Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I

MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN


PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

Pendidikan guru menjadi ujung tombak dalam meningkatkan kualitas bangsa,


sehingga proses pendidikan guru perlu dilakukan secara terprogram, sistematis
dan sistematik. Dengan asumsi bahwa melalui kinerja guru-guru yang berkualitas
akan mampu melaksanakan proses belajar mengajar yang bermutu yang pada
akhirnya dapat menghasilakan lulusan yang handal sebagai generasi penerus
bangsa. Pendidikan guru harus mampu membekali para lulusannya untuk
memiliki kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian dan profesional guru bukan
hanya pada tataran teoritis tetapi harus menjangkau pada aplikasi ril di lapangan.

Amanah Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen


mengatakan bahwa guru adalah pendidik profesuional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Peraturan Pemerintah Nomor
74 Tahun 2008 tentang guru menyatakan bahwa kewajiban guru mencakup
kehiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik serta
melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. Salah
satu program yang dapat memperkuat kompetensi tersebut adalah Program
Pengalaman Lapangan (PPL) kependidikan yang memiliki peranan penting dalam
pembentukan kompetensi guru.

PPL kependidikan bagi mahasiswa yang terbimbing dengan efektif dapat


mennigkatkan hardskills maupun softskills secara aplikatif termasuk di dalmnya
kemampuan berfikir kritis, kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Selain itu,
PPL kependidikan adalah sebagai pembelajaran kulmunasi dari rangkaian
pembelajaran tatap muka di kampus, sehingga dapat memperkuat kemampuan
akademiknya. Hal ini pun harus dimaknai sebagai suatu proses pembelajaran
2

yanng memfasilitasi mahasiswa dalam konteks mengintegrasikan learning, doing,


dan reflecting sehingga dapat menguasai kompetensi akademik secara utuh bagi
mahasisawa.

Pelakasanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) telah membuat


mahasiswa kependidikan secara perlahan menyadari jati dirinya sebagai calon
pendidik. Dalam prosesnya, PPL telah memberikan pengalaman sesuai dengan
apa yang dibutuhkan oleh seorang calon pendidik. Namun demikian, dalam
pelaksanaan PPL pasti terdapat beberapa kendala dan masalah yang dihadapi oleh
setiap praktikan PPL. Beberapa masalah terkait Program Pengalaman Lapangan
tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam
upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik (Permendikbud, 2016)
Penyusunan RPP dilakukan sesuai dengan format penyusunan RPP yang
telah ditentukan serta berdasarkan hasil konsultasi yang dilakukan bersama
guru pamong. Adapun format penyusunan RPP yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
3

1. Identitas sekolah, yaitu nama satuan pendidikan;


2. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3. Kelas/semester;
4. Materi pokok;
5. Alokasi waktu, ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam
pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
6. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
7. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang
relevan serta ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator ketercapaian kompetensi;
8. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
9. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
10. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup; dan
11. Penilaian hasil pembelajaran.

Dalam penyusunan RPP yang dilakukan, tentu terdapat beberapa masalah


yang dialami. Masalah-masalah yang dialami selama penyusunan RPP antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan RPP Pertama
Pada tahap penyusunan RPP pertama, praktikan mengalami
masalah terkait cakupan RPP yang dibuat. Cakupan yang dimaksud
ialah terkait apakah RPP yang dibuat itu merupakan RPP per-
pertemuan atau RPP per-bab pelajaran. Masalah lain yang dihadapi
pada tahap ini adalah dalam penentuan indikator pencapaian
kompetensi. Indikator pencapaian kompetensi harus dibuat
berdasarkan kompetensi dasar yang ada serta harus disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik.
4

