Anda di halaman 1dari 33

PENUNTUN PRAKTIKUM

PERAWATAN DAN PERBAIKAN

OLEH : TIM DOSEN PERAWATAN DAN PERBAIKAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
2016

1
BUKU PETUNJUK
PRAKTIKUM PERAWATAN DAN PERBAIKAN

Digunakan Mahasiswa D-3 Prodi Kimia Industri

# PELAYANAN PERAWATAN PADA PENANGAS AIR (WATER BATH) #


# PERAWATAN DAN PERBAIKAN NERACA ANALITIK #
# PERAWATAN PADA pH METER #
# PERAWATAN DAN PERBAIKAN OVEN #
# PERAWATAN ALAT GELAS #
# PERAWATAN DAN PERBAIKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS #

oleh :
TIM PERAWATAN DAN PERBAIKAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2016

2
PRAKATA

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat, berkah dan
pertolonganNya penyusunan ulang Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II untuk
mahasiswa S-1 jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universtas Jambi dapat
diselesaikan.
Materi praktikum terdiri dari 6 percobaan dengan ruang lingkup pengetahuan
mengenai perawatan dan perbaikan alat-alat di laboratorium. Agar efektifitas
pemanfaatan alat peraga laboratorium dapat dicapai, maka diperlukan syarat pengetahuan
dan keterampilan penggunaan peralatan yang meliputi:
a. Pengetahuan tentang spesifikasi peralatan.
b. Pengetahuan tentang pengoperasian peralatan.
c. Pengetahuan tentang kondisi peralatan.
d. Pengetahuan tentang target dan sasaran pengamatan dan atau pengukuran
dengan peralatan tersebut.
e. Pengetahuan metoda, waktu dan teknik pengamatan dan atau pengukuran
dengan peralatan tersebut.
Pengetahuan dan keterampilan penggunaan peralatan ternyata memegang peranan
penting dalam perawatan peralatan agar peralatan berfungsi dengan baik dan kerusakan
dapat dihindarkan sejauh mungkin.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada staf laboratorium Energi,


Material dan Rekayasa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi yang telah
menyelenggarakan praktikum perawatan dan perrbaikan ini. Semoga buku ini dapat
memberikan gambaran yang jelas kepada mahasiswa dalam melaksanakan praktikum.

Wassalammu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Jambi, Maret 2015

Tim Penyusun

3
TATA TERTIB
PRAKTIKUM PERAWATAN DAN PERBAIKAN
1. Setiap peserta harus hadir sesuai jadwal yang telah ditentukan. Apabila peserta
terlambat lebih dari 10 (sepulu) menit dari waktu yang telah ditentukan, maka peserta
tidak diperkenankan mengikuti praktikum pada hari itu dan harus mengikuti
praktikum pada hari lain (inhal).
2. Selama mengikuti praktikum, peserta harus memakai jas laboratorium berwarna putih
lengan panjang, dikancing rapi, dan mengenakan sepatu tertutup (bukan sandal atau
sepatu cantik).
3. Setiap peserta harus memahami materi praktikum, langkah kerja yang akan
dilaksanakan dan sifat bahan yang akan dipergunakan, sebelum praktikum.
4. Setiap peserta harus lulus pretest sebelum praktikum dimulai.
5. Sebelum melakukan suatu mata acara praktikum, praktikan harus mengumpulkan
jurnal (laporan pendahuluan) yang berisi: judul, maksud/tujuan praktikum, landasan
teori (sumber dari 3 referensi dan 2 jurnal), alat dan bahan praktikum, prosedur kerja
lengkap dengan diagram alir kepada asisten praktikum atau dosen matakuliah.
6. Setelah menyelesaikan suatu mata acara praktikum, peserta wajib membuat laporan
praktikum berupa:
a. Laporan hasil sementara, dibuat di laboratorium, sesaat setelah suatu mata acara
praktikum selesai dan disahkan oleh asisten praktikum dan dosen matakuliah.
b. Laporan resmi, dibuat di luar laboratorium dan harus diserahkan kepada asisten
praktikum sebelum mengikuti mata acara praktikum berikutnya untuk dikoreksi
awal dan diserahkan kepada dosen matakuliah setelah perbaikan.
7. Penilaian praktikum bersifat formatif dilakukan terus menerus selama proses
praktikum, termasuk responsi. Penilaian meliputi penguasaan materi (modul),
keterampilan bekerja di laboratorium, pengolahan data, penyajian laporan dan
pengolahan, dan presentasi hasil praktikum atau ujian praktikum.
8. Setiap peserta harus mengembalikan alat-alat yang telah dipakai dalam keadaan
bersih dan kering serta mengembalikan ke tempat semula.
9. Setiap peserta harus mengembalikan peralatan dan botol bahan kimia (dalam kondisi
tertutup rapat dengan tutup semula) ke tempat semula.

4
10. Setiap peserta harus membawa pipet tetes masing-masing 2 buah, masker dan sarung
tangan.
11. Setiap kelompok harus membawa serbet (lap), tissue, sabun cair, spon dan menjaga
kebersihan laboratorium, bekerja dengan tertib, tenang dan teratur.
12. Selama mengikuti acara praktikum peserta harus bersikap sopan dalam berpakaian,
berbicara, dan sebagainya. Apabila peserta praktikum tidak sopan, membuat
kegaduhan, dan melakukan tindakan lain yang dapat mengganggu jalannya praktikum
dapat dikeluarkan dari laboratorium dan tidak diperkenankan melanjutkan praktikum
pada hari itu. Kegiatan praktikumnya dinyatakan batal.
13. Bagi peserta yang tidak mengikuti praktikum pada hari yang telah terjadwal, harus
inhal (menunda praktikum) dengan memenuhi persyaratan yang ada. Permintaan
praktikum inhal seizin dosen matakuliah.
14. Inhal tidak dapat lebih dari 3 kali. Apabila lebih dari 3 kali, maka kegiatan praktikum
ditunda tahun berikutnya.
15. Selama praktikum peserta disarankan mengikuti dan mentaati petunjuk keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) di laboratorium yang diberikan oleh asisten praktikum atau
dosen matakuliah.
16. Hal-hal yang belum tercantum dan diperlukan akan diatur kemudian.

