NIM : 19035124
………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Van Hoose (1969) (dalam Prayitno dan Amti, 2004: 218) mengemukakan bahwa prinsip-
prinsip umum bimbingan dan konseling, yaitu:
a) Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak terkandung
kebaikan-kebaikan; setiap pribadi mempunyai potensi dan pendidikan hendaklah
mampu membantu anak memanfaatkan potensinya itu.
b) Bimbingan didasarkan pada ide bahwa setiap anak adalah unik; seseorang anak
berbeda dari yang lain.
e) Bimbingan adalah pelayanan, unik yang dilaksanakan tenaga ahli dengan latihan-
latihan khusus, dan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan diperlukan minat
pribadi khusus pula.
Menurut Prayitno (2007: 27-30) terdapat empat prinsip khusus bimbingan dan konseling,
yaitu:
a) Bimbingan dan konseling melayani semua peserta didik tanpa memandang umur,
jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi.
b) Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang
unik dan dinamis.
Tujuan Pendidikan
b) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilakukan
oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan
atau desakan dari pembimbing atau pihak lain.
c) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan
dengan permasalahan yang dihadapi.
d) Kerja sama antara Guru Pembimbing, guru-guru lain, dan orang tua amat
menentukan hasil pelayanan bimbingan.
e) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui
pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu
yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu
sendiri.
Permasalahan
Menurut Dewa Ketut Sukardi (2004: 24) (dalam Khofifah, Sano, dan Syukur, 2017:
47) terdapat 2 permasalahan, yaitu:
Pengorganisasian
a) Pengorganisasian bimbingan dan konselng dapat dijadikan sebagai salah satu cara
mengatasi masalah-masalah pendidikan di sekolah melalui kegiatan bimbingan
yang terorganisir dan melibatkan banyak elemen-elemen pendidikan di sekolah.
b) Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas. Organisasi dibentuk atas dasar
adanya tujuan yang dicapai, sehingga tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya
tujuan.
Referensi:
Prayitno, E. A., & Amti, E. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Sukardi dan Kusmawati. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya.