Anda di halaman 1dari 24

PENUNTUN PRAKTIKUM

LARUTAN ELEKTROLIT
KIMIA SMA KELAS X SEMESTER 2

Nam :
a
No. :
Absen
Kela :
s
Kelompo :
k
Anggot :
a 1.
2.
3.

4.
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat-Nya, maka
Penuntun Praktikum Larutan Elektrolit ini dapat disusun dengan baik. Penuntun
Praktikum Larutan Elektrolit ini disusun berdasarkan kebutuhan percobaan-
percobaan Kimia kelas X SMA .

Penuntun praktikum ini disusun oleh Siswa Pendidikan Kimia FMIPA


UNP, dan atas semua bantuan pihak yang telah mendorong terlaksananya
penulisan penuntun praktikum larutan elektrolit ini, kami ucapkan terimakasih.
Terakhir kami akan menerima saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan
penuntun praktikum ini dimasa yang akan datang.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
TATA TERTIB PERATURAN PRAKTIKUM......................................................1
A. Kehadiran......................................................................................................1
B. Tugas Sebelum Praktikum............................................................................1
C. Pelaksanaan Praktikum.................................................................................2
D. Keamanan dan Kebersihan............................................................................2
E. Laporan Praktikum........................................................................................3
F. Penggatian Peralatan.....................................................................................3
PENGETAHUAN POKOK LABORATORIUM KIMIA.......................................4
MSDS (MATERIAL SAFETY DATA SHEET).....................................................6
HAZARD.................................................................................................................9
LARUTAN ELEKTROLIT...................................................................................17
A. Tujuan Praktikum........................................................................................17
B. Dasar Teori..................................................................................................17
C. Alat dan Bahan............................................................................................18
D. Prosedur kerja.............................................................................................18
E. Tabel Pengamatan.......................................................................................19
F. Pertanyaan...................................................................................................19
REFERENSI..........................................................................................................21

i
TATA TERTIB PERATURAN PRAKTIKUM

Setiap Siswa yang mengikuti praktikum harus mentaati semua peraturan


yang berlaku di laboratorium.

A. Kehadiran
1. Siswa harus berada di laboratorium tepat waktu
2. Siswa yang terlambat 10 menit tanpa alasan yang sah dianggap absen
dan tidak diizinkan melakukan praktikum
3. Jika berhalangan datang karena sakit atau sebab lain, harus segera
melaporkan kepada guru yang bersangkutan dengan membawa surat
keterangan yang berlaku.

B. Tugas Sebelum Praktikum


1. Praktikan wajib mengikuti pengarahan sebelum melakukan percobaan
dan harus memiliki penuntun praktikum
2. Siswa harus memiliki pengetahuan yang mendasari percobaan tersebut
dengan melakukan study literature dari buku yang bersangkutan.
3. Siswa harus menyediakan buku catatan praktikum yang disebut dengan
Buku Jurnal Praktikum. Susunan isi jurnal tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Judul Praktikum
b. Tujuan Praktikum
c. Dasar Teori
d. Prosedur kerja dalam bentuk diagram
e. Perhitungan (jika ada)
f. Tabel pengamatan
4. Siswa harus menjawab pertanyaan dalam tugas pendahuluan yang
terdapat dalam penuntun Praktikum (pada lembar tersendiri). Tugas ini
diserahkan pada guru yang bertugas sebelum praktikum dimulai. Bila
hal tersebut tidak dilaksanakan, Siswa tidak dibenarkan untuk
melaksanakan praktikum.

1
C. Pelaksanaan Praktikum
1. Sebelum melakukan praktikum. Siswa harus mengikuti ujian tertulis
atau pretest tentang praktikum yang akan dilakukan selama lebih
kurang 10 menit
2. Guru akan membantu praktikum jika terdapat kesulitan dalam
memahami hal yang akan dipraktikumkan
3. Semua data pengamatan dicatat dalam buku jurnal praktikum dan
salinannya pada kertas pengamatan diserahkan pada guru
4. Setelah praktikum selesai, siswa memperlihatkan buku jurnal
praktikumnya pada guru. Guru memeriksa data yang diperoleh dan
memberi paraf

