DOKUMEN I
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
KURIKULUM SEKOLAH 2013
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
SD NEGERI 09 BUNGKU
KECAMATAN BUNGKU TENGAH
KABUPATEN MOROWALI
2022
i
i
LEMBARAN PENGESAHAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP )
SDN 09 BUNGKU
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, lembar pengesahan ini dibuat berdasarkan SK
Kepala SDN 09 Bungku Nomor : 421.2/65/SD-09.BK-03/VII/2022 Tanggal 11 Juli 2022
Tentang Tim Penyusunan dan Pengembang Kurikulum dan hasil verifikasi Tim Pengembangan
Kurikulum Kabupaten Morowali, maka Kurikulum SDN 09 Bungku yang disusun bersama
oleh Kepala Sekolah, Guru, Staf dan Komite Sekolah serta disetujui dalam rapat sekolah yang
meliputi:
1. Dokumen I
2. Dokumen II
3. Dokumen III
Dengan ini mengesahkan untuk memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SDN
09 Bungku Tahun Pelajaran 2022/2023.
Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan Daerah
Kabupaten Morowali,
DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI 09 BUNGKU
Alamat: Jl. Trans Sulawesi Desa Bahomante, Kecamatan Bungku Tengah Kode Pos: 94973
NSS: 101180703015 NPSN: 40202796
TENTANG
TIM PENGEMBANG KURIKULUM SDN 09 BUNGKU
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Ditetapkan di : Bahomante
Pada tanggal : 8 Juli 2022
Kepala Sekolah
Tembusan:
1. Koordinator Wilayah Dinas Pendidikan Kecamatan Bungku Tengah
2. Arsip
iii
i
SUSUNAN KEPENGURUSAN
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SD NEGERI 09 BUNGKU
MOH. MAJID,S.Pd.M.Si
1 Pengawas Sekolah Konselor
NIP. 19660711198803 1 017
Sri Anjarni, L,S.Pd.SD
2 Kepala Sekolah Penanggung Jawab/ Budaya Sekolah
NIP.197406041996062002
3 Hartin Karim, S.Pd.I Komite Sekolah Penanggung Jawab/ Budaya Sekolah
DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI 09 BUNGKU
Alamat: Jl. Trans Sulawesi Desa Bahomante Kecamatan Bungku Tengah Kode Pos: 94973
NSS: 101180703015 NPSN: 40202796
Menimbang : a. Bahwa Dalam Rangka Melaksanakan Permendikbud No. 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan
Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.
b. Berdasarkan butir a diatas dan untuk menjamin terpeliharanya dan demi kelancaran Kurikulum
Sekolah perlu diatur dan ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Sekolah.
Memperhatikan : 1. Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Permendikbud No 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Dikdasmen.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan;
4. Perpres 87 Tahun 2017 tentang penguatan Pendidikan Berkarakter;
5. Permendikbud RI No 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
6. Permendikbud No 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan;
7. Permendikbud No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi;
8. Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses;
9. Permendikbud No 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian;
10. Permendikbud N0 37 Tahun 2018 tentang KI dan KD
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti Dan
Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah.
12. Permendikbud No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013
13. Lembar Pengesahan Kurikulum 2013 SDN 09 Bungku Tahun Pelajaran 2022/2023
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Menerbitkan, Mengesahkan dan Memberlakukan Kurikulum Sekolah 2013 SD Negeri 09 Bungku untuk
Tahun Pelajaran 2022/2023.
Kedua : Kurikulum Sekolah 2013 SD Negeri 09 Bungku termuat dalam Dokumen I.
Ketiga : Upaya perbaikan dalam rangka penyempurnaan Kurikulum Sekolah 2013 SD Negeri 09 Bungku
dilakukan secara terus menerus yang sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik, kondisi
pembangunan nasional, serta kemajuan ilmu pembangunan dan teknologi.
Keempat : Semua biaya yang timbul akibat pelaksanaan keputusan ini, dibebankan pada anggaran yang sesuai.
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berakhir sesuai dengan Tahun Pelajaran 2022/2023.
Ditetapkan di : Bahomante
Pada tanggal : 9 Juli 2022
Kepala Sekolah
REKOMENDASI
v
i
vi
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahma
dan hidayahnya sehingga kita semua dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Mudah-mudahan mendapat ridho-Nya sehingga memiliki keberkahan kita semua. Aamiin.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut berpartisipasi dalam
menyusun kurikulum ini, sehingga dapat tersususn dengan baik. KTSP ini merupakan hasil
maksimal kami, untuk itu kami menyadari masih perlunya saran dan kritik yang baik untuk
penyempurnaan kurikulum ditahun yang akan datang.
Akhir kata, semoga Kurikulum SDN 09 ini dijadikan pedoman dalam melaksanakan
pembelajaran disekolah dengan penuh tanggung jawab.
vii
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….………………………… i
LEMBARPENGESAHAN………………………………………………….………………………. ii
SURAT KEPUTUSAN…..…………………………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………... v
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ix
i
x
i
tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja;(g) perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan
(j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.Pasal 3 Ayat (1) Pengembangan KTSP
paling sedikit memperhatikan: a. acuan konseptual; b. prinsip pengembangan; dan c.
prosedur operasional.
Tujuan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun
antara lain agar dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk: (a). Belajar
untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) Belajar untuk bisa
memahami dan menghayati, (c) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara
efektif, (d) Belajar untuk bersama dan berguna untuk orang lain, dan (e) Belajar untuk
membangun dan menemukan jati diri melalui belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenagkan.
Dalam mengembangkan dan melaksanakan kurikulum Tahun Pelajaran
2022/2023,SD Negeri 09 Bungku mengembangkan dan melaksanakan kurikulum 2013
disemua tingkatan kelas. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
IndonesiaNomor 160 Tahun 2014TentangPemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum 2013 Pasal 4menyebutkan Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah
dapat melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 paling lama sampai dengan tahun
pelajaran 2019/2020.
xi
i
xii
i
xiii
i
xiv
i
xv
i
xvi
i
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
“ Mewujudkan peserta didik yang beiman dan berahlak mulia, cerdas, kreatif,
mandiri, terampil dan berkebinekaan global “.
