BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Kegiatan PPL bagi mahasiswa Program Studi S1 PGSD merupakan latihan
mengaplikasikan pembelajaran yang inovatif yang sesuai dengan kaidah keilmuan
yang dilaksanakan di SD Pelaksanaan PPL untuk program S1 PGSD tahun 2010
dilaksanakan pada semester genap 2009/ 2010. Dalam pelaksanaan PPL di SD maka
siswa tergabung dalam kelompok- kelompok yang terdiri dari 7-8 orang.
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang
mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam melaksanakan praktik kependidikan
dan non kependidikan agar mahasiswa siap menjadi tenaga profesional dalam bidang
keahliannya (UPT PPL, 2010:3).
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan secara terprogram,
terpadu, dan terbimbing melalui kegiatan magang di Sekolah Dasar (SD). PPL
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memantapkan kompetensi
pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial dalam memperbaiki atau
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, khususnya pembelajaran di kelas. Proses
pemerolehan kompetensi tersebut melalui banyak interaksi bermakna, yaitu interaksi
antar mahasiswa, mahasiswa dan siswa, mahasiswa dan guru pamong, mahasiswa dan
dosen pembimbing, mahasiswa dan tenaga pendidik sekolah, mahasiswa dan sumber
belajar. Oleh karena itu, pelaksanaan PPL harus memberikan kesempatan agar terjadi
interaksi- interaksi tersebut sehingga menumbuhkembangkan kompetensi yang perlu
dimiliki oleh seorang guru.
Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) meliputi kegiatan observasi
lapangan dengan tujuan agar mahasiswa memahami situasi dan kondisi sekolah,
pengelolaan sekolah, pelaksanaan tugas guru, mengidentifikasi permasalahan
pembelajaran dan tugas kependidikan lainnya. Kegiatan selanjutnya yaitu latihan
terbimbing yang mencakup menganalisis permasalahan pembelajaran, merancang
suatu pembelajaran yang inovatif yang didasarkan pada permasalahan pembelajaran
1
2
menggunakan metode tanya jawab dalam pembelajarannya dan alat peraga tidak
digunakan secara optimal.
Masalah selanjutnya siswa sebagian kurang aktif dan kurang menguasai materi
karena guru kurang dalam memiliki / memadukan metode pembelajaran dan media
yang tepat dalam pembelajarannya.
Guru sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran hendaknya memiliki
kemampuan dan keterampilan untuk memberdayakan berbagai model dan metode
pembelajaran, serta media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Hal ini
merupakan langkah awal demi tercapainya suasana belajar mengajar sehingga tujuan
pembelajaran tercapai secara optimal.
Penggunaan alat bantu atau media pembelajaran tidak hanya terbatas pada
sejumlah mata pelajaran tertentu. Semua mata pelajaran dalam proses pembelajaran
memerlukan media, termasuk pada mata pelajaran IPA. Peran media pembelajaran
dalam dunia pendidikan sangat penting sehingga seorang guru harus mampu
menggunakan media pembelajaran, baik yang disediakan oleh sekolah maupun
kemampuan tentang media pembelajaran saja, tetapi juga harus memiliki
keterampilan dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran tersebut.
Kedudukan media dalam proses pembelajaran adalah sebagai bagian integral
dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dalam suatu kegiatan
belajar mengajar tersebut bisa berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
Dengan adanya media dalam sistem pembelajaran sangat membantu peserta didik
dalam memahami apa yang telah dipelajari. Oleh sebab itu, guru dalam memilih dan
menggunakan media harus benar-benar tepat agar tujuan yang diinginkan dapat
tercapai. Dengan demikian, pemanfaatan dan penggunaan media menunjang
efektifitas, efisiensi dan daya tarik dalam pembelajaran.
Upaya mengoptimalkan tujuan pembelajaran penekanannya terletak pada
penggunaan media pembelajaran yang relevan, jika ada relevansi antara materi,
metode, model dan media pembelajaran, maka hasil belajar IPA akan berlangsung
dengan optimal. Dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD), tidak cukup hanya
dipelajari teorinya saja, tetapi harus diperhatikan secara langsung baik dengan
4
menggunakan benda aslinya maupun contoh media yang mirip dengan benda yang
sesungguhnya. Sehingga dengan demikian peserta didik dapat melihat secara
langsung, agar peserts didik tidak hanya membayangkan saja tetapi juga dapat
mempraktikkan dan mempelajari cara kerjanya. Maka dari itu proses belajar mengajar
akan menjadi lebih hidup dan interaksi dalam pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil jika si belajar secara aktif mengalami
sendiri proses belajar. Peran yang seharusnya dilakukan oleh seorang guru adalah
dengan mengusahakan agar setiap peserts didik dapat berinteraksi secara aktif dengan
berbagai sumber belajar yang ada.
Berdasarkan hasil refleksi antara peneliti dan Mitra Kerja sekaligus sebagai
kolaborator dengan melalui wawancara dan observasi mengenai permasalahan yang
ada di kelas IV, teridentifikasi permasalahan yang diduga penyebab masalah tersebut,
yaitu penggunaan strategi guru dalam pembelajaran yang digunakan masih
konvensional, dominasi guru dalam kelas masih dominan (teacher centered strategy),
metode yang kurang bervariasi dan pemanfaatan (penggunaan) media pembelajaran
yang masih jarang digunakan.
