Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PRINSIP PEMBELAJARAN KURIKULUM SEKOLAH LUAR


BIASA (SLB)

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Kajian Kurikulum

Dosen Pengampu : Aan Fadia Annur, M. Pd.

Disusun Oleh :

Nurul Hikmah (2321169)

KELAS B

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H. ABDURRAHMAN WAHID

PEKALONGAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt., yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul
“Prinsip Pembelajaran Kurikulum Sekolah Luar Biasa (SLB)” dapat kami
selesaikan dengan baik. Dan semoga dapat mudah dipahami oleh pembaca,
sehingga dapat mengambil manfaatnya. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad Saw., semoga
kita bisa mendapat syafa’atnya di hari akhir nanti, Aamiin.

Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Kajian
Kurikulum. Dalam penulisan makalah ini, tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih kepada ibu Aan Fadia Annur, M. Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah Kajian Kurikulum atas tugas yang telah diberikan sehingga
dapat memperkuat pengetahuan penulis terkait dengan materi dan semua
pihak yang ikut berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Kami harap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan


kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Semoga dengan selesainya makalah ini
dapat memberikan manfaat pada penulis khususnya dan seluruh pembaca
pada umumnya.

Pekalongan, 20 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan Makalah ....................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................... 2

A. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ....................... 2


B. Struktur Kurikulum Merdeka pada Sekolah Luar Biasa ........... 3
C. Prinsip Pembelajaran Kurikulum Sekolah Luar Biasa ............... 4

BAB III PENUTUP ........................................................................... 6

A. Kesimpulan ............................................................................. 6
B. Saran ....................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak kurikulum dipakai dalam dunia pendidikan yang
intinya dapat membentuk perilaku anak didik, sehingga kurikulum
selalu terkait dengan pendidikan pada tingkat Pra Sekolah, Dasar,
Menengah maupun Tinggi. Begitu juga halnya, kurikulum bagi
Sekolah Luar Biasa (SLB) tidak terlepas dari kurikulum yang
menaunginya. Sekolah Luar Biasa (SLB) dan sekolah formal
lainnya, pasti sama dalam tujuan dalam kurikulumnya, yakni sama-
sama untuk membentuk perilaku anak didik. Begitu pula, Sekolah
Luar Biasa (SLB) dan sekolah formal, tingkat kurikulumnya sama
saja, tetapi disisi lain perbedaanya pasti ada, yakni pada evaluasinya.
Perbedaan yang ada, bukanlah menjadi kesenjangan tetapi
seharusnya dapat menciptakan kebersamaan. Oleh karena itu,
pendidikan pada dasarnya adalah untuk mengajarkan pendidikan
yang positif kepada anak, sehingga anak yang normal ataupun anak
berkebutuhan khusus, sama saja dalam hal tujuan pendidikannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)?
2. Apa saja struktur kurikulum merdeka pada SLB?
3. Apa saja Prinsip Pembelajaran Kurikulum Sekolah Luar Biasa
(SLB)?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Mengetahui klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
2. Mengetahui struktur kurikulum merdeka pada SLB.
3. Mengetahui Prinsip Pembelajaran Kurikulum Sekolah Luar
Biasa (SLB).

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)