D. Keamanan dan Kebersihan


1. Siswa diharuskan memakai jas lab praktikum
2. Siswa yang berambut panjang mengikat rambutnya
3. Siswa tidak diperkenankan merokok, makan dan minum dalam
laboratorium
4. Selama praktikum siswa tidak diperkenankan memakai topi dan
sandal, wajib memakai sepatu.
5. Siswa harus membawa sabun dan lab sendiri, dan memelihara
kebersihan laboratorium (meja praktikum, bak cuci dan lantai)
6. Siswa harus hemat menggunakan zat-zat kimia dan air. Sisa pelarut
organik harus dikumpulkan dalam botol yang sudah disediakan (jangan
dibuang ke dalam bak cuci)
7. Sampah kertas dan benda keras (pecahan gelas, batu didih dan benda
keras lainnya) harus dibuang pada tempat yang telah disediakan
8. Laporkan setiap kecelakaan bagaimanapun kecilnya pada
guru/pemimpin praktikum
9. Alat dan zat yang digunakan bersama jangan dibawa ke meja (tempat
sendiri) 10. Alat-alat yang telah digunakan dikembalikan dalam
keadaan bersih

2
E. Laporan Praktikum
1. Laporan setiap percobaan yang dilakukan harus ditulis pada kertas
kuarto jenis HVS polos
2. Susunan laporan praktikum adalah sebagai berikut:
i. Tujuan Percobaan
ii. Teori
iii. Alat dan bahan yang digunakan
iv. Cara kerja secara singkat dan boleh dalam bentuk diagram
v. Data pengamatan
vi. Pembahasan, yaitu hubungkan data yang diperoleh dengan teori
yang anda tulis
vii. Kesimpulan
viii. Jawaban pertanyaan
ix. Daftar Pustaka
3. Pada cover laporan harus dicantumkan
i. Judul praktikum
ii. Nama, Nomor absen, Kelompok
iii. Tanggal Percobaan
iv. Nama Guru yang membimbing praktikan
4. Laporan setelah diserahkan pada guru, seminggu setelah percobaan
dan tidak dibenarkan laporan diketik.

F. Penggatian Peralatan
Siswa harus mengganti peralatan yang rusak/pecah (baik disengaja
atau tidak) dengan jenis alat yang sama dan menunjukkan kwitansi
pembelian tersebut.

3
PENGETAHUAN POKOK LABORATORIUM KIMIA

1. Sebelum melakukan percobaan, pelajarilah penuntun praktikum dengan


baik. Jika ada bagian yang belum jelas, tanyakanlah kepada guru.
Bekerjalah mengikuti penuntun tersebut
2. Lakukan percobaan yang telah disetujui oleh guru. Pada waktu bekerja
perhatian harus dipusatkan pada percobaan saja
3. Siswa dilarang membuat gaduh atau menganggu Siswa lain
4. Sediakanlah selalu korek api dan serbet. Jangan menggunakan sapu tangan
sebagai pengganti serbet
5. Alat dan botol zat yang disediakan untuk dipakai bersama jangan dibawa
ke meja sendiri
6. Siswa dilarang membawa alat laboratorium atau bahan kimia keluar
laboratorium tanpa izin guru/guru
7. Bacalah label pada botol zat kimia dengan cermat sebelum mengambil
isinya, karena penggunaan zat yang salah akan menyebabkan percobaan
gagal atau mendatangkan kecelakaan
8. Gunakanlah jumlah zat menurut petunjuk dan jangan lebih banyak atau
kurang. Zat yang berlebih jangan dimasukkan kembali ke dalam botol
tempat asalnya, karena mungkin telah rusak
9. Gunakanlah alat sesuai dengan fungsinya, misalny gelas ukur adalah untuk
mengukur volume, bukan untuk memanaskan zat
10. Jangan mencicipi zat dengan lidah dan jangan memegang zat dengan
tangan.kecuali jika disuruh guru
11. Jangan mencium zat secara langsung, tetapi kibaskan uapnya dengan
tangan ke hidung
12. Laporkan segera setiap kecelakaan kepada guru
13. Jika tangan dan pakaian terkena asam atau zat kimia lain, segera cuci
dengan air sebanyak-banyaknya
14. Jika mengencerkan asam pekat, misalnya asam sulfat, tuangkan asam itu
sedikit demi sedikit ke dalam bejana yang berisi air sambil mengaduk.
Jangan menuangkan air ke dalam larutan pekat

4
15. Jika memanaskan zat di dalam tabung reaksi, jangan menghadapkan mulut
tabung ke badan sendiri atau ke orang lain 16. Jika menggunakan zat-zat
yang menimbulkan uap atau gas yang berbahaya bagi kesehatan, lakukan
didalam lemari asap atau diluar laboratorium
16. Gunakanlah penjepit atau serbet untuk memegang bejana yang berisi zat
yang baru dipanaskan. Alat gelas dalam keadaan panas atau dingin tidak
tampak bedanya, dan alat gelas yang panas lambat menjadi dingin. Oleh
karena itu berhati-hatilah jika melakukan pemanasan
17. Jika memasukkan termometer atau pipa kaca ke dalam lubang sumbat
karet, basahi dahulu alat kaca itu dengan air. Pegang bagian yang dekat
pada ujung yang akan dimasukkan kedalam lubang sumbat karet dengan
sepotong kain. Masukkan alat kaca itu dengan gerakan memutar
18. Jangan membuang sampah (zat padat, kertas, kapas, batang korek api, dan
sebagainy) di lantai atau di bak air yang dapat menyumbat saluran
pembungan air. Buanglah sampah ditempat yang telah disediakan
19. Pada akhir praktikum hendaklah:
a) Semua alat yang telah dipakai harus dibersihkan dan disimpan di
tempatnya
b) Jika ada kerusakan dan kehilangan, harus segera dilaporkan kepada
guru
c) Botol-botol zat harus dikembalikan ke tempatnya
d) Air dan kran gas diperiksa apakah sudah ditutup atau belum, dan
kemudian meja dibersihkan dan tangan dicuci

5
MSDS (MATERIAL SAFETY DATA SHEET)

Nama Produk : AQUADEST

Rumus kimia : H2O


Sinonim : Dihidrogen oksida, Deionized water, Aqua,
Aquadestilata
Sifat fisika dan kimia : Bentuk cair, tidak berwarna, tidak berbau, pH
netral, titik lebur 0oC, titik didih 100oC
Stabilitas kimia : Stabil secara kimiawi dibawah kondisi ruangan
standar (suhu kamar)
Kondisi penyimpanan : Suhu penyimpanan direkomendasikan pada suhu
+5oC sampai +30oC.
Kondisi tertutup rapat
Bahan : Tidak ada bahan berbahaya menurut Peraturan
(EC) No. 1907/2006
Tindakan pertolongan : Tidak ada bahaya memerlukan Tindakan
utama pertolongan pertama yang khusus
Bahaya khusus : Tidak mudah terbakar

Nama Produk : BRODKLIN PENCUCI PIRING

Jenis produk : Detergen pembersih peralatan makan dan dapur


Bahan aktif : Sodium Lauryl Sulfat, NANSA 1870, Coustik
soda, Texapon Inium, Dedocylbenzene, NaCl
Bahaya khusus : Tidak mudah terbakar
Sifat fisika dan kimia : pH 7-9, kelarutan dalam air 100%
Penyimpanan : Stabil pada suhu kamar
Efek samping : Tidak ada efek samping, bila terkena mata dan
kulit sensitif mengakibatkan iritasi
Keamanan penggunaan a tertelan, segera minum air putih
a terkena mata, segera basuh dengan air mengalir
a terjadi iritasi kulit, segera bilas dengan air

6
ngalir beberapa menit
bungi dokter bila tidak ada perbaikan

Perhatian/peringatan  Jauhkan dari jangkauan anak-anak


 Hindari kontak dengan mata
 Jangan ditelan
 Cuci tangan setelah menggunakan produk
Masa kadaluarsa : 2 tahun

