Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I

MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN

PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan salah satu Perguruan


Tinggi Negeri di Indonesia yang mencipatakan tenaga-tenaga pendidik. Dalam
upaya menciptakan tenaga pendididk yang kompeten di bidangnya, UPI memiliki
suatu program yang dapat mengembangkan profesi kependidikan yaitu Program
Pengalaman Lapangan (PPL). PPL merupakan bagian dari proses pendidikan pada
jenjang S-1 kependidikan yang dimaksudkan untuk menyediakan pengalaman
belajar kepada mahasiswa dalam situasi nyata bekerja di lapangan. PPL
kependidikan berbentuk suatu mata kuliah dimana mata kuliah ini termasuk
kelompok mata kuliah profesi pada program studi kependidikan.

Peraturan perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan operasional yang


menjadi landasan dalam penyelenggaraan kegiatan Program Pengalaman lapagan
(PPL) di lingkungan UPI, yakni :

1. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional.
2. Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 2004 tentang penetapan Universitas
Pendidikan Indonesia sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN)
(Lembaga Negara Republik Indonesia tahun 2004 nomor 13).
4. PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
5. PP nomor 74 tahun 2008 tentang Guru.
6. Keputusan Presiden nomor 124 tahun 1999 tentang perubahan IKIP
Bandung menjadi Universitas Pendidikan Indonesia.
7. Ketetapan MWA UPI nomor 01/MWA UPI/2009 tentang pengesahan
Anggaran Rumah Tangga UPI.
8. Keputusan Senat Akademik UPI nomor 02/Senat Akd/UPI-SK/2009
tentang Pedoman dan Naskah Akademik Penyelenggaraan Pendidikan
Tenaga Kependidikan (PTPTK) pada Universitas Pendidikan Indonesia.

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


2

PPL dilaksanakan di sebuah lembaga pendidikan atau sekolah bertujuan agar


para mahasiswa mendapatkan pengalaman kependidikan secara faktual di
lapangan dan sebagai wahana untuk mempersiapkan tenaga pendidik dan
kependidikan yang profesional. Pengalaman yang dimaksud meliputi
pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam profesi sebagai pendidik, serta
mampu menerapkannya dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, baik
di sekolah maupun di luar sekolah dengan tanggung jawab penuh. Melalui PPL ini
mahasiswa UPI diharapkan mampu melakukan pengajaran di dunia nyata
pendidikan yaitu sekolah.

Pelaksanaan PPL semester genap dilaksanakan pada bulan Frbruari 2015


hingga Mei 2015. PPL yang dijalani oleh praktikan dilaksanakan di SMA
Laboratorium UPI yang beralamat di Jalan Sanjayaguru, Kampus UPI. Dalam
kegiatan PPL ini banyak sekali pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh
praktikan, baik dalam hal pedagogik maupun dalam hal lainnya. Praktikan
berperan aktif pula dalam kegiatan yang diadakan di sekolah, adapun kegiatan-
kegiatan tersebut antara lain :

1. Penyusunan administrasi pengajaran/administrasi guru


2. Proses penampilan pengajaran
3. Partisipasi dalam kegiatan sekolah
4. Proses bimbingan PPL
5. Bimbingan belajar/ekstrakurikuler

Selain mendapatkan pengalaman selama PPL berlangsung, tidak menutup


kemungkinan dalam pelaksanaanya timbul berbagai masalah yang dihadapi, baik
yang bersifat teknis maupun non teknis diantaranya :

a. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


b. Proses penampilan pengajaran
c. Bimbingan belajar/ekstrakurikuler
d. Partisipasi dalam kegiatan sekolah
e. Proses bimbingan PPL

Masalah-masalah yang dialami praktikan selama melaksanakan PPL secara


terperinci diuraikan sebagai berikut :

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


3

A. Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Kegiatan pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara


sistematis karena diawali dengan kegiatan menyusun rencana, melaksanakannya
dan mengadakan evaluasi. Kegiatan yang berlangsung di sekolah bersifat formal,
disengaja, direncanakan dengan bimbingan guruu dan pendidik lainnya. Oleh
karena itu perlu adanya perencanaan pengajaran yang merupakan suatu program
bagaimana mengajarkan segala sesuatu yang sudah dirumuskan dalam kurikulum.
Rencana kegiatan pembelajaran itu disebut dengan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran).