Sesuai dengan tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah agar peserta didik
memahami konsep-konsep IPA dan saling berkaitannya serta mampu menggunakan
metode ilmah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dengan lebih
menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta alam semesta. Berdasarkan tujuan
tersebut agar peserta didik mampu memahami konsep-konsep IPA dan dapat
menanamkan konsep pada peserta didik dalam belajar, maka penggunaan media
pembelajaran yang sesuai, tepat, serta dapat dipadukan dengan metode dan model
pembelajaran yang inovatif. Hal ini merupakan langkah yang baik dalam
menyampaikan materi pembelajaran IPA. materi pada mata pelajaran IPA.
Dari masalah- masalah diatas, praktikan memilih masalah model pembelajaran
Kooperatif Learning dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan proses belajar IPA
siswa kelas IV dipilihnya masalah tersebut karena penggunakan metode dan
pendekatan yang kurang variatif akan mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak
tercapai, dan sebagian siswa kurang aktif. Kurang maksimnalnya penggunaan media
5
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan umum dilakukannya penulisan laporan pelaksanaan Praktik
Pengalaman lapangan (PPL) Non Teaching adalah agar mahasiswa mampu untuk:
1. Mengidentifikasi masalah pembelajaran pendidikan di Sekolah Dasar
2. Bersama guru pamong dan dosen pembimbing merancang pemecahan masalah
pembelajaran
3. Melaksanakan dan mengevalusai pemecahan masalah yang ditetapkan
4. Mendeskripsikan proses pembelajaran IPA menggunakan Kooperatif learning
kelas IV, semester I SDN Purwantoro 08 .
5. Mendiskripsikan keaktifan belajar peserta didik pada pembelajaran IPA setelah
penggunaan Kooperative Learning Struktur akar dan fungsinya kelas IV,
semester I SDN Purwantoro 08?
6
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
(PPL II Non Teaching)
A. Pelaksanaan Praktik Lapangan
1. Lokasi Pelaksanaan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Non Teaching dilaksanakan di SDN
Purwantoro 08 Kota Malang yang terletak di jalan Nikel No .2 Kecamatan Blimbing
Kota Malang.
2. Sasaran Pelaksanaan
Sasaran pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan adalah peningkatan
Aktivitas belajar kelas IV SDN Purwantoro 08 Kota Malang dengan jumlah siswa
adalah 47 siswa melalui pembelajaran Kooperatif Learning pada pada pelajaran IPA.
3. Jadwal Rencana Pelaksanaan PPL II Non Teaching
Tanggal 30 Agustus - 4 September 2010
Melakukan observasi lingkungan di SDN Purwantoro 08 Kecamatan Blimbing
Kota Malang.
Tanggal 20 September – 25 September 2010
Atas ijin dari Kepala Sekolah SDN Purwantoro 08 Kecamatan
Blimbing Kota Malang Bapak Drs. Pudji Mimarso, observasi proses
pembelajaran dilakukan. Dari kelas I sampai kelas 6
Tanggal 27 Sepetember - 02 Oktober 2010
Merumuskan permasalahan-permasalahan pembelajaran mulai dari
kelas I sampai dengan kelas VI terkait dengan hal-hal yang ditemukan pada
waktu melaksanakan observasi.
Tanggal 04 Oktober - 09 Oktober 2010
Membuat perangkat pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), media pembelajaran dan mengkonsultasikannya kepada
guru pamong.
7
8
dan takwa”. Tujuan dari SDN Purwantoro 8 Malang adalah “Menyiapkan peserta
didik agar mampu menghadapi tantangan di masa mendatang” dengan strategi: (1)
Melaksanakan KBM yang dilandasi MBS & KBK dengan tertib, (2) Mengoptimalkan
Intra dan Ekstrakurikuler, (3) Melengkapi kebutuhan sarana prasarana, (4)
Menyiapkan tenaga yang profesional, (5) Menciptakan suasana yang saling asah, asih
dan asuh, dan (6) Menciptakan suasana lingkungan yang aman, indah dan tertib.
SDN Purwantoro 8 Malang memiliki berbagai sarana dan prasarana bagi
terlaksananya proses pembelajaran. Adapun sarana dan prasarana tersebut antara lain.
1. 6 ruang Kelas pembelajaran kelas I-VI
2. 1 ruang Kepala Sekolah
3. 1 ruang guru
4. 1 ruang Laboratorium Komputer
5. 1 ruang perpustakaan
6. 1 ruang UKS
7. 1 ruang Kantin/KopSis
8. 6 ruang kamar kecil siswa
9. 1 ruang dapur
10. 1 tempat parkir sepeda
11. 1 gudang
12. 1 mushola
13. 3 rumah dinas guru
14. 1 rumah dinas KS
15. 1 rumah dinas penjaga/ pesuruh sekolah
16. Lapangan Olahraga
b. Observasi Proses Pembelajaran
Kegiatan observasi dilanjutkan dengan pencarian permasalahan pembelajaran
di dalam kelas pada tanggal 20 – 25 September, dan merumuskan masalah
pembelajaran yang ada pada tanggal 20 September – 02 Oktober. Permasalahan
pembelajaran yaitu pada kegiatan pembelajaran di kelas IV. Permasalahan berupa
10
kompetensi yang mesti dimiliki siswa, materi ajar, kondisi siswa, cara pembelajaran,
media pembelajaran dan pengelolaan administrasi kelas.
Berikut deskripsi proses kegiatan pembelajaran pada kelas IV:
a. Kegiatan awal
Pertemuan pertama diawali dengan perkenalan praktikan, guru, dan siswa.
Kemudian praktikan mengikuti pembelajaran sebagai observer untuk mengetahui
masalah yang mungkin muncul dalam kegiatan pembelajaran.
