Anda di halaman 1dari 40

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Kegiatan PPL bagi mahasiswa Program Studi S1 PGSD merupakan latihan
mengaplikasikan pembelajaran yang inovatif yang sesuai dengan kaidah keilmuan
yang dilaksanakan di SD Pelaksanaan PPL untuk program S1 PGSD tahun 2010
dilaksanakan pada semester genap 2009/ 2010. Dalam pelaksanaan PPL di SD maka
siswa tergabung dalam kelompok- kelompok yang terdiri dari 7-8 orang.
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang
mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam melaksanakan praktik kependidikan
dan non kependidikan agar mahasiswa siap menjadi tenaga profesional dalam bidang
keahliannya (UPT PPL, 2010:3).
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan secara terprogram,
terpadu, dan terbimbing melalui kegiatan magang di Sekolah Dasar (SD). PPL
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memantapkan kompetensi
pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial dalam memperbaiki atau
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, khususnya pembelajaran di kelas. Proses
pemerolehan kompetensi tersebut melalui banyak interaksi bermakna, yaitu interaksi
antar mahasiswa, mahasiswa dan siswa, mahasiswa dan guru pamong, mahasiswa dan
dosen pembimbing, mahasiswa dan tenaga pendidik sekolah, mahasiswa dan sumber
belajar. Oleh karena itu, pelaksanaan PPL harus memberikan kesempatan agar terjadi
interaksi- interaksi tersebut sehingga menumbuhkembangkan kompetensi yang perlu
dimiliki oleh seorang guru.
Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) meliputi kegiatan observasi
lapangan dengan tujuan agar mahasiswa memahami situasi dan kondisi sekolah,
pengelolaan sekolah, pelaksanaan tugas guru, mengidentifikasi permasalahan
pembelajaran dan tugas kependidikan lainnya. Kegiatan selanjutnya yaitu latihan
terbimbing yang mencakup menganalisis permasalahan pembelajaran, merancang
suatu pembelajaran yang inovatif yang didasarkan pada permasalahan pembelajaran
1
2

untuk memecahkan masalah pembelajaran menerapkan pemecahan permasalahan


kemudian melaksanakan pembelajaran yang inovatif dan mengevaluasi pemecahan
masalah yang ditetapkan.
Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah mengembangkan
kompetensi dalam melaksanakan fungsi dan peranan guru Sekolah Dasar (SD)
dengan melibatkan mahasiswa untuk ikut serta memecahkan masalah di SD dalam
membelajarkan siswa, maupun melaksanakan tugas kependidikan selain mengajar
melalui kegiatan magang secara terbimbing dan terpadu yang dilaksanakan di kampus
dan di sekolah yang dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan dan profesional.
Terkait dengan pembelajaran inovatif, mahasiswa menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi rencana pemecahan permasalahan yang
telah ditetapkan. Rencana diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan untuk
pemecahan masalah yang dihadapi seperti kompetensi dasar, cara membelajarkan
siswa, media pembelajaran siswa, menyiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar.
Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan menjadi bagian utama yang harus
dipertimbangkan dalam penyusunan RPP maupun pemecahan masalah di Sekolah
Dasar.
Dalam pelaksanaan praktik, setiap anggota kelompok terbagi dalam mata
pelajaran dan kelas yang berbeda. Diharapkan tiap praktik membuat model
pembelajaran untuk diujicobakan di tempat praktik. Pada kegiatan praktik, praktikan
mendapat bagian mata pelajaran IPA kelas IV.
Pembelajaran di SDN Purwantoro 08 yang merupakan tempat PPL telah
teridentifikasi oleh praktikan memiliki beberapa masalah pembelajaran. Dalam PPL
di SDN Purwantoro 08 ini, praktikan mendapatkan tugas dari kelompok untuk
mengidentifikasi masalah pembelajaran IPA. Masalah yang teridentifikasi dalam
kaitannya dengan pembelajaran IPA yakni penggunaan (1) media yang kurang
maksimal (2) Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Masalah penggunaan media pembelajaran oleh guru ditemukan praktikan saat
praktikan melakukan observasi terhadap pembelajaran guru. Guru lebih banyak
3

menggunakan metode tanya jawab dalam pembelajarannya dan alat peraga tidak
digunakan secara optimal.
Masalah selanjutnya siswa sebagian kurang aktif dan kurang menguasai materi
karena guru kurang dalam memiliki / memadukan metode pembelajaran dan media
yang tepat dalam pembelajarannya.
Guru sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran hendaknya memiliki
kemampuan dan keterampilan untuk memberdayakan berbagai model dan metode
pembelajaran, serta media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Hal ini
merupakan langkah awal demi tercapainya suasana belajar mengajar sehingga tujuan
pembelajaran tercapai secara optimal.
Penggunaan alat bantu atau media pembelajaran tidak hanya terbatas pada
sejumlah mata pelajaran tertentu. Semua mata pelajaran dalam proses pembelajaran
memerlukan media, termasuk pada mata pelajaran IPA. Peran media pembelajaran
dalam dunia pendidikan sangat penting sehingga seorang guru harus mampu
menggunakan media pembelajaran, baik yang disediakan oleh sekolah maupun
kemampuan tentang media pembelajaran saja, tetapi juga harus memiliki
keterampilan dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran tersebut.
Kedudukan media dalam proses pembelajaran adalah sebagai bagian integral
dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dalam suatu kegiatan
belajar mengajar tersebut bisa berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
Dengan adanya media dalam sistem pembelajaran sangat membantu peserta didik
dalam memahami apa yang telah dipelajari. Oleh sebab itu, guru dalam memilih dan
menggunakan media harus benar-benar tepat agar tujuan yang diinginkan dapat
tercapai. Dengan demikian, pemanfaatan dan penggunaan media menunjang
efektifitas, efisiensi dan daya tarik dalam pembelajaran.
Upaya mengoptimalkan tujuan pembelajaran penekanannya terletak pada
penggunaan media pembelajaran yang relevan, jika ada relevansi antara materi,
metode, model dan media pembelajaran, maka hasil belajar IPA akan berlangsung
dengan optimal. Dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD), tidak cukup hanya
dipelajari teorinya saja, tetapi harus diperhatikan secara langsung baik dengan
4

menggunakan benda aslinya maupun contoh media yang mirip dengan benda yang
sesungguhnya. Sehingga dengan demikian peserta didik dapat melihat secara
langsung, agar peserts didik tidak hanya membayangkan saja tetapi juga dapat
mempraktikkan dan mempelajari cara kerjanya. Maka dari itu proses belajar mengajar
akan menjadi lebih hidup dan interaksi dalam pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil jika si belajar secara aktif mengalami
sendiri proses belajar. Peran yang seharusnya dilakukan oleh seorang guru adalah
dengan mengusahakan agar setiap peserts didik dapat berinteraksi secara aktif dengan
berbagai sumber belajar yang ada.
Berdasarkan hasil refleksi antara peneliti dan Mitra Kerja sekaligus sebagai
kolaborator dengan melalui wawancara dan observasi mengenai permasalahan yang
ada di kelas IV, teridentifikasi permasalahan yang diduga penyebab masalah tersebut,
yaitu penggunaan strategi guru dalam pembelajaran yang digunakan masih
konvensional, dominasi guru dalam kelas masih dominan (teacher centered strategy),
metode yang kurang bervariasi dan pemanfaatan (penggunaan) media pembelajaran
yang masih jarang digunakan.
Sesuai dengan tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah agar peserta didik
memahami konsep-konsep IPA dan saling berkaitannya serta mampu menggunakan
metode ilmah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dengan lebih
menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta alam semesta. Berdasarkan tujuan
tersebut agar peserta didik mampu memahami konsep-konsep IPA dan dapat
menanamkan konsep pada peserta didik dalam belajar, maka penggunaan media
pembelajaran yang sesuai, tepat, serta dapat dipadukan dengan metode dan model
pembelajaran yang inovatif. Hal ini merupakan langkah yang baik dalam
menyampaikan materi pembelajaran IPA. materi pada mata pelajaran IPA.
Dari masalah- masalah diatas, praktikan memilih masalah model pembelajaran
Kooperatif Learning dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan proses belajar IPA
siswa kelas IV dipilihnya masalah tersebut karena penggunakan metode dan
pendekatan yang kurang variatif akan mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak
tercapai, dan sebagian siswa kurang aktif. Kurang maksimnalnya penggunaan media
5

bisa mengakibatkan siswa mengalami verbalisme atau siswa kurang menguasai


materi.
Masalah penggunaan metode dan pendekatan yang kurang variatif dalam
pembelajaran tersebut akan dipecahkan melalui pembelajaran dengan penerapan
pendekatan Kooperatif Learning untuk meningkatkan aktivitas dan proses belajar
IPA siswa kelas IV di SDN Purwantoro 08.
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikah latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan pembelajaran menggunakan Kooperatif Learning
IPA kelas IV, semester I SDN Purwantoro 08 ?
2. Bagaimanakah keaktifan belajar peserta didik pada pembelajaran IPA setelah
model Kooperatif Learning diterapakan pada Struktur akar dan fungsinya
kelas IV, semester I SDN Purwantoro 08?
3. Apakah dengan penggunaan model kooperatif learning dapat meningkatkan
hasil belajar kelas IV semester I SDN Purwantoro 8?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan umum dilakukannya penulisan laporan pelaksanaan Praktik
Pengalaman lapangan (PPL) Non Teaching adalah agar mahasiswa mampu untuk:
1. Mengidentifikasi masalah pembelajaran pendidikan di Sekolah Dasar
2. Bersama guru pamong dan dosen pembimbing merancang pemecahan masalah
pembelajaran
3. Melaksanakan dan mengevalusai pemecahan masalah yang ditetapkan
4. Mendeskripsikan proses pembelajaran IPA menggunakan Kooperatif learning
kelas IV, semester I SDN Purwantoro 08 .
5. Mendiskripsikan keaktifan belajar peserta didik pada pembelajaran IPA setelah
penggunaan Kooperative Learning Struktur akar dan fungsinya kelas IV,
semester I SDN Purwantoro 08?
6

