noda Nilai Rf Gambar
Pemisahan
(cm) terpisah (Cm)
A Etanol: Air 10mL: 0 mL
1 Hitam 5 cm
2 Biru 5 cm
3 Merah/ lainnya 5 cm
V. Pembahasan
1. Hitung nilai Rf masing-masing noda untuk setiap perlakuan
2. Bandingkan pengaruh konsentrasi terhadap waktu dan hasil kromatogram
VI. Kesimpulan
VII. Daftar Pustaka
17
PERTEMUAN 7
PEMISAHAN SENYAWA DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
I. Tujuan
18
Gambar Kromatografi Lapis Tipis
Alat : Plat KLT silica gel GF 254; Plat KLT Selulosa; Kertas whatman;
Chamber; Pensil; Penggaris; Gelas ukur; Pipa kapiler; Beaker glass
Bahan : Ekstrak kasar tanaman obat; N-butanol; Aquades; Asam asetat; Standar
Quercetin
Cara Kerja:
19
IV. Hasil Percobaan
Perhitungan:
Beberapa senyawa dalam campuran bergerak sejauh dengan jarak yang ditempuh pelarut,
beberapa lainnya tetap lebih dekat pada garis dasar. Jarak tempuh relatif pada pelarut adalah
konstan untuk senyawa tertentu sepanjang kita menjaga segala sesuatunya tetap sama, misalnya
jenis kertas dan komposisi pelarut yang tepat. Jarak relatif pada pelarut disebut sebagai nilai Rf .
Untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut :
V. Pembahasan
Jelaskan hasil pengamatan dan jelaskan prinsip dasar dari kromatografi lapis tipis.
VI. Kesimpulan
VIII. Lampiran
Dokumentasi Praktikum
Pertanyaan:
Jelaskan kelebihan dan kekurangan metode-metode pemisahan yang dilakukan!
20
PERTEMUAN 8
RESPONSI
Responsi merupakan ujian akhir dari kegiatan praktikum dan termasuk komponen dari
nilai akhir. Setiap Praktikan wajib mengikuti Responsi. Kegiatan responsi akan
dilaksanakan setelah semua materi praktikum selesai.
Syarat Responsi:
1. Telah mengumpulkan semua laporan praktikum (6 laporan);
2. Bebas inhall.
Sangsi Responsi:
Bagi Praktikan yang tidak mengikuti responsi, maka dosen berhak untuk tidak
memberikan nilai praktikum.
21