Dalam penyusunan RPP terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dan
menjadi faktor dalam menentukan hasil pembelajaran atau tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai. Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam RPP yang
mengacu pada Kurikulum 2013 adalah Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,
Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Ajar yang terdiri dari materi fakta,
konsep, prinsip, dan prosedural, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah
Pembelajaran, Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran serta Penilaian.

Pada prakteknya, selama menjadi praktikan di SMA Laboratorium UPI ini,


praktikan mengalami kesulitan dalam penyusunan RPP. Hal ini disebabkan karena
format RPP kurikulum 2013 yang menjadi contoh dari guru pamong sedikit
berbeda dari yang dipelajari praktikan selama dalam proses perkuliahan.

Adapun kesulitan-kesulitan yang praktikan alami selama penyusunan RPP


diantaranya :

1. Penyusunan RPP 1 :
a. Penggunaan metode pada penyampaian materi.
b. Penggunaan media yang cocok untuk mengganti spesimen asli.
c. Penyusunan evaluasi/penilaian beserta rubriknya.
d. Pengalokasian waktu sesuai dengan tahapan pembelajaran.
2. Penyusunan RPP 2 :
a. Penggunaan metode pada penyampaian materi.
b. Penyusunan evaluasi/penilaian beserta rubriknya.
3. Penyusunan RPP 3 :

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


4

a. Pengalokasian waktu, karena materi pada RPP ketiga cukup banyak


sehingga pembagian waktu harus lebih efektif dan efisien.
4. Penyusunan RPP 4 :
a. Menentukan metode pembelajaran yang tepat agar siswa lebih mendalami
materi.
b. Menentukan jenis evaluasi yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.
c. Menentukan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
5. Penyusunan RPP 5 :
a. Menentukan metode yang tepat untuk menyampaikan materi, agar materi
yang sulit dan banyak menjadi ringkas dan sederhana namun mudah
difahami oleh siswa.
b. Menentukan alokasi waktu yang tepat untuk materi yang tak sederhana
namun waktu pembelajaran terbatas.
6. Penyusunan RPP 6 :
a. Menentukan metode pembelajaran yang tepat agar siswa lebih
mendalami materi.
b. Menentukan jenis evaluasi yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.
7. Penyusunan RPP 7 :
a. Menentukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
b. Menentukan jenis evaluasi yang tepat sesuai dengan alokasi waktu yang
tersisa dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
8. Penyusunan RPP 8 :
a. Menentukan alokasi waktu yang tepat agar pembelajaran tersampaikan
dan evaluasi dapat dilaksanakan pada saat itu pula.

B. Proses Penampilan

Setelah penyusunan RPP hal terpenting yang harus dilakukan oleh praktikan
adalah penampilan di kelas (mengajar). Dalam penampilannya guru harus mampu
memotivasi peserta didik untuk aktif dalam KBM. Keterampilan ini harus dimiliki
oleh setiap guru agar semua tujuan pembelajaran yang telah disusun dalam satuan
rencana pelaksanaan pembelaaran dapat tercapai. Penampilan di kelas berhadapan
langsung dengan peserta didik merupakan hal baru bagi praktikan, banyak

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


5

kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh praktikan dalam melaksanakan proses


penampilan di kelas.