Selanjutnya, masalah dalam menentukan langkah-langkah


pembelajaran yang baik dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik
juga menjadi masalah bagi praktikan. Selain itu, praktikan mengalami
masalah terkait penentuan jumlah pertemuan yang harus dilakukan
pada setiap bab pelajaran. Terakhir, praktikan juga mengalami masalah
dalam hal penentuan penilaian hasil pembelajaran yang harus
dilakukan.
2. Penyusunan RPP Kedua
Pada tahap penyusunan RPP kedua ini, praktikan hanya mengalami
sedikit masalah. Masalah yang dihadapi ialah terkait penentuan media
pembelajaran. Media diperlukan untuk membuat pembelajaran terasa
lebih menyenangkan bagi peserta didik. Namun demikian, dengan
terbatasnya ketersediaan media pembelajaran yang selaras dengan
materi ajar, membuat praktikan mengalami masalah dalam
menentukan media apa yang nantinya akan digunakan dalam
pembelajaran. Selain dari itu, pada tahap penyusunan RPP kedua ini
praktikan tidak mengalami banyak masalah.
3. Penyusunan RPP Ketiga dan Seterusnya
Tidak banyak masalah yang dihadapi praktikan pada tahap
penyusunan RPP ketiga dan seterusnya. Praktikan sudah memahami
tentang tata cara pembuatan RPP yang sesuai dengan ketentuan.
Berdasarkan pada pengalaman penyusunan RPP sebelumnya, serta
dengan rutin berkonsultasi dengan guru pamong, penyusunan RPP kali
ini terasa lebih mudah.

B. Proses Penampilan Mengajar


Penampilan mengajar merupakan tugas utama praktikan di sekolah. Kelas
tempat mengajar praktikan dipilih dan ditentukan sesuai kesepakatan dengan
guru pamong PPL. Adapun jadwal penampilan mengajar praktikan adalah
sebagai berikut:
5

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Praktikan PPL


Hari Jam Kegiatan Tempat
07.00 – 09.15 Mengajar XII IPS
Senin
09.15 – 10.00 Mengajar X IPS 2
07.00 – 07.45 Mengajar X IPS 1
Selasa
07.00 – 15.15 Piket KBM Ruang Piket
07.00 – 08.30 Mengajar X IPS 2
Rabu
08.30 – 10.00 Mengajar X IPS 1
Jum’at 07.00 – 11.00 Piket Perpustakaan Perpustakaa

Beberapa masalah yang dihadapi praktikan dalam proses penampilan


belajar antara lain adalah:
1. Kemampuan Membuka Pelajaran
Dalam kegiatan membuka pelajaran, praktikan megalami sedikit
masalah terkait bagaimana cara menarik perhatian siswa. Ketika
kegiatan belajar mengajar akan dimulai, beberapa siswa masih terlihat
sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Selain itu, sulitnya
memotivasi siswa terkait materi pelajaran yang akan diajarkan juga
menjadi masalah yang dihadapi praktikan pada saat pertama kali
mengajar.
2. Implementasi Langkah-langkah Pembelajaran (Skenario)
Pada tahap awal mengajar, praktikan sempat mengalami masalah
terkait metode yang harus diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Pembelajaran yang dilakukan seharusnya menuntut siswa untuk lebih
aktif (student oriented). Namun demikian, dengan kurangnya
pengalaman praktikan dalam mengajar serta berbagai faktor lainnya
menyebabkan kegiatan pembelajaran masih bersifat teacher oriented.
Hal tersebut menyebabkan proses pembelajaran yang mencerminkan
komunikasi berpusat pada siswa tidak begitu terlihat.
6

3. Evaluasi Pembelajaran
Masalah paling umum yang dihadapi praktikan pada kegiatan
evaluasi pembelajaran adalah tingkat kesesuaian evaluasi dengan
alokasi waktu yang direncanakan masih sangat rendah. Kadang-kadang
evaluasi pembelajaran tidak dapat terlaksana pada beberapa kali
pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar.

C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kurikuler


Kegiatan ektra kurikuler merupakan salah satu sarana untuk
pengembangan seluruh potensi yang dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini guru
pun harus ikut berperan serta di dalamnya, baik sebagai mentor maupun
partispan biasa.
Seperti sekolah pada umumnya, SMA Pasundan 3 memiliki beberapa
kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti oleh setiap siswanya. Beberapa kegiatan
ekstra kurikuler tersebut antara lain sebagai berikut:
1. OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)
2. Prmuka
3. Paskibra
4. PMR
5. Futsal dan Basket
6. PKS
7. Bintalis
8. Teater
9. Seni Tari
10. Vocal Grup
11. Seni Musik / Band
12. Karawitan
13. Pencak Silat
14. Mading
15. Japan Club
7

