PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan bagian intra-kurikuler
yang dilaksanakan oleh Mahasiswa yang mencakup latihan baik mengajar maupun
Non-Mengajar secara terbimbing dan terpadu sebagai persyaratan pembentukan
profesi keGuruan yang utuh dan terintegrasi. Dengan demikian, Mahasiswa siap
secara mandiri mengembang tugas sebagai Guru setelah menyelesaikan
pendidikannya.
PPL adalah titik kulminasi dari seluruh program pendidikan yang harus
dialami oleh Mahasiswakependidikan di Universitas Negeri Makassar. Oleh
karena itu, PPL dapat pula diartikan sebagai salah satu program yang merupakan
ajang pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan
dalam rangka pembentukan Guruyang professional. Sebagai pengembang tugas
propesional, seorang Gurudituntut tidak hanya mengetahui dan memahami
tugasnya, tapi mampu melaksanakan tugas tersebut. Kemampuan melaksanakan
tugas sebagai Guruinilah yang dibimbing dan diarahkan melalui PPL.Hakekat
yang diberikan pada program ini adalah mempersiapkan calon pengembang tugas
tersebut agar mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.
Oleh karena itu PPL merupakan suatu muara dari seluruh program
pendidikan pra-jabatan Guru, PPL secara terjadwal dilakukan setelah para
Mahasiswa sebagai calon Guru dianggap mendapatkan bekal yang memadai
dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan tugasnya sebagai Guru seperti
landasan pendidikan, penguasaan bidang studi, serta hal-hal yang berkaitan
dengan pengelolaan proses belajar mengajar. Bekal pengetahuan dan kemampuan
tersebut diperoleh melalui berbagai mata kuliah yang disajikan sejak para
Mahasiswa memasuki jenjang perGuruan tinggi.
B. Permasalahan dan Pemecahannya
1. Permasalahan
Pada dasarnya masalah yang dihadapi oleh Guru maupun Mahasiswa PPL
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas adalah terkadang terjadi
interaksi atau komunikasi yang tidak terjalin secara seimbang baik antara Guru
atau Mahasiswa PPL dengan Siswa ataupun antara Siswa dengan Siswa. Hal ini
mengakibatkan perhatian Siswa sering teralihkan dari Guru maupun Mahasiswa
PPL saat penyampaian materi pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar
berjalan tidak seperti seharusnya. Untuk mengatasi hal tersebut,Guru maupun
Mahasiswa PPL perlu melakukan berbagai pembaruan metode maupun gaya
mengajar, sehingga perhatianSiswadapat kembali terfokus terhadap apa yang
diajarkan dan disampaikan oleh Guru.
Permasalah lainnya yang sering dihadapi oleh Guru maupun Mahasiswa
PPL dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas adalah rendahnya minat
Siswaterhadap materi yang akan disampaikan ataupun mata pelajaran yang
dibawakan. Hal tersebut secara teori dapat dijelaskan, bahwa rendahnya minat
Siswatersebut dapat disebabkan oleh Faktor Intern maupun Ekstern. Faktor Intern
antara lain meliputi sikap, watak, maupun sifat dari Siswa itu sendiri. Sementara
faktor Ekstern meliputi lingkungan sekitar Siswa, dapat berasal dari lingkungan
keluarga, Sekolah, maupun tempat tinggal. Untuk mengatasi hal tersebut,
Gurumaupun Mahasiswa PPL perlu melakukan berbagai pendekatan secara
persuasif terhadap Siswa sehingga Siswa tidak hanya menganggap Guru maupun
Mahasiswa PPL sebagai pengajar dikelas, namun juga sebagai teman maupun
Saudara mereka.
Disamping itu, masalah lain yang biasanya muncul adalah masalah waktu.
Biasanya, alokasi waktu yang ditetapkan telah habis namun materi belum selesai
untuk satu pertemuan. Untuk menghindari hal yang demikian maka pengajar
harus mampu menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin.
Permasalahan lain yang juga sering muncul adalah sulitnya membimbing
Siswa dalam proses belajar mengajar hingga Siswa mengerti materi yang
diberikan. Selain itu, Siswa juga memiliki kebiasaan bercerita di kelas pada saat
Proses Belajar Mengajar berlangsung.
2. Pemecahan Masalah
a. Proses Belajar Mengajar
Masalah yang dirasakan Mahasiswa PPL dalam kegiatan ini adalah
kurangnya kekompakan antara Siswa (kerja sama antar Siswa) di kelas, sehingga
tenaga pendidik harus menyiasati dengan cara menggunakan variasi belajar yang
dapat menciptakan suasana keakraban antar Siswa, sehingga kerja sama antar
Siswa dapat terjalin dengan sendirinya.
Kurangnya minat Siswa untuk belajar dan banyaknya Siswa yang
berasumsi bahwa belajar Seni budaya tidak hanya cukup dengan menghitung
tetapi juga pemahaman terhadap konsep yang merupakan salah satu kendala yang
dirasakan oleh Siswa dalam menguasai materi pembelajaran Seni budaya. Selain
itu, beberapa Siswa terkadang tidak mau berpisah dengan teman akrab mereka
pada saat pembagian kelompok belajar sehingga pengaturan kelompok belajar
demi terciptanya model pembelajaran kooperatif menjadi sulit.
Beberapa Siswa juga belum mempunyai kesadaran penuh untuk menggali
sendiri pengetahuannya.Olehnya itu, kami dari pihak Mahasiswa PPL berupaya
untuk senantiasa mengkonsultasikan dengan Guru Pamong dan Dosen
pembimbing tentang metode atau gaya mengajar yang akan diterapkan dikelas
sehingga Siswa tetap antusias menerima materi pelajaran.
Selain itu, usaha yang dilakukan oleh Guru dan khususnya Mahasiswa
PPL adalah melakukan pendekatan-pendekatan persuasif kepada Siswadan
bimbingan lain guna memberikan masukan bagaimana cara dan metode belajar
yang baik agar Siswa dapat mengatur waktunya dalam belajar, hal-hal yang
dilakukan sebagai berikut:
1) Konsultasi dengan Guru Pamong dan Tutor dalam pembuatan Silabus Mata
Pelajaran dan rancangan pembelajaran.
2) Membuat rancangan pembelajaran sebelum mengajar.
3) Menguasai dengan baik materi yang nantinya akan diajarkan.
4) Menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang
akan diajarkan.
5) Menggunakan berbagai cara yang kreatif dan inovatif dalam upaya menarik
minat Siswa untuk mengikuti pelajaran, seperti media pembelajaran yang
menarik sehingga Siswa tertarik untuk belajar.
6) Tidak mengajar secara monoton sehingga Siswa tidak merasa jenuh dalam
belajar.
7) Memberikan teguran pada Siswa yang tidak memperhatikan materi yang
disampaikan oleh pendidik (Guru).
b. Partisipasi dan Adaptasi Lingkungan
Untuk lebih meningkatkan keakraban antara Mahasiswa PPL dengan pihak
Sekolahdi SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara maka Mahasiswa mengikuti
setiap kegiatan yang dilakukan oleh pihak Sekolah. Kegiatan tersebut, misalnya
Upacara Bendera dan ikut terlibat dalam kegiatan kebersihan Sekolahserta
kegiatan Ekstrakurikuler.
1. Tujuan Umum
PPL bertujuan memberikan pengalaman kependidikan secara faktual
dilapangan kepada Mahasiswa sebagai wahana terbentuknya tugas kependidikan
yang Profesional yaitu tenaga kependidikan yang memiliki seperangkat
pengetahuan, keterampilan, Nilai, dan Sikap yang diperlukan bagi profesinya serta
mampu menerapkannya dalam penyelenggaraan kependidikan dan pengajaran
baik di Sekolah maupun di luar Sekolah.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang diharapkan dapat dicapai Mahasiswa melalui PPL
kependidikan adalah:
a. Mengenal secara cermat lingkungan sosial, fisik, administrasi, dan akademik
Sekolahsebagai tempat kerja.
b. Menerapkan berbagai kemampuan keGuruan atau kependidikan secara utuh
dan terintegrasi dalam situasi sebenarnya.
c. Menarik pelajaran dan pengalaman penghayatan yang direfleksikan kedalam
perilaku sehari-hari.
D. Kegunaan PPL Bagi Mahasiswa Dan Pendidikan
Adapun kegunaan PPL bagi Mahasiswa dan pendidikan adalah sebagai
berikut:
1. Perkenalan dengan pemimpin Sekolah, Guru Pamong, dan Guru lainnya serta
staf tata usaha di SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar
sehinggadapat terjalin interaksi dan komunikasi yang baik dengan Mahasiswa
PPL dan dapat memperlancar tugas-tugas dalam praktek mengajar.
2. Dapat menambah pengalaman tentang tata cara pelaksanaan proses belajar
mengajar di Sekolah.
3. Berkenalan dengan Guru-Guru dapat menambah wawasan Saya tentang tugas-
tugas Seorang Guru khususnya Guru mata pelajaran maupun sebagai wali
kelas.
4. Dapat mengetahui tata cara Guru dalam mengelola kelas. Apakah sudah sesuai
dengan teori dan praktek.
5. Berkenalan dengan staf tata usaha yang dapat memudahkan Mahasiswa
selama melaksanakan tugas sebagai Mahasiswa PPL.
6. Dengan perkenalan itu, Mahasiswa merasa sebagai bagian dari tenaga
pendidik di SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara, sehingga jika Mahasiswa
menemukan kesulitan, para tenaga pendidik tersebut dengan senang hati
memberikan petunjuk dan nasehat kepada Mahasiswa.
7. Mahasiswa sebagai calon Guru dapat berhubungan langsung dengan
lingkungan Sekolah dalam kedudukannya sebagai seorang Guru. Masalah-
masalah kependidikan dan Non kependidikan yang dihadapi dalam latihan
merupakan pengalaman harus diantisipasi pada masa yang akan datang
sehingga masalah itu tidak akan muncul dengan mengambil suatu jalan keluar
yang efektif dan efisien.
8. Menjadikan bahan intropeksi diri ketika duduk di bangku Sekolah.
BAB II
HASIL PELAKSANAAN PPL
A. Observasi Dan Orientasi Sekolah
Kegiatan ini merupakan kegiatan perkenalan bagi Mahasiswa peserta PPL
agar dapat mengenal bagaimana lingkungan Sekolahyang akan ditempati untuk
mengajar. Selain itu, hal ini akan dapat memudahkan peserta PPL beradaptasi
dengan lingkungan Sekolah, yang berorientasi pada keadaan fisik Sekolah,
keadaan sosial Sekolah, persoalan Kurikulum dan pembelajaran, serta
rencana/program kegiatan PPL yang kesemuanya akan terangkum dalam satu
bentuk laporan singkat.
Observasi dan Orientasi ini dilakukan di SMA Negeri 1 Polongbangkeng
Utara,Desa Borong Baji, Kelurahan Mallewang,Kecamatan Polongbangkeng
Utara, Kabupaten Takalar. Kegiatan Observasi tersebut dilaksanakan dengan cara
pengamatan langsung dan sosialisasi dengan berbagai pihak yakni kepala Sekolah,
pegawai dan tata usaha, para Guru, danSiswa yang bersangkutan serta
pengambilan beberapa dokumen-dokumen yang relevan dengan keadaan Sekolah.
6. a) Denah Sekolah
b). Denah Kelas
Keterangan :
A = Papan Tulis
B = Meja Guru
C = Pintu
D = Meja dan Kursi
7. Sejarah Singkat
?????????????????????????????
d. Guru
1. Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
Jumlah dan Status Guru
No Tingkat GTT/Guru
GT/PNS Jumlah
. Pendidikan Bantu
L P L P
1. S2 3 - - - 3
2. S1 22 26
Jumlah
10. Fasilitas
No Jenis Sarpras Jumlah Luas Kondisi Status
. (m2) per Baik Rusa kepemilika
unit/bagi k n
an
1. Lahan 1 10.000,
2. Ruang :
a. Ruang Pendidikan :
4) Ruang Perpustakaan 1 60 √
b. Ruang Administrasi :
3) Ruang Guru 1 48 √
4) Ruang BK 1 12 √
5) Ruang TU. 1 40 √
c. Ruang Penunjang
1) Ruang Ibadah 1 40 √
3. Perabot :
2) Perabot administrasi 58 Ps 56 2
3) Perabot penunjang 14 9 5
Buah
5. Buku :
1) Tennis meja - - -
2) Takrow 1 Set 1 -
3) Bola kaki - - -
5) Bola Basket - - -
7. Peralatan Laboratorium :
1) Kit IPA -
3) Neraca 3 Buah 3 -
4) Torso 2 Buah 2 -
8. Bahan Pustaka :
2) Fiksi 376
4) Majalah 120
Tahun
Pemerintah (Rp) Komite Sekolah Jumlah (Rp)
Pelajaran
1. Mengajar Terbimbing
Dalam proses latihan mengajar terbimbing,Guru Pamong terlebih dahulu
memperlihatkan berbagai macam cara dalam proses belajar-mengajar di kelas.
Sebelum masuk di kelas untuk mengajar, maka terlebih dahulu Mahasiswa PPL
harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai pedoman
pengajaran pada saat itu.Dalam RPP tersebut termasuk materi pelajaran, alokasi
waktu, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar,
metode/model pembelajaran, kegiatan pembelajaran, instrumen evaluasi, dan
rubrikpenilaian.
Contoh RPP Mata Pelajaran Seni Budaya Akuntansiyang digunakan dalam
pengajaran di SMA Negeri 1 Polongbangkeng Utara adalah sebagai berikut:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Polombangkeng Utara Kab. Takalar
Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa)
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Bahan, media, jenis, simbol, nilai estetika dan teknik
dalam proses berkarya seni rupa dua dimensi
BAB / Pertemuan ke- : I / 1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
A. Kompetensi Inti
KD dari KI 1:
1.1 Menunjukkan sikap penghayatan dan pengamalan serta bangga terhadap
karya seni rupa sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan.
Indikator:
1.1.1. Mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan YME atas anugrah yang diberikan-
Nya.
1.1.2. Memberikan salam sesuai dengan kepercayaan masing-masing sebagai
wujud doa kepada Tuhan YME.
1.1.3. Menyadari kebesaran Tuhan YME atas keteraturan yang diberikan oleh-
Nya.
KD dari KI 2:
2.1. Menunjukkan sikap kerjasama, bertanggung jawab, toleran, dan disiplin
melalui aktivitas berkesenian.
2.2. Menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam mengapresiasi seni dan
pembuatnya.
2.3. Menunjukkan sikap responsif dan pro- aktif, peduli terhadap lingkungan dan
sesama, serta menghargai karya seni dan pembuatnya.
Indikator:
2.1.1. Kerjasama.
2.1.2. Bertanggung jawab.
2.1.3. Toleransi.
2.1.4. Disiplin.
2.2.1. Santun.
2.2.2. Jujur.
2.2.3. Cinta damai.
2.3.1. Percaya diri.
2.3.2. Responsif.
2.3.3. Pro- aktif.
2.3.4. Apresiatif.
KD dari KI 3:
3.1. Menganalisis bahan, media, teknik dan proses berkarya dalam seni rupa.
3.2. Mengevaluasi karya seni rupa berdasarkan jenis, simbol, fungsi, teknik dan
nilai estetisnya.
Indikator:
3.1.1. Menjelaskan macam karya seni rupa dua dimensi.
3.1.2. Menjelaskan proses pembuatan karya seni rupa dua dimensi.
3.1.3. Menjelaskan konsep seni rupa dua dimensi yang sedang berkembang.
3.2.1. Menjelaskan jenis, simbol dan nilai estetis dalam konsep seni rupa.
3.2.2. Membandingkan karya sendiri dengan karya orang lain , mengenai
bahan, media, jenis, simbol, teknik dan estetika.
3.2.3. Menyampaikan hasil pengumpulan dan simpulan informasi yang
diperoleh.
3.2.4. Mempertanggung jawabkan secara lisan atau tulisan mengenai karya
seni rupa dua dimensi.
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan proaktif, siswa menjelaskan macam,
proses, konsep, dan mengapresiasi karya seni rupa dua dimensi sebagai bentuk
kebesaran Tuhan YME.
D. Materi Pembelajaran
Fakta
Karya gambar/ lukisan
Karya reklame
Karya Ilustrasi
Karya grafis
Karya batik
dll.