5
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM

1. Setiap percobaan yang dilakukan harus dibuat laporannya pada kertas A4. Laporan
ditulis tangan. Pembuatan grafik diolah pada kertas milimeter blok atau dicetak
menggunakan komputer.

2. Isi laporan meliputi:


a. Isi laporan
I. Maksud/Tujuan percobaan
II. Landasan teori: dibuat minimal 3 halaman, diambil dari buku-buku referensi
tambahan (minimal 3 referensi buku dan 2 jurnal)
III. Alat dan bahan: peralatan disertai dengan gambar/skema alat utama. Bahan
diperinci nama dan konsentrasinya.
IV. Prosedur kerja: prosedur kerja dibuat dalam bentuk point-point dan diagram
blok dan sesuai dengan langkah kerja yang dilakukan. Perhatikan prosedur
yang dikerjakan sesuai dengan yang diarahkan oleh asisten praktikum.
V. Hasil percobaan dan pembahasan
1. Hasil percobaan, berisi data akhir lengkap dengan satuannya (bila
diperlukan disertai grafik pengolahan data).
2. Hasil pembahasan berisi uraian yang membahas data dan hasil
percobaan dikaitkan dengan data teori, pelaksanaan percobaan, serta hal-
hal lain yang dianggap perlu.

Catatan: tidak diperkenankan menulis kembali uraian teoritis secara lengkap


pada pembahasan ini.
VI. Kesimpulan: dibuat beberapa kesimpulan yang sesuai dengan maksud
percobaan.
VII. Daftar pustaka: disusun urut berdasarkan abjad nama keluarga pengarang
buku (urutan per item: nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku, jilid,
cetakan, penerbit, kota, halaman).
b. Lampiran
I. Data percobaan (blanko laporan sementara)
II. Perhitungan dan pengolahan data secara lengkap.

3. Laporan harus diserahkan sebelum melakukan praktikum berikutnya. Apabila tidak


menyerahkan laporan yang telah selesai, praktikan tidak diperkenankan melakukan
praktikum.

6
Pengantar Perawatan Peralatan Laboratorium

Macam-macam Peralatan laboratorium


Secara garis besar peralatan laboratorium dapat dikategorikan menjadi 4 (empat)
bagian, yaitu :
1. Peralatan elektronika.
2. Peralatan yang terbuat dari bahan baku logam.
3. Peralatan yang terbuat dari bahan baku gelas.
4. Peralatan yang terbuat dari bahan baku karet/plastik.
Peralatan elektronika adalah peralatan yang mempergunakan sumber daya
listrik, misalnya: Kit Listrik (catu daya, meter dasar, multi meter, audio generator,
osiloskop, pembangkit getaran)
Bahan baku logam yang biasa dipakai untuk membuat peralatan, di antaranya
nikel, tembaga, besi, seng dan logam campuran lainnya. Peralatan yang terbuat dari
bahan baku logam misalnya: Kit Mekanik (micrometer sekrup, jangka sorong, pegas
spiral, neraca pegas), Kit Listrik dan Magnet (papan rangkaian), Mikroskop.
Bahan gelas yang biasa dipakai untuk membuat peralatan, di antaranya: pyrex dan
fiber glass. Peralatan yang terbuat dari bahan baku gelas, di antaranya: Kit Optika (lensa,
balok kaca, prisma, cermin), Kit Kimia (tabung reaksi, pipet, buret), Kit Gelombang dan
temodinamika (gelas kimia, thermometer, batang gelas), cermin pada mikroskop.
Peralatan yang terbuat dari bahan baku karet/plastik, di antaranya: pemukul garpu
tala, sarung tangan dan mistar.

Perawatan peralatan elektronika


Peralatan elektronika memiliki sifat-sifat:
1. Sensitif terhadap goncangan.
2. Sensitif terhadap medan magnet.
3. Tidak tahan terhadap suhu di atas 250 C.
4. Tidak tahan terhadap terhadap udara lembab.
5. Tidak tahan terhadap kotoran dan debu.
7
Berdasarkan sifat-sifatnya itu, maka peralatan elektronika perlu dihindari dari
guncangan dan medan magnetik agar sensitifitas peralatan dapat terjaga. Selain itu,
hendaknya penggunaan peralatan elektronika berada dalam ruangan yang bertemperatur
antara 180 C – 250 C.
Setelah penggunaan peralatan elektronika, peralatan hendaknya dibersihkan dari
kotoran dan debu kemudian disimpan di ruangan yang kering.

Perawatan peralatan yang terbuat dari bahan baku logam.


Peralatan yang terbuat dari bahan baku logam mudah mengalami karatan. Untuk
menghindari terjadinya karatan itu maka peralatan harus disimpan di tempat yang
bertemperatur tinggi (± 370 C) dan lingkungan kering. Jika perlu gunakan bahan silicon
sebagai penyerap air.
Sebelum disimpan peralatan harus bebas dari kotoran, debu ataupun air yang
melekat kemudian diolesi dengan minyak olie, minyak rem atau paraffin cair.

Perawatan peralatan yang terbuat dari bahan baku gelas.


Bahan gelas banyak dipakai dalam laboratorium kimia dan biologi. Ada beberapa
keunggulan maupun kelemahan peralatan yang terbuat dari bahan baku gelas, yaitu:
A. Keunggulannya :
1. Bahan baku gelas tahan terhadap reaksi kimia.
2. Bahan baku gelas tahan terhadap perubahan temperatur yang mendadak.
3. Bahan baku gelas memiliki koefisien muai yang kecil.
4. Bahan baku gelas memiliki daya tembus cahaya yang besar.

