Anda di halaman 1dari 66

i

DOKUMEN I
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
KURIKULUM SEKOLAH 2013
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

SD NEGERI 09 BUNGKU
KECAMATAN BUNGKU TENGAH
KABUPATEN MOROWALI

2022

i
i

LEMBARAN PENGESAHAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP )
SDN 09 BUNGKU

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, lembar pengesahan ini dibuat berdasarkan SK
Kepala SDN 09 Bungku Nomor : 421.2/65/SD-09.BK-03/VII/2022 Tanggal 11 Juli 2022
Tentang Tim Penyusunan dan Pengembang Kurikulum dan hasil verifikasi Tim Pengembangan
Kurikulum Kabupaten Morowali, maka Kurikulum SDN 09 Bungku yang disusun bersama
oleh Kepala Sekolah, Guru, Staf dan Komite Sekolah serta disetujui dalam rapat sekolah yang
meliputi:

1. Dokumen I
2. Dokumen II
3. Dokumen III

Dengan ini mengesahkan untuk memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SDN
09 Bungku Tahun Pelajaran 2022/2023.

Menyetujui Bahomante, 11 Juli 2022


Ketua Komite Sekolah, Kepala Sekolah,

HARTIN KARIM, S.Pd.I SRI ANJARNI LAPANGI,S.Pd.SD


NIP 19740604 199606 2 002

Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan Daerah
Kabupaten Morowali,

AMIR AMINUDIN, S.Pd.,MM


Pembina Tkt.I/IV.B
NIP. 19741109 200312 1 005

PEMERINTAH KABUPATEN MOROWALI


ii
i

DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI 09 BUNGKU
Alamat: Jl. Trans Sulawesi Desa Bahomante, Kecamatan Bungku Tengah Kode Pos: 94973
NSS: 101180703015 NPSN: 40202796

KEPUTUSAN KEPALA SD NEGERI 09 BUNGKU


NOMOR: 421.2/009 /SDN.09- BK-03/VII/2022

TENTANG
TIM PENGEMBANG KURIKULUM SDN 09 BUNGKU
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Menimbang : a. Dalam rangka memperlancar pelaksanaan Proses Pelaksanaan Kurikulum di Sekolah


Dasar Negeri 09 Bungku, perlu dibentuk Tim Pengembang Kurikulum.
b. Bahwa untuk menjamin terpeliharanya tata tertib serta mementingkan kelancaran tugas
Tim Pengembang Kurikulum perlu diatur dalam Surat Keputusan Kepala Sekolah.
Memperhatikan : 1. Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Perpres 87 Tahun 2017 tentang penguatan Pendidikan Berkarakter;
4. Permendikbud RI No 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
5. Permendikbud No 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan;
6. Permendikbud No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi;
7. Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses;
8. Permendikbud No 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian;
9. Permendikbud No 37 Tahun 2018 tentang KI dan KD.
Mengingat : Saran dan usul peserta rapat Tim Pengembang Kurikulum SD Negeri 09 Bungku
Kecamatan Bungku Tengah tanggal 8 Juli 2022
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA SD NEGERI 09 BUNGKU TENTANG TIM PENGEMBANG
KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2022/2023.
Pertama : Mengangangkat Tim Pengembang Kurikulum.
Kedua : Menyusun dan menugaskan Tim Pengembang Kurikulum seperti tersebut pada Lampiran I.
Ketiga : Tim pengembang malaporkan hasil kajian kepada kepala sekolah.
Keempat : Semua biaya yang timbul akibat pelaksanaan keputusan ini, dibebankan pada anggaran yang
sesuai.
Kelima : Apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan dibetulkan sebagaiamana mestinya.
Keenam : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berakhir sesuai dengan Tahun Pelajaran
2022/2023.

Ditetapkan di : Bahomante
Pada tanggal : 8 Juli 2022
Kepala Sekolah

SRI ANJARNI LAPANGI,S.Pd.SD


NIP. 19740604 199606 2 0002

Tembusan:
1. Koordinator Wilayah Dinas Pendidikan Kecamatan Bungku Tengah
2. Arsip

iii
i

Lampiran I : Surat Keputusan Kepala SD Negeri 09 Bungku


Nomor : 421.2/ 009 /SDN.09-BK-03/VII/2022.
Tanggal : 8 Juli 2022.

SUSUNAN KEPENGURUSAN
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SD NEGERI 09 BUNGKU

NO NAMA/NIP JABATAN PENUGASAN KET

MOH. MAJID,S.Pd.M.Si
1 Pengawas Sekolah Konselor
NIP. 19660711198803 1 017
Sri Anjarni, L,S.Pd.SD
2 Kepala Sekolah Penanggung Jawab/ Budaya Sekolah
NIP.197406041996062002
3 Hartin Karim, S.Pd.I Komite Sekolah Penanggung Jawab/ Budaya Sekolah

4 Sahlembo Orang Tua Siswa Pengembang Karakter Sekolah

5 Irwan Orang Tua Siswa Pengembang Karakter Sekolah

Yusni Duasa, S.Pd.SD


6 GURU Pengembang Kelas 4
NIP. 197407061999072001
Nur Amri, S.Pd.
7 GURU Pengembang Kelas 1A
NIP. 198208282003122002
Rufia,S.Pd
9 GURU Pengembang Kelas 3
NIP. 198412012010012022
Abdullah,M.Djafar, S.Pd.
9 GURU Pengembang Kelas 6
NIP. 198202042009041005
Samsul Hadi. S.Pd
10 GURU Pengembang PJOK
NIP. 198505042011011006
Sitti Zakiah, S.Pd.I
11 GURU Pengembang PAI
NIP.197603252008012009
Ratna Purnama.W,S.Pd
12 GURU Pengembang Kelas 5
NIP. 19860828202221010
Trisnawati Latif,S.Pd
13 GURU Pengembang Kelas 2
NIP. 198407052022212005
Mardina Hallang, S.Pd
14 GURU Pengembang Kelas 1 B
NIP. 1981091820222212012
Ditetapkan di : Bahomante
Pada tanggal : 08 Juli 2022
Kepala Sekolah

SRI ANJARNI LAPANGIS.Pd.SD


NIP. 197406041996062002

PEMERINTAH KABUPATEN MOROWALI


iv
i

DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI 09 BUNGKU
Alamat: Jl. Trans Sulawesi Desa Bahomante Kecamatan Bungku Tengah Kode Pos: 94973
NSS: 101180703015 NPSN: 40202796

KEPUTUSAN KEPALA SD NEGERI 09 BUNGKU


NOMOR: 421.2/10/SDN.09-BK-03/VII/2022.
TENTANG
KURIKULUM SEKOLAH 2013 SD NEGERI 09 BUNGKU
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Menimbang : a. Bahwa Dalam Rangka Melaksanakan Permendikbud No. 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan
Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.
b. Berdasarkan butir a diatas dan untuk menjamin terpeliharanya dan demi kelancaran Kurikulum
Sekolah perlu diatur dan ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Sekolah.
Memperhatikan : 1. Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Permendikbud No 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Dikdasmen.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan;
4. Perpres 87 Tahun 2017 tentang penguatan Pendidikan Berkarakter;
5. Permendikbud RI No 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
6. Permendikbud No 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan;
7. Permendikbud No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi;
8. Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses;
9. Permendikbud No 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian;
10. Permendikbud N0 37 Tahun 2018 tentang KI dan KD
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti Dan
Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah.
12. Permendikbud No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013
13. Lembar Pengesahan Kurikulum 2013 SDN 09 Bungku Tahun Pelajaran 2022/2023
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Menerbitkan, Mengesahkan dan Memberlakukan Kurikulum Sekolah 2013 SD Negeri 09 Bungku untuk
Tahun Pelajaran 2022/2023.
Kedua : Kurikulum Sekolah 2013 SD Negeri 09 Bungku termuat dalam Dokumen I.

Ketiga : Upaya perbaikan dalam rangka penyempurnaan Kurikulum Sekolah 2013 SD Negeri 09 Bungku
dilakukan secara terus menerus yang sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik, kondisi
pembangunan nasional, serta kemajuan ilmu pembangunan dan teknologi.
Keempat : Semua biaya yang timbul akibat pelaksanaan keputusan ini, dibebankan pada anggaran yang sesuai.

Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berakhir sesuai dengan Tahun Pelajaran 2022/2023.

Ditetapkan di : Bahomante
Pada tanggal : 9 Juli 2022
Kepala Sekolah

SRI ANJARNI LAPANGI,S.Pd.SD


NIP. 19740604 199606 2 002
Tembusan:
1. Koordinator Wilayah Dinas Pendidikan Kecamatan Bungku Tengah
2. Arsip.

REKOMENDASI
v
i

KURIKULUM SEKOLAH 2013 SDN 09 BUNGKU


PENGAWAS SEKOLAH DASAR KECAMATAN BUNGKU TENGAH
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MOROWALI
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah memeriksa dokumen Kurikulum Sekolah 2013 SDN 09 Bungku yang


ditetapkan/disahkan oleh,
Satuan Pendidikan : SD Negeri 09 Bungku
Alamat : Jalan Trans Sulawesi
Desa Bahomante, Kec. Bungku tengah Kab. Morowali
Dengan menggunakan instrumen validasi/tela’ah, bersama ini :
Nama : Moh. Madjid,S.Pd.M.Si
NIP : 19660711198803 1 017
Jabatan : Pengawas SD Kecamatan Bungku Tengah
Memberikan pertimbangan dan atau rekomendasi untuk melaksanakan Kurikulum Sekolah
2013 di SD Negeri 09 Bungku tersebut:
 Dapat direkomendasikan tanpa syarat.

 Dapat direkomendasikan dengan syarat untuk perbaikan/penyempurnaan.

 Belum dapat direkomendasikan.


Dengan alasan:
 Semua unsur Kurikulum Sekolah 2013 terpenuhi dengan lengkap.

 Unsur Kurikulum Sekolah 2013 terpenuhi tetapi kurang lengkap.

 Unsur Kurikulum Sekolah 2013 tidak lengkap.


Demikian pernyataan kami buat sebagai bahan pertimbangan dan atau rekomendasi
ditetapkannya Kurikulum Sekolah 2013 SD Negeri 09 Bungku.

Morowali, 8 Juli 2022


Pengawas SD Kecamatan Bungku Tengah

MOH. MADJID, S.Pd.,M.Si


NIP. 19660711198803 1 017

vi
i

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahma
dan hidayahnya sehingga kita semua dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Mudah-mudahan mendapat ridho-Nya sehingga memiliki keberkahan kita semua. Aamiin.

Dalam rangka otonomisasi pendidikan, maka sekolah dituntut menyususn Kurikulum


Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pedoman atau petunjuk pelaksanaan operasional di
sekolah. Maka dengan ini kami Tim Penyusun dan Pengembang Kurikulum telah
menyelesaikan revisi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD Negeri 09 Bungku
untuk Tahun Ajaran 2022/2023.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini sebagai pedoman operasional


pembelajaran yang dilaksanakan dikelas dan luar kelas khususnya keas II, III, V dan VI untuk
mencapai tujuan pendidikan khususnyan SD Negeri 09 Bungku dan umumnya pendidikan
nasional.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut berpartisipasi dalam
menyusun kurikulum ini, sehingga dapat tersususn dengan baik. KTSP ini merupakan hasil
maksimal kami, untuk itu kami menyadari masih perlunya saran dan kritik yang baik untuk
penyempurnaan kurikulum ditahun yang akan datang.

Akhir kata, semoga Kurikulum SDN 09 ini dijadikan pedoman dalam melaksanakan
pembelajaran disekolah dengan penuh tanggung jawab.

Bahomante, 08 Juli 2022


Kepala Sekolah

SRI ANJARNI LAPANGI,S.Pd.SD


NIP 19740604 199606 2 002

vii
i

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….………………………… i

LEMBARPENGESAHAN………………………………………………….………………………. ii

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………… iii

SURAT KEPUTUSAN…..…………………………………………………………………………. iv

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………... v

BAB I PENDAHULUAN …………….…………………………..…..………………… 1


A Latar Belakang………….………………………………………………….... 1
B Dasar Hukum Penyusunan Kurikulum 2013 ……………………...……..….. 3
C Acuan Pengembangan Kurikulum 2013 ……………..…………………….... 4
D Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) …… 6

BAB II TUJUAN PENDIDIKAN DASAR, VISI, MISI DAN TUJUAN


SATUAN PENDIDIKAN ……………………………………………………….. 9
A Tujuan Pendidikan Dasar …………..……………………………………….. 9
B Visi Sekolah ………………………………………………………………… 9
C Misi Sekolah …………………………………………………………..……. 9
D Tujuan Satuan Pendidikan……………………………………..............……. 10

BAB III MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN……….…….. 11


A Muatan Nasional…..……………………………………………………….... 15
1. Muatan Pendidikan Agama Islam………………………………..……. 15
2. Muatan Pendidikan Kewarganegaraan…………..……………..……… 20
3. Muatan Bahasa Indonesia………………………………..…………...... 22
4. Muatan Matematika…………………………………………………… 24
5. Muatan Ilmu Pengetahuan Alam……………………………………… 28
6. Muatan Ilmu Pengetauan Sosial………………………………………. 29
7. Muatan Seni Budaya dan Prakarya……………………………………. 31
viii
i

8. Muatan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan ………………... 33


B Muatan Lokal………………………………..……………………………….. 36
1. Bahasa Daerah Bungku ……………………………..……………….… 37
2. Pertanian ……………………..……………………………………….… 38
C
Kegiatan Ekstrakurikuler……………………..……………………..………… 40
.
1. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib………………………..….…..………… 41
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan……………………….….……………. 43
Beban Belajar………………………………………………………….……… 45
E Beban Belajar Tambahan………………………………..……………………. 47
F Pendidikan Karakter dan Budaya Sekolah………………………………..….. 47
G Bimbingan dan Konseling………………………………..…………………… 50
H Gerakan Literasi Sekolah…………………………….…..…………………… 53
1. Pelaksanaan Gerakan Literasi Tahap Pembiasaan………………………. 55
2. Pelaksanaan Gerakan Literasi Tahap Pengembangan…………………… 56
3. Pelaksanaan Gerakan Literasi Tahap Pembelajaran ……………………. 57
Pengembangan Diri……………..…………………………………….
I. 58
…………………….......
J. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill)…………………………………….. 59
K Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global………………………… 59
L Ketuntasan Belajar………………………………….………………………… 60
M Kenaikan Kelas dan Kelulusan....…………………………………………...... 62
1. Kenaikan Kelas……..…………………………………………………… 62
2. Kelulusan………………………………..………………………………. 63

