Anda di halaman 1dari 8

BAB III

KEGIATAN PPLK
A. Kegiatan Mengajar (Teaching)
Kegiatan Teaching merupakan penerapan keterampilan mengajar
secara utuh, sehingga mahasiswa mengalami situasi mengajar yang
sesungguhnya (Endriady & Body. 2017:3). Kegiatan merupakan proses
penerapan keterampilan mengajar secara utuh dan terintegrasi, sehingga
mahasiswa mengetahui segala aspek mengajar, maupun persiapan untuk
mengajar, baik itu dalam perumusan kompetensi dasar, indikator
pencapaian kompetesi, skenario pembelajaran dengan menggunakan
metode, media, yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, sumber
keterampilan mengajar yang sesungguhnya dan segala yang terkait dengan
pembelajaran. Tujuan kegiatan teaching adalah untuk membentuk
keterampilan mengajar yang utuh dan terintegrasi sehingga mahasiswa
mempunyai bekal profesionalisme sebelum menjadi guru yang seutuhnya.
Keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa
kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar yang harus dimiliki
dan diaktualisasikan oleh setiap guru (Achdiani & Rusliyani ,2017:35).
Keterampilan tersebut terdiri dari:
(1) Keterampilan membuka pelajaran,
(2) Menutup pelajaran,
(3) Bertanya
(4) Memberi penguatan,
(5) Mengadakan variasi
(6) Menjelaskan
(7) Membimbing diskusi kelompok kecil
(8) Mengajar kelompok kecil dan mengajar perseorangan, serta
(9) Mengelola kelas.

21
22

Masa latihan mengajar merupakan waktu untuk berlatih dan


mengasah keterampilan mengajar. Ada 2 jenis kegiatan yang dilakukan
mahasiswa dalam masa latihan mengajar ini, yaitu :
1. Latihan Mengajar Terbimbing (LMT)
Masa latihan mengajar terbimbing merupakan masa dalam praktek
mengajar yang dilakukan secara terbimbing dengan bantuan pembimbing
atau guru pamong dalam kurun waktu tertentu. Pada masa ini penulis
diberikan kesempatan untuk mengajar di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2.
Pada praktiknya, penulis diawasi oleh guru pamong sampai merasa telah
siap untuk mengelola kelas dengan mandiri. Kegiatan-kegiatan lain yang
dilakukan oleh mahasiswa pada masa LMT ini adalah :
a. Merencanakan dan menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran/Pelayanan (RPP) dan bentuk perangkat lainnya sesuai
kurikulum yang dilaksanakan di sekolah.
b. Melaksanakan kegiatan latihan mengajar di kelas
c. Melakukan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa
d. Menganalisis dan mendiskusikan pelaksanaan pengajaran/pelayanan
tersebut dengan gutu pamong dan dosen pembimbing.
2. Latihan Mengajar Mandiri (LMM)
Masa latihan mengajar mandiri merupakan masa peralihan dimana
dalam masa ini mahasiswa siap untuk mengajar dan mengelola kelas secara
mandiri tanpa dibantu oleh guru pamong. Pada masa ini guru pamong tidak
begitu saja melepaskan penulis untuk mengajar dan mengelola kelas, akan
tetapi juga dilakukan pengawasan dari guru pamong. Penulis juga diberikan
kesempatan untuk berdiskusi tentang permasalahan yang dihadapi selama
melaksanakan pengajaran dan pengelolaan dikelas
Selama kegiatan PPLK, penulis diberi tanggung jawab oleh Guru
Pamong, yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2.
TABEL 5. JADWAL MENGAJAR SELAMA PPLK