B. Kelemahannya :
1. Bahan baku gelas mudah pecah terhadap tekanan mekanik.
2. Bahan baku gelas mudah tumbuh jamur sehingga mengganggu daya tembus
cahaya.
3. Bahan baku gelas mudah tergores.

8
Untuk perawatan terhadap peralatan yang terbuat dari gelas bukanlah perkara
yang sulit akan tetapi menuntut ketekunan laboran. Dengan memperhatikan keunggulan
dan kelemahan dari bahan baku gelas, maka untuk perawatan peralatan berbahan baku
gelas harus memperhatikan:
1. Ruang penyimpanan peralatan harus bertemperatur antara 270 C – 370 C dan diberi
tambahan lampu 25 watt.
2. Ruang penyimpanan diberi bahan silicon sebagai zat higroskopis.
3. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan di atas kawat kasa.
Boleh menggunakan pemanasan secara langsung asalkan bahan gelas terbuat dari
pyrex.
4. Gelas yang akan direbus hendaknya tidak dimasukkan langsung ke dalam air yang
sedang mendidih melainkan gelas direndam dengan air bersih dan dingin kemudian
tambahkan detergent, larutan kalium dichromat 10 gr, asam belerang 25 ml dan
aquadest 75 ml. Penggunaan detergent dapat menghilangkan lemak dan tidak
membawa efek perubahan fisik. Kadang-kadang memerlukan waktu perendaman
sampai beberapa jam, kemudian dibilas dengan air bersih. Keringkan dengan udara
panas lalu simpan di tempat yang kering.
5. Debu, keringat, minyak dari telapak tangan mudah menempel pada peralatan berbahan
baku gelas. Oleh karena itu setelah digunakan luangkan waktu sejenak untuk
membersihkan permukaan peralatan dengan kain lembut atau dengan kertas tissue
khusus. Gunakan alcohol, acetone, kapas, sikat halus dan pompa angina untuk
membersihkan lensa jangan sampai merusak lapisan lensa. Saat ini terdapat cairan
pembersih khusus kaca/lensa yang dapat diperoleh di optic untuk membersihkan
kaca/lensa dengan lebih sempurna. Hindarkan membersihkan kaca/lensa dalam
keadaan kering apalagi dengan menggunakan kain yang berseray kasar karena hal itu
dapat menimbulkan goresan pada kaca/lensa.
6. Letakkan peralatan berbahan baku gelas di tempat ketika tidak digunakan. Meletakkan
peralatan tidak di tempatnya beresiko merusak kondisi alat karena mungkin saja
peralatan tersebut tertindih atau tertekan yang mengakibatkan terjadinya perubahan
fisik permanent.

9
Perawatan peralatan yang terbuat dari bahan baku karet/plastik.
Peralatan berbahan baku karet bersifat elastis dan tidak tahan terhadap panas
karena dapat menggangu elastisitas karet.
Sarung tangan dari karet mudah sekali meleleh atau lengket apabila disimpan
terlalu lama. Untuk menghindari kerusakan pada peralatan berbahan baku karet/plastik,
hendaknya peralatan dibersihkan dari berbagai kotoran dengan menggunakan detergent
kemudian dikeringkan (sangat baik jika menggunakan hembusan udara panas). Setelah
itu ditaburi talk (bedak) pada seluruh permukaan karet dan disimpan dengan
menggunakan tablet formalin

Membersihkan Peralatan Laboratorium


Kebersihan peralatan laboratorium, baik yang berupa peralatan gelas atau non
gelas seperti bejana polyethylene, polypropylene dan teflon, merupakan bagian yang
sangat mendasar dalam kegiatan laboratorium dan merupakan elemen penting dalam
program jaminan mutu.
Perhatian kepada kebersihan barang-barang tersebut harus ditingkatkan dan harus
proporsional dengan tingkat kepentingan pengujian, akurasi pengukuran yang diperlukan
dan menurunnya konsentrasi analit yang akan ditentukan.
Setiap laboratorium harus menetapkan prosedur yang memadai untuk membersihkan
peralatan gelas dan non gelas yang digunakan dalam berbagai macam pengujian. Apabila
metodologi pengujian tertentu mensyaratkan prosedur membersihkan secara spesifik,
maka prosedur tersebut harus diikuti.

Pemeliharaan peralatan
Alat standar
Alat standar sedapat mungkin disimpan dalam kondisi yang mencegah perubahan
sifat fisik alat standar seperti karat misalnya. Untuk alat-alat yang perlu disimpan dalam
kelembaban rendah agar disimpan dalam desikator atau lemari yang dapat diatur
kelembabannya.
Anak timbangan perlu disimpan dalam kotak kayu yang dindingnya dilapisi
beludru untuk menghindarkan goresan karena gesekan logam dengan kayu. Kotak anak

10
timbangan disimpan dalam lemari yang kering. Jika cukup banyak desikator, dapat juga
disimpan dalam desikator untuk menghindarkan karat.
Catatan penggunaan alat dapat ditempatkan di tempat penyimpanan alat untuk
memudahkan pencatatan jika akan digunakan untuk kalibrasi. Setiap pengeluaran alat
standar selalu dicatat mengenai nama alat standar, tanggal pengeluaran, nama pengguna,
dan tanda tangan pengguna alat. Catatan akan diberi keterangan ‘telah kembali’ jika alat
bersangkutan telah dikembalikan.