BAB IV KALENDER PENDIDIKAN……………………………………………………… 64


A Permulaan Tahun Ajaran…………………..…………………..……………… 64
B Pengaturan Waktu Belajar Efektif………………………….………………… 64
C Pengaturan Waktu Libur………………………………………………………. 64
D
Penetapan Kalender Pendidikan…....……………………………………….… 66
.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ix
i

Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintah Daerah menuntut melaksanakan otonomi daerah dan wawasan demokrasi
dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang semula bersifat
sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan.
Bentuk nyata desentralisasi pengelolaan pendidikan ini adalah diberikannya wewenang
kapada satuan pendidikan untuk mengambil keputusan berkenan dengan pengelolaan
pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum tingkat satuan pendidikan, baik dalam
penyusunannya maupun pelaksanaannya di sekolah dan juga adanya tuntutan globalisasi
dalam bidang pendidikan yang memacu agar hasil pendidikan nasional dapat bersaing
dengan hasil pendidikan negara-negara maju.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61
Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan“Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang selanjutnya disingkat KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan” dan Pasal 2 Ayat (1)
menyebutkan “KTSP dikembangkan, ditetapkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan
pendidikan”. Pengembangan KTSP dilakukan oleh tim pengembang KTSP yang telah
ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan dan
Kurikulum 2013.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (1) “Pengembangan kurikulum dilakukan dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional”. Standar nasional pendidikan terdiri atas Standar Isi, Proses, Kompetensi lulusan,
Tenaga Pendidikan, Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan. Delapan Standar Nasional tersebut, yaitu Standar Isi dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangan
kurikulum. Selanjtnya Ayat (2) menyebutkan bahwa Kurikulum pada semua jenjang dan
jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik dan disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
(a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi,
kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan; (e)

x
i

tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja;(g) perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan
(j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.Pasal 3 Ayat (1) Pengembangan KTSP
paling sedikit memperhatikan: a. acuan konseptual; b. prinsip pengembangan; dan c.
prosedur operasional.
Tujuan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun
antara lain agar dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk: (a). Belajar
untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) Belajar untuk bisa
memahami dan menghayati, (c) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara
efektif, (d) Belajar untuk bersama dan berguna untuk orang lain, dan (e) Belajar untuk
membangun dan menemukan jati diri melalui belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenagkan.
Dalam mengembangkan dan melaksanakan kurikulum Tahun Pelajaran
2022/2023,SD Negeri 09 Bungku mengembangkan dan melaksanakan kurikulum 2013
disemua tingkatan kelas. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
IndonesiaNomor 160 Tahun 2014TentangPemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum 2013 Pasal 4menyebutkan Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah
dapat melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 paling lama sampai dengan tahun
pelajaran 2019/2020.

B. Dasar Hukum Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN 09


Bungku
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79
Tahun 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013;

xi
i

5. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 Dan Kurikulum
2013;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61
Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Pedoman
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62
Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63
Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler
Wajib Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103
Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111
Tahun 2014 Tentang Bimbingan Dan Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah;
13. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada
Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;
16. Panduan Gerakan Literasi Sekolah Di Sekolah Sekolah Dasar Direktorat Pembinaan
Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2016.

xii
i

C. Acuan Konseptual Pengembangan Kurikulum SDN 09 Bungku


Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61
Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah Pasal 3 Ayat (2)menyebutkanacuan konseptual paling sedikit
meliputi:
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia. Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi
dasar pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar
semua mata pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama, kurikulum dikembangkan untuk
memelihara dan meningkatkan toleransi dan kerukunan antarumat beragama.
3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan, kurikulum diarahkan untuk
membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan
penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka
NKRI. Oleh karena itu, kurikulum dapat menumbuh kembangkan wawasan dan sikap
kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam
wilayah NKRI.
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik, pendidikan merupakan proses
holistik/sistemik untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang
memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang
secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan
potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional,
sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu, kurikulum diarahkan
kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang holistik dan
berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan
bermutu.
6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan, kompetensi peserta didik yang diperlukan
antara lain berpikir kritis dan membuat keputusan, memecahkan masalah yang

xiii
i

kompleks secara lintas bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan,


berkomunikasi dan berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara
inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.
7. Tuntutan Dunia Kerja, kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh
kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum dapat mengembangkan jiwa
kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam
melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada
satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.
8. Perkembangan Iptek, pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana Iptek sangat berperan sebagai penggerak
utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap
perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh
karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan
sejalan dengan perkembangan Iptek.
9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan, daerah memiliki
keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-
masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan
pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah dan lingkungan.
10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional, dalam era otonomi dan desentralisasi,
kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang
dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan
nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan daerah dan nasional.
11. Dinamika Perkembangan Global, kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan
kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia
digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan
individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk
hidup berdampingan dengan bangsa lain.

xiv
i

12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat, kurikulum dikembangkan dengan


memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang
kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
ditumbuh kembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan
bangsa lain.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan, kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan
ciri khas satuan pendidikan.
Dengan mempertimbangkan sosial budaya masyarakat di lingkungan sekolah yang
beragam, SD Negeri 09 Bungku menambahkan kondisi sosial budaya masyarakat sebagai
acuan konseptual pengembangan KTSP.

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN 09


Bungku
Prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD Negeri
09 Bungku mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. Pasal 3 Ayat (3) Prinsip pengembangan
paling sedikit meliputitiga prinsip pengembangan antara lain:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang. Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi
sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
2. Belajar sepanjang hayat, kurikulum diarahkan pada proses pengembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang
hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan
yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

xv
i

3. Menyeluruh dan berkesinambungan, substansi kurikulum mencakup keseluruhan


dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan
dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar
jenjang pendidikan.
4. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keargaman karakteristik peserta
didik, kondisi daerah, jenjang, dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan Gender.
5. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum
mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
6. Relefan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan.
Termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berfikir, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional.
7. Seimbang antara kepentingan daerah dan kepentingan nasional.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan mempertimbangkan sosial budaya masyarakat di lingkungan sekolah yang
beragam, SD Negeri 09 Bungku menambahkan 4 (empat) prinsip pengembangan KTSP.

xvi
i

BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Dasar

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
mendefinisikan tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan,
keperibadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
A. Visi

SD Negeri 09 Bungku mengusung visi

“ Mewujudkan peserta didik yang beiman dan berahlak mulia, cerdas, kreatif,
mandiri, terampil dan berkebinekaan global “.

B. Misi
1. Melakukan pembinaan dan pembiasaan religius dan akhlak mulia di sekolah.
2. Melakukan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif , efektif dan menyenangkan
3. Menerapkan sikap disiplin dan bertanggung jawab.
4. Mengembangkan dan memfasilitasi peningkatan prestasi sesuai minat dan bakat
peserta didik. melalui proses pendampingan dan kerja sama dengan orang tua.

C.Tujuan

xvii
i

Tujuan yang diharapkan oleh SDN 09 Bungku dalam implementasi kurikulum sebagai
bentuk dan cara mewujudkan misi sekolah yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Jangka Pendek (1 Tahun ke depan)


a. Mengoptimalkan sarana prasana sekolah untuk menunjang rancangan pembelajaran
yang memotivasi keinginan selalu belajar.
b. Menyelenggarakan sistem penilaian dengan sistem digitalisasi
c. Membentuk peserta didik yang taat dan tepat waktu melaksanakan ibadah.
d. Meningkatkan simpati dan empati peserta didik dalam kepedulian social
e. Merancang program sekolah untuk mengenalkan implementasi kebhinekaan
global di masyarakat.
f. Merancang pembelajaran yang bangga akan potensi daerah.
g. Menerapkan pondasi gotong royong dalam kegiatan kelas hingga sekolah.
h. Melaksanakan program dan pembelajaran HOTs untuk memperkuat bernalar
kritis dan kreativitas.
i. Melaksanakan pembelajaran untuk mengasah kemampuan literasi dan numerasi.
j. Mempertahankan prestasi yang sudah tercapai sebelumnya.
2. Tujuan Jangka Menengah (2-3 tahun ke depan)
a. Merancang pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perbedaan kemampuan
kognitif peserta didik mengarahkan pada keterampilan dan kecakapan hidup sesuai
bakat dan minatnya.
b. Sekolah mampu melaksanakan penilaian secara akuntabel dan valid dengan sistem
digitalisasi.
c. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menghafal surat-surat pendek.
d. Membudayakan gerakan kebersihan sebagian daripada iman.
e. Meningkatkan kecintaan dan kebanggan terhadap potensi daerah.
f. Melakukan kerjasama dengan stakeholder daerah atau Corporate Social
Responsibility (CSR) perusahaan untuk merancang program pembelajaran berbasis
budaya lokal.
g. Memotivasi peserta didik untuk menggagas inovasi sederhana untuk memberikan
solusi dalam kehidupannya.
h. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang optimal dalam mengembangkan
prestasi sesuai bakat dan minta dan potensi peserta didik.
i. Tujuan Jangka Panjang (4 tahun ke depan)

xviii
i

j. Merancang pembelajaran dengan model pembelajaran yang menjadi ciri khas


sekolah.
k. Menghasilkan lulusan yang memiliki mental pembelajar sejati.
l. Membentuk peserta didik yang berakhlakul mulia dan selalu peduli sosial dalam toleransi
beragama.
m. Menyusun pembelajaran dengan bahan ajar mandiri untuk meningkatkan kecintaan
pada budaya lokal.
n. Menjalin kerjasama dengan pihak luar (sanggar, perguruan tinggi, dan dunia usaha dan
industri) untuk melengkapi program sekolah yang memfasilitasi berbagai keragaman
potensi, minat dan bakat peserta didik.
o. Membudayakan lingkungan belajar dan karakter inovatif cepat tanggap di
lingkungan sekolah.
p. Membangun budaya dan kultur sekolah yang kompetitif yang positif.
q. Menyediakan fasilitas untuk mengembangkan kreativitas, inovasi dan minat bakat
peserta didik

xix
i

3. Kompetensi Karakteristik Kekhasan Lulusan Sekolah


Sekolah sebagai tempat menempuh ilmu pengetahuan dan pembentukan karakter
generasi bangsa. Profil Pelajar Pancasila diharapkan mampu membentuk sumber daya
manusia yang unggul sebagai pembelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global
dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Dalam pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah, maka disusun kompetensi lulusan
peserta didik SDN 09 Bungku sebagai alat ukur pencapaian kurikulum dan target pelaksanaan
proses pembelajaran pelaksanaan kurikulum operasional SDN 09 Bungku.

Adapun kompetensi lulusan SDN 09 Bungku mempertimbangkan dimensi sikap,


pengetahuan dan keterampilan secara berimbang sesuai capaian pembelajaran pada setiap fase
di sekolah dasar, membentuk Profil Pelajar Pancasila, dan inovatif, tangguh dan memiliki
kecakapan hidup yang dibutuhkan untuk masa depannya.

Berikut adalah kompetensi lulusan yang ingin dicapai SDN 09 Bungku.

1. Memiliki perilaku yang menunjukkan akhlak mulia.


2. Memiliki dan menjunjung nilai harmonisasi keragaman dan gotong royong.
3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar mengembangkan kecakapan hidup.
4. Memiliki kemampuan bernalar kritis dan berkomunikasi efektif.
5. Memiliki kreativitas, kemandirian dan inovatif dalam menjawab tantangan perkembangan
zaman.
6. Membentuk individu sebagai pembelajar sepanjang hayat yang berpikir global dengan tetap
menjunjung nilai budaya bangsa.
Adapun kriteria untuk kelulusan peserta didik dari SDN 09 Bungku adalah sebagai berikut:

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran,


b. Memiliki deskripsi sikap minimal baik sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,
c. Lulus ujian sekolah,
d. Mencapai nilai rata-rata pencapaian kentutasan minimum 75

1
i

BAB III
MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Muatan Kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran yang kelulusan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Undang-Undang Republik
IndonesiaNomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37 Kurikulum
pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : (a) Pendidikan agama; (b) Pendidikan
Kewarganegaraan; (c) Bahasa; d. Matematika; (e) Ilmu Pengetahuan Alam; (f) Ilmu Pengetahuan
Sosial; (g)Seni dan Budaya; (h)Pendidikan Jasmani dan Olahraga; (i)Keterampilan/Kejuruan; dan
(j)Muatan Lokal.Muatan kedalaman kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi pada setiap tingkat dan/atau semester sesuai standar nasional pendidikan yang
dilakukan pada 2 (dua) semester untuk satu tahun ajaran disetiap kelas. Untuk setiap mata
pelajaran yang akan disajikan dalam kegiatan pembelajaran memiliki Kompetensi inti,
Kompetensi Dasar, dan Indikator yang ditetapkan oleh BNSP sebagai acuan utama dalam
mencapai standar kelulusan peserta didik.
Dalam pelaksanaan pembelajaran SD Negeri 09 Bungku pada Tahun Pelajaran
2019/2020melakukan Pendekatan tematik terpadu dengan mengimplementasikan Kurikulum
2013.Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan
berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti
pembelajaran kontekstual dengan menggunakan modus pembelajaran langsung (direct
instructional) dan tidak langsung (indirect instructional). Pembelajaran langsung adalah
pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan
menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang
dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan
kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan
mengomunikasikan. Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (nurturant effect).
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap yang terkandung
dalam KI-1 dan KI-2.
Pendekatan tematik terpadu dengan mengimplementasikan Kurikulum 2013 yaitu kelas II
(dua), III (tiga), V (lima) dan kelas VI (enam) di semua mata pelajaran kecuali Mata Pelajaran
Matematika, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK), dan Muatan Lokal yang berdiri
sendiri untuk kelas V dan VI dan untuk kelas II dan III Mata Pelajaran Muatan Lokal sedangkan
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial terintegrasi di semua mata