Observer duduk dikursi belakang dan mengamati kegiatan pembelajaran.
Kegiatan awal pembelajaran dilakukan dengan doa bersama, dan presensi.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan selanjutnya, siswa membuka buku Lembar Kegiatan Siswa mata
pelajaran IPA. Materi yang dipelajari yaitu Bagian-bagian . Guru menerangkan
materi bagian-bagian tumbuhab sesuai dengan teks materi yang ada di LKS dan
siswa lebih banyak diam mendengarkan ceramah guru. Beberapa siswa dibelakang
asyik dengan mainan kartu gambar yang dimilikinya, dan beberapa siswa lain tampak
tidak memahami, ramai dan melamun.
Ketika menerangkan guru tidak menggunakan media, hanya menggunakan
materi yang ada di buku paket dan LKS. Sehingga siswa hanya melihat bentuk akar
melalui gambar pada buku. Saat kegiatan menggolongkan tumbuhan ke depan kelas
dan menuliskannya di papan tulis, siswa lebih banyak bertanya tentang maksud
pertanyaan dan kebingungan dalam mengerjakan tugas.
c. Kegiatan akhir
Kegiatan selanjutnya siswa diminta mengerjakan soal evaluasi. Di saat
mengerjakan soal, beberapa siswa maju ke bangku guru untuk menanyakan jawaban
soal kepada guru. Setelah selesai siswa mengumpulkan hasilnya di depan kelas untuk
di koreksi guru, pembelajaran diakhiri kemudian siswa keluar kelas untuk
beristirahat.
11
pembelajaran, menyusun alat evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta
membuat format pengamatan.
2. Tahap Pelaksanaan
Tepat pukul 09.00 WIB tindakan siklus I pertemuan ke-1 dilaksanakan di
kelas IV SDN Purwantoro 08 Malang. Pembelajaran diawali dengan ucapan salam
dan sapaan kepada siswa. “Assalamualaikum? Bagaimana kabar kalian?” tanya guru
(peneliti). “Wa’alaikum salam warah matullahi wabarakatuh, baik-baik saja Pak”
jawab siswa. Kemudian guru memerintahkan ketua kelas untuk memimpin doa
bersama dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. “Adakah temanmu yang
tidak hadir hari ini? Siapa?” tanya guru. “Ada Pak, Almeida katanya sakit” jawab
siswa.
Kegiatan selanjutnya adalah apersepsi. Pada kegiatan ini siswa diajak
menyanyikan lagu “Lihat Kebunku”. Semua siswa menyanyikan dengan antusias.
Guru : “Anak-anak di kebun ada makhluk hidup apa saja?”
Siswa : “Ada bunga, rumput, dan kupu-kupu, Pak”.
Guru : “kupu-kupu yang hinggap di bunga mengambil apa?”
Siswa : “Nektar, Pak”. Ada juga yang menjawab “Sari madu, Pak”.
Guru : “Setelah beberapa hari dari peristiwa tersebut, apakah bunga menjadi buah?”
Siswa : “Iya, Pak”.
Guru : “Apakah kupu-kupu dan bunga terjadi hubungan?”
“Hubungan antara dua makhluk hidup disebut apa anak-anak?”
Siswa : (sejenak siswa diam semua, tanda masih berpikir. Kemudian salah satu siswa
menjawab) “Simbiosis, Pak”.
Guru : “Nah, hari ini kalian akan mempelajari materi tentang simbiosis”.
Setelah itu guru menyiapkan media berupa gambar simbiosis seperti kupu-
kupu dengan bunga, benalu dengan pohon inangnya, dan kerbau dengan burung jalak.
Media ditempel pada papan tulis, kemudian guru bertanya jawab dengan siswa secara
singkat tentang isi gambar di papan tulis.
15
Gambar 2.1 Guru bertanya jawab dengan siswa tentang isi gambar
Kegiatan selanjutnya adalah membentuk siswa menjadi beberapa kelompok
kecil yang terdiri dari 4 siswa setiap kelompoknya. Di sini siswa sudah siap
berkelompok karena pada tahap persiapan sebelumnya kondisi meja dan kursinya
sudah disiapkan. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan membagi LKS kepada
masing-masing kelompok. Setelah semua kelompok memperoleh LKS, guru
menjelaskan secara singkat petunjuk pengisian LKS. Kemudian secara berkelompok
siswa mendiskusikan materi yang ada di LKS dengan durasi waktu 15 menit. Pada
saat siswa berdiskusi guru berkeliling mendampingi kelompok yang kesulitan. Selain
itu guru juga mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
hubungan dua makhluk hidup yang satu untung dan yang satu tidak untung atau
tidak dirugikan”.
Kemudian kegiatan berikutnya adalah umpan balik. Pada kegiatan ini siswa
diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru mengenai materi yang belum
dimengerti. Pada kesempatan ini ada 1 siswa dari 46 siswa yang bertanya. “Tadi
katanya Bapak bahwa kupu-kupu yang hinggap di bunga kan mengambil nektar untuk
dimakan kupu-kupunya, kenapa bunga juga untung? Apakah tidak kupu-kupu saja
yang untung?” tanya siswa yang bernama Adrian. Kemudian sebelum guru
memberikan jawaban, siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan Adrian.
Namun tidak ada siswa yang menjawab, sehingga guru yang langsung menjawab
pertanyaan siswa. “Kupu-kupu yang hinggap di bunga mendapat untung dari nektar
yang ada pada bunga, sedangkan bunga juga mendapat untung dari adanya kupu-kupu
yang hinggap di bunga. Hal ini karena secara tidak langsung serbuk sari yang
menempel pada jari kupu-kupu yang dibawa terbang ke bunga lain akan jatuh ke
kepala putik, sehingga terjadi penyerbukan. Nah, dari sini berarti dapat ditarik
kesimpulan bahwa hubungan antara kupu-kupu dengan bungan adalah hubungan dua
makhluk hidup yang sama-sama menguntungkan” jawab guru. Mendengar penjelasan
guru, siswa yang bertanya menganggukkan kepalanya tanda sudah mengerti.
Kegiatan berikutnya adalah membagikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu. Soal evaluasi terdiri dari 20 soal objektif.
Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal evaluasi sekitar 15 menit. Setelah
selesai dilanjutkan dengan tindak lanjut, yaitu di rumah siswa disuruh mencari
gambar-gambar yang berhubungan dengan simbiosis dan dijadikan kliping.
Selanjutnya kegiatan diakhiri dengan refleksi dan salam penutup.
3. Observasi
• Observasi Pelaksanaan RPP
Pada lembar observasi aktivitas guru terdapat langkah-langkah yang harus
dilakukan guru berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berikut
adalah tabel yang memuat langkah-langkah aktivitas guru pada tahap persiapan yang
sudah atau belum dilakukan oleh guru beserta penjelasannya.
Peneliti memasuki kelas didampingi guru kelas IV yakni Lilik Hidayati S.pd
dan 1 orang observer yakni Niswatu sholihah yang bertindak sebagai pengamat
selama proses pembelajaran berlangsung. Guru kelas menjelaskan bahwa kedatangan
guru (peneliti) adalah untuk melaksanakan penelitian. Guru kelas memberitahukan
bahwa peneliti sebagai pengganti sementara dalam proses pembelajaran IPA sekitar 2
minggu. Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai guru atau pengajar selama proses
pembelajaran kooperatif.
Sebelum memulai pembelajaran, peneliti memberi salam dan menyapa siswa.
Setelah itu mengajak siswa berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing dan
dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Dari 48 jumlah siswa terdapat 2 siswa
yang tidak hadir yaitu Maulana bayu dan Carolina Sofia dengan alasan keduanya
sakit. Meskipun jumlah siswa tidak lengkap namun diharapkan proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik. Guru menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran Kooperatif kepada siswa. Sebagian besar siswa langsung paham
penjelasan guru mengenai pelaksanaan namun ada beberapa siswa yang belum
paham sehingga guru harus mengulanginya.
Tahap persiapan untuk siklus I secara rinci telah tercantum pada RPP dan
sebagian besar sudah dilaksanakan oleh guru (peneliti). Persiapan perlengkapan
mengajar yang diperlukan untuk pembelajaran pada siklus I seperti RPP, Lembar
Kegiatan Siswa (LKS), lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas
18
siswa, soal evaluasi, dan media pembelajaran sudah disiapkan semua oleh guru
(peneliti).
Tahap yang kedua dari proses pembelajaran Kooperatif adalah tahap
presentasi/kegiatan awal guru. Guru menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi
sebelumnya.
Pada tahap kegiatan awal guru ini pembelajaran dimulai dengan memberikan
beberapa pertanyaan yang memancing motivasi dan menggali kemampuan awal siswa
serta menuliskan materi pokok yang akan dipelajari yakni “Hubungan antara dua
makhluk hidup (simbiosis)”. Guru menjelaskan materi secara garis besarnya saja
karena dalam kegiatan kelompok siswa akan mendiskusikan materi yang ada di LKS.
LKS akan mengantarkan siswa untuk mendalami lebih lanjut materi yang dibahas dan
supaya siswa berusaha untuk menemukan sendiri (mengkonstruk) materi yang sedang
dipelajari.
Tahapan selanjutnya adalah kegiatan kelompok. Tahapan ini merupakan
tahapan paling penting dalam pembelajaran kooperatif. Kegiatan ini dimulai dengan
guru membagikan LKS dan media berupa gambar hubungan antara dua makhluk
hidup (simbiosis) kepada masing-masing kelompok. Guru meminta masing-masing
anggota kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKS.
Ketika diskusi berlangsung guru melakukan pengawasan pada masing-
masing kelompok dibantu oleh 1 orang observer. Hal ini dilakukan agar LKS dapat
terselesaikan dengan baik dan diskusi tidak didominasi oleh siswa yang
berkemampuan tinggi saja. Hal ini akan menjadikan setiap siswa dalam kelompok
aktif dalam proses diskusi. Guru memberikan peringatan dan motivasi kepada siswa
yang kurang aktif dalam diskusi. Peringatan dan motivasi dilakukan guru dengan
menegur dan memberi pertanyaan membimbing kepada siswa.
Tahap berikutnya adalah presentasi kelompok. Presentasi kelompok bertujuan
untuk mengukur penguasaan materi siswa terhadap tugas yang telah diberikan dan
melatih keberanian dalam berpendapat dan menjawab pertanyaan. Pada tahap
presentasi kelompok ini guru berperan sebagai moderator yang mengawasi dan
19
mengatur jalannya presentasi. Guru meminta siswa untuk menanggapi hasil diskusi
dari kelompok yang melakukan presentasi. Apabila kelompok yang melakukan
presentasi belum bisa menjawab pertanyaan, maka guru memberikan kesempatan
kepada kelompok lain untuk membantu menjawabnya. Setelah pertanyaan dijawab
kemudian guru memberikan penguatan dan memberikan penghargaan kepada
kelompok yang menjawab.
Setelah diskusi dan presentasi kelompok selesai tahap evaluasi. Soal tes
pertemuan I siklus I berjumlah 20 butir soal yang secara keseluruhan adalah pilihan
ganda. Tes ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan prestasi siswa setelah
diberi tindakan. Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk mengerjakan dengan
sungguh-sungguh, siswa juga diminta untuk mengerjakan sendiri dan tidak melihat
jawaban teman.
Berdasarkan data hasil observasi terhadap guru dalam melaksanakan
pembelajaran pada pertemuan I siklus I mulai dari tahap persiapan, presentasi guru,
kegiatan kelompok, presentasi kelompok dan evaluasi dan penghargaan dapat
dikatakan bahwa secara umum 5 tahapan pembelajaran sudah terlaksana dengan baik
meskipun ada beberapa kegiatan yang masih belum dilakukan atau terdapat hal baru
yang belum tercantum namun dilakukan. Hasil observasi terhadap guru pada siklus I
akan dijadikan refleksi bagi guru pada siklus II sehingga menjadi lebih baik.
• Observasi Proses
Instrumen untuk merekam aktivitas siswa berupa lembar observasi aktivitas
siswa yang meliputi lima unsur pembelajaran kooperatif yaitu unsur interaksi tatap
muka, tanggung jawab individu, saling ketergantungan positif, keterampilan
komunikasi antar individu dan kelompok, dan evaluasi proses kelompok. Pada Tabel
2.1 dipaparkan data aktivitas belajar IPA siswa kelas IV SDN Purwantoro 08 Malang.
Tabel 2.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Kelompok
Unsur Tingkat ∑ %
I II III IV V VI VII VIII IX X XI
Interaksi tatap K - 1 2 - - - - - - - - 3 6,8
C - - 2 - 1 - - - - - - 3 6,8
muka B 4 3 - 4 3 4 4 4 4 4 4 38 86,4
Keterampilan K - 1 2 - - - - - - - - 3 6,8
20
komunikasi C - - 2 - 1 - - - 2 - - 5 11,4
antar individu
B 4 3 - 4 3 4 4 4 2 4 4 36 81,8
dan kelompok
Saling K - - 4 - - - - - - - - 4 9,1
C - 1 - - 1 - - - 2 1 - 5 11,4
ketergantungan
B 4 3 - 4 3 4 4 4 2 3 4 35 79,5
positif
Tanggung jawab K - 1 2 - - - - - - - - 3 6,8
C - - 2 - 1 - - - 2 1 - 6 13,6
individu B 4 3 - 4 3 4 4 4 2 3 4 35 79,5
Evaluasi proses K - 1 - - - - - - - - - 1 2,3
C - - 4 4 - - - - 2 1 - 11 25
kelompok B 4 3 - - 4 4 4 4 2 3 4 32 72,7
Keterangan:
• Anggota kelompok I: Dandi, Achmad, Adinda, Alma
• Anggota kelompok II: Ananda.Arsyta, Asalia, Carollin, Bunga
• Anggota kelompok III: Candra, Dian, Diana, Fitri Laili, Dwi
• Anggota kelompok IV: Fandi, Fikri, Firman, dan Fitria
• Anggota kelompok V: Hanif, Indrian, Ismi , dan Izudin
• Anggota kelompok VI: Jerico, Nisak, Maulana bayu, dan mirza.
• Anggota kelompok VII: M. Azhar, M. Dwiki, Nabilah, dan Naria
• Anggota kelompok VIII: Nur , Rahma, Rifqi, dan Rizki
• Anggota kelompok IX: Rizqiandra, Shella,Shelli, dan Shifirra.
• Anggota kelompok X: Tresivo, Wildan, Ahmad , Intanifa,
• Anggota kelompok XI: .Balqis, Mirza, Iqbal
• K = kurang, C = cukup, dan B = baik.
• Rata-rata K = 6,4%, rata-rata C = 13,6%, dan rata-rata B = 80%.
• Isilah kolom kelompok dengan banyaknya siswa di setiap kelompok yang
sesuai dengan kriteria berikut ini.
1. Interaksi tatap muka
K: Jika siswa tidak saling duduk berhadapan pada saat berdiskusi.
C: Jika siswa duduk saling berhadapan tetapi tidak saling memandang wajah pada
saat berdiskusi.
21
B: Jika siswa duduk saling berhadapan dan memandang wajah pada saat
berdiskusi.
2. Tanggung jawab individu
K: Siswa tidak mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan tidak dapat
menjelaskan kepada kelompok tentang materi yang ditugasinya.
C: Siswa mengerjakan LKS tetapi tidak dapat menjelaskan kepada kelompok
tentang materi yang ditugasinya.
B: Siswa mengerjakan LKS dan dapat menjelaskan kepada kelompok tentang
materi yang ditugasinya.
3. Saling ketergantungan positif
K: Siswa tidak aktif bertanya dan tidak aktif memberikan pendapatnya selama
diskusi, tidak mengerjakan LKS serta tidak mendengarkan pendapat temannya.
C: Siswa tidak aktif bertanya dan tidak aktif memberikan pendapatnya selama
diskusi, tetapi mengerjakan LKS dan mendengarkan pendapat temannya.
B: Siswa aktif bertanya, aktif memberikan pendapatnya selama diskusi,
mengerjakan LKS dan mendengarkan pendapat temannya.
4. Ketrampilan berkomunikasi antar individu dalam kelompok
K: Selama diskusi siswa tidak dapat menyampaikan pendapat atau mengajukan
pertanyaan dengan jelas sehingga tidak mudah dimengerti oleh temannya, suka
memotong penjelasan atau pertanyaan teman dan apabila mengajukan
pertanyaan tidak mengacungkan tangan lebih dahulu.
C: Selama diskusi siswa tidak dapat menyampaikan pendapat atau pertanyaan
dengan jelas sehingga tidak mudah dimengerti oleh temannya, menghormati
pendapat teman dan apabila mengajukan pertanyaan mengacungkan tangan
lebih dahulu. Jika siswa mau mendengarkan dan menghargai pendapat anggota
kelompoknya tampak seperti (senyuman, kontak mata, angkat telunjuk dan
menepuk punggung)
B: Selama diskusi siswa dapat menyampaikan pendapat atau mengajukan
pertanyaan dengan jelas sehingga mudah dimengerti oleh temannya,
22
Pada unsur evaluasi proses kelompok, tingkatan terdapat pada kelompok II saja.
Sedangkan untuk tingkatan C terdapat pada kelompok III, IV, IX, dan X. Sementara
untuk kelompok yang lain mendapat nilai B. Secara garis besar, kelompok yang utuh
mendapat nilai B adalah kelompok I, VI, VII, VIII, dan XI. Kelompok ini mendapat
nilai B karena mulai awal hingga pembelajaran berakhir, kelompok ini sangat
antusias dan mengikuti pembelajaran dengan baik.
Penilaian hasil pada siklus I dilaksanakan melalui hasil tes tertulis yang
merupakan hasil belajar siswa dengan SKM >70. Adapun hasil belajar siswa sebagai
berikut.
Tabel 2.2 Data Hasil Evaluasi Siklus I
Berdasarkan tabel hasil evaluasi pada siklus I berupa soal pilihan ganda
sebanyak 20 soal dapat dideskripsikan bahwa pada siklus I jumlah skor keseluruhan
adalah 3490 , hasil rata-rata yaitu 72,7. Dari hasil tersebut siswa yang tuntas dalam
belajar sebanyak 29 siswa sedangkan siswa yang tidak tuntas dalam belajar
sebanyak 18 siswa.
• Refleksi
Setelah dilakukan observasi dan evaluasi, maka diperoleh gambaran sebagai
berikut:
a. Penerapan Kooperatif learning belum dapat dilaksanakan secara maksimal
karena walaupun kebanyakan siswa sudah mendapatkan hasil diatas SKM
25
tetapi masih kurang memuaskan. Di samping itu, siswa belum dapat belajar
mandiri untuk menemukan konsep pengetahuan. Masih banyak siswa yang
memerlukan bimbingan, sehingga guru masih banyak berperan dalam
kegiatan pembelajaran. Hal ini diduga disebabkan karena apersepsi dan
eksplorasi yang dilakukan guru masih belum optimal.
b. Pengorganisasian kelas yang dilakukan guru masih belum berhasil.
Pembentukan kelompok ditentukan oleh guru sehingga siswa tidak
memperoleh kesempatan untuk membentuk sendiri. Hal ini mengakibatkan
siswa yang tidak cocok dengan salah satu anggota kelompoknya tidak mau
mengerjakan LKK.
c. Sebagian besar siswa masih malas untuk memahami petunjuk langkah-
langkah kegiatan yang ada di Lembar Kegiatan Kelompok, sehingga guru
harus menerangkan berulang-ulang. Hal ini bisa dilihat dari ketidakseriusan
siswa dalam membaca petunjuk. Misalnya, ketika ada salah satu siswa
yang bertanya kemudian guru telah menjelaskan, tetapi masih ada saja
siswa lain yang bertanya. Kurang pahamnya siswa langkah-langkah
kegiatan disebabkan karena petunjuk yang ada kurang jelas dan kurang
sederhana.
d. Hasil belajar rata-rata siswa kelas IV SDN Purwantoro 08 Kota Malang
yaitu 72,7 Terdapat 32 orang siswa (75%) yang dapat mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal dan hanya ada 12 orang siswa (25%) yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal.
Dari fakta yang diperoleh pada siklus I tersebut peneliti merasa
masih perlu meningkatkan penelitiannya melalui kegiatan pada tindakan
siklus berikutnya. Untuk itu peneliti melakukan upaya perbaikan yang akan
dilakukan pada siklus II. Dalam melakukan upaya perbaikan perbaikan
siklus II yang akan direncanakan adalah sebagai berikut.
a. Memberikan apersepsi dan eksplorasi yang lebih jelas. Dengan adanya
eksplorasi yang lebih jelas maka siswa akan semakin mudah untuk
26
Setelah itu guru menyiapkan media berupa gambar rantai makanan mulai dari
produsen (padi), konsumen I (belalang), konsumen II (ayam), konsumen III (elang),
dan pengurai (bakteri/jamur). Media ditempel pada papan tulis, kemudian guru
bertanya jawab dengan siswa secara singkat tentang isi gambar di papan tulis.
Kegiatan selanjutnya adalah membentuk siswa menjadi beberapa kelompok
kecil yang terdiri dari 4 siswa setiap kelompoknya. Di sini siswa sudah siap
berkelompok karena pada tahap persiapan sebelumnya kondisi meja dan kursinya
sudah disiapkan. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan membagi LKS kepada
masing-masing kelompok. Dalam membagi LKS, masing-masing kelompok diberi
LKS 2 lembar dalam satu kelompok. Hal ini bertujuan agar siswa lebih bertanggung
jawab dalam berdiskusi. Setelah semua kelompok memperoleh LKS, guru
menjelaskan secara singkat petunjuk pengisian LKS. Kemudian secara berkelompok
siswa mendiskusikan materi yang ada di LKS. Pada saat siswa berdiskusi, guru
berkeliling mendampingi kelompok yang kesulitan. Selain itu guru juga mengamati
aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
Pada tindakan siklus II ini anak-anak kelihatan bertanggung jawab
mengerjakan tugasnya daripada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Setelah 15 menit
selesai berdiskusi.
30
lengkap namun diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Guru
menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kooperatif kepada siswa.
Sebagian besar siswa langsung paham penjelasan guru mengenai pelaksanaan
pembelajaran Kooperatif karena model ini telah dilaksanakan beberapa pertemuan.
Tahap persiapan untuk siklus II secara rinci telah tercantum pada RPP dan
sebagian besar sudah dilaksanakan oleh guru (peneliti). Persiapan perlengkapan
mengajar yang diperlukan untuk pembelajaran pada siklus II seperti RPP, Lembar
Kegiatan Siswa (LKS), lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas
siswa, soal evaluasi, dan media pembelajaran sudah disiapkan.
Tahap yang kedua dari proses pembelajaran adalah tahap presentasi/kegiatan
awal guru. pada tahap ini guru menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran dan menjelaskan materi yang akan dipelajari oleh siswa. Guru
menjelaskan materi yang akan dipelajari dalam pembelajaran dengan memberikan
beberapa pertanyaan kepada siswa.
Pada tahap kegiatan awal guru ini pembelajaran dimulai dengan memberikan
beberapa pertanyaan yang memancing motivasi dan menggali kemampuan awal siswa
serta menuliskan materi pokok yang akan dipelajari yakni “Rantai Makanan”. Guru
menjelaskan materi secara garis besarnya saja karena dalam kegiatan kelompok siswa
akan mendiskusikan materi yang ada di LKS. LKS akan mengantarkan siswa untuk
mendalami lebih lanjut materi yang dibahas dan supaya siswa berusaha untuk
menemukan sendiri (mengkonstruk) materi yang sedang dipelajari.
Tahapan selanjutnya adalah kegiatan kelompok. Tahapan ini merupakan
tahapan paling penting dalam pembelajaran kooperatif . Kegiatan ini dimulai dengan
guru membagikan LKS dan media berupa “Rantai Makanan” kepada masing-masing
kelompok. Guru meminta masing-masing anggota kelompok untuk mendiskusikan
pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKS.
Ketika diskusi berlangsung guru melakukan pengawasan pada masing-masing
kelompok dibantu oleh 1 orang observer yaitu guru kelas IV. Pada tahap presentasi
kelompok ini guru berperan sebagai moderator yang mengawasi dan mengatur
32
jalannya presentasi. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanggapi hasil
diskusi dari kelompok yang melakukan presentasi.
Setelah diskusi dan presentasi kelompok selesai kemudian guru memberikan
tes akhir siklus II kepada siswa sebagai tahap evaluai. Langkah-langkah aktivitas
guru pada tahap evaluasi terdapat pada
Berdasarkan data hasil observasi terhadap guru dalam melaksanakan
pembelajaran pada siklus II mulai dari tahap persiapan, presentasi guru, kegiatan
kelompok, presentasi kelompok dan evaluasi dan penghargaan dapat dikatakan bahwa
secara umum 5 tahapan pembelajaran Kooperatif sudah terlaksana dengan baik
daripada pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Tabel 2.3 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Unsur Tingkat Kelompok ∑ %
I II III IV V VI VII VIII IX X XI
Interaksi tatap K - - - - - - - - - - 0 0
C - 1 1 - 1 - - - - - - 3 6,5
muka
B 4 3 2 4 3 5 4 5 4 5 4 43 93,5
Keterampilan K - - 1 - - - - - - - - 1 2,2
komunikasi C - 1 - - 1 - - - - - - 2 4,3
B 4 3 2 4 3 5 4 5 4 5 4 43 93,5
antar individu
dan kelompok
Saling K - - - - - - - - - - - 0 0
C - 1 1 - 1 - - - 2 - - 5 10,9
ketergantungan
B 4 3 2 4 3 5 4 5 2 5 4 41 89,1
positif
Tanggung jawab K - 1 - - - - - - - - - 1 2,2
C - - 1 - 1 - - - 2 - - 4 8,7
individu
B 4 3 2 4 3 5 4 5 2 5 4 41 89,1
Evaluasi proses K - - - - - - - - - - - 0 0
C - - 1 - - - - - - - - 1 2,2
kelompok
B 4 4 2 4 4 5 4 5 4 5 4 45 97,8
Keterangan:
• Anggota kelompok I: Dandi, Achmad, Adinda, Alma
• Anggota kelompok II: Ananda.Arsyta, Asalia, Carollin, Bunga
• Anggota kelompok III: Candra, Dian, Diana, Fitri Laili, Dwi
• Anggota kelompok IV: Fandi, Fikri, Firman, dan Fitria
• Anggota kelompok V: Hanif, Indrian, Ismi , dan Izudin
33
Pada unsur interaksi tatap muka, tingkatan K tidak diperoleh oleh kelompok
manapun. Sedangkan tingkatan C pada interaksi tatap muka ini terdapat pada
kelompok II, III, dan V. sementara untuk kelompok yang lain memperoleh tingkatan
B.
Pada unsur keterampilan komunikasi antar individu/kelompok, tingkatan K
tetap terdapat pada kelompok III. Untuk tingkatan C terdapat pada kelompok II dan
V. Sedangkan untuk kelompok yang lain memperoleh tingkatan B.
Pada unsur saling ketergantungan positif, tingkatan K tidak terdapat pada
kelompok manapun. Sedangkan tingkatan C terdapat pada kelompok II, III, V, dan
IX. Sementara untuk kelompok yang lain mendapat nilai B.
Pada unsur tanggung jawab individu, tingkatan K masih tetap terdapat pada
kelompok II. Sedangkan tingkatan C terdapat pada kelompok III, V, dan IX.
Sementara untuk kelompok yang lain mendapat nilai B.
Pada unsur evaluasi proses kelompok, tingkatan K tidak terdapat pada
kelompok manapun. Sedangkan untuk tingkatan C terdapat pada kelompok III.
Sementara untuk kelompok yang lain mendapat nilai B. Secara garis besar, kelompok
yang utuh mendapat nilai B adalah kelompok I, IV, VI, VII, VIII, X, dan XI.
Kelompok ini mendapat nilai B karena mulai awal hingga pembelajaran berakhir,
kelompok ini sangat antusias dan mengikuti pembelajaran dengan baik.
Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran kooperatif didasarkan pada lima
unsur dasar pembelajaran kooperatif yang meliputi interaksi tatap muka, tanggung
jawab individu, saling ketergantungan positif, keterampilan berkomunikasi antar
individu dan kelompok dan evaluasi proses kelompok. Pembelajaran kooperatif
mengajarkan kemandirian, kerjasama dan tanggung jawab individu pada diri siswa
sehingga siswa tidak selalu tergantung pada teman. Berdasarkan pelaksanaan
tindakan dan observasi yang dilakukan pada setiap siklus (siklus I dan II),
menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model mengalami
perubahan yang signifikan.
Tabel 2.4 Data penilaian hasil siklus II
Berdasarkan tabel hasil evaluasi pada siklus II berupa soal pilihan ganda
sebanyak 20 soal dapat dideskripsikan bahwa pada siklus II . Jumlah skor
keseluruhan adalah 3615 , hasil rata-rata yaitu 78,0 . Dari hasil tersebut, siswa
mendapatkan nilai mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ada 43 dan siswa yang
tidak tuntas ada 4 Siswa . Adapun hasil belajar dari siklus I dan siklus II bila
dibandingkan akan terlihat peningkatan hasil belajar dari siswa Kelas IV SDN
Purwantoro 08 meskipun ada beberapa anak yang belum tuntas. Minimal bisa
mengurangi permasalah an pembelajaran di SDN Purwantoro 08.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi guru pamong pada siklus II dan hasil belajar
siswa pada siklus yang mengalami peningkatan, praktikan menyimpulkan bahwa
kegiatan pemecahan masalah pembelajaran pada kelas IV telah berhasil mencapai
tujuannya yakni berkurangnya anak yang mengalami ketidaktuntasan minimal dan
bisa menyelesaikan beberapa masalah metode pembelajaran yang bervariasi,
pemanfaatan media pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran, pertahanan konsentrasi siswa terhadap
pembelajaran dan peningkatan hasil belajar.
C. Faktor Penghambat Pemecahan Masalah
Setiap pelaksanaan suatu program tidak akan terlepas dari hambatan-
hambatan. Adapun hanbatan-hambatannya adalah sebagai berikut:
1. Siswa
38
b. Adanya kerja sama yang baik antara kepala sekolah dengan praktikan
dalam hal observasi dan sebagainya.
c. Adanya dukungan dari kepala sekolah terhadap pelaksanaan observasi
sampai tindakan dari praktikan.
2. Dari Guru pamong
a. Guru pamong senantiasa memberikan saran dan kritik yang
membangun untuk pelaksanaan pembelajaran
b. Guru pamong bersedia membantu menyediakan alat-alat pembelajaran
yang dibutuhkan praktikan
c. Adanya keakraban, sehingga antara praktikan dengan guru pamong
terjalin komunikasi yang lebih luwes.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari kegiatan pelaksanaan pemecahan masalah pembelajaran dalam Praktik
Pengalaman Lapangan dapat disimpulkan beberapa hal, diantaranya:
1. Metode pembelajaran yang bervariasi akan memotivasi siswa agar tidak cepat
bosan dan tidak mencari kegiatan sendiri diluar kegiatan pembelajaran
2. Media pembelajaran sangat perlu dalam menunjang penguasaan konsep anak
3. Selingan istirahat maupun sedikit permainan sangat diperlukan untuk
menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan untuk
mempertahankan konsentrasi siswa tertuju pada proses pembelajaran sehingga
siswa tidak terlalu tegang
4. Penguatan guru atas hasil kerja siswa akan menciptakan kepercayadirian siswa
terhadap kegiatan belajaranya
B. SARAN
1. Bagi Calon Pendidik:
40
2. Bagi Pendidik:
- Sebagai seorang guru hendaknya selalu melakukan kegiatan inovatif untuk
setiap pelaksanaan pembelajaran. Hal ini berguna agar siswa mampu
memahami dan memaknai kegiatan belajarnya serta mampu mencapai
kompetensi yang diinginkan. Sehingga pada akhirnya tercipta manusia yang
berkualitas.
- Guru hendaknya mengerti setiap permasalahan yang timbul dikelas yang
menyangkut kegiatan pembelajaran ataupun permasalahan yang dialami siswa
agar dapat menyelesaikan dengan baik.
- Guru hendaknya memiliki cara atau strategi yang bermacam-macan dalam
mengantarkan materi pelajaran kepada siswanya agar dapat diterima siswa
dengan baik.