Anda di halaman 1dari 18

PETUNJUK PRAKTIKUM

MANAJEMEN LABORATORIUM IPA


TAHUN AKADEMIK 2021/2022

PROGRAM STUDI PGMI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN JAWA TENGAH

1
Daftar Isi

Daftar Isi ................................................................................................................................ 2


Tata Tertib Laboratorium....................................................................................................... 3
PRAKTIKUM 1 PENGUKURAN ........................................................................................ 4
PRAKTIKUM 2 PEMBUATAN PREPARAT SEGAR ....................................................... 6
PRAKTIKUM 3 PENGGUNAAN MIKROSKOP ............................................................... 8
PRAKTIKUM 4 SIFAT-SIFAT CAHAYA ........................................................................ 10
PRAKTIKUM 5 LISTRIK .................................................................................................. 12
PRAKTIKUM 6 UJI ASAM BASA .................................................................................... 14
PRAKTIKUM 7 UJI MAKANAN ...................................................................................... 15
Lampiran 1 ........................................................................................................................... 16
Lampiran 2 ........................................................................................................................... 17

2
Tata Tertib Laboratorium IPA

1. Mahasiswa harus datang di laboratorium 5 menit sebelum praktikum dimulai. Apabila


mahasiswa terlambat lebih dari 15 menit dari waktu yang telah ditentukan, maka tidak
diperkenankan mengikuti praktikum pada hari itu dan diwajibkan mengikuti praktikum
pada hari lain kecuali mendapat izin dari dosen pembimbing praktikum.
2. Sebelum melaksanakan praktikum mahasiswa diwajibkan mempelajari materi yang
akan dipraktikumkan.
3. Mahasiswa harus mengikuti semua kegiatan praktikum yang diselenggarakan di
laboratorium. Apabila mahasiswa tidak dapat mengikuti kegiatan praktikum sesuai
jadwal, maka mahasiswa wajib melaksanakan praktikum mandiri.
4. Pada waktu praktikum mahasiswa diharuskan memakai sepatu (dilarang memakai
sandal atau sepatu sandal) dan kemeja lengan panjang.
5. Jika akan meninggalkan laboratorium sebelum waktunya selesai, mahasiswa diwajibkan
minta izin terlebih dahulu kepada dosen pembimbing praktikum.
6. Mahasiswa bertanggung jawab atas alat-alat atau bahan-bahan yang digunakan di dalam
praktikum.
7. Pada saat pelaksanaan praktikum, mahasiswa harus bekerja dengan tenang dan penuh
tanggung jawab, dilarang bersenda gurau, gaduh, merokok, makan dan/atau minum di
laboratorium.
8. Mahasiswa dilarang melakukan percobaan atau mencoba-coba dengan bahan-bahan
kimia di laboratorium tanpa seizin dosen pembimbing praktikum.
9. Apabila ada kesulitan atau kecelakaan, segera laporkan pada dosen pembimbing
praktikum.
10. Apabila mahasiswa memecahkan ataupun merusakkan barang-barang/alat-alat
laboratorium diharuskan mengganti dengan barang yang sama.
11. Selesai melakukan praktikum setiap kelompok diharuskan membuat laporan sementara.
12. Seminggu setelah laporan sementara, mahasiswa harus menyerahkan laporan resmi dari
percobaan yang telah dilakukan.
13. Penanggungjawab laboratorium/petugas berwenang dapat mengambil tindakan, jika ada
mahasiswa yang melanggar peraturan tata tertib diatas.
14. Pelanggaran terhadap tata tertib ini dikenakan sanksi sebagai berikiut :
a. Peringatan atas pelanggaran yang dilakukan.
b. Tidak diizinkan mengikuti praktikum.

Ttd
Koordinator Laboratorium IPA

3
PRAKTIKUM 1
PENGUKURAN

I. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengukur besaran panjang menggunakan berbagai alat ukur panjang.
2. Mahasiswa dapat mengukur besaran massa menggunakan alat ukur massa.
3. Mahasiswa dapat mengukur besaran suhu menggunakan alat ukur suhu.
4. Mahasiswa dapat mengukur besaran volume menggunakan berbagai alat ukur.