11
DAFTAR ISI

PRAKATA .................................................................................................................................................. 3

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM ............................................................................................... 6

PENGANTAR PERAWATAN PERALATAN LABORATORIUM .......................................... 7

PERCOBAAN 1 .................................................................................................................................... 13

PERCOBAAN 2 .................................................................................................................................... 15

PERCOBAAN 3 .................................................................................................................................... 19

PERCOBAAN 4 .................................................................................................................................... 22

PERCOBAAN 5 .................................................................................................................................... 25

PERCOBAAN 6 .................................................................................................................................... 30

12
PERCOBAAN 1
PELAYANAN PERAWATAN PADA PENANGAS AIR (WATER BATH)

Tujuan : 1. Dapat mengetahui bagian-bagian dari water bath (penangas air).


2. Dapat melakukan perawatan pada water bath (penangas air).

Landasan Teori :

Water bath (penangas air) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memanaskan
suatu zat sesuai dengan temperatur yang diinginkan. Media yang digunakan untuk
memanaskan adalah air. Waterbath biasanya diperlukan untuk menginkubasi botol-botol
yang akan digunakan dalam media kultur, larutan didalam flasks, atau wadah-wadah yang
berukuran besar, atau saat ingin menginkubasi tempat-tempat (rak) tabung.

Gambar 1. Water Bath


Water bath mempunyai berbagai tipe dan kapasitas yang bervariasi. Waterbath
yang mahal mempunyai thermostat dan baling-baling untuk sirkulasi air dan menjaga
temperaturnya untuk meminimalisir tumbuhnya mikroorganisme di dalam water bath
dapat ditambahkan cairan bakterisidal missal merthiolate (thiomersal) kedalam air dengan
perbandingan 1:1000. Setiap 3-6 bulan cek apakah terdapat bagian water bath yang
korosi.(Cheesbrough, 2005).
Media pemanas (misal air) harus dapat diganti dalam kasus bila terlihat adanya
kontaminasi (seperti partikel-partikel, kontaminasi dari reagen). Permukaan alat harus
dibersihkan dengan menggunakan pembersih (sabun/ deterjen). Kontaminasi lebih kuat (

13
adanya deposit kapur), dapat dihilangkan dengan pembersih yang khusus/cocok (misal
asam asetat encer).

Alat dan Bahan :


 Penangas air
 Kunci pas (10, 11, 12)
 Obeng
 Tang
 Amplas
 Kain lap

Cara Perawatan :

1. Untuk perawatan, bersihkan alat hanya dengan lap bersih yang dibasahi air
kemudian lap dengan kain kering setiap selesai menggunakan alat
2. Box kontrol jangan sampai tersiram atau kemasukkan air karena dapat berakibat
tersengat tegangan listrik ( berbahaya ) atau alat akan menjadi rusak
3. cara rutin air dapat diganti atau ditambahi +/-2 bulan sekali

Cara Mengkalibrasi Alat :


Paling tidak dilakukan dua kali per tahun (2x/tahun), termometer waterbath harus
dicek oleh petugas yang bertanggung jawab untuk hal ini atau seseorang yang diberi
tugas oleh Kepala laboratorium, dengan menggunakan termometer terkalibrasi. Interval
uji penyimpanan (deviasi) harus didokumentasikan/ dicatat pada buku peralatan. Bila alat
teroperasi tanpa mengindahkan suhu yang diinginkan, prosedur ini tidak perlu dilakukan,
alat harus diberi label yang sesuai untuk ini.
Dalam kasus terjadinya penyimpangan lebih tinggi atau lebih rendah +/- 50C,
yang ditunjukkan oleh termometer pada alat, harus ditentukan faktor koreksi (suhu yang
diinginkan/ suhu terukur) dan dicantumkan secara jelas pada alat. Pada kasus lainnya dari
deviasi suhu yang diijinkan, harus didokumentasikan pada buku alat.

14
PERCOBAAN 2
PERAWATAN DAN PERBAIKAN NERACA ANALITIK

Tujuan : 1. Dapat mengetahui bagian-bagian dari neraca analitik


2. Dapat melakukan perawatan pada neraca analitik

Landasan Teori :
Neraca analitik adalah neraca yang mempunyai ketelitian atau daya baca terkecil
sebesar 0,1 mg disebut juga neraca semimikro. Neraca analitik ada dua jenis yaitu neraca
analitik mekanik dan neraca analitik elektronik.

Gambar 2. Neraca Analitik

Pemeliharaan yang perlu dilakukan antara lain:


1. Ditempatkan diatas meja yang paling stabil di laboratorium, Karena itu dipilih
tempat dekat dinding atau dipojok ruangan;
2. Menggunakan stabilizer yang sesuai;
3. Dihindarkan dari sinar matahari langsung;
4. Dihindarkan dari gerakan udara;
5. Dihindarkan dari radiasi panas dan elektromagnetik;
6. Didatarkan posisinya dengan mengatur mata kucing;

15
7. Ditutup pintu neraca pada saat tidak digunakan;
8. Dihidupkan setiap hari meskipun tidak digunakan.
Sebelum mulai menimbang persiapkan semua alat bantu yang dibutuhkan dalam
penimbangan Langkah kerja penimbangan yang meliputi:
a. Persiapan pendahuluan alat-alat penimbangan, siapkan alat dan zat yang akan
ditimbang, sendok, kaca arloji dan kertas isap.
b. pemeriksaan pendahuluan terhadap neraca meliputi: periksa kebersihan neraca
(terutama piring-piring neraca), kedataran dan kesetimbangan neraca.
c. penimbangan, dapat dilakukan setelah diperoleh keadaan setimbang pada neraca dan
timbangan pada posisi nol, demikian pula setelah penimbangan selesai posisi
timbangan dikembalikan seperti semula Kalibrasi .
Jika menggunakan timbangan yang sangat sensitif, hanya dapat bekerja pada
batas temperatur yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin)
sebelum menimbang angka “nol” harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi.
Penyimpangan berat dicatat pada lembar/kartu kontrol, dimana pada lembar tersebut
tercantum pula berapa kali timbangan harus dicek. Jika timbangan tidak dapat digunakan
sama sekali maka timbangan harus diperbaiki oleh suatu agen (supplier).Penanganan
Neraca Kedudukan timbangan harus diatur dengan sekrup dan harus tepat horizontal
dengan “Spirit level (waterpass) sewaktu-waktu timbangan bergerak, oleh karena itu,
harus dicek lagi. Jika menggunakan timbangan elektronik, harus menunggu 30 menit
untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat sensitif, anda
hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar
dari gerakan (angin) sebelum menimbang angka “nol” harus dicek dan jika perlu lakukan
koreksi. Setiap orang yang menggunakan timbangan harus merawatnya, sehingga
timbangan tetap bersih dan terawat dengan baik. Jika tidak, sipemakai harus melaporkan
kepada manajer lab. timbangan harus dikunci jika anda meninggalkan ruang
kerja.Kebersihan Neraca Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan,
bagian dan menimbang harus dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau
kertas (tissue) dan membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan harus
dimatikan, kemudian piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan
dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen yang lunak,