Adapun kesulitan-kesulitan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Penampilan 1
Pada penampilan pertama mengajar di kelas X IPA 1, praktikan merasa
kesulitan untuk mengendalikan siswa dikarenakan belum banyaknya
pengalaman dalam menjadi seorang pendididik. Saat praktikan menjelaskan
materi masih ada siswa yang berbincang-bincang dengan teman atau tidak
memperhatikan. Disini praktikan belum berani untuk menegur siswa yang
demikian.
2. Penampilan 2
Pada penampilan kedua, praktikan masuk ke kelas XI IPA 1, disini situasi
siswa mulai mudah dikendalikan. Mengingat kelas XI sudah memiliki sikap
kedewasaan, sehingga mudah untuk diajak bekerja sama dalam proses
pembelajaran. Namun sikap rasa ingin tahu mereka sangat tinggi, sehingga
praktikan merasa was-was tidak dapat menjawab satu persatu pertanyaan dari
mereka. Mengingat masih belum matangnya ilmu dasar Biologi yang dimiliki
oleh praktikan.
3. Penampilan 3
Pada penampilan selanjutnya kembali mengajar di kelas X IPA 3, masalah
yang sama masih terjadi yakni sulitnya mengendalikan perilaku siswa yang
tidak memperhatikan, makan di dalam kelas, berbincang dengan teman dan
mondar mandir ke luar dan ke dalam kelas dengan alasan ke kamar kecil.
4. Penampilan 4
Penampilan selanjutnya, praktikan sudah belajar dari penampilan-penmpilan
sebelumnya sehingga kini praktikan merasa percaya diri baik dalam
penyampaian materi, gestur tubuh, menjawab pertanyaan siswa, serta
mengendalikan siswa yang kurang memperhatikan di dalam kelas. Sehingga
permasalahan dalam penampilan pada pertemuan keempat dirasa sudah dapat
diatasi oleh paktikan.

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


6

5. Penampilan 5
Sama halnya dengan penampilan sebelumnya, pada penampilan kelima
praktikan sudah belajar dari penampilan-penmpilan sebelumnya sehingga kini
praktikan merasa percaya diri baik dalam penyampaian materi, gestur tubuh,
menjawab pertanyaan siswa, serta mengendalikan siswa yang kurang
memperhatikan di dalam kelas. Sehingga permasalahan dalam penampilan
pada pertemuan keempat dirasa sudah dapat diatasi oleh paktikan. Hanya saja
pengalokasian waktu kini menjadi masalah sebab materi yang harus
disampaikan banyak, sedangkan waktu pembelajaran terbatas.
6. Penampilan 6
Pada penampilan keenam, setiap permasalahan yang pernah dialami oleh
praktikan sudah dapat dilalui dengan baik, bahkan mengajar sudah menjadi
hal yang menyenangkan pada minggu ini. Namun tiba-tiba kelas XI menolak
untuk mengikuti presentasi kelompok dengan alasan alokasi waktu yang
mereka rasa tak cukup. Disini praktikan merasa kesulitan untuk membujuk
mereka. Hingga pada akhirnya presentasi diundur dan materi diubah dari
skenario yang sebelumnya dijadwalkan untuk sesi presentasi kelompok
menjadi ulasan materi untuk ujian tengah semester.
7. Penampilan 7
Pada pertemuan minggu ini, presentasi siswa mulai berjalan, namun praktikan
merasa kesulitan untuk menentukan alokasi waktu untuk tiap kelompoknya,
mengingat siswa sangat antusias dalam melakukan presentasi dan sesi tanya
jawab, sehingga efisiensi waktu menjadi terhambat. Pada akhirnya hanya satu
kelompok yang dapat tampil dalam satu kali pertemuan.
8. Penampilan 8
Pada penampilan kedelapan siswa mulai mampu diajak untuk bekerja sama
dalam efisiensi waktu pembelajaran, sehingga permasalahan-permasalahan
yang sempat dialami praktikan kini terselesaikan.

Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan peserta didik
merupakan syarat utama bagi keberlangsungannya proses belajar mengajar yang
baik. Interaksi dalam proses belajar tidak sekedar interaksi secara edukatif tetapi
juga hubungan kekerabatan yang terjadi anatar guru dan peserta didik. Penampilan

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


7

tidak terbatas pada penyampaian materi saja, namun hingga penyampaian nilai-
nilai dan pesan moral pada peserta didik.

C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kurikuler

Bimbingan belajar merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membimbing


atau membina peserta didik baik secara individu maupun secara keseluruhan
(kelompok). Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang bertujuan membantu
peserta didik untuk menyalurkan minat dan bakat sesuai dengan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliknya. Baik itu yang berhubungan langsung dengan
akademik maupun tidak. Selain itu juga merupakan bekal untuk mereka agar
dapat bersosialisasi dengan teman sekolahnya maupun bersosialisasi di
masyarakat.

Kegiatan yang praktikan ikuti selama melaksanakan kegiatan PPL di SMA


Laboratorium UPI adalah sebagai berikut :

1. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR


2. Piket Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
3. Piket Pelaksanaan Sholat Duha Bersama
4. Pelaksanaan Upacara Bendera

Setiap praktikan diwajibkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan piket


Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), Piket Pelaksanaan Sholat Duha
Bersama , Pelaksanaan upacara bendera, maupun ekstrakurikuler yang
diselenggarakan sesuai minat dan bakat yang dimiliki. Dalam pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler praktikan menemukan beberapa masalah dalam
pelaksanannya, diantaranya :

1. Praktikan mengalami kesulitan untuk menentukan waktu yang tepat


melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler KIR disebabkan banyaknya
tanggal merah dan libur pada hari yang dijadwalkan.
2. Praktikan kesulitan menghimbau siswi peserta KIR untuk melaksanakan
kegiatan KIR disebabkan perbedaan waktu pulang antara kelas XI dan
kelas X.

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


8

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah

Selain untuk memperoleh pengalaman mengajar, praktikan juga diharuskan


untuk mengikuti setiap kegiatan yang diadakan di lokasi PPL, karena pada
hakikatnya kegiatan PPL merupakan aktivitas belajar dan bekerja pada suatu
lingkungan sekolah/lembaga pendidikan dimana praktikan melaksanakan kegiatan
PPL. Selain memiliki kewajiban mengajar, praktikan juga dituntut untuk dapat
bersosialisasi dengan lingkungan sekolah, para praktikan sebagai calon tenaga
pendidik berperan serta aktif dalam berbagai kegiatan sekolah, seperti partisipasi
dalam pelaksanaan kegiatan piket Kegiatan Belajar Mengajar, pelaksanaan sholat
duha bersama, dan upacara bendera.

Adapun partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan piket Kegiatan Belajar


Mengajar, pelaksanaan sholat duha bersama dan upacara bendera praktikan tidak
menemukan kesulitan yang berarti, justru praktikan mendapatkan pengalaman
dalam hal bagaimana sistem demi sistem selain kegiatan belajar mengajar
disekolah dijalankan

E. Proses Bimbingan

1. Guru Pamong
Guru pamong memiliki peran yang sangat penting selama praktikan
melaksanakan kegiatan PPL di sekolah. Kegiatan bimbingan dilakukan secara
intensif oleh guru pamong baik secara formal maupun informal. Guru
pamong juga memberikan masukan pada praktikan mengenai proses
pembelajaran, baik pembelajaran yang telah dilakukan maupun yang akan
dilaksanakan selanjutnya.
Dalam proses bimbingan dengan guru pamong praktikan tidak
mengalami kesulitan yang berarti. Karena selama melaksanakan kegiatan PPL
ini guru pamong sangat intensif dalam membina praktikan baik dalam
penyusunan RPP maupun memberi banyak masukan ketika praktikan
melaksanakan proses mengajar didalam kelas.

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


9

2. Dosen Pembimbing PPL


Dosen pembimbing PPL adalah Dosen dari pihak UPI yang mendapat
tugas dari jurusan melalui fakultasnya yang memiliki tanggung jawab
terhadap mahasiswa praktikan selama melaksanakan PPL di sekolah masing-
masing. Dosen PPL juga merupakan pihak yang memberikan bimbingan dan
arahan kepada praktikan agar dapat melaksanakan kegiatan PPL dengan baik.
Dalam proses bimbingan dengan dosen pembimbing praktikan sedikit
menemukan kesulitan sebab tidak terdapat irisan jadwal kosong antara dosen
pembimbing dengan praktikan, sehingga bimbingan dengan dosen
pembimbing sedikit terhambat.

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


10

BAB II

FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIHADAPI

Untuk mendapatkan solusi dari berbagai masalah yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, terlebih dahulu diidentifkasi faktor-faktor penyebab dari
permasalahan yang muncul. Adapun faktor penyebab masalah yang dapat
diidentifikasi oleh praktikan berdasarkan permasalahan yang dialami selama
praktikan melaksanakan PPL di SMA Laboratorium UPI, adalah sebagai berikut :

A. Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), praktikan


mengalami beberapa masalah yang disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini :

1. Keterbatasan wawasan praktikan mengenai penerapan kurikulum 2013.


2. Praktikan belum mahir dalam menentukan metode pembelajaran yang
tepat sesuai dengan indikator pembelajaran yang hendak dicapai.
3. Praktikan belum mahir dalam menentukan media pembelajaran yang tepat
sesuai dengan indikator pembelajaran yang hendak dicapai.
4. Praktikan kesulitan menentukan jenis evaluasi yang tepat sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
5. Praktikan menemukan kesulitan untuk mengalokasikan waktu yang efektif
dan efisien untuk setiap RPP.

B. Proses Penampilan

Proses penampilan yang dialami oleh praktikan dari awal program PPL
hingga akhir, mengalami banyak permasalahan namun seiring berjalannya waktu
permasalahan-permasalahan tersebut dapat dihadapi dengan berbekal pengalaman
dari penampilan yang telah dilalui oleh praktikan sebelumnya. Adapun faktor
yang menyebabkan permasalahan-permasalahan dalam proses penampilan antara
lain :

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


11

1. Tidak adanya pengalaman praktikan dalam mengajar di dalam kelas,


sehingga praktikan merasa canggung saat pertama kali berhadapan dengan
siswa.
2. Kurangnya kesiapan mental praktikan dalam mengendalikan situasi kelas
dengan karakteristik siswa yang beragam.
3. Jenjang usia antara praktikan dengan siswa tidak terlampau jauh, sehingga
siswa cenderung memposisikan praktikan sebagai teman sebaya dan bukan
seorang guru.
4. Tidak sedikit anggapan peserta didik mengenai guru PPL yang
memandang sebelah mata dikarenakan hanya seorang guru praktikan, hal
ini membuat tindakan peserta didik saat proses pembelajaran menjadi
sewenang-wenang.
5. Praktikan masih merasa canggung/belum berani tegas untuk menegur
siswa yang terlampau tidak memperhatikan di dalam kelas.
6. Praktikan belum mahir mengalokasikan waktu pembelajaran sehingga
merasa dikejar waktu saat penyampaian materi pembelajaran berlangsung.

C. Bimbingan Belajar/Ekstrakurikuler

Faktor penyebab kesulitan yang terjadi selama mengikuti kegiatan KIR di


SMA Laboratorium UPI antara lain :

1. Tidak adanya silabus yang mengatur cakupan materi untuk kegiatan KIR
di SMA Laboratorium UPI.
2. Jadwal pelaksanaan KIR sering berbenturan dengan tanggal merah dan
hari libur sehingga kegiatan KIR jarang sekali dilaksanakan.
3. Kurangnya kerjasama serta koordinasi antara sesama praktikan yang
mengikuti kegiatan KIR.

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah

Selama berpartisipasi dalam kehidupn sekolah/tempat latihan, memang tidak


terdapat kesulitan yang berarti dalam menjalankannya, hanya saja interaksi
anatara praktikan dengan civitas akademika sekolah terbatas hanya dengan guru
pamong, petugas piket KBM, dan petugas piket BK. Interaksi dengan sesama

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


12

guru dirasa masih kurang. Hal ini dikarenakan praktikan masih merasa canggung
untuk berinteraksi dengan guru-guru dilingkungan sekolah tempat melaksanakan
PPL. Adapun untuk kegiatan upacara, piket KBM, serta pelaksanaan sholat duha
bersama secara keseluruhan berjalan dengan baik dan lancar serta dirasa tidak ada
hambatan yang berarti.

E. Proses Bimbingan

Selama melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA


Laboratorium UPI, praktikan melakukan bimbingan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan. Adapun faktor penyebab permasalahan yang dihadapi pada saat
proses bimbingan antara lain :

1. Proses bimbingan dengan guru pamong tidak menemukan kesulitan yang


berarti, karena proses bimbingan berjalan dengan baik.
2. Permasalahan yang dihadapi selama proses bimbingan dengan dosen
pembimbing disebabkan oleh sibuknya dosen pembimbing, sehingga
praktikan kesulitan menentukan irisan waktu yang sesuai untuk
melaksanakan bimbingan.

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


13

BAB III

UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH

Pada bab sebelumnya praktikan telah melakukan penelaahan dan


pengidentifikasian terhadap faktor-faktor penyebab terjadinya permasalahan yang
dihadapi selama praktikan melaksanakan PPL di SMA Laboratorium UPI.
Selanjutnya tinggal menentukan solusi untuk memecahkannya secara tepat.
Adapun solusi atau upaya pemecahan yang telah dilakukan oleh praktikan antara
lain :

A. Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh praktikan dalam


penyusunan RPP, maka upaya-upaya yang dilakukan oleh praktikan untuk
mengatasi beberapa masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Berkonsultasi dengan guru pamong (dosen luar biasa) mengenai
penyusunan RPP yang baik dan benar, silabus serta perangkat
pembelajaran biologi yang sesuai dengan kurikulum yang dianut oleh
sekolah SMA Laboratorium UPI.
2. Mencari berbagai referensi dari berbagai sumber mengenai kurikulum
2013, kemudian mempelajarinya.
3. Praktikan mempelajari kembali teori-teori mengnai penyusunan RPP yang
didapat selama perkuliahan.
4. Praktikan mencari sumber materi tambahan untuk pembelajaran di luar
sumber materi yang telah ada.
5. Praktikan mempelajari kembali metode-metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa.
6. Praktikan mempelajari kembali media pembelajaran yang tepat sesuai
dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa.
7. Jenis evaluasi yang digunakan direncanakan secara matang, dengan tujuan
agar tidak terlalu ringan atau justru tidak terlalu berat bagi siswa dan
pemahaman siswa meningkat seiring pengerjaan evaluasi tersebut.
8. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam RPP diperkirakan sesuai dengan
kerumitan materi yang hendak disampaikan pada siswa.

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


14

Demikian upaya-upaya yang dilakukan oleh praktikan dalam mengentaskan


permasalahan penyususnan RPP, alhamdulillah perangkat pembelajaran biologi
baik bagi kelas X maupun kelas XI dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang
telah disepakati dosen bersama praktikan.

B. Proses Penampilan

Berdasarkan identifikasi faktor penyebab dari permasalahan yang dialami


praktikan selama proses penampilan mengajar, kemudian praktikan mencoba
mencari solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut, adapun upaya yang
dilakukan antara lain :

1. Mempersiapkan penguasaan materi agar lebih mantap, untuk menjawab


pertanyaan-pertanyaan siswa yang terkadang di luar dugaan.
2. Melakukan pendekatan dan komunikasi yang baik terhadap peserta didik
baik secara personal maupun kelompok untuk membina hubungan yang
harmonis antara guru dan siswa guna terciptanya suasana yang kondusif
untuk melaksanakan kegiatan KBM.
3. Bersikap lebih tegas pada saat proses pembelajaran, namun tetap
membuat siswa merasa nyaman dengan sikap tegas praktikan.
4. Membangun komitmen dengan siswa bahwa tujuan dari proses
pembelajaran selain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirancang dalam RPP, juga merupakan suatu hubungan “simbiosis
mutualisme”, dimana siswa membutuhkan ilmu dari praktikan dan
praktikan membutuhkan kerjasama siswa guna menimba
ilmu/pengalaman mengenai bagaimana cara menjadi guru yang baik.
5. Menyampaikan materi dengan menggunakan bahasa lugas dan sederhana
yang mudah difahami oleh siswa.
6. Meminta masukan dari guru pamong mengenai bagaimana cara efektif
menghadapi siswa yang kurang memperhatikan saat proses pembelajaran
berlangsung.
7. Lebih memperhatikan cakupan materi yang hendak disampaikan dan
disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia.

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


15

8. Merencanakan pembelajaran di luar kelas dan metode praktikum agar


siswa tidak merasa bosan dengan pola pembelajaran yang monotone di
dalam kelas saja.