6. Mendeskripsikan hasil belajar dari penggunaan model pembelajaran kooperatif


learning
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Guru atau Wali Kelas
1. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Memotivasi guru untuk memanfaatkan media sebagai alat bantu
pembelajaran.
3. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengembangan
pembelajaran di SD khususnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam upaya mengembangkan
profesionalisme guru.
5. Meningkatkan dan mengembangkan pelaksanaan pembelajaran serta
mengetahui kemampuan siswanya terutama pada materi menulis cerita.
b. Bagi Sekolah
1. Sebagai bahan informasi bagi pihak, lembaga atau instansi yang ingin
mengkaji lebih jauh penerapan media ini serta dapat menambah koleksi
perbendaharaan kepustakaan.
2. Sebagai pelengkap sumber kajian dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan dalam suatu lembaga pendidikan dasar.
7

BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
(PPL II Non Teaching)
A. Pelaksanaan Praktik Lapangan
1. Lokasi Pelaksanaan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Non Teaching dilaksanakan di SDN
Purwantoro 08 Kota Malang yang terletak di jalan Nikel No .2 Kecamatan Blimbing
Kota Malang.
2. Sasaran Pelaksanaan
Sasaran pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan adalah peningkatan
Aktivitas belajar kelas IV SDN Purwantoro 08 Kota Malang dengan jumlah siswa
adalah 47 siswa melalui pembelajaran Kooperatif Learning pada pada pelajaran IPA.
3. Jadwal Rencana Pelaksanaan PPL II Non Teaching
Tanggal 30 Agustus - 4 September 2010
Melakukan observasi lingkungan di SDN Purwantoro 08 Kecamatan Blimbing
Kota Malang.
Tanggal 20 September – 25 September 2010
Atas ijin dari Kepala Sekolah SDN Purwantoro 08 Kecamatan
Blimbing Kota Malang Bapak Drs. Pudji Mimarso, observasi proses
pembelajaran dilakukan. Dari kelas I sampai kelas 6
Tanggal 27 Sepetember - 02 Oktober 2010
Merumuskan permasalahan-permasalahan pembelajaran mulai dari
kelas I sampai dengan kelas VI terkait dengan hal-hal yang ditemukan pada
waktu melaksanakan observasi.
Tanggal 04 Oktober - 09 Oktober 2010
Membuat perangkat pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), media pembelajaran dan mengkonsultasikannya kepada
guru pamong.

7
8

Tanggal 11 - 23Oktober 2010


Melakukan ujicoba perangkat pembelajaran yang akan digunakan
dalam pelaksanaan pemecahan masalah. Tetapi karena di SDN Purwantoro 8
Malang Ulangan Tengah Semester I tahun pelajaran 2010/2011 pada tanggal 18-
22 Oktober 2010 maka ujicoba perangkat pembelajaran ditunda sementara.
Tanggal 25 - 30 Oktober 2010
Melaksanakan pemecahan masalah yang direncanakan berlangsung
dalam dua siklus. Siklus I (pada tanggal 19 Oktober 2010) dan siklus II (pada
tanggal 28 Oktober 2010).
4. Pelaksanaan Rencan a Pelaksanaan PPL
a. Observasi Lingkungan Sekolah
Pada tanggal 30 Agustus s.d 4 September 2010 praktikan melakukan
observasi lingkungan di SDN Purwantoro 8 Malang. Dari hasil kegiatan observasi
dapat diketahui diantaranya SDN Purwantoro 8 Malang merupakan satu dari SD di
wilayah Blimbing yang terletak di dalam komplek perumahan dengan mayoritas
siswa dari kalangan menengah ke atas dengan berbagai karakteristiknya yang unik.
SDN Purwantoro 8 Malang dibangun pada akhir tahun 1983, dipergunakan pada Juli
1984. Gedung berlantai dua berdiri diatas tanah seluas 1814 m2 dengan luas
bangunan 918 m2 dan luas halaman 900m2. Pada awalnya sekolah ini bernama SDN
Purwantoro XIV No. 43 berkedudukan di Jalan Nikel 2 RT:01 RW:24 Kelurahan
Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang. Berdasarkan Surat Keputusan
WaliKota Malang Nomor:179 Tahun 2006,tanggal 12 merupakan imbas dari
Penggabungan (Regrouping), maka sekolah ini bernama SDN Purwantoro VIII Jalan
Nikel 2 Telp (0341) 474677 Malang.
Jumlah tenaga pendidik dan non pendidik yaitu 16 orang dengan dipimpin
oleh seorang Kepala Sekolah. Mereka bekerja mengabdi pada dunia pendidikan
berdasarkan visi dan misi sekolah . Visi SDN Purwantoro 8 Malang, yaitu
“Terwujudnya Sekolah unggulan berwawasan lingkungan yang dilandasi IMTAQ dan
IPTEK”, serta misi sekolah yaitu” Terwujudnya anak didik yang cerdas, terampil,
berakhlak mulia, berlaku sopan dibekali ilmu pengetahuan dan teknologi serta iman
9

dan takwa”. Tujuan dari SDN Purwantoro 8 Malang adalah “Menyiapkan peserta
didik agar mampu menghadapi tantangan di masa mendatang” dengan strategi: (1)
Melaksanakan KBM yang dilandasi MBS & KBK dengan tertib, (2) Mengoptimalkan
Intra dan Ekstrakurikuler, (3) Melengkapi kebutuhan sarana prasarana, (4)
Menyiapkan tenaga yang profesional, (5) Menciptakan suasana yang saling asah, asih
dan asuh, dan (6) Menciptakan suasana lingkungan yang aman, indah dan tertib.
SDN Purwantoro 8 Malang memiliki berbagai sarana dan prasarana bagi
terlaksananya proses pembelajaran. Adapun sarana dan prasarana tersebut antara lain.
1. 6 ruang Kelas pembelajaran kelas I-VI
2. 1 ruang Kepala Sekolah
3. 1 ruang guru
4. 1 ruang Laboratorium Komputer
5. 1 ruang perpustakaan
6. 1 ruang UKS
7. 1 ruang Kantin/KopSis
8. 6 ruang kamar kecil siswa
9. 1 ruang dapur
10. 1 tempat parkir sepeda
11. 1 gudang
12. 1 mushola
13. 3 rumah dinas guru
14. 1 rumah dinas KS
15. 1 rumah dinas penjaga/ pesuruh sekolah
16. Lapangan Olahraga
b. Observasi Proses Pembelajaran
Kegiatan observasi dilanjutkan dengan pencarian permasalahan pembelajaran
di dalam kelas pada tanggal 20 – 25 September, dan merumuskan masalah
pembelajaran yang ada pada tanggal 20 September – 02 Oktober. Permasalahan
pembelajaran yaitu pada kegiatan pembelajaran di kelas IV. Permasalahan berupa
10

kompetensi yang mesti dimiliki siswa, materi ajar, kondisi siswa, cara pembelajaran,
media pembelajaran dan pengelolaan administrasi kelas.
Berikut deskripsi proses kegiatan pembelajaran pada kelas IV:
a. Kegiatan awal
Pertemuan pertama diawali dengan perkenalan praktikan, guru, dan siswa.
Kemudian praktikan mengikuti pembelajaran sebagai observer untuk mengetahui
masalah yang mungkin muncul dalam kegiatan pembelajaran.
Observer duduk dikursi belakang dan mengamati kegiatan pembelajaran.
Kegiatan awal pembelajaran dilakukan dengan doa bersama, dan presensi.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan selanjutnya, siswa membuka buku Lembar Kegiatan Siswa mata
pelajaran IPA. Materi yang dipelajari yaitu Bagian-bagian . Guru menerangkan
materi bagian-bagian tumbuhab sesuai dengan teks materi yang ada di LKS dan
siswa lebih banyak diam mendengarkan ceramah guru. Beberapa siswa dibelakang
asyik dengan mainan kartu gambar yang dimilikinya, dan beberapa siswa lain tampak
tidak memahami, ramai dan melamun.
Ketika menerangkan guru tidak menggunakan media, hanya menggunakan
materi yang ada di buku paket dan LKS. Sehingga siswa hanya melihat bentuk akar
melalui gambar pada buku. Saat kegiatan menggolongkan tumbuhan ke depan kelas
dan menuliskannya di papan tulis, siswa lebih banyak bertanya tentang maksud
pertanyaan dan kebingungan dalam mengerjakan tugas.
c. Kegiatan akhir
Kegiatan selanjutnya siswa diminta mengerjakan soal evaluasi. Di saat
mengerjakan soal, beberapa siswa maju ke bangku guru untuk menanyakan jawaban
soal kepada guru. Setelah selesai siswa mengumpulkan hasilnya di depan kelas untuk
di koreksi guru, pembelajaran diakhiri kemudian siswa keluar kelas untuk
beristirahat.
11

c. Perumusan masalah, Penyusunan RPP, Implementasi RPP, Refleksi dan


Evaluasi
Terkait dengan pembelajaran inovatif, mahasiswa menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi rencana pemecahan masalah yang telah
ditetapkan pada tanggal 11-16 Oktober 2010. Penyusunan RPP diawali dengan
kegiatan menganalisis kebutuhan untuk pemecahan masalah yang dihadapi seperti
kompetensi dasar, cara membelajarkan siswa, menyiasati kekurangan fasilitas dan
sarana belajar.
Selanjutnya dikonsultasi perangkat pembelajaran (RPP dan media) yang
merupakan bentuk latihan terbimbing bagi mahasiswa dengan bimbingan secara
intensif oleh guru pamong, dan dosen pembimbing.
Tahap pelaksanaan pada tanggal 19 Oktober 2010 dilakukan dengan satu
kegiatan yaitu praktik implementasi RPP dan kegiatan observasi yang dilakukan
apakah perangkat tersebut dapat menarik minat siswa atau tidak, sesuai atau tidak,
sehingga dalam pelaksanaan tidak menemui kendala. Kemudian mengkonsultasikan
hasil dari ujicoba setelah itu melakukan evaluasi, memperbaiki perangkat
pembelajaran dan mengkonsultasikan dengan guru pamong dan menguji coba
perangkat sampai tepat dijadikan solusi dalam pelaksanaan pemecahan masalah.
Tahap refleksi pada tanggal 21 Oktober 2009 dilakukan setelah praktik
pelaksanaan pembelajaran dan pengamatan. Tahapan ini merupakan refleksi dari
proses pembelajaran yang baru saja dilaksanakan berdasarkan analisis hasil
pengamatan dari guru pamong. Dari kegiatan refleksi diperoleh kesimpulan tentang
apa saja yang harus diperbaiki dalam proses pembelajaran dan khususnya untuk revisi
RPP yang kemudian disebut sebagai rangkaian dari kegiatan pembelajaran siklus I. .
Sedangkan pada tanggal 28 Oktober 2010 melaksanakan pemecahan masalah dengan
siklus II.
d. Identifikasi Masalah Pembelajaran
Dari pengamatan praktikan setelah melakukan kegiatan observasi, terdapat
masalah pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran di kelas III. Masalah- masalah
tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:
12

• Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru


• Kegiatan pembelajaran masih monoton
• Guru kurang terampil dalam memilih strategi dalam
mengantarkan materi pembelajaran kepada siswa
• Siswa pasif saat proses pembelajaran berlangsung
• Siswa kurang tertarik dalam kegiatan belajar
• Saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa lebih suka
bermain sendiri daripada mendengarkan penjelasan guru
• Siswa lebih senang menanyakan jawaban suatu soal daripada
mencari tahu jawabannya dengan membaca
e. Penentuan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah pembelajaran di kelas IV SDN
Purwantoro 08 maka praktikan menentukan bahwa terletak pada kurangnya upaya
guru untuk menciptakan pembelajaran yang menarik. Hal itu disebabkan metode yang
digunakan tidak bervariasi, hanya dominasi metode ceramah disetiap harinya. Tidak
memanfaatkan media pembelajaran sebagai sarana membelajarkan siswa, tidak
merangsang siswa untuk bertanya yang mengakibatkan siswa kurang termotivasi dan
kurang kreatif dalam menemukan pengetahuannya sendiri.
f. Penyebab Timbulnya Masalah
Dari hasil identifikasi masalah- masalah pembelajaran kemudian dianalisa
sebab timbulnya masalah- masalah pembelajaran, diantaranya:
a. Guru kurang kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang
menggembirakan sehingga motivasi belajar siswa menjadi rendah
b. Guru tidak memberikan selingan istirahat, sehingga konsentrasi belajar siswa
semakin lama semakin turun dan lebih memilih bermain sesuka hatinya
c. Guru jarang menggunakan media pembelajaran
d. Guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi
e. Guru kurang mengikutsertakan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga
siswa pasif saat pembelajaran berlangsung
13

f. Guru kurang memberikan penguatan sehingga siswa tidak termotivasi dalam


usaha berprestasi
g. Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah menentukan masalah belajar yang dialami siswa kelas IV SDN
Purwantoro 08 maka beberapa alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan
adalah:
• Menciptakan suasana belajar yang menggembirakan, misalnya
saat konsentrasi siswa menurun siswa diajak bernyanyi.
• Menggunakan media pembelajaran yang menarik perhatian
siswa
• Metode pembelajaran yang bervariasi, misalnya variasi
ceramah, penemuan, tanya jawab, demonstrasi
• Penguatan atas segala usaha belajar yang telah dilakukan siswa
sebagai upaya meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
• Memberi kesempatan siswa untuk berpeluang aktif belajar
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat
• Pemajangan hasil belajar siswa untuk memotivasi siswa dalam
menunjukkan prestasi belajarnya.
h. Penentuan Pemecahan Masalah
Berdasarkan alternatif pemecahan masalah, maka praktikan mendisain model
pembelajaran dengan menerapkan pembelajaraan Kooperatif Learning serta
memanfaatkan media baik berupa gambar maupun benda kongkrit SDN Purwantoro
08 Kota Malang. Hal ini sebagai pembelajaran inovatif untuk memecahkan masalah
belajar yang dialami siswa.
B. Pelaksanaan Pemecahan Masalah
1. Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Praktikan mempersiapkan skenario pembelajaran dan menyusun LKS yang
berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Mencari sumber yang relevan dengan
14

pembelajaran, menyusun alat evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta
membuat format pengamatan.

2. Tahap Pelaksanaan
Tepat pukul 09.00 WIB tindakan siklus I pertemuan ke-1 dilaksanakan di
kelas IV SDN Purwantoro 08 Malang. Pembelajaran diawali dengan ucapan salam
dan sapaan kepada siswa. “Assalamualaikum? Bagaimana kabar kalian?” tanya guru
(peneliti). “Wa’alaikum salam warah matullahi wabarakatuh, baik-baik saja Pak”
jawab siswa. Kemudian guru memerintahkan ketua kelas untuk memimpin doa
bersama dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. “Adakah temanmu yang
tidak hadir hari ini? Siapa?” tanya guru. “Ada Pak, Almeida katanya sakit” jawab
siswa.
Kegiatan selanjutnya adalah apersepsi. Pada kegiatan ini siswa diajak
menyanyikan lagu “Lihat Kebunku”. Semua siswa menyanyikan dengan antusias.
Guru : “Anak-anak di kebun ada makhluk hidup apa saja?”
Siswa : “Ada bunga, rumput, dan kupu-kupu, Pak”.
Guru : “kupu-kupu yang hinggap di bunga mengambil apa?”
Siswa : “Nektar, Pak”. Ada juga yang menjawab “Sari madu, Pak”.
Guru : “Setelah beberapa hari dari peristiwa tersebut, apakah bunga menjadi buah?”
Siswa : “Iya, Pak”.
Guru : “Apakah kupu-kupu dan bunga terjadi hubungan?”
“Hubungan antara dua makhluk hidup disebut apa anak-anak?”
Siswa : (sejenak siswa diam semua, tanda masih berpikir. Kemudian salah satu siswa
menjawab) “Simbiosis, Pak”.
Guru : “Nah, hari ini kalian akan mempelajari materi tentang simbiosis”.
Setelah itu guru menyiapkan media berupa gambar simbiosis seperti kupu-
kupu dengan bunga, benalu dengan pohon inangnya, dan kerbau dengan burung jalak.
Media ditempel pada papan tulis, kemudian guru bertanya jawab dengan siswa secara
singkat tentang isi gambar di papan tulis.
15

Gambar 2.1 Guru bertanya jawab dengan siswa tentang isi gambar
Kegiatan selanjutnya adalah membentuk siswa menjadi beberapa kelompok
kecil yang terdiri dari 4 siswa setiap kelompoknya. Di sini siswa sudah siap
berkelompok karena pada tahap persiapan sebelumnya kondisi meja dan kursinya
sudah disiapkan. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan membagi LKS kepada
masing-masing kelompok. Setelah semua kelompok memperoleh LKS, guru
menjelaskan secara singkat petunjuk pengisian LKS. Kemudian secara berkelompok
siswa mendiskusikan materi yang ada di LKS dengan durasi waktu 15 menit. Pada
saat siswa berdiskusi guru berkeliling mendampingi kelompok yang kesulitan. Selain
itu guru juga mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

Gambar 2.2 Siswa mendiskusikan materi yang ada di LKS


Tahap berikutnya adalah presentasi perwakilan kelompok dan pemberian
tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan. Setelah
presentasi kelompok selesai dilanjutkan dengan kesimpulan terhadap materi yang
dipelajari.
Guru : “Dari materi yang kalian diskusikan tadi, jadi pengertian simbiosis itu apa?”
Siswa : “Hubungan khas antara dua makhluk hidup”.
Guru : “Benar, simbiosis ada berapa macam? Apa saja macam-macam simbiosis itu?”
Siswa : “Ada 3, Pak. Simbiosis mutualisme, parasitisme, dan komensalisme”.
Guru : “Siapa yang bisa menjelaskan pengertian dari masing-masing simbiosis itu?”
Siswa : “Saya, Pak. Simbiosis mutualisme adalah hubungan dua makhluk hidup yang saling
menguntungkan, sedangkan simbiosis parasitisme adalah hubungan dua makhluk
hidup yang satu untung dan yang satu rugi, dan simbiosis komensalisme adalah
16

hubungan dua makhluk hidup yang satu untung dan yang satu tidak untung atau
tidak dirugikan”.

Kemudian kegiatan berikutnya adalah umpan balik. Pada kegiatan ini siswa
diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru mengenai materi yang belum
dimengerti. Pada kesempatan ini ada 1 siswa dari 46 siswa yang bertanya. “Tadi
katanya Bapak bahwa kupu-kupu yang hinggap di bunga kan mengambil nektar untuk
dimakan kupu-kupunya, kenapa bunga juga untung? Apakah tidak kupu-kupu saja
yang untung?” tanya siswa yang bernama Adrian. Kemudian sebelum guru
memberikan jawaban, siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan Adrian.
Namun tidak ada siswa yang menjawab, sehingga guru yang langsung menjawab
pertanyaan siswa. “Kupu-kupu yang hinggap di bunga mendapat untung dari nektar
yang ada pada bunga, sedangkan bunga juga mendapat untung dari adanya kupu-kupu
yang hinggap di bunga. Hal ini karena secara tidak langsung serbuk sari yang
menempel pada jari kupu-kupu yang dibawa terbang ke bunga lain akan jatuh ke
kepala putik, sehingga terjadi penyerbukan. Nah, dari sini berarti dapat ditarik
kesimpulan bahwa hubungan antara kupu-kupu dengan bungan adalah hubungan dua
makhluk hidup yang sama-sama menguntungkan” jawab guru. Mendengar penjelasan
guru, siswa yang bertanya menganggukkan kepalanya tanda sudah mengerti.
Kegiatan berikutnya adalah membagikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu. Soal evaluasi terdiri dari 20 soal objektif.