16
campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan dihidupkan dan
setelah dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak timbangan.

Alat dan Bahan :


 sikat
 kain halus
 kertas (tissue)
 deterjen
 air
 etanol / alcohol

Prosedur Perawatan :
Setiap orang yang menggunakan timbangan harus merawatnya, sehingga
timbangan tetap bersih dan terawat dengan baik. Jika tidak, sipemakai harus melaporkan
kepada manajer lab. timbangan harus dikunci jika anda meninggalkan ruang kerja.
Kebersihan Neraca Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan,
bagian dan menimbang harus dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau
kertas (tissue) dan membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan harus
dimatikan, kemudian piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan
dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen yang lunak,
campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan dihidupkan dan
setelah dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak timbangan.
Cara merawat timbangan:
1) Berat benda yang melebihi ketentuan ukuran maksimal akan
mengakibatkan timbangan digital anda sanggup menampilkan bobot barang dengan
jelas. Cepat kurangi barang yang lebih dari beban timbangan tersebut untuk
melindungi dari kerusakan permanen pada timbangan digital.
2) Timbangan digital memiliki sensor halus, maka jangan perlakukan kasar, goncangan
dan getaran.

17
3) Perhatikan baterai timbangan digital kamu mempunyai daya dengan cukup.
Timbangan digital tidak mampu membaca dengan akurat kalau kekuatan baterai
lemah.
4) Timbangan digital tidak tahan air. Maka jangan menempatkan ditempat yang lembab.
5) Tampilan angka bobot mungkin akan terpengaruh buat gangguan elektromagnetik
dari peralatan elektronik lainnya dengan beroperasi dalam dekat timbangan digital
Anda, seperti radio, microwave, ponsel dsb. Bila hal tersebut terjadi, pindahkan alat
yang membuat gangguan dan matikan piranti itu.
6) Pastikan timbangan digital Anda berada dalam suhu ruangan dengan normal. Kalau
timbangan digital kamu tidak dalam suhu ruangan dengan normal, harap tunggu
beberapa waktu sebelum memakainya.
7) Gunakan timbangan digital dalam permukaan datar yang rata.
8) Jangan menimbang dengan berat yang melebihi kapasitas yang telah ditentukan. Hal
ini dapat merusak ketahanan timbangan digital anda.
9) Matikan timbangan anda jika anda sudah tidak memakainya lagi karena dengan
membiarkan timbangan dalam keadaan menyala terus menerus maka LOADCELL
akan bekerja terus menerus pula.
10) Bersihkan timbangan digital anda dari debu dan kotoran lainya. Hal ini dapat
mencegah timbulnya pengeroposan pada timbangan digital anda.
11) Tera timbangan digital anda minimum setahun sekali, untuk mengecek keabsahan
timbangan digital anda.
12) Bacalah buku panduan timbangan digital anda sebelum anda memakainya. Dengan
menggunakan sesuai aturan dapat membuat timbangan digital anda lebih awet.

18
PERCOBAAN 3
PERAWATAN PADA pH METER

Tujuan : 1. Dapat mengetahui bagian-bagian dari pH meter


2. Dapat melakukan perawatan pada pH meter

Landasan Teori :

Gambar 3. pH Meter

PH meter adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk mengukur pH


(derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus yang berfungsi
untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat). Sebuah pH meter terdiri dari sebuah
elektroda (probe pengukur) yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur dan
menampilkan nilai pH. Alat ini sangat berguna untuk industri air minum, laboratorium,
akuarium, industri pakaian terutama batik dan pewarna pakaian.
Probe atau Elektroda merupakan bagian penting dari pH meter, Elektroda adalah
batang seperti struktur biasanya terbuat dari kaca. Pada bagian bawah elektroda ada
bohlam, bohlam merupakan bagian sensitif dari probe yang berisi sensor. Jangan pernah

