Anda di halaman 1dari 88

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional
1. Hasil Evaluasi KTSP Tahun Sebelumnya
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan yang
menjadi pedoman dan arahan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah,
diantaranya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 serta Peraturan Pemerintah no. 13 tahun
2015. Peraturan pemerintah tersebut memberikan arahan tentang perlunya
disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu:
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Delapan Standar Nasional Pendidikan terus dikembangkan dan
disesuaikan dengan perkembangan zaman. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun
oleh Satuan Pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang
disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Berdasarkan Evaluasi KTSP SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan
Olahraga) tahun pelajaran 2017/2018, SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan
Olahraga) perlu melakukan saran dan perbaikan pada beberapa komponen
berikut ini :

DOKUMEN KOMPONEN SARAN PERBAIKAN TINDAK LANJUT

Umum Cover, Lembar Cover dan daftar isi sudah sesuai dengan
Pengesahan, panduan penyusunan KTSP 2017/2018
Kata
Pengantar, dan
daftar isi

1 1
Hasil Evaluasi Diri Sekolah perlu
Sekolah akan membuatkan hasil EDS
dibuatkan tindak lanjutnya. Deskripsi
beserta tindak lanjut dan sekolah akan
perbandingan kondisi nyata dan kondisi
mendeskripsikan perbandingan kondisi
Pendahuluan ideal untuk masing-masing indikator pada
nyata dan kondisi ideal untuk masing-
instrumen EDS yang terdapat pada 5 SNP
masing indikator pada instrumen EDS
(SKL, Standar Isi, Standar Proses, Standar
yang terdapat pada 5 SNP.
Penilaian, dan Standar Pengelolaan)

Deskripsikan gambaran proses lahirnya


Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Satuan
Pendidikan secara praktis/proses Sekolah akan mendeskripsikan gambaran
Visi, Misi, pelaksanakan melahirkan rumusan Visi, proses lahirnya Visi, Misi dan Tujuan
Tujuan Satuan Misi dan Tujuan bukan Normatif ditandai Sekolah Satuan Pendidikan secara
Pendidikan adanya bukti fisik, cantumkan indikator praktis/proses pelaksanakan melahirkan
Visi. Tujuan satuan pendidikan perlu rumusan Visi, Misi dan Tujuan bukan
I dikuatkan dengan pernyatan yang Normatif ditandai adanya bukti fisik,
terukur. cantumkan indikator Visi. Tujuan satuan
pendidikan perlu dikuatkan dengan
pernyatan yang terukur.
Uraian GLS dan PPK di sekolah bukan Sekolah akan menguraikan GLS dan PPK
normatif tetapi perlu menggambarkan di sekolah bukan normatif tetapi perlu
GLS praktis pembiasan yang menjadi budaya menggambarkan praktis pembiasan yang
sekolah, rutinitas, kegiatan terprogram. menjadi budaya sekolah, rutinitas,
kegiatan terprogram.

Sekolah perlu menetapkan tema, jenis Sekolah akan menetapkan tema, jenis
PBKL yang merupakan program PBKL yang merupakan program
keunggulan lokal yang menggambarkan keunggulan lokal yang menggambarkan
kewirausahaan dan ekonomi kreatif kewirausahaan dan ekonomi kreatif
Program PBKL
dalam bentuk uraian program dan dalam bentuk uraian program dan
strategi pelaksanaan. Program PBKL ini strategi pelaksanaan. Program PBKL ini
terintegrasi kemata pelajaran pada KD terintegrasi kemata pelajaran pada KD
yang relevan. yang relevan.

Silabus perlu dilengkapi dengan identitas Sekolah akan melengkapi identitas


yang lengkap yaitu nama satuan Silabus yaitu nama satuan pendidikan,
pendidikan, menggambarkan tahapan menggambarkan tahapan dan
II Silabus dan strategi/pendekatan yag dipilih, serta strategi/pendekatan yag dipilih, serta
memuat alokasi waktu dan sumber memuat alokasi waktu dan sumber
belajar. Sempurnakan silabus dengan TM, belajar. Sempurnakan silabus dengan TM,
PT, KM PT, KM

2
pada sebagian RPP belum dikembangkan Sekolah akan mengembangan RPP
berdasarkan materi pokok yang ditulis berdasarkan materi pokok yang ditulis
dalam bentuk poin-poin sesuai IPK. Belum dalam bentuk poin-poin sesuai IPK.
semua RPP yang dilengkapi Media, Alat, Belum semua RPP yang dilengkapi Media,
Sumber Belajar yang ditulis seperti halnya Alat, Sumber Belajar yang ditulis seperti
daftar pustaka. Penilaian perlu memuat halnya daftar pustaka. Penilaian perlu
rubrik penilaian yang lengkap, serta memuat rubrik penilaian yang lengkap,
III RPP program remedi dan pengayaan, serta program remedi dan pengayaan,
perumusan tujuan, pemilihan model dan perumusan tujuan, pemilihan model dan
strategi pembelajaran dan pemanfaatan strategi pembelajaran dan pemanfaatan
alatmedia pembelajaran. Menggunakan alatmedia pembelajaran. mMenggunakan
pendekatan saintifik. belum semua RPP pendekatan saintifik. belum semua RPP
mengintegrasikan 4C Critical Thinking, mengintegrasikan 4C Critical Thinking,
Creatifity, Collaboration dan Creatifity, Collaboration dan
Communication. Comminication.

2. Tuntutan Perubahan Kurikulum


a. Karakteristik SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga)
Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Sumatera Barat
(Keberbakatan Olahraga) adalah perubahan nama dari Sekolah
Menengah Atas Keberbakatan Olahraga Sumatera Barat. Perubahan
nama ini berlaku sejak tahun 2018. Sekolah ini terletak di By Pass KM
13 Sei. Sapih Kuranji dan baru menerima siswa tahun ajaran
2016/2017. Bulan Juli 2016 ini SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan
Olahraga) berjalan. Siswa SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga)
merupakan atlet-atlet yang berprestasi. Sebelum masuk SMAN 4
Sumbar (Keberbakatan Olahraga) calon siswa harus mengikuti tes bakat
olahraga yang diadakan oleh PPLP Sumbar maupun SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga).
Lingkungan sekolah berada dipinggir kota Padang lingkungan
Pusat Pelatihan dan Olahraga Pelajar (PPLP) Sumbar. SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga) bekerjasama dengan PPLP masalah latihan
siswa.
Tenaga pengajarnya berasal dari beberapa daerah di Sumatera
Barat dengan latar belakang pendidkan sudah Sarjana dan Pasca
Sarjana. Dengan latar belakang pendidikan guru yang sudah sarjana dan
pasca sarjana sangat mendukung untuk peningkatan mutu pendidikan di

3
SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga). Namun ketersediaan guru
sesuai dengan mata pelajaran dan jam mengajar masih belum cukup,
sehingga masih banyak mengunakan tenaga honorer yang di bayar
dengan dana BOP dari Dinas Provinsi Sumatera Barat.

b. Kondisi Kebutuhan Peserta Didik


Tahun Ajaran 2017/2018 SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan
Olahraga) menerima siswa sejumlah 66 orang dan tahun ajaran
2018/2019 ini SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) kembali
menerima siswa baru sejumlah 3 rombel atau kira-kira 96 orang siswa
dengan berbagai cabang olahrga.
Tahun ajaran 2016/2017 dan 2017/2018 SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga) melaksanakan kurikulum 2006. Dan ditahun
ajaran 2018/2019 ini SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) akan
melaksanakan 2 kurikulum sekaligus kurikulum 2006 untuk kelas XI
dan XII dan kurikulum 2013 untuk kelas X.

c. Tuntutan Lingkungan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan. Tujuan ini meliputi tujuan pendidikan
nasional serta kesesuaian dengan keharusan, kondisi dan potensi daerah
satuan pendidikan dan peserta didik.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu kurikulum
yang disusun dan dilaksanakan dimasing–masing satuan pendidikan
yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin
pencapain tujuan pendidikan nasional. Standar Nasional Pendidikan
terdiri atas Standar Isi, Proses, Kompetensi Lulusan, Tenaga
Kependidikan, Sarana dan prasarana, Pengelolaan, Pembiayaan dan
Penilaian Pendidikan. Dari delapan standar nasional pendidikan

4
tersebut standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses dan
standar penilaian serta panduan yang disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) merupakan acuan utama dalam
mengembangkan kurikulum SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga
) ini.
Kurikulum 2013 berfungsi sebagai pedoman penyelengaraan
kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan keseimbangan antara
pengembangan sikap spiritual, sosial, pengetahuan dan ketrampilan.
Pada struktur Kurikulum 2013 elemen perubahan yang mendasar
berfokus pada empat standar dari delapan standar nasional pendidikan.
Perubahan tersebut dilandasi dengan diterbitnya Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 (PP nomor 32/2013)
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. PP nomor 32/2013
mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah agar menyusun kurikulum mengacu
kepada peraturan menteri pendidkan dan kebudayaan yang baru, antara
lain; 1) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54
Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan, 2) Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi,
3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun
2013 tentang Standar Proses, 3) Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian, 4)
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan 5) Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum.

3. Hasil Evaluasi Diri Sekolah


Kurikulum SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) ini memuat
struktur kurikulum 2006 dan kurikulum 2013. Kurikulum 2006 akan

5
dilakasanakan untuk siswa kelas XI dan kelas XII sedangkan Kurikulum
2013 akan dilaksanakan pada siswa kelas X Tahun Pelajaran 2018/2019.
Perbandingan kondisi nyata sekolah (potret sekolah saat ini) dengan
kondisi ideal yang diharapkan berdasarkan SNP (Isi, SKL, Proses,
Penilaian dan Pengelolaan) dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Standar Isi :
Kondisi Ideal :
Kerangka Dasar Kurikulum 2006
Kelompok Mata Pelajaran : Kelompok mata pelajaran disusun
sesuai dengan PP No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, terdiri atas:
1. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
4. kelompok mata pelajaran estetika;
5. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

Kerangka Dasar Kurikulum 2013


Kelompok Mata Pelajaran : Kelompok mata pelajaran disusun
sesuai dengan PP No 69 Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan
struktur kurikulum
1. kelompok mata pelajaran wajib A
2. kelompok mata pelajaran wajib B
3. kelompok mata pelajaran C peminatan (peminatan akademik dan
pilihan lintas minat)
Kondisi Riil : Sekolah telah melaksanakan proses pembelajaran
sesuai dengan kelompok mata pelajaran kurikulum
2006 pada tahun pelajaran 2018/2019 dan akan
disesuaikan dengan kelompok mata pelajaran pada
kurikulum 2013 yang berpedoman pada standar isi
pada permendikbud nomor 64 tahun 2013 tentang

6
tingkat kompetensi untuk SMA, Tingkat kelas,
Kompetensi dan ruang lingkup materi pada masing-
masing mata pelajaran di kelas X
Rencana Tindak Lanjut : Sekolah akan melaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan kelompok mata
pelajaran kurikulum 2006 untuk kelas XI dan XII
dan sesuai kurikulum 2013 untuk kelas pada tahun
pelajaran 2018/2019

b. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Kondisi Ideal :
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah
berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta
panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP.
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, kepentingan
peserta didik dan lingkungannya
b. Beragam dan terpadu
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
f. Belajar sepanjang hayat
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
h. Tingkat kompetensi dikembangkan berdasarkan kriteria :
1) Tingkat perkembangan perserta didik,
2) Kualifikasi kompetensi Indonesia,
3) Penguasan kompetensi yang berjenjang.
4)Komptensi juga memperhatikan tingkat
kerumitan/kompleksitas kompetensi satuan pendidikan dan
keterpaduan antar jenjang yang relevan

7
Kondisi Riil : Penyusunan Kurikulum telah diupayakan sesuai
dengan prinsip pengembangan kurikulum diatas
tetapi belum maksimal pada penyusunan
kompetensi yang memperhatikan tingkat
kompleksitas materi.
Rencana Tindak Lanjut : Penyusunan Kurikulum akan
diupayakan sesuai dengan prinsip
pengembangan kurikulum diatas.

c. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum :


Kondisi Ideal
Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan
menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan
dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus
mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta
memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara
bebas, dinamis dan menyenangkan.
2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar,
yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar
untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar
untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar
untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat
pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan
sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta
didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan

8
pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan,
kesosialan dan moral.
4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik
dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab,
terbuka, dan hangat, dengan prinsip ” tut wuri handayani, ing
madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada” (di belakang
memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat
dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).
5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang
memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang
terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan
sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar,
contoh dan teladan).
6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam,
sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan
pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
7. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata
pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan
dalam keseimbangan, keterkaitan dan kesinambungan yang cocok
dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.
Kondisi Riil : Pelaksanaan kurikulum secara umum telah
menerapkan prinsip-prinsip tersebut namun
belum sepenuhnya maksimal pada beberapa
prinsip tertentu misalnya belum menggunakan
multistrategi dan multi media dalam
pembelajaran.
Rencana Tindak Lanjut : Pelaksanaan kurikulum akan
diusahakan sepenuhnya menerapkan prinsip-prinsip
pelaksanaan kurikulum tersebut.

9
d. Struktur Kurikulum
1. Substansi Pembelajaran:
Kondisi Ideal
Substansi pembelajaran yang ditempuh di Kelas X dan kelas XI
dilaksanakan berdasarkan standar isi kurikulum 2013 dan Kelas XII
dilaksanakan sesuai struktur kurikulum yang dimuat dalam Standar Isi
kurikulum 2006
Kondisi Riil dan Rencana Tindak Lanjut
Pembelajaran kelas X akan dilaksanakan berdasarkan standar isi
kurikulum 2013 dan kelas X, XII telah dilaksanakan berdasarkan
standar isi kurikulum 2006

2. Pengorganisasian Kelas
Kondisi Ideal
Pengorganisasian kelas-kelas menurut kurikulum 2006 pada SMA/MA
dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelas X merupakan program
umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik, dan kelas XI dan XII
merupakan program penjurusan yang terdiri atas empat program: (1)
Program Ilmu Pengetahuan Alam, (2) Program Ilmu Pengetahuan
Sosial, (3) Program Bahasa, dan (4) Program Keagamaan, khusus
untuk MA
Pada kurikulum 2013 peserta didik yang baru masuk ke SMA
yaitu kelas X sudah ditentukan peminatan berdasarkan nilai rapor di
SLTP, nilai UN, rekomendasi dari guru BK SLTP, hasil tes
penempatan, atau tes bakat/minat oleh psikotes. Program peminatan
terdiri atas : (1) Peminatan Matematika dan Ilmu Alam, (2)
Peminatan Ilmu–ilmu Sosial, (3) Peminatan ilmu Bahasa dan Budaya
Kondisi Riil dan Rencana Tindak lanjut: Kelas XI dan kelas XII
dibagi kedalam dua program yaitu program Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dan program Ilmu

10
Pengetahuan Sosial (IPS). Program IPA terdiri dari
2 kelas dan Program IPS terdiri dari 3 kelas reguler.
Kelas X melaksanakan kurikulum 2013 maka dibagi
kedalam 2 kelompok peminatan yaitu : peminatan
matematika ilmu alam dan peminatan ilmu-ilmu
sosial
3. Alokasi tatap Muka
Kondisi Ideal
Jam tatap muka untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Alokasi waktu satu jam
pembelajaran adalah 45 menit.
Kondisi Riil : Jam tatap muka telah ditetapkan selama 45 menit
untuk satu jam pembelajaran.
Rencana Tindak Lanjut : Jam Tatap muka akan ditetapkan selama
45 menit untuk satu mata pelajaran

4. Pemanfaatan Penambahan Jam Pembelajaran


Kondisi Ideal
Berdasarkan Kurikulum 2006 Satuan pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu dan
kurikulum 2013 satuan pendidikan memungkinkan penambahan
pembelajaran untuk muatan lokal.
Kondisi Riil dan Rencana Tindak Lanjut: Kelas XI, XII berdasarkan
Struktur kurikulum 2006 dengan pedoman BSNP
dilakukan penambahan 3 jam pada kelas XI. yaitu
mata pelajaran Kimia, Fisika dan Sejarah (Kls XII
IPA ); Sosiologi, Ekonomi, Geografi (XII IPS) dan
kelas X berdasarkan kurikulum 2013.