2
i

pelajaran. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013
Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah Pasal 1 Ayat (3) menyebutkan “Pelaksanaan
pembelajaran pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dilakukan dengan pendekatan
pembelajaran tematik-terpadu, kecuali untuk mata pelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri untuk kelas IV, V,
dan VI”. dan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79
Tahun 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013 Pasal 4 Ayat (4) “Muatan pembelajaran
terkait muatan lokal dapat dijadikan mata pelajaran yang berdiri sendiri”. Dengan
mempertimbangkan kondisi pendidik, sarana dan prasarana di SDN 09 Bungku , Mata Pelajaran
Pendidikan Agama di setiap kelas dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) untuk
kelas II (dua) dan kelas III (tiga) masih di jadikan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Untuk mencapai standar kelulusan pada kurikulum 2013 kompetensi inti merupakan
tingkat kompetensi yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkatan kelas.
Kompetensi inti yang dimaksud terdiri atas:
a. kompetensi inti sikap spiritual;
b. kompetensi inti sikap sosial;
c. kompetensi inti pengetahuan; dan
d. kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi inti diatas merupakan acuan untuk menetapkan kompetensidasar yang
merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, atau
mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan.Pembelajaran tematik terpadu pada
Kuriklum 2013 merupakan pembelajaran yang disasjikan dalam bentuk tema.
Daftar tema kelas II, dan III
Tema Kelas II Kelas III
1 Hidup Rukun Sayangi Hewan dan Tumbuhan di Sekitar
2 Bermain di Lingkunganku Pengalaman yang Mengesankan
3 Tugasku Sehari-hari Mengenal Cuaca dan Musim
4 Aku dan Sekolahku Ringan Sama Dijinjing Berat Sama Dipikul
5 Hidup Bersih dan Sehat Mari Kita Bermain dan Berolahraga
6 Air, Bumi, dan Matahari Indahnya Persahabatan
7 Merawat Hewan dan Tumbuhan Mari Kita Hemat Energi untuk Masa Depan
Berperilaku Baik dalam Kehidupan Sehari-
8 Keselamat-an di Rumah dan Perjalanan
hari
9 Menjaga Kelestarian Lingkungan

3
i

Daftar tema kelas , V, dan VI


Tema Kelas V Kelas VI
1 Gerak Hewan Dan Manusia Selamatkan makhluk hidup
2 Udara bersih bagi kesehatan Persatuan dalam perbedaan
3 Makanan Sehat Tokoh dan Penemuan
4 Sehat itu Penting Globalisasi
5 Ekosistem Wirausa
6 Panas dan perpindahan Menuju masyarakat sehat
7 Peristiwa dalam kehidupan Kepemimpinan
8 Lingkungan sahabat kita Bumiku
9 Benda Benda sekitar kita Menjelajah angkasa Luar

Muatan kurikulum pada Kurikulum 2013 diwujudkan dalam bentuk struktur kurikulum
satuan pendidikan.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 77B Ayat (1) menyebutkan Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Muatan Pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar
pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan. Dan Ayat (4) Struktur Kurikulum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pengorganisasian mata pelajaran untuk setiap
satuan pendidikan dan/atau program pendidikan. Struktur kurikulum kelas II, III, V dan VI SD
Negeri 09 Bungkumengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67
Tahun 2013 tentang Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah yaitu sebagai berikut:
Alokasi Waktu Per Minggu
MATA PELAJARAN Kelas
I II III IV V VI
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 6 5 5
3. Bahasa Indonesia 9 10 7 7
4. Matematika 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - 3 3
Kelompok B
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4
2. Pendidikan Jasmani Olahraga dan
4 4 4 4
Kesehatan
3. Muatan Lokal
- Bahasa Daerah Bungku 1* 1* 1* 1*
- Pertanian 1* 1* 1* 1*
JUMLAH 32 34 36 36

4
i

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Pasal 77B Ayat (6) Struktur Kurikulum untuk satuan pendidikan dasar berisi muatan umum.
Ayat (9) Muatan umum terdiri atas: (a) muatan nasional untuk satuan pendidikan; dan (b)
muatan lokal untuk satuan pendidikan sesuai dengan potensi dan kearifan lokal.

A. Muatan Nasional
Muatan kurikulum pada tingkat nasional terdiri atas kelompok mata pelajaran A,
dan kelompok mata pelajaran B untuk sekolah dasar ekstrakurikuler wajib pendidikan
kepramukaan. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 21
Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah Bab III Tingkat
Kompetensi Dan Ruang Lingkup Materi menguraikan bahwa :

1. Muatan Pendidikan Agama Islam


Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat  Meyakini adanya Allah SWT dan  Alquran
Pendidikan mensyukuri karunia dan pemberian o Huruf-hurufhijaiyyah bersambung
Dasar (Kelas I-VI) Allah SWT. ataupun tidak, dengan harakatnya secara
 Memiliki sikap sesuai dengan akhlakul lengkap sesuai dengan makharijul huruf.
karimah (akhlak mulia) dan budipekerti o Surah-surah pendek pilihan di dalam
serta perilaku hidup sehat. Alquran Q.S AlFatihah dan Q.S. AlIkhlas.
 Mengetahui keesaan Allah SWT o Pesan dan makna yang terkandung di
berdasarkan pengamatan terhadap dalam Alquran surat-surat pendek Q.S.
dirinya dan makhluk ciptaan-Nya yang Al- Fatihah dan Q.S. Al-Ikhlas.
dijumpai di sekitar rumah dan sekolah.  Aqidah
 Mengenal pesanpesan yang terkandung o Asmaul Husna.
dalam surah pendek Alquran, rukun o Kalimat syahadat.
Islam yang pertama dan doa sehari- o Keesaan Allah SWT
hari.
 Akhlak dan Budi Pekerti.
 Mengenal dan mempraktikkan tata cara
o Doa belajar dan makan.
bersuci, shalat dan kegiatan agama
o Perilaku hormat dan patuh kepada
yang dianutnya di sekitar rumahnya
orangtua dan guru.
melalui pengamatan sesuai dengan
o Perilaku saling menghormati antar sesama
ketentuan agama Islam.
anggota keluarga.
 Mengenal dan menceritakan kisah
o Perilaku jujur.
keteladanan nabi.
 Mengenal hadis yang terkait dengan o Perilaku disiplin.
anjuran menuntut ilmu serta perilaku o Perilaku bertanggung jawab.
hidup bersih dan sehat. o Perilaku percaya diri
 Memahami dan mencontoh perilaku o Perilaku kasih sayang kepada sesama.
yang sesuai dengan akhlakul karimah o Sikap kerja sama dan saling tolong
(akhlak mulia) dan budi pekerti. menolong.
 Mengetahui dan melafalkan hurufhuruf o Perilaku menuntut ilmu.
hijaiyyah danhafalan surah dan ayat

5
i

pilihan dalam Alquran, dan o Perilaku hidup bersih dan sehat.


AsmaulHusna.  Fiqih
 Melafalkan dan mempraktikkan dua o Tata cara bersuci.
kalimat syahadat serta doa sehari-hari o Tata cara shalat dan bacaannya.
dengan benar dan jelas. o Tata cara Wudhu dan doanya.
 Meyakini dan mengetahui adanya Allah o Kegiatan agama yang dianutnya.
SWT, malaikatmalaikat, dan o Sejarah Peradaban Islam.
RasulRasul Allah SWT.
o Kisah keteladanan para nabi dan rasul.
 Menunaikan ibadah shalat secara tertib
o Kisah keteladanan Nabi Muhammad saw.
serta zikir dan doa setelah selesai
 Alquran
shalat.
o Bacaan Alquran surat dan ayat pilihan
 Menerapkan ketentuan syariat Islam
dalam bersuci dan berperilaku. (Q.S. AnNashr, Al- Kautsar, Q.S. Al
 Memiliki dan memahami sikap sesuai Falaq, AlMa‘un dan Al-Fil).
dengan akhlakul karimah yang o Kalimat dalam Alquran surah pendek
tercermin dari perilaku kehidupan pilihan.
sehari-hari. o Alquran surah pendek pilihan.
 Mengerti makna iman kepada malaikat- o Kandungan dan makna Alquran surah
malaikat Allah berdasarkan pendek pilihan.
pengamatanterhadap dirinya dan alam  Aqidah
sekitar. o Keesaan dan Keberadaan AllahSWT.
 Mengetahui hadis yang terkait o Asmaul Husna (AlWahhab, Al-‘Alim, As-
denganperilaku mandiri, percaya diri, Sami‘,Al-Bashir, Al-‘Adil, Al-‘Azhim)
dan tanggung jawab. dan maknanya.
 Mengetahui hikmah ibadah shalat, o Keimanan kepada Malaikat Allah SWT.
zikirdan doa setelah shalat  Akhlak dan Budi Pekerti
melaluipengamatan dan pengalaman di o Sikap disiplin dan tertib.
rumah dan sekolah. o Sikap rasa ingin tahu, sabar, dan rela
 Mengetahui dan menceritakan kisah berkorban.
keteladanan nabi dan wali songo. o Sikap kerja keras, menghindari perilaku
 Membaca dan mengetahui makna tercela, sikap gemar membaca.
Asmaul Husna dan hafalan surat dan o Sikap pantang menyerah.
ayat pilihan dengan benar. o Sikap amanah.
 Mencontohkan perilaku sesuaidengan o Perilaku jujur.
akhlakul karimah.
o Perilaku mandiri, percaya diri,dan
 Mempraktikkan tata cara shalat, zikir
tanggung jawab.
dan doa setelah shalat secara benar dan
o Perilaku tawaduk, ikhlas, dan mohon
tata cara bersuci sesuai ketentuan
pertolongan. Peduli terhadap sesama.
syariat Islam dan menceritakan
o Sikap bersyukur.
pengalaman pelaksanaan ibadah shalat
di rumah, masjid dan sekolah. o Sikap santun dan menghargai teman.
 Meyakini Alquran sebagai kitab suci o Sikap rendah hati.
terakhir dan menjadikannya sebagai o Perilaku hemat.
pedoman hidup.  Fiqih
 Memahami dan mengetahui makna o Bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
Rukun Iman. o Ibadah shalat, makna, tata cara,
 Menunaikan ibadah wajib dan sunnah pelaksanaan, dan hikmahnya.
dibulan Ramadhan, dan berzakat, infak, o Zikir dan doa setelah shalat, makna dan
dan sedekah. tata caranya.
 Memiliki dan mencontohkan sikap o Sejarah Peradaban Islam
sesuai dengan akhlakul karimah yang o Kisah keteladanan para nabi dan rasul.
mencerminkan rukun iman. o Kisah Keteladanan Nabi Muhammad saw.

6
i

 Mengenal namanama Rasul Allah dan o Kisah keteladanan Wali Songo. Alquran
Rasul Ulul Azmi. o Bacaan Alquran Q.S. Al-Ma’un dan Q.S.
 Mengetahui makna Asmaul Husna, At-Tin, Q.S.Al-Kafirun dan AlMaidah
surat, dan ayat pilihan dengan benar (5): 2.
serta menuliskannya dengan baik dan o Kalimat-kalimat dalam Alquran surah
benar. pendek pilihan.
 Memahami hikmahibadah wajib dan o Arti dan makna Alquran surah pendek
sunnah di bulan Ramadhan, beriman pilihan.
kepada Hari Akhir, zakat, infak, dan o Perilaku yang mencerminkan pemahaman
sedekah, beriman kepada Qadha terhadap kandungan ayat Alquran atau
danQadar yang dapat surah pilihan.
membentukperilaku akhlak mulia.  Aqidah
 Mengetahui dan menceritakan kisah o Kitab-kitab Suci dan rasul yang
keteladanan nabi, Keluarga Luqman, menerimanya.
sahabat-sahabat Nabi Muhammad o Alquran sebagai kitab suci terakhir dan
SAW, Ashabul Kahfi sebagaimana
pedoman hidup.
terdapat dalam Alquran.
o Asmaul Husna: AlMumit, Al- Hayy, Al-
 Menunjukkan contoh Qadha dan Qadar
Qayum, AlAhad, AshShamad, Al
dalam kehidupan sehari- hari sebagai
Muqtadir, AlMuqadim, al-Baq.
implementasi dari pemahaman rukun
o Hari Akhir, hikmah dan perilaku yang
Iman.
mencerminkaniman kepadanya.
 Qadha dan Qadar,
o hikmah dan Perilaku yang mencerminkan
iman kepada Qadha dan Qadar.
 Akhlak dan Budi Pekerti
o Sikap jujur.
o Perilaku hormat dan patuh kepada
orangtua, guru, dan sesama anggota
keluarga.
o Sikap saling mengingatkan dalam
kebajikan
o Sikap menghargai pendapat.
o Sikap sederhana.
o Sikap ikhlas.
o Sikap berbaiksangka kepada sesama.
o Perilaku hidup rukun
o Sikap tabligh.
o Sikap sabar dan pengendalian diri.
o Sikap toleran dan simpatik terhadap
sesama.
o Sikap fathanah.
o Sikap suka menolong.
o Sikap berserah diri kepada Allah SWT.
 Fiqih
o Puasa Ramadhan, makna dan hikmahnya.
o Shalat tarawih dan tadarus.
o Zakat, infak, sedekah, makna dan
hikmahnya.
 Sejarah peradaban Islam
o Kisah Keteladanan para nabi dan rasul.

7
i

o Kisah keteladanan NabiMuhammad saw.


o Kisah keteladanan sahabat- sahabat Nabi
Muhammad saw.
o Kisah keteladanan Luqman.
o Kisah keteladanan Ashabul Kahfi.