19
menyentuh bola dengan tangan dan bersihkan dengan bantuan kertas tisu dengan tangan
sangat lembut. Untuk mengukur pH larutan, probe dicelupkan ke dalam larutan. Probe
dipasang di lengan dikenal sebagai probe lengan.
Untuk pekerjaan yang sangat tepat pH meter harus dikalibrasi sebelum setiap
pengukuran. Untuk penggunaan kalibrasi normal harus dilakukan pada awal setiap hari.
Alasan untuk ini adalah bahwa elektroda kaca tidak memberikan emf direproduksi
selama waktu yang cukup lama. Kalibrasi harus dilakukan dengan setidaknya dua larutan
buffer standar yang menjangkau rentang nilai pH yang akan diukur. Untuk tujuan umum
buffer pada pH 4 dan pH 10 yang diterima.
pH meter memiliki satu kontrol (kalibrasi) untuk mengatur pembacaan meter
sama dengan nilai dari buffer pertama standar dan kontrol kedua (slope) yang digunakan
untuk mengatur pembacaan meter dengan nilai buffer kedua. Kontrol ketiga
memungkinkan suhu harus ditetapkan. Sachet penyangga standar, yang dapat diperoleh
dari berbagai pemasok, biasanya perubahan nilai buffer dengan suhu. Untuk pengukuran
yang lebih tepat, tiga larutan penyangga dikalibrasi. Awalnya pada pH 7 sebagai
dasarnya, sebuah "titik nol" kalibrasi (mirip dengan penekanan atau Taring skala atau
keseimbangan), kalibrasi pada pH 7 pertama, kalibrasi pada pH terdekat dengan tempat
tujuan (misalnya 4 atau 10) kedua dan memeriksa titik ketiga akan memberikan akurasi
lebih linier dengan apa yang pada dasarnya adalah masalah non-linear. Beberapa meter
akan memungkinkan tiga kalibrasi titik dan itu adalah skema yang lebih disukai untuk
pekerjaan yang paling akurat.
Kualitas meter lebih tinggi akan memiliki ketentuan untuk memperhitungkan
koreksi koefisien temperatur, dan pH probe high-end memiliki probe suhu built in Proses
kalibrasi berkorelasi tegangan yang dihasilkan oleh probe (sekitar 0,06 volt per pH unit)
dengan skala pH. Setelah setiap pengukuran tunggal, probe dibilas dengan air suling atau
air deionisasi untuk menghilangkan jejak dari larutan yang diukur, dihapus dengan
menghapus ilmiah untuk menyerap air yang tersisa yang bisa mencairkan sampel dan
dengan demikian mengubah membaca, dan kemudian dengan cepat tenggelam dalam
larutan lain.

20
Alat dan Bahan :
 kuas
 kertas tisu / kain lap
 air suling (pH = 7)

Cara Perawatan :
1. Dioperasikan sesuai manual alat;
2. Dihidupkan tiap hari meskipun tidak dipakai. Jika tidak dipakai cukup 1 jam atau
sampai mati sendiri jika dilengkapi auto off;
3. Bersihkan badan pH meter dari debu atau cairan yang mungkin menetes keatasnya;
4. Elektroda selalu terendam dalam air suling (pH = 7) atau larutan yang disediakan
pabrik;
5. Larutan didalam elektroda tidak boleh kering, selalu diisi kembali dengan larutan
yang dipersyaratkan pabrik pembuat alat;

21
PERCOBAAN 4
PERAWATAN DAN PERBAIKAN OVEN

Tujuan : 1. Dapat mengetahui bagian-bagian dari Oven


2. Dapat melakukan perawatan pada Oven

Landasan Teori :

Gambar 4. Oven

Alat laboratorium oven merupakan salah satu alat laboratorium yang penting,
fungsinya untuk memamaskan atau mengeringkan alat-alat laboratorium atau objek-objek
lainnya. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas laboratorium, zat-zat
kimia maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan untuk mengukur kadar air. Suhu
oven lebih rendah dibandingkan dengan suhu tanur yaitu berkisar antara 105ºC.
Tidak semua alat gelas dapat dikeringkan didalam oven, hanya alat gelas dengan
spesifikasi tertentu saja yang dapat dikeringkan, yaitu alat gelas dengan ketelitian rendah.
Sedangkan untuk alat gelas dengan ketelitian tinggi tidak dapat dikeringkan dengan oven.

22
Apabila alat gelas dengan ketelitian tinggi tersebut dimasukkan ke dalam oven, maka alat
gelas tersebut akan memuai dan berakibat ketelitiannya tidak lagi teliti. Biasanya
digunakan desikator untuk mengeringkannya.
Penggunaan oven tersebut relatif mudah. Namun sebelumnya perlu diketahui
fungsi dari beberapa tombol yang terdapat pada oven tersebut. Tombol POWER adalah
tombol yang digunakan untuk menghidupkan ataupun mematikan oven. Selain itu
terdapat tombol untuk menyalakan atau mematiakn kipas. Knop berwarna biru berfungsi
untuk menaik turunkan kecepatan putaran kipas. Pada bagian depan oven terdapat 2 layar
yang menunjukkan suhu. Layar PV menunjukkan suhu alat sedangkan layar SV
menunjukkan suhu yang diinginkan. Tombol SET, UP (panah keatas) dan DOWN (panah
kebawah) digunakan untuk mensetting suhu yang diinginkan. Dapat pula untuk
mensetting waktu.
Dalam penggunaan oven, setelah pintu oven dibuka, alat yang ingin dikeringkan
dimasukkan kedalam oven dan pintu ditutup kembali. Setelah itu, tombol POWER
ditekan, kipas dinyalakan dan kecepatan kipas juga diatur. Kemudian set suhu dengan
menekan tombol SET. Layar SV akan menunjukkan suhu yang diinginkan. Tunggu
hingga layar PV menunjukkan suhu yang hampir sama dengan layar SV. Lalu oven
dimatikan dengan menekan tombol POWER. Alat dikeluarkan dari dalam oven.
Oven yang baik adalah oven yang selalu dirawat. Sebelum oven digunakan
bersihkan semua aksesori dan rak tatakan. Selalu pastikan steker oven sudah dicabut dan
oven sudah dingin sebelum dibersihkan. Buka pintu oven dan bagian dalam dibersihkan
dengan lap lembut dalam air panas atau detergen. Zat abarsif jangan digunakan untuk
membersihkan oven. Jangan mengelap elemen pemanas. Bagian luar dapat dibersihkan
dengan lap basah.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tidak diperbolehkan
menggunakan alat gelas untuk dimasukkan kedalam oven. Jagalah agar selalu ada jarak
minimal 1” antara bagian atas dan bagian elemen pemanas. Jangan sekali-sekali
menggunakan oven dalam keadaan pintu terbuka. Hindari seringnya membuka pintu oven
saat sedang digunakan, hal ini menimbulkan panas dalam oven berkurang. Selalu
gunakan gegep untuk mengambil peralatan dari dalam oven. Hentikan pemakaian oven
bila terlihat asap pada kabel listrik. Segera cabut steker dari stopkontak.