II. Alat dan Bahan


1. Jangka sorong 7. Kotak kayu
2. Mikrometer 8. Kelereng
3. Mistar/penggaris 30 cm 9. Kerikil
4. Gelas ukur 10. Es batu
5. Neraca O’hauss 11. Uang logam
6. Termometer 12. Kunci motor

III. Teori Dasar


Pengukuran adalah suatu bagian penting dalam ilmu fisika. Dalam melakukan
penelitian, pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh ditinggalkan.
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah
disepakati. Misalnya untuk mengukur panjang suatu kabel maka kita bisa menggunakan
meteran. Dalam hal ini besaran yang dibandingkan adalah panjang dari kabel tersebut,
sedangkan besaran pembandingnya adalah meteran.
Sesuatu yang dapat diukur dalam fisika disebut sebagai besaran. Besaran memiliki
nilai besaran (besar) dan satuan. Satuan adalah sesuatu yang dapat digunakan sebagai
pembanding dalam pengukuran. Satuan Internasional (SI) merupakan satuan hasil
konferensi para ilmuwan di Paris, yang membahas tentang berat dan ukuran. Berdasarkan
satuannya besaran dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Alat untuk melakukan pengukuran disebut sebagai alat ukur. Setiap besaran memiliki
alat ukur tersendiri. Alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur oanjang antara lain
mistar, meteran, jangka sorong dan mikrometer. Pengukuran massa dilakukan
menggunakan neraca atau timbangan. Volume benda dapat diukur melalui perhitungan
panjang, lebar, dan tinggi atau diameter untuk benda berbentuk beraturan, sedangkan untuk
benda tidak beraturan, pengukuran dilakukan dengan menghitung selisih volume air
sebelum dan sesudah benda dimasukkan ke dalam gelas ukur berisi air. Setiap pengunaan
alat ukur perlu disesuaikan dengan benda yang akan diukur.

4
IV. Prosedur
a. Pengukuran panjang
1. Ukurlah panjang, lebar dan tinggi kotak kayu, serta diameter dan tebal uang logam
menggunakan alat ukur yang sesuai
2. Ulangi kegiatan mengukur sebanyak 3 kali
3. Tuliskan hasil pengukuran dalam tabel
b. Pengukuran massa
1. Timbanglah satu persatu benda-benda berikut: kelereng besar, kelereng kecil, kotak
kayu, kunci motor
2. Ulangi kegiatan pengukuran masing-masing benda sebanyak 3 kali
3. Tuliskan hasil pengukuran dalam tabel
c. Pengukuran suhu
1. Ukurlah suhu es batu menggunakan termometer
2. Catat perubahan suhu yang terjadi setiap satu menit
3. Lakukan pengukuran selama 5 menit
4. Tuliskan hasil pengukuran dalam tabel
d. Pengukuran volume secara statis
1. Ukur diameter kelereng besar menggunakan alat ukur yang sesuai
2. Hitung volume kelereng menggunakan rumus volume
3. Tuliskan hasil pengukuran dalam tabel
e. Pengukuran volume secara dinamis
1. Isi gelas ukur dengan air sebanyak 50 ml
2. Masukkan kelereng besar ke dalam gelas ukur
3. Hitung selisih volume mula-mula dengan volume akhir
4. Tuliskan hasil pengukuran dalam tabel
5. Ulangi pengukuran dengan volume air sebanyak 60 dan 70 ml
6. Lakukan langkah 1-5 untuk mengukur volume kerikil

V. Pertanyaan
1. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran besaran yang sama, ketika pengulangan
pengukuran maupun ketika menggunakan alat ukur yang berbeda? Mengapa hal tersebut
bisa terjadi?
2. Mengapa kita memerlukan satuan pengukuran yang terstandar secara internasional?

