Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I

MASALAH – MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PPK

I.I Latar Belakang

Tugas dan peranan seorang guru adalah mendidik, melatih atau


membimbing dan mengajar. Untuk dapat menjalankan tugas dan peranan yang
profesional, maka seorang guru atau calon guru perlu memilki berbagai
kemampuan sebagai berikut:

1. Merencanakan kegiatan belajar mengajar

2. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar

3. Menilai kegiatan belajar mengajar

4. Memberikan umpan balik

5. Membuat dan menggunakan media pembelajaran

6. Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar

7. Mengolah administrasi sekolah

Dengan demikian, untuk membina tugas dan peranan guru yang


professional, maka seorang guru atau calon guru perlu dididik, dibina, dan dilatih
lewat program praktek keguruan(PPK). Program praktek keguruan merupakan
suatu program yang dirancang untuk melatih para calon guru guna menguasai
kemampuan keguruan yang utuh dan terintegrasi, sehingga setelah menyesaikan
pendidikannya para calon guru siap untuk secara mandiri dapat mengembangkan
tugas sebagai guru yang profesional.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa


pokok permasalahan :

1. Mengapa perlu adanya pembinaan tugas profesional seorang guru atau calon
guru?
2

2. Apakah dengan PPK calon guru bisa menguasai dan menerapkan berbagai
keterampilan belajar mengajar?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran yang


jelas tentang tugas dan peranan profesional seorang calon guru di lapangan.

1.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan laporan ini, penulis menggunakan metode deskripsi


dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara.

A. Penyusunan RPP

RPP merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan


pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.Karena itu sebelum
praktikan melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, praktikan terlebih
dahulu harus menyusun RPP. kemudian RPP yang sudah disusun ditunjukkan
kepada guru pamong dan kepala sekolah untuk ditanda tangani. Adapun masalah –
masalah yang dialami praktikan dalam proses penyusunan RPP sebelum kegiatan
belajar mengajar yakni dari penyusunan RPP pertama sampai terakhir yang dapat
diuraikan sebagai berikut:

Pada penyusunan RPP pertama, tidak terlalu banyak kesalahan yang


terdapat pada RPP, karena sebelumnya Guru Pamong telah memberikan
pengarahan tentang penyusunan RPP yang benar disesuaikan dengan SKKD dan
berbagai instrumen lain yang terdapat dalam RPP. Pengarahan dan bimbingan ini
telah diberikan sejak awal, hingga dengan contoh yang diberikan oleh Guru
Pamong, praktikan tidak mengalami banyak kesulitan dalam penyusunan RPP
pertama. Menentukan Indikator dan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan
SKKD akhirnya menjadi kesulitan bagi praktikan pada penyusunan RPP kedua.
Ternyata terdapat standar-standar khusus yang harus diterapkan dalam penentuan
indikator dan tujuan pembelajaran yang terdapat pada RPP. Aspek-aspek utama
dalam pendidikan yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor merupakan hal yang
3

paling esensial dalam penentuan tujuan dan indikator pembelajaran berbeda dengan
penyusunan RPP kedua, pada penyusunan RPP ketiga, Praktikan kesulitan
menentukan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa sesuai dengan materi yang
akan diberikan. Hal ini kemudian menjadi masalah yang cukup mendasar, karena
saling berhubungan dengan seluruh komponen RPP lain. Kesalahan penentuan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dicapai membuat praktikan
kemudian harus menyusun ulang komponen lain seperti langkah-langkah
pembelajaran serta penyusunan materi Kesalahan pada penyusunan RPP kedua
kembali terulang pada penyusunan keempat, kelima, dan keenam. Praktikan
menemukan kendala dalam mengsingkronisasi indikator dengan tujuan
pembelajaran. Masalah tersebut seolah mengakar hingga dalam tiga pertemuan
kesalahan Praktikan dalam penyusunan RPP hanya terletak pada kedua komponen
tersebut. Namun masalah ini akhirnya malah membantu Praktikan untuk berpikir
lebih sistematis. Kendala praktikan sebenarnya adalah pada klasifikasi indikator
dan tujuan, pada bagaimana menyatukan tujuan dengan indikatornya.