2. Muatan Pendidikan Kewarganegaraan


Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat Pendidikan  Menunjukkan sikap sebagai mahluk  Kandungan moral Pancasila dalam
Dasar (Kelas I-VI) ciptaan Tuhan Yang Maha Esa Lambang Negara.
dalam konteks keberagaman  Bentuk dan tujuan norma/kaidah dalam
kehidupan di lingkungan rumah dan masyarakat.
sekolah sebagai perwujudan moral  Semangat kebersamaan dalam
Pancasila. keberagaman Persatuan dan kesatuan
 Mengenal karakteristik individu, bangsa.
tata tertib, kesatuan, dan simbol-
simbol Pancasila di rumah dan
sekolah.
 Melaksanakan tata tertib dalam
konteks beragam teman di keluarga
dan sekolah sesuai Pancasila.
 Menerima karunia Tuhan Yang  Makna simbol-simbol Pancasila dan
Maha Esa atas karakteristik lambang negara Indonesia.
individu, hak dan kewajiban,  Hak, kewajiban, dan tanggung jawab
persatuan dalam keberagaman. warganegara.
 Memahami makna simbol-simbol  Makna keberagaman personal, sosial,
Pancasila di rumah, sekolah dan dan kultural. - Persatuan dan kesatuan
masyarakat.  Moralitas sosial dan politik warga
 Menunjukkan sikap baik sebagai negara/ pejabat negara, dan tokoh
sesama mahluk ciptaan Tuhan Yang masyarakat.
Maha Esa, hak dan kewajibannya,
dan kebhinnekatunggalika an
sebagai perwujudan nilai dan moral
Pancasila.
 Melaksanakan kerjasama dengan
teman dalam kebersamaan dan
keberagaman di lingkungan rumah,
sekolah dan masyarakat sekitar.
 Menjelaskan nilai dan moral  Nilai dan moral Pancasila.
Pancasila, makna hak, kewajiban  Hak, kewajiban, dan tanggung jawab
dan tanggung jawab, manfaat warganegara.
Bhineka Tunggal Ika, nilai nilai  Keanekaragaman sosial dan budaya dan
persatuan dan kesatuan di pentingnya kebersamaan.
lingkungan rumah, sekolah, dan  Nilai dan moral persatuan dan kesatuan
masyarakat. bangsa.
 Menunjukkan sikap kebersamaan  Moralitas terpuji dalam kehidupan

8
i

dalam keberagaman sebagai mahluk sehari-hari.


ciptaan Tuhan Yang Maha Esa;
patuh terhadap tata tertib dan
aturan; bertanggung jawab dan rela
berkorban; semangat
kebhinnekatunggalikaan.
 Menunjukkan sikap bangga sebagai
bangsa Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
 Melaporkan secara lisan dan tulisan
dan melaksanakan kewajiban sesuai
nilai-nilai dan moral Pancasila,
menegakkan aturan dan menjaga
ketertiban, kerja sama, nilai-nilai
persatuan dan kesatuan, dan
keberagaman di lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat
 Menjelaskan komitmen para pendiri  Komitmen para pendiri Negara dalam
Negara dalam merumuskan dan merumuskan dan menetapkan
menetapkan Pancasila. Pancasila.
 Menganalisis proses pengesahan  Proses perumusan dan pengesahan
UndangUndang Dasar Republik Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia Tahun 1945. Republik Indonesia Tahun 1945.
 Menunjukkan sikap toleransi dalam  Norma hukum dan kepatutan yang
makna keberagaman dalam bingkai berlaku dalam kehidupan
Bhinneka Tunggal Ika. bermasyarakat dan bernegara.
 Menjelaskan karakteristik daerah  Harmoni keutuhan wilayah dan
tempat tinggalnya dalam kerangka kehidupan dalam konteks NKRI.
NKRI.  Makna keberagaman suku, agama, ras,
 Menunjukkan perilaku menghargai budaya, dan gender dalam bingkai
dengan dasar: moral, norma, prinsip Bhinneka Tunggal Ika.
dan spirit kewarganegaraan.
 Menunjukkan sikap dalam dinamika  Dinamika perwujudan nilai dan moral
perwujudan Pancasila dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
kehidupan sehari-hari secara  Esensi nilai dan moral Pancasila dalam
individual dan kolektif. Pembukaan Undang- Undang Dasar
 Menganalisis nilai dan moral yang Negara Republik Indonesia Tahun
terkandung dalam Pembukaan 1945.
UndangUndang Dasar Negara  Makna ketentuan hukum yang berlaku
Republik Indonesia Tahun 1945. dalam perwujudan kedamaian dan
 Menjelaskan masalah yang muncul keadilan. Semangat persatuan dan
terkait keberagaman masyarakat kesatuan dalam keberagaman
dan cara pemecahannya. masyarakat.
 Menerapkan perilaku  Aspek-aspek pengokohan NKRI.
kewarganegaraan berdasarkan
prinsip saling menghormati, dan

9
i

menghargai dalam rangka


pengokohan NKRI.
 Menghargai dan menghayati dengan
dasar: kesadaran nilai, moral, norma,
prinsip dan spirit keseluruhan entitas
kehidupan kebangsaan.

3. Muatan Bahasa Indonesia


Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat Pendidikan  Memiliki kepedulian, rasa percaya  Bentuk dan ciri teks faktual (deskriptif,
Dasar (Kelas I-VI) diri, kedisiplinan, dan tanggung petunjuk/arahan, laporan sederhana),
jawab dalam pemanfaatan bahasa teks tanggapan (ucapan terima kasih,
Indonesia. permintaan maaf, diagram/tabel), teks
 Mengenal konteks budaya dan cerita (narasi sederhana, puisi) teks
konteks sosial, satuan kebahasaan, cerita nonnaratif (cerita diri/personal,
serta unsur paralinguistik dalam buku harian).
penyajian teks.  Konteks budaya, norma, serta konteks
 Mengenal bentuk dan ciri teks sosial yang melatarbelakangi lahirnya
deskriptif serta teks laporan jenis teks.
sederhana.  Paralinguistik (lafal, kelantangan,
 Menyajikan secara lisan dan tulis intonasi, tempo, gestur, dan mimik). -
berbagai teks sederhana. Satuan bahasa pembentuk teks: kalimat
sederhana dua kata pola SP.
 Memiliki kepedulian, rasa percaya  Bentuk dan ciri teks genre faktual (teks
diri, kedisiplinan dan tanggung laporan informatif hasil observasi, teks
jawab dalam pemanfaatan bahasa arahan/petunjuk, teks instruksi, teks
Indonesia. surat tanggapan pribadi), genre cerita
 Mengenal konteks budaya dan (cerita petualangan, genre tanggapan,
konteks sosial, satuan kebahasaan, teks dongeng, teks permainan/dolanan
serta unsur paralinguistik dalam daerah (teks wawancara, ulasan buku).
penyajian teks.  Konteks budaya, norma, serta konteks
 Mengenal bentuk dan ciri teks sosial yang melatarbelakangi lahirnya
berbagai teks sederhana. jenis teks.
 Menganalisis informasi di dalam  Satuan bahasa pembentuk teks: kalimat
berbagai teks sederhana. sederhana pola SPO dan SPOK, kata,
 Menyajikan berbagai teks dan kelompok kata. - Penanda
sederhana secara lisan. kebahasaan dalam teks.
 Menyusun berbagai teks sederhana
secara tulis.
 Memiliki kepedulian, rasa percaya  Bentuk dan ciri teks genre faktual (teks
diri, kedisiplinan dan tanggung laporan buku, laporan investigasi, teks
jawab dalam pemanfaatan bahasa penjelasan tentang proses, teks paparan
Indonesia. iklan), genre cerita (teks narasi sejarah,
 Mengenal konteks budaya dan teks pantun dan syair), dan genre
konteks sosial, satuan kebahasaan, tanggapan (pidato persuasif, ulasan
serta unsur paralinguistic dalam buku, teks paparan, teks penjelasan).
penyajian teks.  Konteks budaya, norma, serta konteks
10
i

 Mengenal bentuk dan ciri teks sosial yang melatarbelakangi lahirnya


sederhana. jenis teks.
 Menganalisis informasi di dalam  Satuan bahasa pembentuk teks: kalimat
berbagai teks sederhana. sederhana pola SPPel, SPOPel,
 Menyajikan berbagai teks SPOPelK, kata, frasa, pilihan kata/diksi.
sederhana secara lisan.  Penanda kebahasaan dalam teks.
 Menyusun berbagai teks sederhana  Paralinguistik (lafal, kelantangan,
secara tulis. intonasi, tempo, gestur, dan mimik).

4. Muatan Matematika
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat Pendidikan  Menunjukkan sikap positif  Bilangan asli dan pecahan sederhana.
Dasar (Kelas I-VI) bermatematika: logis, cermat dan  Geometri dan pengukuran sederhana.
teliti, jujur, bertanggung jawab,  Statistika sederhana.
dan tidak mudah menyerah dalam
menyelesaikan masalah, sebagai
wujud implementasi kebiasaan
dalam inkuiri dan eksplorasi
matematika.
 Memiliki rasa ingin tahu,
semangat belajar yang kontinu,
percaya diri, dan ketertarikan
pada matematika, yang terbentuk
melalui pengalaman belajar.
 Memahami penjumlahan dan
pengurangan bilangan asli.
 Mengelompokkan benda menurut
tampilan bentuknya
 Memahami efek penambahan dan
pengurangan dari kumpulan
objek.
 Mengidentifikasi seluruh dan
bagian dalam kehidupan sehari-
hari.
 Menggunakan gambar atau foto
untuk menyatakan sebuah
informasi dan menjawab
pertanyaan mengenainya.
 Menggunakan model konkret
dalam penyelesaian masalah.
 Menunjukkan sikap positif  Bilangan bulat dan bilangan pecahan. -
bermatematika: logis, kritis, Geometri (sifat dan unsur) dan
cermat dan teliti, jujur, Pengukuran (satuan standar).
bertanggung jawab, dan tidak  Statistika (pengumpulan dan penyajian
mudah menyerah dalam data sederhana).

11
i

menyelesaikan masalah, sebagai


wujud implementasi kebiasaan
dalam inkuiri dan eksplorasi
matematika.
 Memiliki rasa ingin tahu,
semangat belajar yang kontinu,
rasa, percaya diri, dan
ketertarikan pada matematika,
yang terbentuk melalui
pengalaman belajar
mengidentifikasi kemiripan dan
perbedaan berbagai sudut.
 Menjelaskan pola bangun dalam
kehidupan sehari-hari dan
memberikan dugaan
kelanjutannya berdasarkan pola
berulang.
 Memahami penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat dan
pecahan.
 Mengelompokkan benda menurut
bentuknya dan disertai justifikasi.
 Menyelesaikan masalah
aritmetika sehari-hari sebagai
penerapan pemahaman atas efek
penambahan dan pengurangan.
 Menyadari objek dapat dipandang
sebagai kesatuan dari bagian-
bagiannya.
 Memberikan interpretasi dari
sebuah sajian informasi/data.
 Menggunakan model konkret dan
simbolik atau strategi lain dalam
penyelesaian masalah sehari-hari.
 Menunjukkan sikap positif  Bilangan (termasuk pangkat dan akar
bermatematika: logis, kritis, sederhana).
cermat dan teliti, jujur,  Geometri dan Pengukuran (termasuk
bertanggung jawab, dan tidak satuan turunan).
mudah menyerah dalam  Statistika dan peluang.
menyelesaikan masalah, sebagai
wujud implementasi kebiasaan
dalam inkuiri dan eksplorasi
matematika.
 Memiliki rasa ingin tahu,
semangat belajar yang kontinu,
percaya diri, dan ketertarikan
pada matematika, yang terbentuk

12
i

melalui pengalaman belajar.


 Bersikap terbuka menghadapi
perbedaan sudut pandang dan
mengemukakan kemungkinan
sudut pandang yang berbeda dari
yang dimilikinya.
 Menemukan pola bangun datar
untuk menarik kesimpulan atau
menyusun bukti/justifikasi
sederhana.
 Memahami penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan
pembagian bilangan bulat dan
pecahan.
 Mengelompokkan benda ruang
menurut sifatnya.
 Memberi estimasi penyelesaian
masalah dan membandingkannya
dengan hasil perhitungan
 Memberikan visualisasi dan
deskripsi proporsi dan
menggunakannya dan
penyelesaian masalah.
 Mengumpulkan data yang relevan
dan menyajikannya dalam bentuk
tabel, gambar, daftar.
 Menggunakan simbol dalam
pemodelan, mengidentifikasi
informasi, menggunakan strategi
lain bila tidak berhasil.

5. Muatan Ilmu Pengetahuan Alam


Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat Pendidikan  Menunjukkan sikap ilmiah: rasa ingin  Tubuh dan panca indra.
Dasar (Kelas I-VI) tahu, jujur, logis, kritis, dan disiplin  Tumbuhan dan hewan.
melalui IPA.  Sifat dan wujud benda- benda
 Mengajukan pertanyaan: apa, sekitar.
mengapa, dan bagaimana tentang  Alam semesta dan
alam sekitar. kenampakannya.

13
i

 Melakukan pengamatan objek IPA


dengan menggunakan panca indra .
 Menceritakan hasil pengamatan.
 IPA dengan bahasa yang jelas.
 Menunjukkan sikap ilmiah: rasa ingin  Bentuk luar tubuh hewan dan
tahu, jujur, logis, kritis, dan disiplin tumbuhan.
melalui IPA.  Daur hidup makhluk hidup.
 Mengajukan pertanyaan: apa,  Perkembangbiakan tanaman. -
mengapa, dan bagaimana tentang Wujud benda.
alam sekitar.  Gaya dan gerak.
 Melakukan pengamatan objek IPA  Bentuk dan sumber energi dan
dengan menggunakan panca indra dan energi alternatif.
alat sederhana.  Rupa bumi dan perubahannya.
 Mencatat dan menyajikan data hasil  Lingkungan, alam semesta, dan
pengamatan alam sekitar secara sumber daya alam. - Iklim dan
sederhana. - Melaporkan hasil cuaca.
pengamatan alam sekitar secara lisan
dan tulisan secara sederhana.
 Mendeskripsikan konsep IPA
berdasarkan hasil pengamatan.
 Menunjukkan sikap ilmiah: rasa ingin  Rangka dan organ tubuh manusia
tahu, jujur, logis, kritis, disiplin, dan dan hewan.
tanggung jawab melalui IPA.  Makanan, rantai makanan, dan
 Mengajukan pertanyaan: apa, keseimbangan ekosistem.
mengapa, dan bagaimana tentang  Perkembangbiakan makhluk hidup.
alam sekitar.  Penyesuaian diri makhluk hidup
 Melakukan pengamatan objek IPA pada lingkungan.
dengan menggunakan panca indra dan  Kesehatan dan sistem pernafasan
alat sederhana. manusia.
 Menyajikan data hasil pengamatan  Perubahan dan sifat benda.
alam sekitar dalam bentuk tabel atau  Hantaran panas, listrik dan magnet.
grafik.  Tata surya.
 Membuat kesimpulan dan melaporkan  Campuran dan larutan.
hasil pengamatan alam sekitar secara
lisan dan tulisan secara sederhana.
 Menjelaskan konsep dan prinsip IPA.

6. Muatan Ilmu Pengetahuan Sosial


Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat Pendidikan  Menunjukkan perilaku sosial dan  Manusia, tempat, dan lingkungan
Dasar (Kelas I-VI) budaya yang mencerminkan  Wilayah geografis tempat tinggal
jatidiri bangsa Indonesia. bangsa Indonesia. - Konektivitas dan
 Mengenal konsep ruang, waktu, interaksi sosial kehidupan bangsa di
dan aktifitas manusia dalam wilayah negara Indonesia.
kehidupan sosial, budaya, dan  Waktu, keberlanjutan, dan perubahan

14
i

ekonomi. Perkembangan kehidupan bangsa


 Menceritakan hasil eksplorasi Indonesia dalam waktu sejak masa
mengenai kehidupan bangsa praaksara hingga masa Islam.
Indonesia.  Sistem sosial dan budaya
 Kehidupan manusia dan kelembagaan
sosial, ekonomi, pendidikan, dan
budaya masyarakat dan bangsa
Indonesia.
 Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
 Kehidupan ekonomi masyarakat.
 Indonesia yang bertanggung jawab.
 Menceritakan keberadaan  Manusia, tempat, dan lingkungan
kelembagaan sosial, budaya,  Konektivitas antar ruang dan
ekonomi dan politik dalam penanggulangan permasalahan
masyarakat. lingkungan hidup secara bijaksana
 Menunjukkan perilaku sosial dan dalam kehidupan bangsa Indonesia.
budaya yang mencerminkan jati  Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
diri dirinya sebagai warganegara  Perkembangan kehidupan bangsa
Indonesia. Indonesia dari masa penjajahan, masa
 Menjaga kelestarian lingkungan pergerakan kemerdekaan sampai awal
hidup secara bijaksana dan Reformasi dalam menegakkan dan
bertanggung jawab. membangun kehidupan berbangsa dan
 Meneladani tindakan heroik bernegara.
pemimpin bangsa, dalam  Sistem sosial dan budaya.
kehidupan sosial dan budaya  Norma, lembaga, dan politik dalam
bangsa Indonesia. kehidupan sosial dan budaya bangsa
 Menceritakan hasil eksplorasi Indonesia. Perilaku ekonomi dan
mengenai kehidupan bangsa kesejahteraan.
Indonesia.  Kehidupan perekonomian masyarakat
dan negaraIndonesia sebagai
perwujudan rasa nasionalisme

7. Muatan Seni Budaya dan Prakarya


Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat Pendidikan  Menunjukkan perilaku rasa ingin  Apresiasi dan kreasi karya seni rupa
Dasar (Kelas I-VI) tahu, peduli lingkungan, (gambar ekspresif, mosaik/aplikasi,
kerjasama, jujur, percaya diri, relief dan patung dari bahan lunak).
dan mandiri dalam berkarya seni  Apresiasi dan kreasi/rekreasi (cipta-
budaya dan prakarya. ulang) karya seni musik (lagu, elemen
 Mengenal keragaman karya seni musik, dan ritme).

15
i

budaya dan prakarya.  Apresiasi dan kreasi/rekreasi (cipta-


 Memiliki kepekaan inderawi ulang) karya seni tari (gerak anggota
terhadap karya seni budaya dan tubuh, gerak tiruan).
prakarya.  Apresiasi dan kreasi prakarya
 Menciptakan (secara orisinal) (kerajinan dari bahan alam, kerajinan
karya seni budaya dan prakarya. menggunting dan melipat, produk
 Menciptakan(secara rekayasa yang digerakkan oleh air,
tiruan/rekreatif) karya seni makanan olahan). - Apresiasi warisan
budaya dan prakarya. buday (ceritera dalam bahasa daerah).
 Menunjukkan perilaku rasa ingin  Apresiasi dan kreasi karya seni rupa
tahu, peduli lingkungan, (dua dimensi: gambar dekoratif, gambar
kerjasama, jujur, percaya diri, bentuk, montase, kolase) dan (tiga
dan mandiri dalam berkarya seni dimensi: terbuat dari bahan lunak).
budaya dan prakarya.  Apresiasi dan kreasi/rekreasi karya seni
 Mengenal keragaman karya seni musik (lagu wajib, lagu permainan, alat
budaya dan prakarya. musik ritmis dan melodis).
 Mengenal karakteristik karya  Apresiasi dan kreasi/rekreasi karya seni
seni budaya dan prakarya. tari (gerak tari bertema, tari nusantara
 Membedakan keunikan karya daerah setempat).
seni budaya dan prakarya.  Apresiasi dan kreasi prakarya
 Memahami proses berkarya seni (kerajinan dari bahan alam/buatan,
budaya dan prakarya karya rekayasa: menganyam, meronce,
 Mencipta karya seni budaya dan membatik teknik ikat celup, membuat
prakarya. asesoris, karya rekayasa bergerak
 Menyajikan karya seni budaya dengan angin dan tali temali, bertani
dan prakarya. sayuran.
 Apresiasi warisan budaya (cerita rakyat
dalam bahasa daerah).
 Menunjukkan perilaku rasa ingin  Apresiasi dan kreasi karya seni rupa
tahu, peduli lingkungan, dua dimensi (gambar perspektif,
kerjasama, jujur, percaya diri, gambar ilustrasi) dan tiga dimensi
dan mandiri dalam berkarya seni (topeng dan patung nusantara daerah
budaya dan prakarya. lain).
 Memahami keragaman karya seni  Apresiasi dan kreasi/rekreasi karya seni
budaya dan prakarya. musik (lagu anak- anak, lagu nusantara
 Mengenal keunikan dan nilai daerah lain, lagu wajib, musik
keindahan karya seni budaya dan ansambel, alat musik).
prakarya.  Apresiasi dan kreasi/rekreasi karya seni
 Membedakan keunikan dan tari (gerak tari bertema, busana dan
keberagaman karya seni budaya iringan tari nusantara daerah lain).
dan prakarya.  Apresiasi dan kreasi prakarya
 Memiliki kepekaan inderawi (kerajinan dari bahan tali temali, bahan
terhadap karya seni budaya dan keras, batik, dan teknik jahit ; apotik
prakarya. hidup dan merawat hewan peliharaan;
 Menciptakan karya seni budaya olahan pangan bahan makanan
dan prakarya. umbiumbian dan olahan non pangan
 Menyajikan karya seni budaya sampah organik atau anorganik.

16
i

dan prakarya.  Apresiasi warisan budaya (cerita secara


 Menanggapi nilai keindahan lisan dan tulisan unsurunsur budaya
karya seni budaya dan prakarya. daerah, bahasa daerah).
 Pameran dan pertunjukan karya seni
rupa, musik, tari, dan prakarya.

8. Muatan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat Pendidikan  Mengetahui konsep dan  Aktivitas fisik melalui permainan
Dasar (Kelas I-VI) mempraktikkan pola gerak dasar  Gerak dasar dan variasi pola gerak
dan variasi gerak dasar. dasar lokomotor, non lokomotor,
 Mengetahui konsep dan manipulatif.
mempraktikkan latihan kebugaran  Aktivitas fisik melalui kekuatan,
sederhana. kecepatan, dan keseimbangan.
 Mengetahui dan Mempraktikkan  Aktivitas fisik senam: bertumpu dengan
pola gerak dasar dan variasi gerak 2 tangan, sikap kapal terbang, dan
dominan statis pada olahraga berdiri dengan satu kaki serta
senam. meregangkan kedua tangan ke atas
 Mengetahui dan mempraktikkan dengan kedua kaki jinjit.
pola gerak dasar dan variasi gerak  Aktivitas fisik ritmik melalui: gerak
ritmik. lokomotor dan non lokomotor.
 Mengetahui dan mempraktikkan  Aktivitas fisik air melalui permainan di
gerak dasar pengenalan di air dan air dan keselamatan di air.
gerak dasar keselamatan dalam  Kesehatan
aktivitas air.  Kebersihan diri sendiri, pakaian, dan
 Mengetahui dan mempraktikkan kelas.
cara memelihara dan menjaga
kebersihan.
 Memiliki perilaku bekerjasama,
jujur, dan mau berbagi dengan
teman.
 Mengetahui konsep dan  Aktivitas fisik melalui: - Pola gerak
mempraktikkan variasi dan dasar lokomotor, non- lokomotor, dan
kombinasi pola gerak dasar. manipulatif pada permainan bola,
 Mengetahui konsep dan aktivitas atletik dan atau olahraga
mempraktikkan pemanasan, tradisional.
pendinginan dan berbagai  Komposisi tubuh dan gerak pemanasan
aktivitas kebugaran jasmani dan pendinginan. - Gerak dasar
untuk mencapai tinggi dan berat dominan statis dan dinamis pada
badan ideal. aktivitas senam: handstand, kayang,
 Mengetahui konsep dan meroda, roll ke depan dan ke belakang.
mempraktikkan gerak dasar dan - Aktivitas Ritmik: gerak lokomotor
kombinasi pola gerak dasar dan nonlokomotor berirama dan
dominan statis dan dinamis. harmonis serta terkoordinasi.
 Mengetahui dan mempraktikkan  Aktivitas fisik melalui gerakan dasar

17
i

gerak ritmik dengan tangan, kaki dan koordinasi gerakan


menggunakan dan tanpa musik. renang gaya dada/gaya bebas.
 Mengetahui dan mempraktikkan  Kesehatan jenis makanan sehat dan
gerak dasar renang. bergizi, penanganan cidera ringan
 Mengetahui dan mempraktikkan dalam aktivitas fisik dan pertolongan,
cara memilih makanan dan kebutuhan istirahat dan mengisi waktu
pemanfaatan waktu luang, serta luang dengan aktivitas yang
pertolongan secara sederhana. bermanfaat.
 Menunjukkan perilaku
menghargai perbedaan,
bekerjasama, dan disiplin selama
melakukan aktivitas fisik.
 Memahami konsep dan Aktivitas fisik dan permainan
mempraktikkan variasi dan o Pola gerak dasar pada permainan
kombinasi pola gerak dasar. bola besar, kecildan atau aktivitas
 Memahami konsep dan jalan, lari, lompat dan lempar serta
mempraktikkan variasi olahraga tradisional.
dankombinasi pola gerak dasar o Gerak lokomotor dan non lokomotor
olahraga beladiri. untuk membentuk gerakan dasar
 Memahami konsep dan langkah kaki, serangan, dan belaan
mempraktikkan gerak (dengan tangan dan kaki) pada
pengembangan kebugaran olahraga beladiri pencak silat.
jasmani dan, pengukuran status o Gerak dominan statis dan dinamis
kebugaran jasmani pribadi secara pada aktivitas senam seperti
sederhana. melompat, meregang, menggantung,
 Memahami konsep mengayun, meniti, mendarat dan
mempraktikkan kombinasi pola rangkai gerak senam lantai.
gerak dominan statis dan o Aktivitas fisik Rangkaian gerakan
dinamis. ritmik/taribertema budaya daerah
 Memahami konsep dan dan nasional. - Aktivitas di air
mempraktikkan gerak kombinasi melalui Renang gaya
dan rangkaian gerak ritmik. bebas/punggung /dada dan gerakan
 Memahami konsep dan dasar cara-cara penyelamatan di air.
mempraktikkan keterampilan  Kesehatan
satu gaya renang dan dasar- dasar o Bahaya merokok, penyakit menular
.keselamatan di air dan tidak menular, kebersihan alat
 Memahami/mengetahui dan reproduksi, dan memelihara diri dari
menyajikan perbuatan tidak senonoh, serta cara
 konsep pemeliharaan kebersihan menghindarkan diri dari bahaya
alat reproduksi, menjaga diri dari narkotika, psikotropika, dan zat
berbagai tindakan/perilaku tidak aditif terhadap tubuh.
senonoh, bahaya merokok
terhadap, penyakit menular dan
tidak menular, bahaya narkotika,
psikotropika, dan zat aditif.
 Menunjukkan perilaku sportif,
kerjasama, toleransi, disiplin, dan

18
i

menerimakekalahan dengan
sikap positif dan
mengekspresikan kemenangan
dengan wajar.

B. Muatan Lokal
Muatan lokal adalah bahan kajian atau mata pelajaran yang berdiri sendiri pada satuan
pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal.
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014
Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pedoman PengembanganKurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan menyebutkan bahwa mata pelajaran yang berdiri sendiri pada kelompok B sebagai mata
pelajaran muatan lokal dalam hal pengintegrasian tidak dapat dilakukan.
Mutan lokal dikembangkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap
keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya membekali peserta didik dengan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk: (a) mengenal dan mencintai lingkungan alam,
sosial, budaya, dan spiritualdi daerahnya; dan (b) melestarikan dan mengembangkan keunggulan
dan kearifan daerah yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang
pembangunan nasional. Muatan lokal SD Negeri 09 Bungku dikembangkan atas prinsip :
a. Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik;
b. Keutuhan kompetensi;
c. Fleksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan waktu penyelenggaraan; dan
d. Kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dan menghadapi tantangan global.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun
2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013 Pasal 4 Ayat (1) Muatan lokal dapat berupa antara lain:
(a) seni budaya, (b) prakarya, (c) pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, (d) bahasa, dan/atau
(e) teknologi. Untuk melaksanakan peraturan pemerintah serta mempertimbangkan hasil analisis
konteks pada lingkungan SD Negeri 09 Bungku yang dilakukan oleh tim pengembang kurikulum,
menetapkan Bahasa Daerah Bungku dan Pertanian sebagai muatan lokal pada mata pelajaran kelas I
(satu) sampai dengan Kelas VI (enam).

1. Bahasa Daerah Bungku


Pengembangan bahasa daerah dalam dunia pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah pusat maupun daerah sebagaiman yang tercantum dalam UUD 1945
pasal 32 Ayat 2 “Negara menghormati bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.”Melihat
kondisi derasnya arus teknologi komunikasi dan informasi mengancam hilangnya kedudukan dan
fungsi bahasa daerah sebagai identitas bangsa dan terdapat banyaknya keluarga yang tidak lagi
mengajarkan atau membiasakan bertutur dengan bahasa daerah sebagai bahasa ibu dalam

19
i

berkomunikasi sehari-hari akan mengancam hilangnya bahasa daerah sehingga bahasa daerah
bungku sebagai ciri khas dan budaya daerah perlu ditetapkan sebagai bagian dari pembelajaran
muatan lokal pada mata pelajaran di SDN 09 Bungku .
Muatan Mulok Bahasa Daerah Bungku
Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat Pendidikan  Memiliki kepedulian, rasa percaya  Bentuk dan ciri teks faktual (deskriptif/
Dasar (Kelas I-VI) diri, kedisiplinan, dan tanggung memaparkan/menjabarkan/mengambark
jawab dalam pemanfaatan bahasa anpetunjuk/arahan) teks tanggapan
daerah bungku. (ucapan terima kasih atau permintaan
 Mengenal bahasa bungku sebagai maaf) teks cerita (narasi sederhana dan
konteks budaya dan sosial dalam puisi) teks cerita nonnaratif (cerita
penyajian teks. diri/personal).
 Menyajikan secara lisan dan tulis  Konteks budaya, norma, serta konteks
berbagai teks bahasa bungku yang sosial yang melatarbelakangi lahirnya
sederhana. jenis teks bahasa bungku.
 Menganalisis dan memahami  Paralinguistik (lafal, kelantangan,
informasi dalam berbagai teks intonasi, tempo, gestur, dan mimik).
tulis dan lisan bahasa bungku
sederhana.

2. Pertanian
Pertanian memiliki peran yang amat penting dalam kelangsungan hidup umat manusia.
Menyadari pentingnya hal itu, maka potensi pertanian merupakan potensi yang paling besar
didalam memanfaatkan semua potensi-potensi yang ada untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi masyarakat.
Pada kurikulum SDN 09 Bungku , pembelajaran pertanian dimuat dengan dasar bahwa
potensi pertanian di Desa Bahomante khususnya dan Kabupaten Morowali pada umumnya
merupakan potensi yang sangat besar bila dikembangkan. Ini dapat dibuktikan dari jumlah
penduduk Morowali sebahagian besar berprofesi sebagai petani.
Melihat dari kenyataan yang ada, petani di Kabupaten Morowali belum mendapatkan
hasil panen yang sesuai dengan apa yang diharapkan karena masyarakat belum memiliki
pengetahuan yang cukup untuk mengelola tanah, tanaman dan hasil produksi tanaman dengan
menggunakan teknologi yang baik.
Pembelajaran pertanian diajarkan dengan tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
1. Mengembangkan keterampialan dasar dan wawasan dibidang ilmu pertanian.
2. Memecahkan masalah dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

20
i

3. Membekali siswa untuk dapat memanfaatkan potensi di daerahnya sendiri dalam


menghadapi persaingan global.
Untuk mengembangkan pertanian sebagai mata pelajaran mulok, SD Negeri 09 Bungku
melakukan spesifikasi pembelajaran pertanian yaitu pembudidayaan tanaman tomat dan cabai.
Dengan mempertimbangkan pertumbuhan jumlah penduduk dan daya beli masyarakat yang
tinggi terhadap kebutuhan pangan, budidaya tanaman tomat dan cabai merupakan pembelajaran
yang tepat untuk menanamkan dasar-dasar pengetahuan siswa sebagai bekal dalam menghadapi
persaingan ekonomi global di masa mendatang.

Muatan Mulok Pertanian


Tingkat Ruang Lingkup
Kompetensi
Kompetensi Materi
Tingkat Pendidikan  Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu,  Teknologi pengolahan (tanah, dan
Dasar (Kelas I-VI) peduli lingkungan, kerjasama, jujur, hasil produksi)
percaya diri, dan mandiri dalam  Pemilihan (bibit tomat dan cabai,
pengolahan dan budidaya tanaman pupuk, dan herbisida)
tomat dan cabai.  Teknik : Pembibitan, penanaman,
 Memilikikepekaan inderawi terhadap dan pencegahan hama.
tanaman.
 Mengenal karakteristik setiap jenis
tanaman tomat dan cabai.
 Mengenal berbagai jenis-jenis
tanaman tomat dan cabai.
 Membedakan berbagai jenis-jenis
tanaman tomat dan cabai.
 Memahami proses pengolahan tanah.
 Memahami tata cara penanaman
tanaman tomat dan cabai serta
pemeliharaannya.
 Mengenal berbagai hama yang dapat
menyerang tanaman tomat dan cabai
serta memahami cara pencegahannya.
 Mengenal berbagai jenis pupuk dan
herbisida serta memahami cara
penggunanya.

21
i

 Memahami tata cara pengolahan hasil


produksi tanaman tomat dan cabai.
 Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu,  Penggunaan dan pemanfaatan alat-
peduli lingkungan, kerjasama, jujur, alat pertanian.
percaya diri, dan mandiri dalam
memilih alat-alat pertanian.
 Memiliki kepekaan inderawi terhadap
alat-alat pertanian.
 Mengenal berbagai jenis-jenis alat
pertanian dan penggunaanya.
 Membedakan berbagai jenis-jenis –
jenis alat pertanian dan
penggunaanya.

C. Kegiatan Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar
jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler di bawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan.
Kegiatan Ekstrakurikuler yang juga merupakan Pengembangan Diri diselenggarakan
dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian,
kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian
tujuan pendidikan nasional.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun
2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
Pasal 5 Ayat (1) dan Ayat (3) “Satuan pendidikan wajib menyusun program Kegiatan
Ekstrakurikuler yang merupakan bagian dari Rencana Kerja Sekolah dan disosialisasikan
kepada peserta didik dan orang tua/wali pada setiap awal tahun pelajaran”. Untuk menyusun
Program Kegiatan Ekstrakurikuler, sekolah harus memperhatikan muatannya yaitu: (a)
rasional dan tujuan umum; (b) deskripsi setiap kegiatan ekstrakurikuler; (c) pengelolaan; (d)
pendanaan; dan (e) evaluasi. Dalam melaksanakan program Kegiatan Ekstrakurikuler yang
telah disusun, sangat penting mempertimbangkan penggunaan sumber daya bersama yang
tersedia pada gugus sekolah atau klaster sekolah. Penggunaan sumber daya ini difasilitasi oleh
pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

22
i

Disetiap pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Satuan pendidikan memberikan


penilaian terhadap kinerja peserta didik secara kualitatif dan dideskripsikan pada rapor peserta
didik. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian kompetensi peserta didik
dalam Kegiatan Ekstrakurikuler yang dipilihnya. Satuan pendidikan melakukan evaluasi
Program Kegiatan Ekstrakurikuler pada setiap akhir tahun ajaran untuk mengukur
ketercapaian tujuan pada setiap indikator yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk
penyempurnaan Program Kegiatan Ekstrakurikuler tahun ajaran berikutnya.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun
2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
Pasal 3 Ayat (1) Kegiatan Ekstrakurikuler terdiri atas: a. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib; dan
b. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Kegiatan Ekstrakurikuler
Pilihan merupakan Kegiatan Ekstrakurikuler yang dikembangkan dan diselenggarakan oleh
satuan pendidikan sesuai bakat dan minat peserta didik. Kegiatan Ekstrakurikuler dapat di
lakukan secara perorangan atau berkelompok.

1. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib


Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62
Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah Pasal 3 Ayat (3) Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib berbentuk pendidikan
kepramukaan. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian,
kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan
nilai nilai kepramukaan yang berisi perpaduan proses pengembangan nilai sikap dan
keterampilan. Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan dalam 3 (tiga) Model meliputi :
a. Model Blok,
Model blok merupakan kegiatan wajib dalam bentuk perkemahan yang dilaksanakan
setahun sekali dan diberikan penilaian umum.
b. Model Aktualisasi
Model aktualisasi merupakan kegiatan wajib dalam bentuk penerapan sikap dan
keterampilan yang dipelajari didalam kelas yang dilaksanakan dalam kegiatan
Kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan penilaian formal.
c. Model Reguler

23
i

Model reguler merupakan kegiatan sukarela berbasis minat peserta didik yang
dilaksanakan di Gugus depan.
Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Kepramukaan memiliki pola yang diwujudkan
dalam bentuk upacara pembukaan dan penutupan, dan keterampilan Kepramukaan sebagai
perwujudan komitmen Kepramukaan dalam bentuk pembiasan dan penguatan sikap dan
keterampilan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dengan menggunakan berbagai
metode dan teknik yang dituangkan dalam bentuk belajar interaktif dan progresif
disesuaikan dengan kemampuan fisik dan mental peserta didik dengan penilaian yang
bersifat otentik yang mencakup (a) Penilaian sikap dengan menggunakan penilaian
berdasarkan pengamatan, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya dan (b) Penilaian
keterampilan dilakukan dengan menggunakan penilaian unjuk kerja. Penilaian sikap dan
keterampilan menggunakan jurnal pendidik dan portofolio. Peserta didik wajib
memperoleh nilai minimal “baik” pada setiap semesternya yang berpengaruh terhadap
kenaikan kelas peserta didik. Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu
mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapainya.
Pengelolaan Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib pada
satuan pendidikan merupakan tanggung jawab kepala sekolah dengan pelaksana pembina
pramuka yaitu guru kelas/Guru mata pelajaran yang telah memperoleh sertifikat paling
rendah kursus mahir dasar atau Pembina Pramuka yang bukan guru kelas/guru mata
pelajaran yang dihitung sebagai bagian dari beban kerja sebagaimana yang termuat dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun
2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah Pasal 7 Ayat (3) “Guru kelas/guru mata
pelajaran yang melaksanakan tugas tambahan sebagai Pembina Pramuka dihitung sebagai
bagian dari pemenuhan beban kerja guru dengan beban kerja paling banyak 2 jam
pelajaran per minggu”. dengan merujuk pada Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib dan Prosedur Operasi Standar
(POS) Penyelenggaraan Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler
Wajib.
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan
Pengembangan berbagai bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dilakukan dengan
mengacu pada prinsip: a. partisipasi aktif; dan b. menyenangkan. Pengembangan berbagai
bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dilakukan melalui tahapan: a. identifikasi

24
i

kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik; b. analisis sumber daya yang diperlukan untuk
penyelenggaraannya; c. pemenuhan kebutuhan sumber daya sesuai pilihan peserta didik
atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; d. penyusunan program
Kegiatan Ekstrakurikuler; dan e. penetapan bentuk kegiatan yang diselenggarakan.
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62
Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler bentuk kegiatan ekstrakurikuler dapat
berupa:
1. Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah
Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera
(Paskibra), dan lainnya;
2. Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan
keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;
3. Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni
dan budaya, pecinta alam, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan
lainnya;
4. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis alquran, retreat;
atau
5. Bentuk kegiatan lainnya.
Dengan mempertimbangkan permendikbud diatas dan melakukan analisis konteks
oleh Tim Penyususn dan Pengembang Kurikulum SD Negeri 09 Bungkumenetapkan
kegiatan ekstrakurikuler pilihan sebagai berikut :
1. Krida :
a. Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra)
b. Gerak Jalan,
c. Senam

2. Latihan Olah Bakat Olah-Minat :


a. Olah Raga
a) Sepak Bola
b) Foly Ball

25
i

c) Tenis Meja
d) Badminton
b. Seni :
a) Seni karawitan (menganyam, menyulam, dan lain-lain)
b) Seni Lukis
c) Seni Tari
d) Seni Musik dan Vokal
3. Karya Ilmiah :Kelompok Ilmiah Dasar
4. Keagamaan :
a. Pesantren kilat
b. Khatam Qur’an
c. Pembinaan tilawah Qur’an
d. Tadarus Al-Qur’an
e. Baca Al-Qur’an
f. Ceramah Agama
5. Kreatifitas Siswa :
a. Karya Cipta
b. Ekskul on the road
6. Pembinaan dan Bimbingan :
a. Calon Siswa Teladan dan Siswa
b. Calon Olimpiade MIPA
7. Outdoor Learning and Training
a. Kunjungan belajar
b. Outbound.

D. Beban Belajar
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik dan beban kerja sebagai pendidik untuk mengikuti dan melaksanakan program
pembelajaran melalui sistim tatap muka. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan
26
i

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Pedoman Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menyebutkan
bahwa pengaturan beban belajar dan beban kerja sebagai pendidik adalah Sistem Paket untuk
SD/MI. Sistim paket adalah sistim penyelenggaraan program pendidikan yang peserta
didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah
ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku. Beban belajar
setiap mata pelajaran pada sistim paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum setiap
satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang
terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun ajaran. Beban belajar pada sistem
paket terdiri atas pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi, waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Kegiatan
mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi,
waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh siswa. Penugasan terstruktur adalah Beban belajar
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40% untuk SD/MI dari waktu kegiatan
tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban
belajar kegiatan tatap muka perjam pembelajaran untuk SD/MI adalah 35 menit, sedangkan
tatap muka perminggu pembelajaran untuk kelas satu sampai dengan kelas tiga adalah 29
sampai dengan 32 jam pembelajaran dan kelas empat sampai dengan kelas enam adalah 34
jam pembelajaran dengan ekuifalen dua jam pembelajaran.
Beban belajar kegiatan tatap muka pada kurikulum SDN 09 Bungku keseluruhan
tertera pada table berikut :

Satu Jam
Jumlah Jam Minggu Efektif Waktu
Pembelajaran
Kelas Pembelajaran Per-Tahun Pembelajaran/Jam
Tatap
Per-Minggu Ajaran Per-Tahun
Muka/Menit

27
i

I 35 28 36 1296
II 35 31 36 1.116
III 35 32 36 1.152
IV 35 28 36 1296
V 35 36 36 1.296
VI 35 36 32 1.152

E. Beban Belajar Tambahan


Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pedoman Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menyebutkan bahwa Satuan pendidikan boleh
menambah beban belajar berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau
kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting oleh satuan
pendidikan dan/atau daerah, atas beban pemerintah daerah atau satuan pendidikan yang
menetapkannya. Dengan melakukan analisis konteks oleh Tim Penyusun dan Pengembang
Kurikulum, SD Negeri 09 Bungku menetapkan Mutan Lokal sebagai beban belajar
tambahan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79
Tahun 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013 Pasal 8 Ayat (2) Dalam hal muatan
lokal ditetapkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, satuan pendidikan dapat
menambah beban belajar muatan lokal paling banyak 2 (dua) jam per minggu.

F. Pendidikan Karakter dan Budaya Sekolah


Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang
berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila;
keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila;
bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran
terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya
kemandirian bangsa (Sumber: Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter
Bangsa 2010-2025).
Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana
diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan
kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu

28
i

program prioritas pembangunan nasional. Atas dasar yang telah diungkapkan di atas,
pendidikan karakter bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang
salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan
yang baik (habituation) sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan
nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang
baik harus melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik atau
loving good (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action) sehingga terbentuk
perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik. Sebagaimana diketahui, wadah
untuk pendidikan karakter adalah keluarga, sekolah, media masa, dan masyarakat (lingkungan
sosial).
Kita menyadari bahwa pengembangan karakter memerlukan waktu lama. Karena itu,
pengembangan karakter harus dilakukan sedini mungkin. Sekolah sebagai pusat pembudayaan
berbagai perilaku baik yang ingin kita lihat di masyarakat nanti menjadi wadah yang sangat
strategis. Adapun tahapan penerapan pendidikan karakter di tingkat satuan pendidikan adalah
sebagai berikut:
1) Melakukan analisis konteks tentang karakter di satuan pendidikan
2) Mencanangkan komitmen bersama antara seluruh warga Sekolah
3) Menyusun penjadwalan pengembangan karakter dalam budaya sekolah secara terjadwal
secara harian, mingguan, dan bulanan.
4) Melakukan penilaian penerapan pendidikan karakter di sekolah
Dengan melakukan analisis konteks di lingkungan sekolah, SD Negeri 09
Bungkumenetapkan pendidikan karakter yang akan ditanamkan sebagai nilai-nilai utama
kepribadian adalah :
1. Religius
a. Beriman dan bertaqwa
b. Bersih
c. Toleransi
d. Cinta lingkungan
2. Nasionalis
a. Cinta tanah air
b. Semangat kebangsaan
c. Menghargai kebenaran
3. Integritas

29
i

a. Kejujuran
b. Keteladanan
c. Kesantunan
d. Cinta pada kebenaran
4. Mandiri
a. Kerja keras
b. Kreatif
c. Disiplin
d. Berani
e. Pembelajar
5. Gotong Royong
a. Kerjasama
b. Solidaritas
c. Saling menolong
d. Kekeluargaan
Untuk menanamkan nilai-nilai utama kepribadian yang telah ditetapkan, SD Negeri 09
Bungkumelaksanakan berbagai kegiatan yang terintegrasi disemua mata pelajaran, kegiatan
ekstrakurikuler dan kegiatan literasi sekolahserta kegiatan khusus lainnya diantaranya :
a) Kegiatan Harian ,terdiri dari :
1) Penyambutan peserta didik
2) Salam pagi/embun pagi
3) One day one surah (bacaan sholat / surah – surah pendek)
4) Menyanyikan lagu daerah dan kebangsaan
5) Menghafal perkalian
6) Menabung
7) Gerakan Pungut Sampah (GPS)
8) Literasi pagi
9) Sholat Dzuhur berjamaah.
b) Kegiatan Mingguan, terdiri dari kegiatan:
1) Upacara
2) Pramuka
3) Jumat mengaji
4) Sabtu Sehat ( senam dan makan buah bersama )

30
i

5) Tarian daerah
6) Dokter Kecil
c) Kegiatan bulanan merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan pada hari
Sabtu ke-4 bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kompettitif, sportif dan
keberanian, yaitu dengan melaksanakan student’s performances. Kegiatan
bulanan terdiri dari kegiatan:
1) Readaton
2) Matematika cepat
3) Tantangan Mendongeng
4) Pidato dan puisi
5) Pemeriksaan kesehatan
6) Gerakan infaq sedekah.
d) Kegiatan tahunan ini dilaksanakan setahun sekali yang bertujuan menanamkan
dan meningkatkan kesadaran peserta didik untuk menjalankan perintah Tuhan
Yang Maha Esa, menumbuhkan rasa cinta tanah air, membentuk kecakapan
hidup dan mengembangkan minat bakat peserta didik yang percaya diri, seperti:
1) Pesantren kilat di bulan Ramadhan.
2) Peringatan hari kemerdekaan Indonesia dan hari besar keagamaan
3) Pameran kelas
4) Lomba antar kelas
5) Khatmil Qur’an
6) Pesta siaga / penggalang
e) Kegiatan insidentil yaitu kegiatan yang dilakukan sewaktu-waktu disesuaikan
dan kondisi riil dan situasi nyata seperti aksi donasi gempa bumi, menengok
teman yang sakit, aksi donasi buku dan lain sebagainya.
f) Kegiatan life skill merupakan kegiatan yang dilaksankan baik di sekolah maupun
di rumah yang bertujuan untuk memberikan bekal kepada peserta didik untuk
berinteraksi dalam sosial kemasyarakatan dan keterampilan dirinya.
g) Materi pengembangan life skill antara lain:
1) Cara mengambil dan menyimpan buku.
2) Cara mengucapkan salam.
3) Cara berbicara yang santun.

31
i

G. Bimbingan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan muatan kurikulum yang di selenggarakan oleh
satuan pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pedoman
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menyebutkan bahwa “Bimbingan
konseling dapat diselenggarakan melalui tatap muka di kelas sebagai muatan kurikulum yang
ditetapkan padatingkat satuan pendidikan”.
Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan
Konseling untuk memfasilitasi perkembangan pesertadidik/Konseli untuk mencapai
kemandirian dalam kehidupannya. Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki tujuan
membantu Konseli mencapai perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam
aspek pribadi, belajar, sosial, dan karir yang dilaksanakan dengan asas: (a) kerahasiaan
sebagaimana diatur dalam kode etik Bimbingan dan Konseling; (b) kesukarelaan dalam
mengikuti layanan yang diperlukan; (c) keterbukaan dalam memberikan dan menerima
informasi; (d) keaktifan dalam penyelesaian masalah; (e) kemandirian dalam pengambilan
keputusan; (f) kekinian dalam penyelesaian masalah yang berpengaruh pada kehidupan
Konseli; (g) kedinamisan dalam memandang Konseli dan menggunakan teknik
layanansejalan dengan perkembangan ilmu Bimbingan dan Konseling; (h) keterpaduan kerja
antarpemangku kepentingan pendidikan dalam membantu Konseli; (i) keharmonisan
layanan dengan visi dan misi satuan pendidikan, serta nilai dan norma kehidupan yang
berlaku di masyarakat; (j) keahlian dalam pelayanan yang didasarkan pada kaidah-kaidah
akademik dan profesional di bidang Bimbingan dan Konseling; (k) Tut Wuri Handayani
dalam memfasilitasi setiap peserta didik untuk mencapai tingkat perkembangan yang
optimal.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111
Tahun 2014Tentang Bimbingan Dan Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah Pasal 6 Ayat (1) Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat)
program yang mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan peminatan dan perencanaan
individual; (c) layanan responsif; dan (d) layanan dukungan sistem. Ayat (2) Bidang
layanan Bimbingan dan Konseling mencakup: (a) bidang layanan pribadi; (b) bidang layanan
belajar; (c) bidang layanan sosial; dan (d) bidang layanan karir. Ayat (3), (4) dan (5)
Komponen layanan dan bidang layananBimbingan dan Konseling yang dimaksud dituangkan

32
i

ke dalam program tahunan dan semester dengan mempertimbangkan komposisi dan proporsi
serta alokasi waktu layanan baik di dalam maupun di luar kelas dengan beban belajar 2
(dua) jam perminggu.
Strategi layanan Bimbingan dan Konseling dibedakan atas:
a. Jumlah individu yang dilayani;
Strategi layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan jumlah individu
dilaksanakan melalui layanan individual, layanan kelompok, layanan klasikal, atau
kelas besar.
b. Permasalahan
Strategi layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan permasalahan dilaksanakan
melalui pembimbingan, konseling, atau advokasi.
c. Cara komunikasi layanan.
Strategi layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan cara komunikasi layanan
dilaksanakan melalui tatap muka atau media.
Mekanisme layanan Bimbingan dan Konseling meliputi:
a. Mekanisme pengelolaan
Mekanisme pengelolaan merupakan langkah-langkah dalam pengelolaan program
Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan yang meliputi langkah: analisis
kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut
pengembangan program.
b. Mekanisme penyelesaian masalah
Mekanisme penyelesaian masalah merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh
Konselor dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling kepada Konseli atau peserta
didikyang meliputi langkah: identifikasi, pengumpulan data, analisis, diagnosis,
prognosis, perlakuan, evaluasi, dan tindak lanjut pelayanan.

Tanggung jawab pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling pada satuan


pendidikan dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling. Satuan
pendidikan yang mempunyai lebih dari satu Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling kepala satuan pendidikan menugaskan seorang koordinator. Tanggung jawab
pengelolaan program layanan Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan dilakukan
oleh kepala satuan pendidikan. Dalam melaksanakan layanan, Konselor atau Guru

33
i

Bimbingan dan Konseling dapat bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan
di dalam dan di luar satuan pendidikan. Pemangku kepentingan sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) mendukung pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling yang
dilakukan dalam bentuk antara lain: mitra layanan, sumber data/informasi, konsultan,
dannarasumber melalui strategi layanan kolaborasi, konsultasi, kunjungan, ataupun alih-
tangan kasus. Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling pada SD/MI atau yang
sederajat dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111
Tahun 2014 Tentang Bimbingan Dan Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah Pasal 11 Ayat (1) Guru Bimbingan dan Konseling dalam jabatan yang belum
memiliki kualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan
konseling dan kompetensi Konselor, secara bertahap ditingkatkan kompetensinya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan Ayat (2) Calon Konselor atau Guru Bimbingan
dan Konseling harus memiliki kualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S-1) dalam
bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus pendidikan profesi Guru Bimbingan
dan Konseling/Konselor.

H. Gerakan Literasi Sekolah


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti, salah satunya, mengenai kegiatan membaca buku
nonpelajaran selama lima belas menit sebelum waktu belajar dimulai. Kegiatan tersebut
adalah upaya menumbuhkan kecintaan membaca kepada peserta didik dan pengalaman
belajar yang menyenangkan sekaligus merangsang imajinasi sebagai salah satu desain induk
penumbuhan budi pekerti yang melibatkan para pemangku kepentingan secara terprogram
dengan satu tujuan agar peserta didik terutama di tingkat pendidikan dasar, menjadi insan
berbudaya literasi.
Gerakan Literasi Sekolah dikembangkan berdasarkan sembilan agenda prioritas
(Nawacita) yang terkait dengan tugas dan fungsi Kemendikbud, khususnya Nawacita nomor
5, 6, 8, dan 9. Butir Nawacita yang dimaksudkan adalah (5) meningkatkan kualitas hidup
manusia dan masyarakat Indonesia; (6) meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di
pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa
Asia lainnya; (8) melakukan revolusi karakter bangsa; (9) memperteguh kebinekaan dan
memperkuat restorasi sosial Indonesia. Empat butir Nawacita tersebut terkait erat dengan

34
i

komponen literasi sebagai modal pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas,
produktif dan berdaya saing, berkarakter, serta nasionalis.
Literasi Sekolah dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas,
antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Gerakan Literasi
Sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan
sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui
pelibatan publik dengan tujuan umummenumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik
melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi
Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat, dengan target pencapaian
ekosistem pendidikan di SD yang literat. Ekosistem pendidikan yang literat adalah lingkungan
yang : (1) menyenangkan dan ramah peserta didik, sehingga menumbuhkan semangat
warganya dalam belajar; (2) semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai
sesama;(3) menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan; (4) memampukan
warganya cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya; dan (5)
mengakomodasi partisipasi seluruh warga sekolah dan lingkungan eksternal SD.
Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di SDN 09 Bungku dilakukan secara bertahap
dengan mempertimbangkan kesiapan sekolah. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas
fisik sekolah (ketersediaan fasilitas, sarana, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah
(peserta didik, tenaga guru, orang tua, dan komponen masyarakat lain), dan kesiapan sistem
pendukung lainnya (partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang
relevan).
Untuk melaksanakan Gerakan Lierasi, sekolah perlu membentuk Tim Literasi Sekolah
(TLS) yaitu Komite Sekolah atau tim khusus (yang dapat merupakan bagian dari Komite
Sekolah) yang bertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah yang terdiri dari: Anggota
Komite Sekolah, Orang tua/wali murid, Pustakawan dan tenaga kependidikan lainnya, Guru
kelas, guru mata pelajaran bahasa, dan guru mata pelajaran non-bahasa, Relawan literasi atau
elemen masyarakat lain yang membantu menggiatkan kegiatan literasi di sekolah. Salah satu
dari anggota tim tersebut dapat menjadi ketua TLS yang bertugas mengorganisir pertemuan-
pertemuan dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan TLS. Adapun peran TLS adalah:
memastikan keberlangsungan kegiatan 15 menit membaca setiap hari, memastikan
ketersediaan koleksi buku pengayaan di perpustakaan dan sudut baca di sekolah, mengawasi
pengelolaan perpustakaan sekolah dan sudut-sudut baca di kelas dan area sekolah yang lain,

35
i

memastikan keterlaksanaan kegiatan di perpustakaan sekolah minimal 1 jam dalam seminggu


(dapat dilaksanakan pada jam pelajaran yang relevan atau jam khusus literasi), mengkoordinir
penyelenggaraan festival literasi, minggu buku, atau perayaan hari-hari besar lain yang
berbasis literasi, mengkoordinir upaya pengembangan kegiatan literasi melalui penggalangan
dana kepada pelaku atau penyandang dana lain di luar lingkungan sekolah, mengkoordinir
upaya promosi kegiatan literasi sekolah kepada orang tua/wali murid, misalnya melalui
pelatihan membacakan buku dengan nyaring, pelatihan keayahbundaan, dan promosi kegiatan
membaca di rumah, mempublikasikan kegiatan literasi di sekolah di media cetak, audiovisual,
dan daring agar memperoleh dukungan yang lebih luas dari masyarakat, berjejaring dengan
pemangku kepentingan terkait literasi, TLS di sekolah lain, dan pegiat literasi untuk
bekerjasama mengupayakan Gerakan Literasi Sekolah yang berkelanjutan.
Untuk memastikan keberlangsungan dalam jangka panjang, Gerakan Literasi Sekolah
di SDN 09 Bungku dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap pembiasaan, pengembangan,
dan pembelajaran.

1. Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah Tahap Pembiasaan


Kegiatan pelaksanaan pembiasaan gerakan literasi pada tahap ini bertujuan untuk
menumbuhkan minat peserta didik terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca.Langkah-
langkah Kegiatan antara lain :
a. Membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai
a. Membacakan nyaring
b. Membaca dalam hati (sustained silent reading)
b. Menata sarana dan lingkungan kaya literasi
Sarana literasi mencakup perpustakaan sekolah, Sudut Baca Kelas, dan area baca.
c. Menciptakan lingkungan kaya teks
Untuk menumbuhkan budaya literasi di lingkungan sekolah, ruang kelas perlu diperkaya
dengan bahan-bahan kaya teks.
d. Memilih Buku Bacaan
Memilih buku bacaan dapat disesuaikan dengan jenjang kelas.
d. Pelibatan Publik
Pengembangan sarana literasi membutuhkan sumber daya yang memadai. Partisipasi
komite sekolah, orang tua, alumni, dan dunia bisnis dan industri dapat membantu

36
i

memelihara dan mengembangkan sarana sekolah agar capaian literasi peserta didik dapat
terus ditingkatkan.

2. Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah Tahap Pengembangan


Kegiatan literasi pada tahap pengembangan bertujuan untuk mempertahankan minat
terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca, serta meningkatkan kelancaran dan
pemahaman membaca peserta didik. Langkah-langkah membaca pada tahap pengembangan
antara lain :
a. Membacakan nyaring interaktif (Interactive read aloud)
b. Membaca terpandu (Guided Reading)
c. Membaca bersama (Shared Reading)
d. Membaca mandiri (Independent Reading )
Untuk mengukur pencapaian membaca siswa, guru membuat rubrik penilaian non-
akademik. Tujuan penilaian pada tahap pengembangan adalah untuk menumbuhkan kecintaan
dan sikap peserta didik kepada bacaan dan kegiatan membaca, serta untuk mengetahui
pemahaman mereka terhadap bacaan. Guru dan tenaga pendidik menghargai pencapaian
literasi peserta didik untuk memperhatikan tumbuhnya minat peserta didik terhadap buku dan
kegiatan membaca yang diukur dengan indikator sikap, kesungguhan dan perilaku peserta
didik. Penghargaan berbasis literasi ini menekankan kepada proses belajar dan membaca,
bukan pada keterampilan dan kualitas karya semata. Menghargai proses belajar peserta didik
terbukti dapat menumbuhkan motivasi belajar dan memupuk semangat ingin tahu mereka.
Selanjutnya, motivasi ini dapat membantu kesuksesan akademik peserta didik dalam jangka
panjang dan menjadikan mereka pembelajar sepanjang hayat. Penghargaan berbasis literasi di
SD Negeri 09 Bungku dilakukan secara berkala setiap minggu (pada upacara Hari Senin),
setiap bulan, atau setiap semester. Penghargaan yang diberikan antara lain :
a. Penghargaan yang di berikan pada setiap hari senin selesai kegiatan upacara bendera
antara lain :
a) Pemustaka teladan, bagi peserta didik yang paling rajin mengunjungi perpustakaan
dan meminjam buku perpustakaan.
b) Duta perpustakaan, bagi peserta didik yang bersemangat membantu pengelolaan dan
pengembangan kegiatan perpustakaan.
b. Penghargaan yang di berikan pada setiap akhir bulan antara lain :

37
i

a) Pencerita bulan ini, bagi peserta didik yang dapat menceritakan ulang sebuah cerita
dengan orisinil dan kreatif.
b) Penulis bulan ini, bagi peserta didik yang mampu menuliskan ulang sebuah cerita
dengan orisinil dan kreatif.
c) Pembaca favorit, bagi peserta didik yang aktif membacakan nyaring atau membantu
memandu temannya membaca.
d) Pembaca bulan ini, bagi pembaca yang menunjukkan kemajuan paling pesat dalam
membaca dengan fasih/menunjukkan kesungguhan membaca.
Selain penghargaan di penghargaan berbasis literasi dapat diberikan kepada juara-juara
lomba literasi pada peringatan hari besar nasional/keagamaan atara lain:
a. Menulis surat kepada Kartini (pada hari Kartini) atau Ki Hajar Dewantara (pada Hari
Pendidikan Nasional).
b. Mewawancarai tokoh pahlawan secara imajiner pada peringatan Hari Pahlawan.
c. Menuliskan biografi tokoh proklamator secara kreatif pada peringatan Hari
Kemerdekaan Indonesia.

3. Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah Tahap Pembelajaran


Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran bertujuan untuk mempertahankan minat peserta didik
terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca, serta meningkatkan kecakapan literasi
peserta didik melalui buku-buku pengayaan dan buku teks pelajaran. Langkah-langkah
Kegiatan di Tahap Pembelajaran antara lain :
a. Berbagi cara membaca
Pada dasarnya, strategi membaca buku teks pelajaran sama dengan strategi untuk
memahami buku pengayaan, yaitu membacakan nyaring, membaca terpandu,
membaca bersama, dan membaca mandiri.

b. Memilih buku pengayaan untuk pembelajaran


Beberapa elemen yang harus diperhatikan dalam memilih buku pengayaan untuk
mendukung pembelajaran adalah:
a) Buku pengayaan harus sesuai dengan jenjang kemampuan membaca peserta didik.
b) Buku pengayaan harus sesuai dengan tujuan kegiatan pembelajaran.
c) Buku pengayaan harus sesuai dengan tema atau sub-tema materi ajar pada mata
pelajaran terkait.

38
i

c. Menggunakan buku pengayaan untuk kegiatan menulis kreatif (SD kelas tinggi)
dapat berbentuk sebuah cerita
Untuk mengukur pencapaian literasi tahap pembelajaran ini, dapat dilakukan penilaian
oleh tenaga pendidik maupun oleh peserta didik sendiri, atau antar peserta didik yang
berfungsi sebagai penunjang penilaian utama oleh tenaga pendidik. Sumber penilaian
pada tahap pembelajaran ini dapat berupa: Portfolio karya siswa dalam kegiatan
menanggapi bacaan dan Lembar pengamatan guru pada setiap kegiatan membaca.
Pelaksanaan kegiatan literasi di SD Negeri 09 Bungku terintegrasi di semua mata
pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler dan pendidikan karakter.

I. Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri pada kurikulum dimuat dalam materi yang merupakan
satu materi pembelajaran yang memberikan manfaat kepada peserta didik untuk dapat
memahami dan mengembangkan sendiri bakat atau minatnya secara indifidual ataupun
kelompok.
Dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan diri merupakan pembelajaran yang
terintegrasi pada kegiatan ekstrakurikuler. Metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran hanya dalam bentuk praktek yang dilaksanakan didalam lingkungan sekolah
maupun diluar lingkungan sekolah itu sendiri sehingga peserta didik dapat melaksanakannya
secara langsung ataupun tidak langsung didalam kehidupannya sehari-hari. Badan Akreditasi
Nasional, Badan Akreditasi Nasional, Petunjuk Teknis Pengisian Instrumen Akreditasi SD/MI
Tahun 2017 pada Struktur Kurikulum SD/MI “Kegiatan Pengembangan Diri berupa
ekstrakurikuler terdiri atas pendidikan kepramukaan (wajib), Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS), Palang Merah Remaja (PMR) dan lainnya sesuai dengan kondisi dan potensi masing-
masing satuan pendidikan.

J. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill)


Pendidikan kecakapan hidup (life skill) merupakan suatu pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih menyadari kelebihan dan
kekurangan yang dimilkinya agar dapat menimbulkan ide-ide kreatif untuk dapat
mengembangkan dan mempelajari dalam kehidupan sehari-hari.

39
i

Pendidikan kecakapan hidup (life skill) pada pembahasannya tanpa memilki indikator-
indikator pencapaian sehingga dapat terintegrasi pada semua mata pelajaran, kegiatan
ekstrakurikuler dan kegiatan literasi sekolah.

K. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global


Dalam pengertiannya, pendidikan keunggulan lokal dan global merupakan pendidikan
yang mempelajari tentang potensi yang dimilki oleh daerahnya yang dapat dijadikan sebagai
potensi yang dapat bersaing secara global.
Pendidikan keunggulan lokal dan global di Sekolah Dasar dalam pembahasan dan
penilainnya terintegrasi pada semua mata pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan
literasi sekolah yang bertujuan untuk memberikan dasar-dasar terhadap peserta didik agar
lebih mengenal dan memanfaatkan potensi yang dimilki oleh daerahnya itu sendiri agar dapat
dimanfaatkan dalam rangka menghadapi persaingan globalisasi.

L. Ketuntasa Belajar
Ketuntasan belajar merupakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh
Satuan Pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan, dengan
mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi
Satuan Pendidikan.Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Dan Satuan Pendidikan
Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah Pasal 9 Mekanisme Penilaian Hasil
Belajar oleh Satuan Pendidikan huruf (b) KKM yang harus dicapai oleh peserta didik
ditetapkan oleh Satuan Pendidikan.
Ketuntasan belajar setiap Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan berkisar
antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Untuk
mencapai kriteria ideal ketuntasan, penyelenggaraan pembelajaran meningkatkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) secara terus menerus. Peserta didik yang belum mencapai
kriteria pembelajaran harus melakukan bimbingan/remedial sampai mencapai ketuntasan
belajar yang dipersyaratkan dan peserta didik yang telah mencapai ketuntasan belajar yang
dipersyaratkan dapat mengikuti program pengayaan (enrichmen).
Dalam penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tiap mata pelajaran, diperoleh
berdasarkan nilai rata-rata Kompetensi Inti (pengetahuan dan keterampilan), dan rata-rata KI

40
i

diperoleh dari nilai rata-rata Kompetensi Dasar (KD), dengan memberikan rentang nilai dan
predikatyang dituangkan dalam uraian berikut:
1. Rentang nilai setiap kriteria yang telah ditetapkan :
1) Kompleksitas : - Tinggi = 50 - 64
- Sedang = 65 - 80
- Rendah = 81 - 100
2) Intake : - Tinggi = 81 – 100
- Sedang = 65 – 80
- Rendah = 50 – 64
3) Kondisi Satuan Pendidikan : - Tinggi = 81 - 100
(Daya Dukung) - Sedang = 65 - 80
- Rendah = 50 – 64
-
2. Rentang Predikat dari KKM Satuan Pendidikan
RENTANG PREDIKAT
KKM Satuan Panjang
A (Sangat C D (Perlu
Pendidikan*) Interval B (Baik)
Baik) (Cukup) Bimbingan)
80 20/3=6,7 93<A≤100 86<B≤93 80≤C≤86 D<80
75 25/3=8,3 92<A≤100 83<B≤92 75≤C≤83 D<75
70 30/3=10 89<A≤100 79<B≤89 70≤C≤79 D<70
65 35/3=11,7 88<A≤100 76<B≤88 65≤C≤76 D<65

Rekapan ketuntasan belajar SD Negeri 09 Bungku di setiap kelas dan mata pelajaran
keseluruhan tertera pada tebel berikut :
N Komponen Standar Ketuntasan Belajar
O Minimal (SKBM)

41
i

KELAS
I II III IV V VI
Kelompok Mata Pelajaran A
1. Pendidika Agama dan Budi Pekerti 70 72 75 78 78 80
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 70 72 70 71 72 75
1. 3. Bahasa Indonesia 72 72 72 71 71 75
4. Matematika 70 70 70 70 71 75
5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) - - - 70 72 73
6. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) - - - 70 72 73
Kelompok Mata Pelajaran B
1. Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) 70 70 71 71 75 75
2. 2. Pendidika Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 69 70 72 73 74 75
3. Muatan Lokal
- Bahasa Daerah Bungku 75 75 75 75 80 80
- Pertanian 75 75 75 75 80 80

M. Kenaikan kelas dan Kelulusan


1. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan setiap akhir tahun ajaran dengan menyerahkan buku
laporan pendidikan siswa yang memuat nilai rata-rata penilaian dalam satu tahun ajaran.
Nilai rata-rata buku laporan pendidikan siswa diambil dari nilai pengamatan, nilai harian,
nilai tugas/PR, nilai tes tengah semester dan nilai akhir semester dijumlahkan untuk
mencari nilai rata-rata setiap siswa dalam satu mata pelajaran. Bagi siswa yang naik kelas
tertulis naik kelas dan bagi siswa yang tidak naik kelas tertulis tidak naik kelas pada buku
laporan pendidikannya dan berhak untuk mengulang dikelas yang sama sesuai hasil rapat
Kepala Sekolah, Guru dan Komite Sekolah. Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar
Oleh Pendidik Dan Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
MenengahPasal 9 Mekanisme Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan huruf (h)
kenaikan kelas dan/atau kelulusan peserta didik ditetapkan melalui rapat dewan guru.
Pasal 10 ayat (2) Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila hasil belajar dari
paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan, keterampilan belum
tuntas dan/atau sikap belum baik. Dengan mempertimbangkan Peraturan Menteri

42
i

Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesiadiatas SD Negeri 09 Bungku menetapkan


kriteri kenaikan kelas sebagai berikut:
a) Jumlah mata pelajaran yang belum tuntas tidak boleh lebih dari 3 mata pelajaranpada
kompetensi pengetahuan dan keterampilandari jumlah penetapan KKM mata
pelajaran;
b) Memiliki nilai minimal baik pada setiap aspek sikap;
c) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua (2) semester dikelas yang
diikuti.

2. Kelulusan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 72 Ayat (1) Peserta Didik dinyatakan lulus dari satuan/program
pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. menyelesaikan seluruh program Pembelajaran;
b. memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan
c. lulus Ujian satuan/program pendidikan; dan
Ayat (2) Kelulusan Peserta Didik dari satuan/program pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh satuan/program pendidikan yang bersangkutan.

Catatan : Nilai minimal kelulusan setiap mata pelajaran ditetapkan berdasarkan


pertimbangan kondisi sekolah dan lingkungan siswaserta dikonsultasikan
pada instansi yang terkait.

BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

43
i

Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan. Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.

A. Permulaan Tahun Ajaran


Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.terhitung mulai tanggal 11 s/d 13 Juli 2022

B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif


1. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
ajaran pada setiap satuan pendidikan,
2. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan,
yang pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.

C. Pengaturan Waktu Libur


Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku
tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah
semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun ajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum
termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pedoman
PengembanganKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, alokasi waktu minggu efektif belajar,
waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada Tabel berikut ini:

ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
1. Minggu efektif belajar reguler Minimal 36 minggu Digunakan untuk kegiatan

44
i

ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
setiap tahun pembelajaran efektif pada
(Kelas VII-VIII) setiap satuan pendidikan
Minggu efektif semester ganjil
2. tahun terakhir setiap satuan Minimal 19 minggu
pendidikan
Minggu efektif semester
3. genap tahun terakhir setiap Minimal 18 minggu
satuan pendidikan
4. Jeda tengah semester Maksimal 2 minggu Satu minggu setiap semester
5. Jeda antar semester Maksimal 2 minggu Antara semester I dan II
Libur akhir tahun ajaran Digunakan untuk penyiapan
6. Maksimal 3 minggu kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun ajaran
Hari libur keagamaan Daerah khusus yang
memerlukan libur keagamaan
lebih panjang dapat
7. Maksimal 4 minggu mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
Hari libur umum/ nasional Disesuaikan dengan Peraturan
8. Maksimal 2 minggu
Pemerintah
Hari libur khusus Untuk satuan pendidikan sesuai
9. Maksimal 1 minggu dengan ciri kekhususan masing-
masing
Kegiatan khusus satuan Digunakan untuk kegiatan yang
pendidikan diprogramkan secara khusus
oleh satuan pendidikan tanpa
10. Maksimal 3 minggu
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

45
i

BAB VII

PENUTUP

46
i

Kurikulum Sekolah 2013 ini disusun sebagai acuan bagi Kepala Sekolah, Guru, Peserta didik,
Orang Tua dan seluruh stekholders dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.

Pimpinan sekolah, Pengawas, serta Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan Kecamatan


wajib memfasilitasi, memotivasi, dan mendampingi guru untuk optimal mewujudkan kreativitas
dan inovasinya dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang bermakna pada kehidupan peserta
didik.

Komitmen seluruh stekholders sekolah menjadi prasyarat yang wajib diwujudkan dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 di masing-masing sekolah agar menghasilkan
pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik

Dalam implementasinya, menyadari akan banyak hal kekurangan, oleh karenanya efektifitas
keterlaksanaan kurikulum ini sangat membutuhkan dukungan berbagai pihak yang terlibat,
diharapkan semua pihak yang terlibat di dalam implementasinya dapat bekerja sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya.

Akhirnya semoga segala usaha baik kita mendapat bimbingan dan Ridho Allah SWT. Amiin

Ditetapkan di : Bahomante
Pada tanggal : 8 Juli 2022
Kepala Sekolah

SRI ANJARNI LAPANGI,S.Pd.SD


NIP. 19740604 199606 2 002

47

Anda mungkin juga menyukai