5
PRAKTIKUM 2
PEMBUATAN PREPARAT SEGAR

I. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat membuat preparat segar untuk pengamatan menggunakan mikroskop
2. Mahasiswa dapat menggambarkan hasil pengamatan menggunakan mikroskop

II. Alat dan Bahan


1. Mikroskop 6. Pinset
2. Kaca preparat 7. Pipet tetes
3. Kaca penutup 8. Pisau/silet
4. Jarum pentul 9. Bawang merah
5. Tisu 10. Larutan Lugol

III. Teori Dasar


Biologi berkembang melalui hasil kerja para peneliti biologi dalam menggali
pengetahuan dari objek-objek biologi. Objek biologi adalah semua makhluk hidup. Salah
satu sasaran pengamatan suatu objek biologi adalah bentuk dan susunan tubuh. Misalnya,
dalam pengamatan bentuk dan susunan tubuh manusia, maka satuan objek pengamatan
dapat berupa: sel, jaringan, organ-organ penyusun tubuh individu. Objek pengamatan juga
dapat berupa populasi, komunitas, atau ekosistem. Untuk melakukan hal tersebut perlu
dipersiapkan objek yang akan diamati, misalnya, dengan membuat sayatan untuk
mengamati susunan sel atau jaringan, membuat awetan organ atau bagian organ, atau
melakukan pembedahan.

IV. Prosedur
a. Preparat basah epidermis bawang merah
1. Kupas lapisan epidermis yaitu siung dari bawang merah menggunakan pisau dan
pinset, atau dapat menggunakan cara: ambillah satu lapis bawang merah, kemudian
patahkan. Lepaskan lapisan epidermis yang ada.
2. Letakkan di atas kaca preparat, beri setetes larutan lugol/iodin/aquades, buang
kelebihan larutan menggunakan tisu
3. Tutup dengan kaca penutup. Gunakan jarum pentul untuk menghilangkan gelembung
udara pada preparat
4. Amatilah sel epidermis dengan mikroskop.
5. Gambarkan hasil pengamatan dengan mikroskop

6
b. Preparat basah daun rhoediscolor
1. Sayat lapisan belakang (bagian yang berwarna ungu) daun Rhoediscolor setipis
mungkin.
2. Pindahkan sayatan daun dengan menggunakan pinset ke kaca preparat.
3. Tambahkan setetes akuades di atas sayatan dengan pipet tetes.
4. Tutup dengan kaca penutup. Gunakan jarum pentul untuk menghilangkan
gelembung udara pada preparat.
5. Amatilah sel epidermis dengan mikroskop.
6. Gambarkan hasil pengamatan dengan mikroskop

V. Pertanyaan
1. Apa fungsi lugol/iodin dalam pembuatan preparat basah epidermis bawang merah?
2. Mengapa kelebihan cairan, baik akuades maupun lugol perlu dibersihakan dari kaca
preparat sebelum pengamatan?
3. Apa perbedaan preparat bawang merah dengan daun rhoediscolor ketika diamati
menggunakan mikroskop?

7
PRAKTIKUM 3
PENGGUNAAN MIKROSKOP

I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menggambarkan hasil pengamatan preparat awetan menggunakan
mikroskop

II. Alat dan Bahan


1. Mikroskop
2. Preparat awetan
3. Alat tulis

III. Teori Dasar


Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains,
khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat
mengamati obyek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini membantu
memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil.
Komponen Mikroskop

Gambar 1. Komponen Mikroskop


Sumber gambar: staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/MIKROSKOP.pdf

8
IV. Prosedur
1. Siapkan mikroskop dan preparat awetan yang akan digunakan
2. Amati preparat awetan di bawah mikroskop, awali dengan perbesaran paling lemah
3. Aturlah komponen-komponen mikroskop agar didapatkan gambar preparat yang paling
jelas
4. Gambarlah pada laporan yang tampak berdasarkan pengamatan preparat
5. Berikan keterangan terkait gambar dan perbesaran lensa yang digunakan

V. Pertanyaan
1. Sebutkan perbedaan preparat basah dengan preparat awetan.

9
PRAKTIKUM 4
SIFAT-SIFAT CAHAYA

I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menjelaskan sifat-sifat cahaya

II. Alat dan Bahan


1. Kit Optik
2. Catu Daya

III. Teori Dasar


Optika adalah cabang keilmuan fisika yang mempelajari tentang cahaya. Cahaya
adalah penyebab kita dapat melihat benda. Seperti bunyi, cahaya juga merupakan bentuk
gelombang. Cahaya juga merupakan bentuk energi dan dapat berubah menjadi energi
bentuk lain. Cahaya dapat dipantulkan ketika mengenai suatu bidang. Pemantulan tersebut
bisa merupakan pemantulan sempurna atau pemantulan sebagian. Apabila cahaya masuk
dari satu medium ke medium yang lain, maka cahaya akan mengalami pembiasan. Gejala
pembiasan yang dapat diamati adalah dasar kolam yang bening terlihat lebih dangkal.

IV. Prosedur
a. Kegiatan 1
1. Susun rel presisi, kaki rel, 2 tumpakan berpenjepit, pemegang lampu+lampu dan
meja optik
2. Hubungkan kabel input catu daya ke sumber tegangan PLN, pilih tegangan keluaran
catu daya 12V dan hubungkan catu daya ke lampu dengan menggunakan 2 kabel
penghubung
3. Tancapkan diafragma 1 celah pada tumpakan berpenjepit
4. Letakkan meja optik dalam posisi berdiri sejajar dengan diafragma dan sumber
cahaya
5. Berikan kesimpulan mengenai hasil percobaan yang telah dilakukan
b. Kegiatan 2
1. Susun rel presisi, kaki rel, 2 tumpakan berpenjepit, pemegang lampu+lampu dan
meja optik
2. Hubungkan kabel input catu daya ke sumber tegangan PLN, pilih tegangan keluaran
catu daya 12V dan hubungkan catu daya ke lampu dengan menggunakan 2 kabel
penghubung
3. Tancapkan lensa f = +100mm pada tumpakan berpenjepit
4. Letakkan meja optik dalam posisi berdiri sejajar dengan lensa dan sumber cahaya

10
5. Ulangi percobaan dengan mengubah lensa menjadi layar translucen
6. Berikan kesimpulan mengenai hasil percobaan yang telah dilakukan
c. Kegiatan 3
1. Susun rel presisi, kaki rel, 3 tumpakan berpenjepit, pemegang lampu+lampu, lensa f
= +100 mm (10 cm di kanan lampu), diafragma 1 celah dan meja optik
2. Hubungkan kabel input catu daya ke sumber tegangan PLN, pilih tegangan keluaran
catu daya dan hubungkan catu daya ke lampu dengan menggunakan 2 kabel
penghubung
3. Gambarlah garis tegak lurus O-Ndi atas kertas putih, letakkan kertas tersebut di atas
meja optik
4. Letakkan cermin kombinasi dengan sisi datar berimpit garis dan tegak lurus terhadap
titik O-N
5. Nyalakan sumber cahaya dengan meng-onkan catu daya
6. Putarlah kertas bersama-sama cermin. Sambil diputar, amatilah sinar yang memantul
dari cermin
7. Usahakan agar sinar datang jatuh di titik O. Sinar datang dari sumber membentuk
sudut datang terhadap garis normal dan sinar pantulnya membentuk sudut pantul
terhadap garis normal
8. Tandailah arah sinar datang ke cermin dengan menggunakan dua tanda titik atau
tanda silang. Dengan cara yang sama tandai pula arah pantulnya
9. Ambil kertas dari atas meja optik, kemudian gambarlah sinar datang dan sinar pantul
berdasarkan tanda titik/silang tadi.
10. Berikan kesimpulan mengenai hasil percobaan yang telah dilakukan

11
PRAKTIKUM 5
LISTRIK

I. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bahan yang dapat/tidak dapat menghantarkan listrik
2. Mahasiswa dapat melakukan percobaan rangkaian listrik seri dan paralel

II. Alat dan Bahan


1. Baterai 4. Kayu
2. Kabel 5. Karet
3. Lampu 6. Logam

III. Dasar Teori


Arus listrik didefinisikan sebagai jumlah muatan yang mengalir dalam suatu
penampang melintang tiap interval waktu tertentu. Arus listrik bergerak dari terminal
positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari
aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke terminal positif (+), arah arus
listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan elektron.
Arus listrik mengalir melalui penghantar. Penghantar dari bahan metal mudah
mengalirkan arus listrik, tembaga dan aluminium memiliki daya hantar listrik yang tinggi.
Bahan terdiri dari kumpulan atom, setiap atom terdiri proton dan elektron. Aliran arus
listrik merupakan aliran elektron. Elektron bebas yang mengalir ini mendapat hambatan
saat melewati atom sebelahnya. Akibatnya terjadi gesekan elektron dengan atom dan ini
menyebabkan penghantar panas. Tahanan penghantar memiliki sifat menghambat yang
terjadi pada setiap bahan. Setiap bahan penghantar memiliki kemampuan yang berbeda
dalam menghantarkan listrik

IV. Prosedur
a. Kegiatan 1
1. Susun rangkaian listrik dangan 2 baterai secara seri
2. Hubungkan kabel merah dengan kutub (+) dan kabel hitam dengan kutub (-) Salah
satu ujung kabel merah dan hitam dipasang bola lampu
3. Jika lampu menyala, hal ini menandakan adanya aliran listrik dari kutub positif
menuju kutub negatif
4. Diantara rangkaian baterai dan lampu, cobalah menghubungkan bahan
(kayu/karet/logam) yang telah disiapkan
5. Amati perubahan nyala lampu
6. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan yang telah dilakukan

12
b. Kegiatan 2
1. Susun baterai, kabel dan lampu
2. Buatlah rangkaian seri (rangkaian lurus) dan paralel (bercabang) menggunakan dua
bola lampu
3. Cobalah untuk melepaskan salah satu bola lampu pada masing-masing rangkaian,
amati apa yang terjadi
4. Ukurlah besar hambatan dan tegangan menggunakan multimeter
5. Hitunglah arus yang mengalir pada masing-masing rangkaian
6. Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan

V. Pertanyaan
1. Mengapa saat beraktivitas di dekat peralatan listrik (misal menyetrika, mengoperasikan
komputer, dll) kita dianjurkan untuk menggunakan sandal karet?
2. Apa jenis rangkaian listrik yang biasa terdapat pada instalasi gedung? Mengapa
rangkaian jenis itu yang digunakan?

13
PRAKTIKUM 6
UJI ASAM BASA

I. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sifat asam basa suatu larutan
2. Mahasiswa dapat memerkirakan nilai pH pada suatu larutan

II. Alat dan Bahan


1. pipet tetes 6. larutan detergen
2. pelat tetes 7. air jeruk peras
3. kertas lakmus 8. larutan cuka makan
4. larutan sabun cuci piring 9. larutan garam dapur
5. larutan sabun mandi 10. air keran

III. Dasar Teori


Suatu larutan dapat digolongkan menjadi asam, basa atau netral. Untuk
mengidentifikasi suatu larutan bersifat asam, basa atau netral dapat digunakan indikator
asam basa. Indikator asam basa adalah suatu zat kimia yang memiliki warna yang berbeda
jika dimasukkan dalam larutan asam dan basa. Batas-batas ketika indikator mengalami
perubahan warna disebut trayek perubahan warna atau trayek indikator. Contoh indikator
asam basa adalah kertas lakmus. Kertas lakmus ada dua macam yaitu kertas lakmus merah
dan kertas lakmus biru. Kertas lakmus merah akan berubah menjadi biru pada suasana basa,
dan demikian sebaliknya.

IV. Prosedur
1. Siapkan larutan yang akan diuji pada pelat tetes
2. Masukkan kertas lakmus ke dalam larutan, amati perubahan warna yang terjadi
3. Catat perubahan yang terjadi dan tuliskan dalam tabel
4. Berikan kesimpulan mengenai hasil percobaan yang dilakukan.

V. Pertanyaan
1. Indikator asam basa pada praktikum ini menggunakan kertas lakmus. Sebutkan bahan
alami yang juga dapat digunakan sebagai indikator asam basa.

14
PRAKTIKUM 7
UJI MAKANAN

I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengidentifikasi kandungan suatu bahan makanan

II. Alat dan Bahan


1. Pelat tetes
2. Pipet
3. Lugol
4. Aneka bahan makanan

III. Teori Dasar


Makanan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan setelah dicerna serta diserap
tubuh akan berguna bagi kesehatan dan kelangsungan hidup. Gizi adalah proses-proses di
dalam tubuh untuk menerima zat-zat makanan (yang diperoleh dari hasil metabolisme
bahan makanan) dan menggunakan zat-zat makanan tersebut untuk berbagai aktivitas
tubuh dan kehidupan. Manusia membutuhkan zat makanan dalam jumlah yang berbeda.
Zat makanan tersebut dibagi menjadi makronutrien (dibutuhkan dalam jumlah banyak) dan
mikronutrien (dibutuhkan dalam jumlah sedikit). Unsur yang termasuk dalam
makronutrien adalah karbohidrat, protein, dan lemak, sedangkan mikronutrien antara lain
mineral dan vitamin.

IV. Prosedur
1. Susun bahan makanan yang akan diuji dalam pelat tetes
2. Teteskan satu persatu bahan makanan dengan 2-3 tetes larutan lugol
3. Catat perubahan warna yang terjadi pada masing-masing bahan makanan
4. Catat hasilnya dalam tabel pengamatan
5. Berikan kesimpulan mengenai percobaan yang dilakukan

15
Lampiran 1
Format Laporan Sementara

Judul Percobaan

Tanggal Pratikum :
Kelas :
Prodi :
Kelompok :
Anggota :

A. Tujuan Percobaan
B. Tabel Data Hasil Pengamatan

Mengetahui
Dosen Pembimbing Praktikum

_________________________

16
Lampiran 2
Format Laporan Resmi

[Halaman Judul]

LAPORAN PRAKTIKUM
(Mata kuliah)
(Dosen)

Nama: [Nama Lengkap]


NIM:
Kelas:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
TAHUN

17
Ditulis tangan

Judul:
[Sesuai judul praktikum]

Tujuan Praktikum
[Berisi tujuan praktikum yang dilakukan]

Pendahuluan
[Berisi tentang latar belakang dan dasar teori praktikum (dilengkapi dengan pustaka yang
menunjang) dan tujuan dari praktikum]

Prosedur
[Berisi tentang waktu dan tempat pelaksanaan praktikum dan prosedur serta analisis yang
digunakan]

Hasil Praktikum
[Hasil praktikum kelompok dan cantumkan nama-nama anggota kelompok. Lengkapi
dengan tabel dan gambar sesuai dengan petunjuk dalam praktikum. Bila diperlukan juga bisa
diberikan lampiran data mentah. Hasil praktikum hanya mendeskripsikan data hasil
pengamatan, bukan melakukan pembahasan.]

Pembahasan
[Membahas hasil, meliputi hasil kelompok yang dibahas secara spesifik kemudian diperluas
sesuai dengan topik dari praktikum. Pembahasan harus disertai dengan pustaka yang
menunjang, kemudian ditutup dengan kesimpulan]

Jawaban Pertanyaan
[Berisi jawaban pertanyaan yang terdapat dalam petunjuk praktikum]

Daftar Pustaka

Lampiran
[Apabila diperlukan]

18

Anda mungkin juga menyukai