Selain mengajar, diharapkan praktikan juga mengikuti kegiatan ekstra


kurikuler seperti yang telah disebutkan. Namun demikian, terdapat beberapa
kendala yang menyebabkan kehadiran/partisipasi praktikan dalam kegiatan
ekstra kurikuler kurang dan terbatas, yaitu adanya keterbatasan waktu yang
dimiliki praktikan dimana praktikan lebih memfokuskan konsentrasinya dalam
mempersiapkan perangkat pembelajaran. Selain itu, kurangnya koordinasi dari
pihak praktikan dengan pembina ekstra kurikuler juga menjadi penyebab
lainnya.

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Lain


Tugas dan kewajiban praktikan sebagai mahasiswa PPL tidak hanya untuk
mengajar saja, lebih dari itu praktikan harus bisa berbaur dengan budaya dan
kehidupan yang sudah berjalan di sekolah tempat praktikan melaksanakan
PPL. Namun demikian, masalah utama yang dihadapi praktikan dalam
partisipasinya terhadap kehidupan sekolah adalah proses adaptasi, yang
selanjutnya berpengaruh terhadap lambatnya proses komunikasi dengan setiap
orang yang ada di lingkungan sekolah tersebut. Proses adaptasi memakan
waktu yang tidak sebentar, hal tersebut berakibat praktikan merasa canggung
ketika hendak berkomunikasi dengan guru yang lain. Selain dari hal tersebut,
tidak ada malah berarti lainnya yang dihadapi oleh praktikan.
Beberapa kegiatan di lingkungan sekolah yang dilakukan praktikan selain
mengajar adalah sebagai berikut:
1. Upacara Bendera
Upacara bendera ini dilakukan setiap hari senin dalam periode
waktu sekali dalam dua minggu. Kegiatan upacara bendera merupakan
kegiatan yang wajib diikuti oleh praktikan selain daripada mengajar.
Kegiatan upacara bendera ini juga diikuti oleh seluruh guru, karyawan
serta peserta didik yang ada di lingkungan sekolah.
8

2. Piket
a. Piket KBM
Piket KBM dilaksanakan untuk menunjang kegiatan
pendidikan di sekolah. Selama PPL, para praktikan diberi giliran
waktu piket KBM satu kali dalam seminggu.
b. Piket Perpustakaan
Piket perpustakaan dilaksanakan untuk membantu
pengoperasian perpustakaan yang ada supaya proses keluar masuk
orang ataupun buku dari perpustakaan dapat terkontrol dengan
baik. Sama halnya dengan piket KBM, para praktikan diberi giliran
waktu piket perpustakaan satu kali dalam seminggu.

Masalah yang umum dihadapi praktikan terkait dengan kegitan piket


adalah masalah pembagian waktu. Praktikan jarang melaksanakan piket
perpustakaan karena jadwal yang berbenturan dengan jadwal lain.

E. Proses Bimbingan
Proses bimbingan merupakan kegiatan yang harus rutin dilakukan oleh
praktikan. Bimbingan dilakukan meminimalisir kesalahan dalam setiap
keputusan serta kegiatan yang dilakukan oleh praktikan. Proses bimbingan
dilakukan dengan dosen pembimbing, guru pamong dan juga koordinator guru
pamong.
1. Proses Bimbingan dengan Guru Pamong PPL
Bimbingan yang dilakukan dengan guru pamong terkait dengan
hal-hal teknis di lapangan (sekolah). Hal-hal teknis tersebut antara lain
dalam hal penyusunan program tahunan, penyusunan program
semester, penyusunan RPP, penyusunan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) siswa, pembuatan soal ujian, serta hal-hal bersifat teknis
lainnya. Secara rinci, praktikan telah melakukan bimbingan dengan
guru pamong terkait hal-hal berikut:
9