Gambar 2.3 siswa sedang mengerjakan soal evaluasi


17

Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal evaluasi sekitar 15 menit. Setelah
selesai dilanjutkan dengan tindak lanjut, yaitu di rumah siswa disuruh mencari
gambar-gambar yang berhubungan dengan simbiosis dan dijadikan kliping.
Selanjutnya kegiatan diakhiri dengan refleksi dan salam penutup.
3. Observasi
• Observasi Pelaksanaan RPP
Pada lembar observasi aktivitas guru terdapat langkah-langkah yang harus
dilakukan guru berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berikut
adalah tabel yang memuat langkah-langkah aktivitas guru pada tahap persiapan yang
sudah atau belum dilakukan oleh guru beserta penjelasannya.
Peneliti memasuki kelas didampingi guru kelas IV yakni Lilik Hidayati S.pd
dan 1 orang observer yakni Niswatu sholihah yang bertindak sebagai pengamat
selama proses pembelajaran berlangsung. Guru kelas menjelaskan bahwa kedatangan
guru (peneliti) adalah untuk melaksanakan penelitian. Guru kelas memberitahukan
bahwa peneliti sebagai pengganti sementara dalam proses pembelajaran IPA sekitar 2
minggu. Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai guru atau pengajar selama proses
pembelajaran kooperatif.
Sebelum memulai pembelajaran, peneliti memberi salam dan menyapa siswa.
Setelah itu mengajak siswa berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing dan
dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Dari 48 jumlah siswa terdapat 2 siswa
yang tidak hadir yaitu Maulana bayu dan Carolina Sofia dengan alasan keduanya
sakit. Meskipun jumlah siswa tidak lengkap namun diharapkan proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik. Guru menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran Kooperatif kepada siswa. Sebagian besar siswa langsung paham
penjelasan guru mengenai pelaksanaan namun ada beberapa siswa yang belum
paham sehingga guru harus mengulanginya.
Tahap persiapan untuk siklus I secara rinci telah tercantum pada RPP dan
sebagian besar sudah dilaksanakan oleh guru (peneliti). Persiapan perlengkapan
mengajar yang diperlukan untuk pembelajaran pada siklus I seperti RPP, Lembar
Kegiatan Siswa (LKS), lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas
18

siswa, soal evaluasi, dan media pembelajaran sudah disiapkan semua oleh guru
(peneliti).
Tahap yang kedua dari proses pembelajaran Kooperatif adalah tahap
presentasi/kegiatan awal guru. Guru menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi
sebelumnya.
Pada tahap kegiatan awal guru ini pembelajaran dimulai dengan memberikan
beberapa pertanyaan yang memancing motivasi dan menggali kemampuan awal siswa
serta menuliskan materi pokok yang akan dipelajari yakni “Hubungan antara dua
makhluk hidup (simbiosis)”. Guru menjelaskan materi secara garis besarnya saja
karena dalam kegiatan kelompok siswa akan mendiskusikan materi yang ada di LKS.
LKS akan mengantarkan siswa untuk mendalami lebih lanjut materi yang dibahas dan
supaya siswa berusaha untuk menemukan sendiri (mengkonstruk) materi yang sedang
dipelajari.
Tahapan selanjutnya adalah kegiatan kelompok. Tahapan ini merupakan
tahapan paling penting dalam pembelajaran kooperatif. Kegiatan ini dimulai dengan
guru membagikan LKS dan media berupa gambar hubungan antara dua makhluk
hidup (simbiosis) kepada masing-masing kelompok. Guru meminta masing-masing
anggota kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKS.
Ketika diskusi berlangsung guru melakukan pengawasan pada masing-
masing kelompok dibantu oleh 1 orang observer. Hal ini dilakukan agar LKS dapat
terselesaikan dengan baik dan diskusi tidak didominasi oleh siswa yang
berkemampuan tinggi saja. Hal ini akan menjadikan setiap siswa dalam kelompok
aktif dalam proses diskusi. Guru memberikan peringatan dan motivasi kepada siswa
yang kurang aktif dalam diskusi. Peringatan dan motivasi dilakukan guru dengan
menegur dan memberi pertanyaan membimbing kepada siswa.
Tahap berikutnya adalah presentasi kelompok. Presentasi kelompok bertujuan
untuk mengukur penguasaan materi siswa terhadap tugas yang telah diberikan dan
melatih keberanian dalam berpendapat dan menjawab pertanyaan. Pada tahap
presentasi kelompok ini guru berperan sebagai moderator yang mengawasi dan
19

mengatur jalannya presentasi. Guru meminta siswa untuk menanggapi hasil diskusi
dari kelompok yang melakukan presentasi. Apabila kelompok yang melakukan
presentasi belum bisa menjawab pertanyaan, maka guru memberikan kesempatan
kepada kelompok lain untuk membantu menjawabnya. Setelah pertanyaan dijawab
kemudian guru memberikan penguatan dan memberikan penghargaan kepada
kelompok yang menjawab.
Setelah diskusi dan presentasi kelompok selesai tahap evaluasi. Soal tes
pertemuan I siklus I berjumlah 20 butir soal yang secara keseluruhan adalah pilihan
ganda. Tes ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan prestasi siswa setelah
diberi tindakan. Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk mengerjakan dengan
sungguh-sungguh, siswa juga diminta untuk mengerjakan sendiri dan tidak melihat
jawaban teman.
Berdasarkan data hasil observasi terhadap guru dalam melaksanakan
pembelajaran pada pertemuan I siklus I mulai dari tahap persiapan, presentasi guru,
kegiatan kelompok, presentasi kelompok dan evaluasi dan penghargaan dapat
dikatakan bahwa secara umum 5 tahapan pembelajaran sudah terlaksana dengan baik
meskipun ada beberapa kegiatan yang masih belum dilakukan atau terdapat hal baru
yang belum tercantum namun dilakukan. Hasil observasi terhadap guru pada siklus I
akan dijadikan refleksi bagi guru pada siklus II sehingga menjadi lebih baik.
• Observasi Proses
Instrumen untuk merekam aktivitas siswa berupa lembar observasi aktivitas
siswa yang meliputi lima unsur pembelajaran kooperatif yaitu unsur interaksi tatap
muka, tanggung jawab individu, saling ketergantungan positif, keterampilan
komunikasi antar individu dan kelompok, dan evaluasi proses kelompok. Pada Tabel
2.1 dipaparkan data aktivitas belajar IPA siswa kelas IV SDN Purwantoro 08 Malang.
Tabel 2.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Kelompok
Unsur Tingkat ∑ %
I II III IV V VI VII VIII IX X XI
Interaksi tatap K - 1 2 - - - - - - - - 3 6,8
C - - 2 - 1 - - - - - - 3 6,8
muka B 4 3 - 4 3 4 4 4 4 4 4 38 86,4
Keterampilan K - 1 2 - - - - - - - - 3 6,8
20

komunikasi C - - 2 - 1 - - - 2 - - 5 11,4
antar individu
B 4 3 - 4 3 4 4 4 2 4 4 36 81,8
dan kelompok
Saling K - - 4 - - - - - - - - 4 9,1
C - 1 - - 1 - - - 2 1 - 5 11,4
ketergantungan
B 4 3 - 4 3 4 4 4 2 3 4 35 79,5
positif
Tanggung jawab K - 1 2 - - - - - - - - 3 6,8
C - - 2 - 1 - - - 2 1 - 6 13,6
individu B 4 3 - 4 3 4 4 4 2 3 4 35 79,5
Evaluasi proses K - 1 - - - - - - - - - 1 2,3
C - - 4 4 - - - - 2 1 - 11 25
kelompok B 4 3 - - 4 4 4 4 2 3 4 32 72,7
Keterangan:
• Anggota kelompok I: Dandi, Achmad, Adinda, Alma
• Anggota kelompok II: Ananda.Arsyta, Asalia, Carollin, Bunga
• Anggota kelompok III: Candra, Dian, Diana, Fitri Laili, Dwi
• Anggota kelompok IV: Fandi, Fikri, Firman, dan Fitria
• Anggota kelompok V: Hanif, Indrian, Ismi , dan Izudin
• Anggota kelompok VI: Jerico, Nisak, Maulana bayu, dan mirza.
• Anggota kelompok VII: M. Azhar, M. Dwiki, Nabilah, dan Naria
• Anggota kelompok VIII: Nur , Rahma, Rifqi, dan Rizki
• Anggota kelompok IX: Rizqiandra, Shella,Shelli, dan Shifirra.
• Anggota kelompok X: Tresivo, Wildan, Ahmad , Intanifa,
• Anggota kelompok XI: .Balqis, Mirza, Iqbal
• K = kurang, C = cukup, dan B = baik.
• Rata-rata K = 6,4%, rata-rata C = 13,6%, dan rata-rata B = 80%.
• Isilah kolom kelompok dengan banyaknya siswa di setiap kelompok yang
sesuai dengan kriteria berikut ini.
1. Interaksi tatap muka
K: Jika siswa tidak saling duduk berhadapan pada saat berdiskusi.
C: Jika siswa duduk saling berhadapan tetapi tidak saling memandang wajah pada
saat berdiskusi.
21

B: Jika siswa duduk saling berhadapan dan memandang wajah pada saat
berdiskusi.
2. Tanggung jawab individu
K: Siswa tidak mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan tidak dapat
menjelaskan kepada kelompok tentang materi yang ditugasinya.
C: Siswa mengerjakan LKS tetapi tidak dapat menjelaskan kepada kelompok
tentang materi yang ditugasinya.
B: Siswa mengerjakan LKS dan dapat menjelaskan kepada kelompok tentang
materi yang ditugasinya.
3. Saling ketergantungan positif
K: Siswa tidak aktif bertanya dan tidak aktif memberikan pendapatnya selama
diskusi, tidak mengerjakan LKS serta tidak mendengarkan pendapat temannya.
C: Siswa tidak aktif bertanya dan tidak aktif memberikan pendapatnya selama
diskusi, tetapi mengerjakan LKS dan mendengarkan pendapat temannya.
B: Siswa aktif bertanya, aktif memberikan pendapatnya selama diskusi,
mengerjakan LKS dan mendengarkan pendapat temannya.
4. Ketrampilan berkomunikasi antar individu dalam kelompok
K: Selama diskusi siswa tidak dapat menyampaikan pendapat atau mengajukan
pertanyaan dengan jelas sehingga tidak mudah dimengerti oleh temannya, suka
memotong penjelasan atau pertanyaan teman dan apabila mengajukan
pertanyaan tidak mengacungkan tangan lebih dahulu.
C: Selama diskusi siswa tidak dapat menyampaikan pendapat atau pertanyaan
dengan jelas sehingga tidak mudah dimengerti oleh temannya, menghormati
pendapat teman dan apabila mengajukan pertanyaan mengacungkan tangan
lebih dahulu. Jika siswa mau mendengarkan dan menghargai pendapat anggota
kelompoknya tampak seperti (senyuman, kontak mata, angkat telunjuk dan
menepuk punggung)
B: Selama diskusi siswa dapat menyampaikan pendapat atau mengajukan
pertanyaan dengan jelas sehingga mudah dimengerti oleh temannya,
22

menghormati pendapat teman dan apabila mengajukan pertanyaan


mengacungkan tangan dahulu.
5. Evaluasi proses kelompok
K: Siswa tidak berpartisipasi dalam kerja kelompok yaitu tidak mengerjakan LKS,
tidak dapat menjelaskan materi yang menjadi tugasnya, tidak mau
mendengarkan temannya dan sebagainya.
C: Siswa hanya mengerjakan LKS tetapi tidak dapat menjelaskan materi yang
menjadi tugasnya, mau mendengarkan pendapat temannya.
B: Siswa mengerjakan LKS, dapat menjelaskan materi yang menjadi tugasnya, dan
mau mendengarkan pendapat temannya. Diadaptasi dari Ariyani (2004:23-24).
Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 4.6, dapat diketahui tingkat aktivitas
belajar siswa yang dicapai kelompok pada siklus I. Tiap kelompok mempunyai
tingkat aktivitas belajar yang berbeda-beda, tingkatan tersebut meliputi tingkatan K,
tingkatan C, dan tingkatan B. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pada unsur interaksi tatap muka, tingkatan K terdapat pada kelompok II dan
kelompok III. Hal ini karena pada kedua kelompok ini mereka jarang bertatap muka,
mereka sibuk dengan mainannya sendiri-sendiri. Sedangkan tingkatan C pada
interkasi tatap muka ini terdapat pada kelompok III dan V. sementara untuk
kelompok yang lain memperoleh tingkatan B.
Pada unsur keterampilan komunikasi antar individu/kelompok, tingkatan K
tetap terdapat pada kelompok II dan III. Untuk tingkatan C terdapat pada kelompok
III, V, dan IX. Sedangkan untuk kelompok yang lain memperoleh tingkatan B.
Pada unsur saling ketergantungan positif, tingkatan K terdapat pada kelompok
III saja. Dari pengamatan guru, mulai awal hingga akhir pembelajaran kelompok ini
memang sulit dikondisikan. Mereka banyak asyik bermainnya daripada berdiskusi.
Sedangkan tingkatan C terdapat pada kelompok II, V, IX, dan X. Sementara untuk
kelompok yang lain mendapat nilai B.
Pada unsur tanggung jawab individu, tingkatan K masih tetap terdapat pada
kelompok II dan III. Sedangkan tingkatan C terdapat pada kelompok III, V, IX, dan
X. Sementara untuk kelompok yang lain mendapat nilai B.
23

Pada unsur evaluasi proses kelompok, tingkatan terdapat pada kelompok II saja.
Sedangkan untuk tingkatan C terdapat pada kelompok III, IV, IX, dan X. Sementara
untuk kelompok yang lain mendapat nilai B. Secara garis besar, kelompok yang utuh
mendapat nilai B adalah kelompok I, VI, VII, VIII, dan XI. Kelompok ini mendapat
nilai B karena mulai awal hingga pembelajaran berakhir, kelompok ini sangat
antusias dan mengikuti pembelajaran dengan baik.
Penilaian hasil pada siklus I dilaksanakan melalui hasil tes tertulis yang
merupakan hasil belajar siswa dengan SKM >70. Adapun hasil belajar siswa sebagai
berikut.
Tabel 2.2 Data Hasil Evaluasi Siklus I

No NAMA SISWA Siklus I Penilaian Hasil Ket


1. Dandi Ramanda 50 Belum tuntas
2. Achmad Zulfikar 75 Tuntas
3. Adinda Nabila Azzah 65 Belum tuntas
4. Alma Athaya Wiyangga 80 Tuntas
5. Ananda Fadhila Azzah 90 Tuntas
6. Arsyta Irma Herdianti 90 Tuntas
7. Assalia Habby Azzahro 70 Tuntas
8. Bunga Putri Kinanthy 75 Tuntas
9. Carolina Shofia Rachmawati Tidak masuk
10. Chryler Ade Chandra 80 Tuntas
11. Dhinda Westri Nastiti 75 Tuntas
12. Dian Permatasari 70 Tuntas
13. Dina Dewinda Safitri 60 Belum tuntas
14. Dinar Trijaya Saputro 70 Tuntas
15. Dwi Indah Kusumawati 75 Tuntas
16. Fandy Pramono 75 Tuntas
17. Fiqri Akbarudin Hadi 80 Tuntas
18. Firman Arief Wicaksana 80 Tuntas
19. Fitria Laili Maulidia 60 Belum tuntas
20. Hanif Zulivan Winindanto 80 Tuntas
21. Indrian Novita 75 Tuntas
22. Ismy Angelia Firdausi 60 Belum tuntas
23. Izzuddin Hafizh Zulfa 60 Belum tuntas
24. Jerico Ramadhan Wijaya
60 Belum tuntas
Trisna
25. Khoirun Nisak Arum Puspita
80 Tuntas
Sari
26. Maulana Bayu Samudra 80 Tuntas
24

27. Mirza Ukasyah Yazdani 60 Belum tuntas


28. Muhammad Azhar Allan
60 Belum tuntas
Arjunanta
29. Muhammad Dwiky Ilham
80 Tuntas
Prasetya
30. Nabilah Wahyuningtyas 60 Belum tuntas
31. Naria Dian Muktiningtyas 80 Tuntas
32. Nur Anisa Dwiyanti 60 Belum tuntas
33. Rama Semida Nehemia
60 Belum tuntas
Makatita
34. Rifqi Dzakwan Saputra 80 Tuntas
35. Riski Darmawan 60 Tuntas
36. Rizki Bagus Maulana 100 Tuntas
37. Rizqiandra Imansyah 60 Belum tuntas
38. Shella Kustanti 80 Tuntas
39. Shelli Kustanti 80 Tuntas
40. Shfira Firdausi Barraq 100 Tuntas
41. Tresivo Dani Ananto 80 Tuntas
42. Wildan Ramadhan 60 Belum tuntas
43. Ahmad Rafid Ardiansyah 60 Belum tuntas
44. Intanifa Kikyana 60 Belum tuntas
45. Almeida Nawang Putri
80 Tuntas
Desmadi
46. Balqies Hana Kirey 60 Belum tuntas
47. M. Mirza Aditya Pratama 80 Tuntas
48. M. Iqbal Perdana 60 Belum tuntas
Jumlah 3490

Berdasarkan tabel hasil evaluasi pada siklus I berupa soal pilihan ganda
sebanyak 20 soal dapat dideskripsikan bahwa pada siklus I jumlah skor keseluruhan
adalah 3490 , hasil rata-rata yaitu 72,7. Dari hasil tersebut siswa yang tuntas dalam
belajar sebanyak 29 siswa sedangkan siswa yang tidak tuntas dalam belajar
sebanyak 18 siswa.

• Refleksi
Setelah dilakukan observasi dan evaluasi, maka diperoleh gambaran sebagai
berikut:
a. Penerapan Kooperatif learning belum dapat dilaksanakan secara maksimal
karena walaupun kebanyakan siswa sudah mendapatkan hasil diatas SKM
25

tetapi masih kurang memuaskan. Di samping itu, siswa belum dapat belajar
mandiri untuk menemukan konsep pengetahuan. Masih banyak siswa yang
memerlukan bimbingan, sehingga guru masih banyak berperan dalam
kegiatan pembelajaran. Hal ini diduga disebabkan karena apersepsi dan
eksplorasi yang dilakukan guru masih belum optimal.
b. Pengorganisasian kelas yang dilakukan guru masih belum berhasil.
Pembentukan kelompok ditentukan oleh guru sehingga siswa tidak
memperoleh kesempatan untuk membentuk sendiri. Hal ini mengakibatkan
siswa yang tidak cocok dengan salah satu anggota kelompoknya tidak mau
mengerjakan LKK.
c. Sebagian besar siswa masih malas untuk memahami petunjuk langkah-
langkah kegiatan yang ada di Lembar Kegiatan Kelompok, sehingga guru
harus menerangkan berulang-ulang. Hal ini bisa dilihat dari ketidakseriusan
siswa dalam membaca petunjuk. Misalnya, ketika ada salah satu siswa
yang bertanya kemudian guru telah menjelaskan, tetapi masih ada saja
siswa lain yang bertanya. Kurang pahamnya siswa langkah-langkah
kegiatan disebabkan karena petunjuk yang ada kurang jelas dan kurang
sederhana.
d. Hasil belajar rata-rata siswa kelas IV SDN Purwantoro 08 Kota Malang
yaitu 72,7 Terdapat 32 orang siswa (75%) yang dapat mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal dan hanya ada 12 orang siswa (25%) yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal.
Dari fakta yang diperoleh pada siklus I tersebut peneliti merasa
masih perlu meningkatkan penelitiannya melalui kegiatan pada tindakan
siklus berikutnya. Untuk itu peneliti melakukan upaya perbaikan yang akan
dilakukan pada siklus II. Dalam melakukan upaya perbaikan perbaikan
siklus II yang akan direncanakan adalah sebagai berikut.
a. Memberikan apersepsi dan eksplorasi yang lebih jelas. Dengan adanya
eksplorasi yang lebih jelas maka siswa akan semakin mudah untuk
26

menemukan konsep atau menghubungkan pengetahuan awal dengan


pengetahuan baru yang diketahui siswa.
b. Membagi kelompok berdasarkan pilihan siswa. Hal ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membentuk kelompok sendiri dan dapat
bekerja secara kerjasama yang baik dengan kelompoknya.
c. Menyederhanakan kalimat petunjuk pengerjaan pada LKK. Dengan
menyederhanakan petunjuk diharapkan siswa akan semakin mudah
memahami maksud yang ada pada LKK. Dengan hal ini siswa akan
berlatih mendapatkan sedikit bimbingan dari guru.
d. Menyederhanakan pertanyaan evaluasi. Dengan pertanyaan yang lebih
jelas siswa akan semakin cepat mengerti dengan hal yang dimaksud.
e. Sebagai tindak lanjut, siswa ditugaskan untuk membawa contoh
tumbuhan yang ada di sekitarnya untuk dibawa pada pertemuan
selanjutnya.
2. Siklus II
Perencanaan tindakan siklus II terdiri dari satu kali pertemuan saja. Hal ini
karena waktu yang diberikan oleh guru kelas lebih banyak yakni 3 x 35 menit atau
105 menit satu kali tatap muka. Selain itu, dilihat dari segi aktivitas siswa dan hasil
belajar siswa mulai pra tindakan sampai pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 pada
siklus I terjadi peningkatan yang signifikan tetapi Sehingga peneliti mengambil
kesimpulan untuk melaksanakan tindakan pada siklus II hanya satu kali pertemuan
saja. Tindakan siklus II dengan satu kali pertemuan ini dilaksanakan pada hari Rabu,
10 Nopember 2010 dengan durasi waktu 3 x 35 menit.
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, maka guru
merencanakan tindakan untuk menerapkan pembelajaran kooperatif untuk
pertemuan/siklus berikutnya. Pada dasarnya pelaksanaan tindakan pada siklus II
tidak berbeda dengan siklus I. Rencana tindakan siklus II adalah sebagai berikut.
a. Memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I.
27

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi pokok


rantai makanan.
c. Menyiapkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
d. Membuat soal evaluasi sebanyak 20 soal pilihan ganda (obyektif).
e. Menyiapkan alat/bahan/sumber belajar yang diperlukan untuk
pembelajaran.
f. Membuat lembar observasi guru dan siswa.
Secara garis besar rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II untuk satu kali
pertemuan yang berlangsung selama 105 menit (3 x 35 menit) adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan Awal
• Mengajak semua siswa berdo’a
• Melakukan absensi
• Apersepsi
Siswa menyanyikan lagu “Cicak-cicak di Dinding”.
Siswa bertanya jawab dengan guru:
“Anak-anak, lagu yang kalian nyanyikan tadi, cicaknya makan apa?”
“Sedangkan nyamuk dapat makanan dari mana?” “Kemudian manusia
makanannya dari mana?”
• Informasi Materi
“Nah, hubungan makan dan dimakan antarmakhluk hidup disebut apa?”
• Informasi Tujuan Pembelajaran
“Setelah pembelajaran ini selesai, apa yang kalian harapkan dari pembelajaran
ini?”
b. Kegiatan Inti
• Siswa mengamati gambar rantai makanan.
• Siswa bertanya jawab dengan guru tentang rantai makanan.
• Siswa membentuk kelompok kecil (1 kelompok terdiri dari 4 siswa).
• Siswa menerima Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
28

• Secara berkelompok siswa mendiskusikan tentang permasalahan yang ada


pada LKS.
• Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kegiatannya bersama
guru.
c. Penutup
• Kesimpulan
Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
• Umpan balik
Siswa bertanya jawab dengan guru jika ada permasalahan atau materi yang
belum dimengerti oleh siswa.
• Evaluasi
Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru secara individu.
• Tindak lanjut dan Refleksi
Siswa di rumah membuat 5 macam rantai makanan yang berbeda.
• Salam penutup
Siswa menjawab salam dari guru.
2. Pelaksanaan
Tindakan siklus II dilaksanakan mulai pukul 09.00 WIB s.d pukul 10.45 WIB
dengan alokasi waktu 3 x 35 menit.. Pembelajaran diawali dengan ucapan salam dan
sapaan kepada siswa. “Assalamualaikum? Bagaimana kabar kalian?” tanya guru
(peneliti). “Wa’alaikum salam warah matullahi wabarakatuh, baik-baik saja, Pak”
jawab siswa. Kemudian guru memerintahkan ketua kelas untuk memimpin doa
bersama dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. “Adakah temanmu yang
tidak hadir hari ini? Siapa?” tanya guru. “Ada Pak, Almeida mulai kemarin ke
Surabaya belum datang” jawab salah satu siswa.
Kegiatan selanjutnya adalah apersepsi. Pada kegiatan ini siswa diajak
menyanyikan lagu “Cicak-cicak di Dinding”. Semua siswa menyanyikan dengan
antusias. Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab.
Guru : “Anak-anak cicak makanannya apa?”
Siswa : “Nyamuk, Pak”.
29

Guru : “Kalau nyamuk sendiri makanannya apa ya?”


Siswa : “Darah manusia, Pak”.
Guru : “Sedangkan manusia makanannya apa?”
Siswa : “Nasi, Pak”.
Guru : “Nasi berasal dari mana anak-anak?”
Siswa : “Dari padi, Pak”.
Guru : “Nah, hubungan makan dan dimakan antarmakhluk hidup tadi disebut apa anak-
anak?”
Siswa : “Rantai makanan”.
Guru : “Setelah pembelajaran ini selesai, apa yang kalian harapkan anak-anak? Kalian
ingin bisa mengerti tentang apa?”
Siswa : “Ingin tahu contoh-contoh rantai makanan, Pak”.

Setelah itu guru menyiapkan media berupa gambar rantai makanan mulai dari
produsen (padi), konsumen I (belalang), konsumen II (ayam), konsumen III (elang),
dan pengurai (bakteri/jamur). Media ditempel pada papan tulis, kemudian guru
bertanya jawab dengan siswa secara singkat tentang isi gambar di papan tulis.
Kegiatan selanjutnya adalah membentuk siswa menjadi beberapa kelompok
kecil yang terdiri dari 4 siswa setiap kelompoknya. Di sini siswa sudah siap
berkelompok karena pada tahap persiapan sebelumnya kondisi meja dan kursinya
sudah disiapkan. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan membagi LKS kepada
masing-masing kelompok. Dalam membagi LKS, masing-masing kelompok diberi
LKS 2 lembar dalam satu kelompok. Hal ini bertujuan agar siswa lebih bertanggung
jawab dalam berdiskusi. Setelah semua kelompok memperoleh LKS, guru
menjelaskan secara singkat petunjuk pengisian LKS. Kemudian secara berkelompok
siswa mendiskusikan materi yang ada di LKS. Pada saat siswa berdiskusi, guru
berkeliling mendampingi kelompok yang kesulitan. Selain itu guru juga mengamati
aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
Pada tindakan siklus II ini anak-anak kelihatan bertanggung jawab
mengerjakan tugasnya daripada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Setelah 15 menit
selesai berdiskusi.
30

Tahap berikutnya adalah presentasi perwakilan kelompok dan pemberian


tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan.
Setelah presentasi kelompok selesai dilanjutkan dengan kesimpulan terhadap
materi yang dipelajari.
Guru : “Dari materi yang kalian diskusikan tadi, jadi pengertian rantai makanan apa?”
Siswa : “Hubungan makan dan dimakan, Pak”.
Guru : “Benar. Coba siapa yang bisa memberi contoh dan menjelaskan urutan rantai
makanan dari padi sampai dimakan konsumen terakhir dan diuraikan oleh
pengurai?”
Siswa : “Saya, Pak” (perwakilan kelompok 8 mengancungkan tangannya). “Padi dimakan
belalang, belalang dimakan ayam, ayam dimakan elang, dan elang mati diuraikan
oleh pengurai yaitu jamur atau bakteri.”
Guru : “Iya benar sekali, tepuk tangan untuk kelompok 8”.
Siswa : “Plok…plok…plok”.
Kemudian kegiatan berikutnya adalah umpan balik. Pada kegiatan ini siswa
diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru mengenai materi yang belum
dimengerti. Namun karena siswa-siswa tidak ada yang tanya, maka kegiatan
dilanjutkan dengan membagikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara
individu. Soal evaluasi terdiri dari 20 soal objektif. Setelah selesai dilanjutkan dengan
tindak lanjut, yaitu di rumah siswa membuat 5 contoh rantai makanan yang berbeda.
Selanjutnya kegiatan diakhiri dengan refleksi dan salam penutup.
3. Observasi
Tindakan siklus II untuk satu kali tatap muka ini dilaksanakan pada hari Rabu,
10 Nopember 2010 pukul 09.00 WIB s.d 10.45 WIB dengan durasi waktu 3 x 35
menit. Pelaksanaan pembelajaran Kooperatif ini melalui 5 tahapan yaitu 1) persiapan
guru, 2) presentasi/kegiatan awal guru, 3) kegiatan kelompok, 4) presentasi kelompok
dan 5) evaluasi dan penghargaan. guru pada tahap persiapan. Sebelum memulai
pembelajaran, peneliti memberi salam dan menyapa siswa. Setelah itu mengajak
siswa berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing dan dilanjutkan dengan
mengecek kehadiran siswa. Dari 48 jumlah siswa terdapat 1 siswa yang tidak hadir
yaitu Almeida dengan alasan masih pergi ke Surabaya. Meskipun jumlah siswa tidak
31

lengkap namun diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Guru
menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kooperatif kepada siswa.
Sebagian besar siswa langsung paham penjelasan guru mengenai pelaksanaan
pembelajaran Kooperatif karena model ini telah dilaksanakan beberapa pertemuan.
Tahap persiapan untuk siklus II secara rinci telah tercantum pada RPP dan
sebagian besar sudah dilaksanakan oleh guru (peneliti). Persiapan perlengkapan
mengajar yang diperlukan untuk pembelajaran pada siklus II seperti RPP, Lembar
Kegiatan Siswa (LKS), lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas
siswa, soal evaluasi, dan media pembelajaran sudah disiapkan.
Tahap yang kedua dari proses pembelajaran adalah tahap presentasi/kegiatan
awal guru. pada tahap ini guru menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran dan menjelaskan materi yang akan dipelajari oleh siswa. Guru
menjelaskan materi yang akan dipelajari dalam pembelajaran dengan memberikan
beberapa pertanyaan kepada siswa.
Pada tahap kegiatan awal guru ini pembelajaran dimulai dengan memberikan
beberapa pertanyaan yang memancing motivasi dan menggali kemampuan awal siswa
serta menuliskan materi pokok yang akan dipelajari yakni “Rantai Makanan”. Guru
menjelaskan materi secara garis besarnya saja karena dalam kegiatan kelompok siswa
akan mendiskusikan materi yang ada di LKS. LKS akan mengantarkan siswa untuk
mendalami lebih lanjut materi yang dibahas dan supaya siswa berusaha untuk
menemukan sendiri (mengkonstruk) materi yang sedang dipelajari.
Tahapan selanjutnya adalah kegiatan kelompok. Tahapan ini merupakan
tahapan paling penting dalam pembelajaran kooperatif . Kegiatan ini dimulai dengan
guru membagikan LKS dan media berupa “Rantai Makanan” kepada masing-masing
kelompok. Guru meminta masing-masing anggota kelompok untuk mendiskusikan
pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKS.
Ketika diskusi berlangsung guru melakukan pengawasan pada masing-masing
kelompok dibantu oleh 1 orang observer yaitu guru kelas IV. Pada tahap presentasi
kelompok ini guru berperan sebagai moderator yang mengawasi dan mengatur
32

jalannya presentasi. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanggapi hasil
diskusi dari kelompok yang melakukan presentasi.
Setelah diskusi dan presentasi kelompok selesai kemudian guru memberikan
tes akhir siklus II kepada siswa sebagai tahap evaluai. Langkah-langkah aktivitas
guru pada tahap evaluasi terdapat pada
Berdasarkan data hasil observasi terhadap guru dalam melaksanakan
pembelajaran pada siklus II mulai dari tahap persiapan, presentasi guru, kegiatan
kelompok, presentasi kelompok dan evaluasi dan penghargaan dapat dikatakan bahwa
secara umum 5 tahapan pembelajaran Kooperatif sudah terlaksana dengan baik
daripada pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Tabel 2.3 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Unsur Tingkat Kelompok ∑ %
I II III IV V VI VII VIII IX X XI
Interaksi tatap K - - - - - - - - - - 0 0
C - 1 1 - 1 - - - - - - 3 6,5
muka
B 4 3 2 4 3 5 4 5 4 5 4 43 93,5
Keterampilan K - - 1 - - - - - - - - 1 2,2
komunikasi C - 1 - - 1 - - - - - - 2 4,3
B 4 3 2 4 3 5 4 5 4 5 4 43 93,5
antar individu
dan kelompok
Saling K - - - - - - - - - - - 0 0
C - 1 1 - 1 - - - 2 - - 5 10,9
ketergantungan
B 4 3 2 4 3 5 4 5 2 5 4 41 89,1
positif
Tanggung jawab K - 1 - - - - - - - - - 1 2,2
C - - 1 - 1 - - - 2 - - 4 8,7
individu
B 4 3 2 4 3 5 4 5 2 5 4 41 89,1
Evaluasi proses K - - - - - - - - - - - 0 0
C - - 1 - - - - - - - - 1 2,2
kelompok
B 4 4 2 4 4 5 4 5 4 5 4 45 97,8

Keterangan:
• Anggota kelompok I: Dandi, Achmad, Adinda, Alma
• Anggota kelompok II: Ananda.Arsyta, Asalia, Carollin, Bunga
• Anggota kelompok III: Candra, Dian, Diana, Fitri Laili, Dwi
• Anggota kelompok IV: Fandi, Fikri, Firman, dan Fitria
• Anggota kelompok V: Hanif, Indrian, Ismi , dan Izudin
33

• Anggota kelompok VI: Jerico, Nisak, Maulana bayu, dan mirza.


• Anggota kelompok VII: M. Azhar, M. Dwiki, Nabilah, dan Naria
• Anggota kelompok VIII: Nur , Rahma, Rifqi, dan Rizki
• Anggota kelompok IX: Rizqiandra, Shella,Shelli, dan Shifirra.
• Anggota kelompok X: Tresivo, Wildan, Intanifa,
• Anggota kelompok XI: .Balqis, Mirza, Iqbal
• K = kurang, C = cukup, dan B = baik.
• Rata-rata K = 0,4%, rata-rata C = 7,0%, dan rata-rata B = 92,6%.
• Isilah kolom kelompok dengan banyaknya siswa di setiap kelompok yang
sesuai dengan kriteria berikut ini.
1. Interaksi tatap muka
K: Jika siswa tidak saling duduk berhadapan pada saat berdiskusi.
C: Jika siswa duduk saling berhadapan tetapi tidak saling memandang wajah pada
saat berdiskusi.
B: Jika siswa duduk saling berhadapan dan memandang wajah pada saat
berdiskusi.
2. Tanggung jawab individu
K: Siswa tidak mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan tidak dapat
menjelaskan kepada kelompok tentang materi yang ditugasinya.
C: Siswa mengerjakan LKS tetapi tidak dapat menjelaskan kepada kelompok
tentang materi yang ditugasinya.
B: Siswa mengerjakan LKS dan dapat menjelaskan kepada kelompok tentang
materi yang ditugasinya.
3. Saling ketergantungan positif
K: Siswa tidak aktif bertanya dan tidak aktif memberikan pendapatnya selama
diskusi, tidak mengerjakan LKS serta tidak mendengarkan pendapat temannya.
C: Siswa tidak aktif bertanya dan tidak aktif memberikan pendapatnya selama
diskusi, tetapi mengerjakan LKS dan mendengarkan pendapat temannya.
34

B: Siswa aktif bertanya, aktif memberikan pendapatnya selama diskusi,


mengerjakan LKS dan mendengarkan pendapat temannya.
4. Ketrampilan berkomunikasi antar individu dalam kelompok
K: Selama diskusi siswa tidak dapat menyampaikan pendapat atau mengajukan
pertanyaan dengan jelas sehingga tidak mudah dimengerti oleh temannya, suka
memotong penjelasan atau pertanyaan teman dan apabila mengajukan
pertanyaan tidak mengacungkan tangan lebih dahulu.
C: Selama diskusi siswa tidak dapat menyampaikan pendapat atau pertanyaan
dengan jelas sehingga tidak mudah dimengerti oleh temannya, menghormati
pendapat teman dan apabila mengajukan pertanyaan mengacungkan tangan
lebih dahulu. Jika siswa mau mendengarkan dan menghargai pendapat anggota
kelompoknya tampak seperti (senyuman, kontak mata, angkat telunjuk dan
menepuk punggung)
B: Selama diskusi siswa dapat menyampaikan pendapat atau mengajukan
pertanyaan dengan jelas sehingga mudah dimengerti oleh temannya,
menghormati pendapat teman dan apabila mengajukan pertanyaan
mengacungkan tangan dahulu.
5. Evaluasi proses kelompok
K: Siswa tidak berpartisipasi dalam kerja kelompok yaitu tidak mengerjakan LKS,
tidak dapat menjelaskan materi yang menjadi tugasnya, tidak mau
mendengarkan temannya dan sebagainya.
C: Siswa hanya mengerjakan LKS tetapi tidak dapat menjelaskan materi yang
menjadi tugasnya, mau mendengarkan pendapat temannya.
B: Siswa mengerjakan LKS, dapat menjelaskan materi yang menjadi tugasnya, dan
mau mendengarkan pendapat temannya. Diadaptasi dari Ariyani (2004:23-24).
Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 4.18, dapat diketahui tingkat
aktivitas belajar siswa yang dicapai kelompok pada siklus I. Tiap kelompok
mempunyai tingkat aktivitas belajar yang berbeda-beda, tingkatan tersebut meliputi
tingkatan K, tingkatan C, dan tingkatan B. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai
berikut.
35

Pada unsur interaksi tatap muka, tingkatan K tidak diperoleh oleh kelompok
manapun. Sedangkan tingkatan C pada interaksi tatap muka ini terdapat pada
kelompok II, III, dan V. sementara untuk kelompok yang lain memperoleh tingkatan
B.
Pada unsur keterampilan komunikasi antar individu/kelompok, tingkatan K
tetap terdapat pada kelompok III. Untuk tingkatan C terdapat pada kelompok II dan
V. Sedangkan untuk kelompok yang lain memperoleh tingkatan B.
Pada unsur saling ketergantungan positif, tingkatan K tidak terdapat pada
kelompok manapun. Sedangkan tingkatan C terdapat pada kelompok II, III, V, dan
IX. Sementara untuk kelompok yang lain mendapat nilai B.
Pada unsur tanggung jawab individu, tingkatan K masih tetap terdapat pada
kelompok II. Sedangkan tingkatan C terdapat pada kelompok III, V, dan IX.
Sementara untuk kelompok yang lain mendapat nilai B.
Pada unsur evaluasi proses kelompok, tingkatan K tidak terdapat pada
kelompok manapun. Sedangkan untuk tingkatan C terdapat pada kelompok III.
Sementara untuk kelompok yang lain mendapat nilai B. Secara garis besar, kelompok
yang utuh mendapat nilai B adalah kelompok I, IV, VI, VII, VIII, X, dan XI.
Kelompok ini mendapat nilai B karena mulai awal hingga pembelajaran berakhir,
kelompok ini sangat antusias dan mengikuti pembelajaran dengan baik.
Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran kooperatif didasarkan pada lima
unsur dasar pembelajaran kooperatif yang meliputi interaksi tatap muka, tanggung
jawab individu, saling ketergantungan positif, keterampilan berkomunikasi antar
individu dan kelompok dan evaluasi proses kelompok. Pembelajaran kooperatif
mengajarkan kemandirian, kerjasama dan tanggung jawab individu pada diri siswa
sehingga siswa tidak selalu tergantung pada teman. Berdasarkan pelaksanaan
tindakan dan observasi yang dilakukan pada setiap siklus (siklus I dan II),
menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model mengalami
perubahan yang signifikan.
Tabel 2.4 Data penilaian hasil siklus II

No NAMA SISWA Siklus II Penilaian Hasil Ket


36

1 Dandi Ramanda 70 Tuntas


2 Achmad Zulfikar 75 Tuntas
3 Adinda Nabila Azzah 75 Tuntas
4 Alma Athaya Wiyangga 80 Tuntas
5 Ananda Fadhila Azzah 90 Tuntas
6 Arsyta Irma Herdianti 90 Tuntas
7 Assalia Habby Azzahro 100 Tuntas
8 Bunga Putri Kinanthy 75 Tuntas
9 Carolina Shofia Rachmawati 70 Tuntas
10 Chryler Ade Chandra 80 Tuntas
11 Dhinda Westri Nastiti 75 Tuntas
12 Dian Permatasari 75 Tuntas
13 Dina Dewinda Safitri 75 Tuntas
14 Dinar Trijaya Saputro 75 Tuntas
15 Dwi Indah Kusumawati 75 Tuntas
16 Fandy Pramono 75 Tuntas
17 Fiqri Akbarudin Hadi 80 Tuntas
18 Firman Arief Wicaksana 80 Tuntas
19 Fitria Laili Maulidia 75 Tuntas
20 Hanif Zulivan Winindanto 80 Tuntas
21 Indrian Novita 75 Tuntas
22 Ismy Angelia Firdausi 70 Tuntas
23 Izzuddin Hafizh Zulfa 70 Tuntas
24 Jerico Ramadhan Wijaya
60 Belum tuntas
Trisna
25 Khoirun Nisak Arum Puspita
80 Tuntas
Sari
26 Maulana Bayu Samudra 80 Tuntas
27 Mirza Ukasyah Yazdani 70 Tuntas
28 Muhammad Azhar Allan
70 Tuntas
Arjunanta
29 Muhammad Dwiky Ilham
90 Tuntas
Prasetya
30 Nabilah Wahyuningtyas 90 Tuntas
31 Naria Dian Muktiningtyas 80 Tuntas
32 Nur Anisa Dwiyanti 85 Tuntas
33 Rama Semida Nehemia
60 Belum tuntas
Makatita
34 Rifqi Dzakwan Saputra 80 Tuntas
35 Riski Darmawan 60 Tuntas
36 Rizki Bagus Maulana 100 Tuntas
37 Rizqiandra Imansyah 60 Tuntas
38 Shella Kustanti 80 Tuntas
39 Shelli Kustanti 80 Tuntas
40 Shfira Firdausi Barraq 100 Tuntas
37

41 Tresivo Dani Ananto 80 Tuntas


42 Wildan Ramadhan 60 Belum tuntas
43 Ahmad Rafid Ardiansyah 75 Tuntas
44 Intanifa Kikyana 75 Tuntas
45 Almeida Nawang Putri
Tidak masuk -
Desmadi
46 Balqies Hana Kirey 60 Belum tuntas
47 M. Mirza Aditya Pratama 80 Tuntas
48 M. Iqbal Perdana 75 Tuntas
Jumlah 3615

Berdasarkan tabel hasil evaluasi pada siklus II berupa soal pilihan ganda
sebanyak 20 soal dapat dideskripsikan bahwa pada siklus II . Jumlah skor
keseluruhan adalah 3615 , hasil rata-rata yaitu 78,0 . Dari hasil tersebut, siswa
mendapatkan nilai mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ada 43 dan siswa yang
tidak tuntas ada 4 Siswa . Adapun hasil belajar dari siklus I dan siklus II bila
dibandingkan akan terlihat peningkatan hasil belajar dari siswa Kelas IV SDN
Purwantoro 08 meskipun ada beberapa anak yang belum tuntas. Minimal bisa
mengurangi permasalah an pembelajaran di SDN Purwantoro 08.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi guru pamong pada siklus II dan hasil belajar
siswa pada siklus yang mengalami peningkatan, praktikan menyimpulkan bahwa
kegiatan pemecahan masalah pembelajaran pada kelas IV telah berhasil mencapai
tujuannya yakni berkurangnya anak yang mengalami ketidaktuntasan minimal dan
bisa menyelesaikan beberapa masalah metode pembelajaran yang bervariasi,
pemanfaatan media pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran, pertahanan konsentrasi siswa terhadap
pembelajaran dan peningkatan hasil belajar.
C. Faktor Penghambat Pemecahan Masalah
Setiap pelaksanaan suatu program tidak akan terlepas dari hambatan-
hambatan. Adapun hanbatan-hambatannya adalah sebagai berikut:
1. Siswa
38

a. Ketika pembelajaran berlangsung, siswa masih sering rame dengan siswa


lainnya dan sering membuat gaduh kelas.
b. Ada beberapa siswa yang sulit diajak berkomunikasi dan sulit dikondisikan.
c. Kemampuan siswa yang tidak merata sehingga penerimaan materi yang
disampaikan juga tidak sepenuhnya dapat diterima siswa secara keseluruhan.
d. Pengelompokan siswa tidak berjalan dengan lancar, beberapa siswa tidak
mau dikelompokkan dengan teman lainnya. Siswa pada umunya membentuk
kelompok-kelompok dengan teman sebaya yang dikehendakinya sehingga
sulit untuk dikoordinasikan, selain itu pengelompokan siswa terhambat karena
siswa tidak mau jika tidak dikelompokkan dengan teman akrab atau teman
yang cocok dengannya.
e. Saat pengumpulan tugas, siswa berebut untuk melihat media pembelajaran
dan mencoba menggunakannya sehingga kelas menjadi gaduh dan guru
kesulitan melanjutkan kembali kegiatan pembelajaran.
2. Praktikkan
a. Proses mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti kegiatan pembelajaran
pada kegiatan pra pembelajaran membutuhkan waktu cukup lama.
b. Praktikan belum hafal nama siswa secara keseluruhan sehingga kedekatan
siswa dengan praktikan kurang.
3. Lain-lain
a. Keterbasan waktu dalam kegiatan pembelajaran.
b. Keterbatasan biaya.

D. Faktor Pendukung Pemecahan Masalah


Terlaksananya pembelajaran ini, juga tidak terlepas dari faktor-faktor yang
mendukung kelancaran selama kegiatan berlangsung. Faktor-faktor tersebut antara
lain :
1. Dari Kepala sekolah
a. Adanya kemudahan dalam hal perijinan untuk kegiatan PPL yang
menyangkut pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
39

b. Adanya kerja sama yang baik antara kepala sekolah dengan praktikan
dalam hal observasi dan sebagainya.
c. Adanya dukungan dari kepala sekolah terhadap pelaksanaan observasi
sampai tindakan dari praktikan.
2. Dari Guru pamong
a. Guru pamong senantiasa memberikan saran dan kritik yang
membangun untuk pelaksanaan pembelajaran
b. Guru pamong bersedia membantu menyediakan alat-alat pembelajaran
yang dibutuhkan praktikan
c. Adanya keakraban, sehingga antara praktikan dengan guru pamong
terjalin komunikasi yang lebih luwes.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari kegiatan pelaksanaan pemecahan masalah pembelajaran dalam Praktik
Pengalaman Lapangan dapat disimpulkan beberapa hal, diantaranya:
1. Metode pembelajaran yang bervariasi akan memotivasi siswa agar tidak cepat
bosan dan tidak mencari kegiatan sendiri diluar kegiatan pembelajaran
2. Media pembelajaran sangat perlu dalam menunjang penguasaan konsep anak
3. Selingan istirahat maupun sedikit permainan sangat diperlukan untuk
menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan untuk
mempertahankan konsentrasi siswa tertuju pada proses pembelajaran sehingga
siswa tidak terlalu tegang
4. Penguatan guru atas hasil kerja siswa akan menciptakan kepercayadirian siswa
terhadap kegiatan belajaranya
B. SARAN
1. Bagi Calon Pendidik:
40

- Calon guru hendaknya banyak mempelajari masalah-masalah yang timbul di


kelas sekaligus mencari alternatif pemecahannya agar pada waktu terjun di
sekolah tidak terlalu mengalami kesulitan dalam mengantarkan materi
pembelajaran

- Calon guru hendaknya lebih memperdalam kompetensinya dalam pendidikan


agar ketika menjadi seorang pendidik nanti akan lebih siap dalam menangani
setiap permasalahan pembelajaran.

- Calon guru hendaknya selalu mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan


penelitian tindakan kelas agar dapat mengatasi setiap permasalahan yang
timbul di kelas.

2. Bagi Pendidik:
- Sebagai seorang guru hendaknya selalu melakukan kegiatan inovatif untuk
setiap pelaksanaan pembelajaran. Hal ini berguna agar siswa mampu
memahami dan memaknai kegiatan belajarnya serta mampu mencapai
kompetensi yang diinginkan. Sehingga pada akhirnya tercipta manusia yang
berkualitas.
- Guru hendaknya mengerti setiap permasalahan yang timbul dikelas yang
menyangkut kegiatan pembelajaran ataupun permasalahan yang dialami siswa
agar dapat menyelesaikan dengan baik.
- Guru hendaknya memiliki cara atau strategi yang bermacam-macan dalam
mengantarkan materi pelajaran kepada siswanya agar dapat diterima siswa
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai