Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Abdurrahman

Mata Kuliah : Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya

LPTK : Universitas Palangka Raya

Tugas Topik 1 Aksi Nyata

Tuliskan rancangan / rencana aksi nyata bagaimana Anda mengaplikasikan topik belajar
dan teori pembelajaran dalam proses pembelajaran di kelas!

Cara saya mengaplikasikan topik belajar dan teori pembelajaran dalam proses
pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut:

1. Teori Behaviorisme

Teori belajar ini memfokuskan kepada perubahan tingkah laku peserta didik karena
adanya stimulus (rangsangan) dan respon (tanggapan). Rancangan/rencana aksi nyata
yang akan saya lakukan untuk menerapkan teori belajar tersebut adalah:

1. Menyusun materi atau bahan ajar secara lengkap. Dimulai dari materi sederhana
sampai kompleks.

2. Lebih banyak memberikan contoh berupa instruksi selama mengajar.

3. Saat saya melihat ada kesalahan, baik pada materi maupun pada peserta didik
maka saya akan segera perbaiki.

4. Memberikan banyak drilling dan latihan agar terbentuk perilaku atau


pembiasaan seperti yang diinginkan.

5. Mengevaluasi berdasarkan perilaku yang terlihat.

6. Memberikan penguatan (reinforcement), baik dari sisi positif dan negatif.

2. Teori Sosial-Kognitif

Teori yang menonjolkan gagasan bahwa sebagian besar pembelajaran manusia


terjadi dalam sebuah lingkungan sosial dengan mengamati orang lain, manusia
memperoleh pengetahuan, aturan-aturan, keterampilan-keterampilan, strategi-
strategi, keyakinan-keyakinan, dan sikap-sikap. Rancangan/rencana aksi nyata
yang akan saya lakukan untuk menerapkan teori belajar tersebut adalah:
1. Meminta peserta didik untuk merefleksikan pengalaman mereka melalui
pembuatan jurnal atau laporan harian tentang kegiatan apa saja yang mereka
lakukan.

2. Mendorong diskusi berdasarkan apa yang diajarkan dengan meminta peserta


didik untuk menjelaskan materi pembelajaran di depan kelas dan ajak peserta didik
lainnya untuk mengajukan pertanyaan.

3. Membantu peserta didik menemukan solusi baru untuk suatu masalah untuk
mengembangkan cara berpikir kritis.

4. Meminta peserta didik untuk memberikan penjelasan tentang ide atau pendapat
yang mereka miliki.

5. Membantu peserta didik dalam mengeksplorasi dan memahami bagaimana ide-


ide bisa terhubung.

6. Meningkatkan pemahaman dan ingatan peserta didik melalui penggunaan


visualisasi dan permainan dalam menyampaikan materi.

3. Teori Konstruktivisme

Teori ini mengakui bahwa peserta didik akan dapat menginterpretasikan informasi
ke dalam pikirannya, hanya pada konteks pengalaman dan pengetahuan mereka
sendiri, pada kebutuhan, latar belakang dan minatnya. Rancangan/rencana aksi
nyata yang akan saya lakukan untuk menerapkan teori belajar tersebut adalah:

1. Mendorong kemandirian dan inisiatif peserta didik dalam belajar. Dengan


menghargai gagasan atau pemikiran peserta didik serta mendorong peserta didik
berpikir mandiri, berarti guru telah membantu peserta didik menemukan identitas
intelektual mereka. Para peserta didik yang merumuskan pertanyaan-pertanyaan
dan kemudian menganalisis serta menjawabnya berarti telah mengembangkan
tanggung jawab terhadap proses belajar mereka sendiri serta menjadi pemecah
masalah (problem solvers).

2. Mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu


kepada peserta didik untuk merespons. Berpikir reflektif memerlukan waktu yang
cukup dan seringkali atas dasar gagasan-gagasan dan komentar orang lain. Cara-
cara guru mengajukan pertanyaan dan cara peserta didik merespons atau
menjawabnya akan mendorong peserta didik mampu membangun keberhasilan
dalam melakukan penyelidikan atas informasi yang diterimanya.

3. Mendorong peserta didik berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking). Guru
yang menerapkan proses pembelajaran konstruktivisme akan menantang para
peserta didik untuk mampu menjangkau hal–hal yang berada di balik respons
faktual yang sederhana. Guru mendorong peserta didik untuk menghubungkan
dan merangkum konsep-konsep melalui analisis, prediksi, justifikasi dan
mempertahankan gagasan atau pemikirannya.

4. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru dan
peserta didik lainnya. Dialog dan diskusi yang merupakan interaksi sosial dalam
kelas yang bersifat intensif sangat membantu peserta didik untuk mampu
mengubah atau menguatkan gagasan-gagasannya. Jika mereka memiliki
kesempatan untuk mengemukakan apa yang mereka pikirkan dan mendengarkan
gagasan orang lain, maka mereka akan mampu membangun pengetahuan sendiri
yang didasarkan atas pemahaman sendiri. Jika merasa nyaman dan aman untuk
mengemukakan gagasan-gagasan mereka, maka dialog yang sangat bermakna
akan tercipta di dalam kelas.

5. Melibatkan peserta didik dalam pengalaman yang menantang dan mendorong


terjadinya diskusi. Jika diberi kesempatan untuk menyusun berbagai macam
prediksi, sering kali peserta didik menghasilkan hipotesis tentang informasi
maupun kejadian yang sedang dialaminya. Guru yang menerapkan konstruktivisme
dalam pembelajaran memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik
untuk menguji hipotesis mereka, terutama melalui diskusi kelompok dan
pengalaman nyata.

6. Menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi


interaktif. Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivisme
melibatkan para peserta didik dalam mengamati dan menganalisis fenomena alam
dalam dunia nyata. Guru kemudian membantu peserta didik untuk menghasilkan
abstraksi atau pemikiran-pemikiran tentang fenomena-fenomena alam tersebut
secara bersama-sama.

Anda mungkin juga menyukai