Tabel 1.2 Proses Bimbingan dengan Guru Pamong PPL

Materi yang
No Masukan Guru Pamong PPL
Dibimbingkan
1 Kurikulum yang Kurikulum yang digunakan di sekolah ada
digunakan dua, KTSP untuk kelas sebelas (XI) dan dua
belas (XII) serta kurikulum 2013 unuk kelas
sepuluh (X). Namun demikian, dalam
pembelajaran geografi baik itu kelas X, XI
ataupun XII kita menggunakan kurikulum
2013.
2 Tata cara pembuatan Format RPP mengikuti format RPP pada
RPP kurikulum 2013 revisi terbaru (2016).
3 Model pembelajaran Model pembelajaran terserah praktikan, yang
jelas materi harus sangat dikuasai.
4 Media pembelajaran Media pembelajaran usahakan ada video dan
juga gambar/foto pembelajaran akan terasa
lebih menyenangkan. Dan jangan lupa, peta
harus selalu ada sebagai media pembelajaran
geografi.
5 Materi pembelajaran Cari buku geografi kurikulum 2013 terbaru
yang sudah direvisi. Selain itu, untuk materi
kita harus membaca dari berbagai sumber
supaya kita bisa menguasai materi dengan
baik.
6 RPP dan materi Harus terlebih dahulu dipersiapkan sebelum
pembelajaran dilaksanakan.
7 Media dalam RPP Usahakan ada alat peraga untuk beberapa
materi yang membutuhkan alat peraga.
Seperti ketika belajar tentang planet Bumi,
maka usahakan ada globe sebagai alat peraga.
10

Dalam proses bimbingan dengan guru pamong PPL, praktikan


tidak menemui masalah berarti. Hal tersebut terjadi karena guru
pamong PPL yang ada bersikap kooperatif dan memotivasi praktikan
untuk melaksanakan setiap kegiatan dengan baik.
2. Proses Bimbingan dengan Doses Pembimbing PPL
Masalah yang dihadapi dalam proses bimbingan dengan dosen
pembimbing hanya terletak pada penentuan waktu bimbingan saja.
Namun demikian, proses bimbingan dengan dosen pembimbing tetap
selalu terlaksana.
Hal-hal yang dibimbingkan dengan dosen pembimbing terkait
beberapa hal, diantaranya adalah bimbingan terkait proses penerimaan
praktikan PPL di sekolah, penentuan tanggal ujian, sampai pada
bimbingan terkait proses perpisahan dengan sekolah.
3. Proses Bimbingan dengan Koordinator Guru Pamong PPL
Sama halnya dengan guru pamong, proses bimbingan dengan
koordinator guru pamong juga tidak mengalami masalah. Koordinator
guru pamong selalu koperatif terkait hal-hal yang terjadi di sekolah.
Beberapa hal yang dibimbingkan antara lain adalah bimbingan
terkait proses penerimaan praktikan PPL di sekolah, penentuan tanggal
ujian, penyusunan laporan, sampai pada bimbingan terkait proses
perpisahan dengan sekolah.
11

BAB II
FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA MASALAH YANG DIALAMI

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Beberapa masalah yang muncul pada saat penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentu disebabkan oleh berbagai faktor.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan munculnya masalah dalam
penyusunan RPP antara lain sebagai berikut:
1. Penyusunan RPP Pertama
a. Kurang pahamnya praktikan terhadap RPP yang harus dibuat.
b. Praktikan belum mengetahui tata cara menentukan indikator
pencapaian kompetensi.
c. Kurang bisa membuat lagkah-langkah pembelajaran yang bisa
membuat pembelajaran menjadi interakti serta membangkitkan
minat siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
d. Tidak adanya jumlah pertemuan per-bab pelajaran pada silabus
membuat praktikan harus menentukan sendiri jumlah
pertemuan, sementara praktikan masih kebingungan terkait tata
cara penentuan jumlah pertemuan per-bab pelajaran tersebut.
e. Praktikan belum terlalu paham terkait tata cara penilaian hasil
pembelajaran.
2. Penyusunan RPP kedua
Penyebab dari masalah kurangnya media pembelajaran karena
sedikitnya media pemebelajaran yang tersedia selaras dengan
materi yang diajarkan.

B. Proses Penampilan Mengajar


1. Kemampuan Membuka Pelajaran
Salah satu penyebab dari masalah kurangnya praktikan bisa
menarik perhatian siswa dikarenakan praktikan masih canggung dan
masih dalam proses perkenalan dengan siswa yang ada. Kemampuan
12

beradaptasi praktikan di pertemuan awal mengajar juga masih kurang,


sehingga praktikan belum mampu untuk memotivasi siswa untuk
belajar secara aktif.
Selain itu, paradigma yang salah dari beberapa siswa juga menjadi
penyebab munculnya masalah. Beberapa siswa mempunyai pandangan
bahwa mahasiswa PPL tidak seperti guru lainnya, sehingga beberapa
siswa tersebut bisa bersikap seenaknya dalam pembelajaran.
2. Implementasi Langkah-langkah Pembelajaran (Skenario)
Kurangnya pengalaman praktikan dalam mengajar menjadi
penyebab utama mengapa masalah terkait implementasi lagkah-
langkah pembelajaran bisa terjadi.
3. Evaluasi Pembelajaran
Masalah yang dihadapi pada kegiatan evaluasi pembelajaran adalah
tingkat kesesuaian evaluasi dengan alokasi waktu yang direncanakan
masih sangat rendah. Kadang-kadang evaluasi pembelajaran tidak
dapat terlaksana pada beberapa kali pertemuan dalam kegiatan belajar
mengajar.
Penyebab utama terjadinya masalah tersebut karena kemampuan
praktikan yang kurang dalam mengelola waktu pembelajaran.
pengelolaan waktu yang tidak sesuai dengan apa yang telah
dirancanakan menyebabkan beberapa kegiatan tidak bisa terlaksana,
salah satu contohnya dalah kegiatan evaluasi. Akibat kurangnya
pengelolaan waktu, waktu pembelajaran hanya habis untuk membahas
materi saja sementara kegiatan evaluasi menjadi terabaikan.

C. Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler
Beberapa masalah yang muncul dalam kegiatan ekstra kurikuler
diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:
1. Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara praktikan dengan
pembina ekstra kurikuler sehingga tidak adanya komunikasi
diantara keduanya terkait kegiatan ekstra kurikuler.
13

2. Terbatasnya keterampilan praktikan dalam beberapa kegiatan


ekstra kurikuler.
3. Adanya keterbatasan waktu praktikan sehingga praktikan lebih
memprioritaskan diri dalam hal menyiapkan perangkat
pembelajaran dibandingkan dengan kegiatan ekstra kurikuler.

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Lain


Kurang mampunya praktikan beradaptasi secara cepat menjadi faktor
utama terhambatnya komunikasi dengan setiap orang di lingkungan
sekolah. Selain itu, ada rasa canggung dan perasaan tidak enak ketika
harus memulai komunikasi dengan setiap orang yang ada di lingkungan
sekolah tersebut menjadi faktor penyebab lainnya.
Masalah lain praktikan dalam partisipasi kehidupan sekolah adalah
jarangnya praktikan melaksanakan tugas piket perpustakaan. Hal tersebut
disebabkan karena faktor waktu. Waktu piket perpustakaan praktikan
berbenturan dengan jadwal lain, sehingga praktikan jarang melaksanakan
piket perpustakaan.

E. Proses Bimbingan
Proses bimbingan bisa dikatakan berjalan lancar baik itu dengan guru
pamong, dosen pembimbing maupun koordinator guru pamong. Namun
demikian, terkait masalah waktu bimbingan dengan dosen pembimbing
disebabkan oleh kesibukan dosen pembimbing itu sendiri. Tapi terlepas
dari itu, proses bimbingan tetap berjalan dengan lancar.
14