Konsep
Definisi karya seni rupa dua dimensi, adalah karya seni rupa yang memiliki
ukuran panjang dan lebar, tidak memiliki volume dan ruang. Contoh : seni lukis,
seni reklame, seni grafis, batik, tenun dan lain-lain.
Prinsip
Jenis dan simbol karya seni rupa dua dimensi.
Jenis karya seni rupa dua dimensi:
Karya seni rupa murni dua dimensi adalah karya seni rupa dua dimensi yang
dibuat untuk kepentingan ekspresi (ungkapan batin) seniman tanpa memiliki
nilai kegunaan.
Karya seni rupa terapan dua dimensi adalah karya seni rupa dua dimensi yang
bertitik tolak dari unsur-unsur objektif. Unsur objektif karya seni rupa terapan
dua dimensi adalah unsur guna, ekonomi, produksi, promosi, dan kebutuhan
masyarakat.
Simbol karya seni rupa dua dimensi:
Merupakan perlambang/makna dari bentuk/corak karya seni rupa dua dimens
No. Jenis Karya Bentuk/Corak Hiasan Makna/Simbul
(nama)
1. Lukisan Abstrak (nonfiguratif) Kedamaian
2. Ilustrasi Visual realistis, sesuai Menjelaskan sebuah
dengan kenyataan di deskripsi tulisan
alam nyata (figuratif)
3. Kerajinan batik Geometris (non Melambangkan
figuratif) keteraturan hidup
Prosedur:
Langkah-langkah membuat karya seni rupa dua dimensi. Contoh: lukisan cat
minyak diatas kanvas (lukisan yang menggunakan media cat yang berupa
tepung atau pasta yang dilarutkan/dicampur dengan minyak (lijn oil)).
Prosedur penggunaan media yang untuk melukis (kanvas, triplek, kertas dan
sebagainya). Prosedur penggunaan alat yang digunakan (kuas atau pisau
palet).
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Estetis
Model : Penemuan Terbimbing
Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Presentasi, Diskusi Terbimbing, , dan
Penugasan
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
LCD projector, Video karya seni rupa
Gambar karya seni rupa dua dimensi melalui media cetak dan internet,
2. Alat/Bahan
Buku gambar A3, pencil, penghapus,
Pewarna,
Bahan untuk pembuatan karya seni rupa dua dimensi.
Alat dan bahan untuk pembuatan karya seni rupa dua dimensi sesuai dengan
pilihan siswa
3. Sumber Belajar
Buku Paket Seni Budaya Kelas XI,
Buku-buku lain yang relevan, Informasi melalui media cetak dan internet,
Hasil karya seni rupa, serta sumber lain yang relevan.
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Setelah merefleksi pengalaman siswa tentang karya-karya seni rupa yang
pernah mereka lihat, siswa saling bertanya secara lisan tentang macam-macam
karya seni rupa yang pernah mereka lihat. Selanjutnya siswa melihat karya seni
rupa dua dimensi melalui media cetak (buku, majalah, brosur, dsb.), dan internet,
kemudian siwa saling bertanya tentang hasil pengamatan karya seni rupa dua
dimensi. Siswa dibagi dalam 6 (enam) kelompok dan diminta untuk
mengumpulkan informasi tentang jenis, simbol dan nilai estetis dalam konsep
seni rupa, kemudian mempresentasikan hasil diskusi mereka secara bergantian.
Selama proses pembelajaran dilakukan pembimbingan dan penilaian aktifitas
siswa.
Setelah merefleksi pengalaman siswa tentang proses pembuatan karya seni
rupa yang pernah mereka buat atau lihat, siswa saling bertanya tentang bahan dan
alat, serta media dan teknik dalam membuat karya seni rupa. Kemudian siswa
mengamati proses pembuatan karya seni rupa dua dimensi melalui media audio
visual, dilanjutkan dengan tanya jawab tentang langkah-langkah membuat karya
seni rupa dua dimensi. Siswa secara individu diminta untuk bereksperimen
dengan beragam media dan teknik dalam membuat karya seni rupa dua dimensi,
selanjutnya siswa saling berdiskusi tentang bahan, media, jenis, simbol, teknik
dan estetika karya seni rupa dua dimensi yang sudah mereka buat. Selama proses
pembelajaran dilakukan pembimbingan dan penilaian aktifitas siswa.