B. Misi
1. Melakukan pembinaan dan pembiasaan religius dan akhlak mulia di sekolah.
2. Melakukan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif , efektif dan menyenangkan
3. Menerapkan sikap disiplin dan bertanggung jawab.
4. Mengembangkan dan memfasilitasi peningkatan prestasi sesuai minat dan bakat
peserta didik. melalui proses pendampingan dan kerja sama dengan orang tua.
C.Tujuan
xvii
i
Tujuan yang diharapkan oleh SDN 09 Bungku dalam implementasi kurikulum sebagai
bentuk dan cara mewujudkan misi sekolah yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
xviii
i
xix
i
Dalam pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah, maka disusun kompetensi lulusan
peserta didik SDN 09 Bungku sebagai alat ukur pencapaian kurikulum dan target pelaksanaan
proses pembelajaran pelaksanaan kurikulum operasional SDN 09 Bungku.
1
i
BAB III
MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Muatan Kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran yang kelulusan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Undang-Undang Republik
IndonesiaNomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37 Kurikulum
pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : (a) Pendidikan agama; (b) Pendidikan
Kewarganegaraan; (c) Bahasa; d. Matematika; (e) Ilmu Pengetahuan Alam; (f) Ilmu Pengetahuan
Sosial; (g)Seni dan Budaya; (h)Pendidikan Jasmani dan Olahraga; (i)Keterampilan/Kejuruan; dan
(j)Muatan Lokal.Muatan kedalaman kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi pada setiap tingkat dan/atau semester sesuai standar nasional pendidikan yang
dilakukan pada 2 (dua) semester untuk satu tahun ajaran disetiap kelas. Untuk setiap mata
pelajaran yang akan disajikan dalam kegiatan pembelajaran memiliki Kompetensi inti,
Kompetensi Dasar, dan Indikator yang ditetapkan oleh BNSP sebagai acuan utama dalam
mencapai standar kelulusan peserta didik.
Dalam pelaksanaan pembelajaran SD Negeri 09 Bungku pada Tahun Pelajaran
2019/2020melakukan Pendekatan tematik terpadu dengan mengimplementasikan Kurikulum
2013.Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan
berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti
pembelajaran kontekstual dengan menggunakan modus pembelajaran langsung (direct
instructional) dan tidak langsung (indirect instructional). Pembelajaran langsung adalah
pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan
menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang
dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan
kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan
mengomunikasikan. Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (nurturant effect).
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap yang terkandung
dalam KI-1 dan KI-2.
Pendekatan tematik terpadu dengan mengimplementasikan Kurikulum 2013 yaitu kelas II
(dua), III (tiga), V (lima) dan kelas VI (enam) di semua mata pelajaran kecuali Mata Pelajaran
Matematika, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK), dan Muatan Lokal yang berdiri
sendiri untuk kelas V dan VI dan untuk kelas II dan III Mata Pelajaran Muatan Lokal sedangkan
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial terintegrasi di semua mata
2
i
pelajaran. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013
Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah Pasal 1 Ayat (3) menyebutkan “Pelaksanaan
pembelajaran pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dilakukan dengan pendekatan
pembelajaran tematik-terpadu, kecuali untuk mata pelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri untuk kelas IV, V,
dan VI”. dan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79
Tahun 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013 Pasal 4 Ayat (4) “Muatan pembelajaran
terkait muatan lokal dapat dijadikan mata pelajaran yang berdiri sendiri”. Dengan
mempertimbangkan kondisi pendidik, sarana dan prasarana di SDN 09 Bungku , Mata Pelajaran
Pendidikan Agama di setiap kelas dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) untuk
kelas II (dua) dan kelas III (tiga) masih di jadikan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Untuk mencapai standar kelulusan pada kurikulum 2013 kompetensi inti merupakan
tingkat kompetensi yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkatan kelas.
Kompetensi inti yang dimaksud terdiri atas:
a. kompetensi inti sikap spiritual;
b. kompetensi inti sikap sosial;
c. kompetensi inti pengetahuan; dan
d. kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi inti diatas merupakan acuan untuk menetapkan kompetensidasar yang
merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, atau
mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan.Pembelajaran tematik terpadu pada
Kuriklum 2013 merupakan pembelajaran yang disasjikan dalam bentuk tema.
Daftar tema kelas II, dan III
Tema Kelas II Kelas III
1 Hidup Rukun Sayangi Hewan dan Tumbuhan di Sekitar
2 Bermain di Lingkunganku Pengalaman yang Mengesankan
3 Tugasku Sehari-hari Mengenal Cuaca dan Musim
4 Aku dan Sekolahku Ringan Sama Dijinjing Berat Sama Dipikul
5 Hidup Bersih dan Sehat Mari Kita Bermain dan Berolahraga
6 Air, Bumi, dan Matahari Indahnya Persahabatan
7 Merawat Hewan dan Tumbuhan Mari Kita Hemat Energi untuk Masa Depan
Berperilaku Baik dalam Kehidupan Sehari-
8 Keselamat-an di Rumah dan Perjalanan
hari
9 Menjaga Kelestarian Lingkungan
3
i
Muatan kurikulum pada Kurikulum 2013 diwujudkan dalam bentuk struktur kurikulum
satuan pendidikan.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 77B Ayat (1) menyebutkan Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Muatan Pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar
pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan. Dan Ayat (4) Struktur Kurikulum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pengorganisasian mata pelajaran untuk setiap
satuan pendidikan dan/atau program pendidikan. Struktur kurikulum kelas II, III, V dan VI SD
Negeri 09 Bungkumengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67
Tahun 2013 tentang Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah yaitu sebagai berikut:
Alokasi Waktu Per Minggu
MATA PELAJARAN Kelas
I II III IV V VI
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 6 5 5
3. Bahasa Indonesia 9 10 7 7
4. Matematika 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - 3 3
Kelompok B
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4
2. Pendidikan Jasmani Olahraga dan
4 4 4 4
Kesehatan
3. Muatan Lokal
- Bahasa Daerah Bungku 1* 1* 1* 1*
- Pertanian 1* 1* 1* 1*
JUMLAH 32 34 36 36
4
i
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Pasal 77B Ayat (6) Struktur Kurikulum untuk satuan pendidikan dasar berisi muatan umum.
Ayat (9) Muatan umum terdiri atas: (a) muatan nasional untuk satuan pendidikan; dan (b)
muatan lokal untuk satuan pendidikan sesuai dengan potensi dan kearifan lokal.
A. Muatan Nasional
Muatan kurikulum pada tingkat nasional terdiri atas kelompok mata pelajaran A,
dan kelompok mata pelajaran B untuk sekolah dasar ekstrakurikuler wajib pendidikan
kepramukaan. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 21
Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah Bab III Tingkat
Kompetensi Dan Ruang Lingkup Materi menguraikan bahwa :
5
i
6
i
Mengenal namanama Rasul Allah dan o Kisah keteladanan Wali Songo. Alquran
Rasul Ulul Azmi. o Bacaan Alquran Q.S. Al-Ma’un dan Q.S.
Mengetahui makna Asmaul Husna, At-Tin, Q.S.Al-Kafirun dan AlMaidah
surat, dan ayat pilihan dengan benar (5): 2.
serta menuliskannya dengan baik dan o Kalimat-kalimat dalam Alquran surah
benar. pendek pilihan.
Memahami hikmahibadah wajib dan o Arti dan makna Alquran surah pendek
sunnah di bulan Ramadhan, beriman pilihan.
kepada Hari Akhir, zakat, infak, dan o Perilaku yang mencerminkan pemahaman
sedekah, beriman kepada Qadha terhadap kandungan ayat Alquran atau
danQadar yang dapat surah pilihan.
membentukperilaku akhlak mulia. Aqidah
Mengetahui dan menceritakan kisah o Kitab-kitab Suci dan rasul yang
keteladanan nabi, Keluarga Luqman, menerimanya.
sahabat-sahabat Nabi Muhammad o Alquran sebagai kitab suci terakhir dan
SAW, Ashabul Kahfi sebagaimana
pedoman hidup.
terdapat dalam Alquran.
o Asmaul Husna: AlMumit, Al- Hayy, Al-
Menunjukkan contoh Qadha dan Qadar
Qayum, AlAhad, AshShamad, Al
dalam kehidupan sehari- hari sebagai
Muqtadir, AlMuqadim, al-Baq.
implementasi dari pemahaman rukun
o Hari Akhir, hikmah dan perilaku yang
Iman.
mencerminkaniman kepadanya.
Qadha dan Qadar,
o hikmah dan Perilaku yang mencerminkan
iman kepada Qadha dan Qadar.
Akhlak dan Budi Pekerti
o Sikap jujur.
o Perilaku hormat dan patuh kepada
orangtua, guru, dan sesama anggota
keluarga.
o Sikap saling mengingatkan dalam
kebajikan
o Sikap menghargai pendapat.
o Sikap sederhana.
o Sikap ikhlas.
o Sikap berbaiksangka kepada sesama.
o Perilaku hidup rukun
o Sikap tabligh.
o Sikap sabar dan pengendalian diri.
o Sikap toleran dan simpatik terhadap
sesama.
o Sikap fathanah.
o Sikap suka menolong.
o Sikap berserah diri kepada Allah SWT.
Fiqih
o Puasa Ramadhan, makna dan hikmahnya.
o Shalat tarawih dan tadarus.
o Zakat, infak, sedekah, makna dan
hikmahnya.
Sejarah peradaban Islam
o Kisah Keteladanan para nabi dan rasul.
7
i
8
i
9
i
4. Muatan Matematika
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat Pendidikan Menunjukkan sikap positif Bilangan asli dan pecahan sederhana.
Dasar (Kelas I-VI) bermatematika: logis, cermat dan Geometri dan pengukuran sederhana.
teliti, jujur, bertanggung jawab, Statistika sederhana.
dan tidak mudah menyerah dalam
menyelesaikan masalah, sebagai
wujud implementasi kebiasaan
dalam inkuiri dan eksplorasi
matematika.
Memiliki rasa ingin tahu,
semangat belajar yang kontinu,
percaya diri, dan ketertarikan
pada matematika, yang terbentuk
melalui pengalaman belajar.
Memahami penjumlahan dan
pengurangan bilangan asli.
Mengelompokkan benda menurut
tampilan bentuknya
Memahami efek penambahan dan
pengurangan dari kumpulan
objek.
Mengidentifikasi seluruh dan
bagian dalam kehidupan sehari-
hari.
Menggunakan gambar atau foto
untuk menyatakan sebuah
informasi dan menjawab
pertanyaan mengenainya.
Menggunakan model konkret
dalam penyelesaian masalah.
Menunjukkan sikap positif Bilangan bulat dan bilangan pecahan. -
bermatematika: logis, kritis, Geometri (sifat dan unsur) dan
cermat dan teliti, jujur, Pengukuran (satuan standar).
bertanggung jawab, dan tidak Statistika (pengumpulan dan penyajian
mudah menyerah dalam data sederhana).
11
i
12
i
13
i
14
i
15
i
16
i
17
i
18
i
menerimakekalahan dengan
sikap positif dan
mengekspresikan kemenangan
dengan wajar.
B. Muatan Lokal
Muatan lokal adalah bahan kajian atau mata pelajaran yang berdiri sendiri pada satuan
pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal.
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014
Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pedoman PengembanganKurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan menyebutkan bahwa mata pelajaran yang berdiri sendiri pada kelompok B sebagai mata
pelajaran muatan lokal dalam hal pengintegrasian tidak dapat dilakukan.
Mutan lokal dikembangkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap
keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya membekali peserta didik dengan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk: (a) mengenal dan mencintai lingkungan alam,
sosial, budaya, dan spiritualdi daerahnya; dan (b) melestarikan dan mengembangkan keunggulan
dan kearifan daerah yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang
pembangunan nasional. Muatan lokal SD Negeri 09 Bungku dikembangkan atas prinsip :
a. Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik;
b. Keutuhan kompetensi;
c. Fleksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan waktu penyelenggaraan; dan
d. Kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dan menghadapi tantangan global.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun
2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013 Pasal 4 Ayat (1) Muatan lokal dapat berupa antara lain:
(a) seni budaya, (b) prakarya, (c) pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, (d) bahasa, dan/atau
(e) teknologi. Untuk melaksanakan peraturan pemerintah serta mempertimbangkan hasil analisis
konteks pada lingkungan SD Negeri 09 Bungku yang dilakukan oleh tim pengembang kurikulum,
menetapkan Bahasa Daerah Bungku dan Pertanian sebagai muatan lokal pada mata pelajaran kelas I
(satu) sampai dengan Kelas VI (enam).
19
i
berkomunikasi sehari-hari akan mengancam hilangnya bahasa daerah sehingga bahasa daerah
bungku sebagai ciri khas dan budaya daerah perlu ditetapkan sebagai bagian dari pembelajaran
muatan lokal pada mata pelajaran di SDN 09 Bungku .
Muatan Mulok Bahasa Daerah Bungku
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat Pendidikan Memiliki kepedulian, rasa percaya Bentuk dan ciri teks faktual (deskriptif/
Dasar (Kelas I-VI) diri, kedisiplinan, dan tanggung memaparkan/menjabarkan/mengambark
jawab dalam pemanfaatan bahasa anpetunjuk/arahan) teks tanggapan
daerah bungku. (ucapan terima kasih atau permintaan
Mengenal bahasa bungku sebagai maaf) teks cerita (narasi sederhana dan
konteks budaya dan sosial dalam puisi) teks cerita nonnaratif (cerita
penyajian teks. diri/personal).
Menyajikan secara lisan dan tulis Konteks budaya, norma, serta konteks
berbagai teks bahasa bungku yang sosial yang melatarbelakangi lahirnya
sederhana. jenis teks bahasa bungku.
Menganalisis dan memahami Paralinguistik (lafal, kelantangan,
informasi dalam berbagai teks intonasi, tempo, gestur, dan mimik).
tulis dan lisan bahasa bungku
sederhana.
2. Pertanian
Pertanian memiliki peran yang amat penting dalam kelangsungan hidup umat manusia.
Menyadari pentingnya hal itu, maka potensi pertanian merupakan potensi yang paling besar
didalam memanfaatkan semua potensi-potensi yang ada untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi masyarakat.
Pada kurikulum SDN 09 Bungku , pembelajaran pertanian dimuat dengan dasar bahwa
potensi pertanian di Desa Bahomante khususnya dan Kabupaten Morowali pada umumnya
merupakan potensi yang sangat besar bila dikembangkan. Ini dapat dibuktikan dari jumlah
penduduk Morowali sebahagian besar berprofesi sebagai petani.
Melihat dari kenyataan yang ada, petani di Kabupaten Morowali belum mendapatkan
hasil panen yang sesuai dengan apa yang diharapkan karena masyarakat belum memiliki
pengetahuan yang cukup untuk mengelola tanah, tanaman dan hasil produksi tanaman dengan
menggunakan teknologi yang baik.
Pembelajaran pertanian diajarkan dengan tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
1. Mengembangkan keterampialan dasar dan wawasan dibidang ilmu pertanian.
2. Memecahkan masalah dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
20
i
21
i
C. Kegiatan Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar
jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler di bawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan.
Kegiatan Ekstrakurikuler yang juga merupakan Pengembangan Diri diselenggarakan
dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian,
kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian
tujuan pendidikan nasional.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun
2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
Pasal 5 Ayat (1) dan Ayat (3) “Satuan pendidikan wajib menyusun program Kegiatan
Ekstrakurikuler yang merupakan bagian dari Rencana Kerja Sekolah dan disosialisasikan
kepada peserta didik dan orang tua/wali pada setiap awal tahun pelajaran”. Untuk menyusun
Program Kegiatan Ekstrakurikuler, sekolah harus memperhatikan muatannya yaitu: (a)
rasional dan tujuan umum; (b) deskripsi setiap kegiatan ekstrakurikuler; (c) pengelolaan; (d)
pendanaan; dan (e) evaluasi. Dalam melaksanakan program Kegiatan Ekstrakurikuler yang
telah disusun, sangat penting mempertimbangkan penggunaan sumber daya bersama yang
tersedia pada gugus sekolah atau klaster sekolah. Penggunaan sumber daya ini difasilitasi oleh
pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
22
i
23
i
Model reguler merupakan kegiatan sukarela berbasis minat peserta didik yang
dilaksanakan di Gugus depan.
Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Kepramukaan memiliki pola yang diwujudkan
dalam bentuk upacara pembukaan dan penutupan, dan keterampilan Kepramukaan sebagai
perwujudan komitmen Kepramukaan dalam bentuk pembiasan dan penguatan sikap dan
keterampilan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dengan menggunakan berbagai
metode dan teknik yang dituangkan dalam bentuk belajar interaktif dan progresif
disesuaikan dengan kemampuan fisik dan mental peserta didik dengan penilaian yang
bersifat otentik yang mencakup (a) Penilaian sikap dengan menggunakan penilaian
berdasarkan pengamatan, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya dan (b) Penilaian
keterampilan dilakukan dengan menggunakan penilaian unjuk kerja. Penilaian sikap dan
keterampilan menggunakan jurnal pendidik dan portofolio. Peserta didik wajib
memperoleh nilai minimal “baik” pada setiap semesternya yang berpengaruh terhadap
kenaikan kelas peserta didik. Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu
mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapainya.
Pengelolaan Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib pada
satuan pendidikan merupakan tanggung jawab kepala sekolah dengan pelaksana pembina
pramuka yaitu guru kelas/Guru mata pelajaran yang telah memperoleh sertifikat paling
rendah kursus mahir dasar atau Pembina Pramuka yang bukan guru kelas/guru mata
pelajaran yang dihitung sebagai bagian dari beban kerja sebagaimana yang termuat dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun
2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah Pasal 7 Ayat (3) “Guru kelas/guru mata
pelajaran yang melaksanakan tugas tambahan sebagai Pembina Pramuka dihitung sebagai
bagian dari pemenuhan beban kerja guru dengan beban kerja paling banyak 2 jam
pelajaran per minggu”. dengan merujuk pada Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib dan Prosedur Operasi Standar
(POS) Penyelenggaraan Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler
Wajib.
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan
Pengembangan berbagai bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dilakukan dengan
mengacu pada prinsip: a. partisipasi aktif; dan b. menyenangkan. Pengembangan berbagai
bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dilakukan melalui tahapan: a. identifikasi
24
i
kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik; b. analisis sumber daya yang diperlukan untuk
penyelenggaraannya; c. pemenuhan kebutuhan sumber daya sesuai pilihan peserta didik
atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; d. penyusunan program
Kegiatan Ekstrakurikuler; dan e. penetapan bentuk kegiatan yang diselenggarakan.
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62
Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler bentuk kegiatan ekstrakurikuler dapat
berupa:
1. Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah
Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera
(Paskibra), dan lainnya;
2. Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan
keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;
3. Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni
dan budaya, pecinta alam, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan
lainnya;
4. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis alquran, retreat;
atau
5. Bentuk kegiatan lainnya.
Dengan mempertimbangkan permendikbud diatas dan melakukan analisis konteks
oleh Tim Penyususn dan Pengembang Kurikulum SD Negeri 09 Bungkumenetapkan
kegiatan ekstrakurikuler pilihan sebagai berikut :
1. Krida :
a. Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra)
b. Gerak Jalan,
c. Senam
25
i
c) Tenis Meja
d) Badminton
b. Seni :
a) Seni karawitan (menganyam, menyulam, dan lain-lain)
b) Seni Lukis
c) Seni Tari
d) Seni Musik dan Vokal
3. Karya Ilmiah :Kelompok Ilmiah Dasar
4. Keagamaan :
a. Pesantren kilat
b. Khatam Qur’an
c. Pembinaan tilawah Qur’an
d. Tadarus Al-Qur’an
e. Baca Al-Qur’an
f. Ceramah Agama
5. Kreatifitas Siswa :
a. Karya Cipta
b. Ekskul on the road
6. Pembinaan dan Bimbingan :
a. Calon Siswa Teladan dan Siswa
b. Calon Olimpiade MIPA
7. Outdoor Learning and Training
a. Kunjungan belajar
b. Outbound.
D. Beban Belajar
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik dan beban kerja sebagai pendidik untuk mengikuti dan melaksanakan program
pembelajaran melalui sistim tatap muka. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan
26
i
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Pedoman Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menyebutkan
bahwa pengaturan beban belajar dan beban kerja sebagai pendidik adalah Sistem Paket untuk
SD/MI. Sistim paket adalah sistim penyelenggaraan program pendidikan yang peserta
didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah
ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku. Beban belajar
setiap mata pelajaran pada sistim paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum setiap
satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang
terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun ajaran. Beban belajar pada sistem
paket terdiri atas pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi, waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Kegiatan
mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi,
waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh siswa. Penugasan terstruktur adalah Beban belajar
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40% untuk SD/MI dari waktu kegiatan
tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban
belajar kegiatan tatap muka perjam pembelajaran untuk SD/MI adalah 35 menit, sedangkan
tatap muka perminggu pembelajaran untuk kelas satu sampai dengan kelas tiga adalah 29
sampai dengan 32 jam pembelajaran dan kelas empat sampai dengan kelas enam adalah 34
jam pembelajaran dengan ekuifalen dua jam pembelajaran.
Beban belajar kegiatan tatap muka pada kurikulum SDN 09 Bungku keseluruhan
tertera pada table berikut :
Satu Jam
Jumlah Jam Minggu Efektif Waktu
Pembelajaran
Kelas Pembelajaran Per-Tahun Pembelajaran/Jam
Tatap
Per-Minggu Ajaran Per-Tahun
Muka/Menit
27
i
I 35 28 36 1296
II 35 31 36 1.116
III 35 32 36 1.152
IV 35 28 36 1296
V 35 36 36 1.296
VI 35 36 32 1.152
28
i
program prioritas pembangunan nasional. Atas dasar yang telah diungkapkan di atas,
pendidikan karakter bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang
salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan
yang baik (habituation) sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan
nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang
baik harus melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik atau
loving good (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action) sehingga terbentuk
perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik. Sebagaimana diketahui, wadah
untuk pendidikan karakter adalah keluarga, sekolah, media masa, dan masyarakat (lingkungan
sosial).
Kita menyadari bahwa pengembangan karakter memerlukan waktu lama. Karena itu,
pengembangan karakter harus dilakukan sedini mungkin. Sekolah sebagai pusat pembudayaan
berbagai perilaku baik yang ingin kita lihat di masyarakat nanti menjadi wadah yang sangat
strategis. Adapun tahapan penerapan pendidikan karakter di tingkat satuan pendidikan adalah
sebagai berikut:
1) Melakukan analisis konteks tentang karakter di satuan pendidikan
2) Mencanangkan komitmen bersama antara seluruh warga Sekolah
3) Menyusun penjadwalan pengembangan karakter dalam budaya sekolah secara terjadwal
secara harian, mingguan, dan bulanan.
4) Melakukan penilaian penerapan pendidikan karakter di sekolah
Dengan melakukan analisis konteks di lingkungan sekolah, SD Negeri 09
Bungkumenetapkan pendidikan karakter yang akan ditanamkan sebagai nilai-nilai utama
kepribadian adalah :
1. Religius
a. Beriman dan bertaqwa
b. Bersih
c. Toleransi
d. Cinta lingkungan
2. Nasionalis
a. Cinta tanah air
b. Semangat kebangsaan
c. Menghargai kebenaran
3. Integritas
29
i
a. Kejujuran
b. Keteladanan
c. Kesantunan
d. Cinta pada kebenaran
4. Mandiri
a. Kerja keras
b. Kreatif
c. Disiplin
d. Berani
e. Pembelajar
5. Gotong Royong
a. Kerjasama
b. Solidaritas
c. Saling menolong
d. Kekeluargaan
Untuk menanamkan nilai-nilai utama kepribadian yang telah ditetapkan, SD Negeri 09
Bungkumelaksanakan berbagai kegiatan yang terintegrasi disemua mata pelajaran, kegiatan
ekstrakurikuler dan kegiatan literasi sekolahserta kegiatan khusus lainnya diantaranya :
a) Kegiatan Harian ,terdiri dari :
1) Penyambutan peserta didik
2) Salam pagi/embun pagi
3) One day one surah (bacaan sholat / surah – surah pendek)
4) Menyanyikan lagu daerah dan kebangsaan
5) Menghafal perkalian
6) Menabung
7) Gerakan Pungut Sampah (GPS)
8) Literasi pagi
9) Sholat Dzuhur berjamaah.
b) Kegiatan Mingguan, terdiri dari kegiatan:
1) Upacara
2) Pramuka
3) Jumat mengaji
4) Sabtu Sehat ( senam dan makan buah bersama )
30
i
5) Tarian daerah
6) Dokter Kecil
c) Kegiatan bulanan merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan pada hari
Sabtu ke-4 bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kompettitif, sportif dan
keberanian, yaitu dengan melaksanakan student’s performances. Kegiatan
bulanan terdiri dari kegiatan:
1) Readaton
2) Matematika cepat
3) Tantangan Mendongeng
4) Pidato dan puisi
5) Pemeriksaan kesehatan
6) Gerakan infaq sedekah.
d) Kegiatan tahunan ini dilaksanakan setahun sekali yang bertujuan menanamkan
dan meningkatkan kesadaran peserta didik untuk menjalankan perintah Tuhan
Yang Maha Esa, menumbuhkan rasa cinta tanah air, membentuk kecakapan
hidup dan mengembangkan minat bakat peserta didik yang percaya diri, seperti:
1) Pesantren kilat di bulan Ramadhan.
2) Peringatan hari kemerdekaan Indonesia dan hari besar keagamaan
3) Pameran kelas
4) Lomba antar kelas
5) Khatmil Qur’an
6) Pesta siaga / penggalang
e) Kegiatan insidentil yaitu kegiatan yang dilakukan sewaktu-waktu disesuaikan
dan kondisi riil dan situasi nyata seperti aksi donasi gempa bumi, menengok
teman yang sakit, aksi donasi buku dan lain sebagainya.
f) Kegiatan life skill merupakan kegiatan yang dilaksankan baik di sekolah maupun
di rumah yang bertujuan untuk memberikan bekal kepada peserta didik untuk
berinteraksi dalam sosial kemasyarakatan dan keterampilan dirinya.
g) Materi pengembangan life skill antara lain:
1) Cara mengambil dan menyimpan buku.
2) Cara mengucapkan salam.
3) Cara berbicara yang santun.
31
i
G. Bimbingan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan muatan kurikulum yang di selenggarakan oleh
satuan pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pedoman
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menyebutkan bahwa “Bimbingan
konseling dapat diselenggarakan melalui tatap muka di kelas sebagai muatan kurikulum yang
ditetapkan padatingkat satuan pendidikan”.
Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan
Konseling untuk memfasilitasi perkembangan pesertadidik/Konseli untuk mencapai
kemandirian dalam kehidupannya. Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki tujuan
membantu Konseli mencapai perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam
aspek pribadi, belajar, sosial, dan karir yang dilaksanakan dengan asas: (a) kerahasiaan
sebagaimana diatur dalam kode etik Bimbingan dan Konseling; (b) kesukarelaan dalam
mengikuti layanan yang diperlukan; (c) keterbukaan dalam memberikan dan menerima
informasi; (d) keaktifan dalam penyelesaian masalah; (e) kemandirian dalam pengambilan
keputusan; (f) kekinian dalam penyelesaian masalah yang berpengaruh pada kehidupan
Konseli; (g) kedinamisan dalam memandang Konseli dan menggunakan teknik
layanansejalan dengan perkembangan ilmu Bimbingan dan Konseling; (h) keterpaduan kerja
antarpemangku kepentingan pendidikan dalam membantu Konseli; (i) keharmonisan
layanan dengan visi dan misi satuan pendidikan, serta nilai dan norma kehidupan yang
berlaku di masyarakat; (j) keahlian dalam pelayanan yang didasarkan pada kaidah-kaidah
akademik dan profesional di bidang Bimbingan dan Konseling; (k) Tut Wuri Handayani
dalam memfasilitasi setiap peserta didik untuk mencapai tingkat perkembangan yang
optimal.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111
Tahun 2014Tentang Bimbingan Dan Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah Pasal 6 Ayat (1) Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat)
program yang mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan peminatan dan perencanaan
individual; (c) layanan responsif; dan (d) layanan dukungan sistem. Ayat (2) Bidang
layanan Bimbingan dan Konseling mencakup: (a) bidang layanan pribadi; (b) bidang layanan
belajar; (c) bidang layanan sosial; dan (d) bidang layanan karir. Ayat (3), (4) dan (5)
Komponen layanan dan bidang layananBimbingan dan Konseling yang dimaksud dituangkan
32
i
ke dalam program tahunan dan semester dengan mempertimbangkan komposisi dan proporsi
serta alokasi waktu layanan baik di dalam maupun di luar kelas dengan beban belajar 2
(dua) jam perminggu.
Strategi layanan Bimbingan dan Konseling dibedakan atas:
a. Jumlah individu yang dilayani;
Strategi layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan jumlah individu
dilaksanakan melalui layanan individual, layanan kelompok, layanan klasikal, atau
kelas besar.
b. Permasalahan
Strategi layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan permasalahan dilaksanakan
melalui pembimbingan, konseling, atau advokasi.
c. Cara komunikasi layanan.
Strategi layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan cara komunikasi layanan
dilaksanakan melalui tatap muka atau media.
Mekanisme layanan Bimbingan dan Konseling meliputi:
a. Mekanisme pengelolaan
Mekanisme pengelolaan merupakan langkah-langkah dalam pengelolaan program
Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan yang meliputi langkah: analisis
kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut
pengembangan program.
b. Mekanisme penyelesaian masalah
Mekanisme penyelesaian masalah merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh
Konselor dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling kepada Konseli atau peserta
didikyang meliputi langkah: identifikasi, pengumpulan data, analisis, diagnosis,
prognosis, perlakuan, evaluasi, dan tindak lanjut pelayanan.
33
i
Bimbingan dan Konseling dapat bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan
di dalam dan di luar satuan pendidikan. Pemangku kepentingan sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) mendukung pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling yang
dilakukan dalam bentuk antara lain: mitra layanan, sumber data/informasi, konsultan,
dannarasumber melalui strategi layanan kolaborasi, konsultasi, kunjungan, ataupun alih-
tangan kasus. Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling pada SD/MI atau yang
sederajat dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111
Tahun 2014 Tentang Bimbingan Dan Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah Pasal 11 Ayat (1) Guru Bimbingan dan Konseling dalam jabatan yang belum
memiliki kualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan
konseling dan kompetensi Konselor, secara bertahap ditingkatkan kompetensinya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan Ayat (2) Calon Konselor atau Guru Bimbingan
dan Konseling harus memiliki kualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S-1) dalam
bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus pendidikan profesi Guru Bimbingan
dan Konseling/Konselor.
34
i
komponen literasi sebagai modal pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas,
produktif dan berdaya saing, berkarakter, serta nasionalis.
Literasi Sekolah dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas,
antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Gerakan Literasi
Sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan
sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui
pelibatan publik dengan tujuan umummenumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik
melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi
Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat, dengan target pencapaian
ekosistem pendidikan di SD yang literat. Ekosistem pendidikan yang literat adalah lingkungan
yang : (1) menyenangkan dan ramah peserta didik, sehingga menumbuhkan semangat
warganya dalam belajar; (2) semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai
sesama;(3) menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan; (4) memampukan
warganya cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya; dan (5)
mengakomodasi partisipasi seluruh warga sekolah dan lingkungan eksternal SD.
Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di SDN 09 Bungku dilakukan secara bertahap
dengan mempertimbangkan kesiapan sekolah. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas
fisik sekolah (ketersediaan fasilitas, sarana, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah
(peserta didik, tenaga guru, orang tua, dan komponen masyarakat lain), dan kesiapan sistem
pendukung lainnya (partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang
relevan).
Untuk melaksanakan Gerakan Lierasi, sekolah perlu membentuk Tim Literasi Sekolah
(TLS) yaitu Komite Sekolah atau tim khusus (yang dapat merupakan bagian dari Komite
Sekolah) yang bertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah yang terdiri dari: Anggota
Komite Sekolah, Orang tua/wali murid, Pustakawan dan tenaga kependidikan lainnya, Guru
kelas, guru mata pelajaran bahasa, dan guru mata pelajaran non-bahasa, Relawan literasi atau
elemen masyarakat lain yang membantu menggiatkan kegiatan literasi di sekolah. Salah satu
dari anggota tim tersebut dapat menjadi ketua TLS yang bertugas mengorganisir pertemuan-
pertemuan dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan TLS. Adapun peran TLS adalah:
memastikan keberlangsungan kegiatan 15 menit membaca setiap hari, memastikan
ketersediaan koleksi buku pengayaan di perpustakaan dan sudut baca di sekolah, mengawasi
pengelolaan perpustakaan sekolah dan sudut-sudut baca di kelas dan area sekolah yang lain,
35
i
36
i
memelihara dan mengembangkan sarana sekolah agar capaian literasi peserta didik dapat
terus ditingkatkan.
37
i
a) Pencerita bulan ini, bagi peserta didik yang dapat menceritakan ulang sebuah cerita
dengan orisinil dan kreatif.
b) Penulis bulan ini, bagi peserta didik yang mampu menuliskan ulang sebuah cerita
dengan orisinil dan kreatif.
c) Pembaca favorit, bagi peserta didik yang aktif membacakan nyaring atau membantu
memandu temannya membaca.
d) Pembaca bulan ini, bagi pembaca yang menunjukkan kemajuan paling pesat dalam
membaca dengan fasih/menunjukkan kesungguhan membaca.
Selain penghargaan di penghargaan berbasis literasi dapat diberikan kepada juara-juara
lomba literasi pada peringatan hari besar nasional/keagamaan atara lain:
a. Menulis surat kepada Kartini (pada hari Kartini) atau Ki Hajar Dewantara (pada Hari
Pendidikan Nasional).
b. Mewawancarai tokoh pahlawan secara imajiner pada peringatan Hari Pahlawan.
c. Menuliskan biografi tokoh proklamator secara kreatif pada peringatan Hari
Kemerdekaan Indonesia.
38
i
c. Menggunakan buku pengayaan untuk kegiatan menulis kreatif (SD kelas tinggi)
dapat berbentuk sebuah cerita
Untuk mengukur pencapaian literasi tahap pembelajaran ini, dapat dilakukan penilaian
oleh tenaga pendidik maupun oleh peserta didik sendiri, atau antar peserta didik yang
berfungsi sebagai penunjang penilaian utama oleh tenaga pendidik. Sumber penilaian
pada tahap pembelajaran ini dapat berupa: Portfolio karya siswa dalam kegiatan
menanggapi bacaan dan Lembar pengamatan guru pada setiap kegiatan membaca.
Pelaksanaan kegiatan literasi di SD Negeri 09 Bungku terintegrasi di semua mata
pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler dan pendidikan karakter.
I. Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri pada kurikulum dimuat dalam materi yang merupakan
satu materi pembelajaran yang memberikan manfaat kepada peserta didik untuk dapat
memahami dan mengembangkan sendiri bakat atau minatnya secara indifidual ataupun
kelompok.
Dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan diri merupakan pembelajaran yang
terintegrasi pada kegiatan ekstrakurikuler. Metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran hanya dalam bentuk praktek yang dilaksanakan didalam lingkungan sekolah
maupun diluar lingkungan sekolah itu sendiri sehingga peserta didik dapat melaksanakannya
secara langsung ataupun tidak langsung didalam kehidupannya sehari-hari. Badan Akreditasi
Nasional, Badan Akreditasi Nasional, Petunjuk Teknis Pengisian Instrumen Akreditasi SD/MI
Tahun 2017 pada Struktur Kurikulum SD/MI “Kegiatan Pengembangan Diri berupa
ekstrakurikuler terdiri atas pendidikan kepramukaan (wajib), Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS), Palang Merah Remaja (PMR) dan lainnya sesuai dengan kondisi dan potensi masing-
masing satuan pendidikan.
39
i
Pendidikan kecakapan hidup (life skill) pada pembahasannya tanpa memilki indikator-
indikator pencapaian sehingga dapat terintegrasi pada semua mata pelajaran, kegiatan
ekstrakurikuler dan kegiatan literasi sekolah.
L. Ketuntasa Belajar
Ketuntasan belajar merupakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh
Satuan Pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan, dengan
mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi
Satuan Pendidikan.Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Dan Satuan Pendidikan
Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah Pasal 9 Mekanisme Penilaian Hasil
Belajar oleh Satuan Pendidikan huruf (b) KKM yang harus dicapai oleh peserta didik
ditetapkan oleh Satuan Pendidikan.
Ketuntasan belajar setiap Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan berkisar
antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Untuk
mencapai kriteria ideal ketuntasan, penyelenggaraan pembelajaran meningkatkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) secara terus menerus. Peserta didik yang belum mencapai
kriteria pembelajaran harus melakukan bimbingan/remedial sampai mencapai ketuntasan
belajar yang dipersyaratkan dan peserta didik yang telah mencapai ketuntasan belajar yang
dipersyaratkan dapat mengikuti program pengayaan (enrichmen).
Dalam penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tiap mata pelajaran, diperoleh
berdasarkan nilai rata-rata Kompetensi Inti (pengetahuan dan keterampilan), dan rata-rata KI
40
i
diperoleh dari nilai rata-rata Kompetensi Dasar (KD), dengan memberikan rentang nilai dan
predikatyang dituangkan dalam uraian berikut:
1. Rentang nilai setiap kriteria yang telah ditetapkan :
1) Kompleksitas : - Tinggi = 50 - 64
- Sedang = 65 - 80
- Rendah = 81 - 100
2) Intake : - Tinggi = 81 – 100
- Sedang = 65 – 80
- Rendah = 50 – 64
3) Kondisi Satuan Pendidikan : - Tinggi = 81 - 100
(Daya Dukung) - Sedang = 65 - 80
- Rendah = 50 – 64
-
2. Rentang Predikat dari KKM Satuan Pendidikan
RENTANG PREDIKAT
KKM Satuan Panjang
A (Sangat C D (Perlu
Pendidikan*) Interval B (Baik)
Baik) (Cukup) Bimbingan)
80 20/3=6,7 93<A≤100 86<B≤93 80≤C≤86 D<80
75 25/3=8,3 92<A≤100 83<B≤92 75≤C≤83 D<75
70 30/3=10 89<A≤100 79<B≤89 70≤C≤79 D<70
65 35/3=11,7 88<A≤100 76<B≤88 65≤C≤76 D<65
Rekapan ketuntasan belajar SD Negeri 09 Bungku di setiap kelas dan mata pelajaran
keseluruhan tertera pada tebel berikut :
N Komponen Standar Ketuntasan Belajar
O Minimal (SKBM)
41
i
KELAS
I II III IV V VI
Kelompok Mata Pelajaran A
1. Pendidika Agama dan Budi Pekerti 70 72 75 78 78 80
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 70 72 70 71 72 75
1. 3. Bahasa Indonesia 72 72 72 71 71 75
4. Matematika 70 70 70 70 71 75
5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) - - - 70 72 73
6. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) - - - 70 72 73
Kelompok Mata Pelajaran B
1. Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) 70 70 71 71 75 75
2. 2. Pendidika Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 69 70 72 73 74 75
3. Muatan Lokal
- Bahasa Daerah Bungku 75 75 75 75 80 80
- Pertanian 75 75 75 75 80 80
42
i
2. Kelulusan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 72 Ayat (1) Peserta Didik dinyatakan lulus dari satuan/program
pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. menyelesaikan seluruh program Pembelajaran;
b. memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan
c. lulus Ujian satuan/program pendidikan; dan
Ayat (2) Kelulusan Peserta Didik dari satuan/program pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh satuan/program pendidikan yang bersangkutan.
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
43
i
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan. Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
1. Minggu efektif belajar reguler Minimal 36 minggu Digunakan untuk kegiatan
44
i
ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
setiap tahun pembelajaran efektif pada
(Kelas VII-VIII) setiap satuan pendidikan
Minggu efektif semester ganjil
2. tahun terakhir setiap satuan Minimal 19 minggu
pendidikan
Minggu efektif semester
3. genap tahun terakhir setiap Minimal 18 minggu
satuan pendidikan
4. Jeda tengah semester Maksimal 2 minggu Satu minggu setiap semester
5. Jeda antar semester Maksimal 2 minggu Antara semester I dan II
Libur akhir tahun ajaran Digunakan untuk penyiapan
6. Maksimal 3 minggu kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun ajaran
Hari libur keagamaan Daerah khusus yang
memerlukan libur keagamaan
lebih panjang dapat
7. Maksimal 4 minggu mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
Hari libur umum/ nasional Disesuaikan dengan Peraturan
8. Maksimal 2 minggu
Pemerintah
Hari libur khusus Untuk satuan pendidikan sesuai
9. Maksimal 1 minggu dengan ciri kekhususan masing-
masing
Kegiatan khusus satuan Digunakan untuk kegiatan yang
pendidikan diprogramkan secara khusus
oleh satuan pendidikan tanpa
10. Maksimal 3 minggu
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
45
i
BAB VII
PENUTUP
46
i
Kurikulum Sekolah 2013 ini disusun sebagai acuan bagi Kepala Sekolah, Guru, Peserta didik,
Orang Tua dan seluruh stekholders dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Komitmen seluruh stekholders sekolah menjadi prasyarat yang wajib diwujudkan dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 di masing-masing sekolah agar menghasilkan
pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik
Dalam implementasinya, menyadari akan banyak hal kekurangan, oleh karenanya efektifitas
keterlaksanaan kurikulum ini sangat membutuhkan dukungan berbagai pihak yang terlibat,
diharapkan semua pihak yang terlibat di dalam implementasinya dapat bekerja sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya.
Akhirnya semoga segala usaha baik kita mendapat bimbingan dan Ridho Allah SWT. Amiin
Ditetapkan di : Bahomante
Pada tanggal : 8 Juli 2022
Kepala Sekolah
47