BAB III

UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Dari beberapa masalah serta penyebab yang muncul dalam seluruh
tahapan penyusunan RPP, diperlukan upaya penanggulangan supaya
masalah yang sama tidak akan terulang kembali dalam penyusunan RPP
selanjutnya.
Adapun upaya penanggulangan yang harus dilakukan terkait masalah
dalam penyusunan RPP adalah rutin berkonsultasi dengan orang yang
lebih paham tentang hal tersebut, dalam hal ini guru pamong PPL. Proses
konsultasi/bimbingan dengan guru pamong akan memberikan penjelasan
terkait hal apa saja yang harus diperbaiki oleh praktikan dalam hal
penyusunan RPP.
Selain berkonsultasi dengan guru pamong, upaya lainnya yang bisa
dilakukan oleh praktikan adalah mencari informasi sendiri dari berbagai
sumber terkait penyusunan RPP yang baik dan benar. Dengan begitu,
praktikan akan bisa meminimalisir setiap bentuk kesalahan yang telah
dilakukan pada penyususan RPP sebelumnya untuk pembuatan RPP yang
lebih baik pada tahap selanjutnya.

B. Proses Penampilan Mengajar


Masalah yang muncul pada proses penampilan mengajar adalah
kurangnya pengalaman praktikan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal
tersebut wajar terjadi karena kegiatan PPL ini justru akan menjadi
pengalaman pertama bagi praktikan. Dengan demikian, seiring dengan
waktu berlalu, maka kemampuan praktikan dalam proses penampilan
mengajarpun akan lebih baik. Upaya penanggulangan terkait masalah
proses penampilan mengajar adalah dengan mempersiapkan perangkat
pembelajaran secara matang sebelum kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan.
15

Terkait dengan masalah kurang bisanya praktikan mengelola waktu


untuk evaluasi pembelajaran, maka upaya penanggualangannya adalah
kembali pada penyusunan RPP sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Penyusunan RPP harus disesuaikan dengan kemampuan praktikan dalam
mengaplikasikannya. Sebagai contoh, waktu untuk penjelasan materi di
RPP dikurangi dari 60 menit menjadi 50 menit, sehingga akan ada waktu
yang leluasa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran lainnya.

C. Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler
Beberapa upaya yang hendak dilakukan terkait masalah dalam
pelaksanaan kegiatan ektra kurikuler adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi antara praktikan dengan
pembina ekstra kurikuler sehingga komunikasi diantara keduanya
terjalin dengan baik dan membuat praktikan bisa menyempatkan
hadir di kegiatan ekstra kurikuler.
2. Praktikan memilih salah satu kegiatan ekstra kurikuler sesuai
dengan keterampilan dan kemampuannya, dalam hal ini ekstra
kurikuler futsal.
3. Praktikan mencoba untuk menyeimbangkan waktu dan memvagi
prioritasnya antara kegiatan belajar mengajar dengan kegiatan
ekstra kurikuler.

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Lain


Terkait dengan proses adaptasi, praktikan semakin hari semakin bisa
beradaptasi. Praktikan mulai coba berbaur dengan setiap orang di
lingkungan sekolah. Salah satu upaya yang dilakukan untuk berbaur
adalah dengan mencoba membantu beberapa guru yang membutuhkan
bantuan. Sebagai contoh ikut memabantu proses pemasukan data guru dan
lainnya.
16

Berbeda dengan masalah piket perpustakaan, meskipun praktikan


berupaya membagi waktu sebijak mungkin tapi praktikan tetap jarang
untuk melaksanakan piket perpustakaan. Hal tersebut dikarenakan hal
yang menyebabkan perbenturan jadwal tersebut dirasa lebih penting
dibandng dengan piket perpustakaan tersebut. Namun demikian, praktikan
berusaha untuk tetap hadir, dan kalaupun tidak bisa hadir praktikan
berusaha meminta izin dengan sebaik mungkin.

E. Proses Bimbingan
Upaya penanggulangan yang dilakukan terkait sibuknya dosen
pembimbing adalah dengan terus berkomunikasi dengan dosen
pembimbing tersebut. Sesibuk apapun dosen pembimbing, ketika ada
waktu kosong beliau langsung menghubungi supaya proses bimbingan
tetap berjalan lancar.
Upaya lainnya yang dilakukan tidak datang dari praktikan, melainkan
dari dosen pembimbing sendiri. Ketika dosen pembimbing melakukan
kontrol ke sekolah, praktikan memanfaatkan waktu tersebut untuk
berkonsultasi terkait masalah-masalah yang dihadapi serta terkait hal-hal
lain yang berkaitan dengan kegiatan PPL ini.
17

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) Kependidikan yang
diselengarakan oleh UPI merupakan upaya yang dlakukan untuk
mempersiapkan serta menjadikan mahasisswa kependidikan UPI menjadi
tenaga kependidikan dan keguruan yang memiliki kemampuan akademik
dan profesional.
Selama kegiatan PPL berlangsung, praktikan mengalami beberapa
masalah baik itu masalah teknis maupun non-teknis. Namun demikian,
dengan adanya proses pembimbingan yang intens dan baik menjadikan
masalah-masalah yang ada tersebut mudah untuk diselesaikan.
Berdasarkan hasil pengalama observasi yang dilakukan selama
menjalankan kegiatan PPL, praktikan bisa menarik beberapa kesimpulan
penting, yaitu: pertama, kegiatan Program Pengalaman Lapangan ini telah
memberikan banyak manfaat bagi praktikan, terutama untuk bekal dimasa
yang akan datang. Kedua, adanya bimbingan dari para guru pamong dan
dosen pembimbing serta beberapa staf pengajar lainnya yang terkait
didalam lingkungan sekolah, dapat memberikan pengalaman dan pelajaran
yang berharga terkait kehidupan sekolah. Ketiga, kegiatan PPL ini dapat
terselenggara dengan lancar berkat kerjasama semua pihak.baik pihak
SMA Pasundan 3 Bandung maupun pihak UPT PPL UPI. Keempat,
setiap kesulitan yang dihadapi selama PPL dapat teratasi dengan baik
berkat bantuan dari Guru Pamong PPL yang senantiasa siap membantu
praktikan dengan penuh kesabaran. Kelima, melaksanakan kegiatan PPL di
SMA Paundan 3 Bandung merupakan suatu pengalaman yang sangat
berharga dan bermanfaat bagi praktikan.
18

B. Saran
1. Bagi Praktikan
a. Persiapkan seluruh kompetensi yang dimiliki sebelum
melaksanakan kegiatan PPL ini.
b. Kenali terlebih dahulu lingkungan serta budaya yang ada di
sekolah tujuan sebelum menentukan di sekilah mana praktkan akan
melaksanakan kegiatan PPL.
c. Konsultasikan segala macam permasalahan yang dihadapi selama
melaksanakan kegiatan PPL, baik masalah teknis maupun non-
teknis. Proses konsultasi yang dilakuakn bisa menjadi solusi
terhadap setiap masalah yang dihadapi oleh praktikan.
d. Praktikan harus mengikuti setiap arahan yang diberikan oleh
supervisor dan pihak sekolah, serta mematuhi tata tertib sekolah
yang telah berlaku.
e. Melakukan persiapan dengan mantap dan matang untuk
memberikan hasil yang terbaik saat pelaksanaan pembelajaran.
Baik itu materi, maupun hal lainnya yang menunjang proses belajar
mengajar.
2. Bagi Pihak Sekolah
Saran untuk pihak sekolah supaya memberikan pengarahan serta
mempertegas lagi tugas dan wewenang praktikan. Memonitoring dan
memberikan bimbingan dalam kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
oleh praktikan. Dengan adanya kegiatan PPL ini diharapkan hubungan
kerjasama yang baik antar dua lembaga pendidikan ini terus berlanjut,
terutama membantu praktikan dalam mengembangkan potensi diri
dalam kegiatan PPL di SMA Pasundan 3 Bandung.
19

3. Pihak Universitas (UPT PPL)


Untuk pihak Universitas supaya mensosialisasikan kegiatan PPL
secara luas dan tidak telalu mendadak. Senantiasa mengontrol para
praktikan di Sekolah, mengontrol guru pamong dan dosen pembimbing
PPL, serta peningkatkan kerjasama antara UPT PPL UPI dengan pihak
sekolah arus senantiasa dijaga agar terjalin hubungan yang baik dan
berkelanjutan.
20

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Akademik UPI. 2016. Panduan Program Pengalaman Lapangan


(PPL) bagi Mahasiswa UPI Calon Guru Bidang Studi. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia

PERMENDIKBUD. 2016. Standar Proses Pendidikan Dasar Menengah.


21

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai