Anda di halaman 1dari 3

1.

Perasaan selama melakukan perubahan di kelas


2. Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan
3. Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik 
4. ‘Foto bercerita’ dari seluruh rangkaian pelaksanaan (perencanaan, penerapan dan
refleksi) aksi Anda. 
5. Anda juga dapat memasukkan ‘testimoni’ dari rekan guru dan peserta didik yang
terlibat dalam proses perubahan yang Anda lakukan.

Aksi Nyata Penerapan Pemikiran Ki Hajar Dewantara di Kelas dan Sekolah

Setelah mempelajari pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan, membuat wawasan dan
mindset saya semakin luas. Saya pun merasa senang dan bersemangat untuk bisa menerapkan
pemikiran beliau yang sunggung luar biasa dalam proses pembelajaran saat ini.
Saya semakin menyadari bahwa sebagai seorang pendidik kita sebaiknya menuntun segala
kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya. Pendidik itu  hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan
tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Sebagai seorang pendidik, saya harus bisa melaksanakan proses pembelajaran yang berorientasi
pada anak. Strategi pembelajaran yang diterapkan harus melayani segala bentuk  kebutuhan
metode belajar siswa yang berbeda-beda.
Saya juga akan memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan ide, berfikir kreatif,
mengembangkan bakat/minat siswa, tapi kebebasan itu bukan berarti kebebasan mutlak,
perlu  tuntunan dan arahan dari saya sebagai guru supaya anak tidak kehilangan arah dan
membahayakan dirinya.
KHD juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka dan mengikuti perkembangan zaman
yang ada namun tidak semua yang baru itu baik, jadi perlu diselaraskan dulu. Indonesia juga
memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. KHD
menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman.
Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada, sedangkan
kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama. Artinya bahwa setiap anak sudah membawa sifat
atau karakternya masing-masing, jadi sebagai guru kita tidak bisa menghapus sifat dasar tadi,
yang bisa dilakukan adalah menunjukan dan membimbing mereka agar muncul sifat-sifat
baiknya sehingga menutupi/mengaburkan sifat-sifat jeleknya.
Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali keterampilan kepada
siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri. Dalam konteks
pembelajaran sekarang, ya kita harus bekali siswa dengan kecakapan Abad 21. Budi pekerti juga
harus menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran yang kita lakukan sebagai
guru. Guru harus senantiasa memberikan teladan yang baik bagi siswa-siswanya dalam
mengembangkan budi pekerti. Kita juga bisa melakukan kegiatan-kegiatan pembiasaan di
sekolah untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti/akhlak mulia kepada anak.
Dalam pembelajaran di kelas hendaknya kita juga harus memperhatikan kodrati anak yang masih
suka bermain. Lihatlah ketika anak-anak sedang bermain pasti yang mereka rasakan
adalah ‘kegembiraan’ dan itu membuat suatu kesan yang membekas di hati dan pikirannya.
Hendaknya guru juga memasukan unsur permainan dalam pembelajaran agar siswa senang dan
tidak mudah bosan. Apalagi menggunakan permainan-permainan tradisional yang ada, selain
menyampaikan pembelajaran melalui permainan , kita juga mendidik dan mengajak anak untuk
melestarikan kebudayaan.
Hal terpenting yang harus dilakukan seorang guru adalah menghormati dan memperlakukan anak
dengan sebaik-baiknya sesuai kodratnya, melayani mereka dengan setulus hati, memberikan
teladan (ing ngarso sung tulodho), membangun semangat (ing madyo mangun karso) dan
memberikan dorongan (tut wuri handayani) bagi tumbuh kembangnya anak. Menuntun mereka
menjadi pribadi yang terampil, berakhlak mulia dan bijaksana sehingga mereka akan mencapai
kebahagiaan dan keselamatan.

Perasaan Selama Melakukan Perubahan Di Kelas

Perasaan saya selama melakukan perubahan di kelas yaitu merasa sangat senang dan
lebih bersemangat untuk membiasakan perubahan tersebut dilakukan secara terus
menerus. Adapun perubahan yang telah saya lakukan antara lain adalah pembiasaan
memungut dan membuang sampah pada tempatnya baik di dalam maupun di luar
kelas, membuat kesepakatan kelas, pembiasaan berdoa sebelum dan sesudah
melakukan proses pembelajaran. dan aksi nyata yang akan saya lakukan adalah
pembiasaan kegiatan literasi 15 menit sebelum pembelajaran di mulai untuk membaca
buku nonteks pelajaran.

Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan

Saya berkolaborasi bersama kepala sekolah dan seluruh rekan guru membuat program
kegiatan literasi 15 menit sebelum pelajaran di mulai untuk membaca buku nonteks
pelajaran di seluruh kelas dan sepanjang proses perubahan tersebut timbul pula
gagasan saya untuk membuat pojok baca di masing-masinng kelas. 

Pembelajaran dan Pengalaman dalam Bentuk Catatan Praktik Baik

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kehidupan dalam masyarakat,


pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan
yang dapat diteruskan dan diwariskan. Membiasakan anak  dengan kegiatan literasi 15
menit sebelum pelajaran di mulai sangatlah penting dimana dengan kegiatan ini saya
melihat dampak perkembangan dari peserta didik yaitu meningkatnya pengetahuan
siswa akan kosakata, menambah wawasan, melatih kemampuan berfikir dan
menganalisa, melatih fokus dan konsentrasi, serta melatih diri siswa untuk menulis dan
merangkai kata dengan baik.
Testimoni Rekan Guru dan Murid

Selama program ini dilakukan beberapa rekan guru sangat bersyukur karena
merasakan dampak positif dari kegiatan ini, seperti yang diungkapkan oleh ibu Ida
Nurkumala salah satu rekan guru ” Saya merasa senang sekali karena ada pojok baca
di kelas, anak-anak yang biasanya gaduh saat jam kosong menjadi lebih tenang dan
mereka bisa memanfaatkan pojok baca ini untuk membiasakan budaya membaca
sehingga kemampuan anak-anak dalam menulis dan merangkai kata menjadi lebih
baik, selain itu wawasan anak-anak menjadi lebih luas dan kemampuan mereka dalam
menangkap informasi dalam sebuah bacaan menjadi lebih baik”.

Anda mungkin juga menyukai