Nama Produk : ETHANOL

Rumus kimia : C2H5OH


Sinonim : Ethyl alcohol, Spirit of wine, Ethyl hydrate, Ethyl
hydroxide, Methylcarbinol
Sifat fisika dan kimia : Bentuk cair, tidak berwarna, bau seperti alkohol,
pH 7,0, titik lebur -114,5oC, titik didih 78,3oC
Stabilitas kimia : Stabil secara kimiawi dibawah kondisi ruangan
standar (suhu kamar)
Kondisi penyimpanan : Simpan di wadah tertutp rapat yang kering dan
berventilasi baik. Jauhkan dari panas dan sumber
api
Tindakan pencegahan  Jauhkan dari panas/percikan api/permukaan
yang panas
 Dilarang merokok
 Jika terkena mata, segera bilas dengan air
mengalir beberapa menit
 Jika terhirup, segera hirup udara segar
Bahaya khusus : Mudah terbakar, iritasi mata

7
Nama Produk : SUCROSE

Rumus kimia : C12H22O11


Sinonim : Sugar
Sifat fisika dan kimia : Bentuk padat, berwarna keputih-putihan, tidak
berbau, pH 7,0, titik didih 169oC 170oC
Stabilitas kimia : Stabil secara kimiawi dibawah kondisi ruangan
standar (suhu kamar)
Kondisi penyimpanan : Tertutup, sangat rapat dan kering
Bahan : Tidak ada bahan berbahaya menurut Peraturan
(EC) No. 1907/2006
Tindakan pertolongan  Jika terhirup, segera hirup udara segar
utama  Bila terkena kulit segera bilas dengan air
 Jika tertelan, segera minum air
Bahaya khusus : Tidak diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya

8
HAZARD

Simbol Keterangan

Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-
gatal dan dapat menyebabkan luka bakar pada
kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2

Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh
bila kontak langsung dengan tubuh atau melalui
inhalasi.
Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan
hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh :Etilenglikol, Diklorometan.

Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat
menyebabkan sakit serius bahkan kematian bila
tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup,
hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.

9
Nama : Very Toxic
Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih
sangat berbahaya bagi kesehatan yang juga dapat
menyebabkan sakit kronis bahkan kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh
dan sistem pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogensulfida,
Nitrobenzene dan Atripin.

Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak
jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada
kulit, gatal-gatal dan dapat membuat kulit
mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit
dan hindari dari benda-benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)

Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala
rendah, mudah terbakar dengan api bunsen,
permukaan metal panas atau loncatan Bungan api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang
berpotensi mengeluarkan api.
Contoh : Minyak.

1
Nama : Highly Flammable
Lambang : F
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik
biasa atau mempunyai titik nyala rendah (di bawah
21°C) dan mudah terbakar di bawah pengaruh
kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka
dan loncatan api, serta hindaripengaruh pada
kelembaban tertentu.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.

Nama : Extremely Flammable


Lambang : F+
Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar.
Berupa gas dan udara yang membentuk suatu
campuran yang bersifat mudah meledak di bawah
kondisi normal.
Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan
sumber api.
Contoh : Dietileter (cairan) dan Propane (gas).

Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan
adanya panas atau percikan bunga api, gesekan
atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan,
pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan
tanpa oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, TrinitroToluena (TNT).

1
Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat
menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan
panas saat kontak dengan bahan organik dan bahan
pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.

Nama : Dangerous For the Environment


Lambang : N
Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau
beberapa komponen lingkungan. Dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem.
Tindakan :Hindari kontak atau bercampur dengan
lingkungan yang dapat membahayakan makhluk
hidup.
Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan,
Petroleum bensin.

Nama : Flammable Solid


Arti : Padatan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari panas atau bahan mudah
terbakar dan reduktor, serta hindari kontak dengan
air apabila bereaksi dengan air dan menimbulkan
panas serta api.
Contoh : Sulfur, Picric acid, Magnesium.

Nama : Flammable Liquid


Arti : Cairan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari kontak dengan benda yang
berpotensi mengeluarkan panas atau api.
Contoh : Petrol, Acetone, Benzene.

1
Nama : Flammable Gas
Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada
tempat penyimpanan material gas yang mudah
terbakar.
Tindakan : Jauhkan dari panas atau percikan api.
Contoh : Acetelyne, LPG, Hydrogen.