Demikian upaya-upaya yang dilakukan oleh praktikan dalam mengentaskan


permasalahan yang dihadapi selama proses penampilan di kelas, alahamdulillah
proses penampilan baik di kelas X maupun kelas XI secara berangsur dapat
terrealisasi dengan baik sesuai dengan RPP yang telah dicanangkan.

C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kurikuler

Upaya yang dilakukan oleh praktikan untuk mengatasi permasalahan dalam


bidang kegiatan KIR antara lain :

1. Melakukan konsultasi dan diskusi dengan pembina KIR SMA


Laboratorium UPI mengenai materi yang relevan untuk disampaikan pada
peserta KIR.
2. Melakukan diskusi dengan sesama guru PPL anggota KIR mengenai
cakupan materi, metode dan media yang sesuai yang hendak digunakan
dalam penyampaian materi KIR.
3. Penysunan materi dikemas semenarik mungkin agar peserta KIR tidak
merasa jenuh dengan materi yang disampaikan, sesekali pematerian
diselingi dengan tayangan video yang relevan dengan materi, bahkan tak
jarang kegiatan diselingi dengan membuat kerajinan tangan yang
bermanfaat bagi siswa, seperti membuat prakarya gantungan kunci dari
benang wall, membuat bros, ice cream dan lain sebagainya.
4. Kegiatan KIR diumumkan sesaat setelah jam pelajaran terakhir pada hari
Kamis selesai, tepatnya sebelum kegiatan KIR dimulai.

Demikian upaya-upaya yang dilakukan oleh praktikan untuk mengentaskan


permasalahan yang dihadapi dalam mengikuti kegiatan KIR di SMA
Laboratorium UPI, namun kegiatan KIR masih kurang berjalan dengan baik.

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


16

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah

Selama berpartisipasi dalam kehidupn sekolah/tempat latihan, memang tidak


terdapat kesulitan yang berarti dalam menjalankannya, hanya saja interaksi
anatara praktikan dengan civitas akademika sekolah terbatas hanya dengan guru
pamong dan petugas piket KBM. Interaksi dengan sesama guru dirasa masih
kurang. Adapun upaya praktikan untuk menanggulangi permasalahan tersebut
antara lain :

1. Mencoba lebih bersosialisasi dengan civitas akademika sekolah melalui


sikap tegur sapa setiap harinya, bertanya jika ada hal yang dirasa kurang
dimengerti dari sistem yang berlaku di sekolah, serta berbincang sejenak
di saat ada waktu luang dengan para guru di SMA Laboratorium UPI,
tujuannya untuk membina hubungan yang harmonis dengan civitas
akademika sekolah.
2. Sesekali bertanya/sharing mengenai bagaimana trik mengajar yang baik
agar dipatuhi oleh siswa di dalam kelas.

Adapun untuk kegiatan upacara, piket KBM, dan solat duha bersama secara
keseluruhan berjalan dengan baik dan lancar serta dirasa tidak ada hambatan yang
berarti.

E. Proses Bimbingan

Selama melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA


Laboratorium UPI, praktikan melakukan bimbingan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan. Adapun upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi pada saat proses bimbingan antara lain :

1. Bimbingan dengan guru pamong disesuaikan dengan jadwal kosong guru


pamong (bersifat flexible) sesuai dengan waktu yang tersedia.
2. Proses bimbingan dengan dosem pembimbing lapangan disesuaikan
dengan jadwal kosong dosen pembimbing (bersifat flexible) sesuai dengan
waktu yang tersedia.

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


17

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumya, maka


praktikan dapat menarik beberapa kesimpulan mengenai kegiatan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) yang telah dilakukan, antara lain :

1. Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan sebuah program yang


menyediakan pengalaman belajar kepada mahasiswa dalam situasi nyata
bekerja di lapangan. Program ini sangat membantu mahasiswa dalam
menanamkan kesadaran akan profesi keguruan yang hendak dijalani oleh
praktikan di masa yang akan datang, baik berupa pengalaman secara
teoretis maupun praktis dalam dunia kependidikan sebagai persiapan untuk
menjadi tenaga pengajar yang profesional.
2. Program Pengalaman Lapangan (PPL) bertujuan agar para mahasiswa
mendapatkan pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan dan
sebagai wahana untuk mempersiapkan tenaga pendidik dan kependidikan
yang profesional. Adapun pengalaman yang dimaksud meliputi
pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam berprofesi sebagai pendidik,
serta mampu menerapkannya dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah dengan
tanggung jawab penuh.
3. Menjadi tenaga pendidik/guru ternyata tidak semudah yang dibayangkan,
karena mengajar memerlukan perencanaan, penguasaan materi serta
pengalaman yang matang dalam menghadapi beragai karakter kelas
dengan karakter siswa yang heterogen, yang tentunya memerlukan trik
yang berbeda untuk mengajar pada kelas yang satu dengan kelas yang
lainnya.
4. Adapun permasalahan-permasalaha yang dihadapi selama proses kegiatan
Program Pengalaman Lapangan (PPL), alhamdulillah dapat terselesaikan
dengan belajar dan terus belajar dari penampilan sebelum-sebelumnya
serta senantiasa melakukan konsultasi dengan pera pembimbing yang
bersangkutan.

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


18

B. Saran

Setelah melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) dengan segala liku


permasalahan dan suka duka-nya, praktikan dapat memberikan saran-saran untuk
berbagai pihak terkait, antara ain :

1. Saran untuk Pihak P2JK UPI Bandung


a. komunikasi antara pihak P2JK dengan sekolah hendaknya lebih
intensif lagi, jangan sampai ada mata pelajaran yang hanya ada satu
mahasiswa PPL yang diutus dari kampus (pemerataan kuota per-
jurusannya harus relevan dengan kebutuhan sekolah).

2. Saran untuk Guru Pamong (Dosen Luar Biasa)


a. Tidak ada saran dari praktikan, Good Job untuk guru pamong, saya
sampaikan ucapan terimakasih atas bimbingan, masukan serta
sarannya selama ini, beliau selalu menyempatkan waktu untuk
berkonsultasi di tengah kesibukan beliau selaku wakasek kurikulum.

3. Saran untuk Dosen Pembimbing


a. Tidak ada saran dari praktikan, Good Job pula untuk dosen
pembimbing, saya sampaikan ucapan terimakasih atas bimbingan,
masukan serta sarannya selama ini, beliau selalu menyempatkan waktu
untuk berkonsultasi di tengah kesibukan beliau selaku dosen di jurusan
pendidikan biologi, dan selalu menyempatkan hadir ke lokasi PPL
untuk melaksanakan bimbingan dengan mahasiswa-mahasiswa PPL
bimbingannya.

4. Saran untuk Praktikan


a. Hendaknya tidak melupakan setiap ilmu dan pengalaman baik secara
teoretis maupun praktis yang diperoleh selama kegiatan Program
Pengalaman Lapangan (PPL), karena ilmu tersebut sangatlah berharga
sebagai bekal menghadapi dunia kerja nyata di masa yang akan datang.
b. Tingkatkan sikap tenggung jawab dalam menjalani profesi sebagai
seorang tenaga pengajar, karena tanggung jawab tak hanya untuk di
dunia, namun pula akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


19

5. Saran untuk SMA Laboratorium UPI


a. Mempertahankan setiap reputasi baik yang telah dimiliki oleh pihak
sekolah termasuk dalam bidang kerjasama dengan UPI dalam
pelaksanaan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL).
b. Meningkatkan kedisiplinan yang tinggi pada seluruh civitas akademika
sekolah, tidak hanya terhadap peserta didik.
c. Tetap pertahankan bahkan tingkatkan prestasi sekolah dalam berbagai
bidang, agar sekolah SMA Laboratorium UPI senantiasa tetap menjadi
sekolah teladan di kawasan bandung dan sekitarnya.

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)


20

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Akademk Universitas Pendidikan Indonesia. (2015). Panduan


Program Pengalaman Lapangan (PPL) Kependidikan dan Tenaga
Pendidik. Bandung : UPI

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2010). Pengelolaan Pendidikan.


Bandung : Jurusan Administrasi Pendidikan

Laporan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)

Anda mungkin juga menyukai