11
5. Mata Pelajaran
Kondisi ideal
Kurikulum 2006 SMA Kelas XI, XII Program IPA, Program IPS,
Program Bahasa, dan Program Keagamaan terdiri atas 13 mata
pelajaran.. sedangkan pada kurikulum 2013 terdiri dari 15 mata
pelajaran
Kondisi Riil dan Rencana tindak lanjut: Penetapan mata pelajaran
telah dan akan disesuaikan dengan yang tertuang
dalam standar Isi. struktur kurikulum 2006 dan 2013

6. Muatan Lokal
Kondisi Ideal
Muatan lokal ditentukan berdasarkan identifikasi kebutuhan dan
potensi daerah lingkungan serta potensi sekolah. Silabus Muatan Lokal
disusun dan dikembangkan oleh sekolah
Kondisi Riil dan Rencana Tindak Lanjut: Muatan lokal telah
disusun berdasarkan identifikasi dan potensi
daerah lingkungan dan potendi sekolah sehingga
Program muatan yang ditetapkan adalah
Pendidikan Alqur’an kelas XI, XII dan kelas X
muatan lokalnya terintegrasi PAQ dan BAM pada
masing-masing mata pelajaran.

7. Program Pengembangan diri dan kegiatan ekstrakurikuler


Kondisi Ideal
Program Pengembangan diri dan kegiatan ekstrakurikuler disusun
berdasarkan Identifikasi kebutuhan peserta didik dan situasi kondisi
sekolah. Pada kurikulum 2013 Pramuka merupakan program
ekstrakurikuler wajib

12
Kondisi Riil: Program pengembangan diri: Pengembangan diri
yang dilakukan adalah bidang sains dan teknologi
(olimpiade sains), pramuka, bimbingan rohani
islam (Rohis), PMR dan pramuka sebagai
ekstrakurikuler wajib di kurikulum 2013
.
8. Proses pembelajaran dilaksanakan melalui kegiatan Tatap Muka
(TM), Penugasan Terstruktur (PT) dan Kegiatan Mandiri (KM).
Kondis Riil dan Rencana Tindak Lanjut: proses pembelajaran telah
dilaksanakan melalui kegiatan tatap muka (45 menit
untuk 1 jam pelajaran), penugasan terstruktur dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur.

9. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian oleh
peserta didik dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk
memantau proses dan kemajuan peserta didik melalui penilaian
kognitif, afektif dan psikomotor dan untuk meningkatkan efektifitas
proses pembelajaran.
Kondisi Riil : Penilaian yang dilakukan dengan mengukur
kompetensi siswa melalui penilaian kognitif, efektif,
psikomotor. Penilaian yang dilakukan sesuai dengan
panduan yang ditetapkan oleh BSNP dan
pengukurannya disesuaikan dengan kondisi satuan
pendidikan.
Rencana Tindak lanjut : Penilaian akan dilaksanakan pada aspek
kognitif, afektif dan psikomotor dengan
memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sesuai
standar penilaian kurikulum 2006 dan kurikulum
2013

13
10. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria yang ditentukan
oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan
untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan batas ambang kompetensi.
Kriteria Ketuntasan belajar ditetapkan dengan mempertimbangkan 3
aspek yaitu: Intake siswa, kompleksitas dan daya dukung.
Kondisi Riil dan Rencana Tindak Lanjut : Ketuntasan belajar atau
KKM telah disusun Sesuai kondisi sekolah dengan
melihat 3 aspek yaitu daya dukung, intakes siswa,
kompleksitas. Secara umum KKM kelas XI, XII
yang diperoleh berdasarkan analisi tersebut adalah
76 sedangkan untuk kelas X adalah 75.

11. Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil belajar pada semester
genap, dengan pertimbangan seluruh SK/KD yang belum tuntas pada
semester ganjil, harus dituntaskan sampai mencapai KKM yang
ditetapkan, sebelum akhir semester genap.
Hal ini sesuai dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning),
dimana peserta yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan
KKM yang ditetapkan, maka yang bersangkutan harus mengikuti
pembelajaran remidi sampai yang bersangkutan mampu mencapai
KKM dimaksud
Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XI, apabila yang
bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3
(tiga) mata pelajaran
Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XII, apabila yang
bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3
(tiga) mata pelajaran yang bukan mata pelajaran ciri khas program
atau yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal
pada salah satu atau lebih mata pelajaran ciri khas program.

14
Kondisi Riil dan Rencana Tindak Lanjut :
- Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil
belajar pada semester genap, dengan
pertimbangan seluruh SK/KD yang belum tuntas
pada semester ganjil
- Peserta didik dinyatakan naik ke kelas XI maupun
kelas XII mata pelajaran yang tidak mencapai
KKM maksimum lebih 3 mata pelajaran
- Kehadiran minimal 80%
- Untuk jurusan IPA semua mata pelajaran yang
menjadi ciri khas mencapai nilai ketuntasan
minimal/ KKM
- Untuk peminatan matematika dan ilmu alam,
ilmu-ilmu sosial semua mata pelajaran yang
menjadi ciri khas mencapai nilai ketuntasan
minimal/ KKM
- Untuk jurusan IPS semua mata pelajaran yang
menjadi ciri khas mencapai ketuntasan minimal
/KKM
- Penetapan Kurikulum disesuaikan dengan kondisi
sekolah sesuai acuan BSNP disusun dan
disesuaikan setiap tahun oleh sekolah untuk
mengatur waktu kegiatan pembelajaran mengacu
pada standar isi sesuai dengan kebudayaan
daerah, karakteristik sekolah, peserta didik,
masyarakat serta ketentuan dari pemerintah
menggunakan sistem semester menjadi 2 semester

12. Penentuan penjurusan program dilakukan dengan mempertimbangkan


potensi, minat dan kebutuhan peserta didik, yang harus dibuktikan
dengan hasil prestasi akademik yang sesuai dengan kriteria nilai yang

15
ditetapkan oleh satuan pendidikan. Apabila terjadi perbedaan antara
potensi/minat dengan nilai akademik seorang peserta didik, maka guru
harus mengkaji dan melakukan perbaikan dalam memberikan layanan
belajar kepada yang bersangkutan.
Kondis Riil dan Rencana Tindak Lanjut: Pada kurikulum 2006
Menetapkan hanya 2 jurusan yaitu Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Penentuan–penentuan IPA & IPS
dilakukan diakhir semester 2 kelas X, XI.
Pelaksanaan penjurusan di semester I kelas XI, XII,
Peserta yang masuk jurusan IPA apabila yang
bersangkutan berminat kejurusan IPA dan memiliki
nilai mata pelajaran yang menjadi ciri khas jurusan
mencapai kategori tuntas. Peserta yang masuk
jurusan IPS apabila yang bersangkutan berminat
kejurusan IPS dan memiliki nilai mata pelajaran
yang menjadi ciri khas jurusan mencapai mencapai
kategori tuntas.
Untuk kelas X dengan kurikulum 2013 menetapkan 2
pemintan yaitu matematika ilmu alam, ilmu-ilmu
sosial. Pelaksanaan peminatan pada awal masuk
sekolah berdasarkan kriteria : nilai rapor di SLTP,
nilai UN, tes hasil penempatan, tes bakat/minat oleh
psikotes

2) Standar Proses
a. Perencanaan Proses Pembelajaran :
Pembelajaran dirancang supaya bersifat interaktif, inspiratif,
menyenangkan menantang, memotivasi/berpartisipasi aktif,
memberikan ruang yang cukup prakarsa kreatifitas dan kemandirian

16
sesuai bakat minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta
didik.
Proses pembelajaran dirancang supaya pendidik memberikan
keteladanan terhadap peserta didik.
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus & RPP yang disusun
sesuai dengan format yang telah ditentukan
Kondisi Riil dan Rencana Tindak Lanjut : pembelajaran telah
dirancang untuk bersifat interaktif, inspiratif,
menyenangkan, memberikan ruang untuk bakat,
minat dan perkembangan peserta disik. Hal ini
dapat dilihat dari silabus dan RPP yang disusun
guru masing-masing mata pelajaran.

b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran:


Proses pembelajaran disusun untuk mengembangkan budaya membaca
dan menulis. Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan beban
mengajar, ketersedian buku teks pelajaran, kondisi peserta didik
Kondisi Riil dan Rencana Tindak Lanjut: Proses pembelajaran telah
disusun untuk dapat memberikan kesempatan
kepada siswa mengembangkan potensi yang
dimilikinya
c. Penilaian Hasil Pembelajaran
Penilaian hasil pembelajaran menggunakan teknik penilaian otentik
sesuai dengan KD yang harus dicapai. Teknik penilaian berupa tes
tertulis, praktek, penugasan perorangan, kelompok dan observasi,
fortofolio, penilai diri, penilaian sikap, unjuk kerja dan penilaian
proyek.
Penilaian observasi dilakukan sekurang-kurang 1 x dalam 1 semester.
Pengawasan Proses Pembelajaran: Unsur pimpinan melakukan
pemantauan supervisi, evaluasi, pelaporan dan pengambilan tindak
lanjut.

17
Kondisi Riil: Penilaian pada kelas XI, XII telah dilakukan berupa tes
tertulis, praktek, penugasan dan observasi, akan tetapi
belum untuk semua mata pelajaran dan
pelaksanaannya juga belum maksimal dan akan
dilaksanakan sesuai dengan permendikbud no 66
tahun 2013 untuk kelas X

3) Standar Kompetensi Lulusan :


SKL yang digunakan sesuai dengan yang sudah dikembangkan oleh
BSNP. Standar Kompetensi Lulusan SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan
Olahraga) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan
yaitu meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut. Standar kompetensi lulusan yang diberikan meliputi kompetensi
untuk seluruh mata pelajaran. Standar Kompetensi Kelompok Mata
Pelajaran (SK-KMP) dikembangkan berdasarkan tujuan dan cakupan
muatan dan/atau kegiatan setiap kelompok mata pelajaran, pada kurikulum
2006 yakni:
a. Kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia bertujuan:
membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Tujuan tersebut dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama,
kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi,
estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan.
b. Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian
bertujuan: membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki
rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui
muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan,
bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.

18
c. Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
bertujuan: mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis
peserta didik.
d. Kelompok mata pelajaran Estetika bertujuan: membentuk karakter
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan
pemahaman budaya. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau
kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal
yang relevan.
e. Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
bertujuan: membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan
rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan ini dicapai
melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga,
pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal
yang relevan.
Pada kurikulum 2013 Standar Kompetensi Lulusan mencakup 3
dimensi yakni :
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak
fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara
mandiri.

19
Kondisi Riil : Untuk kelas XI, XII Sekolah telah melaksanakan
pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi
lulusan yang diinginkan, akan tetapi pelaksanaan ini
belum maksimal untuk semua mata pelajaran
Rencana Tincak Lanjut : Pembelajaran dikelas XI, XII akan
dilaksanakan untuk mencapai SKL kurikulum 2006
dan SKL kurikulum 2013 untuk kelas X.

4) Standar Penilaian Pendidikan


Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik. Penilaian
dilakukan berkesinambungan, memantau proses, perbaikan dan kemajuan.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan : penilaian yang dilakukan
ditetapkan sesuai dengan kondisi sekolah berdasarkan keputusan rapat
dinas
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah : mencapai kompetensi lulusan
dalam kelompok mata pelajaran secara nasional berupa UN yang
dilaksanakan akhir kelas XII, Uji Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK) yang
dilaksanakan pada akhir kelas XI
Kondisi Riil : Penilaian telah dilakukan oleh pendidik, satuan
pendidikan dan pemerintah, akan tetapi belum dapat
mengukur semua aspek sesuai dengan standar yang
ditetapkan
Rencana Tindak Lanjut
Penilaian akan dilaksanakan sepenuhnya menurut
standar penilaian kurikulum 2006 untuk kelas XI, XII
dan sesuai standar penilaian kurikulum 2013 untuk kelas
X

20
5) Standar Pengelolaan :
Adanya perencanaan program meliputi, Visi, Misi, Tujuan dan
rencana kerja sekolah. Adanya pedoman pengelolaan sekolah seperti
KTSP, Kelender Pendidikan, struktur organisai sekolah, pembagian tugas
guru, pembagian tugas tenaga kependidikan,
peraturan akademik, tatatertib sekolah, kode etik sekolah, biaya
operasional sekolah, pedoman pembelajaran, pedoman pemilihan mata
pelajaran, pedoman menjajaki potensi peserta didik dan pedoman
penilaian Sekolah telah memiliki rencana kerja jangka menengah untuk
mendukung pencapaian tujuan jangka empat tahunan. Rumusan rencana
kerja jangka menengah dapat diukur ketercapaiannya. Adanya rencana
kerja tahunan dalam bentuk Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKA-S)
Kesiswaan panduan PPDB, program BK, Program Ekstrakurikuler,
pembinaan prestasi pengawasan dalam bentuk supevisi, evaluasi, pedoman
dan tindak lanjut dari hasil pengawasan. Adanya evaluasi terhadap kinerja
sekolah
Kondisi Riil : Sekolah telah memiliki dokumen pengelolaan seperti
KTSP, Kalender pendidikan, peraturan akademik, tatatertib sekolah,
kode etik sekolah, biaya operasional sekolah, pedoman pembelajaran,
pedoman pemilihan mata pelajaran, pedoman menjajaki potensi peserta
didik dan pedoman penilaian. Sekolah telah memiliki rencana kerja
jangka menengah untuk mendukung pencapaian tujuan jangka empat
tahunan. Akan tetapi pemanfaatan semua dokumen pengelolaan belum
maksimal.
Rencana Tindak Lanjut : Sekolah akan dikelola sepenuhnya
berdasarkan standar pengelolaan yang ditetapkan.

4. Potensi Akademik dan Non Akademik yang dimiliki sekolah serta


karakteristik yang menjadi kekhasan sekolah

21
SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) adalah sekolah khusus
yang siswanya merupakan atlet-atlet berprestasi dari beberapa cabang
olahraga. Cabang olahraga dari siswa terdiri atas : Tinju, Gulat, Sepak
Bola, Pencak Silat, Taekwondo, Atletik, Judo, Bola Volly Pantai , Sepak
Takraw, Panahan, Angkat Besi dan Bulu Tangkis.
Prestasi siswa tidak hanya dibidang olahraga tapi siswa juga
mempunyai prestasi dibidang seni dengan dibuktikannya juara 3 japanese
solo song yang diadakan di SMA N 5 Padang Tingkat Provinsi Sumatera
Barat dan tak kalah pentingnya siswa juga dituntut untuk berprestasi
dibidang akademik.
Kegiatan dibidang akademik yang telah dilakukan sekolah adalah
Pembinaan siswa menghadapi olimpiade sains nasional dibidang
matematika, fisika, kimia, biologi, komputer, kebumian, geografi dan
ekonomi.
Kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan selain Pramuka sebagai
kegiatan ekstrakurikuler wajib SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga)
juga melaksanakan PMR dan Rohis. Diluar jam pelajaran setiap pulang
sekolah dan selesai shalat shubuh siswa-siswi juga diwajibkan mengikuti
latihan sesuai dengan cabang olahrganya masing-masing dan dipandu oleh
pelatih-pelatih profesional dan hal ini merupakan kekhasan dan
keunggulan dari SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga)

B. Dasar Hukum
Dasar Hukum dalam penyusunan KTSP SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan
Olahraga) adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang No 20 thn 2003 tentang Sisdiknas
Undang –undang No 23 tahun 2014 tentangPemerintahandaerah
2. PP No 19 tahun 2005 tentang SNP dan/atau PP No 32 tahun 2013 dan PP No. 13
thn 2015 ttng Perubahan PP No 19 tahun 2005 tentang SNP
3. Perpres No. 87 Tahun 2017 ttng Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

22
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24Tahun 2006Tentang
Pelaksanaan Permendiknas No.22 dan 23 Tahun 2006
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 06 Tahun 2007 Tentang Perubahan
Permen No.24 Tahun 2006
6. Permendiknas no 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
7. Permendikbud No 61 thn 2014 tentang Penyusunan KTSP
8. PermendikbudNo. 59 thn 2014 tentang Kerangka Dasar Kurikulum SMA
9. Permendikbud No 20 tahun 2016 dan/atau Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006
Tentang SKL
10. Permendikbud No 21 tahun 2016 dan/atau permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi
11. Permendikbud No 22 tahun 2016 dan/atau Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007
Tentang Standar Proses
12. Permendikbud No 23 tahun 2016 dan/atau Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007
Tentang Standar Penilaian
13. Permendikbud No 24 tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Inti dan
kompetensi Dasar
14. Permendikbud No. 23 thn 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
15 Pemendikbud No. 111 thn 2014 ttng penyelenggaraan BK di Sekolah
16. Permendikbud No 62 tahun 2014 ttng Pelaksanaan Ekstra Kurikuler
17. Permendikbud No 63 tahun 2014 ttng Pelaksanaan Ekstra Kurikuler Pramuka
18. Permendikbud No 18 Tahun 2016 ttng Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi
Siswa Baru

C. Tujuan Penyusunan KTSP


1. Mengembangkan kegiatan keolahragaan sesuai dengan cabang olahraga
masing-masing. Cabang olahraga yang ada sekarang terdiri atas : Tinju,
Gulat, Sepak Bola, Pencak Silat, Taekwondo, Atletik, Judo, Bola Volly
Pantai, Sepak Takraw, Panahan, Angkat Besi dan Bulu Tangkis.
2. Diharapkan guru memahami dan memaknai standar isi dan standar
kompetensi lulusan. Dengan memahami standar isi diharapkan setiap guru

23
dalam membuat RPP nya tidak melenceng dari standar yang telah
ditetapkan. Begitu juga dengan memahami standar kompetensi lulusan,
setiap guru dalam menyususn RPP dan mengajarnya akan selalu
menitikberatkan pada kompetensi siswa.
3. Mengembangkan muatan lokal. Muatan lokal yang telah dikembangkan di
SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) adalah Pendidikan Alqur’an
untuk kelas XI dan XII sedangkan kelas X muatan lokalnya terintegrasi
PAQ dan BAM pada setiap mata pelajaran.
4. Mengembangkan kegiatan pengembangan diri. Pengembangan diri yang
diterapkan antara lain adalah:
a. Pramuka
Merupakan kegiatan ekstrakurikuler wajib bagi kurikulum 2013.
b. PMR
c. Rohis
d. Olimpiade sains
Kegiatan pengembangan diri ini dilaksanakan pada hari sabtu pagi sebelum
jam PBM dimulai.

24
BAB II
TUJUAN SMAN 4 SUMBAR (KEBERBAKATAN OLAHRAGA)

A. Latar Belakang Perumusan Visi, Misi dan Tujuan


Pendidikan merupakan komponen yang memiliki peran yang strategis
bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan.
Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD
1945 pada alinia ke empat adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Untuk
mewujudkan hal tersebut dibutuhkan usaha yang terencana dan terprogram
dengan jelas dalam agenda pemerintahan yang berupa penyelenggaraan
pendidikan.
Tujuan pendidikan Negara Indonesia yang tertuang dalam Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
diriya, masyarakat, bangsa dan negara. Agar kegiatan pendidikan tersebut
terencana dengan baik maka dibutuhkan kurikulum pendidikan.
SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) sebagai salah satu
lembaga pendidikan yang Peserta Didiknya khusus berasal dari atlet-atlet
berprestasi diberikan tugas untuk mewujdkan tujuan pendidikan nasional
harus menjalankan perannya dengan baik, selain berprestasi dibidang olahraga
mereka juga dituntut untuk berprestasi secara akademik. Dalam menjalankan
peran sebagai lembaga pendidikan ini, SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan
Olahraga) harus dikelola dengan baik agar dapat mewujudkan tujuan
pendidikan yang telah dirumuskan dengan optimal. Pengelolaan SMAN 4
Sumbar (Keberbakatan Olahraga)yang tidak profesional dapat menghambat
proses pendidikan yang sedang berlangsung dan dapat menghambat langkah
SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) dalam menjalankan fungsinya
sebagai lembaga pendidian formal.

25 25
Agar pengelolaan sekolah tersebut dapat berjalan dengan baik,
dibutuhkan renccana strategis sebagai suatu upaya/cara untuk mengendalikan
organisasi (sekolah) secara efektif dan efisien, sampai kepada kepada
implementasi garis terdepan, sedemikian rupa sehingga tujuan dan sasarannya
tercapai. Perencanaan strategis merupakan landasan bagi sekolah dalam
menjalankan proses pendidikan. Komponen dalam perencanaan strategis
paling tidak terdiri dari visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi (cara mencapai
tujuan dan sasaran). Perumusan terhadap visi, misi, tujuan, sasaran dan
strategi tersebut harus dilakukan pengelola sekolah, agar sekolah memiliki
arah kebijakan yang dapat menunjang tercapainya tujuan yang diharapkan.

B. Visi dan Indikator Visi SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga)


Dengan menganalisis segala kekuatan dan kelemahan serta memperhatikan
berbagai aspek, SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) menetapkan Visi,
yaitu:
“ Berkarakter, berakhlak mulia, religius, profesional, berprestasi secara
akademik dan olahraga serta berwawasan nasional dan internasional.
Indikator Visi SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) :
1. Berkarakter sportif dalam setiap kompetisi
2. Menciptakan peserta didik yang mempunyai akhlak mulia
3. Membiasakan Shalat Berjamaah dan Membaca Asmaul Husna
4. Profesional dalam bidang olahraga dan akademik
5. Berprestasi secara akademik dan olahraga

C. Misi SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga)


Adapun Misi SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) adalah:
a. Menghasilkan lulusan yang berkepribadian dan berakhlak mulia.
b. Menghasilkan lulusan yang unggul dalam prestasi dan mampu bersaing
baik dibidang akademik maupun olahraga.
c. Mendorong setiap personil sekolah untuk memberikan pelayanan prima,
efektif dan menyenangkan kepada masyarakat yang membutuhkan.

26
d. Memacu prestasi dibidang olahraga sesuai bakat dan minat peserta didik.
e. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengakses
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

D. Tujuan SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga)


Berdasarkan Visi dan Misi, maka SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan
Olahraga) menetapkan tujuan pada tahun pelajaran 2018/2019 adalah sebagai
berikut :
a. Dapat dihasilkannya lulusan yang berkepribadian dan berakhlak mulia.
b. Dapat dihasilkannnya lulusan yang unggul dalam prestasi dan mampu
bersaing baik dibidang akademik maupun olahraga.
c. Dapat mendorong setiap personil sekolah untuk memberikan pelayanan
prima, efektif dan menyenangkan kepada masyarakat yang
membutuhkan.
d. Dapat memacu prestasi dibidang olahraga sesuai bakat dan minat peserta
didik.
e. Terjalinnya kerjasama antara berbagai pihak untuk mengakses
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

E. Strategi Gerakan Literasi


Literasi sekolah adalah kemampuan mengakses , memahami, dan
menggunaan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain
membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang
dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisiasi
pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Tujuan:
1. Tujuan Umum
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan
ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Lirtetasi
Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

27
2. Tujuan Khusus
a. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah
b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan
ramah agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
d. Menjaga keberlajutan pembelajaran dengan menhadirkan beragam
buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

Strategi untuk menciptakan budaya literasi yang positif di sekolah adalah:


a. Lingkungan Fisik Sekolah
Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi. Lingkungan fisik
adalah hal pertama yang dilihat dan dirasakan warga sekolah. Oleh
karena itu, lingkungan fisik perlu terlihat ramah dan kondusif untuk
pembelajaran. Sekolah yang mendukung pengembangan budaya literasi
sebaiknya memajang karya peserta didik dipajang di seluruh area
sekolah, termasuk koridor, kantor kepala sekolah dan guru. Selain itu,
karya-karya peserta didik diganti secara rutin untuk memberikan
kesempatan kepada semua peserta didik. Selain itu, peserta didik dapat
mengakses buku dan bahan bacaan lain di Sudut Baca di semua kelas,
kantor, dan area lain di sekolah. Ruang pimpinan dengan pajangan
karya peserta didik akan memberikan kesan positif tentang komitmen
sekolah terhadap pengembangan budaya literasi.
b. Lingkungan Sosial dan Afektif
Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model komunikasi
dan interaksi yang literat. Lingkungan sosial dan afektif dibangun
melalui model komunikasi dan interaksi seluruh komponen sekolah. Hal
itu dapat dikembangkan dengan pengakuan atas capaian peserta didik
sepanjang tahun. Pemberian penghargaan dapat dilakukan saat upacara
bendera setiap minggu untuk menghargai kemajuan peserta didik di
semua aspek. Prestasi yang dihargai bukan hanya akademik, tetapi juga
sikap dan upaya peserta didik. Dengan demikian, setiap peserta didik

28
mempunyai kesempatan untuk memperoleh penghargaan sekolah. Selain
itu, literasi diharapkan dapat mewarnai semua perayaan penting di
sepanjang tahun pelajaran. Ini bisa direalisasikan dalam bentuk festival
buku, lomba poster, mendongeng, karnaval tokoh buku cerita, dan
sebagainya. Pimpinan sekolah selayaknya berperan aktif dalam
menggerakkan literasi, antara lain dengan membangun budaya
kolaboratif antarguru dan tenaga kependidikan. Dengan demikian, setiap
orang dapat terlibat sesuai kepakaran masing-masing. Peran orang tua
sebagai relawan gerakan literasi akan semakin memperkuat komitmen
sekolah dalam pengembangan budaya literasi.
c. Lingkungan Akademik
Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat.
Lingkungan fisik, sosial, dan afektif berkaitan erat dengan lingkungan
akademik. Ini dapat dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan gerakan
literasi di sekolah. Sekolah sebaiknya memberikan alokasi waktu yang
cukup banyak untuk pembelajaran literasi. Salah satunya dengan
menjalankan kegiatan membaca dalam hati dan guru membacakan buku
dengan nyaring selama 15 menit sebelum pelajaran berlangsung. Untuk
menunjang kemampuan guru dan staf, mereka perlu diberikan
kesempatan untuk mengikuti program pelatihan tenaga kependidikan
untuk peningkatan pemahaman tentang program literasi, pelaksanaan,
dan keterlaksanaannya.
Gerakan Literasi di SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan
Olahraga) sudah mulai dicanangkan pada semester ganjil tahun
pelajaran 2017/2018. Pelaksanaannya guru menugaskan setiap peserta
didik untuk membaca satu buku selain buku mata pelajaran dibuktikan
dengan mengumpulkan tugas risensi buku tersebut. Masing-masing
peserta didik mengumpulkan satu risensi untuk setiap mata pelajaran.
Untuk mencapai hal di atas perlu perhatian terhadap perpustakaan
dalam bentuk menambah jumlah koleksi perpustakaan yang bersifat

29
literature penunjang mata pelajaran , ilmu komunikasi dan ilmu lainnya
dalam usaha menumbuhkan minat baca siswa dan warga sekolah .

F. Strategi Penguatan Pendidikan Karakter


Pendidikan adalah proses perubahan perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai budaya bangsa, agama dan budaya lokal serta pengembangan
potensi peserta didik secara normal. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak,
atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebijakan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang,
berfikir, bersikap dan bertindak. Pendidikan karakter adalah pendidikan
manusia seutuhnya untuk menciptakan insan kamil dan pendidikan yang
meliputi jasmaniah dan ruhaniyah.
1. PPK Berbasis Kelas
Implementasi pendidikan karakter di SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga) terintegrasi dalam setiap mata pelajaran yang
ada. Silabus yang sudah disusun dianalisis untuk dapat mengintegrasikan/
memasukkan nilai-nilai karakter yang sesuai dengan tuntutan SK dan KD.
Hasil analisis silabus disinkronkan kedalam RPP yang tergambar pada fase
apersepsi, kegiatan inti dan penutup. Pada kegiatan inti tergambar
penanaman dan nilai pada setiap fase (eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi) dan setiap pemberian tugas kepada peserta didik agar selalu
mengupayakan penanaman nilai-nilai.
Kegiatan rutinitas yang dilaksanakan di SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga) seperti upacara bendera setiap hari senin, shalat
zuhur berjamaah, tausiyah/muhadharah setiap hari jum’at pada jam
pertama dan membaca asmaul husna, mengumpulkan infaq tiap hari
jum’at, kebersihan kelas setiap pagi sebelum masuk kelas dan layanan
kesehatan di UKS.
Perilaku rutinitas yang dilaksanakan peserta didik SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga) dalam pembelajaran yaitu seperti memasuki
ruang kelas dengan membaca salam, mengawali pembelajaran dengan

30
membaca Basmallah dan Do’a, komunikasi verbal dan nonverbal yang
santun, membiasakan kalimat-kalimat tayyibah, mengedepankan
penghargaan dan menutup pembelajaran dengan membaca
hamdalah/bersyukur.
2. PPK Berbasis Ekstrakurikuler dan Program PHBI/PHBN
Implementasi pendidikan karakter di SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga) yang terintegrasi dalam kegiatan ekstrakurikuler
dan program PHBI/PHBN. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan setiap
minggu dihari sabtu pada awal pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler
tersebut antara lain adalah:
a. Pramuka
Merupakan kegiatan ekstrakurikuler wajib bagi kurikulum 2013.
b. PMR
c. Rohis
d. Olimpiade sains
Sedangkan kegiatan PHBI yang dilaksanakan di SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga) antara lain :
a. Maulid Nabi Muhammad SAW
b. Isra’ Mi’raj
c. Tahun Baru Islam (1 Muharram Hijriyah)
Dan kegiatan PHBN yang dilaksanakan di SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga) antara lain :
a. Hardiknas
b. Hari Kemerdekaan RI
c. Hari Guru
d. Hari Olahraga
3. PPK Berbasis Kemitraan dan partisipasi Orang Tua/Masyarakat
Implementasi pendidikan karakter di SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga) juga terintegrasi dalam kegiatan kemitraan dan
partisipasi Orang Tua/Masyarakat berupa komite sekolah.

31
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Muatan Kurikulum Nasional


Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dan Permendiknas No. 22 tahun 2006 dan Permendikbud No. 64
Tahun 2013, Tentang Standar Isi untuk Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013,
menyatakan bahwa Struktur kurikulum SMA/MA untuk Kurikulum 2006
meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan
selama tiga tahun mulai Kelas X sampai dengan Kelas XII. Pengorganisasian
kelas-kelas pada SMA/MA dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelas X
merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik, dan kelas
XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas empat program:
(1) Program Ilmu Pengetahuan Alam, (2) Program Ilmu Pengetahuan Sosial,
(3) Program Bahasa, dan (4) Program Keagamaan. Dan Struktur Kurikulum
SMA/MA untuk Kurikulum 2013 meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas X
sampai Kelas XII. Pengorganisasian kelas-kelas pada SMA/MA sudah dimulai
dari kelas X sampai kelas XII. Program peminatan terdiri atas : Peminatan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial
dan Peminatan Bahasa dan Budaya.
Struktur Kurikulum SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga)
meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan
selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Kelas X
menggunakan Kurikulum 2013 yang Peminatan kelas dibagi dua yaitu
Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Peminatan Ilmu
Pengetahuan Sosial, dan kelas XI dan XII masih menggunakan Kurikulum
2006 yang penjurusan kelas dibagi dua yaitu jurusan IPA dan IPS .
Adapun muatan Kurikulum SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga)
adalah sebagai berikut:

32 32
Kurikulum Kelas X terdiri atas:
a. Mata Pelajaran Umum Kelompok A (Wajib) terdiri dari 6 mata pelajaran,
b. Mata Pelajaran Umum Kelompok B (Wajib) terdiri dari 3 mata pelajaran
c. Mata Pelajaran Peminatan Kelompok C terdiri dari 4 mata pelajaran
d. Mata Pelajaran Lintas Minat terdiri dari 2 mata pelajaran
e. Program pengembangan diri (Olimpiade, Pramuka, PMR, dan Rohis)

1. Daftar Mata Pelajaran SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) Kelas X


Mata pelajaran yang dilaksanakan terdiri dari mata pelajaran wajib dan mata
pelajaran pilihan sebagai berikut:
Mata Pelajaran Umum Kelompok A :
- Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,
- Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
- Bahasa Indonesia,
- Matematika,
- Sejarah Umum,
- Bahasa Inggris
Mata Pelajaran Umum Kelompok B :
- Seni Budaya,
- Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan,
- Prakarya dan Kewirausahaan,
*Mata Pelajaran Peminatan MIA :
- Matematika,
- Biologi,
- Fisika,
- Kimia,
*Mata Pelajaran Lintas Minat untuk peminatan MIA :
- Geografi
- Ekonomi
*Mata Pelajaran Peminatan IIS :
- Sejarah,

33
- Ekonomi,
- Geografi,
- Sosiologi,
*Mata Pelajaran Lintas Minat untuk peminatan IIS
- Fisika,
- Kimia,
Pembelajaran setiap mata pelajaran dilaksanakan dalam
suasana yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan
hangat dan menyenangkan antara peserta didik dan pendidik.
Metode pembelajaran diarahkan berpusat pada peserta
didik. Guru sebagai fasilitator mendorong peserta didik agar mampu
belajar secara aktif, baik fisik maupun mental. Selain itu, dalam
pencapaian setiap kompetensi pada masing-masing mata pelajaran
diberikan secara kontekstual dengan memperhatikan perkembangan
kekinian dari berbagai aspek kehidupan.

2. Pengaturan Alokasi Waktu per Mata Pelajaran


Struktur Kurikulum Kelas X

KELAS JUMLAH
NO MATA PELAJARAN
JAM
X IA X IS 1 X IS 2
KELOMPOK A (WAJIB)
Pendidikan Agama dan Budi 3 3 3 9
1 Pekerti
Pendidikan Pancasilan dan 2 2 2 6
2 Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 12
4 Matematika 4 4 4 12
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 6
6 Bahasa Inggris 2 2 2 6
Jumlah 17 17 17
KELOMPOK B (WAJIB)
7 Seni Budaya 2 2 2 6
Pendidikan Jasmani, Olahraga 3 3 3 9
8 dan Kesehatan

34
9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 6
Jumlah 7 7 7
Peminatan IA
10 Matematika 3 3
11 Biologi 3 3
12 Fisika 3 3
13 Kimia 3 3
Jumlah 12
Lintas Minat
14 Geografi 3 3
15 Ekonomi 3 3
Jumlah 6
Peminatan IS
16 Sejarah 3 3 6
17 Ekonomi 3 3 6
18 Geografi 3 3 6
19 Sosiologi 3 3 6
Jumlah 12 12
Lintas Minat IS
20 Fisika 3 3 6
21 Biologi 3 3 6
Jumlah 6 6
Jumlah Jam Mapel yang di tempuh per
42 42 42
minggu
Keterangan :
1. Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok mata
pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata
pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan
konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
2. Satu jam pelajaran tatap muka 45 menit per minggu dan mapel
yang memiliki alokasi waktu belajar 2 jp/minggu berarti
memiliki beban belajar tatap muka 2 X 45 menit per minggu;
3. Kegiatan ekstra kurikulum terdiri atas Pramuka (wajib), PMR,
olah raga, Rohis, pembinaan bidang studi. .
4. Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan (1) untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan
minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan
minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan (2) untuk
mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau
ketrampilan tertentu

35
Kurikulum Kelas XI IPA dan XII IPA terdiri atas:
e. 13 mata pelajaran,
f. Muatan lokal ( PAQ)
g. Program pengembangan diri terdiri dari pembinaan olimpiade, PMR,
Pramuka, Rohis.

1. Daftar Mata Pelajaran


Mata pelajaran yang dilaksanakan di SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan
Olahraga terdiri dari mata pelajaran sebagai berikut:
Mata Pelajaran :
- Pendidikan Agama,
- Pendidikan Kewarganegaraan,
- Bahasa Indonesia,
- Bahasa Inggris,
- Matematika,
- Biologi,
- Kimia,
- Fisika,
- Sejarah,
- Penjaskes,
- Seni & Budaya, dan
- Teknologi Informasi Komunikasi
- Keterampilan/ Bahasa Asing
Bahasa Jepang untuk kelas XI IPA dan XII IPA
merupakan Keterampilan/ Bahasa Asing di SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga). Mata pelajaran ini dimungkinkan dengan
adanya sumber daya manusia yang memadai dan kehidupan
masyarakatnya yang menunjang program pembelajaran tersebut.
Pembelajaran setiap mata pelajaran dilaksanakan dalam
suasana yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan
hangat dan menyenangkan antara peserta didik dan pendidik.

36
Metode pembelajaran diarahkan berpusat pada peserta
didik. Guru sebagai fasilitator mendorong peserta didik agar mampu
belajar secara aktif, baik fisik maupun mental. Selain itu, dalam
pencapaian setiap kompetensi pada masing-masing mata pelajaran
diberikan secara kontekstual dengan memperhatikan perkembangan
kekinian dari berbagai aspek kehidupan.
2. Pengaturan Alokasi Waktu per Mata Pelajaran
Struktur Kurikulum Kelas XI IPA dan XII IPA T.P. 2018/2019

KELAS
JUMLAH
NO MATA PELAJARAN
XI XII JAM
XI IPA XII IPA

A. Mata Pelajaran

1 Pendidikan Agama 2 2 4

Pendidikan
2 2 2 4
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 4 8
4 Bahasa Inggris 4 4 8
5 Matematika 4 4 8
6 Fisika 5** 5** 10
7 Kimia 5** 5** 10
8 Biologi 4 4 8

9 Sejarah 2** 2** 4

10 Seni Budaya 2 2 4
Pendidikan Jasmani,
11 2 2 4
Olahraga dan Kesehatan
12 TIK 2 2 4
13 Bahasa Jepang 2 2 4
B. Muatan Lokal
1 Pendidikan Alqur'an 2 2 4
C Pengembangan Diri/BK
1 Bimbingan Konseling 2)* 2)*
Jumlah 42 42
2)* = Ekuivalen 2 jam pembelajaran ** = Penambahan satu jam pemb.

37
Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit, total waktu
perminggu 42 jam. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester)
adalah 34-38 minggu. Sekolah menambah jam pembelajaran untuk mata pelajaran
Fisika, Kimia dan Sejarah, sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing mata
pelajaran.

Kurikulum Kelas XI IPS dan XII IPS terdiri atas:


1. 13 mata pelajaran,
2. Muatan lokal ( PAQ)
3. Program pengembangan diri terdiri dari pembinaan olimpiade, PMR,
Pramuka, Rohis.

1. Daftar Mata Pelajaran


Mata pelajaran yang dilaksanakan di SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan
Olahraga) terdiri dari mata pelajaran sebagai berikut:
Mata Pelajaran :
- Pendidikan Agama,
- Pendidikan Kewarganegaraan,
- Bahasa Indonesia,
- Bahasa Inggris,
- Matematika,
- Sejarah,
- Geografi,
- Ekonomi,
- Sosiologi,
- Penjaskes,
- Seni & Budaya, dan
- Teknologi Informasi Komunikasi
- Keterampilan/ Bahasa Asing
Bahasa Jepang untuk kelas XI IPS dan XII IPS merupakan
Keterampilan/ Bahasa Asing di SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan

38
Olahraga). Mata pelajaran ini dimungkinkan dapat diterapkan pada
saat peserta didik ikut pada event-event perlombaan ke luar negeri.
Pembelajaran setiap mata pelajaran dilaksanakan dalam
suasana yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan
hangat dan menyenangkan antara peserta didik dan pendidik.
Metode pembelajaran diarahkan berpusat pada peserta
didik. Guru sebagai fasilitator mendorong peserta didik agar mampu
belajar secara aktif, baik fisik maupun mental. Selain itu, dalam
pencapaian setiap kompetensi pada masing-masing mata pelajaran
diberikan secara kontekstual dengan memperhatikan perkembangan
kekinian dari berbagai aspek kehidupan.

2. Pengaturan Alokasi Waktu per Mata Pelajaran


Struktur Kurikulum Kelas XI IPS dan XII IPS T.P. 2018/2019
KELAS
JUMLAH
NO MATA PELAJARAN XI XII JAM
XI IPS 1 XI IPS 2 XII IPS

A. Mata Pelajaran

1 Pendidikan Agama 2 2 2 6

Pendidikan
2 2 2 2 6
Kewarganegaraan

3 Bahasa Indonesia 4 4 4 12

4 Bahasa Inggris 4 4 4 12

5 Matematika 4 4 4 12

6 Sejarah 3 3 3 9

7 Geografi 4** 4** 4** 12

8 Ekonomi 5** 5** 5** 15

39
9 Sosiologi 4** 4** 4** 12

10 Seni Badaya 2 2 2 6

Pendidikan Jasmani,
11 Olahraga dan 2 2 2 6
Kesehatan

12 TIK 2 2 2 6

13 Bahasa Jepang 2 2 2 6

B. Muatan Lokal

1 Pendidikan Alqur'an 2 2 2 6

C Pengembangan Diri/BK

1 Bimbingan Konseling 2)* 2)* 2)*

Jumlah 42 42 42

2)* = Ekuivalen 2 jam pembelajaran ** = Penambahan satu jam pemb.

Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit, total waktu


perminggu 42 jam. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester)
adalah 34-38 minggu. Sekolah menambah jam pembelajaran untuk mata pelajaran
Geografi, Ekonomi, Sosiologi sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing mata
pelajaran.

B. Muatan Kurikulum Tingkat Daerah/Muatan Lokal


1. Jenis Muatan Lokal (Pendidikan Alqur’an dan Budaya Alam Minangkabau
yang diintegrasikan kedalam Mata Pelajaran maupun yang berdiri sendiri)
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah yang materinya tidak menjadi bagian dari mata pelajaran,
substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas hanya
pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran,
sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan

40
Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan.
Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal
setiap semester. Hal ini berarti bahwa dalam satu tahun, satuan pendidikan
dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.
SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) menetapkan muatan
lokal berdasarkan kebutuhan dan budaya daerah yaitu memberikan wawasan
dan keterampilan yang utuh terhadap penguasaan Keterampilan sesuai
kebutuhan peserta didik dan tuntutan masyarakat lokal, nasional maupun
global, maka SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) menetapkan
Pendidikan Alqur’an sebagai muatan lokal dan ditetapkan jumlah jam setiap
minggu 2 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII, sedangkan untuk kelas X
karena SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) menggunakan kurikulum
2013 maka sekolah mengintegrasikan PAQ dan BAM keseluruh mata
pelajaran.