Nama : Spontaneously Combustible Substances


Arti : Material yang dapat secara spontan mudah
terbakar.
Tindakan : Simpan di tempat yang jauh dari
sumber panas atau sumber api.
Contoh : Carbon, Charcoal-non-activated, Carbon
black.

Nama : Dangerous When Wet


Arti : Material yang bereaksi cukup keras dengan
air.
Tindakan : Jauhkan dari air dan simpan di tempat
yang kering/tidak lembab.
Contoh : Calcium carbide, Potassium phosphide,
Maneb.

Nama : Oxidizer
Arti : Material yang mudah menimbulkan api
ketika kontak dengan material lain yang mudah
terbakar dan dapat menimbulkan ledakan.
Contoh : Calcium hypochlorite, Sodium peroxide,
Ammonium dichromate.

1
Nama : Organic Peroxide
Arti : Merupakan simbol keamanan bahan kimia
yang digunakan dalam transportasi dan
penyimpanan peroksida organik.
Contoh : Benzol peroxide, Methyl ethyl ketone
peroxide, Dicetyl perdicarbonate.

Nama : Non Flammable Gas


Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada
transportasi dan penyimpanan material gas yang
tidak mudah terbakar.
Contoh : Oksigen, Nitrogen, Helium.

Nama : Poison
Arti : Simbol yang digunakan
pada transportasi dan penyimpanan bahan-bahan
yang beracun (belum tentu gas).
Contoh : Cyanohydrin, Calcium cyanide, Carbon
tetrachloride.

Nama : Poison Gas


Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan
penyimpanan material gas yang beracun.
Tindakan : Jauhkan dari pernapasan kita.
Contoh : Chlorine, Methil bromide, Nitric oxide.

1
Nama : Harmful
Arti : Bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh.
Tindakan : Jauhkan dari makanan atau minuman.
Contoh : Acrylamide, Amonium fluorosilicate,
Chloroanisidines.

Nama : Inhalation Hazard


Arti : Bahan-bahan yang dapat merusak sistem
inhalasi atau pernapasan.
Tindakan : Jangan dihirup.

Nama : Infectious Substance


Arti : Bahan yang mengandung organism penyebab
penyakit.
1. Contoh : Tisue dari pasien, tempat
pengembangbiakan virus, bakteri,
tumbuhan atau hewan.

Nama : Radioactive
Arti : Bahan yang mengandung material atau
kombinasi dari material lain yang dapat
memancarkan radiasi secara spontan.
Contoh : Uranium, 90Co, Tritium.

1
Nama : Marine Pollutant
Arti : Polutan laut.
Tindakan : Tidak membuang limbah ke saluran air
atau sungai yang mengalir ke laut.

1
LARUTAN ELEKTROLIT

A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Terampil merangkai alat uji daya hantar listrik
2. Dapat melakukan pengmatan gejala hantaran arus listrik pada beberapa
larutan
3. Dapat membedakan antara larutan elektrolit dan nonelektrolit
4. Dapat menjelaskan pengertian larutan elektrolit dan nonelektrolit.

B. Dasar Teori
Larutan adalah campuran homogen antara pelarut dan zat terlarut.
Contohnya larutan gula dan larutan garam, pada larutan gula, gula adalah
zat terlarut dan air adalah pelarut. Sedangkan pada larutan garam, zat
terlarutnya adalah garam dan air adalah pelarutnya. Apabila kita berbicara
tentang larutan, banyak orang berpikir bahwa larutan hanya berwujud cair,
padahal tidak demikian. Larutan pun ada yang berwujud gas dan padat.
Udara yang kita hirup adalah contoh larutan yang berwujud gas, gas
nitrogen (78%) adalah pelarutnya sedangkan gas O 2 , CO2 , adalah zat
terlarutnya. Paduan logam seperti kuningan (larutan Zn dalam Cu)
merupakan contoh larutan yang berwujud padat.

Berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan dibedakan atas


larutan elektrolit dan nonelektrolit. Elektrolit adalah suatu zat, yang ketika
dilarutkan dalam air, akan menghasilkan larutan yang dapat
menghantarkan listrik. Sedangkan nonelektrolit merupakan zat yang tidak
menghantarkan listrik ketika dilarutkan dalam air. Hantaran listrik pada
larutan dapat diuji dengan suatu alat yang disebut alat uji elektrolit.

Pada pengujian larutan dengan alat uji elektrolit, ada tiga


kemungkinan yang dapat diperoleh:

1. Jika lampu menyala dan di sekitar elektrode timbul gelembung-


gelembung gas, maka larutan yang diuji mempunyai daya hantar listrik
yang baik dan disebut larutan elektrolit kuat.
2. Jika lampu tidak menyala atau menyala redup dan di sekitar elektroda
timbul gelembunggelembung gas, maka larutan yang diuji memiliki
daya hantar listrik yang lemah dan disebut elektrolit lemah
3. Jika lampu tidak menyala dan disekitar electrode tidak terdapat
gelembung-gelembung gas, maka lariutan yang diuji tidak
menghantarkan listrik atau larutan non elektrolit.

1
Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik sedangkan
larutan non elektrolit tidak? Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dapat
menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak
bebas. Ion-ion itu lah yang menghantar arus listrik dalam larutan.

Daya hantar listrik larutan elektrolit ditentukan oleh banyak


sedikitnya ion yang terjadi pada proses ionisasi. Makin banyak ion dalam
larutan, makin kuat daya hantar listriknya. Pada larutan elektrolit kuat,
senyawa dalam air akan terionisasi sempurna dan menghasilkan ion-ion
yang banyak. Pada elektrolit lemah senyawa dalam air terionisasi sebagian
menghasilkan ion-ion yang sedikit. Sedangkan pada larutan non elektrolit
senyawa dalam air tidak mengalami ionisasi.

C. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
- Gelas kimia 100 ml - Air sumur
- Kabel - air garam
- Lampu Kecil - air gula
- Gunting - air jeruk
- Paku yang telah di amplas 2 buah - air sabun
- Kardus bekas - minuman isotonic
- Tissu - air cuka
- aquades

D. Prosedur kerja
1. Rangkai alat uji elektrolit sederhana seperti pada gambar berikut.

1
2. Ambil masing-masing 100 ml larutan yang akan diuji daya hantar
listriknya dan masukkan ke dalam gelas kimia
3. Uji daya hantar listrik larutan uji dengan menggunakan rangkaian alat
penguji elektrolit dengan cara mencelupkan elektroda (paku) ke dalam
larutan.
4. Amati perubahan yang terjadi dan apakah lampu menyala, dan lihat
perubahan di sekitar elektroda (amati ada tidaknya gelembung di
sekitar elektroda). Bersihkan lagi elektroda dengan mencelupkannya
ke dalam aquades dan keringkan dengan tissu
5. Dengan cara yang sama, ujilah daya hantar larutan lain yang tersedia!

E. Tabel Pengamatan

Pengamatan Keterangan
No Larutsn Gelembung Non Elektrolit Elekrolit
Lampu
gas* elektrolit lemah kuat
1 Air sumur Padam tidak ada √
2 Air garam hidup banyak √
3 Air gula
4 Air jeruk
5 Air sabun
6 Minuman isotonik
7 Air cuka
*) tidak ada/banyak/sedikit

F. Pertanyaan
Pre test:

1. Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit, larutan elektrolit lemah,


larutan elektrolit kuat, dan larutan non elektrolit?

1
2. Bagiamana cara membedakan larutan non elektrolit dan larutan
elektrolit (elektrolit lemah dan elektrolit kuat) pada percobaan yang
akan dilakukan?

Post test:

1. Larutan mana saja yang termasuk larutan non elektrolit, larutan


elektrolit kuat , dan elektrolit lemah? beri alasan?
2. Mengapa elektroda harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum
digunakan lagi?

2
REFERENSI

Saidah, Aas dan Purba Michael.(2014). Kimia Bidang Keahlian Teknologi da


Rekayasa. Untuk SMK/MAK kelas X. Jakarta : Erlangga.

Sudarmono, Unggul. (2013). Kimia Untuk SMA/SMK Kelas X.Surakarta:


Erlangga

Anda mungkin juga menyukai