Di dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus di klasifikasikan
atas beberapa kelompok sesuai dengan jenis kelainan anak :
1. Anak tunanetra (partially seing and legally blind), anak yang
mengalami hambatan pada penglihatan. Meskipun indra
penglihatan penglihatannya bermasalah, namun intelegensi
mereka masih dalam taraf normal.
2. Anak tunarungu, anak yang mengalami hambatan di bidang
pendengaran. Mereka mengalami permasalahan pada telinga oleh
sebab itu mereka mengalami kesulitan dalam berinteraksi dan
bersosialilsasi dengan orang lain. Seseorang yang mengalami
gangguan pendengaran yang meliputi seluruh gradasi ringan,
sedang, berat, yang dalam hal ini dapat dikelompokkan menjadi
dua golongan yaitu kurang dengar dan tuli.
3. Anak tunagrahita, anak tunagrahita adalah anak yang
kecerdasannya dibawah rata-rata anak normal ditandai oleh
keterbatasan inteligensi serta kecakapan terhadap komunikasi
sosial.
4. Anak tunadaksa, suatu keadaan rusak atau terganggunya sebagai
akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot, dan
sendi dalam fungsinya yang normal
5. Anak autisme, anak yang mengalami kelainan perkembangan
sistem saraf pada sesorang yang dialami sejak lahir maupun
sejak balita, mengalami masalah pada komunikasinnya dan
tingkah laku.1

1
Marani, A. Kurikulum Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Jurnal Studia Insania, 5(2).
2017, hal. 105.

2
B. Struktur Kurikulum Merdeka pada Sekolah Luar Biasa (SLB)
Struktur kurikulum SLB didasarkan pada struktur sekolah
umum (SD, SMP, dan SMA), dengan menyesuaikan kebutuhan anak
berkebutuhan khusus, yaitu keterampilan fungsional dan mata
pelajaran penunjang kebutuhan tersebut. Dibandingkan dengan
kurikulum 2013, tidak ada perubahan yang signifikan dalam jumlah
jam pelajaran. Beban belajar per-minggu bisa ditambah sesuai
kebutuhan belajar murid dan/atau kebutuhan akademik, sosial,
budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.

Terdapat mata pelajaran Program Kebutuhan Khusus yang


bertujuan untuk membantu anak memaksimalkan indra yang
dimilikinya dan mengatasi keterbatasannya. Berikut adalah tujuan
program masing-masing kebutuhan khusus: 2
 Tunanetra: pengembangan orientasi, mobilitas, sosial, dan
komunikasi.
 Tunarungu: pengembangan komunikasi, persepsi bunyi, dan
irama.
 Tunagrahita: pengembangan diri.
 Tunadaksa: pengembangan diri dan gerak.
 Autisme: pengembangan komunikasi, interaksi sosial, dan
perilaku.

Penyesuaian Struktur Kurikulum SLB

 Jumlah jam pelajaran di SDLB sama dengan jumlah mata


pelajaran di SD umum.
 Satu jam pelajaran di SDLB adalah 35 menit.
 Sama seperti SD umum, IPAS diajarkan mulai kelas 3 SD.

2
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan teknologi. (online). Penyesuaian
Struktur Kurikulum SLB. (https://guru.kemdikbud.go.id/slb/. Diakses 20 November 2022).

3
 Pembedanya adalah penekanan jam pelajaran beberapa mata
pelajaran yang dianggap relevan dengan penyiapan keterampilan
fungsional anak dan adanya program kebutuhan khusus.

C. Prinsip Pembelajaran Kurikulum Sekolah Luar Biasa (SLB)


Beberapa prinsip dasar dalam layanan pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus pada umumnya yang perlu diperhatikan dalam
penyelenggaraan pendidikan. Prinsip dasar tersebut menurut
Musjafak Assjari (1995) adalah sebagai berikut :
 Prinsip kasih saying
Kasih sayang yang dimaksudkan merupakan wujud
penghargaan bahwa sebagai manusia mereka memiliki
kebutuhan untuk diterima dalam kelompok dan diakui bahwa
mereka adalah sama seperti anak-anak yang lainnya.

 Prinsip keperagaan
Anak berkebutuhan khusus ada yang memiliki kecerdasan di
bawah jauh rata-rata. Keadaan ini berakibat anak mengalami
kesulitan dalam menangkap informasi, ia memiliki keterbatasan
daya tangkap pada hal-hal yang konkret, ia mengalami kesulitan
dalam menangkap hal-hal yang abstrak. Untuk itu, guru dalam
mengajarkan anak hendaknya menggunakan alat peraga yang
memadai agar anak terbantu dalam menangkap pesan. Alat-alat
peraga hendaknya disesuaikan dengan bahan, suasana, dan
perkembangan anak.