2. Strategi pelaksanaan Mulok, Strategi integrasi Mulok Pendidikan Alqur’an


dan Budaya Alam Minang Kabau pada KI-KD mata pelajaran yang relevan.
Untuk kelas XI dan XII di SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga)
menerapkan Pendidikan Alqu’an sebagai jenis muloknya.
Dasar hukum penetapan mulok adalah :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah Pasal 13 ayat 1 (f).
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
sistem Pendidikan Nasional Pasal 37 ayat (1) dan pasal 38 ayat (2).
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
e. Peraturan Menteri Pendidikan No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan
Lokal Tahun 2013

41
C. Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan / Kurikulum Unggulan Sekolah
1. Penerapan pendidikan kecakapan hidup yang menggambarkan
kewirausahaan dan ekonomi kreatif.
SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) bukan merupakan sekolah
PBKH, namun pendidikan kecakapan hidup tetap diterapkan di sekolah
merupakan bagian integrasi dari pembelajaran pada setiap mata pelajaran.
Dengan demikian, materi kecakapan hidup yang diperoleh melalui kegiatan
pembelajaran sehari-hari yang diemban oleh setiap mata pelajaran.

2. Penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global

SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) bukan merupakan sekolah


PBKL namun pendidikan yang berbasis keunggulan lokal tetap dilaksanakan
yang terintegrasi pada mata pelajaran muatan lokal.

Pesatnya perkembangan ilmu, teknologi dan budaya pada saat sekarang


merupakan tantangan bagi sekolah untuk mempersiapkan peserta didik dengan
berbagai usaha diantaranya :

1) Memgembangkan hobi membaca pada peserta didik dimana setiap hari


peserta didik harus membaca minimal 5 halaman, dengan tujuan agar mereka
terlatih membaca berbagai imformasi baik yang berhubungan dengan ilmu
disekolah maupun yang bersifat umum
2) Melatih peserta didik untuk mencari informasi/tugas pelajaran di internet,
sehingga mereka tidak mendapat imformasi ilmu terbaru.
3) Membiasakan budaya 5 S disekolah (sopan, santun, senyum sapa, salam)
Sehingga keakrapan disekolah dapat terjalin dan siswa terlatih untuk tidak
egois.

D. Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan


kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta
didik sesuai dengan kondisi sekolah. Pengembangan diri terutama ditujukan

42
untuk peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan
kebutuhan khusus peserta didik.

Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh


konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara
lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah
diri pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik.
Sedangkan untuk kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan antara lain melalui
kegiatan keolahragaan, kepramukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah
remaja.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian


kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif
seperti pada mata pelajaran.

Ruang lingkup pengembangan diri terdiri atas kegiatan terprogram dan


tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti
oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya.

Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik


dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta
didik seperti rutin,spontan,dan keteladanan. Kegiatan rutin,yaitu kegiatan yang
dilakukan terjadwal,seperti upacara bendera, senam, ibadah khusus
keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan
diri.

Spontan adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus


seperti pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada
tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).

Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari


seperti berpakaianrapi,berbahasayangbaik,rajinmembaca,memujikebaikan dan
atas keberhasilan orang lain, datang tepat waktu.

43
Layanan pengembangan diri yang merupakan upaya pembentukan
watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui:
1. Layanan Bimbingan dan Konseling (BK)
a. Jenis Program Layanan Konseling
A. Layanan Dasar Bimbingan
Layanan dasar bimbingan adalah layanan bimbingan yang bertuja
n untuk membantu seluruh peserta didik mengembangkan prilaku
efektif dan keterampilanketerampilan hidupnyayang mengacu pad
a tugastugas perkembangan peserta didik. Layanan dasar bimbin
gan ini juga berisi layanan bimbingan belajar, bimbingan sosial,
bimbingan pribasi dan bimbingan karir.Layanan ini ditujukan unt
uk seluruh peserta didik, disajikan atau dilunsurkan dengan meng
gunakan setrategi klasikal dan dinamika kelompok.
B. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan untu
k membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting
oleh peserta didik saat ini. Layanan ini lebih bersifatpreventif atau
mungkin kuratif. Isi layanan responsif adalah:
1) Bidang Pendidikan.
2) Bidang Belajar.
3) Bidang Sosial.
4) Bidang Pribadi.
5) Bidang Karir.
6) Bidang Tata Tertib Sekolah.
7) Bidang Narkotika dan Perjudian.
8) Bidang Prilaku Seksual.
9) Bidang Kehidupan Lainnya.
C. Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang
bertujuan membantu seluruh peserta didik membuat dan mengimp
elementasikan rencana-

44
rencana pendidikan, karir, dansosial pribadinya. Tuuan utama dari
layanan ini adalah membantu peserta didik memantau dan mema
hami pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri, kemudian
merencanakan danmengimplementasikan itu atas dasar hasil pema
ntauan dan pemahamannya pada dirinya itu. Setrategi pelaksanaa
nnya adalah dengan konsultasi dan konseling.

D. Dukungan Sistem
Dukungan system adalah kegiatankegiatan manajemen yang yang
bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan p
rogram bimbingan secara menyeluruh melaluipengembangan prof
essional, manajemen program, dan penelitian dan pengembangan.
Kegiatan utama dari keempat layanan bimbingan dan konseling d
iatas dalam ilmplementasinya didukungdengan beberapa jenis lay
anan bimbingan dan konseling.

b. Strategi Pelaksanaan Layanan Konseling


A. Strategi untuk Layanan Dasar Bimbingan
1. Bimbingan Klasikal
Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti
bahwa dalam peluncuran program yang telah dirancang menuntut
konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para siswa di
kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan layanan bimbingan
kepada para siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui
pemberian layanan orientasi dan informasi tentang berbagai hal
yang dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi pada
umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang diperuntukan
bagi para siswa baru, sehingga memiliki pengetahuan yang utuh
tentang sekolah yang dimasukinya. Sementara layanan informasi
merupakan proses bantuan yang diberikan kepada para siswa
tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting bagi

45
mereka. Layanan informasi untuk bimbingan klasikal dapat
mempergunakan jam pengembangan diri. Agar semua siswa
terlayani kegiatan bimbingan klasikal perlu terjadwalkan secara
pasti untuk semua kelas.
2. Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan layanan bimbingan kepada siswa melalui
kelompok-kelompok kecil. Bimbingan ini ditujukan untuk
merespon kebutuhan dan minat para siswa. Topik yang
didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah
yang bersifat umum dan tidak rahasia, seperti: cara-cara belajar
yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress.
Layanan bimbingan kelompok ditujukan untuk mengembangkan
keterampilan atau perilaku baru yang lebih efektif dan produktif.
3. Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas
Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung
oleh semua pihak, yang dalam hal ini khususnya para guru mata
pelajaran atau wali kelas. Konselor berkolaborasi dengan guru
dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang siswa
(seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu
memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek
bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran.
4. Berkolaborasi (Kerjasama) dengan Orang Tua
Dalam upaya meningkatkan kualitas program bimbingan,
konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa.
Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap siswa tidak
hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di
rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling
memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar
konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi
siswa atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi
siswa. Dalam hal ini, berhubung SMAN4 Sumbar (Keberbakatan

46
Olahraga) adalah sekolahBoarding maka konselor berkolaborasi d
engan Pembina asrama dan pelatih olahraga siswa untuk mengeta
hui perkembangan siswa di asrama.
B. Strategi Layanan Responsif
1. Konsultasi
Konselor memberikan layanan konsultasi kepada guru, orang
tua, atau pihak pimpinan sekolah dalam rangka membangun
kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para
siswa.
2. Konseling Individual atau Kelompok
Pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk membantu
para siswa yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan
dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Melalui
konseling, siswa dibantu untuk mengidentifikasi masalah,
penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah,
dan pengambilan keputusan secara lebih tepat. Konseling ini
dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.
Konseling kelompok dilaksanakan untuk membantu siswa
memecahkan masalahnya melalui kelompok. Dalam konseling
kelompok ini, masing-masing siswa mengemukakan masalah
yang dialaminya, kemudian satu sama lain saling memberikan
masukan atau pendapat untuk memecahkan masalah tersebut.
3. Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer
Facilitation)
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan
oleh siswa terhadap siswa yang lainnya. Siswa yang menjadi
pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan
oleh konselor. Siswa yang menjadi pembimbing berfungsi
sebagai mentor atau tutor yang membantu siswa lain dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik
maupun non-akademik.

47
C. Strategi Layanan Perencanaan Individual
1. Penilaian Individual atau Kelompok (Individual or small-
group Appraisal)
Konselor bersama siswa menganalisis dan menilai kemampuan,
minat, keterampilan, dan prestasi belajar siswa. Dapat juga
dikatakan bahwa konselor membantu siswa menganalisis
kekuatan dan kelemahan dirinya, yaitu yang menyangkut
pencapaian tugas-tugas perkembangannya, atau aspek-aspek
pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui kegiatan penilaian
diri ini, siswa akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan
pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif.
2. Individual or Small-Group Advicement
Konselor memberikan konseling kepada siswa untuk
menggunakan atau memanfaatkan hasil penilaian tentang
dirinya, atau informasi tentang pribadi, sosial, pendidikan dan
karir yang diperolehnya.

D. Strategi untuk Dukungan Sistem


1. Pengembangan Professional
Konselor secara terus menerus berusaha untuk “meng-update”
pengetahuan dan keterampilannya melalui:
a) in-service training
b) aktif dalam organisasi profesi
c) aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan
workshop (lokakarya)
2. Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi
Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan
guru, orang tua, staf sekolah lainnya, dan pihak institusi di luar
sekolah (pemerintah, dan swasta) untuk memperoleh
informasi, dan umpan balik tentang layanan bantuan yang telah

48
diberikannya kepada para siswa, menciptakan lingkungan
sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa, melakukan
referal, serta meningkatkan kualitas program bimbingan dan
konseling. Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan
upaya sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur
masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu
layanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti dengan
pihak-pihak:
a) instansi pemerintah
b) instansi swasta
c) organisasi profesi, seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan
dan Konseling Indonesia)
d) para ahli dalam bidang tertentu yang terkait, seperti
psikolog, psikiater, dokter, dan orang tua siswa
e) MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling)
3. Manajemen Program
Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin
akan terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem
pengelolaan (manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan
secara jelas, sistematis, dan terarah.

c. Evaluasi Dan Pelaporan Kegiatan Layanan Konseling


Tugas konselor sekolah yang berkaitan dengan pengeval
uasian programBK yaitu merumuskan tujuan, menyusun instrumet,
dan waktu pelaksanaan. Pengukuran dan penilaian yang baik perlu
perumusan yang jelas, karena perumusan yang jelas akan memudah
kan baik konselor maupun klien melihat sejauh mana tujuan itu terc
apai dengan baik. Untuk mengukur layananyang diberikan dapat di
gunakan instrument antara lain pedoman wawancara, angket, dan p
edoman observasi.

49
Pelaksanaan pelaporan dan evaluasi di SMAN4SUMBA
R(KeberbakatanOlahraga) dilaksanakan oleh konselor kepada waki
l kesiswaan, kemudian kepada kepala sekolah. konselor memberika
n laporan setiapkegiatan yang dilaksanakan, hal tersebut dibuktikan
dengan lembaran laporan kegiatan konseling oleh guru BK.

2. Jenis dan strategi Program Layanan TIK


Jenis dan strategi program layanan TIK di SMAN 4
Sumbar (Keberbakatan Olahraga) terdiri atas layanan untuk guru dan
tenaga kependidikan serta layanan untuk siswa yang dilaksanakan di
luar jam pelajaran. Layanan guru dan tenaga kependidikan dapat
digunakan untuk : pengembangan sumber belajar dan media
pembelajaran bagi guru, penilaian dan pelaporan hasil belajar peserta
didik serta efisiensi dan efektivitas sistem manajemen sekolah untuk
tenaga kependidikan. Layanan peserta didik dapat dilakukan secara
individual dan klasikal yang dilaksanakan diluar jam pembelajaran
atau setelah PBM usai.

3. Kegiatan ekstra kurikuler wajib dan pilihan


Kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga) terdiri dari kegiatan ekstrakurikuler wajib
dan ekstrakurikuler pilihan.
a. Jenis program Ekstra Kurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler wajib adalah pramuka.
Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler pilihan antara lain :
1) PMR
2) Rohis
3) Olimpiade sains

50
b. Strategi pelaksanaan program Ekstra Kurikuler
Dilaksanakan setiap minggu dihari sabtu pagi sebelum
kegiatan PBM dimulai. Instrukturnya ada yang berasal dari sekolah
ada yang didatangkan dari luar.
c. Penilaian dan Pelaporan kegiatan Ekstra Kurikuler
Penilaiannya dilakukan oleh masing-masing instruktur
sesuai dengan programnya masing-masing dan dilaporkan per-
semester ke wakil kesiswaan dan diteruskan pada masing-masing
walas.

E. Pengaturan Beban Belajar


1. Deskripsi Sistem pembelajaran yang digunakan (Sistem Paket)
Sistem pembelajaran yang digunakan SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga) menggunakan sistem paket. Sistem Paket adalah
sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya
diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang
sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada
Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. Alokasi waktu
untuk satu jam pelajaran adalah 45 menit.

2. Pengaturan alokasi waktu pembelajaran

Jml jam Jml jam


Satu jam Minggu efektif Waktu
pembe. pertahun
Kelas tatap muka pertahun pembelajaran
per
(menit) pelajaran pertahun (@ 60 menit)
minggu

1554 jampel
X 45 menit 42 17 mg + 20 = 37 1166
(69930menit)

51
1628 jampel
XI 45 menit 42 17mg + 20= 37 1166
(69930menit)

1218 jampel
XII 45 menit 42 17 mg + 12 = 29 914
(54810 menit)

Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan


sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu
untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap
dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah
beban belajar yang tetap.
Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat
jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam
pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata
pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur
kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi. Penambahan jam
pelajaran (4 jam pelajaran perminggu) diberikan apabila dalam analisis
pemetaan SK-KD menunjukkan bahwa mata pelajaran yang bersangkutan
memang memerlukan alokasi waktu tambahan

3. Pengaturan beban belajar TM, PT dan KM


Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket
dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran dalam bentuk satuan waktu
yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program
pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur. Kegiatan PT dan KM merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran TM yang
pelaksanaannya dilakukan di luar jam pelajaran.

52
Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
adalah 0% -60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan
potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Kegiatan Tatap Muka adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa proses interaksi antara peserta didik,materi pembelajaran, guru,
dan lingkungan. Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran
yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi
dan atau kemampuan lainnya pada kegiatan TM. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur
termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, dan percepatan.
Kegiatan Mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain
oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata
pelajaran atau lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu
penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan
mandiri (KM) maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari
mata pelajaran yang bersangkutan
Tidak semua KD memerlukan kegiatan PT dan KM, akan tetapi
mempertimbangkan kompleksitas materi, daya dukung, intake peserta
didik,dan alokasi waktu. Pemanfaatan alokasi waktu kegiatan terstruktur
dan tidak terstruktur sebanyak maksimum 60 % dari jumlah alokasi waktu
tatap muka per mata pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing mata pelajaran. Alokasi waktu dimaksud, digunakan untuk
pelaksanaan remedial dan pendalaman/pengayaan materi.