Hari Jam Ke- Kelas


23

Hari Jam Ke- Kelas

Senin 7-8 XI IPA 2

Selasa 7-8 XI IPA 1

Rabu 3-4 XI IPA 2

Jumat 5-6 XI IPA 1

B. Kegiatan Nonteaching
Kegiatan non-teaching merupakan kegiatan mahasiswa PPLK di luar
kegiatan proses pembelajaran (Endriady & Body 2017:3). Mencapai suatu
perestasi menjadi guru yang profesional, seorang guru tidak harus
menfokuskan dirinya pada tugas dalam kelas semata dalam membina
karakter dan wawasan siswa. Karakter, wawasan dan pengetahuan siswa
dapat juga dikembangkan melalui kegiatan pendukung lainnya atau
kegiatan non mengajar (non teaching).
Kegiatan Non Teaching merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa PPLK di luar PBM di kelas, seperti kegiatan OSIS,
perpustakaan, serta kegiatan intra dan ekstra kurikuler lainnya yang
mendukung kegiatan mengajar secara umum di sekolah. Kegiatan Non
Teaching bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa
berkenaan dengan hal yang mendukung kegiatan mengajar secara umum
dan menunjang keberhasilan program mengajar.
Kegiatan Non Teaching penulis selama PPLK di SMAN 10
Sijunjung diantaranya piket PBM, piket kopsis, piket UKS, dan piket
perpustakaan. Pada piket PBM penulis ditugaskan untuk berada di meja
piket, mendata siswa yang tidak disiplin seperti menindak siswa yang
terlambat ataupun memberi surat izin keluar-masuk lingkingan sekolah,
mengumpulkan absensi guru dan siswa.
Piket Kopsis (Koperasi Siswa), dimana setiap mahasiswa PPL
memiliki tugas jaga di kopsis dan terlibat aktif dalam mengawasi kegiatan
24

jual beli. Piket perpustkaan dimana penulis ditugaskan untuk membantu


petugas perpustkaan.
C. Kasus dan Penyelesaiannya
1. Pelaksanaan Teaching
Selama melaksanakan PPLK di SMAN 10 Sijunjung penulis
mendapatkan banyak sekali pengalaman dan ilmu. Satu bulan awal kegiatan
PPLK penulis hanya melakukan observasi yaitu melihat bagaimana cara
guru pamong menjelaskan materi pembelajaran. Di bulan pertama juga
penulis diminta untuk mempersiapkan RPP dan media yang cocok nantinya
yang akan diajarkan kepada siswa setiap pertemuan. Punulis diberi amanah
untuk mengajar di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2. Peserta didik dari kedua
kelas tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan
karakteristik inilah yang menjadikan sebuah tantangan bagi penulis untuk
menjadi pendidik yang profesional. Namun, dalam perjalanan PPLK
penulis menemukan beberapa kendala diantaranya:
a. Acuhnya beberapa siswa karena menganggap penulis sebagai “guru
magang” sehingga dalam menghadapi proses pembelajaran sering
tidak peduli dan sibuk dengan dirinya sendiri. Hal ini menyebabkan
kegiatan pembelajaran yang seharusnya active-learning menjadi
passive-learning.
b. Acuhnya siswa juga menyebabkan proses pembelajaran berjalan
terbilang lambat sehingga tidak sesuai dengan alokasi waktu yang
sudah disusun dalam RPP. Kurangnya keinginan siswa untuk
membaca dan memecahkan masalah secara mandiri memaksa guru
untuk menjalaskan materi satu per satu atau dengan metode
ceramah (teacher-center), terutama pada materi yang sifatnya
hitung-hitungan seperti termokimia, laju reaksi, dan kesetimbangan
kimia. Selain itu, lambatnya proses pembelajaran juga disebabkan
oleh banyaknya kegiatan siswa diluar kelas pada awal semester.
c. Beberapa siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan.
d. Adanya siswa yang usil/ iseng di kelas.
25

Dari masalah yang telah dijelaskan diatas, penulis berupaya untuk


bertukar pikiran kepada guru pamong maupun guru-guru yang ada di
SMAN 10 Sijunjung. Penulis meminta saran dan petunjuk untuk
pemecahan masalah yang dihadapi. Adapun solusi yang penulis lakukan
sebagai berikut.
a. Mengandalkan pendekatan khusus dengan anak yang bersangkutan,
dengan cara mengajak berdiskusi atau memberikan pengertian dan
nasehat serta mengaktifkan proses belajar siswa dengan penerapan
model pembelajaran, sehingga siswa lebih terfokus pada kegiatan
belajar contohnya diskusi kelompok yang dapat membantu siswa
menumbuhkan kerja sama, berfikir kritis dan kemampuan
membantu teman, Hal yang seperti ini akan membuat siswa merasa
nyaman terhadap guru. Ini merupakan faktor utama. Sebab jika anak
didik merasa senang terhadap sikap seorang guru yang digemarinya,
maka secara tidak langsung ia pun akan senang dan mudah
menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut serta
menghargai guru.
b. Selalu kreatif dalam memilih metode untuk menyampaikan materi
pelajaran. Perlu diselipkan sedikit lelucon agar suasana tidak
menjadi monoton dan membosankan bagi anak didik. Dalam hal ini,
penulis berusaha memaksimalkan penggunaan LKPD dan
menggunakan media yang menarik, seperti penulis menggunakan
media PPT interaktif yang sehingga materi kimia terlihat lebih
menarik membuat peserta didik lebih focus.
c. Jangan sekali-kali bersikap keras (tegas boleh) terhadap anak yang
seperti ini. Perbanyaklah memuji dan menyanjungnya terlebih
dahulu. Hal ini dimaksud agar kita bisa lebih dekat terhadap dirinya.
Secara tidak langsung pujian ini juga akan memberikan kepercayaan
diri dan menyenangkan hatinya.
d. Jangan pernah mematahkan tanggapannya ketika ia sudah mulai
bersikap aktif untuk menanggapi peljaran yang diberikan. Walaupun
26