Setelah mereviu tentang proses dan langkah-langkah pembuatan karya seni
rupa dua dimensi, siswa saling menanya tentang kesesuaian bahan dan alat yang
telah mereka bawa dengan hasil sketsa dan rancangan yang telah mereka buat.
Masing-masing siswa menuangkan hasil karya sketsa dan rancangan yang telah
mereka buat pada bahan karya seni rupa yang telah mereka bawa. Selama proses
pembelajaran dilakukan penilaian keterampilan menggunakan alat dan bahan serta
ide/gagasan dalam berkarya.
Setelah mereviu tentang pembuatan tulisan/laporan karya seni rupa dua
dimensi, siswa saling mengamati kesesuaian antara isi tulisan/ laporan dengan
hasil karya seni rupa yang telah mereka buat. Kemudian siswa di bagi dalam
kelompok sesuai dengan jenis karya seni rupa yang telah mereka buat, masing-
masing siswa dalam kelompoknya mempresentasikan tulisan/laporan karya seni
rupa yang telah mereka buat. Masing-masing kelompok diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka secara bergantian. Selama proses
pembelajaran dilakukan penilaian pengetahuan dan sikap siswa dalam kerja
kelompok dan presentasi serta membimbing diskusi mereka.
Tabel Rincian Kegiatan
Kegiatan Guru Metode Media Waktu
Pendahuluan
Fase Pendahuluan
1. Guru menyampaikan salam pembuka.
- 1 menit
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
Ceramah - 1 menit
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- 2 menit
yang akan dicapai pada pembelajaran.
Siswa diharapkan menyimak penjelasan Tanya
guru. Jawab 2 menit
4. Bertanya secara lisan tentang macam- -
macam karya seni rupa yang pernah mereka Ceramah 3 menit
lihat.
Ceramah 3 menit
5. Merefleksi pengalaman siswa tentang karya-
karya seni rupa yang pernah mereka lihat.
6. Menjelaskan kaitannya dengan pengalaman
Tanya 3 menit
mereka terhadap kompetensi dasar yang
Jawab
akan dipelajari.
7. Siswa mencari tahu dan saling menanyakan
tentang karya seni rupa.
Siswa diharapkan menyimak penjelasan
guru dan mulai mengembangkan
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Kegiatan Inti
Fase Pengamatan
1. Siswa memperhatikan presentasi guru Presentasi
Penutup
Fase Penutup
3 menit
1. Guru bersama siswa menyimpulkan
karakteristik karya seni rupa dua dimensi
2. Guru bersama siswa menyimpulkan konsep 3 menit
1. Jenis/teknis penilaian
Penilaian dilakukan melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian
proses dilakukan melalui observasi kerja kelompok dan kerja individu,
presentasi, dan laporan tertulis. Sedangkan penilaian hasil dilakukan
melalui sketsa/ rancangan karya seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa
dua dimensi (sesuai pilihannya).
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
Instrumen kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan kinerja
presentasi dengan fokus penilaian pada: komunikasi, sistematikan
penyajian, wawasan, keberanian, antusias dan penampilan.
Instrumen penilaian praktek dengan menggunakan rubrik penilaian
praktek dengan fokus utama pada kesesuaian bentuk, penggunaan teknik
sesuai prosedur, kecermatan dan ketepatan, penggunaan peralatan,
komposisi dan nilai estetika.
Instrumen observasi penilaian sikap kerja kelompok menggunakan lembar
pengamatan dalam hal sikap kerjasama, bertanggung jawab, toleran, dan
disiplin.
Instrumen observasi penilaian sikap kerja individu menggunakan lembar
pengamatan sikap santun, jujur, cinta damai dalam mengapresiai seni dan
pembuatnya.
Instrumen observasi penilaian sikap kinerja presentasi menggunakan
lembar pengamatan sikap responsif dan pro-aktif, peduli terhadap
lingkungan dan sesama,menghargai karya seni dan pembuatnya.
Contoh instrument terlampir.
3. Pedoman penskoran
Pedoman penskoran terlampir.
I. Sumber/Referensi
Buku Teks Pelajaran Seni Budaya Kelas X SMA
Informasi melalui internet
Informasi melalui media cetak
Pameran karya seni rupa
Website : www.psb-psma.org