4. Dasar/Rasional pemanfaatan penambahan beban belajar


Dalam struktur kurikulum pendidikan SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga), menambah pelajaran tertentu dengan

53
mempertimbangkan analisis standar isi, kebutuhan sekolah serta bobot
materi yang ada serta esensial materi dari mata pelajaran yang dilaksanakan
dengan jalan:

 menganalisis tujuan mata pelajaran.


 Menganalisis ruang lingkup mata pelajaran.
 Menganalisis SK/KD.
Pemanfaatan penambahan jam pelajaran berdasarkan hasil
analisis ketiga hal tersebut di atas, maka sekolah menambah jam
pelajaran sebagai berikut :
 Untuk Kelas XI IPA dan XII IPA : 1 jam pelajaran untuk mata
pelajaran Sejarah, Fisika, dan Kimia
 Untuk kelas XI IPS dan XII IPS : 1 jam pelajaran untuk mata
pelajaran Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi

5. Tabel distribusi penambahan beban belajar

No Kelas Mata Pelajaran Jumlah jam

Sejarah
1 XI IPA dan 1
Fisika
XII IPA 1
Kimia 1

Geografi
2 XI IPS dan 1
Ekonomi
XII IPS 1
Sosiologi 1

F. Penjurusan/Peminatan
1. Deskripsi dan Kriteria Penjurusan/Peminatan
Untuk siswa kelas X TP. 2017/2018 kriteria penjurusannya
berpedoman kepada SK Dirjen Dikdasmen No. 12/C/Kep/TU/2008, dan sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga),

54
maka ditetapkan penjurusan sebagai berikut: (karena masih menggunakan
kurikulum 2006)

 Penentuan penjurusan dilakukan mulai akhir semester 2 kelas X dengan


memperhatikan nilai mata pelajaran sesuai dengan jurusan yang diinginkan.
 Pelaksanaan penjurusan pada semester 1 kelas XI.

Kriteria penjurusan program studi meliputi:


 Nilai akademik
Peserta didik yang naik kelas XI dan akan mengambil program studi
tertentu yaitu : llmu Alam atau llmu Sosial: boleh memiliki nilai yang
tidak kompeten paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran yang bukan
menjadi ciri khas program studi tersebut. Penjurusan peserta didik yang
memasuki Program llmu Alam adalah peserta didik yang memiliki nilai
mata pelajaran program llmu Alam (matematika, fisika, biologi, kimia )
dan ditambah matematika rata-rata 75
 Minat peserta didik
 Untuk mengetahui minat peserta didik dapat dilakukan melalui
angket/kuesioner dan wawancara yang dilakukan oleh guru BK dan wali
kelas, atau cara lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi minat, dan
bakat. Penjurusan dilakukan berdasarkan atas pilihan (minat),
kemampuan akademik, dan prestasi peserta didik
 Batas waktu untuk pindah program studi paling lambat 1 (satu)
bulan

Peserta didik yang naik kelas XI, namun memiliki 3 (tiga) mata pelajaran
tidak tuntas, penempatan program dilakukan sebagai berikut :

• Jika mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Kimia, dan Geografi
(2 mata pelajaran ciri khas Program IPA dan 1 ciri khas program IPS),
maka peserta didik tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke
program Bahasa.

55
• Jika mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, dan Fisika, (2 mata pelajaran ciri khas program Bahasa dan 1 ciri
khas program IPA), maka peserta didik tersebut secara akademik dapat
dimasukkan keprogram IPS.
• Jika mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Ekonomi, Sosiologi, dan
Bahasa Inggris (2 mata pelajaran ciri khas program IPS dan 1 ciri khas
program Bahasa), maka peserta didik tersebut secara akademik dapat
dimasukkan keprogram IPA
• Jika mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Bahasa Indonesia, Ekonomi,
dan Fisika, (mencakup semua mata pelajaran ciri khas program), maka
perlu diperhatikan minat dan prestasi akademik peserta didik tersebut
dalam mata pelajaran yang menjadi ciri khas masing-masing program,
serta masukan wali kelas dan guru BK.

Untuk peserta didik kelas X TP. 2018/2019 menggunakan


kurikulum 2013 disamping adanya mata pelajaran wajib A dan wajib B
juga memberi keleluasan kepada peserta didik untuk memilih kelompok
mata pelajaran peminatan dan lintas minat atau pendalaman minat.yang
sesuai dengan keinginannya

2. Program penelusuran bakat, minat dan prestasi peserta didik


Penelusuran bakat dan minat peserta didik di SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga)dapat dilaksanakan dengan informasi melalui
Biodata yang diisi peserta didik pada saat baru masuk SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga)kemudian dari guru BK bakat dan minat peserta
didik dapat ditelusuri dengan wawancara dan angket yang disebarkan ke
peserta didik. Prestasi peserta didik sebelum masuk SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga)dapat ditelusuri melalui nilai yang diperoleh
peserta didik di saat SMP dengan melihat nilai rapor, nilai ujian akhir dan
piagam-piagam peserta didik yang diperolehnya waktu ikut perlombaan-
perlombaan.

56
Kurikulum 2013 dirancang untuk memberi kesempatan kepada
peserta didik belajar berdasarkan minatnya. Peserta didik diberi kesempatan
untuk memilih mata pelajaran kelompok peminatan dan mata pelajaran
lintas minat. Ada 3 kolompok mata pelajaran peminatan yang dapat dipilih
peserta didik yaitu peminatan matematika dan ilmu alam, peminatan ilmu-
ilmu social , peminatan ilmu budaya dan bahasa
Sejak masuk kelas X peserta didik sudah harus memilih kelompok
peminatan yang diinginkanya sesuai dengan bakat dan minatnya. Peserta
didik masih boleh pindah kepeminatan lain setelah semester 2 kelas X
berdasarkan nilai rapor dan rekomendasi guru BK. Disamping peserta didik
memilih peminatan maka mereka juga memilih kelompok lintas minat dan/
pendalaman minat.

3. Mekanisme penjurusan/peminatan
Untuk kelas X TP. 2017/2018 Penentuan penjurusan dilakukan
mulai akhir semester 2 (dua) kelas X Pelaksanaan penjurusan program
IPA, IPS dimulai di semester 1 (satu) kelas XI

Untuk kelas X TP. 2018/2019 Pelaksanaan peminatan di SMAN 4


Sumbar (Keberbakatan Olahraga) dilaksanakan pada awal peserta didik
masuk ke SMA atau awal kelas X.. Penentuan peminatan ini berdasarkan :
Nilai rapor di SMP/MTs, Nilai UN dan hasil tes bakat/minat yang
dilaksanakan oleh psikolog.

G. Ketuntasan Belajar
1. Mekanisme, prosedur dan analisis penetapan KKM
Sekolah menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta
kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Sekolah diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus
menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Ketuntasan belajar setiap

57
indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara
0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%.
Ketuntasan belajar pada SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga)
ditetapkan atas dasar kesepakatan dari KKG di SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga) setelah menganalisis Indikator, SK, KD dengan
mempertimbangkan : kemampuan peserta didik (intake siswa ), kompleksitas
dan daya dukung yang tersedia dalam penyelenggaraan pembelajaran

2. Daftar KKM semua mata pelajaran per Semester


Kelas X IA/ X IS

NO MATA PELAJARAN KKM

KELOMPOK A (WAJIB)

1 Pendidikan Agama dan Budi 75


Pekerti

2 Pendidikan Pancasilan dan 75


Kewarganegaraan

3 75
Bahasa Indonesia
4 Matematika 75
5 Sejarah Indonesia 75
6 Bahasa Inggris 75
KELOMPOK B (WAJIB)
7 Seni Budaya 75
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga 75
dan Kesehatan
9 Prakarya dan Kewirausahaan 75
Peminatan IA
10 Matematika 75
11
Biologi 75
12 Fisika 75
13 Kimia 75
Lintas Minat
14 Geografi 75
15 Ekonomi 75
Peminatan IS

58
16 Sejarah 75
17 Ekonomi 75
18 Geografi 75
19 Sosiologi 75
Lintas Minat IS
20 Fisika 75
21 Kimia 75
Jadi KKM sekolah untuk kelas X IA dan X IS adalah 75

Kelas XI IPA/ XII IPA


Kriteria Ketuntasan
Komponen
Minimal
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 76
2. Pendidikan Kewarganegaraan 76
3. Bahasa Indonesia 76
4. Bahasa Inggris 76
5. Matematika 76
6. Fisika 76
7. Biologi 76
8. Kimia 76
9. Sejarah 76
10. Seni Budaya 76
11.Pend. Jasmani, Olahraga & 76
Kesehatan
12.Teknologi Informasi & 76
Komunikasi
13. Keterampilan/Bahasa Asing 76
H. Muatan Lokal 76
C. Pengembangan Diri -

59
Kelas XI IPS dan XII IPS
Kriteria Ketuntasan
Komponen
Minimal
A. Mata Pelajaran 76
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan 76
3. Bahasa Indonesia 76
4. Bahasa Inggris 76
5. Matematika 76
6. Geografi 76
7. Ekonomi 76
8. Sosiologi 76
9. Sejarah 76
10. Seni Budaya 76
11.Pend. Jasmani, Olahraga & 76
Kesehatan
12.Teknologi Informasi & 76
Komunikasi
13. Keterampilan/Bahasa Asing 76
B.Muatan Lokal 76
I. Pengembangan Diri -

SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) menetapkan kriteria


ketuntasan minimal peserta didik dengan mempertimbangkan beberapa hal:

a. Kemampuan peserta didik (intake) siswa yang diambil dari rata-rata


NEM input masing-masing mata pelajaran , untuk siswa kelas X
b. Kompleksitas dari mata pelajaran
c. Daya dukung yang tersedia yaitu kemampuan guru sebagai nara sumber,
sarana dan prasarana yang dipunyai sekolah, kemampuan ekonomi
orang tua siswa dan lingkungan belajar siswa.

60
1. Upaya sekolah untuk mencapai KKM ideal
SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) menargetkan menargetkan
agar angka ketuntasan belajar tersebut semakin meningkat setiap tahunnya
sehingga dapat dicapai KKM ideal (100%) dengan berbagai upaya
diantaranya :

o Mengupayakan/mencarikan peluang guru untuk dapat mengikuti


berbagai pelatihan
o Berusaha melengkapi sarana dan prasarana sekolah untuk menunjang
proses pembelajaran
o Meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan tugas
o Meningkatkan kompetensi guru dalam proses pembelajaran baik
pengelolaan kelas maupun untuk pencapaian SK/KD
o Mengadakan berbagai workshop di sekolah dengan mendatangkan
instruktur yang professional dari kabupaten/provinsi
o Menjalin hubungan kerja sama (mitra) dengan sekolah lain yang lebih
maju.
o Melaksanakan dengan komitmen tinggi peraturan akademik yang telah
dibuat bersama
o Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana

H.Rancangan penilaian
1. Pelaksanaan penilaian akademik

Sistem penilaian yang dilaksanakan pada SMAN 4 Sumbar


(Keberbakatan Olahraga) mengacu kepada penilaian pembelajaran siswa
berbasis kompetensi sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Permendiknas
No 20 tahun 2007 dan disempurnakan oleh Permendikbud No. 66 tahun
2013 yang menyatakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan imformasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik, yang mencakup :

61
1) Penilaian Autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan
keluaran (output) pembelajaran.
2) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta
didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
3) Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan
untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk
penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar
kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
4) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
peserta didik.
5) Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodic
untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
6) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.
7) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir
semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresen
tasikan semua KD pada semester tersebut.
8) Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti
pada tingkat kompetensi tersebut.

62
9) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK
merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti
pada tingkat kompetensi tersebut.
10) Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan
pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam
rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang
dilaksanakan secara nasional.
11) Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh
satuan pendidikan

Aspek yang diukur pada proses penilaian Kelas X

 Kompetensi inti pengetahuan


 Kompetensi inti ketrampilan
 Kompetensi inti religius
 Kompetensi inti social

 Mekanisme Pelaporan Hasil belajar


a. PENILAIAN KOMPTENSI INTI PENGETAHUAN
1. KUIS
Dilaksanakan 15 menit di awal atau 15 menit di akhir pembelajaran.
Waktunya tidak dialokasikan, melainkan terintegrasi dalam proses
pembelajaran

2. ULANGAN HARIAN
Ulangan Harian dilakukan setelah menyelesaikan satu KD/ lebih.
Ulangan harian dilakukan untuk 2 jam pelajaran sesuai dengan
program yang telah diatur oleh guru mata pelajaran. Waktunya
dialokasikan pada program semester.

63
3. TUGAS INDIVDU
Diberikan kepada siswa untuk dikerjakan secara perorangan dapat
berupa tugas terstruktur maupun penugasan tidak terstruktur.

4. TUGAS KELOMPOK
Diberikan kepada siswa untuk dikerjakan secara berkelompok
melalui tugas terstruktur dan penugasan tidak terstruktur.

5. ULANGAN TENGAH SEMESTER


Adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah 9 minggu
kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

6. ULANGAN AKHIR SEMESTER


Dilaksanakan pada akhir semester. Cakupan ulangan akhir
semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua
KD pada semester tersebut.

PENGOLAHAN NILAI KOGNITIF

Pengolahan nilai Kognitif dan Konptensi inti pengetahuan di SMAN 4


Sumbar (Keberbakatan Olahraga)dilaksanakan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:

1. NKD.1 = 4.UH.1 + 2. K + 2. TI + 1. TK

2. NK = MID + NKD.1 + NKD.2 + ... + NKD.n

3. NA Kognitif / KI pengetahuan = 60%NK + 40% UB

64
Keterangan Rumus :

a. NKD.1 = Nilai KD.1


b. NKD.n = Nilai KD ke n
c. N = Jumlah KD
d. UH.1 = Nilai Ulangan harian KD.1
e. K = Nilai rata-rata Kuis pada KD.1
f. TI = Nilai rata-rata Tugas Individu pada KD.1
g. TK = Nilai rata rata Tugas Kelompok pada KD.1
h. NK = Nilai kelas
i. NUB = Nilai Ulangan Bersama Akhir semester
j. NA Kog = Nilai Rapor Semester 1

2. Pelaksanaan penilaian akhlak mulia dan kepribadian


PENILAIAN KOMPETENSI INTI KETRAMPILAN Kelas X
Dilaksanakan untuk seluruh mata pelajaran

PENGOLAHAN NILAI PSIKOMOTOR/ KI PENGETAHUAN

Nilai akhir Psikomotor/KI PENGETAHUAN diolah menggunalan


rumus ;

N A Psikomotor/KI pengetahuan = NP.1 + NP.2 + NP.3 + ... +


NP.n

Keterangan Rumus :

1. NA Psikomotor = Nilai akhir Psikomotor

2. NP.1 = Nilai psikomotor KD.1

3. NP.n = Nilai Psikomotor KD ke n

65
4. N = jumlah KD

PENILAIAN KOMPETENSI INTI RELIGIUS DAN SOSIAL

Format lembaran pengamatan sikap peserta didik :

No

Nama

PELAKSANAAN PENILAIAN

a. Penilaian hasil belajar yang di selenggarakan melalui ulangan harian dan


tugas mandiri/kelompok dilakukan sepenuhnya oleh pendidik
b. Penilaian hasil belajar yang diselenggarakan melalui ulangan tengah
semester, dan ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas
dilakukan oleh pendidik dibawah koordinasi satuan pendidikan
c. Ujian Sekolah dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan
d. Ujian Nasional dilaksanakan oleh pemerintah

KETENTUAN PENILAIAN

1. Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaksanakan mengacu pada


standar kompetensi lulusan untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok
mata pelajaran, yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.

66
2. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan
belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan
pembelajaran.

3. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai


pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran.

4. Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok


mata pelajaran agama dan akhlak mulia.

5. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan


tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik
sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.

6. Penilaian selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan secara


periodik melalui: ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester dan ulangan kenaikan kelas.

7. Hasil penilaian dilaporkan secara berkala kepada orang tua siswa,


berupa rapor Mid semester yang diberikan kepada siswa setelah
mengikuti PBM selam 8-10 klai pertemuan dan rapor semester
diberikan kepada siswa setelah mengikuti PBM selama satu semester.
Rapor kenaikan kelas diberikan kepada siswa setelah mengikuti PBM
dikelas tertentu selama 1 tahun.

Meknisme dan Prosedur Pelaporan Hasil belajar

Proses penilaian kognitif dilaksanakan melalui ulangan


harian, kuis, tugas individu, tugas kelompok, ulangan mid semester
dan ujian akhir semester 1 dan 2. Pada tengah semester( setelah siswa
mengikuti PBM selama 9 minggu diadakan ujian mid semester. Hasil

67
Proses pembelajaran selama 9 minggu tersebut dilaporkan kepada
orang tua siswa berupa rapor mid semester. Siswa yang bermasalah
akan dibina oleh wali kelas guru BK yang bekerja sama dengan orang
tua siswa.
Setelah mengikuti PBM selama 18 minggu maka siswa akan
mengikuti ulangan akhir semester yang hasilnya dilaporkan kepada
orang tua siswa dalam bentuk rapor semester ganjil.
Pada akhir semester genap diadakan ujian kenaikan kelas.
Hasil yang diperoleh siswa dilaporkan kepada orang tua siswa dalam
bentuk rapor semester genap. Pelaporan ini juga sebagai penentu bagi
siswa untuk dapat/tidak dapat naik ke tingkat/kelas yang lebih tinggi.

3. Pelaksanaan program remedial dan pengayaan


a. Pembelajaran Remedial
1). Pembelajaan Remedial
Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan
bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan
belajar. Pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah
pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua
memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial.
2). Bentuk-bentuk kesulitan belajar peserta didik adalah :
(a). Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik
yang kurang perhatian saat mengikuti pembelajaran;

(b). Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang


mengalami gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta
didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal,
pergaulan, dsb.

68
(c). Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang
mengalami ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna
netra¸ tuna daksa, dsb.

3). Bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial:

(a). Peserta didik yang belum mencapai KKM pada ulangan harian dan
semester harus mengikuti pembelajaran remedial
(b). Pembelajaran remedial diberikan setelah dilakukan analisis
terhadap hasil ulangan harian ( untuk beberapa KD ) atau ujian
tengah semester (untuk beberapa SK)
(c). Pembelajaran remedial dapat diselenggarakan dengan berbagai
kegiatan antara
lain :
i. Pemberian pembelajaran ulangan dengan metode dan media
yang berbeda melalui kegiatan tatap muka di luar jam efektif
jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 50%;
i. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan
perorangan jika jumlah peserta didik yang mengikuti remedial
maksimal 20%;
ii. Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang
mengikuti remedial lebih dari 20 % tetapi kurang dari 50%
iii. Pemanfaatan tutor sebaya
(d). Tes ulang diberikan kepada peserta didik yang telah mengikuti
program pembelajaran remedial dan dilaksanakan di luar jam tatap
muka
(e). Nilai hasil remedial tidak melebihi nilai KKM.

69
PROGRAM REMEDIAL

No Jenis Remedial Waktu Pelaksanaan Penanggung Jawab

1 Remedial Nilai Paling Lambat 1 minggu Guru Mata


Ulangan Harian / Nilai setelah Ulangan Harian Pelajaran
KD Dilaksanakan

2 Remedial Nilai Rapor Dilaksanakan Paling Wakil Kurikulum


Semester I lambat 2 minggu diawal
semester 2
b. Pembelajaran Pengayaan
a. Pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan
peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang
ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat
melakukannya.
b. Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan
berlebih
c. Peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui: tes IQ, tes
inventori, wawancara, pengamatan, dsb.
d. Pembelajaran Pengayaan
1. Identifikasi kemampuan belajar berdasarkan jenis serta tingkat
kelebihan belajar peserta didik misal belajar lebih cepat,
menyimpan informasi lebih mudah, keingintahuan lebih tinggi,
berpikir mandiri, superior dan berpikir abstrak, memiliki
banyak minat.
2. Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan
antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara,
pengamatan, dsb.
3. Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
1) Belajar kelompok
2) Belajar mandiri
3) Pembelajaran berbasis tema

70
4) Pemadatan kurikulum
e. Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang
belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu
bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau
bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas
maupun kapabilitas masing-masing. Pembelajaran pengayaan dapat
pula dikaitkan dengan kegiatan penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur.
f. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama
dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk
portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari
peserta didik yang normal.

I.Kenaikan Kelas
1. Kriteria kenaikan kelas
Kenaikan kelas diatur oleh sekolah dengan mengacu kepada
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan SK dirjen
Dikdasmen No 12/C/Kep/TU/2008, tentang Bentuk dan Tata Cara
Penyusunan laporan Hasil Belajar Peserta Didik Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah.

Adapun kriteria kenaikan kelas pada SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan


Olahraga) adalah:

1. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran.


2. Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil belajar semester 1 dan
semester 2 (dua) ,
3. Nilai kenaikan kelas memperhitungkan hasil belajar peserta didik selama
satu tahun pelajaran yang sedang berlangsung.
4. Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XI, apabila yang
bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, 3 ( tiga ) mata
pelajaran yang bukan mata pelajaran ciri khas program yang diikuti, atau

71
tidak mencapai ketuntasan belajar minimal pada salah satu atau lebih
mata pelajaran ciri khas program.
5. Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XII, apabila yang
bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, 3 ( tiga ) mata
pelajaran yang bukan mata pelajaran ciri khas program yang diikuti, atau
tidak mencapai ketuntasan belajar minimal pada salah satu atau lebih
mata pelajaran ciri khas program.
6. Kehadiran peserta didik minimal 85 %
Peserta didik yang tidak naik ke kelas XI dan XII dianjurkan mengulang
di kelas yang sama.

 Mekanisme dan prosedur pelaporan hasil belajar peserta didik


Penilaian yang dicapai peserta didik dipantau, didokumentasikan
secara sistematis, dan digunakan sebagai balikan kepada peserta didik untuk
perbaikan secara berkala. Penilaian yang didokumentasikan disertai bukti
kesahihan, kehandalan, dan dievaluasi secara periodik untuk perbaikan
metode penilaian. Sekolah melaporkan hasil belajar kepada orang tua
peserta didik, komite sekolah dan institusi diatasnya.

J. Kelulusan
1. Kriteria kelulusan dari SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga)
Kelulusan peserta didik dari SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga)
ditentukan oleh rapat Dewan Guru dengan menggunakan kriteria sebagai
berikut:
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga,
dan kesehatan;

72
3) lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan
4) lulus Ujian Nasional

2. Pelaksanaan Ujian Sekolah


a. Waktu Pelaksanaan
Ujian Sekolah untuk tahun pelajaran 2018/2019 akan dilaksanakan
pada minggu ke 1 dibulan April 2019

b. Jenis Ujian Sekolah


SMA Program IPA

Bentuk Ujian
No Mata Pelajaran
Tertulis Praktik

1. Pendidikan Agama V V

2. Pendidikan Kewarganegaraan V -

3. Bahasa Indonesia V V

4. Bahasa Inggris V V

5. Fisika V V

6. Kimia V V

7. Biologi V V

8. Sejarah V -

9. Seni Budaya V V

10. Pendidikan Jasmani, Olahraga


dan Kesehatan
V V

11. Teknologi Informasi dan V V

73
Komunikasi

12. Bahasa Arab V V

13. Ketrampilan pertanian V

SMA Program IPS

Bentuk UJian
No Mata Pelajaran
Tertulis Praktik

1. Pendidikan Agama V V

2. Pendidikan Kewarganegaraan V -

3. Bahasa Indonesia V V

4. Bahasa Inggris V V

5. Ekonomi V

6. Geografi V

7. Sosiologi V

8. Sejarah V

9. Seni Budaya V V

10. Pendidikan Jasmani, Olahraga


dan Kesehatan
V V

11. Teknologi Informasi dan V V


Komunikasi

12. Bahasa Arab V V

13. Ketrampilan pertanian V

74
c. Kelompok Mata Pelajaran yang Dinilai oleh Pendidik
Pendidik menilai secara afektif melalui pengamatan pada kelompok mata
pelajaran :

1. Agama dan Akhlak Mulia


2. Kewarganegaraan dan Kepribadian
3. Estetika
4. Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
5. Mata Pelajaran Muatan Lokal dan Mata Pelajaran yang menjadi Ciri
khas Sekolah. Penilaian untuk mata pelajaran muatan lokal dan mata
pelajaran yang menjadi ciri khas sekolah ditentukan oleh SMAN 4
Sumbar (Keberbakatan Olahraga)
d. Biaya Penyelenggaraan Ujian Sekolah
1. Penyelenggaraan Ujian Sekolah didanai oleh Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah dan/atau Anggaran Pendapatan Belanja
Sekolah SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga).
2. Biaya penyelenggara Ujian Sekolah antara lain mencakup
komponen- komponen sebagai berikut :
i. Pengisian data calon peserta Ujian Sekolah dan pengirimannya
ke Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat.
ii. Pengadaan kartu peserta Ujian Sekolah
iii. Pelaksanaan sosialisasi dan koordinasi penyelenggaraan Ujian
Sekolah
iv. Penulisan dan pengadaan naskah soal, penyiapan dan pengadaan
bahan
ujian praktik, pengawasan pelaksanaan ujian, dan pemeriksaan
hasil ujian
v. Pengambilan, pengisian, dan penertiban ijazah;
vi. Penyusunan laporan Ujian Sekolah dan pengiriman laporan
kepada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat.

75
vii. Sekolah penyelenggara Ujian Sekolah menyusun Rencana
Kebutuhan Biaya Ujian Sekolah.

e. Pemantauan Dan Evaluasi


Pemantauan dan evaluasi Ujian Sekolah dilakukan oleh Departemen
Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah, Badan Penelitian dan Pengembangan Diknas, Dinas
Pendidikan Provinsi/Kabupaten Sijunjung sesuai dengan tugas dan
kewenangannya.

f. Pelaporan Penyelenggaraan Ujian


1) Laporan penyelenggaraan Ujian Sekolah SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga) memuat informasi antara lain tentang
penyiapan bahan, pelaksanaan ujian, penetapan batas nilai lulus
ujian, pengawas ujian, pemeriksaan hasil ujian, permasalahan dan
upaya pemecahannya, serta laporan hasil Ujian Sekolah yang
mencakup nilai ujian setiap siswa dan nilai rata-rata tiap mata
pelajaran
2) SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) menyampaikan laporan
ke tingkat Kabupaten
3) Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat menyusun laporan
penyelenggaraan ujian berdasarkan laporan sekolah penyelenggara
dan hasil pemantauan ujian.
4) Dinas Pendidikan Provinsi menyusun laporan penyelenggaraan
Ujian Sekolah berdasarkan laporan dari sekolah dan hasil
pemantauan ujian, kemudian menyampaikan laporan tersebut ke
Menteri Pendidikan Nasional melalui BSNP.

3. Pelaksanaan Ujian Nasional


1) Peserta Ujian Nasional SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga)

76
1. Peserta didik yang belajar pada tahun terakhir SMAN 4
Sumbar (Keberbakatan Olahraga).
2. Peserta didik yang memiliki rapor lengkap penilaian hasil
belajar pada SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga)
sampai dengan semester I tahun terakhir.
3. Peserta didik yang memiliki ijazah atau surat keterangan lain
yang setara, atau berpenghargaan sama, dengan ijazah dari
satuan pendidikan yang setingkat lebih rendah. Penerbitan
ijazah yang dimaksud sekurang-kurangnya 3 tahun sebelum
mengikuti ujian sekolah/madrasah, atau sekurang-kurangnya 2
tahun untuk peserta program akselerasi dan/atau SKS.
4. Peserta UN yang karena alasan tertentu dan disertai bukti yang
sah tidak dapat mengikuti UN di satuan pendidikannya, dapat
mengikuti UN di sekolah/madrasah lain pada jenjang dan jenis
yang sama.
5. Peserta UN yang karena alasan tertentu dan disertai bukti yang
sah tidak dapat mengikuti UN dapat mengikuti UN susulan.
2) Pendaftaran Peserta Ujian
1. Sekolah penyelenggara UN melaksanakan pendataan calon
peserta.
2. Sekolah penyelenggara UN mengirimkan data calon peserta ke
Penyelenggara UN Tingkat Provinsi melalui Penyelenggara
UN Tingkat Kabupaten/Kota paling lambat tanggal 30
Desember 2018.
6. Penyelenggara UN Tingkat Provinsi mengkoordinasikan
pendataan calon peserta dengan menggunakan perangkat lunak
sesuai dengan POS pendataan peserta yang diterbitkan oleh
Balitbang Kemdikbud.
7. Penyelenggara UN Tingkat Kabupaten/Kota mencetak dan
mendistribusikan daftar nominasi sementara (DNS) ke sekolah.