 Keterpaduan dan keserasian


Dalam proses pembelajaran, ranah kognisi sering
memperoleh sentuhan yang lebih banyak, sementara ranah afeksi
dan psikomotor kadang terlupakan. Akibat yang terjadi dalam
proses pembelajaran seperti ini terjadi kepincangan dan
ketidakutuhan dalam memperoleh makna dari apa yang

4
dipelajari. Keterpaduan dan keserasian antar ranah yang
dirancang dan dikembangkan secara komprehensif oleh guru
dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran mendorong
terbentuknya kepribadian yang utuh pada diri anak.Untuk itu,
guru menciptakan media yang tepat untuk mengembangkan
ketiga ranah tersebut.

 Pengembangan minat dan bakat


Minat dan bakat masing-masing subjek didik berbeda, baik
dalam kuantitas maupun kualitasnya. Tugas guru dan orang tua
adalah mengembangkan minat dan bakat yang terdapat pada diri
anak masing-masing. Hal ini dilakukan karena, minat dan bakat
seseorang memberikan sumbangan dalam pencapaian
keberhasilan. Oleh karena itu, proses pembelajaran pada anak
berkebutuhan khusus hendaknya didasarkan pada minat dan
bakat yang mereka miliki.

 Penguatan
Pemberian penguatan yang tepat berupa pujian, atau
penghargaan yang lain terhadap munculnya perilaku yang
dikehendaki pada anak akan membantu terbentuknya perilaku.
Pujian yang diberikan padanya akan memiliki arti tersendiri
dalam pencapaian usaha keberhasilan. Secara psikologis akan
memberikan penghargaan pada diri subjek didik, bahwa dirinya
mampu berbuat. Penghargaan ini akan memberikan motivasi
pada diri mereka. Bila ini terjadi, anak akan berusaha untuk
menampilkan prestasi lain. 3

3
Kustawan, D. (2012). Pendidikan Inklusi dan Upaya Implementasinya. Jakarta: PT. Luxima
Metro MediaPP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3)Pasal 130 (1) PP No. 17 Tahun 2010.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki
keterbatasan fisik, intelektual, emosi, dan sosial. Di dunia
pendidikan anak berkebutuhan khusus di klasifikasikan atas
beberapa kelompok, yaitu: anak tunanetra, anak tunarungu, anak
tunagrahita, anak tunadaksa, dan anak autisme. Beberapa prinsip
dasar dalam layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
pada umumnya yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan
pendidikan. Prinsip dasar tersebut menurut Musjafak Assjari (1995)
adalah sebagai berikut :
 Prinsip kasih sayang
 Prinsip keperagaan
 Keterpaduan dan keserasian
 Pengembangan minat dan bakat
 Kemampuan anak
 Pembiasaan
 Latihan
 Pengulangan
 Penguatan

B. Saran
Demikianlah pokok pembahasan ini yang dapat penulis
paparkan. Besar harapan penulis, makalah ini dapat memberikan
manfaat yang besar kepada para pembaca. Karena segala
keterbatasan yang ada, penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Untuk itu, saran yang membangun sangat
diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi.

6
DAFTAR PUSTAKA

Marani, A. (2017). Kurikulum Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).


Jurnal Studia Insania, 5(2), 105.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan teknologi. (online).


Penyesuaian Struktur Kurikulum SLB.
(https://guru.kemdikbud.go.id/slb/. Diakses 20 November 2022).

Kustawan, D. (2012). Pendidikan Inklusi dan Upaya Implementasinya.


Jakarta: PT. Luxima Metro MediaPP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129
ayat (3) Pasal 130 (1) PP No. 17 Tahun 2010.

Anda mungkin juga menyukai