Pada pertemuan ketujuh dengan Guru pamong, dalam rangka memeriksa


RPP yang telah dibuat, praktikan menemukan masalah baru, yaitu kesulitan
menemukan kata yang tepat dan efektif dalam menuliskan langkah-langkah
kegiatan pembelajaran serta media pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Seringkali hal-hal yang seharusnya tidak dicantumkan pada
kegiatan inti namun dicantumkan oleh praktikan. Praktikan juga menemukan
kendala dalam menentukan motivasi sebagai pengantar masuk pada kegiatan inti
pembelajaran Selanjutnya, praktikan tidak menemukan masalah-masalah yang
menyulitkan praktikan dalam menyusun RPP. Masalah-masalah penyusunan RPP
hanya dialami hingga pertemuan ketujuh. Namun revisi-revisi senantiasa dilakukan
oleh Guru Pamong sebagai bahan perbaikan bagi semua RPP yang telah disusun.

B. Proses Penampilan

Praktikan mengalami sedikit masalah dalam mengatasi nervous/gugup yang


seperti dihadapi kebanyakan praktikan lain pada penampilan pertama di kelas.
Praktikan yang ditempatkan di kelas VIIA yang siswanya berjumlah 26 siswa yang
pada dasarnya praktikan belum mengenal karakteristik dari tiap siswa dan
4

kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi dan suasana kelas. Setelah


penampilan pertama, praktikan memberikan sebuah games yang isinya memicu
siswa memberikan informasi tentang karakternya secara tidak langsung. Karena
praktikan sendiri berpikir bahwa dalam mengajar siswa, kita harus mengetahui
terlebih dahulu karakter/kepribadian siswa-siswa yang akan kita hadapi. Dengan
praktikan mengetahui karakter/kepribadian pada siswa jadi praktikan lebih mudah
mengatur jalannya proses KBM dan pembelajaran seperti apa yang tepat untuk
digunakan. Hal ini semua dilakukan pada penampilan pertama.

Pada penampilan kedua, praktikan mulai bertemu dengan masalah utama di


kelas ini (kelas VIIA), yaitu kebiasaan siswa ngobrol di kelas, makan di kelas, tidur
di kelas, sms-an dikelas, dll. Hal ini jika dibiarkan proses pembelajaran tidak
efektif dan menjadi masalah yang lebih sulit diselesaikan merujuk pada penampilan
kedua. Dalam hal ini praktikan lebih tertantang untuk membuat siswa lebih
antusias dengan materi yang akan diajarkan,dengan memberikan metode dan media
pembelajaran yang membuat siswa aktif dan siswa tidak ada kesempatan untuk
ngobrol,makan dan bahkan tidur di kelas.

Pada penampilan ketiga, praktikan kesulitan menentukan media


pembelajaran yang dapat merangsang ranah psikomotor siswa sehingga siswa tidak
bosan dengan seluruh materi yang diberikan oleh guru, karena kelas didominasi
oleh siswa yang berkarakter aktif dan agresif. Kebanyakan dari mereka
membutuhkan pola pembelajaran interaktif yang membuat mereka terus bergerak
selama belajar bahasa inggris.

C.Bimbingan Belajar/Extrakulikuler.

Dalam kegiatan bimbingan belajar praktikan aktif dalam kegiatan


bimbingan belajar bahasa inggris serta ikut dalam kegiatan kesiswaan seperti
OSIS,praktikan memberikan bimbingan dalam hal pengorganisasian untuk
membantu agar OSIS di tempat praktikan PPK menjadi lebih baik.Kegiatan yang
diselangarakan sore hari setelah pulang sekolah dengan tujuan memotivasi siswa
dalam penguasaan bahasa inggris serta dalam hal organisasi dan mengukur
kemampuan siswa dalam menyerap materi yang telah dipelajari sebelumny, selain
5

itu bimbingan belajar yang diselanggarakan dalam rangka melatih siswa dalam
speaking, writing, reading and listening, siswa yang berpartisipasi dalam
bimbingan belajar merupakan kelas VII yang mana bahasa inggris merupakan
materi pelajararan yang harus lebih unggul bila dibandingkan dengan materi lain
dan merupakan persiapan ke jenjang Sekolah Menengah Atas.

D. Partisipasi dalam kehidupan sekolah

Selain mengajar di kelas VIIA praktikan juga di minta untuk mengajar di


kelas VIIB. Praktikan juga membantu kelas yang gurunya tidak hadir, mengawasi
siswa-siswinya dan mendampingi dalam belajar sehingga kelasnya tidak gaduh dan
mengganggu kelas lain yang sedang belajar.Praktikan juga mendampingi siswa-
siswi yang mengikuti lomba telling story bahasa inggris yang diadakan setiap tahun
sekali. Selain itu juga pada setiap hari jumat , praktikan juga ikut berpartisipasi
dalam kegiatan rutin yang diadakan oleh sekolah yakni Istigosah.

E.Proses Bimbingan

Proses bimbingan, praktikan lakukan setiap hari dengan guru pamong dan
bisanya dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai dan disela-sela
waktu yang tidak ada jam mengajar antara praktikan dan guru pamong.

1. Dengan Guru Pamong PPK

Tidak ada masalah yang ditemukan selama pelaksanaan bimbingan oleh Guru
Pamong di MTs Sunan Kalijogo ini. Beliau selalu melakukan pengawasan rutin
setiap praktikan mengajar. Beliau juga selalu meminta RPP pada setiap pertemuan.
Bimbingan sama sekali tidak mengalami kendala yang berarti.

2. Dengan Guru Pamong Tetap PPK

Proses bimbingan rutin dilakukan oleh Guru Pamong tetap PPK. Hal ini
dilakukan agar praktikan lebih mengerti dan memahami tugas-tugas sebagai
seorang guru dan apa saja yang dilakukan dalam proses KBM berlangsung. Selain
itu juga dengan melakukan bimbingan secara rutin juga lebih memudahkan
6

praktikan dalam pembuatan RPP dan tugas-tugas lainnya yang diberikan guru
pamong. Jadi,setiap ada ada permasalahan apapun yang dihadapi oleh praktikan
dapat segera diselesaikan dengan adanya perbaikan untuk pertemuan berikutnya.

BAB II
7

FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI

Adapun faktor penyebab dari masalah yang dialami akan dibahas sebagai
berikut:

A. Penyusunan RPP

Masalah praktikan yang pertama telah diantisipasi dengan baik oleh Guru
Pamong. Sehingga masalah yang timbul hanya masalah - masalah biasa yang tidak
berpengaruh besar pada RPP yang disusun. Terhambatnya penyusunan RPP yang
kedua dikarenakan tidak ada pengarahan sebelumnya tentang penentuan indikator
dan tujuan pembelajaran. Hal ini akhirnya membuat kesalahan apa yang telah
ditentukan oleh praktikan dan bimbingan Guru Pamong PPK. Pada saat
perkuliahan mahasiswa hanya disuguhkan metode pembelajaran yang tidak
menarik. Sehingga banyak materi penting akhirnya tidak dapat dipahami siswa
dengan baik. Salah satu buktinya adalah masalah yang dihadapi mahasiswa ketika
penyusunan RPP. Terbenturnya mahasiswa pada penentuan indikator dan tujuan
memperlihatkan ketidakpahaman praktikan dalam penyusunan RPP, hal ini
merupakan masalah yang diendapkan sejak perkuliahaan.

Sama halnya dengan faktor penyebab penyusunan RPP berikutnya,


peranan perkuliahan masih mendominasi penyebab munculnya masalah-masalah
yang terjadi. Tidak ada nya koreksi yang rinci pada setiap RPP, akhirnya
menumpulkan ketajaman sistematika praktikan dalam menyusun kegiatan inti
pembelajaran. Banyak kata-kata tidak penting yang dicatatkan oleh praktikan
dalam RPP.

Untuk masalah penysunan RPP berikutnya yaitu keterkaitan antara


kompetensi dasar dengan komponen RPP lainnya agar menjadi kesatuan utuh,
dipicu oleh kelalaian praktikan dalam mengelola silabus. Kelalaian ini didukung
dengan kurangnya bimbingan Guru Pamong dalam penentuan Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar dalam sebuah pembelajaran. Masalah ini membuat
praktikan menjadi mengalami kesulitan sendiri dengan masalah yang terakhir ini.
Praktikan sendiri mengakui bahwa praktikan baru memiliki sedikit pengetahuan
8

untuk menyusun sebuah RPP. Namun sangat disayangkan jika hal ini hanya
menjadi masalah tanpa bimbingan dan pembinaan dari seluruh pihak yang
terkait.Praktikan mengharapkan adanya bimbingan yang lebih baik lagi,baik dari
guru pamong maupun dari bimbingan diperkuliahan,agar masalah seperti ini tidak
terulang lagi pada praktikan-praktikan selanjutnya.

B. Proses Penampilan

Pada penampilan mengajar pertama kali, masalah Praktikan ada dalam


hal implementasi langkah-langkah pembelajaran (skenario). Menurut Guru
Pamong, Praktikan kurang cermat memanfaatkan waktu sesuai dengan alokasi
yang direncanakan. Hal ini disebabkan Praktikan tidak mengukur kemampuan
siswa. Masalah kedua yaitu dalam hal kemampuan membuka pelajaran. Praktikan
rasa masalah terletak pada kurangnya memotivasi siswa berkaitan dengan materi
yan diajarkan. Selain itu, Praktikan merasa gugup saat mengajar untuk pertama kali
sehingga Praktikan lupa apa yang akan Praktikan katakan kepada siswa. Faktor
penyebab hal tersebut yaitu belum terbiasanya tampil di depan kelas yang
sesungguhnya.

Masalah dalam penampilan mengajar kedua terletak pada sikap dalam


proses pembelajaran atau mobilitas posisi tempat dalam kelas/ruang praktik.
Praktikan dinilai kurang mobile(penguasaan kelas) ketika mengajar, atau terfokus
pada satu titik saja. Hal ini dikarenakan Praktikan belum terbiasa dan masih agak
sedikit malu dan gugup untuk bergerak di ruang kelas.

Masalah dalam penampilan mengajar ketiga yaitu dalam hal


penguasaan materi pembelajaran. Praktikan kurang jelas dalam memberikan contoh
atau ilustrasi sesuai dengan tuntutan aspek kompetensi. Hal ini disebabkan
minimnya waktu untuk menggali materi yang akan Praktikan ajarkan, sehingga
Praktikan kurang memberikan contoh atau ilustrasi kepada siswa.

Pada penampilan mengajar ini, masalah yang Praktikan hadapi yaitu dalam
hal kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa. Suara yang Praktikan
keluarkan cenderung kecil sehingga kurang jelas terdengar hingga belakang kelas.
9

Ini disebabkan karena Praktikan masih merasa malu sehingga suara yang keluar
sangat terbatas.

Kemudian, masalah juga masih muncul pada penampilan mengajar keenam


dan ketujuh. Masalah tersebut yaitu dalam hal kemampuan menutup pelajaran.
Praktikan seringkali lupa untuk menginformasikan materi ajar selanjutnya. Hal
tersebut disebabkan oleh ketidaktahuan dan terkadang praktikan lupa untuk
menginformasikan kepada siswa. Praktikan dalam hal itu, karena biasanya saat
melakukan pre teaching di kampus, kriteria penilaian seperti itu tidak ada.

C. Bimbingan belajar / Extrakulikuler

Masalah yang dihadapi oleh praktikan dalam kegiatan ekstrakurikuler


ini adalah motifasi siswa yang minim serta tidak didukungnya fasilitas yang
memadai dari sekolah,hal ini juga factor penting yang mempengaruhi motifasi
siswa. Management waktu dan tujuan bimbingan belajar pun masih rancu sehingga
kesulitan menentukan materi yang harus diberikan kepada siswa.

Beberapa ekstrakurikuler lain yang juga disediakan oleh sekolah tidak


berjalan begitu efektif, malah cenderung berjalan dengan tersendat-sendat. Hal ini
dari kacamata praktikan, merupakan dampak langsung kurangnya fasilitas dan
kurangnya spirit yang diberikan guru dalam hal kegiatan extrakulikuler dan
menanamkan dalam diri mereka pentingnya kegiatan ini dalam kehidupan mereka
dan hal ini kemudian membuat mereka meninggalkan hal-hal positif yang berguna
bagi kehidupan mereka.

1. Partisipasi Dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Latihan

Masalah muncul karena kurang aktifnya siswa dan kesadaran siswa


akan pentingnya bahasa Inggris, yang mana banyak siswa belum memanfatkan
waktu yang secara efektif untuk berkomunikasi/belajar bahasa inggris setiap jam
pelajaran maupun bimbingan sore.

D. Proses Bimbingan
10

1.Dengan Guru Pamong PPK

Adapun permasalahan yang muncul saat proses bimbingan dengan


Guru pamong, di antaranya yaitu dalam hal pemberian bimbingan kepada praktikan
yang dibimbingnya. Guru pamong tidak meminta mengobservasi penampilan
praktikan dan mencatat komentarnya sebagai bahan diskusi. Faktor penyebab dari
hal tersebut yaitu kurangnya waktu yang tersedia untuk mengobservasi penampilan
praktikan.

2.Dengan Guru Pamong tetap PPK

Yang menjadi kendala dalam proses bimbingan dengan Guru


Pamong tetap adalah kurangnya pertemuan antara Guru Pamong dan praktikan.
Atau dengan kata lain, komunikasi kurang antara praktikan dan Guru Pamong
Tetap sehingga tugas Guru Pamong tetap kurang berjalan, seperti membantu
praktikan dalam pemilihan dan penggunaan media pengajaran, dan alat evaluasi
serta memberikan saran-saran yang dianggap perlu dalam upaya pembentukan
profesionalisme praktikan secara optimal. Hal ini disebabkan oleh kesibukan Guru
Pamong Tetap, sehingga kurang meluangkan waktu untuk hal tersebut.

BAB III

UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH


11

Untuk menanggulangi setiap permasalahan yang dihadapi, saya selaku


praktikan selalu bertukar pikiran dengan Guru Pamong, Guru wali kelas, atau pun
guru bahasa Inggris lain yang ada di MTs SUNAN KALIJOGO. Dengan begitu,
kami bisa mendapat masukan-masukan yang dapat meningkatkan kualitas
penyusunan RPP dan penampilan mengajar. Selain itu Praktikan juga tidak henti-
hentinya untuk memperbaiki kinerja mengajar dengan cara mempersiapkan materi
sebaik mungkin sebelum mengajar.

Dalam hal bimbingan belajar atau ekstra kurikuler khususnya kegiatan


bimbingan belajar Bahasa Inggris yang siswanya kurang antusias atau
bersemangat dalam melakukan kegiatan tersebut, upaya yang harus dilakukan
adalah membuat kegiatan ekstrakurikuler itu menjadi menarik dengan
menggunakan games di setiap pertemuan, atau menggunakan gambar-gambar
menarik.Selain itu,bisanya praktikan memberikan doorprice kepada siswa yang
memenangkan games,bernyanyi bersama sebelum kegiatan dimulai itupun
praktikan lakukan untuk membangkitkan antusias dan semangat siswa.

Selain itu, dalam bab selanjutnya telah dikatakan bahwa terdapat


masalah kurangnya komunikasi antara Guru Pamong dan praktikan. Untuk
menanggulangi masalah tersebut di masa depan, dibutuhkan komunikasi yang lebih
intens lagi dengan cara praktikan harus mengetahui jadwal luang Guru Pamong
agar dapat berdiskusi mengenai RPP dan penampilan mengajar.
12

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Secara umum, masalah-masalah yang muncul selama pelaksanaan PPK


antara lain:

A. Penyusunan RPP

 Perbedaan format RPP antara yang telah kami pelajari selama di


bangku kuliah dan sekolah tempat kami melaksanakan PPK
 Penjabaran indikator (kriteria kinerja) yang kurang relevan dengan
sasaran standar kompetensi.

 Skenario yang telah dirancang dalam RPP tidak tersusun berdasarkan


alokasi waktu yang proporsional.

 Materi ajar dalam RPP kurang disusun secara sistematis.

 Media pembelajaran yang telah dibuat kurang sesuai dengan kondisi


siswa yang pasif.

B. Proses Penampilan

 Kurang cermatnya memanfaatkan waktu sesuai dengan alokasi yang


direncanakan.
 Kurangnya motivasi siswa berkaitan dengan materi yang diajarkan.

 Kurangnya mobilitas ketika mengajar, atau terfokus pada satu titik


saja.

 Kurang jelasnya dalam memberikan contoh atau ilustrasi sesuai


dengan tuntutan aspek kompetensi.
13

 Kurang melakukan evaluasi atau penilaian sesuai dengan alokasi


waktu yang direncanakan.

4.2. Saran

 Diharapkan komunikasi antara dosen tetap PPK dan para praktikan


lebih intens.
 Observasi sekolah dan kelas perlu dilakukan sebelum praktikan
mengajar.

 Adanya fasilitas yang memadai untuk sarana pembelajaran

1. Lokasi sekolah

Secara geogarfis, MTs SUNAN KALIJOGO terletak di dataran tinggi di jalan Raya
Candi 3D nomor 442 kelurahan Karang Besuki kota Malang

2. Keadaan Fasilitas Akademik Sekolah

Adapun gambaran tentang kondisi fasilitas akademik MTs SUNAN KALIJOGO


yang meliputi bidang pembelajaran, keadaan peserta didik, karyawan, guru dan
saran prasarana yang menunjang dalam proses belajar mengajar akan diuraikan
sebagai berikut:

3. Bidang Pembelajaran

A. Waktu Pembelajaran

MTs SUNAN KALIJOGO telah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan


mengacu pada KTSP 2006 dengan dilaksanakan Lesson Study berbasis sekolah
untuk peningkatan mutu dan profesionalisme guru. Pembelajaran di mulai pada
pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 13.00 WIB.

B. Ekstra Kurikuler
14

Kegiatan Ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata


pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan
dan berkewenangan di sekolah. Serta dapat menumbuhkan kemandirian dan
kebahagiaan peserta didik yang berguna. Untuk pengembangan diri dan
meningkatkan bakat, minat, siswa ada beberapa kegiatan ekstra kurikuler yang
dilaksanakan di sekolah yaitu Pramuka dan Drum Band.

C. Aktivitas Akademika Sekolah

Secara umum, interaksi antara civitas sekolah terlihat baik.

1. Interaksi social yang terjadi di antara warga sekolah pada umumnya sangat
baik, saling mendukung dan saling bekerja sama. Begitu juga hubungan
antara gurudan siswa, siswa memperlihatkan rasa kasih sayang kepada anak
didiknya.
2. Dari hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan, interaksi yang terjadi
antara sesama guru terjalin sangat akrab, saling mendukung, dan saling
menghormati.

D. Tata Tertib Guru

1. Setiap guru hadir di madrasah 5 menit sebelum lonceng pertama berbunyi.

2. Selama jam belajar guru tidak diperkenankan meninggalkan tempatnya/ruang


kelasnya.

3. Setiap guru yang terlambat hadir, harus lebih dahulu melaporkan kepada
guru/piket atau Kepala Madrasah setelah ada koordinasi dengan guru
piket/Kepala Madrasah baru dibenarkan memasuki ruang kelas.

4. Setiap guru harus memaraf daftar hadir guru setiap hari sesuai dengan hari
tugasnya.
15

5. Setiap guru yang sering terlambat dan pulang sebelum habis jam kerja diberi
peringatan atau pembinaan.

6. Setiap guru yang tidak hadir melaksanakan tugasnya karena suatu hal, harus
membuat surat pemberitahuan dari guru yang bersangkutan kepada kepala
madrasah dengan menyatakan alas an tidak hadir dan mengirimkan bahan
pelajarannya agar dapat dibantu guru piket sehingga proses belajar mengajar
tidak terhalang.

7. Setiap guru yang tidak hadir karena sakit lebih dari 3 hari harus dibuktikan
dengan surat keterangan dokter.

8. Setiap guru melaksanakan penyusunan perangkat pengajaran

9. Setiap guru melaksanakan penyajian program pengajaran atau praktik

10. Setiap guru melaksanakan evaluasi belajar

11. Setiap guru melaksanakan Analisis Hasil Evaluasi Belajar atau Praktik

12. Setiap guru melaksanakan Penyusunan dan Pelaksanaan Program Perbaikan


dan Pengayaan

13. Setiap guru mengisi nilai siswa dan melaporkannya kepada Kepala Madrasah

14. Setiap guru mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi


tanggung jawabnya

15. Setiap guru membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar setiap siswa

16. Setiap guru mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum pelajaran dimulai

17. Setiap guru mengatur kebersihan kelas

18. Setiap guru mengumpulkan dan menghitung angak kredit untuk kenaikan
pangkatnya

19. Setiap guru yang meminjam peralatan sekolah harus mengembalikannya ke


sekolah
16

20. Setiap guru mengisi jam terakhir harus terakhir meninggalkan kelas

21. Setiap guru mengisi catatan kelsa sesuai batas materi yang diajarkan

22. Setiap guru berpakaian sopan dan rapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku

E. Peserta Didik (Siswa)

Tata tertib siswa dan Kewajiban Siswa

1. Taat pada agama dan mengamalkannya, harus membiasakan diri bertanggung


jawab, tekun belajar memelihara kerukunan, tolong-menolong sesamanya.
2. Menghormati dan menghargai kepala madrasah, guru-guru, dan karyawan di
dalam maupun di luar madrasah

3. Ikut bertanggung jawab atas kebersihan, keamanan dan ketertiban kelas serta
sekolah pada umumnya.

4. Menjaga dan memelihara alat-alat pembelajaran, gedung, halaman, dan


perabotan madrasah

5. Memelihara kebersihan dan kerapian dirinya dan berpakaian pantas sesuai


dengan norma-norma kesopanan dan kerapian

Anda mungkin juga menyukai