77
8. Sekolah melakukan verifikasi DNS dan mengirimkan hasil
verifikasi ke Penyelenggara UN Tingkat Kabupaten/Kota.
9. Penyelenggara UN Tingkat Provinsi melakukan:
a. pemutakhiran data;
b. pencetakan daftar nominasi tetap (DNT);
c. pengiriman DNT peserta UN SMA/MA dan SMK ke
Penyelenggara UN Tingkat Sekolah/Madrasah melalui
Penyelenggara UN Tingkat Kabupaten/Kota paling lambat
tanggal 31 Januari 2019;
d. pengiriman DNT peserta UN SMP/MTs, SMPLB, dan
SMALB ke Penyelenggara UN Tingkat Sekolah/Madrasah
melalui Penyelenggara UN Tingkat Kabupaten/Kota paling
lambat tanggal 29 Februari 2019;
10. Kepala sekolah penyelenggara UN/US menerbitkan,
menandatangani, dan membubuhkan stempel sekolah/madrasah
pada kartu peserta UN/US yang telah ditempel foto peserta.

3) Bahan Ujian Sekolah


1. Penyusunan Kisi-Kisi Soal
Kisi-kisi ujian Nasional disusun oleh pemerintah pusat melalui
kementerian pendidikan nasional

2. Jumlah butir soal dan alokasi waktu UN adalah sebagai berikut:


a. SMA/MA Program IPA
Jumlah Alokasi Waktu
No Mata Ujian
Butir Soal (menit)
Bahasa Indonesia 50 120 menit
1.
Bahasa Inggris 50*) 120 menit
2.
Matematika 40 120 menit
3.
Fisika 40 120 menit
4.

78
Kimia 40 120 menit
5.
121n
Biologi 40 i
6.
t

b. SMA/MA Program IPS

Jumlah Alokasi Waktu


No Mata Ujian
Butir Soal (menit)
Bahasa Indonesia 50 120 menit
1.
Bahasa Inggris 50*) 120 menit
2.
Matematika 40 120 menit
3.
Ekonomi 40 120 menit
4.
Sosiologi 50 120 menit
5.
6. Georafi 50

4) Penyelenggara Ujian
A. Penyelenggara
1. Penyelenggara Ujian Nasional adalah SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan
Olahraga) yang ditetapkan oleh kepala Dinas Pendidikan Provinsi
Sumatera Barat berdasarkan status akreditasi dan/atau memiliki
kelayakan sebagai penyelenggara Ujian Nasional.
2. Penyelenggara Ujian Nasional bertanggung jawab atas
penyelenggaraan ujian mulai dari persiapan, pelaksanaan, sampai
dengan pelaporan.

B. Penanggung Jawab
1. Kepala Sekolah penyelenggara bertanggung jawab atas penyelenggara
Ujian Nasional

79
2. Kepala Sekolah membentuk dan menetapkan panitia penyelenggara
Ujian Nasional yang terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara, dan
seksi-seksi/anggota sesuai dengan kebutuhan.

5) Waktu Pelaksanaan Ujian


a. Ujian Nasional dilaksanakan satu kali dalam satu tahun pelajaran sesuai
dengan ketentuan peraturan Menteri Pendidikan Nasional/BSNP tentang
Ujian Nasional.
b. Ujian tulis dilaksanakan sebelum Ujian Nasional.
c. Ujian Praktik dapat dilaksanakan sebelum Ujian tulis.

6) Waktu pelaksanaanUjian Susulan


Ujian susulan diselenggarakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut ;

a. Ujian susulan diperuntukan bagi peserta yang tidak dapat mengikuti satu
atau lebih mata ujian utama berdasarkan alasan yang sah.
b. Ujian susulan menggunakan naskah soal ujian susulan.
c. Ujian susulan dilaksanakan paling lambat satu minggu setelah ujian
utama.

4. Target dan Program peningkatan kualitas lulusan yang akan dicapai


pada tahun pelajaran 2018/2019
Target kelulusan SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) pada
angkatan pertama tahun pelajaran 2018/2019 adalah sebesar 100 %

Program Peningkatan Kualitas Lulusan


Kegiatan yang dilaksanakan dalam Program Sukses UN dan SNMPTN
SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) adalah:

1. Menuntaskan SK - KD yang diperkirakan masih tertinggal/terabaikan


2. Melaksanakan Analisa Materi ujian Nasional

80
3. Menyusun kumpulan soal UN 5 tahun terakhir sesuai SKL UN 2019,
dan membuat pembahasannya.
4. Menyusun kumpulan soal prediksi UN 2019 masing-masing mata
pelajaran. Masing-masing indikator soal setiap mata pelajaran
dipersiapkan 4 prediksi soal UN 2019
5. Mengikuti bedah SKL UN 2019
6. Melaksanakan Try Out UN Sekolah, PRA UN Kabupaten dan PRA
UN Provinsi secara berkala.
7. Melaksanakan belajar tambahan sore untuk semua siswa kelas XII.
8. Memberikan perlakuan berupa belajar sore tambahan khusus kepada
siswa yang belum mampu menyelesaikan 50 % soal-soal TO
sekolah., Pra UN kab dan Pra UN Provinsi
9. Melaksanakan Training Motivasi dalam rangka mempersiapkan siswa
mengikuti UN 2019
10. Memberikan tugas tambahan kepada guru untuk menjadi Pembimbing
Akademis (PA) bagi semua siswa kelas XII dimana masing –masing
guru membina empat orang siswa.
11. Menyusun kumpulan soal SNMPTN 3 tahun terakhir dan membuat
pembahasannya.
12. Melaksanakan Analisa Materi SNMPTN.
13. Membahas soal-soal SNMPTN dalam pembelajaran dikelas
14. Melaksanakan Bimbel SNMPTN yang akan dilaksanakan setelah UN
2019.
15. Mengadakan latihan penyelesaian soal-soal ujian Nasional dan soal-
soal SNMPTN.
a. Cara cepat, mudah dan benar menyelesaikan soal.
b. Praktek Listening Comprehention bahasa Inggris.
c. Latihan analisa wacana Bahasa Indonesia.
d. Latihan mengisi LJK.
16. Melaksanakan Try Out SNMPTN 2019.
17. Melaksanakan remedial materi UN dan SNMPTN

81
18. Sosialisasi POS UN 2019 kepada siswa, guru dan orang tua.
19. Sosialisasi program sukses SNMPTN kepada siswa, guru dan orang
tua.

5. Rekap hasil Ujian Nasional 3 tahun terakhir dan perbandingan dengan


Ujian Sekolah
SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) adalah sekolah baru
yang beroperasi pada bulan juli 2016 untuk itu siswa yang akan ikut UN
pada tahun 2019 merupakan angkatan pertama makanya hasil UN 3 tahun
terakhir belum ada.

82
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

A. Permulaan Awal Tahun Pelajaran


Permulaan tahun pelajaran 2018/2019 di mulai pada hari Senin
tanggal 09 Juli 2018 dengan pembukaan PLS selama 3 hari untuk kelas X dan
kelas XI serta kelas XII sudah melaksanakan PBM pertama, kemudian
dilanjutkan dengan PBM untuk kelas X tanggal 13 Juli 2018. Waktu belajar
menggunakan sistem semester yang membagi satu tahun pelajaran menjadi
semester satu dan semester dua.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 6 hari dalam seminggu yaitu:
HARI WAKTU BELAJAR KETERANGAN

SENIN 07.30 – 08.15 Upacara Bendera


08.15 – 14.45 Kegiatan PBM
SELASA 08.00 – 14.30 Kegiatan PBM
RABU 08.00 – 14.30 Kegiatan PBM
KAMIS 08.00 – 14.30 Kegiatan PBM
JUM’AT 08.00 – 08.30 Kegiatan Imtaq
08.30 - 12.00 Kegiatan PBM
SABTU 08.00 – 14.30 Kegiatan PBM

Keterangan:
 Istirahat 2 kali, masing-masing istirahat 1 : 15 menit dan istirahat ke 2 : 1
jam (60 menit) pada jam 10.15 – 10.30 dan 12.00 – 13.00 WIB
 Hari Jumat Istirahat jam 10.00 – 10.30 wib.

B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif


1. Jumlah Minggu Efektif Satu Tahun Pelajaran.
Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, waktu pembelajaran
efektif belajar ditetapkan sebanyak 38 minggu untuk setiap tahun
pelajaran.

83
a. Jumlah minggu efektif semester I
No Bulan Jumlah Keterangan
minggu efektif
1 Juli 3
2 Agustus 5 UH I
3 September 4 Jeda Tengah Semester
4 Oktober 5 UH II
5 November 4 UH III
6 Desember 1 Ujian Semester
Jumlah 22

Jumlah minggu efektif pada semester satu tahun pelajarn 2018/2019


berjumlah 22 minggu
b. Jumlah minggu efektif semester II
No Bulan Jumlah Keterangan
minggu
efektif
1 Januari 5
2 Februari 4 UH I
3 Maret 4 JedaTengah Semester
UH II/US/USBN

4 April 2 UN dan UH III


5 Mei 3 Ujian Semester dan
6 Juni - Pesantren Ramadhan
Penyerahan Rapor.
18

Jumlah minggu efektif pada semester II tahun pelajaran 2018/2019


berjumlah 18 minggu.

2. Jumlah Hari efektif


a. Jumlah Hari Efektif semester I
No Bulan Jumlah Hari Efektif Keterangan
1 Juli 20
2 Agustus 25 UH I,Kemerdekaan RI
3 September 24 Jeda Tengah Semester
4 Oktober 27 UH II
5 November 25 UH III
6 Desember 7 Ujian Semester
Jumlah 128

84
Jumlah hari efektif pada semester satu tahun pelajaran 2018/2019
berjumlah 128 hari
b. Jumlah hari efektif semester II
No Bulan Jumlah Hari Keterangan
Efektif
1 Januari 26
2 Februari 23 UH I
3 Maret 25 Ujian tengah semester
UN dan USBN
4 April 15 2018/2019 dan UH II
5 Mei 15 UH III, libur awal puasa,
ujian semester, pesantren
ramadhan
Ujian Semester
6 Juni 1 Penyerahan rapor
105
Jumlah hari efektif pada semester II tahun pelajaran 2018/2019
berjumlah 105 hari

Kegiatan Akhir Semester


Kegiatan akhir semester dilaksanakan selama seminggu dengan
kegiatan Class meeting yang diisi oleh peserta didik dengan bimbingan
Pembina Osis dan guru dalam bentuk kegiatan olahraga dan seni, lomba
kreatifitas, untuk mengembangkan bakat kepribadian, prestasi, dan kreatifitas
peserta didik dalam rangka pengembangan pendidikan anak seutuhnya.

C. Pengaturan Waktu Libur


Hari libur adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah pusat,
propinsi, dan kabupaten/kota untuk tidak diadakan pembelajaran di sekolah.
Penentuan hari libur dengan memperhatikan ketentuan berikut:
• Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait hari raya keagamaan
• Peraturan pemerintah pusat/propinsi/kabupaten/kota dalam hal penentuan hari
libur serentak untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan

85
Sekolah mengambil kebijakan hari libur sebagai berikut:
 Libur awal Ramadhan 2-4 Mei 2019
 Libur semester I tanggal 24 Desember 2018 – 1 Januari 2019
 Libur semester II tanggal 24-30 Juni 2019

Hari Libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain:

 01 Januari : Tahun Baru Masehi


 16 Februari : Tahun baru Imlek
 17 Maret : Hari raya Nyepi
 30 Maret : Wafat Isa ALmasih
 14 April : Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
 01 Mei : Hari Buruh Internasional
 10 Mei : Kenaikan Isa Almasih
 29 Mei : Hari Raya Waisak
 01 Juni : Hari Lahir Pancasila
 15-16 Juni : Hari Raya Idul Fitri 1439 H
 17 Agustus : Hari Kemerdekaan RI
 22 Agustus : Hari Raya Idul Adha 1439 H
 11 September : Tahun Baru Hijriyah 1440H
 20 November : Maulid Nabi Muhammad SAW
 25 Desember : Hari Natal

D. Penjabaran Matrik Kalender Pendidikan Sekolah


Rencana kegiatan sekolah tahun pelajaran 2018/2019 adalah sebagaimana tertera
berikut ini :

NO JENIS KEGIATAN TANGGAL KET.


1 Rapat Persiapan PPDB April 2018
2 Penerimaan Peserta Didik Baru 15 April - 9 Mei 2018
3 Hari Pertama TP 2018/2019 09 Juli 2018
4 MPLS kelas X TP 2017/2018 10, 11, 12 Juli 2018
5 Rapat Koordinasi TU Setiap awal bulan

86
6 Rapat Koordinasi Wali Kelas Setiap Sabtu Minggu ke
dua
7 Rapat Koordinasi Pembina Osis Setiap Sabtu minggu 1
8 Rapat Koordinasi Staf dan Wakil Setiap Sabtu minggu 1
9 Peringatan Kemerdekaan RI 17 Agustus 2018
10 Ulangan Harian 1 21-26 Agustus 2018
11 Ulangan Harian/Remedi/Pengayaan 28 Agus-02 Sep 2018
12 Ulangan Tengah Semester 1 25-30 September 2018
13 Ulangan Harian 2 16-21 Oktober 2018
14 Ulangan Harian/Remedi/Pengayaan 23-28 Oktober 2018
15 Ulangan Harian 3 20-25 November 2018
16 Ulangan Harian/Remedi/Pengayaan 27 Nov-02 Des 2018
17 Ulangan Semester I 04-09 Desember 2018
18 Class Meeting 11-20 Desember 2018
19 Rapat Wali Kelas dan 21 Desember 2018
20 Pembagian Rapor Semester I 23 Desember 2018
21 Libur semester I 2017/2018 26-31 Desember 2018
22 Hari Pertama Sekolah Semester II 02 Januari 2019
23 Ulangan Harian I / Remedi 11-16 Februari 2019
24 Ujian Mid Semester II 18-23 Maret 2019
25 Ulangan Harian II/Remedi 12-18 April 2019
26 Ulangan Harian III/Remedi 29,30Apr-06-11Mei2019
27 Libur Awal Ramadhan 02-04 Mei 2019
28 Ulangan Semester II 23-29 Mei 2019
29 Rapat Kenaikan Kelas 19 Juni 2019
30 Pembagian Rapor Kenaikan Kelas 22 Juni 2019
31 Pesantren Ramadhan Tahun 1440 H 06-22 Mei 2019
32 Libur Semester II 24-30 Juni 2019

87
LAMPIRAN

1. SK Tim Pengembang kurikulum (TPK) Sekolah yang dilengkapi dengan


uraian tugas dan rencana kerja (action plan)
2. Hasil Rekomendasi KTSP tahun lalu
3. Sampel Silabus dan RPP untuk 2 matpel pertingkat kelas
4. Contoh Analisis penetapan KKM
5. KD Mulok (K.2006), Pengembangan indikator KD untuk Integrasi
6. RPP Mulok yang sudah diintegrasikan
7. Program PKH, PBKL, PBKG/MoU
8. Peraturan Akademik Sekolah
9. Regulasi Non Akademik (PPDB, Mutasi Siswa, Tata tertib sekolah)
10. Program Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB)

88 88

Anda mungkin juga menyukai