23
Alat dan Bahan :
 Kuas
 Kain Lap
 Deterjen
 Air

Cara Perawatan :
1. Bersihkan bagian dalam oven dari sisa contoh atau kotoran lain;
2. Bersihkan dinding bagian luar dari debu menggunakan lap bersih, jika perlu dapat
digunakan sedikit deterjen;
3. Jika mungkin penggunaan oven hanya di satu titik ukur;
4. Hidupkan oven setiap hari meskipun tidak digunakan. Jika tidak digunakan
hidupkan 1 – 2 jam;
5. Pastikan voltase input stabil sesuai dengan spesifikasi alat;
6. Periksalah suhu oven melalui termometer indikator dan pastikan suhu mencapai
titik yang diinginkan. Jika tidak, segera matikan oven.

24
PERCOBAAN 5
PERAWATAN ALAT GELAS (VOLUMETRIK)

Tujuan : 1. Dapat mengetahui fungsi masing-masing dari alat gelas


2. melakukan perawatan pada Alat Gelas (Volumetrik)

Landasan Teori :

Gambar 5. Peralatan Gelas (Volumetrik)


1. Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala
sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2L.
Fungsi : -untuk menyimpan dan memanaskan larutan
– menampung filtrat hasil penyaringan
– menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi pada
pengujian mikrobiologi, digunakan sebagai tempat pembiakan
mikroba
Kelebihan : terbuat dari bahan khusus untuk menghindari adanya reaksi antara
erlenmeyer dengan larutan
Kekurangan : unit skala tidak terlalu teliti tetapi cukup memadai untuk penggunaan
pengukuran yang tidak memerlukan ketelitian tinggi

25
2. Gelas Kimia (Beaker glass)
Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya.
Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC atau terbuat
dari plastik. Gelas kimia yang digunakan untuk bahan kimia yang bersifat korosif terbuat
dari PTPE. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
Fungsi :-untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi
– menampung zat kimia
– memanaskan cairan
– media pemanasan cairan
Kelebihan : terbuat dari bahan gelas pyrex, sehingga tahan panas apabila
digunakan untuk pemanasan larutan.
Kekurangan : tingkat keakurasian rendah sehingga tidak cocok digunakan untuk
mengukur volume yang membutuhkan ketelitian yang tinggi

3. Gelas Ukur (Graduated/measuring cylinder)


Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini
mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran., mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan
meniscus pada saat pembacaan skala.
Fungsi : untuk mengukur volume larutan dalam jumlah tertentu dengan tingkat
ketelitian yang cukup tinggi.
Kelebihan : dilengkapi dengan bibir tuang agar mudah dalam menuangkan larutan
yang diukur volumenya dan kaki yang berbentuk heksagonal agar larutan tidak mudah
tumpah. Gelas ukur cocok untuk pengukuran secara kuantitatif, terutama gelas ukur di
bawah 100 mL
Kekurangan : tidak dapat digunakan untuk mengukur larutan atau cairan dalam
kondisi panas
4. Pipet tetes (Drop pipette)

26
Berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya
meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet.
Fungsi : untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
Kelebihan : memiliki karet hisap diatasnya,sehingga mudah dalam pengambilan
larutan
Kekurangan : tidak dilengkapi dengan skala, hanya digunakan untuk mengambil
cairan dengan ukuran tetesan sehingga pada saat mengambil cairan tidak dapat langsung
diukur volumenya

5. Pipet Ukur (Measuring Pipette)


Adalah alat yang terbuat dari gelas, berbentuk seperti gambar di atas. Pipet ini
memiliki skala. Gunakan bulp atau pipet pump untuk menyedot larutan, jangan dihisap
dengan mulut kecuali jika larutan yang akan diambil tidak berbahaya.
Fungsi : untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dengan ketelitian
yang sangat tinggi
Kelebihan : memiliki skala yang sangat tinggi, ujung bagian bawah dibuat runcing
sehingga dapat memperlambat keluarnya/ masuknya zat cair.
Kekurangan : penggunaannya sedikit sulit karena dalam pengambilan larutan harus
menggunakan bantuan bulp atau pipet pump untuk menyedot larutan yang berbahaya.

6. Pipet Volum/ Gondok (Volume pipette)


Fungsi : digunkan untuk mengambil larutan dengan
volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung
(gondok) pada bagian tengah pipet.
Kelebihan : terdapat tabung silinder di antara ujung pipa kaca bagian atas dan
bawah, berfungsi sebagai wadah untuk menampung cairan.
Kekurangan : penggunaannya sedikit sulit karena dalam pengambilan larutan harus
menggunakan bantuan bulp atau pipet pump untuk menyedot larutan yang berbahaya.

7.Makropipet

27
Secara umum, pipet digunakan untuk mengambil atau memindahkan suatu larutan
sesuai ukuran yang dikehendaki. an 1000 ul (1 ml). Sedangkan pipet untuk ukuran lebih
dari 1 ml dikenal dengan istilah Makropipet. Ada 3 jenis dasar mikropipet sesuai
ukurannya, yaitu P1000, P200, dan P20. P1000 digunakan untuk memipet cairan
berukuran lebih dari 200 ul sampai 1000 ul, P200 untuk volume cairan antara 21 ul
sampai 200 ul, dan P20 digunakan untuk volume dibawah 20 ul. Saat ini ada banyak
sekali pilihan mikropipet yang dijual oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di
bidang biotek, biokimia, bahkan bidang kedokteran
Fungsi : untuk mengambil atau memindahkan suatu larutan sesuai ukuran yang
dikehendaki.
Kelebihan : pipet biasa tidak memiliki keakuratan pada volume kurang dari 1
mililiter (1 ml), sedangkan mikropipet memiliki keakuratan dan ketepatan pada volume
kurang dari 1 mililiter (1 ml).
Kekurangan : harganya mahal dan tidak dapat mengukur larutan atau cairan lebih
dari 10 ml

8. Labu Ukur (Volumetric flash)


Berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari kaca dan tidak
boleh terkena panas karena dapat memuai. di bagian leher terdapat lingkaran graduasi,
volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas. Ukurannya mulai dari 1 mL hingga 2 L.
Fungsi : untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan
mengencerkan larutan dengan keakurasian yang tinggi.
Kelebihan :dapat menunjukkan dengan tepat volume cairan pada suhu tertentu
kerena leher labu ukur di buat relative sempit hingga sedikit perubahan volume cairan
akan menyebabkan perbedaan ketinggian cairan.
Dengan demikian kesalahan yang di buat pada penyesuaian meniskus cairan dengan
tanda batas volume akan sangat kecil. Adanya tutup dan jarak antara tanda batas volume
dan mulut labu ukur adalah relatif besar agar masih terdapat cukup ruang untuk
mengocok cairan dalam labu itu.
Kekurangan :sulit dalam membersihkan bagian dalam labu ukur
9.Buret (Burette)

28
Terbuat dari gelas. Mempunyai skala dan kran. Zat yang digunakan untuk
menitrasi (titran) ditempatkan dalam buret, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui
kran. Volume dari zat yang dipakai dapat dilihat pada skala. Ukurannya mulai dari 5 dan
10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL.
Fungsi :digunakan untuk melakukan titrasi
Kelebihan :terdapat kran dan lubang yang lurus untuk
membuka dan menutup celah pada ujung buret sehingga cairan di dalam buret dapat
keluar sedikit demi sedikit untuk memperoleh titik titrasi suatu zat.
Kekurangan : harus hati- hati dalam menggunakannya dalam
proses titrasi terutama dalam mengontrol keluarnya cairan dari kran pada saat melakukan
titrasi

Cara Perawatan :
1. Cuci alat gelas menggunakan campuran asam sulfat dan kalium dikhromat, hati-hati
bahan ini berbahaya;
2. Keringkan pada rak pengering tetapi tidak boleh dipanaskan dalam oven;
3. Simpan alat volumetrik yang tidak dipakai dalam lemari tertutup untuk menghindari
debu

29
PERCOBAAN 6
PERAWATAN DAN PERBAIKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Tujuan : 1. Dapat mengetahui bagian-bagian dari Spektrofotometer UV-VIS


2. Dapat melakukan perawatan pada Spektrofotometer UV-VIS

Landasan Teori :

Gambar 6. Spektrofotometer UV-VIS

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang


digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang
digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud
dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom
dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi.
Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga sebagai radiasi
elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah cahaya matahari.
Dalam interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi
elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau dihamburkan sehingga

30
dikenal adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi
emisi.
Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya sama yaitu di dasarkan
pada interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik. Namun pengertian
spektrofotometri lebih spesifik atau pengertiannya lebih sempit karena ditunjukan pada
interaksi antara materi dengan cahaya (baik yang dilihat maupun tidak terlihat).
Sedangkan pengertian spektroskopi lebih luas misalnya cahaya maupun medan magnet
termasuk gelombang elektromagnetik.
Radiasi elektromagnetik memiliki sifat ganda yang disebut sebagai sifat dualistik
cahaya yaitu:
1) Sebagai gelombang
2) Sebagai partikel-partikel energi yang disebut foton.
Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut spektrofotometer terdiri dari :
sumber cahaya – monokromator – sel sampel – detektor – read out (pembaca).
Fungsi masing-masing bagian:
1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan
berbagai macam rentang panjang gelombang. Untuk sepktrofotometer
 UV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi hidrogen
 VIS menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram
 UV-VIS menggunan photodiode yang telah dilengkapi monokromator.
 Infra merah, lampu pada panjang gelombang IR.

2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah


cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monaokromatis.
Jenis monokromator yang saat ini banyak digunakan adalan gratting atau lensa prisma
dan filter optik.
Jika digunakan grating maka cahaya akan dirubah menjadi spektrum cahaya. Sedangkan
filter optik berupa lensa berwarna sehingga cahaya yang diteruskan sesuai dengan warnya
lensa yang dikenai cahaya. Ada banyak lensa warna dalam satu alat yang digunakan
sesuai dengan jenis pemeriksaan.

31
3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel
– UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya
terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang terbuat dari silika memiliki
kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang terbuat dari kaca dan plastik dapat
menyerap UV sehingga penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar tampak (VIS).
Cuvet biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.
– IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya dioleskan pada dua
lempeng natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan dimasukan ke dalam sel
natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk mengambil kembali larutan yang
dianalisis, jika sampel yang dimiliki sangat sedikit dan harganya mahal.

4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya
menjadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :
 Kepekaan yang tinggi
 Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
 Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
 Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
 Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.

Macam-macam detektor :
 Detektor foto (Photo detector)
 Photocell, misalnya CdS.
 Phototube
 Hantaran foto
 Dioda foto
 Detektor panas

4. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik
yang berasal dari detektor.

32
Cara Perawatan :
1. Dioperasikan menggunakan stabilizer yang sesuai;
2. Dihidupkan tiap hari meskipun tidak dipakai. Jika tidak dipakai cukup 1-2 jam;
3. Hindarkan sedapat mungkin tumpahnya cairan kedalam wadah cuvet. Jika ini
terjadi segera bersihkan kembali dan keringkan seperti sediakala;
4. Matikan lampu deuterium dan lampu wolfram bila tidak dipakai;
5. Ikuti manual alat dalam pemeliharaan alat.

33

Anda mungkin juga menyukai