apa yang dikatakannya salah, biarkan terlebih dahulu ia


menyampaikan tanggapannya. Setelah itu baru kita perbaiki dengan
bahasa yang baik. Tetapi, sebelumnya tetap kita beri pujian terhadap
dirinya atas keberaniannya.
2. Pelaksanaan Non-Teaching
1) Upacara Bendera
a. Kendala
Banyaknya siswa yang susah mengatur barisannya sendiri sehingga
seringkali upacara bendera jad terlambat dilaksanakan. Kesiapan
dari pelaksana upacara juga terkadang kurang sehingga beberapa
kali terjadi kesalahan.
b. Alternatif solusi
a) Saran dari penulis agar masing ketua kelas menyiapkan dulu
barisannya sebelum disiapkan oleh wakik kesiswaan. Peran
ketua kelas dan wali kelas sangat diperlukan dalam hal ini,
sehingga wakil kesiswaan tidak terlalu kewalahan dalam
mengatur barisan.
b) Untuk pelaksana upacara agar lebih dipersiapkan lagi secara
matang. Diharapkan juga latihan upacara tidak hanya
dilakukan satu kali saja.
2) Kultum
a. Kendala
Kendala pada kultum kurang lebih hampir sama dengan upacara
bendera yaitu sulitnya mengatur barisan siswa. Kesiapan pelaksana
kultum menurut penulis juga belum maksimal, sehingga kultum
terasa kurang menarik dan sedikit kaku. Peserta kultum juga banyak
yang berbicara selama kegiatan sehingga membuat kultum terasa
tidak khitmat dan berisik.
b. Alteratif solusi
27

a) Seharusnya siswa sudah berada di lapangan minimal 10


menit sebelum kultum dimulai sehingga guru tidak
kewalahan mengatur barisan.
b) Untuk pelaksana kultum agar lebih dipersiapkan lagi secara
matang terkait pelaksanaan kultum. Ada baiknya juga
menggunakan musik pengiring agar lebih menarik dan tidak
terkesan membosankan.
c) Guru iku berbaris dibelakang siswa serta membantu
menertibkan siswa dalam berbaris.
3) Senam Pagi
a. Kendala
Kendalanya adalah sulitnya mengatur barisan siswa serta banyaknya
siswa yang terlambat mengikuti senam pagi sehingga sering kali
kegiatan ini terlambat juga untuk dilakukan.
b. Alternatif solusi
a) Guru meminta siswa tidak ada yang terlambat lagi
b) Siswa diharapkan berada di lapangan minimal 10 menit
sebelum senam pagi dimulai.
4) Piket PBM
a. Kendala
Masih banyak siswa yang terlambat mengikuti PBM dan memiliki
atribut yang tidak lengkap sehingga diharuskan untuk mengerjakan
sanksi terlebih dahulu sebelum diperbolehkan masuk kelas oleh
guru piket.
b. Alternatif solusi
Guru meminta siswa untuk bangun lebih awal lagi agar tidak
terlambat datang kesekolah dan memakai atribut sesuai aturan
sekolah
5) Piket Perpustakaan
a. Kendala
28

Kurangnya minat baca siswa sehingga setiap harinya perpustakaan


terasa sepi.
b. Alternatif solusi
a) Bagi sekolah diharapkan untuk memberbanyak buku bacaan
seperti novel dan lainnya sehingga meningkatkan minat baca
siswa.
b) Jika ada nantinya siswa yang paling rajin mengunjungi
perpustakaan agar diberi reward agar menarik juga untuk siswa
lain mengunjungi perpustakaan.
c) Membuat organisasi khusus untuk perpustakaan sekolah berisi
siswa dan guru seperti yang dahulu ada di sekolah penulis.
Mereka bertugas selain untuk piket perpustakaan juga sebagai
untuk memotivasi siswa lain agar mengunjungi perpustakaan.
6) Piket UKS
a. Kendala
Adapun kendala yang penulis rasakan saaat piket UKS adalah
banyaknya siswa yang istirahat di UKS saat jam pelajaran padahal
tidak dalam kondisi sakit.
b. Alternatif solusi
Guru lebih tegas lagi untuk menertibkan siswa yang keluar dalam
jam pelajaran dan istirahat di UKS.

Anda mungkin juga menyukai